You are on page 1of 6

Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012

Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120


ISSN: 2089-9858
PS AGRONOMI PPs UNHALU

PRODUKSI CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L.) PADA


BERBAGAI JARAK TANAM DAN TAKARAN MULSA
Yield of red chilly (Capsicum annum L.) on
various crop spacing and mulches

Oleh:
Roswuro1), La Karimuna2), dan Laode Sabaruddin3*)
1)
Alumni S2 Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu
2)
Dosen Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu
*) Alamat surat-menyurat: sabaruddinlaode@yahoo.com

ABSTRACT. The objective of this research was to study the interaction between various crop spacing and mulch
of rice straw on the yield of red chilly. The research was carried out in Pentiro village, Napabalano district, Muna
Regency of Southeast Sulawesi Province. It was located held for four months during dry season, from May to
August 2011. The research was designed in two factors i.e. crop spacing and mulch of rice straw. The research was
arranged based on Randomized Block Design (RBD) in factorial pattern. The first factor was crop spacing of red
chilly i.e. 70 cm x 30 cm, 70 cm x 40 cm, and 70 x 50 cm. The second factor was mulch of rice straw consisting of
three level i.e. no without mulch of rice straw, 5 t ha -1 t and 10 t ha-1. Variable observed were the, number of
flowers, number of fruits, production, soil temperature, and soil water content. Data were analyzed based on
Analyses of Variance (ANOVA) at 95% confidence level. In significant defferent, followed by Honestly Significant
Defferent (HSD) test at 95% confidence level. Spatial crop spacing and rice straw mulch give hight significant effect
to, number of flowers per plant, number of fruit per plant, weight of fresh fruit, and yield of red chilly (t ha-1). The
comination plant spacing 70 cm x 50 cm and mulch of rice straw with 10 t ha-1 gave the highest average yield of
fresh fruit weight per plant 30,29 t ha-1 and 31.68 t ha-1.

Key words: crop spacing, rice straw mulch, growth, red chilly production.

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara jarak tanam dan takaran mulsa
terhadap produksi cabai merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pentiro Kecamatan Napabalano Kabupaten
Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Penelitian disusun berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola Faktorial. Faktor pertama adalah jarak tanam yang terdiri atas tiga
taraf yaitu (a) jarak tanam 70 x 30 cm, jarak tanam 70 x 40 cm dan jarak tanam 70 x 50 cm. Faktor ke dua adalah
takaran mulsa jerami padi yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa mulsa, takaran mulsa 5 t ha-1 dan takaran mulsa
10 t ha-1. Variabel yang diamati terdiri atas jumlah bunga, jumlah buah, produksi, suhu tanah, dan kadar air tanah.
Data hasil pengamatan dianalisis berdasarkan sidik ragam pada taraf kepercayaan 95%. Perlakuan yang
berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 % dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf kepercayaan 95 %.
Perlakuan jarak tanam dan takaran mulsa jerami secara mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap, jumlah
bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, berat tanaman segar dan produksi (t ha-1). Jarak tanam 70 x 50
cm dan takaran mulsa dengan dosis 10 t ha-1 memberikan produksi rata-rata berat segar masing-masing sebesar 2
49,11 t ha-1 dan 39,53 t ha-1.

Kata kunci: Jarak tanam, mulsa, pertumbuhan, produksi cabai merah.

PENDAHULUAN senyawa-senyawa alkaloid seperti capsaicin, flavo-


noid dan minyak esensial.
Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) Tanaman cabai merupakan tanaman sayuran
adalah salah satu komoditi hortikultura yang ba- yang mempunyai sistim perakaran agak dalam, na-
nyak diminati masyarakat karena rasa dan aroma- mun sangat peka terhadap kekurangan air. Tanam-
nya yang khas. Cabai merah selain dapat diguna- an ini sering ditanam sepanjang tahun dan biasanya
kan sebagai penyedap masakan, juga mengandung dilakukan pada awal musim hujan untuk lahan te-
zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehat- galan dan awal musim kemarau untuk lahan sawah,
an. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, di daerah agak kering banyak diusahakan pada mu-
kalsium, fosfor, besi, vitamin dan mengandung sim hujan, kendalanya adalah tidak tahan terhadap

115
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPsUNHALU

adanya genangan air maupun kekeringan. Untuk adalah parang, pacul, tembilang, timbangan anali-
menjamin ketersediaan cabai merah dalam jumlah tik, soil moisture meter, meteran, gembor, ember,
atau kuantitas yang cukup dan tersedia sepanjang handsprayer, termometer, kamera digital dan alat
tahun maka perlu dilakukan pemeliharaan tanam- tulis.
an dengan cara pengaturan jarak tanam dan peng- Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan
gunaan bahan organik sebagai mulsa. rancangan acak kelompok yang terdiri atas dua
Jarak tanam adalah merupakan salah satu faktor. Faktor pertama adalah jarak tanam yang
faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertum- terdiri atas tiga taraf yaitu jarak tanam 70 x 30 cm
buhan dan produksi tanaman. Pada jarak tanam (J1), jarak tanam 70 x 40 cm (J2) dan jarak tanam
yang rapat terjadi persaingan yang hebat antara 70 x 50 cm (J3). Faktor ke dua adalah mulsa jerami
tanaman yang satu dengan tanaman yang lain un- padi (M) yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa
-1
tuk mendapatkan sinar matahari, ruang tumbuh, mulsa (M0), takaran mulsa 5 t ha setara dengan
-1 -1
air dan unsur hara di dalam tanah, akibatnya pe- 2,8 kg petak (M1) dan (c) takaran mulsa 10 t ha
-1
nampilan dari masing-masing tanaman secara indi- setara dengan 5,6 kg petak (M2). Pengolahan
vidu akan menurun sehingga produksinya juga ren- tanah dilakukan dengan kedalaman 30 cm. Selan-
dah. jutnya dibuat bedengan dengan ukuran 2,8 x 2 m.
Salah satu bahan yang dapat digunakan Penanaman bibit di lapangan dilakukan
sebagai mulsa adalah jerami. Menurut Lamont empat minggu setelah benih disemaikan. Setelah
(1993) penggunaan mulsa anorganik antara lain tanam, bibit disiram dan diusahakan agar bibit tetap
dapat mempercepat tanaman berproduksi, mening- tegak. Sebelum diaplikasikan mulsa jerami padi
katkan hasil per satuan luas, efisien dalam penggu- dipotong-potong sepanjang 5 cm. Pemberian mulsa
naan pupuk dan air, mengurangi erosi akibat hujan dilakukan setelah penanaman bibit dengan dosis
dan angin, mengurangi serangan hama dan penya- sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pupuk
kit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, yang digunakan adalah pupuk kandang, urea, SP 36
-1
mencegah pemadatan tanah dan mempunyai ke- dan KCl. Pupuk kandang dengan dosis 10 t ha
sempatan untuk menanam pada bedengan yang dilakukan satu minggu sebelum tanam dengan cara
sama lebih dari satu kali. Berdasarkan hasil pene- mencampur pupuk kandang dengan tanah pada
litian Susanti (2003), pemberian mulsa jerami padi saat membuat petak percobaan. Pupuk anorganik
-1
sebanyak 15 t ha dapat meningkatkan hasil biji berupa pupuk urea, SP 36 dan KCl masing-masing
-1 -1 -1
kering oven kacang tanah sebesar 3,09 t ha di- dengan dosis 200 kg ha , 100 kg ha dan 100 kg
-1
bandingkan tanpa diberi mulsa yaitu sebesar 2,12 t ha .
-1
ha atau meningkat sebesar 45,75%. Soares (2002) Kegiatan dalam pemeliharaan cabai merah
menyatakan bahwa pemberian mulsa jerami dapat terdiri atas penyiangan dilakukan sebanyak dua kali
meningkatkan berat segar umbi bawang putih se- yaitu pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam,
-1
besar 4,41 t ha dibandingkan dengan tanpa mulsa penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada
-1
yaitu sebesar 3,64 t ha . sore hari dan pengendalian penyakit busuk buah
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan dilakukan setelah tanaman berbuah dengan meng-
penelitian mengenai pengaruh jarak tanam dan gunakan sevin diberikan setiap dua minggu. Pembe-
takaran mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi rantasan hama penggulung daun dilakukan dengan
cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk meng- menggunakan decis dan hama ulat dilakukan
kaji pengaruh interaksi antara jarak tanam dan dengan menggunakan cloromite.
takaran mulsa terhadap pertumbuhan dan pro- Peubah yang diamati meliputi jumlah
duksi cabai merah. bunga per pohon, jumlah buah per pohon (buah)
-1
dan produksi rata-rata (t ha ), suhu tanah dan
BAHAN DAN METODE kadar air tanah diukur 5 cm dan 10 cm di bawah
permuka-an tanah yang dilakukan setiap tiga hari
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pentiro pada 12.30 WITA. Data hasil pengamatan dari
Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Provinsi masing-masing peubah yang diamati dengan meng-
Sulawesi Tenggara, berada pada ketinggian 70 m di gunakan sidik ragam. Untuk mengetahui perbedaan
atas permukaan laut. Penelitian ini berlangsung antara perlakuan dilakukan uji lanjut dengan meng-
selama empat bulan dalam periode musim kemarau gunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf
yaitu bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. kepercayaan 5 persen.
Bahan yang digunakan adalah benih cabai
merah Varietas Tombak 1, mulsa jerami padi, pu-
puk kandang sapi, urea, SP 36, KCl, decis, cloro-
mite, sevin dan Furadan 3G. Alat yang digunakan

Roswuro et al., 2012. Produksi Cabai Merah 116


Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPsUNHALU

HASIL an cabai merah namun interaksi keduanya tidak


berpengaruh sangat nyata. Rata-rata jumlah bunga
Sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanaman cabai merah menurut jarak tanam dan
tanam dan takaran mulsa jerami secara mandiri takaran mulsa dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.
berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga tanam-

50
45
40
35
Jumlah Bunga

30
25 70cm x 30 cm
20 70 cm x 40 cm
15
70 cm x 50 cm
10
5
0
40 45 50 55 60 65 70

Umur Tanaman (HST)

Gambar 2. Rata-rata jumlah bunga tanaman cabai merah menurut jarak tanam

Pada umur 40, 45, 50, 55, 60, 65 dan 70 atas memperoleh hasil terbaik pada jarak tanam
HST (Gambar 1) menunjukkan bahwa perlakuan yang renggang. Hal ini disebabkan pada jarak tanam
jarak tanam terhadap jumlah bunga tanaman cabai yang renggang kompetisi antara tanaman dalam
merah yang terbanyak diperoleh pada perlakuan J3 faktor tumbuh tidak terlalu tinggi sehingga unsur
(70 x 50 cm). hara yang ada di dalam tanah dapat memenuhi
Kecenderungan yang terjadi pada variabel kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan bagian-
jumlah bunga juga terjadi pada variabel tinggi bagian vegetatif tanaman seperti akar batang dan
tanaman, luas daun dan nisbah pupus akar. Disini daun dan bagian-bagian generatif tanaman seperti
terlihat bahwa parameter yang telah disebutkan di bunga, buah dan biji.

50
45
40
35
30
25
Jumlah bunga

20
15
10
5
0
40 45 50 55 60 65 70
Umur Tanaman (HST)

Gambar 2. Rata-rata jumlah bunga tanaman cabai merah menurut takaran mulsa

Pada pemberian mulsa pada perlakuan M2 amatan menunjukkan bahwa jarak tanam dan
-1
(10 t ha ) menunjukkan bertambahan jumlah takaran mulsa jerami secara mandiri berpengaruh
bunga yang lebih baik dibanding dengan jumlah sangat nyata terhadap jumlah buah tanaman cabai
bunga pada perlakuan M0 dan M1. Hasil peng- merah namun interaksi keduanya tidak berpenga-

Roswuro et al., 2012. Produksi Cabai Merah 117


Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPsUNHALU

ruh nyata terhadap jumlah buah tanaman cabai merah dapat dilihat pada Gambar 3. Untuk menge-
merah. tahui perbedaan pengaruh berbagai takaran mulsa
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh terhadap jumlah buah tanaman cabai merah da-
jarak tanam terhadap jumlah buah tanaman cabai pat dilihat pada Gambar 4.

45
40
35
30
25
70 cm x 30 cm
Jumlah Buah

20
15 70 cm x 40 cm

10 70 cm x 50 cm
5
0
65 70 75 80

Umur Tanaman (HST)

Gambar 4. Rata-rata jumlah buah tanaman cabai merah menurut jarak tanam

50
45
40
35
30
Jumlah Buah

25 0
20 5 t ha-1
15
10 t ha-1
10
5
0
65 70 75 80
Umur Tanaman (HST)

Gambar 4. Pengaruh mulsa terhadap jumlah buah tanaman cabai merah.

Hasil pengamatan jumlah buah terbanyak mulsa secara mandiri serta interaksinya berpenga-
didapatkan dari perlakuan mulsa jerami padi (M2) ruh sangat nyata terhadap produksi tanaman cabai
dengan hasil sebanyak 38,14 buah berbeda nyata merah. Rata-rata produksi cabai merah menurut
dengan perlakuan tanpa mulsa jerami padi (M0) jarak tanam dan takaran mulsa serta hasil uji BNJ
didapatkan hasil sebanyak 35.42 buah. Juga menun- disajikan pada Gambar 5.
jukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan takaran

Roswuro et al., 2012. Produksi Cabai Merah 118


Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPsUNHALU

45
40
35
Produksi(t ha-1)

30
25
20 Produksi
15
10
5
0
J1M0 J1M1 J1M2 J2M0 J2M1 J2M2 J3M0 J3M1 J3M2

Perlakuan

Gambar 5. Rata-rata produksi tanaman cabai merah menurut jarak tanam dan takaran mulsa

Gambar 5 menunjukkan bahwa produksi cahaya dan kompetisi dalam penggunaan air dan
yang tertinggi diperoleh pada perlakuan J3M2 yaitu hara.
-1
jarak tanam 70 x 50 cm dan mulsa 10 t ha . Pro- Tingkat kerapatan yang optimum akan di-
duksi terendah diperoleh pada perlakuan J1M0 peroleh ILD yang tinggi dengan pembentukan bahan
yaitu jarak tanam (70 x 30 cm) dan tanpa mulsa. kering yang maksimum. Jarak tanam yang rapat
Untuk komponen produksi pengaruh mandiri jarak akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap
tanam, produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan gulma karena tajuk menghambat pancaran cahaya
-1
J3 (70 x 50 cm) yaitu sebesar 30,29 t ha . ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma
menjadi terhambat dan laju evaporasi juga dapat
PEMBAHASAN ditekan. Namun pada jarak tanam yang terlalu sem-
pit, tanaman budidaya akan memberikan hasil yang
Selanjutnya mulsa dapat mengurangi pe- relatif kurang karena adanya kompetisi antar ta-
nguapan dalam kurun waktu yang lama karena naman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak
dapat menambah bahan organik tanah maka ke- tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang
mampuan tanah untuk mengikat air meningkat. maksimum (Mayadewi, 2007).
Adanya peningkatan jumlah bunga karena perse- Hasil ini diduga karena mulsa dapat mem-
diaan akan unsur hara selama penelitian terpenuhi. pertahankan kestabilan iklim mikro pada tanah.
Umboh, (2002) bahwa pada tanah-tanah yang tidak Kondisi lingkungan ini demikian akan memacu per-
diberi mulsa ada kecenderungan menurunnya ba- tumbuhan akar dan tajuk tanaman dapat berkem-
han organik tanah sebaliknya pada tanah yang di- bang dengan baik. Tajuk tanaman merupakan bagi-
beri mulsa kandungan bahan organik cukup mantap an tanaman yang berfungsi melakukan fotosintesis,
dan cenderung meningkat. Gardner et al. (1991) terutama daun bagian atas yang mampu menang-
bahwa nutrisi mineral dan ketersediaan air mempe- kap radiasi matahari secara langsung. Asimilat yang
ngaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluas- dihasilkan kemudian ditranslokasikan dari sumber
an sel, seperti pada organ vegetatif dan pembunga- kebagian tanaman yang membutuhkan baik bagian
an dan perbuahan seperti pada organ generatif. tajuk tanaman itu sendiri maupun bagian akar
Pengaturan jarak tanam akan memberikan (Salakhuddin et al., 2008).
ruang tumbuh yang seragam bagi tanaman se- Sulisbury dan Ros, (1992) menyatakan bah-
hingga proses pengambilan bahan makanan oleh wa dengan pengaturan jarak tanam yang baik ta-
tanaman akan sama dan dapat mempermudah naman akan mendapatkan cahaya matahari dengan
penyiangan. Jarak tanam yang berbeda mempenga- sempurna yang dapat dimanfaatkan seefisien
ruhi populasi tanaman, keefisienan penggunaan mungkin maka akan diperoleh hasil fotosintat yang
lebih besar. Besarnya fotosintat sangat menentu-

Roswuro et al., 2012. Produksi Cabai Merah 119


Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 115-120 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPsUNHALU

kan hasil biji karena sebagian besar hasil fotosinte- Lamont, W.J., 1993. Plastic Mulches for The Pro-
sis ditimbun dalam biji. duction of Vegetable Crops. Hort Techno-
Pada jarak tanam yang lebih rapat daun- logy : 3(1):35-39.
daun tanaman banyak yang saling menutupi. Daun Leomo, S., 1998. Pengaruh Pemberian Pupuk
yang tertutup menjadi bagian tanaman yang tidak Kandang dan Mulsa terhadap beberapa
produktif karena tidak dapat melakukan proses Sifat Fisik dan Kimiaa Tanah Ultisol sera
fotosintesis secara optimal. Sebaliknya akan men- Produksi Kedelai. Tesis Program Pascasar-
jadi beban bagi tanaman bersangkutan karena jana IPB. Bogor.
daun-daun tersebut tidak dapat memenuhi kebu- Maya Dewi, N.A., 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kan-
tuhannya dari hasil fotosintesis Harsina, (2008). dang dan Jarak Tanam terhadap Pertum-
Hasil pengamatan terhadap produksi me- buhan dan Hasil Jagung Manis, Jurnal
-1
nurut takaran mulsa jerami 5 t ha dapat diper- Agritop, Fakultas Pertanian Universitas
-1
oleh produksi cabai merah sebesar 5,21 t ha , Udayana. Bali.
-1
sedangkan takaran mulsa jerami 10 t ha diperoleh Mayun, I.D., 2007. Efek Mulsa Jerami Padi dan
-1
produksi sebesar 5,47 t ha . Sulakhudin et al. Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan
(2008) bahwa produksi cabai dipengaruhi oleh dan dan Hasil Bawang Merah di Daerah
faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur, dan Pesisir. Agritop.
kandungan air. Apabila faktor lingkungan kondusif Partohardji, S., I.G. Ismail, Subandi, M. Oka dan D.A.
untuk pertumbuhan tanaman, maka fotosintat yang Darmawan, 1993. Peranan Sistim Usaha-
dihasilkan juga meningkat sehingga alokasi bio- tani Terpadu dalam upaya mengentaskan
massa ke bagian yang dipanen juga relatif lebih kemiskinan di Berbagai Agroekosistim.
besar. Pemberian mulsa jerami tersebut dapat Prossiding Simposium Penelitian Tanaman
memproduksi biomassa yang relatif besar, sehingga Pangan III. Puslitbang dan Badan Litbang
mampu meningkatkan hasil dalam populasi Deptan.
tanaman. Soares, B., 2002. Pengaruh Dosis Pupuk Kascing dan
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini di- Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan
kemukakan sebagai berikut: (1) Interaksi antara Hasil Bawang Putih (Allium sativum L.)
jarak tanam dan takaran mulsa jerami tidak ber- Varietas Lokal Sanur. Jurusan Budidaya
pengaruh terhadap jumlah bunga dan jumlah buah, Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
namun memberikan pengaruh nyata terha-dap Udayana, Denpasar. Skripsi. Tidak Dipubli-
produksi, (2) Jarak tanam dan takaran mulsa jerami kasikan.
secara mandiri memberikan pengaruh nyata terha- Susanti, E., 2003. Pengaruh Ketebalan Mulsa Jerami
dap jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa
tanaman, berat tanaman segar dan produksi, dan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea
(3) Jarak tanam 70 x 50 cm dan takaran mulsa L.). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
-1
dengan dosis 10 t ha memberikan produksi rata- Pertanian Universitas Udayana, Denpasar.
-1
rata berat segar masing-masing 30,29 t ha dan Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
-1
31,68 t ha . Steel Robert G.D. and J.H. Torrie, 1995. Prinsip dan
Prosedur Statistika Pertanian. Suatu Pen-
DAFTAR PUSTAKA dekatan Biometrik. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Darwis, 2009. Kendala Pertanian Lahan Kering Sumarna, A. dan Suwandi. 1990. Pengaruh penggu-
Masam Daerah Tropik. Bahan Kuliah Per- naan turus dan mulsa terhadap pertumbuh-
tanian Lahan Kering. PPS Unhalu. Kendari. an dan hasil tomat. Bul.Penel.Hort. Ed.
Gardner, F.P., Pearce dan R.L., Mitchel, 1991. Khusus 28(1):74-80.
Fisiologi Tanaman Budidaya. Diterjemah- Umboh, A.H. 1999. Petunjuk Penggunaan Mulsa.
kan oleh Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Penebar Swadaya. Jakarta.
Harjadi, M.M.S.S., 2001. Pengantar Agronomi. PT.
Gramedia. Jakarta

Roswuro et al., 2012. Produksi Cabai Merah 120

You might also like