Professional Documents
Culture Documents
Dalam menghadapi era pasar bebas saat ini, dimana terjadi persaingan
yang sangat ketat, maka perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan
produk dengan biaya murah, kualitas yang baik, dan delivery tepat
waktu. Untuk itu dibutuhkan usaha penekanan biaya dengan cara
meningkatkan efektivitas, efisiensitas, dan produktivitas.
Tata letak fasilitas yang baik akan mengurangi biaya produksi secara
total tidak hanya pada salah satu proses tetapi pada tiap proses produksi.
Pengurangan ini dapat dilakukan dengan mengurangi pergerakan
pemindahan bahan yang tidak efisien dan merencanakan rute
perencanaan yang lebih teliti sesuai dengan aliran proses produksi yang
nantinya diharapkan akan menghasilkan hasil produksi yang optimal
maka dengan adanya penelitian evaluasi dan modifikasi tata letak
fasilitas ini, diharapkan dapat membantu sebagai referensi dalam
membangun tata letak fasilitas produksi yang baiBerkaitan dengan
masalah tersebut, maka peneliti mencoba menganalisa tata letak
fasilitas produksi yang ada saat ini terkait dengan tipe tata letak dan
pola aliran bahan pada produksi meja laptop portable yang lebih efisien.
Bab 1 Pendahuluan
Diuraikan mengenai latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah,
batasan dan asumsi, dan sistematika penulisan tugas besar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen
melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan
tersebut Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan
menurut pola tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah
produksi dan pasar.
Setelah gambar teknik sebagai dasar pertama dalam melakukan perencanaan teknis
dalam perencanaan tata letak pabrik. Gambar teknik adalah sebagai desain produk
dalam merencanakan produk yang akan diproduksi. Selanjutnya adalah desain proses
yang akan dibuat untuk membuat produk dari gambar teknik yang sudah dibuat Salah
satu dari alat grafis ini adalah peta kerja. Peta kerja merupakan salah satu alat yang
sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas.
Dan sekaligus melalui peta kerja kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Jadi, peta kerja adalah suatu
alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja
produksi). Lewat peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja. Peta proses operasi merupakan salah satu dari peta
kerja.
Peta proses operasi (operation process chart) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengenai urutan-urutan proses dan pemeriksaan. Sejak dari awal proses
sampai menjadi produk utuh maupun sebagai komponen,dan juga memuat
informasi-informasi yang dibutuhkan. Informasi-informasi yang bisa
didapatkan dalam peta proses operasi adalah sebagai berikut:
1. Operasi
Yaitu suatu kegiatan operasi yang terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawinya. Operasi merupakan
kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses yang biasanya
terjadi di suatu mesin atau stasiun kerja.
2. Pemeriksaan (Inspeksi)
Yaitu suatu kegiatan pemeriksaan terhadap benda kerja atau peralatan,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Lambing ini digunakan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek tertentu agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
3. Aktifitas gabungan
Yaitu suatu kegiatan yang terjadi apabila aktivitas operasi dan
pemeriksaan dilakukan secara bersamaanatau pada satu tempat benda.
4. Penyimpanan
Yaitu suatu kegiatan menyimpan benda kerja untuk waktu yang cukup lama.
Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali biasanya melakukan
prosedur perizinan tertentu.
Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada beberapa
prinsipyang perlu diikuti sebagai berkut:
Pada bagian kiri paling atas menyatakan No. Peta, Nama, Kapasitas dan
Efisiensi.
Pada bagian tengah atas terdapat Nama Perusahaan, Engineering Consultant,
Operation Process Chart, dan Kursi Kuliah.
Sedangkan pada bagian atas sebelah kanan terdapat Nama Dosen, Nama
Asisten dosen, Tanggal Dipetakan, dan Tanggal Disetujui.
Material yang akan diproses diletakan diatas horizontal yang menunjukan
bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
Lambang-lambang ditempelkan dalam arah vertikal, yang menunjukan
terjadinya perubaha proses.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran dalam proses operasi.
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk yang paling
baik memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti
dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.
Setelah semua proses dipetakan dengan lengkap, pada bagian akhir halaman
dibuat ringkasannya. Yang memuat informasi-informasi seperti : jumlah
keseluruhan informasi, jumlah keseluruhan pemeriksaan, dan jumlah
waktu keseluruhan yang dibutuhkan dalam membuat produk jadi.
Membuat surat penawaran untuk peta proses operasi yang ditujukan pada
dosen masing-masing kelas, yang disertai oleh landasan teori yang
mendukungnya.
Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan
produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan
produk tersebut.Pada umumnya, selain menyajikan urut-urutan
mesin/peralatan, proses dan operasi, routing sheet ini juga memuat antara
lain kapasitas mesin/peraiatan, % scrap, serta jumlah kebutuhan
bahan/mesin/peralatan. Sehingga untuk keperluan perhitungan kebutuhan
bahan, mesin ataupun peralatan, routing sheet ini dapat dipergunakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing sheet adalah
sebagal berikut :
Satu teknik analisa lainnya yang menyerupai peta kerja dan juga
dipergunakan untuk menganalisa aliran bahan adalah Multy Product Procees
Chart ( MPPC ). Teknik analisa ini mengambil dasar penyajian dari Operation
Process Chart ( OPC ), hanya saja pada MPPC ini penggambaran proses operasi
di pisahkan menjadi sub bagian tersendiri, yaitu : Rough Lumber, Fabrikasi
dan Assembling, yang dapat di persamakan dari ketiga peta itu adalah dapat
dipergunakan untuk berkomunikasi secara luas, jelas dan sistematis.
2.4.1 Pengertian
Teknik ideal untuk desain relationship antara setiap kelompok aktivitas yang
saling berkaitan. Perencanaan aktivitas relationship menggunakan ARC
sebagai instrumen analisa dalam pengerjaannnya
Kode Alasan
1 Urutan aliran material
2 Membutukan area yang sama
3 Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot
A 5 %
E 10 % dari banyaknya total relationship yang
I 15 % terjadi
O 20 %
Total Relationship
Contoh ARC
KODE ALASAN
1 Urutan aliran material
2 Membutukan area yang sama
Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang
3
sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot
Contoh ARD :
2.8 Area Alocation Diagram (AAD)
Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC
telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan
demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas
yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa
hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak
aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam
bentuk Area Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam
prosedur pengaloaksian area ini adalah sebagai berikut :
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Setelah OPC dan routing sheet terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah
membuat MPPC. MPPC di perlukan untuk mengetahui banyak mesin, dan
untuk
mengetahui operasi yang dilakukan masing-masing bahan baku.
Mesin Departeme
1 1 1 1 1 1,00 3 5,00
Compresor Produksi
Meja
1 1,5 1 1,5 1,5 1,50 3 6,00
Perakitan
Meja
1 1,5 1 1.5 1.5 1,50 3 6,00
Packing
TOTAL 28,00
A 10 X X X X X X
B 10 10 X X X X X
C X 10 10 X X X X
D X X 10 10 X X X
E X X X 10 10 X X
F X X X X 10 10 X
G X X X X X 10 X
H X X X X X X X
Untuk mengetahui biaya material handling maka langkah awal perlu fiketahui
dahulu jarak antar departemen dan frekuensi perpindahan material adalah
sebagai berikut:
gaji ongkos
waktu Terdiri Dari frekuensi
pekerja pemindahan ongkos
Stasiun Kerja Proses produk
Waktu waktu material perpindahan
(menit) menit dipindahkan
Pengerjaan Perpindahan (unit)
Gudang bahan
6 8 2 183,34 10 5500,2
baku 366,68
Pemotongan 4,5 8 2 183,34 366,68 10 5500,2
Pengeboran 4,5 8 2 183,34 366,68 10 5500,2
Compresor +
10,5 16 3 183,34 550,02 10 8250,3
Amplas
Perakitan 3 4 2 183,34 366,68 10 5500,2
qc dan packing 2 2 3 183,34 550,02 10 8250,3
Total 38501,4
Langkah selanjutnya aadalah menghitung Ongkos Material Handling per
meter dengan menggunakan rumus:
OMH perMeter =
OMH perMeter =
Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang
menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut
saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang
paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan
tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas
dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll.
Bedasarkan hasil kajian dari data desain pabrik memerlukan 8 pusat kegiatan
untuk menunjang kegiatan produksi taslaptop, pusat-puasat kegiatan
sebenarnya terdiri atas unit-unit kegiatan yang kecil. Namun, atas
pertimbangan efesiensi penggunaan luas lantai, tim perancang melakukan
penggabungan. Setelah seluruh departemen diketahui maka langkh
selanjutnya adalah melakukan analisis derajat relationship
yang menggunakan kode hurup-hurup (A, E, I, O, U, X) yang didapat dengan
merumuskan alasan tingkat hubungan antar departemen sebagai berikut:
Kode Alasan
1 Urutan aliran bahan
2 Membutukan area yang sama
Intensitas hubungan dokumen dan personalia yang
3
sama
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotot
Setelah diketahui apa saja alasan kedekatan dan alasan menjauh maka kode
derajat relationship dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bedasarkan gambar diatas dapat diketahui Ruang kantor tidak dapat berada
dekat Dept. Pemotongan dan Penjahitan dikarenakan suara bising dan
getaran mesin yang menggangu, sedangkan Dept. Penggambaran Pola dan
Dept. Pemotongan harus berada bersebelahan bedasarkan derajat relasi yang
menunjukkan kode A. Block Layout ini adalah yang terbaik yang kami pilih
bedasarkan layout by process.
4.9 Area Allocating Diagram (AAD)
AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya
pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat
dilihat pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan
perencanaan tata letak pabrik. Dengan demikian untuk mengetahui hubungan
antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas
tersebut maka tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area
Alocation Diagram (AAD) yang akan diuraikan sebagai berikut:
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL
Dari hasil analisis pada tabel Skala Prioritas Awal dan Usulan diperoleh
tingkatan rangking penyusunan dengan urutan letak berada pada gudang
bahan baku, departemen penggambaran pola, depatmen pemotongan,
departemen penjahitan, departemen perakitan, departemen packing
dan quality control dan berakhir di gudang produk jadi.
1. Bedasarkan gambar process chart dan block layout ARD maka pola
aliran material adalah flow U dengan urutan proses yang tanpa
adanya back tracking.
BAB IV
KESIMPULAN DAN EVALUASI
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa didapat kesimpulan Tata letak fasilitas pada produksi
meja laptop portable diidentifikasi dengan pendekatan simulasi
sehingga mendapatkan hasil akhir sebagai beikut ;
1. Jumlah output produksi perhari adalah 100 unit meja laptop
portable.
2. Dari hasil analisa Activity Relationship Chart (ARC) mengetahui
bahwa ada beberapa stasiun yang muthlak untuk berdekatan,
karena termasuk dalam aliran proses produksi.
3. Dari perhitungan ongkos material handling dari data data yang
didapat maka jumlah OMH dalam sebulan adalah Rp. 769.950,00
4. Berdasarkan momen total dari masing-masing layout tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa layout dari corelap memberikan
momen total yang lebih kecil dimana lebih meminimalkan jarak
perpindahan material dibandingkan dengan layout awal. Jadi
peneliti berkesimpulan bahwa layout yang digunakan saat ini
kurang efisien.
5.2 Saran
Penulis menyarankan agar usulan model layout yang dibuat dalam
laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan proyek dalam
menentukan layout dan guna memaksimalkan proses produksi dari
pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M. 1997. Plant layout and Material Handling, 3rd ed. New York:
John Willey & Sons, Inc.
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung:
ITB
Heragu, Sunderesh. 1997. Facilities Design. Boston: PWS Publishing
Company.