You are on page 1of 48

PAJAK UNTUK BANTUAN SOSIAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Bekerja sama dengan


DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 1
Dasar Hukum Penunjukan Bendahara Pemerintah / Badan
sebagai
PEMUNGUT/PEMOTONG PAJAK

- UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 28 Th 2007 (KUP)


UU - UU No.
No 7 Th 1983 stdtd UU No.
No 36 Th 2008 (PPh)
- UU No. 8 Th 1983 stdtd UU No. 18 Th 2000 (PPN)

-PP No. 80 Th 2007 (Peraturan Pelaksanaan UU KUP)


-PP
PP No
No.132
132 Th 2000 (PPh atas hadiah Undian)
-PP No.51 Th.2008 (Jasa Kosntruksi)
-PP No.71 Th.2008 (PPh Pengalihan Hak Tanah/Bngnan)
PP -PP No.15 Th.2009 (PPh atas Bunga Koperasi)
-PP
PP No.143 Th 2000 jo PP 24/2002 (Pelaksanaan UU PPN)
-PP No.146 Th 2000 jo PP 38/2003 (PPN dibebaskan)
-PP No.21 Th 2001 jo PP 31 Tahun 2007 (PPN Brg Strategis)
-PMK No. 181 Th 2007 (Bentuk dan Isi SPT)
-PMK No.
No 184 Th 2007 (Tgl jatuh tempo pembayaran,pelaporan)
pembayaran pelaporan)
-PMK No.186 Th 2007 (Dikecualikan dari pengenaan sanksi)
PERMENKEU -PMK No.190 Th 2007 (Pengembalian pajak yg seharusnya tdk terutang)
-PMK No.252 Th 2008 (Petunjuk pemotongan Pph Pasal 21)
-PMK No.246 Th 2008 ((Bea siwa dikecualikan dari Objek
j PPh))
-PMK No.250 Th 200 (Biaya jabatan dan Biaya Pensiun)
-PMK No.254 Th 2008 (PTKP untuk Pegawai Harian dan Mingguan)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
-PMK No.244 Th 2008 (Jenis Jasa Objek Pemotongan PPh Pasal 23)
dan Humas 2
BANTUAN
APBN/APBD

DIKELOLA

INSTANSI PEMERINTAH PUSAT/DAERAH


LEMBAGA NEGARA

MELALUI SUATU
KEGIATAN

BENDAHARA/PEMEG.KAS
/ G S
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT

PPh PASAL 4 AYAT (2), 21, 22, 23 DAN 26


PPN
Direktorat & PPnBM
Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 3
BANTUAN
APBN/APBD

DIKELOLA

BADAN (PT, CV, YAYASAN, KOPERASI,


KUMPULAN DLL)
KUMPULAN,
KEWAJIBAN YG
TELAH ADA KETIKA
BADAN ITU BERDIRI MELALUI SUATU
& MEMILIKI NPWP
KEGIATAN

WAJIB MELAK.PEMOTONGAN
MELAK PEMOTONGAN
PAJAK PUSAT

PPh PASAL 4 AYAT (2), 21, 23, DAN 26


Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 4
KETENTUAN KEWAJIBAN NPWP BAGI SEKOLAH

YAYASAN/LEMBAGA/
LEMBAGA/SEKOLAH/
KURSUS/PKBM
PELATIHAN NEGERI
SWASTA

WAJIB MEMILIKI NPWP DGN MENDAFTARKAN


KE KPP/KP2KP, WAJIB MEMILIKI NPWP PADA SAAT DIDIRIKAN
1. A.N BENDAHARA
BENDAHARA SKB PEMDA WONOSOBO
WONOSOBO DGN MENDAFTARKAN KE KPP/KP2KP,,
ATAU 1. A.N PKBM SOLOTIGO ATAU
2. A.N BENDAHARA UNIVERSITAS NEGERI 2. A.N YAYASAN PENDIDIKAN X ATAU
JAMBI 3. A.N LEMBAGA KURSUS KECANTIKAN..

JENIS WP SEBAGAI WP BADAN (PUSAT)


JENIS WP SEBAGAI PEMUNGUT ATAU WP BADAN (CABANG) YG HANYA
MELAKSANAKAN PEMOTONG

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 5
BADAN
Pasal 1 ayat (3) UU KUP

Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang


merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
tetap .
kolektif dan bentuk usaha tetap.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 6
LANDASAN HUKUM
Pasal 1 butir 2 UU KUP
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan
g ketentuan peraturan
p perundang-undangan
p g g perpajakan.
p p j

Pasal 2 ayat (1) UU KUP


Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perundang undangan perpajakan
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak


yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan
untuk melakukan pemotongan/ pemungutan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.

UU PPh UU PPh
Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yg Setiap Wajib Pajak Badan yg
mempunyai penghasilan PTKP
diatasPenyuluhan
Direktorat Pelayananmulai DIDIRIKAN
dan Humas 7
Kewajiban Mendaftarkan Diri
Pasal 2 ayat (1) UU KUP

Badan (mis PT, CV, Yayasan, dll


Bendahara
Termasuk cabang2nya)
yang Mengelola APBN/APBD
yang dibentuk/didirikan

Wajib
Mendaftarkan Diri

Untuk Mendapatkan NPWP

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 8
OBJEK PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN YG
DILAKUKAN BENDAHARA
PPh Pasal 21 : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
kepada org pribadi sehubungan dengan
pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan.
PPh Pasal 4 ayat (2): Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu.
PPh Pasal 22 : Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan
g dengan
g p
pembelian Barang.g
PPh Pasal 23 : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty
dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21.
PPh Pasal
P l 26 : P
Pembayaran
b atas
t penghasilan
h il kepada
k d Wajib
W jib
Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM : Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar
sendiri sehubungan penyerahan Barang Kena
P j k & Jasa
Pajak J K
Kena Pajak.
P j k
Bea Materai : Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2
tertentu.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 9
OBJEK PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN
YG DILAKUKAN BADAN
(PT,CV,YAYASAN, KUMPULAN DLL BAIK PUSATNYA
MAUPUN CABANGNYA)
PPh Pasal 21 : Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan kepada org pribadi
sehubungan
h b d
dengan pekerjaan
k j
jabatan, jasa & kegiatan.
PPh Pasal 4 ayat (2): Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan sehubungan jasa tertentu
& sumber tertentu.
PPh Pasal 23 : Pemotongan atas penghasilan yg
y
dibayarkan berupa
p hadiah,, bunga,
g ,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa
lainnya selain Objek PPh Psl 21.
PPh Pasal 26 : Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar
Negeri.
Bea Materai : Pembayaran atas pemanfaatan
dokumen2 tertentu.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 10
MENGAPA LSM, YAYASAN SWASTA, KURSUS,
LEMBAGA SWASTA LAINNYA TIDAK
DIWAJIBKAN MEMUNGUT PPh PASAL 22 ?

JAWABANNYA

BUNYI UU NO.36 TH 2008 TTG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG


NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
"Pasal 22
(1) Menteri Keuangan dapat menetapkan :
bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang ;

Penjelasan Pasal 22
Berdasarkan ketentuan ini yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah :
Bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang. termasuk
j
juga dalam
d l pengertian
ti bendahara
b d h adalah
d l h pemegang kas
k dan
d pejabat
j b t lain
l i yang
menjalankan fungsi yang sama;
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 11
MENGAPA LSM, YAYASAN SWASTA, LEMBAGA SWASTA
LAINNYA TIDAK DIWAJIBKAN MEMUNGUT PPN ?

JAWABANNYA
BUNYI UU NO
NO.18
18 TH 2000 TTG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG UNDANG
UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN DAN PPnBM
"Pasal 16A
(1) Pajak yang terhutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, dipungut,
disetor dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
((2)) Tata
a a cara
a a pemungutan,
p u gu a , penyetoran
p y o a danda pelaporan
p apo a pajak
paja oleh
o Pemungut
u gu Pajak
aja
Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh
Menteri Keuangan."

BUNYI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.563/KMK.03/2003


O 3/ 03/2003 TTG PENUNJUKAN
BENDAHARAWAN PEMERINTAH & KPKN UTK MEMUNGUT , MENYETOR & MELAPORKAN PPN
& PPnBM BESERTA TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORANNYA
Pasal 2
(1) Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
ditetapkan sebagai Pemungut Pajak
Direktorat Pertambahan
Penyuluhan Pelayanan Nilai.
dan Humas 12
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAM
PROGRAM--PROGRAM BANSOS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BANTUAN/
SUBSIDI BUKAN OBJEK
DARI APBN PPh & PPN
(Rp) Penjls. Pasal 4 ayat (3) UU PPh
Pasal 4 UU PPN

1.
1 ORANG PRIBADI
2. ORGANISASI SOSIAL
3. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
4. LEMBAGA KURSUS
5. INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
6. PTN BHMN DAN NONBHMN
7. SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB),
8. LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL DAN FORMAL
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 13
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yg menerima bukan
merupakan objek pajak sepanjang diterima tdk dlm rangka
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau
hubungan pengusaan antara pihak-pihak yg bersangkutan
Harta hibahan bagi pihak yg menerima bukan merupakan objek
pajak apabila diterima keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus
satu sederajat,
sederajat dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan
atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yg ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima
tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan
kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yg
b
bersangkutan.
k t

Penjelasan Pasal 4 UU PPN


PPN dikenakan atas :a) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean,
b) Import Barang Kena Pajak (BKP); c)penyerahan Jasa Kena Pajak di dlm
daerah pabean; d) pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean
di dlm daerah pabean; e)pemanfaatan JKP dariPelayanan
Direktorat Penyuluhan luar daerah pabean di dlm daerah
dan HumasKena Pajak
Pabean atau; f)eksport BKP oleh Pengusaha 14
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAM
PROGRAM-PROGRAM
PROGRAM BANSOS
BANTUAN/
SUBSIDI DARI APBN
(Rp)

Lembaga/Org./Badan/Sekolah Lembaga/Org./Badan/Sekolah Orang Pribadi


Milik Swasta Milik Negeri (beasiswa)

Kegiatan Kegiatan Belajar

Wajib Potong & Pungut


Wajib Potong Tidak Dipotong
PPh Pasal 21, PPh Pasal 22
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh dan
PPh Pasal 23
23, PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 4 ayat (2) tidak Dipungut PPN
& PPN
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 15
Lembaga/Org./Badan/Sekolah
Milik Swasta
Digunakan untuk honor pelatih/panitia, honor tutor, uang transpor,
honor penyelenggara dan honor lainnya, konsumsi peserta/pelatih, ATK
& bahan habis pakai, buku,

1
1. Untuk honor pelatih/panitia/penyelenggara/tutor/penyusunan
test/evaluasi/supervisi/monitoring yg diterima oleh bukan pegawai
dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif progresif (Pasal 17
UU PPh) dari penghasilan bruto. Tarif Pasal 17 UU PPh yaitu dimulai
tarif 5% untuk penghasilan s.d Rp 50.000.000,-
Apabila Honor yang dibayarkan secara berkesinambungan (lebih dari
satu kali dalam 1 tahun
tahun),), maka Penghitungan PPh Pasal 21
21--nya : Jumlah
Bruto Honor sebulan dikurangi PTKP.
Bagi pelatih/panitia/penyelenggara/tutor/penyusun yang tidak
memiliki NPWP akan dikenai tarif 20% lebih tinggi dari yg memiliki
NPWP, jadi tarifnya 6% dari jumlah bruto. Objek Pemotongan Pph Pasal
21 diatur PMK No.252/PMK.03/2008 dan Perdirjen No.31/PJ./2009
2. Uang Transport kepada tenaga pengajar dipotong PPh Pasal 21 dengan
tarif 5% atau 6% (bila penerima tidak memiliki NPWP) sepanjang tidak
bisa membuktikan bukti-bukti pengeluarannya
3. P
Pengadaan
d k
konsumsi i dan
d ATK + Bahan
B h h bi pakai,
habis k i buku,
b k pengadaand
konsumsi, dan pengadaan barang lainnya tidak dipungut PPh Pasal 22
dan tidak dipungut PPN.
4. Jasa catering dipotong PPh Pasal 23 dengan tarif 2% atau 4% (bila
pemberi jjasa catering
p g tidak memiliki NPWP)) dari jjumlah bruto
pembayaran (tidak ada batasannya). Objek Pemotongan PPh Pasal 23
diatur Permenkeu No.244/PMK.03/2008
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 16
LEMBAGA/ORG./BADAN/SEKOLAH
MILIK PEMERINTAH
Digunakan untuk Honor pelatih/panitia,
pelatih/panitia uang transport,
transport konsumsi peserta/pelatih,
peserta/pelatih
ATK & bahan habis pakai

1. Untuk honor pelatih/panitia/penyelenggara dan sejenisnya yg diterima PNS/TNI/Polri


dikenakan pemotongan PPh pasal 21 dengan tarif 15% dari penghasilan bruto
(bersifat
(be s at final)
a ) sepanjang
sepa ja g pangkat
pa g at PNS
S tersebut
te sebut golongan
go o ga III a ke
e atas atau
sepangkatnya.
Bila honor diterima mahasiswa/masyarakat lainya dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif
progresif (Pasal 17 UU PPh) yaitu mulai 5% atau 6% (bagi penerima yg tidak memiliki
NPWP) untuk penghasilan s.d Rp 50.000.000,-.
Apabila yang dibayarkan secara berkesinambungan (lebih dari satu kali dalam 1
tahun), maka Penghitungan PPh Pasal 21-nya: Jumlah Bruto Honor sebulan dikurangi
PTKP.

2. Uang Transport kepada tenaga pengajar dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15% final
bila yg menerima PNS/TNI/Polri atau tarif Pasal 17 yaitu 5% atau 6% (bagi penerima
yg tidak memiliki NPWP) bila yg menerima bukan PNS/TNI/Polri, sepanjang tidak bisa
membuktikan bukti-bukti pengeluarannya

3. Pengadaan konsumsi dan ATK + Bahan habis pakai, buku dan pengadaan barang
lainnya yang jumlah pembayarannya melebihi Rp 1 juta (tidak termasuk PPN-nya)
di
dipungut PPhh Pasall 22 sebesar
b 1,5% atau 3% (b
(bagii penjual
j l barang
b yg tidak
id k memiliki
iliki
NPWP) dari jumlah bruto, dan dipungut PPN juga sebesar 10% dari jumlah bruto
apabila pembayarannya (nilai kuitansi) diatas Rp 1 juta.
4. Jasa catering dipotong PPh pasal 23 sebesar 2% atau 4% (bagi pemberi jasa yang
tidak memiliki NPWP)) dari jjumlah bruto pembayaran
p y dan pengenaan
p g p
pemotongang PPh
Pasal 23 ini tanpa batasan jumlah rupiahnya. Apabila pembayaran Rp 1 juta lebih,
maka dipungut PPN sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak (nilai jasa tanpa PPN).
Direktorat
Objek Pemotongan PPh Pasal Penyuluhan
23 diatur Pelayanan
Permenkeu No.244/PMK.03/2008
dan Humas 17
BANTUAN SOSIAL BERUPA BEASISWA

Dasar hukum :
1. Pasal 4 ayat (3) huruf l UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan
2. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 246/PMK.03/2008
tanggal 31 Desember 2008 tentang Beasiswa yang
Dikecualikan dari Objek Pajak

Beasiswa (biaya pendidikan yang dibayar ke sekolah,


meliputi biaya ujian, biaya penelitian, biaya pembelian
buku dan biaya hidup yang wajar) yang diterima atau
diperoleh WNI dari Wajib Pajak pemberi Beasiswa
(harus tidak mempunyai hubungan istimewa)
dalam rangka mengikuti pendidikan di dalam negeri
pada tingkat
p g p
pendidikan dasar,,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan

Penerima Beasiswa tidak dipotong PPh Pasal 21


Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 18
HAL-HAL YG PERLU DIKETAHUI UNTUK DUNIA PENDIDIKAN

PASAL 6 AYAT (1) UU PPh (PERUBAHAN TERAKHIR)

SUMBANGAN TERTENTU ANTARA LAIN


SUMBANGAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN YANG
DILAKUKAN DI INDONESIA,
BIAYA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SOSIAL,
SUMBANGAN FASILITAS
PENDIDIKAN, SUMBANGAN
PEMBINAAN OLAHRAGA

BIAYA PENGURANG
PENGHASILAN BRUTO
(BISA MENGURANGI PPh
YG TERUTANG BAGI
PERUSAHAAN)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 19
SANKSI PERPAJAKAN

SANKSI SANKSI
ADMINISTRASI PIDANA

K ALPA SENGAJA
E
D B
N KURUNGAN PENJARA
E U
A DAN DAN
N N
I
D G DENDA DENDA
K
A A
A
N

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 20
SANKSI ADMINISTRASI

DENDA BUNGA KENAIKAN


Ps. 7 UU KUP Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP Ps. 13(3), 15(2) UU KUP

2%/BULAN 50%
Rp 100.000 maks 24 BULAN SPT TERLAMBAT/TIDAK
DISAMPAIKAN SETELAH
SPT MASA PPh PEMBETULAN SENDIRI DITEGUR TERTULIS
Ps.21/22/23/26 SPT
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN HASIL PENELITIAN SPT 100%
AKIBAT SALAH TULIS PPh TIDAK/KURANG
DAN/ATAU SALAH HITUNG DIPUNGUT/ DIPOTONG/
Rp500 000
Rp500.000 HASIL PEMERIKSAAN DISETOR
SPT MASA PPN DAN (SKPKB)
PPnBM 100%
DITERBITKAN NPWP DAN
PKP SECARA JABATAN KARENA DITERBITKAN
TERLAMBAT/ TIDAK
SKPKBT
DISAMPAIKAN IZIN PENUNDAAN
PENYAMPAIAN SPT
IZIN MENGANGSUR ATAU 200%
Rp 100.000 MENUNDA PEMBAYARAN DITERBITKAN SKPKB
SPT TAHUNAN PPh Ps. 21 KARNA ALPA PERTAMA KALI
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN DARI
(Untuk Tahun Pajak 2007 Direktorat Penyuluhan PAJAK
PelayananYANG TIDAK/
dan Humas KURANG DIBAYAR 21
SANKSI PIDANA

ALPA SENGAJA
Ps. 39 UU KUP
Ps. 38 UU KUP

TIDAK MENDAFTARKAN DIRI


DIRI, MENYALAHGUNAKAN
NPWP/NPPKP
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
MENYAMPAIKAN SPT:
MENYAMPAIKAN SPT:
ISINYA TIDAK BENAR
ISINYA TIDAK BENAR
TIDAK LENGKAP
TIDAK LENGKAP
MELAMPIRKAN KETERANGAN
YANG ISINYA TIDAK BENAR MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU
TIDAK MENYELENGG. PEMBUKUAN/PENCATATAN
TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT
/DIPOTONG

MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK;
PAJAK;

MENIMBULKAN KERUGIAN
PADA PENDAPATAN NEGARA

PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN


KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALING
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG
dan Humas BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG 22
SANKSI PERPAJAKAN
BAGI PETUGAS PAJAK
(
(Pasal 36 A UU UP))

PETUGAS PAJAK

DALAM MENGHITUNG
ATAU
U MENETAPKAN PAJAK
J

TIDAK SESUAI DENGAN UU


PERPAJAKAN YG BERLAKU
BERAKIBAT
MERUGIKAN NEGARA

DIKENAKAN SANKSI SESUAI


PERUNDANG-UNDANGAN YG BERLAKU

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 23
Hubungi kami di:

Kring Pajak
500-200

SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )

Email : humas@pajak.go.id
pengaduan@pajak.go.id
Website: www.pajak.go.id

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 24
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 25
TENAGA AHLI YG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
(BUKAN PEGAWAI)

TERDIRI DARI :
- PENGACARA - KONSULTAN
- AKUNTAN - NOTARIS
- ARSITEK - PENILAI
- DOKTER - AKTUARIS

MENERIMA PENGHASILAN BERUPA


HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN SEJENISNYA
DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

DASAR PENGENAAN & DIPOTONG PPH PS.21


PEMOTONGAN DENGAN TARIF PASAL 17
PPh PASAL 21 ADALAH DARI DASAR PENGENAAN &
50% DARI JUMLAH PEMOTONGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO

WP TDK Dit.P2Humas
JIKADirektorat Penyuluhan Pelayanan
MEMILIKI NPWP MAKA
dan Humas
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI 26
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PENGHASILAN BRUTO
HONORARIUM,KOMISI DAN FEE

BUKAN PEGAWAI
SENIMAN, OLAHRAGAWAN; ANGGOTA PANITIA, PESERTA PENDIDIKAN,
PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH, PELATIHAN & MAGANG DLL;
PENYULUH & MODERATOR, PEMBAWA PESANAN/PENEMU
PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH;
LANGGANAN/PERANTARA
PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK,
DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL
MARKETING ATAU DIRECT SELLING
KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA
PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI YG TDK
TELEKOMUNIKASI, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, BERSTATUS SBG PEGAWAI;
EKONOMI DAN SOSIAL PENJAJA BARANG DAGANGAN YG TDK BERSTATUS
AGEN IKLAN; PEGAWAI; DAN/ATAU
PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK; PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI
PESERTA PERLOMBAAN, PESERTA RAPAT, KONFERENSI, LAINNYA
PERTEMUAN ATAU KUNJUNGAN KERJA, PESERTA ATAU

PENERIMANYA PUNYA NPWP & HANYA MENERIMA PENERIMANYA TIDAK PUNYA NPWP ATAU MENERIMA
PENGHASILAN DARI 1 PEMBERI KERJA SERTA PENGHASILAN LAIN DILUAR PEMBERI KERJA ATAU
PENGHASILANNYA BERKESINAMBUNGAN PENGHASILANNNYA TIDAK BERKESINAMBUNGAN
D
I
K
U
R
A
N
G
I
TARIF PS.17 UU PPh
PTKP
KARENA WP TDK MEMILIKI NPWP
PENGHASILAN KENA PAJAK MAKA
Direktorat Penyuluhan PelayananTARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
(dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)
dan Humas 27
TARIF PS.17 UU PPh
CONTOH PENGHITUNGAN BUKAN PEGAWAI

POLAN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI LEMBAGA


KURSUS MENJAHIT SEBESAR Rp250.000,-/BULAN DARI JULI S.D
DESEMBER 2009. PPh PASAL 21 TERUTANG SETIAP BULANNYA :
PENGHASILAN SEBULAN PTKP SEBULAN =
R 250 000 Rp1.320.000
Rp250.000 R 1 320 000 = NIHIL

PILON, PELATIH (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI SANGGAR DKI


SEBESAR Rp250.000,- YG HANYA DIBERIKAN SEKALI PADA BULAN AGUSTUS 2009.
PILON PUNYA NPWP
NPWP. PPh PASAL 21 TERUTANG PADA BULAN AGUSTUS :
PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
Rp250.000 X 5% = Rp12.500,-

POLIN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI) MENERIMA HONORARIUM DARI PKBM KASIH


RP250.000,-/BULAN DARI AGUSTUS S.D DESEMBER 2009. POLIN PUNYA NPWP DAN
JUGA SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH LAIN.
PPh PASAL 21 TERUTANG SETIAP BULANNYA :
PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
Rp250.000 X 5% = Rp12.500*
PPh PASAL 21 MENJADI TERUTANG SEBESAR Rp12.500,- SETIAP BULANNYA
KARENA POLIN MENDAPATKAN PENGHASILAN LAIN DI LUAR PENGHASILAN DARI
TK KASIH
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 28
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 21

PPh YANG DIPOTONG


BENDAHARA

DISETOR
DGN SSP KE:
- BANK PERSEPSI, ATAU
- KANTOR POS GIRO

PALING LAMBAT
TGL 10 BLN BERIKUTNYA

BILA JATUH PADA


HARI LIBUR PENYETORAN
PADA HARI
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
KERJAdan BERIKUTNYA
Humas 29
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21

PPh YANG DIPOTONG


BENDAHARA

DILAPORKAN
DGN SPT MASA PPh
PASAL 21 KE KPP/KP2KP

PLG LAMBAT TGL 20


BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA

JIKA JATUH PADA PADA HARI KERJA


HARI LIBUR BERIKUTNYA
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 30
Contoh Formulir PPh Ps.21 Yg Harus Buat & Dilaporkan
ke KPP mulai Masa Juli 2009 (Perdirjen Nomor : 32/PJ/2009)
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke
ke-2
2 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran II


Peraturan Direktur Jenderal Pajak
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nomor: PER-32/PJ/2009
KANTOR PELAYANAN PAJAK Tanggal: 25 Mei 2009

.... (1)

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

NOMOR : (2)

N P W P : - - - - - (3)

N
Nama W
Wajib
jib P
Pajak
j k :

Alamat :

Tarif
lebih
Jumlah Penghasilan Bruto tinggi PPh yang Terutang
No. Jenis Penghasilan 20% Tarif
(Rp) (Tidak (Rp)
Ber-
NPWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga
Perubahan Kerja Lepas
2. Imbalan Distributor MLM
3. Imbalan Petugas Dinas Luar Asuransi
4. Imbalan kepada Penjaja Barang Dagangan
5. Imbalan Kepada Tenaga Ahli
6. Honorarium atau Imbalan kepada Anggota
Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang
tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap
7. Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan
Lain kepada Mantan Pegawai
8. Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai
9. Imbalan kepada Peserta Kegiatan
10. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang
bersifat berkesinambungan
11. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang
tidak bersifat berkesinambungan
12. Penghasilan kepada Pegawai atau Pemberi
Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
Jumlah

Terbilang :

*) Lihat petunjuk pengisian
Perhatian : ., . 20 . (4)
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dipotong di atas merupakan Angsuran atas
Pemotong Pajak (5)
Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun
pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti
pemotongan ini baik-baik untuk diperhitungkan N P W P : - - - - -
sebagai kredit pajak dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Pribadi.
N a m a :
2 Bukti
2. B kti Pemotongan
P t ini
i i dianggap
di sah
h apabila
bil
diisi dengan lengkap dan benar.
Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.33.01
Direktorat Penyuluhan .........................................................
Pelayanan (6)

dan Humas 31
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
.... (1)

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21


(FINAL)

NOMOR : (2)

NPWP : - - - - - (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

Perubahan No. Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif PPh yang dipotong
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Uang Pesangon, Uang
Tebusan Pensiun, Tunjangan
Hari Tua/Jaminan Hari Tua
yang dibayarkan sekaligus.
2. Honor & Imbalan lain yang
dibebankan kepada APBN
atau APBD yang diterima
oleh PNS, Anggota TNI/
POLRI dan Pensiunan.
JUMLAH

Terbilang :
*) Lihat petunjuk pengisian

., . 20 . (4)
Pemotong Pajak (5)

NPWP : - - - - -

Nama :

Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap
dipotong di atas bukan merupakan kredit
pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh Orang Pribadi.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah ......................................................... (6)
apabila diisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.02

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 32
Departemen
DAFTAR BUKTI
Keuangan RI PEMOTONGAN Masa Pajak
Direktorat PAJAK PENGHASILAN (Bulan/Tahun)
Jenderal
Pajak
PASAL 21 DAN/ATAU / 2 0
PASAL 26 (TIDAK FINAL)

B kti P
Bukti Pemotongan
t Jumlah Objek PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 dan/atau
No NPWP Nama Wajib Pajak
Nomor Tanggal dan/atau Pasal 26 yang
Pasal 26 Dipotong
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perubahan 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Jumlah

Halaman ke dari halaman


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 33
Departemen
DAFTAR BUKTI
Keuangan RI PEMOTONGAN Masa Pajak
Direktorat PAJAK PENGHASILAN (Bulan/Tahun)
Jenderal
Pajak
PASAL 21 DAN/ATAU / 2 0
PASAL 26 (FINAL)

Bukti Pemotongan
g Jumlah Objek PPh Pasal
PPh Pasal 21 21dan/atau
No NPWP Nama Wajib Pajak
Nomor Tanggal dan/atau Pasal 26 yang
Pasal 26 Dipotong
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perubahan 7.
8.
9.
10.
11
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
24
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Jumlah

Halaman ke dari halaman

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

dan Humas 34
Departemen
SPT Masa
Pajak Penghasilan
x SPT Normal
Keuangan RI Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT Pembetulan Ke-____
Direktorat
Jenderal Form ulir ini digunak an untuk m e lapork an Tahun Kalender Formulir
k e w ajiban Pe m otongan Pajak Pe nghas ilan Pas al
Pajak
21 dan/atau Pas al 26 20 1721
(Bulan/Tahun)
Masa Pajak
/ 2 0
Bagian A Informasi Identitas Wajib Pajak
1 NPWP -
2 Nama WP

3 Alamat
No mo r A lamat
4 Telepo n 5 Email

Bagian B Objek Pajak


Perubahan No
G o l o ng a n P e ne r i ma
P eng ha si l an
J uml a h
P e ne r i ma
P e ng ha s i l a n
J uml a h
P eng ha si l an B r ut o
(Rp)
J uml ah
P aj a k T e r ut a ng
(Rp)
(1) (2 ) (3) (4) (5)

6 Pegaw ai Tetap
7 Penerima Pensiun Berkala
8 Pegaw ai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
9 Distributor MLM
10 Petugas Dinas Luar Asuransi
11 Penjaja Barang Dagangan
12 Tenaga Ahli
Anggota Dew an Komisaris atau Dew an Pengaw as yang
13
tidak Merangkap sebagai Pegaw ai Tetap
Mantan Pegaw ai yang Menerima Jasa Produksi,
14
Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain
15 Pegaw ai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun
16 Peserta Kegiatan
Bukan Pegaw ai yang Menerima Penghasilan yang
17
Bersif at Berkesinambungan
Bukan Pegaw ai yang Menerima Penghasilan yang Tidak
18
Bersif at Berkesinambungan
Pegaw ai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar
19
Negeri
Jumlah Bagian B
20
(Penjumlahan Angka 6 s
s.d.
d 19)
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November
21
(Diisi hanya pada Masa Pajak Desemb er)
22 STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak)

Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari: Tahun Kalender


23 Masa Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23)
25 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 angka 24)

25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah


25b. Penyetoran dengan SSP

Jika SP T P embetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27

PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan

DirektoratDit.P2Humas
Penyuluhan Pelayanan 35
26
(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)

dan Humas 35
27 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 angka 26)

28 Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak Tahun
Bagian C Objek Pajak Final
J uml ah Juml ah Juml ah
G o l o ng an P ener i ma
No P ener i ma P eng hasi l a n B r ut o P aj ak T er ut ang
P eng hasi l an
P eng hasi l a n (Rp) (Rp)

(1) (2) (3) (4 ) (5)


P enerima Uang P esango n, Uang M anfaat P ensiun, Tunjangan
29 Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan P embayaran Lain
Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus
P ejabat Negara, P egawai Negeri Sipil, A nggo ta TNI/P OLRI
30 dan P ensiunan yang M enerima Ho no rarium dan Imbalan Lain
yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah
Jumlah B agian C
31 (P enjumlahan A ngka 29 s.d 30)

Bagian D Lampiran
a) Surat Setoran Pajak ____ lembar b) Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 c) Surat Kuasa Khusus/Surat
DTP Keterangan Kematian

d) Daf tar Bukti Pemotongan Pajak e) Daf tar Bukti Pemotongan Pajak f ) Formulir 1721 I
Penghasilan Tidak Final Penghasilan Final (Di sa mpa i k a n ha nya pa da M a sa
Pa j a k Desember)

g) Formulir 1721 II h) Daf tar Biaya untuk Wajib Pajak yang i)


(D isampaikan hanya pada M asa P ajak Tidak Wajib Menyampaikan SPT
terjadi perubahan P egawai T etap) Tahunan PPh Badan (Di sa mpa i k a n
ha nya pa da M a sa Pa j a k

Bagian E Pernyataan dan Tanda Tangan


Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan

Perubahan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahw a apa yang telah saya beritahukan di atas beserta
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
Diisi oleh Petugas

PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN) Kuasa Wajib Pajak SPT Masa Diterima:

Langsung dari WP
Nama

Melalui Pos
NPWP
-
Tanda Tangan Tanggal (dd/mm/yyyy) Tanggal (dd/ mm/ yyyy) Tanda Tangan

____/_____/____ ___/___/_____

TARIFPPhPASAL21MENGGUNAKANTARIFPASAL17UUPPh

Dalamketentua nbaruini,tarifpemotonganPPhPasal21adalahdenganmenggunaka nta rifPasa l17aya t(1)hurufa UUPPha taspengha silanya ngditerimaoleh:
1. Pega wa itetap.
2. Penerimapens iunyangdiba yarkansecarabula nan.
3. Pega wa itidaktetapa ta utena gakerjalepasyangdibayarka nseca rabulana n.
4. Pega wa itidaktetapa ta utena gakerjalepasberupaupahha rian,upahmingguan,upahsa tuan,upahboronga ndanua ngsakuha ria nyangtidak
dibaya rkansecarabulanan.
5. Buka npega wa iyangmenerima pembayaranyangbersifattida kberkesina mbungan.
6. Peserta kegiatansetiapka limenerima pemba yaranya ngbersifatutuhda ntida kdipecah.
7. Buka npega wa iyangmenerima imbalanya ngberkesinambungan.
8. Anggotadewankomis aris ata udewanpenga wasyangtidakmerangkapsebagaipegawaitetapyangmenerimaata umemperolehhonorariumatau
imbalanyangbersifa ttidakteratur.
9. Mantanpegawa iyangmenerimaataumemperolehjas aproduksi,tantiem,gratifikas i,bonusa tauimbalanlainyangbersifattidakteratur.
10 Peserta programpensiunyangberstatussebaga
10. program pensiun yang berstatus sebaga iipegawaiyangmelakukanpena
pegawai yang melakukan pena rika nnDanaPensiun.
Dana Pensiun
(Pasal13,14,15dan16PMK252/PMK.03/2008)

PTKPBAGIPENERIMAPENGHASILANBUKANPEGAWAI
PTKP Bagi ora ng pribadi bukan Pegawai seperti petugas dinas luar asura nsi ya ng tidak bersta tus seba gai pega wa i, distributor MLM a ta u direct selling, penjaja bara ng
daga nga nya ngtidakbersta tuspega waiata upenerima penghasilanlainnya ya ngmenerima pengh

Syarat ba gi penerima penghasilan bukan pegawa i untuk mendapatkan pengurangan PTKP yaitu ora ng pribadi bukan pegawai penerima penghasilan ters ebut ha rus
memilikiNPWP(untukwa nitakawin,maka suaminya ha rusmemilikiNPWP)da nmemberika nfotokopikartuNPW

BIAYAJABATAN
BiayaJaba tanditetapkansebesa r5%daripenghas ilanbrutodenganjumlahsetinggitingginyaRp6.000.000,00seta hunata uRp500.000,00sebula n.
BiayaPensiunditetapkansebesa r5%daripenghas ilanbrutodenganjumlahsetinggitingginyaRp2.400.000,00seta hunata uRp200.000,00sebula n.
(Pasal 1 PMK 250/PMK.03/2008)
(Pasal1PMK250/PMK.03/2008)

BATASUPAHHARIANYANGTIDAKDIPOTONGPPhPASAL21

Batas penghasila n bruto yang diterima a ta u diperoleh pega wa i ha ria n, mingguan dan pegawai tida k teta p lainnya sa mpai dengan jumlah Rp 150.000,00 s eha ri tidak
dipotongPPhPa sal21.Namunketentuaninitidakberla kujikapengha sila nbrutoinitelahmelebih

PEMOTONGANPPhPASAL21YANGTIDAKMEMILIKINPWP
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 36
Atas pengha silan ya ng dibayarkan kepada pega wai da n buka n pega wai ya ng tida k memiliki NPWP, dikenaka n Pemotonga n PPh Pasa l 21 denga n tarif yang lebih tinggi
20%daripadatarifyangditera pkandalamPPhPa sal21,sehingga jumlahPPhyangdipotongtarifnya
Contoh Formulir yg dilampirkan hanya pada masa Desember
Departemen
Keuangan RI
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN
1721 - I
Direktorat PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 Tahun Kalender
Jenderal UNTUK PEGAWAI TETAP DAN
Pajak PENERIMA PENSIUN BERKALA
2 0

A. DAFTAR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT YANG PENGHASILAN NETONYA
MELEBIHI PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
PPh Pasal 21
Penghasilan Bruto dan/atau Pasal 26
No NPWP Nama Wajib Pajak
(Rupiah) Terutang
(Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

4.

5
5.

6.

7.

8.

9.

10.
10

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.
A1. Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang
Penghasilan Netonya Melebihi PTKP (jumlah nomor 1 s.d. 20)
B. Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang
Penghasilan Netonya tidak Melebihi PTKP . Orang

C. Jumlah (A1 + B)Dit.P2Humas


Direktorat Penyuluhan Pelayanan 37
dan Humas 37
Contoh Formulir yg dilampirkan hanya pada masa Desember
Departemen
Keuangan RI
1721 - II
Direktorat
DAFT AR PERUBAHAN MASA PAJAK
Jenderal PEGAWAI TET AP (Bulan/Tahun )

P j k
Pajak / 2 0

A. Pegawai Tetap yang Keluar

PPh Pasal 21
Penghasilan
Dan/Atau Pasal
No NPWP Nama Wajib Pajak Bruto
26 Terutang
(Rupiah)
(Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)

1.
2.
3.
4.
5.

B. Pegawai Tetap yang Masuk

Status Karyawan

No NPWP Nama Wajib Pajak (TK, K,


Jum lah
K/I, PH,
Tanggungan
HB)
(1) (2) (3) (4) (5)

1.
2.
3.
4.
5.

C. Pegawai yang Baru Memiliki NPWP

Tanggal
No NPWP Nama Wajib Pajak
Terdaftar

(1) (2) (3) (4)

1.
2.
3.
4.
5.

Halaman ke dari halaman Dit.P2Humas


Direktorat Penyuluhan Pelayanan 38
dan
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, Humas
DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI 38
Contoh Formulir Yang Wajib Dilampirkan Untuk Laporan Pertama
Atau Hanya Pada Masa Juli 2009 untuk Yang Sudah Pernah Melapor

Departemen
Keuangan RI DAFTAR PEGAWAI
1721 - T
Direktorat TETAP/PENERIMA PENSIUN MASA PAJAK
Jenderal BERKALA (Bulan/Tahun )
Pajak
/ 2 0

Status Karyawan
No NPWP* Nama Wajib Pajak (TK, K, K/I, Jum lah
PH, HB) Tanggungan
(1) (2) (3) (4) (5)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26
26.
27.
28.
29.
DirektoratDit.P2Humas
Penyuluhan Pelayanan 39
dan Humas 39
30.

* Untuk Pegawai yang tidak memiliki NPWP, maka kolom NPWP dikosongkan
Contoh Surat Setoran Pajak (SSP) yang Baru
Hanya diisi
Dlm transaksi SURATSETORANPAJAK
Pengalihan hak DEPARTEMENKEUANGANR.I. LEMBAR 1
Atas tanah dan
DIREKTORATJENDERALPAJAK ((SSP)) U
UntukArsipWajibPajak
k A i W jib P j k

Atau bangunan NPWP :


Dan Kegiatan DiisisesuaidenganNomorPokokWajibPajakyangdimiliki

NAMAWP : .....
Membangun
ALAMATWP : .....
sendiri .....
NOP :
DiisisesuaidenganNomorObjekPajak

ALAMATOP : .....
.....
UraianPembayaran: ...
KodeAkunPajak KodeJenisSetoran
.....
.....
.....
Masa Pajak
MasaPajak
TahunPajak
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Beritandasilang(x)padakolombulan,sesuaidenganpembayaranuntukmasayangberkenaan DiisiTahunterutangnyaPajak

NomorKetetapan : / / / /
DiisisesuaiNomorKetetapan:STP,SKPKB,SKPKBT

Perubahan JumlahPembayaran
T bil
Terbilang:
: .Diisidenganrupiahpenuh
.......
.....
.....
DiterimaolehKantorPenerimaPembayaran WajibPajak/Penyetor
Tanggal .. , Tanggal ....
Capdantandatangan Capdantandatangan

NamaJelas: . NamaJelas: ..

"TerimakasihTelahMembayarPajakPajakUntukPembangunanBangsa"
RuangValidasiKantorPenerimaPembayaran

F.2.0.32.01

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 40
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Untuk
Pemerintah
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
Penghitungan penyetoran pelaporan

1. Penyerahan Barang Kena Pajak 10% Dasar Pengenaan Tgl 7 bln Tgl 14 bln
Kecuali : Pajak berikutnya berikutnya (utk
a. Barang hasil pertambangan atau hasil (utk bendahara)
pengeboran, yang diambil langsung dari bendahara)
sumbernya ; Tgl 20 bln
b. Barang-barang kebutuhan pokok yang Tgl 15 bln berikutnya (utk
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak ; berikutnya non bendahara)
c. Makanan dan minuman yang disajikan (utk non
dihotel, restoran, rumah makan, warung. bendahara)
dan sejenisnya ;
d. Uang , emas batangan, dan surat-surat
berharga

Direktorat Penyuluhan Pelayanan 41


dan Humas 41
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lanjutan
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
P hit
Penghitungan penyetoran pelaporan

2. Penyerahan Jasa Kena Pajak 10% Dasar Pengenaan Tgl 7 bln Tgl 14 bln
Kecuali : Pajak berikutnya berikutnya
a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan
medik; Tgl 15 bln Tgl 20 bln
b. Jasa dibidang pelayanan sosial; berikutnya berikutnya (utk
c. Jasa dibidang pengiriman surat dengan (utk non non bendahara)
perangko; bendahara)
d. Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan
sewa guna usaha dengan hak opsi;
e Jasa dibidang keagamaan;
e.
f. Jasa dibidang pendidikan;
g. Jasa dibidang keseniaan dan hiburan
yang telah dikenakan Pajak Tontonan;
h. Jasa dibidang penyiaran yang bukan
bersifat iklan ;
i. Jasa dibidang angkutan umum di darat
dan di air;
j. Jasa dibidang tenaga kerja;
k. Jasa di bidang perhotelan ;
l. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah
dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 42
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN

Atas Impor Barang Kena Pajak, yaitu :


a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas,
terlepas tidak termasuk suku cadang
cadang, yang
diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak
j tersebut
b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan
c. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran atau perikanan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 43
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
At penyerahan
Atas h di dalam
d l negeri:
i

a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
terpasang
p g maupun
p terlepas,
p , tidak termasuk suku cadang,g, yang
y g
diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak tersebut
b Makanan
b. M k tternak,
k unggas, d
dan ik
ikan d
dan atau
t bahan
b h baku
b k untuk
t k
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan
c. Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau
disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya
yang dilakukan dengan cara tertentu
d. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran atau perikanan
e. Air bersih yang dialirkan melalui pipa atau dialirkan dengan cara lain
baik oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah maupun Swasta
f. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 Watt

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 44
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
lanjutan

h. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional


(PIN);
i. Buku
Buku--buku pelajaran umum, kitab suci dan buku
buku--buku pelajaran agama;
j. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap
ikan,
ikan kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran
atau alat keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakan
oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan
ikan nasional;
k. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau
alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
l. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan
oleh PT Kereta Api Indonesia;
m. Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia kepada Tentara Nasional Indonesia.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 45
BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN
Atas penyerahan dalam negeri berupa:
berupa: lanjutan
a. jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau
perusahaan penangkapan ikan nasional yang meliputi :
1. Jasa persewaan kapal
kapal;;
2. Jasa
Jasa.. kepelabuhanan meliputi jasa tunda,jasa pandu,jasa tambat,
tambat, dan
j
jasa labuh;
l b h;
labuh
3. Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal;
kapal;
b. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau
perusahaan penangkapan ikan nasional yang meliputi :
1 Jasa
1. J persewaan pesawatt udara
udara;
d ;
2. Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara;udara;
c. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT Kereta Api
Indonesia;
d Jasa
d. J yang diserahkan
di hk oleh
l h kontraktor
k k untuk
k pemborongan
b b
bangunan b
berupa
rumah sederhana
sederhana,, rumah sangat sederhana,
sederhana, rumah susun sederhana,
sederhana,
pondok boro,
boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnyalainnya,, yang
batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar
pertimbangan
pe t ba ga Menteri
e te Pemukiman
e u a dadan Prasarana
asa a a Wilayah
aya da
dan pe
pembangunan
ba gu a
tempat yang semata
semata--mata untuk keperluan ibadah;
ibadah;
e. Jasa persewaan rumah susun sederhana,
sederhana, rumah sederhana
sederhana,, dan rumah
sangat sederhana;
sederhana; dan
dan,,
f. Jasa yang diserahkan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka
tersedianya data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 46
Hubungi kami di:

Kring Pajak
500-200

SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )

Email : humas@pajak.go.id
pengaduan@pajak.go.id
Website: www.pajak.go.id

Direktorat Penyuluhan Pelayanan


dan Humas 47
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humas 48

You might also like