Professional Documents
Culture Documents
Ipi 413685
Ipi 413685
37
ABSTRACT
Background: The changes of era causes Indonesian youth to experience rapid social changes
from traditional society to modern society accompanied by media revolution and technological
development. This paradigm causes sex to be something that is not longer sacred. Teenagers
gain reproductive knowledge from printed Medias and electronic Medias, peers, as well as
social interaction which has unclear truth. This caused the youth interaction pattern to be
free and supported by the availability of facility, thus resulting sexual activity even continue to
sexual relationship. Pre-marital sexual behavior with the low level of teenagers knowledge
of reproductive health resulted in many bad effect in which one of them is teenagers pregnancy.
The pregnancy is commonly an unwanted pregnancy by teenagers. The occurance of unwanted
pregnancy in teenagers is influenced by several factors such as: family factors, individual
factors, as well as factors from their relation with their peers.
The objection of research was to know the influencing factors of unwanted pregnancy
occurance in teenagers in vilage Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta
Method: The type of research is qualitative research. The subject in this research is the
teenage who experienced KTD which consist of three subjects. The method used to acquire
research subject is by using non probability sampling. The method to collect the data is by
using in-depth interview guides. The media to collect the data is cellular phone.
Result: The family factors that influence KTD upon the respondents are the emotional bonds
in he family is considerably low, the loose parental observation towards respondents
interaction, the communication puberty period, sexual activity frequencies, the activeness of
contra septic media (condom). Respondents interaction patterns leading to socially-free
interaction.
Conclusion: Some influencing factors than influence the unwanted pregnancy are: family
factors, individual factors, interaction with peers at the same age.
Keywords: Unwanted pregnancy influencing factors, teenage.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, remaja Indonesia lebih bertoleransi
Perubahan zaman menyebabkan remaja terhadap gaya hidup seksual pranikah. Dahulu
Indonesia mengalami perubahan sosial yang remaja terjaga secara kuat oleh sistem keluarga,
cepat dari masyarakat tradisional menuju adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang
masyarakat modern, yang mengubah norma- ada, namun, saat ini nilai-nilai tersebut
norma, nilai-nilai dan gaya hidup remaja. mengalami pengikisan yang disebabkan oleh
*)
STIKes Yogyakarta, Jl. Nitikan Baru No. 69 Yogyakarta.
37
38 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 01, Januari 2016
urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal milan tidak diinginkan (KTD) pada remaja
ini diikuti pula oleh adanya revolusi media atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
perkembangan teknologi yang terbuka bagi faktor keluarga, faktor individual dan hubungan
keragaman gaya hidup dan pilihan karir teman sebaya (Ginting, 2004).
(Shaluhiyah, 2006).
Hasil diskusi dengan PKBI Sleman dan
Perkembangan teknologi membuat seks observasi yang telah dilakukan bahwa di
tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang sakral. kelurahan Balecatur pada tanggal 20 Desember
Penemuan alat kontrasepsi oleh Amerika 2014 belum pernah dilakukan penelitian
Serikatmemicu revolusi seks ditahun 1960-an. mengenai kehamilan tidak diinginkan pada
Paradigma pun berubah. Imbasnya juga di- remaja, sehingga data mengenai jumlah remaja
rasakan di Indonesia. Perubahan pandangan dengan KTD belum diperoleh secara riil.
terhadap seksualitas di Indonesia terjadi sejak Seorang petugas Puskesmas Ambar Ketawang
awal tahun 1980-an. Hal ini juga mengakibatkan dan kader posyandu RW 46 Perumahan Baleasri,
perubahan dalam perilaku seksual termasuk menyebutkan bahwa kejadian kehamilan diluar
dikalangan remaja. Pola pergaulan menjadi nikah pada remaja juga terjadi di keluarahan
semakin bebas yang didukung oleh fasilitas, balecatur. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
aktivitas seksual bahkan mudah berlanjut pengawasan orang tua terhadap pergaulan para
menjadi hubungan seksual (Puguh, 2008). remaja atau bahkan rasa sayang dan percaya
Beberapa hasil penelitian menunjukkan terhadap remaja yang berlebihan, sehingga
bahwa tidak sedikit remaja yang telah mela- remaja kurang bertanggung jawab terhadap
kukan perilaku-perilaku seksual dalam ber- pergaulannya. Kehamilan yang terjadi pada
pacaran, mulai dari ciuman, raba-rabaan, remaja di Kelurahan Balecatur umumnya
petting dan bahkan sampai melakukan koitus merupakan kehamilan yang tidak diinginkan
(hubungan intim). Penelitian yang dilakukan oleh remaja. Remaja dengan KTD berusaha
oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah melaporkan mengakhiri kehamilannya dengan cara : me-
bahwa 6 persen dari pelajar SMP dan SMU di minum ramu-ramuan pencahar, mengkonsumsi
Jawa Tengah pernah melakukan hubungan seks buah nanasdengan tujuan agar mengalami
sebelum menikah (Acchink, 2008). keguguran, bahkan melakukan aktivitas yang
merangsang terjadinya keguguran, seperti
Badan Kesehatan Dunia memperkirakan memukul bagian perut, lompat-lompat dan
bahwa dari 200 juta kehamilan pertahun, 38 lain-lain, sebelum memutuskan untuk menikah
persen diantaranya merupakan kehamilan tidak diusia yang relatif sangat muda. Ketika remaja
diinginkan. Dua pertiga perempuan dengan tidak memilih untuk menikah dini, remaja tetap
kehamilan yang tidak diinginkan menghentikan melanjutkan kehamilannya, namun setelah
kehamilan dengan sengaja, 40 persen diantara- bayi lahir, remaja memilih untuk menitipkan
nya dilakukan tidak aman yang menyumbang bayi yang dilahirkan ke panti asuhan.
50 persen kematian ibu (Mitrawacana, 2008).
Berdasarkan data tersebut di atas peneliti
Kehamilan yang tidak diinginkan pada tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang
remaja memiliki berbagai konsekuensi negatif. mempengaruhi kejadian kehamilan tidak
Konsekuensi tersebut tidak saja dialami oleh diinginkan pada remaja di Keluarahan Balecatur
remaja perempuan yang bersangkutan, tetapi Gamping Sleman. Penelitian ini betujuan untuk
juga dialami oleh pasangannya, bayi yang mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dikandung atau anak yang dilahirkannya, orang kejadiankehamilan tidak diinginkan (KTD) pada
tua dan keluarga remaja serta masyarakat remaja di Kelurahan Balecatur Gamping
secara keseluruhan. Berdasarkan hasil bebe- Sleman.
rapa penelitian menyebutkan bahwa keha-
Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan..... 39
bercerita apa yang aku rasakan dan dipaparkan oleh MT dan NW:
inginkan, bahkan maslah kehidupan dan
Ya..orang tua saya tau.. tau mbak
seksual pun tidak tersentuh mereka
kalau saya pacaran , kan sering main
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil kerumah, sering ngobrol sering jalan
penelitian Fox (2004), yang menyatakan bareng...
bahwa keluarga mempunyai hubungan yang
Demikian juga IM menyatakan sebagai
erat dengan seksualitas remaja dan resiko
berikut :
kehamilan remaja, perilaku hubungan
seksual remaja rendah diantara keluarga Sebenernya sisaya nggak pernah
dengan karakeristik tingkat keterikatan mengenalkan pacar saya .. nggak bisa
emosi yang tinggi, pengawasan orang tua dibilang dikenalin.. cuman kadang pas lagi
tinggi dan komunikasi antar anggota keluarga jalan,atau menjemput saya sering ketemu
berlangsung dengan baik.Menurut Yusuf sama ibu maupun bapak atau keluarga
(2002) keluarga fungsional (normal) yaitu yang lain, merke nggak pernah bertanya
keluarga yang telah mampu melaksanakan tuh..
fungsinya. Keluarga fungsional ditandai Ah.. nggak jugak..ceritane kan aku wis
dengan karakteristik : saling memperlihat- kenal sama orang tuane. Jadi orang
kan dan mencintai, bersikap terbuka dan Tuanedah percaya sama aku.. paling nek
jujur, orang tua mau mendengarkan anak, keluar dibilangin, pulangnya jangan
menerima perasaannya dan menghargai kemaleman... ora kepenak karo tonggo...
pendapatnya, ada sharing masalah atau
Peraturan dalam keluarga bertujuan
pendapat diantara anggota keluarga, mampu
untuk mengatur pergaulan remaja serta
berjuang mengatasi masalah hidupnya,
mendidik remaja untuk menjadi seorang
saling menyesuaikan diri dan mengako-
yang disiplin, namun dalam keluarga res-
modasi, orang tua melindungi anak, komuni-
ponden tidak ada peraturan yang mengatur
kasi antar anggota keluarga berlangsung
pergaulan responden. Berikut cuplikan hasil
dengan baik, keluarga memenuhi kebu-
wawancara :
tuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-
nilai budaya, serta mampu beradaptasi Pola pengawasan yang diterapkan pada
dengan perubahan yang ada. keluarga responden sesuai dengan pola asuh
yang permisif. Stewart dan Koch (1999)
b. Pengawasan Orang Tua menyatakan bahwa ciri-ciri pola asuh per-
Kasus KTD yang terjadi pada para res- misif antara lain : orang tua cenderung selalu
ponden sangat dipengaruhi pula oleh pola memberikan kebebasan pada anak tanpa
pengawasan keluarga.Polapengawasan memberikan kontrol sama sekali, anak
dalam keluarga erat kaitannya dengan sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung
adanya peraturan yang mengatur pergaulan jawab, serta anak diberi kebebasan untuk
atau perilaku remajanya. Disatu sisi orang mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak
tua memberikan ijin kepada responden banyak mengatur anaknya.
untuk berpacaran, namun disisi lain orang
c. Komunikasi Antar Anggota
tua kurang memberikan kontrol terhadap
Keluarga
pergaulan remajanya, khususnya kontrol
orang tua terhadap perilaku seksual saat Ungkapan ke tiga responden dapat
berpacaran. Berikut pernyataan responden dirangkum sebagai berikut :
saat dilakukan wawancara mengenai diijin- Ya.. nek nggak penting banget yo.. tak
kannya responden berpacara seperti yang ceritani.. tapi nek penting malah nggak tak
Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan..... 41
ceritani.. misale.. nek lagi ribut gede ma mempengaruhi perubahan kehidupan sek-
cowokku, aku nggak cerita, akunggak mau sualnya.
orang tuaku tau jeleknya pacarku, ntar
malah aku nggak boleh pacaran lagi atau b. Frekuensi bertemu pacar
malah jadi sewot. Tapi nek masalah kecil, Hampir setiap hari responden bertemu
aku ceritain aja.. kayak.. kan meskipun dengan pacar dan menghabiskkan waktunya
temen akrab, kadang juga berantem hingga malam hari. Hal ini menyebabkan
jugak, lah..nek aku lagi berantem atau hubungan responden dengan pacar semakin
kesel sama temenku.. aku berani cerita. romantis dan intim. Keintiman terjadi
Jadi hubungan pacarku sama orang tuaku karena adanya kontak fisik atau perilaku
tetep baik-baik saja. Hehe... na.. paling seksual yang dilakukan responden saat
ibukku ngasih pendapat.. haruse kayak pacaran. Berikut pernyataan IM, dan MT
gini.. kayak gitu.. macem-macemlah mengenai frekuensi pertemuan dengan
mbak.. pacar :
Nek masalahe, masalah pribadi antara Jujur kalok masalah kegiatan seksual
aku sama dia..Dia nggak pernahcerita kami lakukan karena sering bertemu,
Sama orang tuane, paling ketemen- bercumbu jadi karena sering
temennya.. Temennya kan banyak pengennya lebih dari itu ingin lebih
juga..Tapi nek gek ono (kalau masih ada) jauh ya itu.. akhirnya gituan., nek cerita
masalah karo kanca-kancane lha... seputar ciuman, kelon.. hehe.. apalagi
ceritane sama aku.. Aku juga kenal temen- hampir tiap hari ketemunya...gitu..
temennya.. akrab juga.. Tapi nek
masalahe sama temen, kadang suka cerita KESIMPULAN
sama ibuknya juga si... Tapi nggak begitu 1. Keluarga sangat mempengaruhi kejadian
terbuka nek samaorang tuane... KTD pada responden. Adapun faktor keluar-
Hasil penelitian ini sesuai dengan pene- ga yang sangat mempengaruhi kejadian KTD
litian Shaluhiyah, orang tua dan remaja tidak pada responden adalah keterikatan emosi
mau terbuka atau saling berterus terang dalam keluarga responden yang rendah,
tentang seks, karena menganggap bahwa pengawasan keluarga responden yang lebih
seks tidak pantas dibicarakan secara terbuka mengarah pada pola asuh orang tua yang
dimuka umum(Shaluhiyah, 2006). permisif, serta komunikasi diantara keluar-
ga responden yang tidak berjalan dengan
2 Faktor Individual baik dan hanya seputar pendidikan formal.
16. Shaluhiyah, Z., Ford, N.J., Suryoputro., A., 20. Soetjiningsih. 2007, Tumbuh Kembang
2006,Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja dan Permasalahannya, Cetakan
Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: kedua, C.V. Sagung Seto, Jakarta.
Implikasinya Terhadap Kebijakan dan
21. Sugiyono, 2007, Statistik untuk Penelitian,
Layanan Kesehatan Seksual dan
Alfa Beta, Bandung.
Reproduksi, Journal Makara, Kesehatan X,
(1) : 29-40. 22. Tim LENSA, 2000, Panduan Konseling
Seksualitas Remaja, PKBI, Yogyakarta.
17. Sindhu, 2007, Kehamilan Tidak Diinginkan :
http://dokter-sindhu.blogspot.com 23. Widjanarko, 1999, Seksualitas Remaja,
diambil pada tanggal 10 Maret 2009, Cetakan I, Pusat Penelitian Kependudukan,
Yogyakarta. UGM, Yogyakarta.
18. Siswanto, A., 2003, Seks Pranikah Remaja : 24. Yudarsana, Ramli, 2008, Kasus Kehamilan
www.duniasex.com diambil pada tanggal 10 Tidak Diinginkan Remaja Bukti Kegagalan
Desember 2008, Yogyakarta. Pendidikan Sekuler : http://
www.prianganonline.com diambil pada
19. Soejoeti, S.Z., 2001, Perilaku Seks di
tanggal 13 Maret 2009, Yogyakarta.
Kalangan Remaja dan Permasalahannya,
Journal Media Litbang Kesehatan XI, (1) :
30-32.