You are on page 1of 25

Latar Belakang

Dalam menghadapi era pasar bebas saat ini, dimana terjadi persaingan
yang sangat ketat, maka perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan
produk dengan biaya murah, kualitas yang baik, dan delivery tepat
waktu. Untuk itu dibutuhkan usaha penekanan biaya dengan cara
meningkatkan efektivitas, efisiensitas, dan produktivitas.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan


tata letak fasilitas produksi. Tata letak fasilitas produksi merupakan
elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses prosuksi untuk
menciptakan produk atau jasa yang berkualitas dan menentukan daya
saing perusahaan. Tata letak fasilitas yang buruk merupakan
pemborosan (waste) yang harus diminimalisi dengan cara melakukan
perbaikan/menata ulang fasilitas.

Tata letak fasilitas yang baik akan mengurangi biaya produksi secara
total tidak hanya pada salah satu proses tetapi pada tiap proses produksi.
Pengurangan ini dapat dilakukan dengan mengurangi pergerakan
pemindahan bahan yang tidak efisien dan merencanakan rute
perencanaan yang lebih teliti sesuai dengan aliran proses produksi yang
nantinya diharapkan akan menghasilkan hasil produksi yang optimal
maka dengan adanya penelitian evaluasi dan modifikasi tata letak
fasilitas ini, diharapkan dapat membantu sebagai referensi dalam
membangun tata letak fasilitas produksi yang baiBerkaitan dengan
masalah tersebut, maka peneliti mencoba menganalisa tata letak
fasilitas produksi yang ada saat ini terkait dengan tipe tata letak dan
pola aliran bahan pada produksi meja laptop portable yang lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah dikemukan di atas maka


masalah yang akan kami angkat adalah:
1. bagaimana merancang tata letak fasilitas produksi meja laptop
portable yang tepat dan efisien sesuai dengan usaha yang didirikan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah produk Meja Laptop Portable layak untuk


diproduksi.

2. Mengetahui apakah pabrik untuk memproduksi Meja Laptop


Portable layak didirikan.

3. Menghindari penanaman modal yang sia-sia.

4. Melihat prospek proyek produksi dimasa mendatang/kedepan.

5. Menyediakan sebuah kerangka kerja yang memungkinkan untuk


membuat estimasi sumberdaya, biaya dan jadwal yang
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Mengetahui apakah usaha ini dapat hidup dan menghasilkan laba.

1.1. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, Kami berpedoman pada kriteria penyusunan
tugas besar dan membaginya dalam enam bab yang saling berkaitan satu
sama lainnya, yaitu dengan format sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan
Diuraikan mengenai latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah,
batasan dan asumsi, dan sistematika penulisan tugas besar.

Bab II Landasan Teori


Diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang
teori-teori mengenai kelayakan pabrik, pemikiran-pemikiran yang digunakan
sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan permasalahan dalam
mendirikan pabrik.

Bab III Pengumpulan Dan Pengolahan Data


Diuraikan mengenai data data yang dibutuhkan untuk menganalisa
kelayakan suatu pabrik serta melakukan pengolahan data untuk mengetahui
apakah pabrik tersebut layak untuk didirikan.

Bab IV Analisa Dan Hasil


Bab ini berisi analisa pemecahan masalah berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Bab V Kesimpulan Dan Saran


Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data dan
saran -saran bagipengembangan penelitian selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pemilihan lokasi


Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa
lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti,
2004). Namun, penelitian-penelitian tersebut masih didominasi oleh
pemilihan lokasi di sektor manufaktur, industri teknologi tinggi, dan
perusahaan besar, dimana pemilihan lokasi usaha-usaha tersebut didorong
oleh pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan produksi.

Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen
melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan
tersebut Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan
menurut pola tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah
produksi dan pasar.

2.2 operation proses chart (OPC)

Setelah gambar teknik sebagai dasar pertama dalam melakukan perencanaan teknis
dalam perencanaan tata letak pabrik. Gambar teknik adalah sebagai desain produk
dalam merencanakan produk yang akan diproduksi. Selanjutnya adalah desain proses
yang akan dibuat untuk membuat produk dari gambar teknik yang sudah dibuat Salah
satu dari alat grafis ini adalah peta kerja. Peta kerja merupakan salah satu alat yang
sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas.
Dan sekaligus melalui peta kerja kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Jadi, peta kerja adalah suatu
alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja
produksi). Lewat peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja. Peta proses operasi merupakan salah satu dari peta
kerja.

Peta proses operasi (operation process chart) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengenai urutan-urutan proses dan pemeriksaan. Sejak dari awal proses
sampai menjadi produk utuh maupun sebagai komponen,dan juga memuat
informasi-informasi yang dibutuhkan. Informasi-informasi yang bisa
didapatkan dalam peta proses operasi adalah sebagai berikut:

Bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan (dipresentasikan


dengan garis panah horizontal)
Operasi yang dibutuhkan pada masing-masing komponen atau bagian
dari bahan baku (direpresentasikan dalam lingkaran)
Waktu yang dibutuhkan dalam proses
Mesin atau alat yang digunakan dalam operasi
Scrap (geram) yang dihasilkan (dibuang) dalam proses
Dalam setiap peta proses operasi kegiatan dalam bentuk lambang atau simbol
yang telah dibakukan adalah sebagai berikut:

1. Operasi
Yaitu suatu kegiatan operasi yang terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawinya. Operasi merupakan
kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses yang biasanya
terjadi di suatu mesin atau stasiun kerja.
2. Pemeriksaan (Inspeksi)
Yaitu suatu kegiatan pemeriksaan terhadap benda kerja atau peralatan,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Lambing ini digunakan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek tertentu agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
3. Aktifitas gabungan
Yaitu suatu kegiatan yang terjadi apabila aktivitas operasi dan
pemeriksaan dilakukan secara bersamaanatau pada satu tempat benda.
4. Penyimpanan
Yaitu suatu kegiatan menyimpan benda kerja untuk waktu yang cukup lama.
Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali biasanya melakukan
prosedur perizinan tertentu.

2.2.1 Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi

Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada beberapa
prinsipyang perlu diikuti sebagai berkut:

Pada bagian kiri paling atas menyatakan No. Peta, Nama, Kapasitas dan
Efisiensi.
Pada bagian tengah atas terdapat Nama Perusahaan, Engineering Consultant,
Operation Process Chart, dan Kursi Kuliah.
Sedangkan pada bagian atas sebelah kanan terdapat Nama Dosen, Nama
Asisten dosen, Tanggal Dipetakan, dan Tanggal Disetujui.
Material yang akan diproses diletakan diatas horizontal yang menunjukan
bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
Lambang-lambang ditempelkan dalam arah vertikal, yang menunjukan
terjadinya perubaha proses.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran dalam proses operasi.
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk yang paling
baik memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti
dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.
Setelah semua proses dipetakan dengan lengkap, pada bagian akhir halaman
dibuat ringkasannya. Yang memuat informasi-informasi seperti : jumlah
keseluruhan informasi, jumlah keseluruhan pemeriksaan, dan jumlah
waktu keseluruhan yang dibutuhkan dalam membuat produk jadi.
Membuat surat penawaran untuk peta proses operasi yang ditujukan pada
dosen masing-masing kelas, yang disertai oleh landasan teori yang
mendukungnya.

2.3 Routing sheet


Untuk membuat peta proses operasi membutuhkan sutau dokumen utama yang
dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet. Yang merupakan
tahap awal yang harus di!akukan sebe!um kegiatan produksi dimulai adalah
mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan mesin/peralatan, proses dan
operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Digunakan untuk mengetahui
jalannya proses produksi dari komponen-komponen kursi kita dapat menggunakan
pola peta proses produksi. Hasi identifkasi ataupun penentuan ini biasanya disajikan
dalarn bentuk apa yang dinamakan dengan Routing Sheet.

Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan
produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan
produk tersebut.Pada umumnya, selain menyajikan urut-urutan
mesin/peralatan, proses dan operasi, routing sheet ini juga memuat antara
lain kapasitas mesin/peraiatan, % scrap, serta jumlah kebutuhan
bahan/mesin/peralatan. Sehingga untuk keperluan perhitungan kebutuhan
bahan, mesin ataupun peralatan, routing sheet ini dapat dipergunakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing sheet adalah
sebagal berikut :

1. Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu


produk.
2. Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.
3. Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.
4. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
5. Komponen- komponen untuk assembling setelah diprcduksi.

2.3.1 Tujuan pembuatan routing sheet

1. mengetahui aliran pross yang dialami oleh bahan bakuuntk tiap


jenis komponen dengan mengetahui jumlah mesinnya.
2. Sebagai dasar dalam penentuan tata letaj pabrik
3. Sebagai alat untuk memperbaiki cara kerja yang sedang dilakukan
4. Dengan diketahuinya lama waktu pelaksanaan kegiatan,
ditentukan pemanfaatan fasilitas produk.
2.4 Multy Proses Product Chart (MPPC)

Satu teknik analisa lainnya yang menyerupai peta kerja dan juga
dipergunakan untuk menganalisa aliran bahan adalah Multy Product Procees
Chart ( MPPC ). Teknik analisa ini mengambil dasar penyajian dari Operation
Process Chart ( OPC ), hanya saja pada MPPC ini penggambaran proses operasi
di pisahkan menjadi sub bagian tersendiri, yaitu : Rough Lumber, Fabrikasi
dan Assembling, yang dapat di persamakan dari ketiga peta itu adalah dapat
dipergunakan untuk berkomunikasi secara luas, jelas dan sistematis.

2.4.1 Pengertian

Apabila didefinisikan MPPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan


langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan, baik bahan baku
maupun bahan tambahan, seperti urutan-urutan operasi, pemeriksaan dan
penyimpanan, serta dalam menggambarkannya dipisahkan antara Rough
Lumber, Fabrikasi dan Assembling, atau dapat di katakan MPPC adalah suatu
peta yang menggambarkan jumlah pemakaian kebutuhan mesin dari Routing
Sheet.Simbol-simbol yang di pergunakan dalam MPPC ini sama dengan simbol-
simbol yang di gunakan pada OPC, antara lain operasi, pemeriksaan dan
penyimpanan. Hanya saja pada cara penomorannya dilakukan berdasarkan
urutan-urutan proses operasi perkomponen

2.4.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari MPPC adalah :

Menentukan berapa banyak kebutuhan mesin


Menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen-komponen produk
Sebagai pedoman dalam menjalankan proses produksi
Sebagai alat kerja yang memberikan informasi yang berguna dalam
perbaikan sistem.

2.5 Ongkos Material Handling (OMH)

Di dalam merancang Tata Letak Pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan


(material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk
diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat
ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi
dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah type lay
out yang akan digunakan. Ongkos material handling adalah ongkos yang
dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen
menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi
selanjutnya.

MaterialHandling adalah suatu seni dan ilmu pengetahuan mengenai pemind


ahan,pengepakan dan penyimpanan, pengepakkan danpenyimpanan semuaje
nis /bentuk material /
bahan yangterjadi di dalam pabrik termasuk pemindahan bahan baku
kepabrik serta pemindahan barang jadi sampai ketangan konsumen. Seni dan
ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan dan
pengawasan material penanganan material dalam jumlah yang tepat dari
material yang sesuai, dalam kondisi yang baik, pada tempat yang cocok, pada
waktu yang tepat, pada posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai, dengan
biaya yang murah dan menggunakan metode yang benar.

Tujuan Ongkos Material Handling adalah menjaga atau mengembangkan


kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan
terhdap material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi:
1. Menghemat penggunaan luas lantai
2. Mengurangi beban manusia dan kecelakaan
3. Meningkatkan semangat kerja
4. Mengurangi biaya handling/penanganan
5. Mengurangi biaya over head
6. Mengurangi biaya produksi

Keguanaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu


untuk perhitungan OngkosMaterial Handling (OMH)
antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan.

2.5.1 Prinsip-Prinsip Material Handling

1. Right Material : Material yang disediakan sesuai dengan yang


dipesan oleh bagian produksi, akan lebih akurat jika
menggunakan peralatan otomatis.
2. Right Mount : Jumlah yang disediakan oleh bagian material
handling sesuai jumlah kebutuhan.
3. Right Condition : Sesuai dengan keinginan konsumen (misal tidak
rusak, kondisi barang dipak atau tidak dipak, diurut
penyusunannya, dlan lain-lain).
4. Right Place : Menempatkan material langsung dilokasi akhir siap
untuk digunakan, tidak di tengah-tengah perjalanan (misal di
gang).
5. Right Sequence : Urutan penanganan material yang efisien
misalnya dengan penyederhanaan kerja, efisiensi manufakturing.
6. Right Cost : Mendesain bentuk yang efisien sehingga biaya
menjadi efisien Not the lowest cost.
7. Right time : On time delivery, jika proses material handling di
dalam pabrik dilakukan dengan peralatan otomatis syarat ini akan
lebih mudah dicapai.

Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah


sebagai berikut:

a. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (Receiving) menuju


departemen fabrikasi maupun departemen assembling.
b. Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju
departemen yang lainnya.
c. Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang
bahan jadi (Shipping)
d. Alat Angkut yang Dipergunakan Pemilihan jenis alat angkut
didasari terhadap besar beban material yang harus dipindahkan,
dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada
spesifikasi alat angkut dalam melakukan operasinya. Beberapa
alat-alat angkut yang biasa dipergunakan adalah :
e. Alat angkut dengan menggunakan Tenaga Manusia < 20 Kg.
f. Alat angkut dengan menggunakan Walky Fallet (20 50 Kg).
g. Alat angkut dengan menggunakan Lift Truck (diatas 50 Kg).
Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya
dapatditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter
gerakan)./ jarak pengangkutan.

Pemilihan peralatan pemindahan bahan juga dapat diklarifikasikan pada


gerakan dasar perpindahan yang akan dilakukan oleh peralatan tersebut.
Gerakan perpindahan ini dapat di bedakan atas :

Lintasan tetap atau fleksibel.


Gerakan perpindahan yang terputus-putus atau continue.
Jarak lintasan perpindahan jauh dekat.
Perpindahan bahan diselenggarakan didalam atau diluar pabrik.
Gerakan perpindahan kearah vertical, Horizontal, membentuk sudut ataukah
merupakan kurva.

2.6 Activity Relationship Chart (ARC)

Teknik ideal untuk desain relationship antara setiap kelompok aktivitas yang
saling berkaitan. Perencanaan aktivitas relationship menggunakan ARC
sebagai instrumen analisa dalam pengerjaannnya

Kegunaan ARC adalah :


1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi peta dari-ke
2. Lokasi relatif dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan satu kegiatan dengan yang
lainnya, serta alasannya.
6. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.

Langkah-langkah pembuatan ARC adalah :


1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi peta dari-ke
2. Lokasi relatif dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan satu kegiatan dengan yang
lainnya, serta alasannya.
6. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.

Kode pembuatan ARC adalah dalam pembuatan ARC kode


derajat relationship yang menggunakan hurup-hurup (A, E, I, O, U,
X) diletakkan pada bagian atas kotak.
Sedangkan alasan derajat relationship dimasukan di kotak bawah contoh
sebagai berikut:
Contoh derajat relationship

Kode Alasan
1 Urutan aliran material
2 Membutukan area yang sama
3 Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot

Aturan derajat relationship

KODE PERSENTASE KETERANGAN

A 5 %
E 10 % dari banyaknya total relationship yang
I 15 % terjadi
O 20 %

U dan X : Tidak ada batasan

Total Relationship

A tidak boleh lebih dari 15 relationship (300 x 5% = 15). Begitupun


selanjutnya,
Total relationship E dan I tidak boleh lebih dari 30 dan 45 relationship
Bila n = 6 maka Total Relatisonship

Contoh ARC
KODE ALASAN
1 Urutan aliran material
2 Membutukan area yang sama
Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang
3
sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot

2.7 Activity Relationship Diagram (ARD)

ARD pendekatan ini menggambarkan ARD dengan hubungan garis yang


menunjukan besarnya derajat relationship antara aktivitas yang satu
dengan aktivitas lainya, Pembuatan ARD dalam SLP mempertimbangkan
dengan meng kombinasikan dua aspek yaitu:
Aspek Kuantitatif (Aliran Material)
Aspek Kualitatif (ARC)

Contoh ARD :
2.8 Area Alocation Diagram (AAD)

Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC
telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan
demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas
yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa
hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak
aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam
bentuk Area Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam
prosedur pengaloaksian area ini adalah sebagai berikut :

Aliran produksi, material, peralatan


ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan fisikal
Tempat yang dibutuhkan
ARD

AAD ini merupakan lanjutan penganalisaan tata letak setelah ARC,


maka sesuai dengan persoalan ARC diatas maka dapat dibuat
AAD-nya. AAD merupakan Template secara global informasi yang
dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar
visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang
merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak
pabrik.

Contoh gambar AAD :


2.9 Template
Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak
pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah
dibuat.
Informasi yang dapat dilihat pada Template :
a. Tata letak kantor dan peralatannya
b. Tata letak pelayanan yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana
olah raga, dan lain-lain.
c. Tata letak bagian produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling,
shipping.
d. Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau
lokasi yang tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk
tujuan tertentu, denganmemperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi
tersebut. Dalam pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi
dengan lokasi lainnya, berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.

No. Keterangan Jakarta Tangerang


Biayatenagakerja 7 orang/Tahun 140.000.000 140.250.000
BiayaListrik / Tahun 3.890.000 3.890.000
Biaya Air / Yahun 1.080.000 110.000
BiayaPerawatan / Tahun 1.200.000 1.150.000
FC
Biayaadministrasi / Tahun 600.000 700.000
Pajakbumidanbanguna / Tahun 120.000 120.000
Sewamobilselamasetahun / Tahun 800.000 720.000
SewaBangunandan Tanah setahun 8.000.000 8.400.000
Total = 155.690.000 154.940.000

VC Ongkosburuh / unit 3.500 3.600


Ongkosoperasi / unit 3.000 3.500
Total 6.500 7.100

Jika dianggap persamaan linier maka:


BEP = FC+(VC x Unit/Th)
Jakarta = 155.690.000 + (6.500 5.000) = Rp. 188.190.000
Tangerang = 154.940.000 + (7.100 5.000) = Rp. 190.440.000

3.2 Operation produksi chart


OPC adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang
dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan.
Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk
merencanakan tata letak pabrik.

Bagan 3.2.1 OPC (Operation product chart)

3.3Flow Process Chart

Berikut adalah gambaran skematik/diagram yang menunjukkan seluruh


langkah dalam suatu proses pembuatan tas laptop dan menunjukkan
bagaimana langkah itu saling mengadakan interaksi satu sama lain.

3.3 Process Chart

Process Chart adalah representasi grafis dari urutan langkah-langkah atau


tugas (workflow) yang merupakan suatu proses, mulai dari bahan baku sampai
produk jadi.
Gambar 3.3 Process Chart

3.4 Routing Sheet

Routing sheet di butuhkan untuk merencanakan tata letak pabrik, Routing


sheet ini digunakan untuk :
1. Menghitung jumlah mesin yang diperlukan
2. Menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.

waktu produksi Kebutuhan


No. % Bahan Bahan Effisiensi
Deskripsi Msn (alat) proses mesin mesin
Op. Scrap Diminta Dipersiapkan Msn
(menit) /menit Teori Aktual
O-1 Memotong Alas Atas Mesin 2 30 0,980 30 30 1,00 1,00 1
Potong
O-2 Mengebor Alas Atas mesin bor 1,5 40 0,950 40 40 1,00 0,03 1
O-3 Mengamplas Alas Atas mesin bor 1,5 40 0,920 40 40 1,00 0,03 1
O-4 Mengecat Alas Atas compresor 2,5 24 0,890 24 24 1,00 0,04 1
O-5 Memotong kaki meja 1 Mesin 2 30 0,860 30 30 1,00 0,03 1
potong
O-6 Mengebor kaki meja 1 mesin bor 1,5 40 0,830 40 40 1,00 0,03 1
O-7 Mengamplas kaki meja 1 mesin bor 1,5 40 0,800 40 40 1,00 0,03 1
O-8 Mengecat kaki meja 1 compresor 2,5 24 0,770 24 24 1,00 0,04 1
O-9 Merakit kaki meja 1 compresor 1,5 40 0,740 40 40 1,00 0,03 1
O-10 Memotong kaki meja 2 Mesin 2 30 0,710 30 30 1,00 0,03 1
potong
O-11 Mengebor kaki meja 2 mesin bor 1,5 40 0,680 40 40 1,00 0,03 1
O-12 Mengamplas kaki meja 2 mesin bor 1,5 40 0,650 40 40 1,00 0,03 1
O-13 Mengecat kaki meja 2 compresor 2,5 24 0,620 24 24 1,00 0,04 1
O-14 Merakit kaki meja 2 compresor 1,5 40 0,590 40 40 1,00 0,03 1
O-15 Perakitan utama Finish 3 20 0,560 20 20 1,00 0,05 1
goods
O-16 Inspeksi operator 1,5 40 0,530 40 40 1,00 0,03 1

Bagan 3.3.1 Table Routing sheet

3.5 MPPC (Multi Proses Product Chart)

Setelah OPC dan routing sheet terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah
membuat MPPC. MPPC di perlukan untuk mengetahui banyak mesin, dan
untuk
mengetahui operasi yang dilakukan masing-masing bahan baku.

Bagan 3.4.1 Table MPPC (Multi Proses Product Chart)

3.6 Kebutuhan Luas Lantai Pabrik


Pada tahap ini akan dilakukan analisa perhitungan luas lantai yang
dibutuhkan dalam mendirikan pabrik pembuatan tas laptop, berikut adalah
perhitungan luas lantai pabrik:

1.1 Luas Lantai Produksi


Berikut adalah perhitungan luas lantai yang dibutuhkan untuk
bagia produksi:
Ukuran (m) Luas Toleransi Total
Nama Jumlah Luas Mesin
Departemen Seluruh Bahan Allowance(200%) Luas/Departemen
Mesin Mesin P L (m2)
Mesin (100%) (m2)
(m2)
Mesin
2 1 2 2 2 2,00 4 8,00
Potong

Mesin Bor 2 1,5 0.5 0.75 0,75 0,75 1,5 3,00

Mesin Departeme
1 1 1 1 1 1,00 3 5,00
Compresor Produksi
Meja
1 1,5 1 1,5 1,5 1,50 3 6,00
Perakitan
Meja
1 1,5 1 1.5 1.5 1,50 3 6,00
Packing
TOTAL 28,00

3.7 Ongkos Material Handling


Langkah awal dalam menaganlisi biaya material handling maka perlu
diketahui dulu jumlah departemen dan jarak perpindahan yang disajikan
pada tabel berikut:
a) Gudang Bahan Baku
b) Dept. Pemotongan
c) Dept. Pengeboran
d) Dept. Compresor
e) Dept. Perakitan
f) Dept. QC dan Packing
g) Gudang Produk jadi
h) Kantor

Tabel 3.7.1 Aliran Material Antar Departemen


Dari
Ke
A B C D E F G H

A 10 X X X X X X

B 10 10 X X X X X

C X 10 10 X X X X

D X X 10 10 X X X

E X X X 10 10 X X

F X X X X 10 10 X

G X X X X X 10 X
H X X X X X X X

Untuk mengetahui biaya material handling maka langkah awal perlu fiketahui
dahulu jarak antar departemen dan frekuensi perpindahan material adalah
sebagai berikut:

Tabel Frekuensi perpindahan material dan jarak antar departemen

No. Dari Alat Frekuensi Jarak Frekuensi Jarak


Angkut Perpindahan (m) (m)
Material
1 AB Manual 10 2 20
2 BC Manual 10 2 20
3 CD Manual 10 3 30
4 DE Manual 10 3 30
5 EF Manual 10 2 20
6 FG Manual 10 3 30
7 BA Manual 10 2 20
8 CB Manual 10 2 20
9 DC Manual 10 3 30
10 ED Manual 10 3 30
11 FE Manual 10 2 20
12 GF Manual 10 3 30
Total = 120 30 300

Sebelum melangkah ke proses perhitungan OMH maka perlu diketahui dahulu


biaya ongkos perpindahan per meter sebagai berikut:

Tabel Ongkos Perpindahan Material perhari

gaji ongkos
waktu Terdiri Dari frekuensi
pekerja pemindahan ongkos
Stasiun Kerja Proses produk
Waktu waktu material perpindahan
(menit) menit dipindahkan
Pengerjaan Perpindahan (unit)
Gudang bahan
6 8 2 183,34 10 5500,2
baku 366,68
Pemotongan 4,5 8 2 183,34 366,68 10 5500,2
Pengeboran 4,5 8 2 183,34 366,68 10 5500,2
Compresor +
10,5 16 3 183,34 550,02 10 8250,3
Amplas
Perakitan 3 4 2 183,34 366,68 10 5500,2
qc dan packing 2 2 3 183,34 550,02 10 8250,3

Total 38501,4
Langkah selanjutnya aadalah menghitung Ongkos Material Handling per
meter dengan menggunakan rumus:

OMH perMeter =

OMH perMeter =

Ongkos OMH/Meter : Rp. 85,55

Dengan demikian maka OMH dalam sebulan dapat diketahui dengan


perhitungan sebagai berikut:

OMH perBulan = (OMH perMeter Total jarak perpindahan) 30 hari


OMH perBulan = (Rp. 85,55 300) 30
OMH perBulan = Rp. 769.950

3.8 Activity Relationship Chart (ARC)

Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang
menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut
saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang
paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan
tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas
dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll.

Sebagaimana diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut


saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa
kriteria, maka dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan
penganalisaan yang optimal. Teknik yang digunakan sebagai alat untuk
menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship
Chart.

Tabel 3.7.1 Jenis Departemen Industri Meja Laptop Portable

No. Jenis Pusat Kegiatan /


Departemen
1 Gudang Bahan Baku
2 Dept. Pemotongan
3 Dept. Pengeboran
4 Dept. Comperesor
5 Dept. Perakitan
6 Dept. QC dan Packing
7 Gudang Produk Jadi
8 Kantor

Bedasarkan hasil kajian dari data desain pabrik memerlukan 8 pusat kegiatan
untuk menunjang kegiatan produksi taslaptop, pusat-puasat kegiatan
sebenarnya terdiri atas unit-unit kegiatan yang kecil. Namun, atas
pertimbangan efesiensi penggunaan luas lantai, tim perancang melakukan
penggabungan. Setelah seluruh departemen diketahui maka langkh
selanjutnya adalah melakukan analisis derajat relationship
yang menggunakan kode hurup-hurup (A, E, I, O, U, X) yang didapat dengan
merumuskan alasan tingkat hubungan antar departemen sebagai berikut:

Tabel alasn hubungan atar pusat kegiatan

Kode Alasan
1 Urutan aliran bahan
2 Membutukan area yang sama
Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang
3
sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot

Setelah diketahui apa saja alasan kedekatan dan alasan menjauh maka kode
derajat relationship dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kode Derajat Kedekatan Atar Pusat Kegiatan

KODE DERAJAT RELATIONSHIP Alasan Hubungan


A Mutlak Penting 3 Alasan
Mendekat
E Sangat Penting 2 Alasan Mendekat
I Penting 1 Alasan Mendekat
O Biasa

U Tidak Penting 1 Alasan Menjauh


X Tidak Diinginkan 2 Alasan Menjauh

Langkah selanjutnya yaitu memasukkan alasan setiap pasangan departemen


pada ARC yang didasarkan pada relationship antar aktivitas sesuai dengan
alasan hubungan tiap departemen yang disajikan pada diagram berikut:

Gambar 3.7.2 Diagram ARC Hubungan Aktifitas


Langkah selanjutnya untuk mempermudah penganalisaan selanjutnya maka
hubungan antar aktivitas tersebut dibuat kedalam kertas kerja (work sheet)
yang dibuat sebagai berikut :

Tabel 3.7.3 Work Sheet ARC

WORK SHEET FOR ACTIVITY RELATIONSHIP CHART


NO. ACTIVITY DEGREE OF CLOSENESS
A E I O U X
1 Gudang Bahan Baku - 2 7,8 3,5 4 -
2 Dept. Pemotongan 3 1 4 5,7,8 - -
3 Dept. Pengeboran 2 4 5 1 6,7 8
4 Dept. compresor - 3,5 2 6 1,7 8
5 Dept. Perakitan - 4,6 3 1,7,8,2 - -
6 Dept. QC dan Packing - 5,7 - 4,8,2 3 -
7 Gudang Produk Jadi - 6 8,1 5,2 4,3 -
8 Kantor - - 7,1 6,5,2 - 3,4

Gambar 3.7.4 Block Template ARC

Tabel 3.7.5 Total Space Requirement Sheet

No Pusat Kegiatan Lantai Kebutuhan


Dimensi Luas (m2) Modul (2 x 2)
(m x m)
1 Gudang Bahan Baku 3x 5 15 4
2 Dept. Pemotongan 4x 4 16 4
3 Dept. Pengeboran 4x 4 16 4
4 Dept. compresor 5x 5 25 6
5 Dept. Perakitan 4x 4 16 4
6 Dept. QC dan Packing 8x 4 25 8
7 Gudang Produk Jadi 3x 5 15 4
8 Kantor 8x 4 32 8
Total 160 39

3.9 Activity Relationship Diagram (ARD)

Bedasarkan ARC yang telah diketahui, maka dapat ditarik kesimpulan


tingkat kepentingan antar aktivitas, dengan demikian berarti bahwa ada
sebagian aktivitas yang harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada
juga sebaliknya. Untuk
menentukan penempatan letak lokasi departemen yang satu dengan
departemen yang lain dan menggambarkan hubungan derajat relationship
antar aktivitas, dan membantu perencanaan untuk menghubungkan
masing-masing aktivitas secara tepat, maka langkah selanjutnya adalah
membuat ARD dengan metode block layout yang dapat dilihat sebagai
berikut:

Bedasarkan gambar diatas dapat diketahui Ruang kantor tidak dapat berada
dekat Dept. Pemotongan dan Penjahitan dikarenakan suara bising dan
getaran mesin yang menggangu, sedangkan Dept. Penggambaran Pola dan
Dept. Pemotongan harus berada bersebelahan bedasarkan derajat relasi yang
menunjukkan kode A. Block Layout ini adalah yang terbaik yang kami pilih
bedasarkan layout by process.
4.9 Area Allocating Diagram (AAD)

AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya
pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat
dilihat pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan
perencanaan tata letak pabrik. Dengan demikian untuk mengetahui hubungan
antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas
tersebut maka tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area
Alocation Diagram (AAD) yang akan diuraikan sebagai berikut:

Gambar 4.9.1 Area Alocating Diagram ADD

No Pusat Kegiatan Lantai Kebutuhan


Dimensi Luas (m2) Modul (2 x 2)
(m x m)
1 Gudang Bahan Baku 3x5 15 2
2 Dept. Pemotongan 4x4 16 2
3 Dept. Pengeboran 4x4 16 8
4 Dept. Compresor 5x5 15 6
5 Dept. Perakitan 4x4 16 4
6 Dept. QC dan Packing 8x4 25 6
7 Gudang Produk Jadi 3x5 15 4
8 Kantor 8x4 22 4
Total 140 39

BAB IV
ANALISIS DAN HASIL

4.1 Analisis dan Evaluasi Perancangan Tata Letak Fasilitas


Industri Pembuatan Meja Laptop Portable

Dari hasil analisis pada tabel Skala Prioritas Awal dan Usulan diperoleh
tingkatan rangking penyusunan dengan urutan letak berada pada gudang
bahan baku, departemen penggambaran pola, depatmen pemotongan,
departemen penjahitan, departemen perakitan, departemen packing
dan quality control dan berakhir di gudang produk jadi.

1. Bedasarkan gambar process chart dan block layout ARD maka pola
aliran material adalah flow U dengan urutan proses yang tanpa
adanya back tracking.

2. Dari hasil gambaran Activity Relationship Diagram proses pembuatan


tas laptop maka pada ARD awal dan usulan diperoleh dari dasar tabel
skala prioritas yang disesuaikan dengan kedekatan departemen.

3. Berdasarkan hasil gambaran peta hubungan aktifitas (Activity


Relationship Chart) pada proses pembuatan tas laptop maka tingkat
kepentingan yang lebih tinggi yaitu penting dan yang terendah pada
tingkat kepentingan mutlak penting.

4. Dari hasil analisis pada Area Allocation Diagram pada proses


pembuatan tas laptop maka antara AAD Awal dan Usulan
menggambarkan bentuk tata letak atau lokasi pada pada dimensi
yang diperhitungkan dengan 35 modul block yang dibutuhkan yang
masing masing block berukuran 2x2m (4m2).

BAB IV
KESIMPULAN DAN EVALUASI

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa didapat kesimpulan Tata letak fasilitas pada produksi
meja laptop portable diidentifikasi dengan pendekatan simulasi
sehingga mendapatkan hasil akhir sebagai beikut ;
1. Jumlah output produksi perhari adalah 100 unit meja laptop
portable.
2. Dari hasil analisa Activity Relationship Chart (ARC) mengetahui
bahwa ada beberapa stasiun yang muthlak untuk berdekatan,
karena termasuk dalam aliran proses produksi.
3. Dari perhitungan ongkos material handling dari data data yang
didapat maka jumlah OMH dalam sebulan adalah Rp. 769.950,00
4. Berdasarkan momen total dari masing-masing layout tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa layout dari corelap memberikan
momen total yang lebih kecil dimana lebih meminimalkan jarak
perpindahan material dibandingkan dengan layout awal. Jadi
peneliti berkesimpulan bahwa layout yang digunakan saat ini
kurang efisien.

5.2 Saran
Penulis menyarankan agar usulan model layout yang dibuat dalam
laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan proyek dalam
menentukan layout dan guna memaksimalkan proses produksi dari
pabrik.

DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1997. Plant layout and Material Handling, 3rd ed. New York:
John Willey & Sons, Inc.
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung:
ITB
Heragu, Sunderesh. 1997. Facilities Design. Boston: PWS Publishing
Company.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.


Jakarta: PT Guna Widya.
Diposting oleh Rudini Mulya_Teknik Industri Mercu Buana di

You might also like