You are on page 1of 2

Mochammad Hibatul Aziz (151411018)

2A D3 Teknik Kimia

Reaksi kimia yang terjadi untuk penyerapan H2S oleh amine sebagai berikut :

Overall Reaction : H2S + Amine ==> [Amine]H+ + HS-


Protonation of Amine : H+ + RRNH ==> RRNH2+ ... 1.1
Dissociation of Water : H2O ==> H+ + OH- . 1.2
Dissociation of H2S : H2S ==> H+ + HS- .... 1.3
Dissociation of HS- : HS- ==> H+ + S2- ........ 1.4

Jenis-jenis amine yang digunakan :

1. MEA (monoethanolamine), secara umum digunakan pada konsentrasi 10 -20 %wt


dalam air. Acid gas loading terbatas 0.3 0.4 mol acid gas per mol amine. MEA
dibandingkan dengan amine yang lain lebih korosif, terlebih lagi bila konsentrasi
>20%wt, juga membutuhkan heat of reaction dengan H2S & CO2 sangat tinggi (sekitar
30% lebih tinggi dibandingkan DEA). Vapor pressure yang tinggi dari MEA
mengakibatkan mudah kehilangan larutan di absorber dan stripper yang signifikan
akibat vaporisasi yang tinggi.
2. DEA (diethanolamine) , secara umum digunakan pada konsentrasi 25 35 %wt dalam
air. Acid gas loading juga terbatas pada 0.3 0.4 mol acid gas per mol amine. DEA
dibandingkan dengan MEA kurang korosif.
3. DGA (diglycolamine atau 2 2-aminoethoxy ethanol), secara umum digunakan pada
konsentrasi 40 60 % wt dalam air. Acid gas loading terbatas 0.3 0.4 mol acid gas
per mol amine. Sifatnya similar dengan MEA tetapi mempunyai vapor pressure yang
lebih rendah sehingga diperlukan konsentrasi yang lebih tinggi. Tingkat degradasi
DGA juga tinggi.
4. MDEA (methyldiethanolamine), secara umum digunakan pada konsentrasi 30 -50 %wt.
Acid gas loading tinggi 0.7 0.8 mol acid gas per mol amine. Karena acid gas loading
yang tinggi maka dapat mengurangi jumlah (flowrate) dari sirkulasi larutan amine (hal
ini juga berarti mengurangi konsumsi energi pompa). MDEA juga tidak mudah
terdegradasi baik secara thermal maupun chemical, dan mempunyai heat of reaction
dengan H2S yang rendah.
5. TEA (triethanolamine), merupakan tersier amine dan larutan amine yang pertama kali
dikomersialkan untuk digunakan dalam gas sweetening. TEA tidak bisa menghasilkan
produk gas dengan spesifikasi H2S rendah.
6. DIPA (diisopropanolamine), digunakan pada proses ADIP dan Sulfinol (keduanya
lisensi Shell International Petroleum Company-SIPM). DIPA tidak bisa menghasilkan
produk gas dengan spesifikasi H2S rendah dan sekarang SIPM sudah menggantikan
DIPA dengan MDEA.

Alternatif Lebih Efisien Menggunakan Absorbent MDEA


(Methyldietanolamine)Stabilitas
Salah satu pertimbangan yang paling penting dalam merancang unit scrubbing adalah
tingkat H2S/CO2
selektivitas yang kompatibel dengan komposisi gas baku danspesifikasi untuk mengolah
gas. Dalam batas-batas yang ditetapkan oleh kedua parameter, memaksimalkan
selektivitas biasanya diinginkan, sebagai ukuran gasmengobati tanaman dapat disimpan
relatif kecil.Hal ini dapat mengakibatkan berkurang biayamodal. Karena CO2
tambahan tidak harusdilucuti dalam regenerator, penggunaan energi berkurang. Jika
diinginkan, CO2
dapat dihapusdalam unit hilir untuk keperluan sepertienhanced oil recovery (EOR).
Denganmeningkatkan konten H2
S dari feed gas asam, Claus unit recovery sulfur dapatdioperasikan dengan efisiensi yang
lebih besar dan biaya yang lebih rendah. Dari semuaamina saat ini digunakan oleh
industri mengobati gas, MDEA adalah yang palingselektif untuk H2S. MDEA tidak
bereaksi dengan, CO2 untuk membentuk karbamat stabil.
MDEA dipilih sebagai absorben, karena:
a.vapor pressure rendah
b.sebagai pelarut yang dapat meningkatkan efisiensi penghilangan CO2 di gasalam dan
gas sintesis
c.dapat meminimalisasi penyabunan dan korosi di unit amine
d.tidak mudah degradasi
e.tidak terlalu korosif
f.panas reaksi rendah
g.selectivity terhadap H2S tinggi daripada amina yang lain
h.kemampuan penyerapan yang lebih tinggi
i.lebih atraktif,fouling dan foaming.

Kelemahan utama MDEA adalah:


a.Laju reaksi dengan CO2berlangsung lambat
b.kecenderungan untuk berlangsung pada konsentrasi tinggi
c.Biaya lebih tinggi.

You might also like