You are on page 1of 5

STUD1 LITERATUR ;

mi
EPIDEMIOLOGI TERPADU AVIAN INFLUENZA (FLU BURUNG)
BERBASIS TINDAKAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
RESPON PANDEMI INFLUENZA

Abstract

The term surveillance is used in two rather different ways. First, surveillance can mean the continous scurity of
the factors that determine the occurance and distribution of disease and other conditions of ill health The second use of
the term refers to a special reporting system which is set u for a particularly important health problem or disease, for
example the spread of communicable diseases in an epidemic like Avian Influenza (AI) or (H5N1). Such a surveillance
system like AI aim to provide quickly information which can be analysed to determine frequency and to answer ike
questions: who, where andwhen. AI epidemiological surveillance has a number ofmajor steps: (I) to identify and confirm
outbreaks to ensure that effective action to control the disease is being taken (2) to investigate diseases by ciinis and
laboratorium (3) to investigate and confirm the cases (4) Data collection and public health consolidation (5) Data
analysys (6) Feedback (7) Following step is taken. District health officer (DHO) and District veterinary officer (DVO)
can use integratedAI surveillance epidemiological to collect such information to support the management and evaluation
health activities to prevent community from AI disease. It can be concluded, DHO and DVO may participate together in
and use local reporting and surveillance system to combat AI in community.

Pendahuluan melakukan surveiian masing-masing dari aspek manusia


Program penangguiangan Avian Influenza/H5N1 (Fla dan aspek unggas dan binatang (zoonosis). Dinas
Burung) di Indonesia sejak tahun'2005 telah dilakukan Kesehatan berkewajiban untuk memantau status kesehatan
oleh berbagai Departemen terkait, khususnya Departemen masyarakat, merumuskan masalah kesehatan saat ini,
Pertanian dan Departemen Kesehatan yang melibatkan membuat rencana peningkatan kesehatan, meniiai program
berbagai pihak termasuk swasta, peternak, perguruan tinggi kesehatan, dan memprediksi masaiab-masalah kesehatan
dan Pemerintah Daerah. Program mi telah menunjukKan yang akan datang. Demikian pula dengan Dinas Peternakan
hasil yang menggembirakan ditandai dengan semakin benanggung jawab terhadap kesehatan unggas dan hewan
menurunnya kasus penyakit flu burung baik pada hewan dan tidak menularkan pada manusia. Untuk tujuan ini,
maupun manusia. Walaupun saat mi kasus penyakit flu Surveiian Avian Influenza (AD merupakan upay a
burung pada hewan dan manusia masih ierdapat di 13 kewaspadaan dini KLBAI dan sekaligus kewaspadaan dliil
provinsi, namun tingkat kejariiannya telah menurun.1 Pandemi Influenza beserta faktor-faktor yang
Perkembangan situasi dan kondisi flu burung di mempengaruhinya dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
Indonesia yang cukup baik ini telah dikejutkan dengan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upava dan tindakan
telah dideklarasikannya situasi pandemi influenza A penanggulangannya yang cepat dan tepat.
H1N1(Flu Babi) oleh WHO pada tanggal 11 Juni2009 dan Surveiian Epidemiologi berdasarkan Kepmenkes
pernyataan Menteri Kesehatan RI pada tanggal 24 Juni No. 1 1 16/Menkes/ SK/ VIII/ 2003 adaian kegiatan anaiisis
2009 bahwa di Indonesia telah dikonfirmasi 5 orang secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
Denaerita infiuenzaAHlNl . Saat ini penderita influenza A masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
H1N1 di Indonesia telah mencapai 981 orang.2 mempengaruhi teriadinya peningkatan dan penularan
Situasi dan kondisi ini mengharuskan strategi penyakit atau masalah-masalah kesehatan, agar dapat
kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza perm melakukan tindakan penangguiangan secara efektif dm
mengalami penyesuaian. Pemanaman stakeholders etlsien meiaiui proses pengumpulan data, pengolahan dan
(pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat) penyebarari informasi epidemiologi kepada penyelenggara
terhadap situasi ini perlu ditingkatkan. Salah satu peranan program kesehatan3.
penting dari Dinas Kesehatan dan Dinas Petemakan adalah Artikei ini pada bagian awa! menielaskan tentang
surveiians epidemiologi dengan memberikan gambaran
* Program Studl limn Keseiiatan Masyarakat Fakultas Kedokieran Surveiian Epidemiologi Ai terpadu yang telah diadopsi
Universitas Andaias. oleh Pemerintah, Kemudian duanjutkan dengan uraian

37
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

prinsip tangung jawab dan pengorganisasian dalam ke manusia tinggi


pelaksanaannya. Pada bagian akhir ditarik kesimpulan dan 2. Periode Waspada Pandemi:
saran perbaiKan yang diperlukan pada masa datang. Fase 3. Sudah ada kasus pada manusia tetapi tidak
rveilans EpidemiologiA1 Integrasi yan ada penuiaran antar manusia
Fase 4. Bukti terbatas penuiaran antar manusia,
Survailans Epidemiologi namun dalam kelompok kecil, virus masih belum
Kegiatan survailans epidemiologi dari sisi kegiatan adaptasi pada manusia.
pencegahan dan penanggulangan Flu Burung dan Flu Bam Fase 5. Penuiaran antar manusia dalam kelompok
H1N1 meliputi kelanjutan penyelidikan dari Fase 3 (flu yang lebih besar
burung pada manusia ditularkan dari unggas ke manusia) 3. Periode Pandemi:
sampai dengan proses identifikasi adanya penuiaran antar Fase 6. Fase pandemi, transmisi terjadi diantara
manusia pada lokasi terbatas dengan jumiah kasus yang populasi umum dan penuiaran antar manusia
masih dalam masih memungkinkan untuk ditanggulangi, sudah efektif.
kegiatanjuga meliputi survailans epidemiologi selama masa
penanggulangan sampai dengan pasca penanggulangan3 Kegiatan Surveilans Epidemiologi AI Integrasi yang
Secara garis besar ada 3 periode dalam menghadapi dilakukan pemerintah adalah surveilan terhadap kasus AI,
kemungkinan terjadinya Pandemi Influenza di Indonesia baik yang terjadi pada manusia maupun binatang, termasuk
yaitu:3 faktor resikonya, dilaksanakan dan dimanfaatkan oleh unsur
1. Periode Internandemi: kesehatan, peternakan, kehutanan dan institusi terkait
Fase 1. Hanya pada binatang, resiko penuiaran lainnya di Pusat dan Daerah. Alur pikir Surveilan
ke manusia rendah EpidemiologiAvian Influenza Integrasi aigambarkan sbb
- - Fase 2. Hanya pada binatang, resiko penuiaran

MANAJEMEN PROGRAM PETERNAKAN/PERTANIAN

SEHAT
Area Kerja HOST AGENT ENVIRON
INTEGRASI
SAKIT
4
,
1 1

MANAJEMEN PROGRAM KESEHATAN

1NFORMASI (Waktu. Mendukung program peternakan


Tempat, Orang) Dan kesehatan

DISEPAKATI:
Siapa, mengerjakan apa, Kapan,
SURVEILANS RUTIN: Dimana, mekanisme kerja,
-Pencegahan Instrumen, Formulir
- Penyeliaian
- Penanggulangan

j UNlTj
KES TERNAK

\dambar I. Alur Pikir Surevilans Epidemiologi Ai Integrasi


Sumber: Buku Pedoman Surveilans Terpadu AI, Deptan dan Depkes, Jakartu, 200 1

Tanggung Jawab dan Pengorganisasian SE AI Integrasi penyakit AI masih sebatas menyerang unggas atau hewan
Dari uraian alur pikir Surveilan Epidemiologi Ai penular lainnya, tetapi bagaimanapun juga adanya
integrasi diatas, masing-masing sektor memiliki tanggung transmisi virus AI diantara unggas atau hewan pemnular
jawab yang berbeda. Sektor pertanian dan peternakan dan lain merupakan faktor resiko penting terjadinya penuiaran
virus AI nada manusia dan bahkan virus AI tersebut dapat
sektor kehutanan mempunyai peran lebih besar pada saat

38
Jni&Rtea ilMjniiii , Sqtaiter 2889 IInet 201% Vc 1. 4, . 1

1. Deteksi dm

2.FoiyeiidiksiqpidenMogi, klaas
Ban Lahfitem**:'!

3, Jnvestigasi Dan lCafifimii:!

riiOTkani
4, Peogtmipnl;i data dan komoikl-i |
cC-egiatun kesetoasi Hiasyarsfcit |

5. AmaMsn Ifeo u
6. ihpm Balk

Gambear 4. ftrngsi sfgtfm mmrdUmm

FHgiSarvolnt Eprtet!s5p 2 'BeagpSmm itstei prafakrc (aka yaaag beriH


Secam siagfet, funga aisteta swrveiteas yang back dengan kejadiai krsdhtia lainnya), temassJc
fearus mmngarahpstlfitiEtSakan kesehaianmasysntoat,ymg perabatoi dalam Meter Mtnr yang hadMnei,
toriiri atas 1iiBpi wlarua, seperti yang diperiitiaterj ptda intientilikasi populasi yacag eeres&o tiaggi dzs
ytey 4 identifikasi masalait-masaI$i5a keseiiattaa yasg
ilari gambessti diatas daprt diketafen tehv/a fimgsi bciiMfaahayn dsn tera (ins# ssmaghtaMi maoetm)
siimiitos ddakokaa pada terfeagai togkirt mlm'mkfrssi, 3. Paigmmssm ietimisp heaetokm sg? ikh i ;rr ~ I i
izxgpswMig acmber yang ada, kjfrasirnkiiir dan karakt"rdk (aiam yzmg toirammfjwri .sfeag$:t 'fagjasfej teetete
kejKilrrf.i nenyakit. Oamp siston sitr/eillaiis terijagjl laianya) tainasnk dg&tiki mmisih tear Mssa )
datumtiga tirngkatao :iingkst puto,tiog&ai mefwugaii cL .a
tinglad dasar fpsrin tingkEt terjadinya kontak). Sist: : i 4. PaaduH permexmxm, pelaksaaaaa dsn ewaioassi
stirvellans yang dilakukau pads suata wilayah piiwjamisndsk peneagpd**" fa
tedrabungao deagan prose:-! syrveiitos aias identuikasi sstau papanm penyasit
kaHBdadin yang tofaobumgan deagan kesehatao,
prosespelapmaa,mmajetRtm data danmaimsdata, upaya hei
pemxgpimidm icnUd,serta umpan batik ke stakehotders BchaapaisnnpihHi dwi toil penefitisB Smwilsa
Sistein Si iPenyrfdiAI yang ditakitom BPB ifeer podh1ftopiisi dS
feaiky; SamSoni dsa 4 PHxprnsi <M Kalawtei Sstea 2,5 dm
yang dilakufcan oleh Dinas iCesdhataa dam Oinas ahtm pandis dnhrai tawiaa pndat isjctomMck Kasspt
Peitemataradan otshnsi fanraya benaaaa pahtmda&tm Regional 1 FBPI 3 'ton terakftir tokast
acesritMan rnasyarakat. Tnsdaikanyangdapat dSdokmofch IItowsM si b :

nt-nsmgeiptiamfpa FhBangdan FinBamH1Ml yaitar


I, Amda tot imeucari iafiamasi teabnig scana jenis : liW Cii
rniluenza <Ua ton tonic) 2. Terijatasnya tenaga, kaunma tcdmnyi to
2. Menace] *angm desman air iwasfli dam satins seringkali petogas yang bcrtamggHng jpmsfo
3, Aada bare pnbdda Ska hatnk toe tosim

Hasil dsn sHrveikta ewdemiotagi timtpa daknmen 3. Tsatoasayaiamnapnan,tfcangadiikatPml'ssatsax/


laporsn sttoti disewmmasi data eh fwtngas sfflrositaas on.fcffiimssaqwa ymg, a m
kestortan niimaxta dam kesetoan tosaa dapart aigmnakam
antrfc tiebesapa tajastm sserwrli :
j, totdism tiadtoai segera mink ikasus kasus tesataten sarveaiams raersipakaa Ihmara rfitfta, mmi
mmyantfnl dan bsdntau fewam yaf parsting
Jurnal Keleftatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1

dari pengumpulan data. Seringkali petugas yang


memonitoring sistem surveillans hanya sibuk mengirim
form yang ada dan mengirim form yang sudah terisi ke
tingkat yang lebih atas, mereka tidak berusaha
menganalis data.
4. Masih rendahnya perhatian yang diberikan untuk data
surveillans. Petugas larut dengan kegiatan rutin dan
proyek sehingga kondisi ini menimbulkan situasi
kurangnya perhatian pada masalah masalah survellians
Sementara itu diantara para pakar kesehatan masyarakat
sendiri hanya sedikit yang memberikan perhatian pada
surveillans dan hal hal yang berhubungan dengan
bidang epidemiologi, mereka lebih memberikan
perhatiannya pada program-program kesehatan
masyarakat seperti kesehatan, reproduksi remaja,
kesehatan ibu dan anak, dan lain lain, Hal ini dapat
terlihat pada seminar yang diorganisir olch asosiasi
kesehatan masyarakat seperti Jaringan Epidemiologi
Nasional, jarang dibahas tentang metode eoidemioiogi
dan surveillans.
Kesimpulan
Sistem survellians di ditingkat lapangan (Puskesmas
dan Puskeswan) dirasakan masih lemah dan situasi ini
berhubungan dengan kemampuan pada tingkat kabupaten
dan kecamatan/tingkat puskesmas, sedikit orang yang
mengerti/tertarik dan mampu untuk melakukan analisis data
epidemiologi dan mengetahui tentang pentingnya sistem
surveillans, masih kurangnya partisipasi sektor kesehatan
swasta walaupun di kota seperti ibu kota Propinsi dan
Kabupaten/Kota, sektor kesehatan swasta mempunyai
peran dominan melalui rumah sakit swasta, praktek dokter
swasta, laboratorium swasta dan klinik bersama, kurangnya
perhatian sektor swasta terhadap data.
Dari segi pengertian Surveillans beberapa hal yang
perlu di perhatikan ialah surveillans berbeda dengan
infomiasi kesehatan, ia dapat merupakan bagian dari
informasi kesehatan. Dalam mengembangkan surveillans
harus diperhatikan beberapa hal yaitu tujuan,
konsep,strategi dan upaya peningkatan surveillans
epidemiologis. Managemen termasuk perencanaan
surveillans yang baik.

Daftar Pustaka

1. Deptan. RI Laporan perkembangan flu burung pada unggas,


Agustus, 2009
2. Depkes RI, Laporan Perkembangan FBPI dan Flu Baru H1N1
di Indonesia. Juni 2009
3. Depkes RI dan Deptan RI, Pedoman Surveilan Epidemiologi
AI Integrasi di Indonesia, Jakarta, 2006
4. Depkes RI, Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan
Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza, Jakarta, 2008
5. 1PB, Kajian Seroepidemiologi Penyakit AI serta strategi
penangulangan dan pencegahannva di Sumatera Dan
Kalimantan, Bogor, 2005.
6. Deptan RI, Prosedur Operasional Standar Pengendalian
Penyakit AI di Indonesia, Jakarta, 2006

41

You might also like