You are on page 1of 5

sumber pembiayaan

kesehatan
Kamis, 04 Oktober 2012

Sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan


Sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan
Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan
fasilitas-fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public)
dan swasta (private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya
barangpublic atau private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang
dipegang oleh pihak swasta (private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian
besar wilayah Indonesia, sektor swasta mendominasi penyediaan fasilitas
kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang tersedia merupakan rumah sakit
swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan oleh
pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini tentunya
akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.
Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-
fasilitas kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian
besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.

Di lain sisi, kesehatan adalah barang mahal, kebutuhan akan kesehatan tidak
terbatas tetapi dana untuk pembiayaan penyediaan fasilitas kesehatannya sangat
terbatas. Satu sumber saja tidak akan cukup. Untuk itu dibutuhkan kombinasi dari
berbagai sumber.
Sumber dana kesehatan:
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-
cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya
belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat
besar.

Contoh :
Dana pemerintah pusat
Dana pemerintah provinsi
Dana pemerintah kabupaten kota
Saham pemerintah & BUMN
Premi bagi Jamkesmas yang dibayarkan oleh pemerintah

2. Bersumber dari anggaran masyarakat


Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan
maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan
penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan
atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
Contoh :
CSR (Corporate Social Responsibility)
Pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem
asuransi
Hibah dan donor dari LSM

3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri


Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit
penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya
oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari
luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh WHO
kepada negara-negara berkembang (termasuk Indonesia).

4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat


Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung
sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi.
Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan
yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.

Alur pembiayaan kesehatan


Alur pembiayaan kesehatan dimulai dari dari mana sumber dana didapat
(pemerintah atau swasta), jika sumber dana sudah jelas, maka akan dikelola oleh
agen pembiayaan (mis:asuransi) yang nantinya dana tersebut akan digunakan oleh
provider kesehatan (Dokter, RS,Dinkes) atau fungsi kesehatan (pengobatan pasien,
pengelolaan Rumah Sakit).
Sumber-sumber pendanaan kesehatan setiap negara berbeda-beda sesuai
dengan kebijakan yang diatur oleh negara masing-masing. Faktor situasional,
struktural, kultural, dan lingkungan bisa mempengaruhi kebujakan publik.
Beberapa sumber pendanaan yang dipengaruhi oleh ideologi negara adalah :
1. sosialis (welfare state).
Negara bertanggung jawab dan memberikan kebebasan biaya pada seluruh
masyarakat. Aspek kesehatan warga ditanggung penuh oleh negara dan hal tersebut
tidak untuk mencari keuntungan. Hal ini tidak melihat kelas ekonomi warga,
masyarakat dari kalangan ekonomi rendah sampai dengan kalangan ekonomi tinggi
dapat merasakannya. Tetapi hal tersebut memberi konsekuensi bahwa biaya
kesehatan negara tersebut menjadi tinggi.
Cth : Eropa barat, AS, Australia
2. liberal-kapitalis
Negara tidak bertanggung jawab sepenuhnya dalam pendanaan kesehatan.
Negara menyerahkan harga pembiayaan kesehatan tergantung pasar sehingga bisa
disebut juga profit-oriented, dimana pembiayaan tidak dilihat dari status ekonomi
masyarakat sehingga penyedia pelayanan kesehatan dapat mengambil untung
sebesar-besarnya
Cth : Mesir, Senegal Afrika Selatan
3. kombinasi
Kombinasi yang berarti perpaduan antara pendanaan dari pemerintah, swasta
dan masyarakat. Hal ini dimaksudnya jika ketika pemerintah tidak mampu ikut
andil dalam pembiayaan kesehatan, maka dapat dibantu oleh biaya dari masyarakat
atau swasta.
Cth : Jerman, Belanda, dan Perancis
Hampir semua tren sumber biaya selalu meningkat kecuali pengeluaran rumah
tangga. Perusahaan swasta dan BUMN selalu mengeluarkan banyak biaya untuk
pendanaan kesehatan, hal ini disebabkan karena adanya pengeluaran biaya untuk
kesehatan yang lebih besar dari pada semestinya, contoh : biaya pengobatan flu
dengan biaya hampir sama dengan tarif operasi.
Implementasi sistem pelayanan kesehatan universal bervariasi di berbagai
negara, tergantung pada sejauh mana keterlibatan pemerintah dalam
menyediakan pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan. Dengan
perkecualian AS, di banyak negara maju atau kaya, misalnya Inggris,
Spanyol, Italia, negara-negara Nordik/ Skandinavia, Kanada, Jepang,
Kuwait, Bahrain, dan Brunei, pemerintah memiliki keterlibatan tinggi dalam
menyediakan pelayanan kesehatan. Akses pelayanan kesehatan
berdasarkan hak warga, bukan berdasarkan pembelian
asuransi. Pemerintah membiayai pelayanan kesehatan dengan
menggunakan dana anggaran pemerintah yang berasal dari pajak umum
(general tax).
Sejumlah negara lainnya seperti Jerman, Belanda, dan Perancis,
menerapkan sistem penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih
pluralistik, berdasarkan asuransi sosial wajib ataupun asuransi swasta.
Tingkat kontribusi asuransi wajib biasanya ditentukan berdasarkan gaji dan
pendapatan, dan biasanya didanai oleh perusahaan maupun pekerja
penerima manfaat asuransi. Tidak jarang dana kesehatan merupakan
campuran antara premi asuransi, kontribusi wajib perusahaan dan pekerja,
dan pajak pemerintah. Sistem asuransi ini membayar penyedia pelayanan
kesehatan swasta atau pemerintah dengan regulasi tingkat pembayaran.
Di Jerman, premi asuransi kesehatan wajib dikelola oleh perusahaan
asuransi yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Di sejumlah negara
seperti Belanda dan Swis, pelayanan kesehatan dibiayai melalui asuransi
swasta. Tetapi perusahaan asuransi swasta sangat diregulasi dan tidak
diperbolehkan mengambil untung dari elemen asuransi wajib, meskipun
boleh mengambil untung dari penjualan asuransi tambahan.

Manajemen pembiayaan kesehatan terdiri dari :


- Input (sumber daya yg terbatas, kebutuhan kesehatan tidak terbatas)
- Proses manajemen (efisiensi penggunaan sumber daya, pemilihan program
kesehatan yang efektif)
- Output atau outcomes ( budgeting policy dan sistem pembiayaan kesehatan,
status atau derajat kesehatan)

Peran swasta dalam pembiayaan kesehatan ternyata cukup penting. Dana


yang dialokasikan pemerintah untuk pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia
masih belum mencukupi. Oleh karena itu dalam pembiayaan kesehatan diperlukan
hubungan kemitraan yang baik antara pihak swasta dan pemerintah, dimana pihak
swasta tetap dapat memegang sektor penyelenggaraan fasilitas kesehatan,
sedangkan pemerintah tetap mengadakan pengawasan dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan untuk meregulasi pihak swasta agar dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tetap memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat,
sebagai contoh: memberlakukan Askeskin di Rumah Sakit Swasta. Dengan adanya
hal tersebut diharapkan masyarakat miskin tetap dapat menerima pelayanan dari
fasilitas kesehatan swasta.

Macam biaya kesehatan:


Tergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yg diselenggarakan
dan atau yg dimanfaatkan.

1.Biaya pelayanan kedokteran


Biaya yang di maksud adalah biaya yang di butuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memamfaatkan pelayan kedokteran., yang tujuan
utamanya untuk mengobati dan memulihkan kesehatan penderita.

Biaya pelayanan kedokteran (penyelenggara kesehatan)


1.Sumber dana amat bervariasi
2.Dana tergantung kemampuan pemerintah
3.Penyebaran dana ditentukan undang- undang.
4.Pengunaan dana kurang memperhatikan efektivitas-efisiensi.

2.Biaya pelayanan kesehatan masyarakat.


Biaya yang di butuhkan untuk menyelenggarakan atau memanfaatkan
pelayanan kesehatan masyarakat, yang tujuan utama untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Referensi:
Materi kuliah mengenai Sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan Nasional oleh
Prof. Laksono & Deni Harbianto
Diposting oleh purwita sari di 08.43 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Mengenai Saya

purwita sari
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

2012 (1)
o Oktober (1)
Sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan
Tema Sederhana. Gambar tema oleh mariusFM77. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like