You are on page 1of 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No.

3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

TINJAUAN POLA PENGOBATAN GASTRITIS PADA PASIEN


RAWAT INAP RSUD LUWUK

Joni Tandi1
1)
Program Studi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu
Email:Stifapelitamaspalu@yahoo.co.id

ABSTRACT

Iit has been done a research about the Treatment of Gastritis review to Patients. Hospitalized In
Luwuk General Hospital. Of the research is the aim which were to find out the pattern of the Treatment
of Gastritis Patients Hospitalized at General Hospital Area Of Luwuk by looking at data about drug use
on the patient record on the Medic gastritis. The origin of the research was gastritis patients hospitalized
at general hospital area of Luwuk. While the sample of research were some of the patients which were
taken according to which were the methods of gastritis sampling technique quota sampling. The
parameters used were based on the percentage of drug dose, fulfil indication, accuracy of the drug and
the side effects of the drug. Result of the study show that the percentage of drug use based on indications
that match 100%, the percentage of drug use based on the exact dose appropriate 92,77%, the percentage
of drug use based on the precision of the appropriate remedy, the percentage of use of 97,59% based on
drug side effects according to 97,59%.

Keywords: Gastritis Remedy

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Tinjauan Pola Pengobatan Gastritis Pada Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk, dengan tujuan untuk mengetahui pola pengobatan gastritis pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk dengan melihat data tentng obat yang digunakan
pada pasien gastritis pada bagian rekam medik. Populasi penenlitian adalah pasien penderita gastritis
rawat inap pada. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah beberapa pasien gastritis yang
diambil berdasarkan metode sampling dengan tekhnik quota sampling . parameter yang digunakan adalah
persentase kedesuaian obat berdasarkan dosis, indikasi, ketepatan obat dan efek samping obat. Hasil studi
menunjukkan bahwa persentase penggunaan obat berdasarkan tepat indikasi yang sesuai 100%,
persentase penggunaan obat berdasarkan tepat dosis yang sesuai 92,77%, persentase penggunaan obat
berdasarkan ketepatan obat yang sesuai 97,59%. Persentasepenggunaan obat berdasarkan efek samping
obat yang sesuai 97,59%.

Kata kunci: Obat Gastritis

356
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan penyakit pada umumnya. Gastritis disebakan


tekhnoligi di negara-negara berkembang oleh hipersekresi asam hingga dinding
termasuk Indonesia banyak menimbulkan lambung dirangsang secar kontinu akhirnya
perubahan baik dari gaya hidup maupun terjadi peradangan lambung atau gastritis.
pola makan. Perubahan gaya hidup serba Banyaknya jumlah penderita gastritis
cepat dan instan dapat menimbulkan menandakan bahwa penyakit ini harus
berbagai masalah kesehatan. Pola hidup ditangani lebih serius untuk menghindari
masyarakat modern yang sarat dengan timbulnya komlikasi kanker lambung
kesibukan kerap mengesampingkan masalah dimana dalam keadaan ini penderita harus
kesehatan, aktivitas yang padat seringkali dibedah (Rahmi, 2008).
tidak disertai dengan pola hidup yang sehat, Berdasarkan sebuah survey yang
salah satunya pola makan yang tidak sehat. dilakukan oleh perusahaan obat, lima dari
Sebagai mahkluk yang paling sempurna sepuluh orang dan satu dari dua orang
tentunya membutuhkan makanan untuk professional dikota besar berpotensi
mendapatkan sember tenaga dan menderita radang lambung atau
mempertahankan ketahanan tubuh dalam gastritis.tuntutan pekerjaan yang tinggi,
menghadapi serangan penyakit, pola hidup padatnya lalu lintas, jarak tempuh dari
yang tidak sehat dapat menimbulkan rumah dan kantor yang jauh serta persaingan
berbagai macam masalah kesehatan salah yang tinggi, kerap kali menjadi alasan para
satunya gastritis. professional untuk menunda makan. Gaya
Gastritis adalah proses inflamasi hidup kota besar yang kurang sehat,
pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada membuat potensi tentang penyakit radang
lambung yang merupakan salah satu lambung menjadi semakin tinggi.
penyakit yang banyak dijumpai diklinik Di masyarakat, kasus yang berkaitan
dengan kerusakan integritas mukosa lain. Di Indonesia, pada tahun 2005 gastritis
lambung seperti dalam kasus gastritis dan menduduki peringkat ketiga dengan jumlah
tukak peptik. Efek samping penggunaan non penderita sebanyak 405 pasien, ini
steroid anti inflammatory drug (NSAID). disebabkan pola makan yang tidak teratur.
Yang ditandai dengan gejala perut terasa Tahun 2006, gastritis merupakan penyakit
perih, mual, muntah, memiliki prevalensi saluran pencernaan yang menduduki
yang cukup tinggi. Gastritis merupakan peringkat kedua yang diserita oleh pasien
suatu akibat adanya proses inflamsi pada dengan angka prevalensi yang sangat tinggi
lapisan mukosa lambung. yaitu 151.833 pasien dengan persentase
Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk 14,8%. Hal ini disebabkan oleh pola makan
mencatat bahwa penyakit gastritis yang buruk akibat rendahnya daya beli atau
merupakan penyakit yang menduduki akibat stress dan perilaku yang emosional
peringkat pertama dibandingkan penyakit (Alwi Idrus, 2009).
357
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Berdasarkan latar belakang yang ada, Penelitian dapat dilaksanakan setelah


dapat dirumuskan suatu permaslahan peneliti mendapatkan persetujuan untuk
penelitian yaitu bagaimanakah pola melaksanakan penelitian dari kampus
pengobatan gastritis pada pasien rawat inap Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA)
di Rumah Sakit Umum Luwuk. Pola melalui bagian penelitian dan persetujuan
pengobatan pada pasien gastritis dilakukan oleh direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dengan melihat ketepatan yaitu tepat indiasi, Kabupaten Banggai. Penelitian dimulai dari
tepat dosis, tepat obat, dan waspada efek menggumpulkan status data rekam medik
samping. Mencari data tentang obat yang pada pasien gastrtitis yang menjalani rawat
digunakan berdasrkan pengumpulan data inap RSUD Luwuk.
pada catatan rekam medik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Prosedur penelitian
mengetahui pola pengobatan gastritis yang Menyiapkan bahan yang dibutuhkan
terjadi pada pasien rawat inap di Rumah selama kegiatan yang dilakukan dalam
Sakit Umum Daerah Luwu yang sesuai penelitian, mengumpulkan status data rekam
standar pelayanan medik. medik pada pasien gastritis, mengadakan
data melalui rekam medik dengan
METODE PENELITIAN menggunakan formulir meliputi tepat
Populasi dan Sampel indikasi, tepat dosis, tepat obat, dan waspada
Populasi efek samping. Menganalisa data yang
Populasi penenlitian adalah pasien diperoleh apakah sesuai dengan standar
penderita gastritis rawat inap berdasarkan pelayanan meik di RSUD Luwuk.data yang
status catatan rekam medik yang ada di dikumpulkan kemudian dianalisis secara
RSUD Luwuk. dekskrptif.

Sampel Analisis data


Sampel penelitian adalah beberapa Dalam penelitian ini data analisa
pasien gastritis yang diambil berdasarkan secara statistik deksriptif dalam bentuk
metode sampling dengan tekhnik quota tabel dan diagram lingkar, dengan
sampling menggunakan sampel data dari rekam
medik. Penggunaan metode statistik
Tempat penelitian deksriptif dengan tujuan untuk memperoleh
Tempat penelitian dilaksanakan di gambaran pola pengobatan gastritis pada
Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk. pasien yang dirawat inap di RSUD Luwuk
yang kemudian akan dibandingkan dengan
Izin penelitian standar pelayanan medik.

358
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase pengguunaan obat pada


Klasifikasi penderita gastritis pada pasien pasien gastritis berdasarkan golongan
rawat inap RSUD Luwuk Tabel 3.Penggunaan obat pada pasien
Tabel 1. Presentase berdasarkan penderita gastritis berdasarkan golongan
Gastritis jenis kelamin Persentas
Jenis Jumlah persentase Nama
No Golongan Jumlah e
generik
kelamin kasus (%) (%)

Laki-laki 15 50 1. Antasidum antasida 26 23,009

perempuan 15 50 Domperidone 16 14,159


2. prokinetik Ondansentro
Total 30 100
n 3 2,655

Antagonis 31 27,434
Ranitidin
3. reseptor
Simetidin
H2 3 2,655

4. PPI Lansoprazol 17 15,044

Sitoprotek
tifprostagl
Gambar 1. Persentase diagram lingkar 5. Inpepsa 5 4,424
andin
berdasarkan jenis kelamin sintetik

Persentase data penggunaan obat pada 9 7,965


psikotropi Alprazolam
pasien gastritis di Rumah Sakit Umum 6.
k Diazepam
Daerah Luwuk berdasarkan sediaan obat 3 2,655
Tabel 2. Penggunaan obat pada pasien
gastritis berdasakan sediaan obat Total 113 100
Jenis Persentase
No jumlah
sediaan obat (%)
1. Tablet 52 62,65
2. Injeksi 19 22,89
3. Infus 2 2,41
4. sirup 10 12,05
Total 83 100

359
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Persentase penggunaan obat gastritis


pada pasien rawat inap RSUD Luwuk Tabel 4. Penggunaan obat gastritis dengan
dengan parameter tepat dosis, tepat parameter tepat dosis, tepat indikasi, dan
indikasi, dan monitoring oleh sampling monitoring oleh sampling resep.
obat No Jenis kriteria Sesuai Tidak
(%) sesuai (%)

1. Tepat indikasi 100 -


2. Tepat dosis 92,77 7,22
3. Tepat obat 97,59 2,40
4. Monitoring 97,59 2,40
efek samping

PEMBAHASAN
Penelusuran data dilakukan dengan gastritis di Rumah Sakit Umum Daerah
cara mengamati satu per satu kartu rekam Luwuk berdasarkan jenis obat (tabel 2) untuk
medik pasien. Dimulai dari mencatat nomor persentase obat secara oral (tablet dan sirup)
rekam medik, umur, jenis kelamin, lama sebanyak 74,7%, pemberian obat secara oral
perawatan, diagnose awal dan akhir, jenis obat dianggap paling praktis, menyenangkan, tidak
yang diberikan dari penulusuran data tersebut sakit dan aman. Persentase penggunaan obat
diambil 30 kasus. secara parenteral (injeksi) sebanyak 22,89%,
Berdasarkan tabel dan diagram dengan dan persentase penggunaan obat secara infus
melihat persentase jenis kelamin di atas sebanyak 2,41%. Pemberian obat secara
menunjukkaanbahwa dari 30 kasus gastritis injeksi dan infus lebih sedikit karena
terdapat 50% padalaki-laki dan 50% pemberian obat ini sangat sulit iberikan pada
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien khususnya secara injeksi dan infus
kasus gastritis yang terjadi sama besar pemberiannya memberikan efek nyeri pada
jumlahnya baik itu laki-laki maupun tempat suntikan dan juga dapat menyebabkan
perempuan. Dari data yang diperoleh hal ini feblitis.
disebakan sebagian besar pasien rawat inap Pola pengobatan
menderita gastritis erosive yang merupakan Pengobatan pada penderita gastritis
akibat dari iritan yang dikonsumsi dengan yang di rawat inap RSUD Luwuk. Dapat
jangka panjang yang dapat mengakibatkan dilihat melalui beberapa kriteria seperti
gangguan pada lambung seperti obat-obat golongan dan macam obatt, tepat indikasi,
terutama aspilet dan obat anti peradangan non tepat dosis, tepat obat dan waspada efek
steroid lainnya. samping.
Hasil persentase yang diperoleh Golongan dan macam obat gastritis yang
penggunaan obat yang dipeoleh pada pasien digunakan.
360
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Pengobatan pada gastritis dilakukan keadaan yang memerlukan perawatan dari


untuk mengobati keluhan yang dirasakan oleh tenaga kesehatan atau medis lainnya, sehingga
pasien. Pasien memerlukan lebih dari satu penderita harus dirawat inap. Penurunan
macam obat sehingga tujuan tercapainya keadaan tersebut berupa badan lemah, mual,
pengobatan dan tercapai. Obat-obat gastritis nyeri ulu hati, mual-mual, demam dan pusing.
yang digunakan sebanyak 6 golongan antara Persentase penggunaan tepat indikasi yang
lain yaitu 1 jenis golongan antasidum sesuai diperoleh sesuai dengan indikasi. Ini
(antasida) 2 jenis antagonis reseptor H2 berarti pengobatan yang diberikan pada
(simetidin, ranitidine). 1 jenis pump proton penderita gastritis sudah sesuai dengan gejala
inhibitor (lansoprazol), 2 jenis golongan penyakit yang dideritanya.
prokinetik (domperidone, ondansteron), 1 Tepat dosis
jenis golongan sitoprotektif prostaglandin Tepat dosis adalah salah satu tujuan
sintetik (inpeps) serta 2 jenis psikotropika terapeutik untuk mencapai efek yang
(alprazolam, diazepam). menguntungkan yang diinginkan dengan efek
Terapi pengobatan gastritis yang merugikan yang minimal. Penggunaan obat
diberikan pada penderita gastritis yang pada pasien gastritis di Rumah Sakit Umum
dirawat inap kebanyakan dari golongan Daerah Luwuk, berdasarkan data rekam
antagonis dengan persentase 23.00 % medik yang telah ditelusuri diperoleh
golongan prokinetik dan anti emetik yang persentase penggunaan tepat dosis yang sesuai
termasuk obat ini adalah domperidon, sebanyak 92.77%, sedangkan yan tidak sesuai
ondansenrton dengan persentase 16,814 %, 7,22%. Obat-obat yang tidak sesuai dengan
golongan penghambat pompa asam seperti yang dianjurkan yaitu aspilet dengan dosis
lansoprazol dengan persentase 15.044%, pemberian 2 x 1 sedangkan yang dianjurkan 1
golongan sotoprotektif prostaglandin sintetik x 1, hal ini disebabkan keluhan pasien yang
yang termasuk obat ini adalah inpepsa dengan mengalami demam yang berturut-turut
persentase 4,424 % serta golongan psikotropik sehingga dosis yang diberikan lebih tinggi
seperti alprazolam dan diazepam dengan dari yang dianjurkan. Cerebrofit dengan dosis
persentase 10,619 %. yang diberikan 2 x 2 sedangkan dosis yang
Tepat indikasi dianjurkan 1 x 1, hal ini disebakan kondisi
Tepat indikasi adalah ketepatan penderita yang mengalami keluhan pusing da
pemilihan obat yang dippandang perlu lemas sehingga dosis yang diberikan lebih
diberikan pada penderita berdarkan keluhan ditingkan dari dosis yang dianjurkan.
dan juga hasil laboratorium, oleh tenaga medis Pemberian Clindamisin (300 mg), dosis yang
pada saat diagnosis pertama kali ditegakkan. diberikan 2 x 1 sedangkan yang dianjurkan
Terapi yang diperlukan penderita saat 150-300 mg tiap 6 jam, hal ini disebabkan
diagnosis pertama kali ditegakkan harus karena kondisi pasien yang mengalami sesak
diberikan oleh tenaga medis, sehingga nafas sehingga dosis yang diberikan
penderita tertangani secara medis. Semua direndhkan dari dosis yang dianjurkan, hal ini
penderita yang dating mengalami penurunan berhubungan dengan keluhan pasien yang
361
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

merasakan nyeri perut sehingga dosis sesuai dan bila di presentasekan 97,59%,
direndahkan. Hal ini bertujuan untuk sedangkan yang tidak sesuai 2 obat yang tidak
mengurangi efek samping dari clindamisin sesuai standar pengobatan yaitu 2,40%. Dalam
yaitu nyeri. Pemberian obat diasec dosis yang penentuan tepat obat ini ditemukan adanya
diberika 3 x 1 sedangkan dosis yang ketidaksesuaian pengobatan karena terdapat
dianjurkan 1-2 kali/hari, hal ini disebabkan penggunaan asam mefenamat dan aspilet.
karena melihat kondisi pasien yang Penggunaan obat ini tidak sesuaidengan
mengalami BAB cair sampai 3 kali seharioleh standar pengobatan yang ada dan dari segi
sebab itu dosis yang diberikan lebih obat-obatan yang mengandung salisilat dapat
ditingkatkan dari dosis yang dianjurkan, dan menganggu lambung penderia, karena itu
obat ketorolac injeksi dosis yang diberikan 1 penggunaaan obat-obat ini harus diperhatikan,
amp/8 jam sedangkan dosis yang dianjurkan 1 karena penggunaan obat-obat ini merupakan
amp/4-6 jam, hal ini disebabkan karena salah satu penyebab atau dapat mempengaruhi
kondisi pasien yang mengalami nyeri hebat timbulnya gastritis.
yang apabila dosis yang diberikan dinaikkan Waspada efek samping
akan memperberat kondisi pasien karena efek Penggunaan setiap obat dapat
samping dari obat ini dapat menggangu meberikan efek samping pada setiap
lambung, sehingga dosis yang diberikan penderita, begitu pula pada penggunaan obat
diturunkan, untuk obat lactulose dosis yang gastritis. Penggunaan yang tidak sesuai
diberikan 3 x 2 cth sedangkan dosis yang dengan gejala penderita, efek sampingnya
dianjurkan 5-10 ml 3 kali/hari, hal ini dapat menyebabkan gastritis maka obat
disebabkan karena melihat kondisi pasien tersebut perlu diperhatikan penggunaanya.
yang mengalami susah buang air besar Persentase parameter waspada efek
sehingga itu dosis yang diberikan lebih samping obat (MESO) yang diharapkan
ditingkatkan. 97,59% sedangkan yang tidak diharapkan
Tepat obat 2,40%. Obat-obat yang tidak sesuai adalah
Pemilihan obat yang secara teoritis asam mefenamat, dan aspilet. Obat-obat ini
dapat ditelusuri dengan mempertimbangkan menimbulakan efek samping seperti mual,
diagnosis yang tertulis dalam kartu rekam muntah dan nyeri uu hati setelah pemberian
medik kemudian dibandingkan dengan standar obat-obat tersebut. Hal ini disebabkan karena
pelayanan medik rumah sakit atau buku penderita gastritis yang ada dimana
standar yang digunakan. Ketidaktepatan obat penggunaan asam mefenamat dan aspilet
dapat disebakan oleh pemakaian yang tidak dapat menyebabkan efek samping yaitu
sesuai dengan standar sehingga keamanan timbulnya gangguan pada lambung bahkan
dengan kemanjuranya tidak tepat untuk pasien sampai keadaan yang cukup berat.
tersebut. Agar mengurangi efek samping pada
Hasil data yang diperoleh dari rekam penggunaan obat pada penderita gastritis,
medik setelah dibandingkan dengan standar maka perlu ditingkatkan upaya pemilihan obat
yang ada di RSUD Luwuk ada 81 obat yang maupun kombinasi obat secara tepatsehingga
362
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

peningkatan pelayanan oleh para medis dapat SARAN


tercapai. Upaya yang dilakukan dapat berupa Sebaiknya perlu dilakukan peninjauan
peningkatan pengetahuan tentang farmakologi kembali terhadap pola pengobatn gastritis
dari obat dan memberikan ruang serta peran dengan berinteraksi langsung terhadap pasien
farmasi atau apoteker dalam bekerja sama yang yang difokuskan pada satu pasien
dengan tim medis lainnya demi tercapainya penderita gastritis dan juga dapat dilakukan
pelayanan kesehatan yang memadai. penelitian lebih lanjut terhadap pengobatan
gastritis sampe pada proses penyembuhan
KESIMPULAN pasien.
Berdasarkkan hasil penelitian, dapat
sisimpulkan secara umum tinjauan pola DAFTAR PUSTAKA
pengobatan gastritis pada penderita gastritis di Alwi Idrus. 2009 Buku Ajar Ilmu Penyakit
RSUD Luwuk sebagai berikut: Dalam. Ed V. Jilid I. Jakarta. Hal
1. Golongan obat gastritis yang digunakan 505,509.
sebagai terapi pada penderitagastritis ada
6 golongan yaitu: golongan antasidum Thay Tan Hoan. 2007. Obat-obat Penting.
yaitu antasida, golongan antagonis Ed VI.PT Elex Media Komputindo.
reseptor H2 yaitu ranitidine dan Gramedia Jakarta. Hal 263
simetidin, golongan prokinetik, anti Suddarth, Brunner. 2002. Buku Ajar
emetic yaitu domperidone dan Keparawatan Medikal-Bedah. Ed 8.
ondensentron, golongan PPI yaitu Penerbit Buku Kedokteran. EGC
lansoprazol,golongan sitoprotektif Jakarta. Hal 1062
prostaglandin sintetik yaitu inpesa dan
golongan psikotripika yaitu alprazolam Arif Manjoer. 1999. Kapita Selekta
dan diazepam. Kedokteraan. Edisi 3 Jilid 1. Media
2. Pola pengobatan gastritis yang didasarkan Aesculapus. Jakarta 492-493
pada standar pelayanan medik
Anomin. 2008. Modul Ajar Keperawan
menunjukkan hasil persentase tepat
Anonim. Price EGC. Hal 10-11
indikasi sebesar 100%. Tepat dosis dalam
sebesar 92,77%, tepat obat dalam Setyo. 2010. Maag Sudah Parah Perlu Asupan
penelitian pada pasien gastritis sebesar Fucoidan (online). Kompas.com.
97,59% dan waspada efek samping Diakses 22 November 2011
sebesar 97,59% dari 30 kasus.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola Anonym. 2011. Materi Kuliah Farmakoterapi
pengobatan gastritis pada pasien rawat Dasar. Hal 23-24
inap RSUD Luwuk dari keseluruhan obat
bahwa masih ada beberapa obat yang
dianjurkan tidak sesuai dengan standar
pelayanan medik yang ada.
363
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Bertram G.Katzung. Farmakologi dasar dan


klinik. 10th ed. Jakarta. EGC;
2010.p479 - 489

Sulistia Gan Gunawan. 2007. Farmakologi


Dan Terapi. Edisi V. PT Balai
Penerbit FKUI, Jakarta. Hal
552, 723, 726

Pramudianto Arlina. 2011. MIMS Indonesia.


Edisi 10. PT. Buana Ilmu Populer.
Jakarta. Hal 2, 4, 15, 17, 24, 31, 45,
127, 132, 172, 185, 189, 241, 293,
300, 301, 334

Dhanutirto Haryanto. 2010. ISO Indonesia.


Edisi 9. PT ISFI Penerbit. Jakarta. Hal
26, 34, 56, 112, 220

Purwanto Hardjusaputro. 2008. Buku DOI.


Edisi 11. PT. Muliapurna. Jakarta.hal
21, 34, 274, 571

364

You might also like