You are on page 1of 57

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan


pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas PENGERTIAN
Laporan perubahan posisiTEORI
keuangan yang dapat disajikan berupa laporan
AKUNTANSI
arus kas atau laporan arus dana
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan
beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur
laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian pelaporan keuangan


dan laporan keuangan

Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan


dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan.
Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat
(misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas
pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip
akuntansi berterima umum atau generally accepted
accounting principles/GAAP).

Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam


penyampaian informasi.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat diperbandingkan
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

1. PERUMUSAN TUJUAN

Merupakan langkah penting dalam perekayasaan pelaporan keuangan.

Menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang harus dipilih.

Menuntut pengidentifikasianPENGERTIAN
pihak yang dituju.
TEORI AKUNTANSI
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan
susunan statemen keuangan.

Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan


kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang
dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan
informasional pihak yang dituju.
Pemakai dan Kepentingannya

Masalah penyusunan tujuan adalah


a.menentukan siapa yang dituju,
b.apa saja kepentingannya,
c.seberapa luas (banyak) informasi yang diinginkan,
d.apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan
e.seberapa banyak informasi dapat dilayani melalui statemen
keuangan.
Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus
dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pelaporan
keuangan.
Karakteristik pemakai antara lain kedudukan pemakai
terhadap entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan
tingkat pengetahuan pemakai tentang bisnis dan ekonomi
Dengan masalah di atas, 'Kenneth S. Most, Accounting
Theory (Columbus, OH: Grid Publishing, Inc., 1982), him. 147
menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan
penyediaan informasi (pelaporan keuangan) yaitu:

1.Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum


yang mempunyai bermacam-macam kepentingan
keputusan,

2.Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu


yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui
(teridentifikasi).
Dengan pendekatan (1), pelaporan keuangan diarahkan untuk
menghasilkan satu set data (satu set statemen keuangan) untuk berbagai
pemakai dan kepentingan. Pemakai menyusun dan mengolah kembali
data tersebut menjadi informasi yang relevan untuk keputusan atau
kepentingannya. Dengan kata lain, pemakai harus melakukan analisis
untuk menyerap informasi semantik yang ada di balik data akuntansi.
Pendekatan inilah yang sekarang banyak ditempuh dan menghasilkan
apa yang dikenal dengan statemen keuangan umum (general purpose
financial statements). Karena bersifat umum, seperangkat statemen
keuangan akan bersifat ringkasan umum yang tidak terlalu rinci dengan
konsekuensi bahwa kepentingan spesifik atau kelompok tertentu harus
dikorbankan.
Pendekatan (2) berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model
pengambilan keputusan para atau kelompok pemakai diketahui dengan
pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen laporan khusus untuk
melayani berbagai keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok
pemakai.
Dasar pikiran pendekatan ini adalah "beda tujuan beda angka" (different
figures for different purposes).
Sebagai konsekuensi, seperangkat statemen keuangan akan berisi
berbagai jenis statemen keuangan rinci karena berbagai jenis atau model
pengambilan keputusan harus dilayani. Dengan pendekatan ini, boleh
jadi seperangkat statemen keuangan akan menjadi setebal buku
petunjuk telepon
Pendekatan Penentuan Tujuan dan Implikasi Pelaporan

Pendekatan (1) Pendekatan (2)

Seperangkat Pemakai yang Seperangkat Pemakai yang


laporan Dituju laporan Dituju
Keuangan Keuangan

Statemen 1

Statemen 2

Laporan 1

Laporan 2

Laporan 3
Akuntansi lahir dengan maksud tertentu, yaitu untuk memberikan jasa
kepada penggunanya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
proses pengambilan keputusan. Dalam merumuskan teori akuntansi,
perumusan tujuan laporan keuangan merupakan dasar utama oleh ilmu
akuntansi itu.
Beberapa contoh profesi akuntansi di Amerika yang telah banyak berupaya membahas dan
merumuskan standar, prinsip akuntansi dan tujuan laporan ini
Judul Penerbit Tahun
1. A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) AAA 1966
2. Basic Concept and Accounting Principle Underlying Financial APB 1970
Statement of Business Enterprises (APB Statement No. 4)
3.Objective of Financial Statement (Trueblood Committee Report) AICPA 1973
4.FASB Discussion Memorandum: An Analysis of Issues related to FASB 1976
Conceptual Framework for Financial Accounting and Reporting:
Elements of Financial Statements and Their Measurement
(Conceptual Framework)
5. A Statement ofAccount'mgTheory and Theory Acceptance (SATTA) AAA 1977
atauASOATATA
6.Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC):
SFACNo.l:
Objective of Financial Reporting by Business Enterprises FASB 1978
SFAC No. 2: dsb
2. TUJUAN AKUNTANSI ATAU LAPORAN KEUANGAN

1. Tujuan versi ASOBAT


2. Tujuan versi APB No. 4
3. Tujuan versi Komite Trueblood
4. Tujuan PAI dan PSAK
5. Kerangka konseptual Tujuan
versi FASB

Tujuan pelaporan keuangan di Indonesia dinyatakan


dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan dan terdapat dalam Standar
Akuntansi Keuangan.
1. Tujuan versi ASOBAT

Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite


eksekutif AAA tidak se-cara spesifik mengidentifikasi pihak
pemakai laporan keuangan. Komite ini raen-definisi tujuan
pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya
untuk:
1.Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan
finansial) yang terbatas.
2.Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan
manusia suatu organisasi secara efektif.
3.Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya
yang dipercayakan kepada manajemen.
4.Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan
pengendalian sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan di atas
adalah berbagai kelompok yaitu manajemen, investor, kreditor,
pegawai, pemasok, dan regulator walaupun tujuan sosial juga
menjadi perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat.
Karena pihak yang dituju tidak jelas, dapat dikatakan bahwa
ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar
tujuan fungsional. Dapat dikatakan demikian karena keefektifan
pengelolaan sumber daya, pertanggungjawaban kepengurusan
(stewardship) sumber daya, dan tercapainya tujuan-tujuan sosial
merupakan konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan terjadi dari
penggunaan informasi akuntansi oleh kelompok pemakai tersebut.
2. Tujuan versi APB No. 4

Tujuan Khusus Tujuan Umum Tujuan Kualitatif

Menyajikan Laporan Memberikan informasi a. Relevan


a.Posisi keuangan a.Sumber Ekonomi b. Dapat dipahami
b.Hasil Usaha b.Kewajiban c. Dapat diperiksa
c.Perubahan posisi c.Kekayaan bersih d. Netral
keuangan secara wajar d.Proyeksi Laba e. Tepat waktu
sesuai GAAP e.Perubahan Harta dan f. Dapat dibandingkan
kewajiban g. Lengkap
f.Informasi relevan
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-
sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a.untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan;
b.untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya;
c.untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-
utangnya;
d.menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan nya
yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber
kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam
mencari laba dengan maksud:
a.memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan
pemegang saham;
b.menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak,
mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan;
c. memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan;
d.menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan
laba dalam jangka panjang..
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-
sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a.untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan;
b.untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya;
c.untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-
utangnya;
d.menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan nya
yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 sebagai berikut :
1.Relevance
Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai
laporan dalam proses pengambilan keputusan.
2. understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga
harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Verifiability
Hasil akuntansi ltu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
4. Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-piliak tertentu saja.
5. Timelines
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat
6. Comparability
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan,
artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama
baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
7 Completeness
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dan para pemakai
3. Tujuan versi Trueblood Committee

Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood dibentuk oleh


AICPA pada tahun 1971 mendapat tugas untuk
menyempurnakan dan mengembangkan tujuan pelaporan
yang telah dihasilkan oleh APB. Komite Trueblood
menjabarkan tujuan APB No. 4 ke dalam dua belas butir
tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis dengan
menunjukkan empat aspek yang melekat pada tiap tujuan
yaitu:
1.informasi tentang apa yang mereka perlukan,
2.siapa yang dituju / yang memerlukan laporan keuangan,
3.untuk apa informasi digunakan,
4.serta hierarki tujuan dengan tujuan lainnya
Ke dua belas butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis
tersebut merupakan tujuan dasar yaitu:
1. Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama dan laporan keuangan adalah memberikan
informasi sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
2.Pemakai Umum
Tujuan laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang
memiliki wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang
terbatas untuk mendapatkan informasi dan yang meyakini laporan
keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas
perusahaannya.
3.Pemakai Lain
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor untuk meramalkan,
membandingkan, dan memlai potensi arus kas menurut jumlah,
waktu, dan dengan memerhatikan ketidakpastian lainnya.
4. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
kepada para pemakai laporan keuangan untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai 'earningpower'
(kemampuan mendapatkan laba) perusahaan.

5. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi


yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen
menggunakan sumber kekayaan perusahaan secara efektif
dalam mencapai tujuan utama perusahaan.

6. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi


yang faktual dan yang dapat ditafsirkan tentang transaksi
dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan, menilai earning power perusahaan.
7. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan
tentang posisi keuangan yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan, menilai earning power perusahaan.
Laporan ini harus memberikan informasi yang
menyangkut transaksi perusahaan dan kejadian lainnya
yang merupakan bagian dari siklus perolehan laba yang
tidak sempurna

8. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan laba


periodik yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil
bersih dari pendapatan yang timbul dan siklus perolehan
laba yang "sempurna" dan kegiatan perusahaan akibat
kemajuan kerja yang dapat dihitung sampai penyelesaian
siklus perusahaan yang "belum sempurna" harus
dilaporkan
Siklus perolehan laba dianggap "sempurna" apabila memenuhi
syarat sebagai benkut:
a.A realized sacrifice - realisasi atau kemungkinan yang besar
terjadinya pembayaran kas.
b. A realized benefit - realisasi atau kemungkinan yang besar
terjadinya realisasi penerimaan kas.
c.Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan lanjutan dari siklus itu.

9.Tujuan laporan keuangan adalah untuk membenkan laporan


kegiatan yang berguna untuk meramalkan, membandingkan,
menilai earning power perusahaan. Laporan ini harus menyajikan
aspek nyata dari transaksi perusahaan yang memiliki unsur kas atau
diharapkan memengaruhi kas. Laporan ini harus menyajikan data
yang diperlukan oleh para pemakai dalam memperhitungkan dan
menafsirkan laparan keuangan.
10.Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk proses peramalan. Ramalan keuangan harus
disajikan apabila mereka ingin meningkatkan tingkat
kegunaan laporan bagi pemakamya.

11. Tujuan laporan keuangan bagi lembaga pemerintah dan


lembaga yang bukan bertujuan untuk mendapatkan laba
adalah memberikan informasi yang berguna untuk menilai
efektivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran prestasi
harus dikuantitatifkan berdasarkan tujuan yang ditetapkan.

12.Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan kegiatan


perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat
ditentukan, dijelaskan atau diukur dan merupakan hal yang
penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.
Laporan komite Trueblood juga menjelaskan tujuh sifat dan
kualitas Laporan keuangan sebagai berikut:
1.Relevan dan Materialitas (Relevance and Materiality)
2.Formalitas dan Kenyataan di atas formalitas (Form and
Substance aver Form)
3.Tingkat kepercayaan (Reliability)
4.Bebas dari Prasangka subjektif (Freedom from bias)
5.Dapat dibandingkan (Comparability)
6.Konsistensi (Consistency)
7.Dapat dipahami (Understandability)
4. Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa
tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :
1.untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2.untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba
3.untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4. untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan aktiva aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti
informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi

5. untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang


berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan
akuntansi yang dianut perusahaan.
5. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Sementara itu, menurut SAKNo. 1, Tujuan Laporan Keuangan adalah
sebagai berikut :
a.Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang me-
nyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebu-tuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian dari masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan Manajemen (stewardship), atau pertanggung
jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan
keuangan ini diadopsi dan IASC.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PSAK

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat


informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.

Sedangkan karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan


menurut PSAK (2004) adalah sebagai berikut :
1.Dapat dipahami,
2.Relevan, === Materialitas,
3.Keandalan, === Penyajian jujur, Substansi menggungguli
bentuk, Netralitas, Pertimbangan sehat, Kelengkapan
4.Dapat diperbandingkan
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
1.Tepat Waktu
2.Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
3.Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
4.Penyajian Wajar
Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas
dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu
Relevan
1. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa
lalu
2. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan
penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain.
Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang
dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka
berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi
yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan
dalam memberikan penegasan (confirmatory role)
terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang
bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan
tersusun atau tentang hasil dan operasi yang
direncanakan
3. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering
kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi
keuangan dan kinerja masa depan dan halhal lain yang
langsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga
sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai
prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk
ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan
laporan keuangan untuk memiliki prediksi dapat
ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang
transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai
prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos
pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal
dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah
Materialistas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan
materialitasnya. dalam beberapa kasus, hakikat informasi
saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya.
Misalnya, pelaporan suatu segmen baru dapat
mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang
dihadapi perusahaan tanpa mempertimbangkan
materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut
dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat
maupun materialitas dipandang penting, misalnya jumlah
serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos
atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus
dari kelalaian dalam mencantumkan (omission)'atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya,
materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau
titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif
pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang
berguna
Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful'representation)'dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau


penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian
dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan,
mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin
tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari
tuntutan tersebut.
Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan
jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentukaktiva, kewajiban dan ekuitas
perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang
dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan
disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan
kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya
yang dilaporkan, atau dalam enyusun atau menerapkan ukuran dan teknik
penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasus
tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pasti sehingga
perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan. Misalnya,
meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat menghasilkan goodwill,
tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal.
Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan
dengan mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan
pengukurannya
Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu
konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
Misalnya, suatu perusahaan mungkin menjual suatu aktiva
kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga
dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan
menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian,
mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa
perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa
depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Dalam keadaan
seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan
jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada
transaksi)
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai,
dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak
tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut
akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan
yang berlawanan.
Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan
atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu
diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan
keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban
tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan
cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja
menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan
kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan
menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan
harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansi.
Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Lihat PSAK
Kendala Informasi yang Relevan dan Andai
Tepat Waktu
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Lihat PSAK
C. Penyusunan Kerangka Konseptual untuk
Akuntansi Keuangan oleh FASB
Di tingkat paling atas objectives merupakan penjelasan tentang tujuan
Laporan keuangan.
Tujuan ini ada dua tujuan yaitu tujuan laporan keuangan :
1.untuk "perusahaan" dan
2.untuk "organisasi nonprofit."
Tujuan laporan keuangan untuk perusahaan terdapat dalam SFAC No. 1
dan tujuan laporan keuangan untuk organisasi nonprofit Imiapat dalam
SFAC No. 4.
Dalam tingkat kedua (dan atas) disebut fundamental yang
mencakup ciri kualitatif dari informasi akuntansi (SFAC No.
2) dan elemen laporan keuangan (SFAC No. 3)
Dalam tingkat III (Operational) menggambarkan pedoman
operasional yang digunakan dalam menyusun dan
menerapkan prinsip akuntansi yang mencakup:
kriteria pengakuan (recognition criteria);
laporan keuangan vs pelaporan keuangan;
pengukuran.
Pada lantai dasar (display) dicantumkan laporan tentang
Laba Rugi, Laporan Perubahan Dana dan Likuiditas, dan
Laporan Posisi Keuangan
FASB pada tahun 1979 mengeluarkan SFAC dengan judul
Objective of Financial by Business Enterprises. Dalam
statement itu laporan keuangan mencakup:
Tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media lain yang
berfungsi membenkan informasi yang berhubungan logis
atau tidak logis pada informasi yang diberikan oleh sistem
akuntansi, yaitu informasi tentang harta kekayaan
perusahaan, kewajiban, pendapatan, dan Iain-lain.
1. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Mencari
Laba
2. Tujuan Laporan Keuangan untuk Organisasi yang Bukan
Mencari Laba
D. Konsep Dasar Laporan Keuangan Menurut
Trueblood Committee

Konsep dasar ini mencakup:

1. Sifat-sifat kualitatif
2. Definisi tentang elemen laporan keuangan. Sifat kualitatif ini
menggambarkan kriteria untuk:
a. Memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang
digunakan;
b. Persyaratan pengungkapannya.

Sifat-sifat kualitatif tersebut adalah sebagai benkut.


1. Kualitas Utama : Relevance, Reliability, Verifiability, Completeness
2. Kualitas Sekunder : Comparability, Consistency
3. Pertimbangan Cost Benefit : Cost Benefit, Materiality
Pendapat FASB dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Tidak ada prinsip umum tentang materiality yang dapat
dirumuskan untuk dijadikan sebagai ukuran seluruh
pertimbangan yang dilakukan oleh pertimbangan manusiayang
berpengalaman. Namun, pendapat ini bukan dimaksudkan untuk
menyebutkan FASB tidak dapat mengoreksi kesimpulan itu di
masa yang akan datang atau pedoman kuantitatif tentang
materiality pada perusahaan tertentu tidak dapat ditaksir dalam
prinsip akuntansi dari waktu ke waktu (yang sudah pernah
dilakukan seperti dalam membuat laporan segmen perusahaan).
FASB mengakui bahwa pendekatan kuantitatif sebagai
pedoman kadang-kadang perlu. Namun, apabila FASB atau
badan lain yang berwenang mengeluarkan peraturan
tentang materiality, hal itu akan menggantikan "judgment
kolektif" yang umum untuk "judgment pribadi yang khusus"
dan tidak ada alasan untuk menganggap bahwa judgment
kolektif selalu lebih baik.

Hierarki dan tingkatan kualitas akuntansi dapat dilihat


berikut :
Pengambil Keputusan Hierarki Kualitas
1 serta Karakteristiknya Informasi

2 Benefit > Kos

3 Keterpahamian

4 Kebermanfaatan
Keputusan

KEBERPAUTAN KETERANDALAN
5

Nilai Balikan Ketepatwaktuan Keterujian Ketepatan


Penyimbolan
Nilai Prediktif Kenetralan

Keterbandingan/Ketaatasas
an
6 Materialitas
TERIMA KASIH

You might also like