Professional Documents
Culture Documents
Secara substantif, persidangan adalah tempat berkumpulnya ide-ide dan gagasan dalam
sebuah forum, untuk mencapai keputusan bersama dan di rangkum dalam regulasi formal yang
berasaskan musyawarah mufakat (demokrasi).
Berkumpulnya ide dan gagasan disini diartikan sebagai bentuk penyatuan gagasan-
gagasan pro kontra yang sebenarnya mempunyai orientasi sama. Di pimpin oleh presidium
sidang yang independen, dijalankan dan diawasi oleh peserta sidang yang mengerti regulasi, dan
di implementasikan apa-apa yang dihasilkan dalam persidangan membuat proses
pengambilan keputusan mengandung validitas dan hasil yang optimal.
Meskipun dalam persidangan keputusan yang mayoritas bukanlah selalu keputusan yang
paling benar, namun, dalam implementasinya kelemahan tersebut menjadi parameter bahwa
untuk menghasilkan keputusan mayoritas dibutuhkan rasionalisasi rasional untuk meyakinkan
forum mengikuti pokok fikiran yang akan ditawarkan.
1. Sidang pleno :
Sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang. Termasuk kedalam kategori sidang ini adalah;
Sidang pendahuluan yang biasanya untuk menetapkan jadwal tata tertib dan pemilihan presidium
sidang. Sidang pleno juga ada di tengah persidangan untuk mengesahkan laporan
pertanggungjawaban yang dipimpin oleh presidium sidang.
2. Sidang paripurna :
Persidangan lengkap yang dihadiri oleh unsur-unsur representatif yang memiliki kekuatan yang
lebih besar dan kuat, baik dari segi masalah ataupun peserta persidangan, biasanya berisi tentang
pengesahan hasil-hasil sidang.
3. Sidang komisi :
Sidang yang diikuti oleh peserta terbatas (anggota komisi), sidang ini diadakan untuk
pematangan materi sebelum diplenokan, dipimpin oleh pimpinan komisi.
Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lanjut.
5. Sidang istimewa :
Sidang Istimewa merupakan persidangan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam kerangka
pengambilan keputusan yang bersifat mendesak dan berada dalam keadaan genting. Misalnya
dalam negara kita, sidang istimewa guna menurunkan Gus- Dur dari kursi Presiden. (dalam
konteks tujuan dalam organisasi, siding ini bisa di analogikan juga sebagai MUSMALUB).
Sifat-sifat persidangan
Karena Persidangan pada prinsipnya untuk mengambil keputusan, maka dalam prosesnya tidak
jarang terjadi dinamika yang mengarah pada sifat yang terpola pada kepentingan para peserta
sidang. Ada dua macam sifat persidangan, diantaranya adalah :
- Persidangan profesional
Persidangan Profesional dilakukan sebagai bentuk aplikasi kerja organisasi, misalnya : Rapat
Kerja, Rapat Koordinasi, Rapat Evaluasi, dsb. Hal ini dilakukan dalam model-model
Persidangan. Dikatakan professional, karena biasanya pembahasan yang berkembang diforum
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari penyelenggaraannya.
- Persidangan politis
Suatu Persidangan, dapat dikatakan Politis karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan dari
sekelompok orang yang ada didalamnya dan kebutuhan itu tidak menjadi kebutuhan bersama,
sehingga terjadi proses yang cenderung politis. Misalnya : Pemilihan Pemimpin Organisasi, baik
untuk Organisasi Profesional maupun Organisasi Politik
Kebutuhan persidangan
- Pimpinan Sidang
- Berkas-berkas dan peralatan yang diperlukan (Susunan Agenda Acara, Tata Tertib,
AD/ART, Palu Sidang, dll)
- Skorsing adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu
pada waktu sidang berlangsung.
- Pending adalah penundaan acara sidang untuk waktu yang tidak ditemntukan.
- Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk
menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara
informal.
- Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata "interupsi" yang
pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.
Pimpinan sidang
Pimpinan sidang adalah salah satu unsur yang sangat menentukan dalam proses persidangan.
Karena berfungsi menetapkan kesepakatan yang berkembang dan terkadang harus memilih satu
diantara kesepakatan yang berkembang, maka pimpinan sidang harus berjumlah ganjil (3 orang,
5 orang, 7 orang, atau bahkan cukup hanya dengan 1 orang saja). Hal ini untuk menghindari
terjadinya keputusan yang imbang. Struktur Pimpinan Sidang dapat diatur dan dibicarakan oleh
para pimpinan sidang, sesuai dengan kebutuhan.
- Pimpinan sidang harus tahu kapan waktu yang tepat untuk menghentikan, mempending, dan
membubarkan persidangan apabila suasana sudah tidak kondusif
Hal yang menarik dalam persidangan formal (organisasi) adalah, keputusan ada pada
kesepakatan peserta sidang, sedangkan pimpinan sidang hanya sebagai fasilitator untuk membuat
dan menetapkan keputusan berdasarkan atas kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang
dianalogikan seperti cermin yang memantulkan / mengembalikan usulan yang di ajukan flor
kepada flor juga.
Ada dua kategori Pimpinan Sidang, yaitu Pimpinan Sidang sementara dan Pimpinan Sidang
tetap. Pimpinan Sidang Sementara memimpin sidang sampai terpilihnya Pimpinan Sidang Tetap
dan Pimpinan Sidang Tetap memimpin Persidangan sampai dengan selesai.
Ada beberapa cara untuk memilih dan mengangkat seseorang menjadi Pimpinan Sidang.
diantaranya adalah :
1. Berdasarkan votting.
2. Musyawarah mufakat/aklamasi
Penunjukan pimpinan sidang secara aklamasi oleh peserta sidang kepada orang-orang yang
dianggap pantas.
3. Penunjukan formal
Misalnya, penunjukan oleh negara atas kasus hukum warga negaranya, penunjukan pimpinan
sidang skripsi.
1. Faktor usia
4. Memahami Masalah
2. Menghormati kuorum
Model-Model Interupsi
Sebelum mengajukan interupsi, peserta di haruskan memperkenalkan diri dan institutsi agar
apa-apa yang di ajukan bisa dipertanggungjawabkan, mengajukan point yang ditawarkan dan
mengajukan pertanyaan yang lugas dan jelas (tidak berputar-putar).
1. Point of Order
Memberikan Saran, yang relevan dengan persoalan yang sedang dibahas dalam
persidangan.
2. Point of Information
Memberikan informasi / kabar tentang sesuatu yang sangat penting dan mendesak, terutama yang
berkaitan dengan teknis penyelenggaraan sidang. Atau bahkan pembahasan sidang yang blunder
dan membutuhkan informasi untuk meluruskannya.
3. Point of Clarification
Point ini dapat digunakan oleh peserta sidang dan pimpinan sidang apabila dalam pembahasan
sidang terdapat perusakan nama baik dan yang bersangkutan merasa tersinggung, sehingga
permasalahan yang berkembang antara peserta sidang dan atau dengan pimpinan sidang dapat
diselesaikan dan sidang dapat dilanjutkan.
5. Peninjauan Kembali
Mencoba untuk mengulang kembali poin yang disahkan untuk analisa kembali
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta siding
yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan kepada
peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh
mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang yang lain. Sanksi dimulai dari level sederhana seperti di peringatkan,
di cabut hak bicara dan suaranya hingga di keluarkan dari persidangan.
Alat untuk mengesahkan persidangan
1. Palu sidang
3. Dalam keadaan darurat ketika tidak ada palu sidang, dapat digunakan alat - alat yang
menghasilkan bunyi (sepatu, pulpen, kepalan tangan, dll)
a. Untuk menunda persidangan sesuai dengan waktu yang ditentukan, misalnya 2x15 menit
atau diatas waktu 30 menit.
a. Memindahkan palu sidang dari pimpinan sidang satu kepada pimpinan sidang yang lain.
4. Ketukan berkali-kali :
Ada beberapa tipe tata letak teknis meja persisangan diantaranya adalah:
Pimpinan sidang terletak ditengah-tengah peserta sidang, model ini diartikan sebagai centered
of power, jadi peserta sidang betul-betul berada diatas kekuasaannya.
Biasanya dilakukan pada sidang kilat atau spontan, pimpinan sidang langsung berhadapan
dengan peserta sidang secara fokus (tatap muka langsung).