You are on page 1of 7

Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan.....

37

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN


KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI
KELURAHAN BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Sri Handayani*)

ABSTRACT

Background: The changes of era causes Indonesian youth to experience rapid social changes
from traditional society to modern society accompanied by media revolution and technological
development. This paradigm causes sex to be something that is not longer sacred. Teenagers
gain reproductive knowledge from printed Medias and electronic Medias, peers, as well as
social interaction which has unclear truth. This caused the youth interaction pattern to be
free and supported by the availability of facility, thus resulting sexual activity even continue to
sexual relationship. Pre-marital sexual behavior with the low level of teenagers knowledge
of reproductive health resulted in many bad effect in which one of them is teenagers pregnancy.
The pregnancy is commonly an unwanted pregnancy by teenagers. The occurance of unwanted
pregnancy in teenagers is influenced by several factors such as: family factors, individual
factors, as well as factors from their relation with their peers.
The objection of research was to know the influencing factors of unwanted pregnancy
occurance in teenagers in vilage Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta
Method: The type of research is qualitative research. The subject in this research is the
teenage who experienced KTD which consist of three subjects. The method used to acquire
research subject is by using non probability sampling. The method to collect the data is by
using in-depth interview guides. The media to collect the data is cellular phone.
Result: The family factors that influence KTD upon the respondents are the emotional bonds
in he family is considerably low, the loose parental observation towards respondents
interaction, the communication puberty period, sexual activity frequencies, the activeness of
contra septic media (condom). Respondents interaction patterns leading to socially-free
interaction.
Conclusion: Some influencing factors than influence the unwanted pregnancy are: family
factors, individual factors, interaction with peers at the same age.
Keywords: Unwanted pregnancy influencing factors, teenage.

PENDAHULUAN
Dewasa ini, remaja Indonesia lebih bertoleransi
Perubahan zaman menyebabkan remaja terhadap gaya hidup seksual pranikah. Dahulu
Indonesia mengalami perubahan sosial yang remaja terjaga secara kuat oleh sistem keluarga,
cepat dari masyarakat tradisional menuju adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang
masyarakat modern, yang mengubah norma- ada, namun, saat ini nilai-nilai tersebut
norma, nilai-nilai dan gaya hidup remaja. mengalami pengikisan yang disebabkan oleh

*)
STIKes Yogyakarta, Jl. Nitikan Baru No. 69 Yogyakarta.

37
38 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 01, Januari 2016

urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal milan tidak diinginkan (KTD) pada remaja
ini diikuti pula oleh adanya revolusi media atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
perkembangan teknologi yang terbuka bagi faktor keluarga, faktor individual dan hubungan
keragaman gaya hidup dan pilihan karir teman sebaya (Ginting, 2004).
(Shaluhiyah, 2006).
Hasil diskusi dengan PKBI Sleman dan
Perkembangan teknologi membuat seks observasi yang telah dilakukan bahwa di
tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang sakral. kelurahan Balecatur pada tanggal 20 Desember
Penemuan alat kontrasepsi oleh Amerika 2014 belum pernah dilakukan penelitian
Serikatmemicu revolusi seks ditahun 1960-an. mengenai kehamilan tidak diinginkan pada
Paradigma pun berubah. Imbasnya juga di- remaja, sehingga data mengenai jumlah remaja
rasakan di Indonesia. Perubahan pandangan dengan KTD belum diperoleh secara riil.
terhadap seksualitas di Indonesia terjadi sejak Seorang petugas Puskesmas Ambar Ketawang
awal tahun 1980-an. Hal ini juga mengakibatkan dan kader posyandu RW 46 Perumahan Baleasri,
perubahan dalam perilaku seksual termasuk menyebutkan bahwa kejadian kehamilan diluar
dikalangan remaja. Pola pergaulan menjadi nikah pada remaja juga terjadi di keluarahan
semakin bebas yang didukung oleh fasilitas, balecatur. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
aktivitas seksual bahkan mudah berlanjut pengawasan orang tua terhadap pergaulan para
menjadi hubungan seksual (Puguh, 2008). remaja atau bahkan rasa sayang dan percaya
Beberapa hasil penelitian menunjukkan terhadap remaja yang berlebihan, sehingga
bahwa tidak sedikit remaja yang telah mela- remaja kurang bertanggung jawab terhadap
kukan perilaku-perilaku seksual dalam ber- pergaulannya. Kehamilan yang terjadi pada
pacaran, mulai dari ciuman, raba-rabaan, remaja di Kelurahan Balecatur umumnya
petting dan bahkan sampai melakukan koitus merupakan kehamilan yang tidak diinginkan
(hubungan intim). Penelitian yang dilakukan oleh remaja. Remaja dengan KTD berusaha
oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah melaporkan mengakhiri kehamilannya dengan cara : me-
bahwa 6 persen dari pelajar SMP dan SMU di minum ramu-ramuan pencahar, mengkonsumsi
Jawa Tengah pernah melakukan hubungan seks buah nanasdengan tujuan agar mengalami
sebelum menikah (Acchink, 2008). keguguran, bahkan melakukan aktivitas yang
merangsang terjadinya keguguran, seperti
Badan Kesehatan Dunia memperkirakan memukul bagian perut, lompat-lompat dan
bahwa dari 200 juta kehamilan pertahun, 38 lain-lain, sebelum memutuskan untuk menikah
persen diantaranya merupakan kehamilan tidak diusia yang relatif sangat muda. Ketika remaja
diinginkan. Dua pertiga perempuan dengan tidak memilih untuk menikah dini, remaja tetap
kehamilan yang tidak diinginkan menghentikan melanjutkan kehamilannya, namun setelah
kehamilan dengan sengaja, 40 persen diantara- bayi lahir, remaja memilih untuk menitipkan
nya dilakukan tidak aman yang menyumbang bayi yang dilahirkan ke panti asuhan.
50 persen kematian ibu (Mitrawacana, 2008).
Berdasarkan data tersebut di atas peneliti
Kehamilan yang tidak diinginkan pada tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang
remaja memiliki berbagai konsekuensi negatif. mempengaruhi kejadian kehamilan tidak
Konsekuensi tersebut tidak saja dialami oleh diinginkan pada remaja di Keluarahan Balecatur
remaja perempuan yang bersangkutan, tetapi Gamping Sleman. Penelitian ini betujuan untuk
juga dialami oleh pasangannya, bayi yang mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dikandung atau anak yang dilahirkannya, orang kejadiankehamilan tidak diinginkan (KTD) pada
tua dan keluarga remaja serta masyarakat remaja di Kelurahan Balecatur Gamping
secara keseluruhan. Berdasarkan hasil bebe- Sleman.
rapa penelitian menyebutkan bahwa keha-
Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan..... 39

BAHAN DAN CARA PENELITIAN dan keinginan responden. Pertanyaaan yang


Jenis penelitian ini adalah penelitian des- diajukan kepada remaja yang mengalami KTD,
kriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu :
kalitatif adalah metode penelitian yang a)Keluarga: Terkait dengan keterikatan emosi,
dilakukan dengan tujuan utama untuk mem- pengawasan orang tua, dan komunikasi antar
buat gambaran atau deskripsi tentang suatu anggota keluarga, b)Faktor individual : Faktor-
keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002). faktor yang terkait dengan seksual , dengan
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah usia pubertas pertama, frekuensi aktivitas
remaja yang memenuhi kriteria : remaja yang seksual, serta keaktifan penggunaan alat
mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) kontrasepsi, dan c) Hubungan teman sebaya.
pada periode 2014 - 2015, pada saat mengalami
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kehamilan, remaja berusia dibawah 20 tahun,
dan bersedia menjadi subjek penelitian. Teknik Semua responden (kode R) menikah
pengambilan subjek dalam penelitian ini, ketika berusia 18 tahun, dan rata-rata tingkat
menggunakan teknik purposive sampling (Non pendidikan orang tua responden adalah SD.
Probability Sampling) yaitu teknik pengambilan Responden I menikah setelah melaksanakan
sampel dengan pertimbangan tertentu ujian akhir nasional, ijazah terakhir yang
(Sugiyono, 2007). diterima responden II adalah ijazah SD, sedang-
kan responden III menikah saat duduk dibangku
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kelas II SMK.Responden I menggunakan inisial
ini menggunakan pedoman wawancara yang
IM, responden II menggunakan inisial NW,
berisi pertanyaan terbuka, berhubungan
sedangkan responden III menggunakan inisial
dengan objek penelitian sehingga pelaksanaan
RH. Informan kunci untuk responden I meng-
pengumpulan data dapat berlangsung efisien.
gunakan sebutan J, informan kunci untuk
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan
responden II menggunakan inisial A, sedangkan
untuk menggali informasi: faktor-faktor yang
informan kunci untuk responden III meng-
mempengaruhi kejadian KTD pada remaja.
gunakan inisial R.
Wawancara ini berlangsung secara alamiah
dalam suasanayang biasa, sedangkan perta- Berdasarkan hasil penelitian,faktor-faktor
nyaan dan jawaban berjalan seperti pembica- yang mempengaruhi kejadian KTD pada remaja,
raan sehari-hari pandangan subjek tentang dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu :
dirinya.Alat penunjang dalam pengumpulan
1 Keluarga
data adalah menggunakan handphoneuntuk
merekam data saat dilakukan wawancara. a. Keterikatan emosi dalam keluarga
Peneliti melakukan pendekatan terlebih Pernyataan responden IM :
dahulu kepada lima calon responden. Peneliti
Bapak, ibuk tu wonge.. piye yo.. (raut
mendapatkan tiga responden yang sesuai
wajah bingung) gampangan.. nek dari
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
aku, wes koyo temen wae... gitu..
bersedia menjadi responden. Wawancara
hubungane karo pacar juga dibolehin..,
kepada responden I berlangsung selama 60
Yo.. kayak gitu.. kayak temen aja.. sering
menit.Sebelum wawancara direkam, peneliti
guyonan juga sering ngumpul-ngumpul di
melakukan pendekatan terlebih dahulu untuk
rumah
mencairkan suasana agar wawancara tidak
tegang dan berjalan dengan baik. Peneliti juga Pernyataan responden NW dan MT :
melakukan wawancara dengan suami respon- Orang tuaku jarang meluangkan
dendan juga sahabat responden. Tempat waktu untuk berkumpul dan saling
wawancara bebas, sesuai dengan kesepakatan
40 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 01, Januari 2016

bercerita apa yang aku rasakan dan dipaparkan oleh MT dan NW:
inginkan, bahkan maslah kehidupan dan
Ya..orang tua saya tau.. tau mbak
seksual pun tidak tersentuh mereka
kalau saya pacaran , kan sering main
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil kerumah, sering ngobrol sering jalan
penelitian Fox (2004), yang menyatakan bareng...
bahwa keluarga mempunyai hubungan yang
Demikian juga IM menyatakan sebagai
erat dengan seksualitas remaja dan resiko
berikut :
kehamilan remaja, perilaku hubungan
seksual remaja rendah diantara keluarga Sebenernya sisaya nggak pernah
dengan karakeristik tingkat keterikatan mengenalkan pacar saya .. nggak bisa
emosi yang tinggi, pengawasan orang tua dibilang dikenalin.. cuman kadang pas lagi
tinggi dan komunikasi antar anggota keluarga jalan,atau menjemput saya sering ketemu
berlangsung dengan baik.Menurut Yusuf sama ibu maupun bapak atau keluarga
(2002) keluarga fungsional (normal) yaitu yang lain, merke nggak pernah bertanya
keluarga yang telah mampu melaksanakan tuh..
fungsinya. Keluarga fungsional ditandai Ah.. nggak jugak..ceritane kan aku wis
dengan karakteristik : saling memperlihat- kenal sama orang tuane. Jadi orang
kan dan mencintai, bersikap terbuka dan Tuanedah percaya sama aku.. paling nek
jujur, orang tua mau mendengarkan anak, keluar dibilangin, pulangnya jangan
menerima perasaannya dan menghargai kemaleman... ora kepenak karo tonggo...
pendapatnya, ada sharing masalah atau
Peraturan dalam keluarga bertujuan
pendapat diantara anggota keluarga, mampu
untuk mengatur pergaulan remaja serta
berjuang mengatasi masalah hidupnya,
mendidik remaja untuk menjadi seorang
saling menyesuaikan diri dan mengako-
yang disiplin, namun dalam keluarga res-
modasi, orang tua melindungi anak, komuni-
ponden tidak ada peraturan yang mengatur
kasi antar anggota keluarga berlangsung
pergaulan responden. Berikut cuplikan hasil
dengan baik, keluarga memenuhi kebu-
wawancara :
tuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-
nilai budaya, serta mampu beradaptasi Pola pengawasan yang diterapkan pada
dengan perubahan yang ada. keluarga responden sesuai dengan pola asuh
yang permisif. Stewart dan Koch (1999)
b. Pengawasan Orang Tua menyatakan bahwa ciri-ciri pola asuh per-
Kasus KTD yang terjadi pada para res- misif antara lain : orang tua cenderung selalu
ponden sangat dipengaruhi pula oleh pola memberikan kebebasan pada anak tanpa
pengawasan keluarga.Polapengawasan memberikan kontrol sama sekali, anak
dalam keluarga erat kaitannya dengan sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung
adanya peraturan yang mengatur pergaulan jawab, serta anak diberi kebebasan untuk
atau perilaku remajanya. Disatu sisi orang mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak
tua memberikan ijin kepada responden banyak mengatur anaknya.
untuk berpacaran, namun disisi lain orang
c. Komunikasi Antar Anggota
tua kurang memberikan kontrol terhadap
Keluarga
pergaulan remajanya, khususnya kontrol
orang tua terhadap perilaku seksual saat Ungkapan ke tiga responden dapat
berpacaran. Berikut pernyataan responden dirangkum sebagai berikut :
saat dilakukan wawancara mengenai diijin- Ya.. nek nggak penting banget yo.. tak
kannya responden berpacara seperti yang ceritani.. tapi nek penting malah nggak tak
Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan..... 41

ceritani.. misale.. nek lagi ribut gede ma mempengaruhi perubahan kehidupan sek-
cowokku, aku nggak cerita, akunggak mau sualnya.
orang tuaku tau jeleknya pacarku, ntar
malah aku nggak boleh pacaran lagi atau b. Frekuensi bertemu pacar
malah jadi sewot. Tapi nek masalah kecil, Hampir setiap hari responden bertemu
aku ceritain aja.. kayak.. kan meskipun dengan pacar dan menghabiskkan waktunya
temen akrab, kadang juga berantem hingga malam hari. Hal ini menyebabkan
jugak, lah..nek aku lagi berantem atau hubungan responden dengan pacar semakin
kesel sama temenku.. aku berani cerita. romantis dan intim. Keintiman terjadi
Jadi hubungan pacarku sama orang tuaku karena adanya kontak fisik atau perilaku
tetep baik-baik saja. Hehe... na.. paling seksual yang dilakukan responden saat
ibukku ngasih pendapat.. haruse kayak pacaran. Berikut pernyataan IM, dan MT
gini.. kayak gitu.. macem-macemlah mengenai frekuensi pertemuan dengan
mbak.. pacar :
Nek masalahe, masalah pribadi antara Jujur kalok masalah kegiatan seksual
aku sama dia..Dia nggak pernahcerita kami lakukan karena sering bertemu,
Sama orang tuane, paling ketemen- bercumbu jadi karena sering
temennya.. Temennya kan banyak pengennya lebih dari itu ingin lebih
juga..Tapi nek gek ono (kalau masih ada) jauh ya itu.. akhirnya gituan., nek cerita
masalah karo kanca-kancane lha... seputar ciuman, kelon.. hehe.. apalagi
ceritane sama aku.. Aku juga kenal temen- hampir tiap hari ketemunya...gitu..
temennya.. akrab juga.. Tapi nek
masalahe sama temen, kadang suka cerita KESIMPULAN
sama ibuknya juga si... Tapi nggak begitu 1. Keluarga sangat mempengaruhi kejadian
terbuka nek samaorang tuane... KTD pada responden. Adapun faktor keluar-
Hasil penelitian ini sesuai dengan pene- ga yang sangat mempengaruhi kejadian KTD
litian Shaluhiyah, orang tua dan remaja tidak pada responden adalah keterikatan emosi
mau terbuka atau saling berterus terang dalam keluarga responden yang rendah,
tentang seks, karena menganggap bahwa pengawasan keluarga responden yang lebih
seks tidak pantas dibicarakan secara terbuka mengarah pada pola asuh orang tua yang
dimuka umum(Shaluhiyah, 2006). permisif, serta komunikasi diantara keluar-
ga responden yang tidak berjalan dengan
2 Faktor Individual baik dan hanya seputar pendidikan formal.

a. Usia Pubertas Remaja 2. Faktor dari dalam individu yang sangat


mempengaruhi terjadinya KTD pada
Hasil wawancara usia pertama kali
responden dapat dilihat dari masa pubertas
menarche bervariasi antara usia 11 sampai
pertama, frekuensi aktivitas seksual, serta
dengan 13 tahun. Demikian juga dalam
keaktifan penggunaan alat kontrasepsi
menjalin hubungan yang lebih spesial
kondom.
dengan teman lawan jenisnya . Responden
NW mengalami masa pubernya jauh lebih 3. Hubungan dengan teman sebaya pada
awal dari pada responden IM dan responden responden menjadi faktor luar yang sangat
RH. Masa remaja merupakan masa transisi mempengaruhi terjadinya KTD. Teman
dari masa anak-anak menuju dewasa, pada sebaya atau sahabat lebih mendomonasi
masa ini terjadi perubahan disemua aspek, daripada peran keluarga bagi responden.
khususnya perubahan fisik yang akan
42 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 01, Januari 2016

SARAN 4. Ghubaju, B.B., 2002, Adolescent


1. Untuk keluargadi Kelurahan Balecatur Reproduktive Health in Asia, Asia Pasific
Gamping Sleman: Population Journal, 17 : 97-119.

Hasilpenelitiandidapatkanbahwakeluarga 5. Mahmudah, 2008, Konseling Seksualitas Di


sangat mempengaruhi kejadian KTD. Pen- Kalangan Remaja, http://
ting bagi keluarga untuk memperhatikan www.indoskripsi.com diambil pada tanggal
dan membangunketerikatan emosi positip, 22 Mei 2009, Yogyakarta
pengawasan keluarga pengawasan keluarga 6. Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi
terhadap remaja, serta meningkatkan Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rhineka
komunikasi diinteraksi inter maupun antara Cipta, Jakarta.
keluarga.
7. Pekey, Longginus, 2007, Perilaku Seksual
2. Untukremajadi Kelurahan Balecatur Remaja : http://kbi.gemari.or.id diambil
GampingSleman: pada tanggal 22 Desember 2008, Yogyakarta.
Remaja dapat membangun diri dan berkegiatan 8. Perkumpulan Keluarga Berencana
positif, serta menjaga pergaulan dengan Indonesia, 2000, Seksualitas Remaja, PKBI,
lawan jenis dari masa pubertas pertama. Yogyakarta.
Demikian juga, untuk mengakses penge-
9. Rahmawati, 2008, Pemahaman Remaja
tahuan tentang kesehatan reproduksi
terhadap Masalah Seksualitas: http://
sehingga dapat memiliki pengetahuan, dan
seksualitas-remaja.com diambil pada
pengendalian diri serta berprilaku yang
tanggal 28 Agustus 2008
sesuai norma agama, kesehatan, dan kultur
budaya yang baik. 10. Retnowati, Sofia., 2005, Kiat Sukses
Berkomunikasi dengan Remaja :
3. Untuk tenaga kesehatan dan lembaga
www.workshopalamaa.wordpress.com
kemasyarakatan:
diambil pada tanggal 6 maret 2009,
Penelitian ini dapat dijadikan bahan refe- Yogyakarta.
rensi dan wacana untuk rekomendasi
11. Reiss, M., Halstead, J.M., 2004, Sex
kebijakan dan program peningkatan penge-
Education, Alenia Press, Yogyakarta.
tahuan dan perilaku remaja dalam men-
cegah dan menyikapi kejadian KTD. 12. Rumini.S., Sundari.S., 2004, Perkembangan
Anak dan Remaja, Rhineka Cipta, Jakarta.
KEPUSTAKAAN
13. Santi. M., 2008, Peran Orang Tua dalam
1. BKKBN, 2000, Buku Pedoman Kebijakan Kejadian Pernikahan Usia Dini pada Remaja
Teknis Keluarga Berencana dan Kesehatan Putri, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Reproduksi, Jakarta. Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan,
2. Burn, A.A., Lovich, R., Maxwell, J., Shapiro, Yogyakarta.
K., Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang 14. Sarlito, Wirawan., 2005, Psikologi Remaja,
Kesehatan, Yayasan Essentia Medica, P.T Raja Gravindi Persada, Jakarta.
Yogyakarta.
15. Sarwono, 2002, Psikologi Remaja, Cetakan
3. Ginting.N.C., 2004, Hubungan Fungsi V, P.T Raja Gravindi Persada, Jakarta.
Keluarga dengan Kejadian Kehamilan Tidak
Diinginkan, Tesis, Pascasarjana, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Handayani, S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan..... 43

16. Shaluhiyah, Z., Ford, N.J., Suryoputro., A., 20. Soetjiningsih. 2007, Tumbuh Kembang
2006,Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja dan Permasalahannya, Cetakan
Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: kedua, C.V. Sagung Seto, Jakarta.
Implikasinya Terhadap Kebijakan dan
21. Sugiyono, 2007, Statistik untuk Penelitian,
Layanan Kesehatan Seksual dan
Alfa Beta, Bandung.
Reproduksi, Journal Makara, Kesehatan X,
(1) : 29-40. 22. Tim LENSA, 2000, Panduan Konseling
Seksualitas Remaja, PKBI, Yogyakarta.
17. Sindhu, 2007, Kehamilan Tidak Diinginkan :
http://dokter-sindhu.blogspot.com 23. Widjanarko, 1999, Seksualitas Remaja,
diambil pada tanggal 10 Maret 2009, Cetakan I, Pusat Penelitian Kependudukan,
Yogyakarta. UGM, Yogyakarta.

18. Siswanto, A., 2003, Seks Pranikah Remaja : 24. Yudarsana, Ramli, 2008, Kasus Kehamilan
www.duniasex.com diambil pada tanggal 10 Tidak Diinginkan Remaja Bukti Kegagalan
Desember 2008, Yogyakarta. Pendidikan Sekuler : http://
www.prianganonline.com diambil pada
19. Soejoeti, S.Z., 2001, Perilaku Seks di
tanggal 13 Maret 2009, Yogyakarta.
Kalangan Remaja dan Permasalahannya,
Journal Media Litbang Kesehatan XI, (1) :
30-32.

You might also like