You are on page 1of 13

POSITIVISME DALAM KEARSIPAN

Suprayitno 1

Abstract
Positivism thought has dominated the discourse of science during the first
half of the 19th century. Positivists assume the truth if it is "positive" or real,
logical, and empirical data. With this view, positivism imposes all the sciences,
including the social sciences to be made "scientific" like the natural sciences.
Positivist approach has also influenced archival thinking with its concept, life
cycle of records. This concept influenced by positivist sociologist Auguste-Comte
who sees human development in three phases, birth, life and death. The analogy of
this application of life cycle in records management is creation, use and
maintenance, and disposal or a variant of this stage. This positivistic life cycle
model of records is good as applied to paper-based records. Along with the
development of information and communication technology (ICT), positivism
view has been criticized because electronic records can not be managed by life
cycle approach so that it needs to be reviewed. Critics of this life cycle of records
came from Australia with a new approach, records continuum model. This new
archival approach was influenced by postmodern thought and Anthony Giddens's
structuration theory.
Keywords: Positivism, Archival Science, Records Management, Archives
Administration, Life Cycle of Records, Records Continuum

Pendahuluan secara efektif dan efisien mulai dari


Menurut Undang-Undang p e n c i p t a a n , p e n gg u n a a n d a n
Nomor 43 Tahun 2009 tentang pemeliharaan, penyusutan, akuisisi,
Kearsipan, definisi "kearsipan" penataan, pendeskripsian, sampai
adalah hal-hal yang berkaitan dengan dengan aksesnya oleh pengguna.
arsip. Hal-hal yang berkaitan dengan Intinya, selama ini kearsipan lebih
arsip mencerminkan kompleksitas difokuskan pada manajemennya
mengenai arsip, baik dari segi sejarah, semata. Sementara dari segi why
terminologi, kelembagaan, profesi, mengapa arsip itu penting dan perlu
organisasi, manajemen, dan dikelola jarang dibahas. Pertanyaan
pemanfaatannya kepada stakeholder. why dalam k earsipan b erarti
Dalam praktiknya, kegiatan kearsipan membahas kearsipan dalam ranah
lebih banyak mengulas tentang how, keilmuan.
bagaimana cara mengelola arsip Menurut Magetsari (2008:1)
1
PNS di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; Alumni DIII Kearsipan FIB UGM

27
kajian tentang ilmu kearsipan masih i s t i l ah a rchi vi s t i ek, P eranci s
jarang dilakukan, bahkan mengenai archivistique, Jerman archivistik,
ilmu kearsipan dalam literatur di Italia dan Spanyol archivistica,
bidang kearsipan pun masih asing, sementara kalau dibahasa-Inggriskan
dalam arti jarang ditemukan. Baru menjadi archivistics. akan tetapi
pada tahun 2000-an diterbitkan makna "ilmu" ala Eropa ini lebih
sebuah majalah yang secara khusus bermakna Wissenschaft (Bahasa
mengkaji masalah ini, yaitu Archival Jerman).
Science yang isinya mencakup Membicarakan kearsipan dari sisi
sekaligus tentang archives and ilmu tidak bisa lepas dari pembahasan
museum informatics.2 Di Indonesia tentang teori kearsipan. Para theorist
memang tidak dikenal istilah "ilmu sepakat bahwa studi kearsipan adalah
kearsipan" atau "ilmu arsip". Kita profesi terapan, itulah mengapa
lebih mengenal istilah "kearsipan", dalam awal tulisan disebutkan bahwa
"manajemen kearsipan" atau kita selama ini lebih menitikberatkan
"manajemen arsip (dinamis/ statis)". pada manajemennya daripada
Adapun istilah bahasa Inggris keilmuannya. Bila kearsipan adalah
"archival science" yang dapat kita pekerjaan praktis, mengapa harus
terjemahkan ke dalam Bahasa mempelajari teori? Ridener (2009:1)
Indonesia menjadi "ilmu arsip" atau mengatakan bahwa alasan penting
"ilmu kearsipan" merupakan kita harus mempelajari t eori
pengistilahan yang baru-baru ini kearsipan adalah adanya fakta yang
m uncu l s ebagai u sah a untuk terus berkembang bahwa banyak
"mengilmiahkan" praktik-praktik mereka yang non-arsiparis telah
kearsipan. Di Amerika Serikat lebih menantang definisi dari arti arsip itu
diken al istilah " archives sendiri. Tantangan yang paling terkini
administration". Sementara di Eropa datang dari kalangan pekerja seni dan
sebagai tempat lahirnya kearsipan galeri, teori kritis, serta ilmu
modern, "ilmu" kearsipan jauh sudah komputer dan internet. Definisi baru
lahir terlebih dulu, namun istilah mengenai arsip mencakup makna
"ilmu" ala Eropa berbeda dengan yang lebih luas atas isi dan bentuk
istilah "science" dalam ilmu alam yang dapat diberikan kepada
yang banyak dipakai oleh negara masyarakat. Inovasi teknologi,
Anglo-Saxon seperti Amerika dengan khususnya meningkatknya
pendekatan positivismenya. Untuk penggunaan komputer telah
memaksudkan "ilmu arsip" di Eropa menciptakan sebuah harapan tata
bermacam-macam. Menurut kearsipan yang demokratis serta
Ketelaar3, di Belanda dikenal dengan memperluas cakrawala memori
2
Jurnal Archival Science versi online dapat dikunjungi di alamat situs
http://link.springer.com/ journal/10502
3
Website Eric Ketelaar http://fketelaa.home.xs4all.nl/information.html

28
budaya. of that body or of that official.
Teori kearsipan yang dominan Arsip d ianggap s ebagai
selama ini banyak dipengaruhi oleh organisme yang terus berubah
pemi ki ran posit ivism e dal am sesuai dengan perubahan tugas
pendekatannya. Ada 3 periode dan fungsi organisasi. Menurut
perkembangan teori kearsipan yang Terry Cook sebagaimana yang
mendominasi literatur dan praktik dikutip oleh Magetsari (2008:8)
kearsipan sampai saat ini: periode ini dianggap kelahiran
pemikiran kearsipan modern.
1. Periode konsolidasi tahun 1898 di
Belanda, y aitu ketika 2. P e r i o d e p e n g u a t a n
diterbitkannya buku karya Trio (reinforcement) pada tahun 1922
Belanda, Samuel Muller, Johan di Inggris ketika Hilary Jenkinson
A. Feith, dan Robert Fruin menerbitkan bukunya yang
dengan judul Handleiding voor berjudul A Manual of Archive
het Ordinen en Beschrijven van Administration. Buku Jenkinson
Archieven (Manual Penataan dan ini memberikan pondasi yang
Pendeskripsian Arsip). Konteks solid dalam menciptakan
diterbitkannya manual ini karena paradigma b aru k earsipan.
Trio Belanda ingin Paradigma baru ini dibutuhkan
menyeragamkan cara menata dan oleh Jenkinson karena
mendeskripsikan arsip. Di diposisikan pada situasi yang
samping itu, pemerintah Belanda unik, yakni dihadapkan pada
menginginkan adanya berbagai jenis arsip organisasi
sentralisasi pekerjaan dan koleksi pemerintahan sebagai akibat
arsip dimana saat itu banyak P eran g Duni a I s ehi ngg a
koleksi arsip di Belanda yang mendorong Jenkinson
penyimpanannya tersebar di menciptakan teori kearsipan yang
berbagai tempat. Koleksi arsip ini akan memfasilitasi penciptaan
dianggap penting dan perlu arsip perang yang nantinya juga
dipertahankan dari pemerintah memfasilitasi pelestarian sejarah
Belanda sebelumnya serta entitas partisipasi Inggris dalam perang
keagamaannya. Trio Belanda dalam konteks kearsipan yang
(Leavitt, 1940:13) lebih luas sebagaimana telah
mendefinisikan arsip sebagai dibangun oleh Muller dan kawan-
the whole of the written kawan di Belanda. Menurut
documents, drawings and printed Jenkinson, definisi "arsip" ala
matter, officially received or Trio Belanda sudah tidak relevan
produced by an administrative diterapkan p ada k earsipan
body or one of its officials, in so konteks Inggris saat itu sehingga
far as these documents were Jenkinson mendefinisi ulang
intended to remain in the custody arsip sebagai wakil memori, yang
terdiri atas arsip-arsip yang
29
diciptakan dan d i gunakan merekam kegiatan unit pencipta
s epanj an g unt u k kegi at an arsipnya. Jenkinson (1922: 44-
organisasi. Jenkinson merupakan 83) memposisikan arsiparis
tokoh naturalis dalam (archivist) sebagai profesional
perkembangan teori kearsipan. yang bertugas menjaga arsip
Hal ini dapat dilihat dari (keeper of records) yang netral,
pernyataannya sebagai berikut: tidak dibolehkan untuk menilai
The Archivist's career is one arsip, karena tugas u tama
of service. He exists in order arsiparis adalah mendeskripsikan
to make other people's work dan menata arsip (physical and
possible.... his creed, the moral defence of archives),
sanctity of evidence; his task, urusan pelayanan kepada publik
the conservation of every adalah nomor dua karena kredo
scrap of evidence attaching arsiparis ala Jenkinson adalah
to the documents committed sanctity of evidence, objektif,
to his charge; his aim to menjaga arsip apa adanya, dan
provide, without prejudice or tidak memihak --- sebuah
afterthought, for all who wish pendapat yang nantinya ditentang
to know the means of oleh Schellenberg.
knowledge .... the good
3. Periode modern pada tahun 1930-
archivist is perhaps the most
an di Amerika Serikat. Periode ini
selfless devotee of truth the
di pel opori ol eh Theodo re
modem world produces...
Roosevelt Schellenberg yang
Jenkinson melihat arsip dan memperkenalkan pendekatan
arsiparis dengan pandangan m anaj em en ars i p d i nam i s
positivist, yakni bersifat objektif (records management) dengan
dan netral, invisible, dan pasif. pendekatan barunya yaitu seleksi
Arsiparis dianggap sebagai a arsip. Schellenberg memisahkan
guardian of the documents, secara tegas antara arsip dinamis
dokumen dilihat sebagai hasil (records ) dan arsip statis
samping kegiatan administrasi, (archives) sehingga profesional
arsiparis tidak bertanggung jawab arsip dibagi atas records manager
menyeleksi arsip dan ikut campur dan archivist. Dengan adanya
secara sadar dan sengaja dalam kegiatan seleksi arsip/ penilaian
pendokumentasian arsip yang ia arsip ini berarti telah membawa
kelola dan yang ia simpan. peran arsiparis menjadi subjektif,
Gagasan menonjol lainnya adalah tidak lagi objektif sebagaimana
pendapatnya mengenai bukti diinginkan oleh Jenkinson. Tentu
(evidence). Bagi Jenkinson, arsip saja Schellenberg punya alasan
merupakan sanctity of evidence, yang visioner mengapa perlu
yang terkait dengan kebenaran dilakukan penilaian arsip.
(truth) yang dibangun untuk Konteks kearsipan era
30
Schellenber g adalah era (Schellenberg). Ketiga karakteristik
perubahan b esar -besaran ini mencerminkan ciri positivisme
penciptaan arsip paska PD II yaitu "pemaksaan" suatu objek untuk
sehingga membanjirnya arsip diilmiahkan layaknya ilmu pasti
dalam jumlah masif dan beragam alam. Dalam tulisan artikel ini akan
format perlu strategi khusus, dibahas seberapa kuat pengaruh
salah satunya adalah seleksi positivisme dalam kearsipan serta
arsip. Tidak semua arsip harus tantangannya dengan paradigma
dilestarikan, cukup yang bernilai kearsipan saat ini.
guna saja yang perlu disimpan,
khususnya untuk kepentingan Definisi Positivisme
penelitian dan kesejarahan. Dari Kata "positivisme" berasal dari
situlah Schellenberg kata positif dan isme. Menurut kamus
mengembangkan konsep Oxford Advanced Learner's
appraisal sehingga Schellenberg Dictionary of Current English
dianggap sebagai bapak teori karangan H ornby (1987: 650)
penilaian arsip. Dalam "positive" diartikan sebagai sesuatu
melakukan p enilaian arsip, yang sudah pasti, tidak meninggalkan
S ch el l e nb er g m e ne ka nk an ruang keraguan. Sedangkan
perlunya kerjasama antara "positivism" diartikan sebagai sistem
re c o rd s m a n a g e r s e b a ga i filsafat Auguste-Comte (1798-1857),
representasi unit pencipta dan seorang filsuf Perancis yan g
archivist profesional yang mendasarkan pada fenomena dan
memang diberi hak untuk men- fakta positif, bukan spekulasi.
judge nilai guna arsip yang Positivisme mendominasi ilmu
berkelanjutan (Schellenberg, pengetahuan pada awal abad ke-20-an
1936 : 27). Dari kegi at an yang dipelopori oleh Auguste-Comte
penilaian arsip ini lahirlah konsep dengan mengklaim bahwa yang dapat
daur hidup arsip dinamis (life diselidiki atau dipelajari hanyalah
cycle of records) di mana arsip "data-data yang nyata dan empiris"
dipandang layaknya organisme atau yang disebut dengan "positif".
yang tumbuh dan berkembang Pengetahuan tersebut hanya dapat
secara stabil yang berasal dari teori afirmatif melalui
diklasifikasikan melalui tahap metode ilmiah yang rigid untuk
aktif, inaktif, dan statis. menghindari dugaan-dugaan yang
Melihat pemikiran tokoh-tokoh metafisik. Ciri positivisme adalah: (1)
kearsipan di atas, ada precept tentang klaim kesatuan science. Ilmu sosial
arsip yaitu menyamakannya dengan dan ilmu alam berada dalam naungan
organisme hidup (Muller, dkk), p a r a d i g m a y a n g s a m a ya i t u
menggambarkan fakta empiris, dan positivisme. (2) Klaim kesatuan
objektif (Jenkinson), serta bahasa. Bahasa perlu dimurnikan dari
p e n g k l a s i f i k a s i a n f u n gs i o n a l konsep-konsep metafisik dengan

31
mengajukan parameter verifikasi. (3) Lingkaran Wina (Vienna Circle)
Klaim kesatuan metode. Metode dengan pendiri-pendirinya yang
verifikasi bersifat universal, berlaku dikenal sebagai "positivisme logis",
baik untuk ilmu alam maupun ilmu "neo-positivisme", atau "empirisme
sosial. Positivisme ilmu sosial logis" dalam pandangannya sebagai
mengandaikan suatu ilmu yang bebas berikut:
nilai, objektif, terlepas dari praktik 1. Menolak perbedaan ilmu-ilmu
sosial dan moralitas. alam dan ilmu-ilmu sosial;
P o s i t i v i s m e ya k i n b a h w a 2. M e n g a n g g a p p e r n ya t a a n -
m a s ya r a k a t a k a n m e n g a l a m i pernyataan yang tidak dapat
kemajuan apabila mengadopsi total diverifikasikan secara empiris,
pendekatan ilmu pengetahuan dan seperti etika, estetika, agama,
teknologi sehingga dapat dikatakan metafisika sebagai hal yang
bahwa positivisme sangat nonsense;
menjunjung tinggi kedudukan ilmu 3. Berusaha menyatukan semua
pengetahuan dan sangat optimis ilmu pengetahuan di dalam satu
dengan peran sosialnya yang dapat bahasa ilmiah yang universal
mengantarkan pada kesejahteraan (unified science);
manusia. Dengan slogannya "savoir 4. Memandang tugas f ilsafat
pour prvoir, prvoir pour pouvoir" sebagai analisis atas kata-kata
(dari ilmu muncul prediksi dan dari atau statement.
prediksi muncul aksi).
Pada awal abad ke-20, Positivisme dalam Ilmu Sosial
positivisme logis (suatu versi yang Sosiologi Comte menandai
lebih kaku dan lebih logis positivisme awal dalam ilmu sosial,
dibandingkan d engan Comte) mengadopsi saintisme ilmu alam
berkembang di Wina dan menjadi yan g menggunakan prosedur -
salah satu dari pergerakan yang prosedur metodologis ilmu alam
dominan dalam filsafat Amerika dan dengan mengabaikan subjektivitas.
Inggris. Pandangan positivisme Kaum positivis percaya bahwa
sering mengacu pada ideologi sains masyarakat bagian dari alam dan
dan sering digunakan oleh tekhnokrat metode-metode empiris dapat
yang percaya pada kebutuhan dari dipergunakan untuk menemukan
perkembangan melalui hukum-hukumnya. Comte melihat
perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat s ebagai suatu
yang berargumen bahwa metode keseluruhan o r g anik yang
apapun yang memanfatkan ilmu harus kenyatannya lebih dari sekedar
dibatasi pada pendekatan alamiah, jumlah bagian-bagian yang saling
fisis, dan material. tergantung dan untuk mengerti
Gagasan Comte tentang ilmu- kenyataan ini maka metode penelitian
i l m u p o s i t i f ya n g m e n c a p a i empiris harus digunakan dengan
puncaknya dalam sosiologi oleh ke yakinan b ahwa mas yarakat

32
merupakan suatu bagian dari alam pikir Comte karena tahapan ini
seperti halnya gejala fisik. menurut Comte hanya modifikasi
Dengan dalilnya tiga tahap, yaitu dari t ahapan s ebelum nya.
bahwa masyarakat berkembang Penekanannya pada tahap ini,
melalui tiga tahap utama, Comte yaitu monoteisme yang dapat
berpendapat b ahwa manusia menerangkan gejala-gejala alam
ditentukan oleh tiga cara berpikir dengan jawaban-jawaban yang
yang dominan yaitu tahap teologi, spekulatif, bukan dari analisa
metafisika, dan positivism, empirik.
sebagaimana yang dijelaskan oleh 3. Zaman positif, adalah tahapan
Bertens (1998: 73) berikut ini. yang terakhir dari pemikiran
1. Pada zaman teologis, manusia manusia dan perkembangannya,
percaya bahwa di belakang pada tahap ini gejala alam
gejala-gejala alam terdapat diterangkan oleh akal budi
kuasa-kuasa adikodrati yang berdasarkan hukum-hukumnya
mengatur fungsi dan gerak yang dapat ditinjau, diuji dan
gejala-gejala tersebut. Kuasa ini dibuktikan atas cara empiris.
dianggap sebagai makhluk yang Penerangan ini menghasilkan
memiliki rasio dan kehendak pengetahuan yang instrumental,
seperti manusia, tetapi orang contohnya, adalah bilamana kita
percaya bahwa mereka berada memperhatikan kuburan manusia
pada tingkatan yang lebih tinggi yang sudah mati pada malam hari
daripada makhluk insani biasa. selalu mengel uarkan a s ap
Pada tahapan ini, di mana studi (kabut), dan ini karena adanya
kasusnya pada masyarakat perpaduan antara hawa dingin
primitif yang masih hidupnya malam hari dengan nitrogen dari
menjadi objek bagi alam, belum kandungan tanah dan serangga
memiliki hasrat atau mental yan g m el akukan a kti vit as
untuk menguasai (pengelola) kimiawi menguraikan sulfur pada
alam atau dapat dikatakan belum t ul an g b el ul an g m an us i a,
menjadi s ubjek. A nimisme akhirnya menghasilkan panas
merupakan keyakinan awal yang lalu mengeluarkan asap.
membentuk pola pikir manusia Comte menjelaskan b ahwa
lalu beranjak kepada politeisme, hukum tiga tahapnya merupakan
manusia menganggap ada roh- sebuah kemajuan evolusioner umat
roh dalam setiap benda pengatur manusia dari masa primitif sampai era
kehidupan dan dewa-dewa yang peradaban Perancis abad XIX yang
mengatur kehendak manusia sangat maju. Comte meyakini bahwa
dalam tiap aktivitasnya di watak struktur sosial masyarakat
keseharian. bergantung pada gaya
2. Zaman metafisis atau nama epistemologinya atau pandangan
lainnya tahap transisi dari buah dunia (world view) atau cara
33
mengenal dan menjelaskan gejala keterkaitan hubungan antar-arsip.
yang dominan. Prinsip ini dikembangkan atas dasar
hakikat arsip yang sesungguhnya
Pengaruh Positivisme Comte merupakan produk sampingan yang
dalam Kearsipan terekam dari sebuah peristiwa atau
Bila pemikiran positivisme ala sebuah proses kehidupan. Magetsari
C om t e i n i d i ka i t k a n d en gan (2008:3) menjelaskan hubungan
kearsipan, tampak sekali bahwa teori antar-arsip ini seperti sebuah frame
kearsipan yang digagas oleh Trio dari layar lebar. Setiap frame
Belanda, Jenkinson, dan Schellenberg memiliki cantolan dengan frame
dipengaruhi oleh pemikiran Comte. lainnya, dan frame yang lain memiliki
Dari pemikiran Comte di atas yang cantolan lebih lanjut dengan frame
sengaja penulis garis bawahi, ada tiga berikutnya dan demikian seterusnya
ciri Comte memandang suatu sampai seluruh film selesai merekam
masyarakat yaitu: ceritanya. Atas dasar inilah maka
1. m as ya rak at s eb agai suatu untuk dapat mengerti cerita yang
keseluruhan o r g anik yang terekam dalam film kita tidak dapat
kenyatannya lebih dari sekedar memperolehnya hanya dengan
jumlah bagian-bagian yang saling melihat satu frame saja, melainkan
tergantung; harus melihatnya melalui keterkaitan
2. untuk mengerti kenyataan ini antar frame sehingga dapat
maka metode penelitian empiris memperoleh gambaran menyeluruh
harus d igunakan d engan tentang ceritanya.
keyakinan bahwa masyarakat Poin kedua, bahwa metode
merupakan suatu bagian dari penelitian empiris harus digunakan
alam seperti halnya gejala fisik; dengan keyakinan bahwa masyarakat
3. masyarakat berkembang melalui merupakan suatu bagian dari alam
tiga tahap utama (tiga siklus seperti halnya gejala fisik. Pemikiran
hidup). ini s ejalan dengan konteks
Pada poin pertama masyarakat pengembangan teorinya Jenkinson di
sebagai keseluruhan organik yang Inggris, di mana pasca Perang Dunia I
terdiri atas bagian-bagian yang saling di Inggris terjadi usaha untuk
tergantung dianalogikan pada arsip mengembangkan teknologi sebagai
sebagaimana yang dikemukakan oleh tuntutan inovasi industri dan ilmiah
Trio Belanda. Muller, dkk (Leavitt, sehingga di Inggri s s aat itu
1968: 19) mengatakan bahwa an melahirkan tokoh publik dengan
archival collection is an organic pendekatan ilmiahnya, sebut saja
whole. Trio Belanda menjelaskan misalnya Adam Smith, pengarang
bahwa arsip merupakan keseluruhan buku The Wealth of Nations, traktat
organik layaknya organisme hidup. pertama dalam ilmu ekonomi barat.
Konsep ini menegaskan bahwa ciri Pengaruhnya terhadap kearsipan
arsip adalah interrelatedness, adalah arsip harus ditata dan

34
dideskripsikan dengan pendekatan mati, ia hidup melalui suatu siklus
ilmiah, artinya keadaan arsip ketika kehidupan yang paripurna.
diciptakan haruslah sama ketika Dalam ilmu pengetahuan sosial
menjadi statis, tanpa perubahan model daur hidup juga dipakai untuk
karena intervensi arsiparis lewat menjelaskan ritual siklus kehidupan
penilaian arsip, atau istilahnya first-in manusia yang masih dalam proses,
first-out (FIFO). Jenkinson terkenal misalnya, dari kelahiran sampai
dengan usahanya yang objektif dan inisiasi menuju masyarakat dewasa
menjaga peran arsiparis untuk tetap lalu pernikahan sampai akhirnya pada
netral. Pendekatan teori kearsipan tahap kematian. Tahap-tahapan ini
Jenkinson ini yang melahirkan biasanya memiliki kaitan yang kuat
karakteristik arsip sebagai impartial dalam mewujudkan hak-hak serta
and authentic. kewajiban yan g ada d alam
Poin ketiga, masyarakat lingkungannya. Seperti halnya dalam
berkembang d alam tiga tahap versi d aur h idup dalam ilmu
(siklus), y aitu tahap teologi, pengetahuan alam, versi daur hidup
metafisika dan positivisme. Dalam dalam sosiologi juga memberikan
bidang kearsipan barangkali ini yang pola generasi dari kehidupan sampai
paling dominan baik dalam literatur dengan kematian.
kearsipan modern maupun cara Pada daur hidup tata arsip
berpikir arsiparis saat ini. Pemikiran dinamis ada ciri pengulangan atas
Schellenberg ini sangat jitu dalam generasi arsip dinamis yang dapat
mengontrol ledakan arsip dinamis dideskripsikan ke dalam tahap-tahap
(khususnya arsip dinamis berbasis tertentu. Premisnya adalah bahwa
kertas). Siklus hidup arsip terbagi atas tiap-tiap tahap arsip dinamis dapat
t i ga t ahap yai t u penci pt aan , diamati selama periode 'kehidupan'
penggunaan dan pemeliharaan, serta arsip d inamis dari kelahi ran
penyusutan. (penciptaan), kehidupan (penggunaan
Daur hidup merupakan konsep dan pemeliharaan), dan akhirnya
yang dipakai dalam ilmu pengetahuan sampai kematian (penyusutan).
alam atau sains. Konsep ini Adapun versi model siklus hidup
menggambarkan k eseluruhan ada dua macam yaitu model ilmu
rangkaian proses yang membentuk pengetahuan alam dan m odel
sejarah hidup suatu organisme. sosiologi. Frank Upward (1997)
Manusia, misalnya, memiliki siklus mengilustrasikan model siklus hidup
hidup yang sama dengan sejarah dalam arsip sebagai berikut:
kehidupan spesies atau genus, dengan
pola pengulangan siklus yang dapat D a u r H i d u p Ve r s i I l m u
kita amati tiap generasinya. Seekor Pengetahuan Alam
katak mula-mula terbentuk dari Konsep daur hidup arsip dinamis
embrio, berudu/kecebong, anak dalam tataran dasar pada bidang
katak, katak beneran sampai akhirnya manajemen arsip dinamis (records
35
management) , meliputi proses Contoh pendekatan sejarah
p e n c i p t a a n , p e n gg u n a a n d a n kehidupan yang lengkap terhadap
pemeliharaan, serta pemusnahan. daur hidup arsip dinamis adalah
Kalau ditambah dengan manajemen pendekatan yang dipakai oleh Arsip
arsip statis, akan menjadi identifikasi Nasional Amerika Serikat pada tahun
dan penilaian, akuisisi, deskripsi, 1940-an. Konsep ini dikembangkan
serta penggunaan dan akses. Pola ini sebagai cara untuk menggambarkan
mirip dengan model daur hidup sains. proses penciptaan, penggunaan dan
Semua items arsip dinamis dapat pemeliharaan serta pemusnahan arsip
(menurut dugaan) diamati melalui dinamis. Model manajemen arsip
siklus hidup yang sama kecuali pada dinamis dan statis dikembangkan
tahap pemusnahan. dengan pola-pola seperti dibawah ini:

Pendekatan kearsipan Amerika dinamis ditransfer dari tempat simpan


memiliki ciri bahwa keputusan arsi p akti f (centra l files ) ke
'Jadwal Retensi Arsip Dinamis (JRA)' intermediate records centre lalu ke
merupakan gap/ pemisah antara unit arsip (statis). Tahapan-tahapan ini
pencipta (records management) dan berkaitan erat dengan hak dan
unit kearsipan (sebagian kecil bagian kewajiban lembaga kearsipan untuk
dari records management) dan depo memelihara arsipnya sebagai bukti
arsip (archives administration). tindakan yang otentik dan andal
(authentic and reliable evidence of
Versi Ritual dalam Sosiologi actions). Adapun kompetensi otoritas
Versi Eropa terhadap daur hidup kearsipan dijelaskan dan dibakukan
lebih menekankan pada ritual oleh tiap-tiap tahap arsip dalam proses
perjalanan yang diasosiasikan dengan tata arsip dinamis (record keeping
r e l o ka s i fi si k a r sip dinamis . process).
Contohnya adalah pendekatan tiga
tahap arsip yang berdasarkan pada Versi Campuran
tempat simpan arsip aktif, semi-aktif, Kalau kita gabungkan versi ritual
dan i naktif. K ejadian-kejadian perjalanan dengan versi sejarah
tertentu diharapkan terjadi selama tiga kehidupan dari konsep daur hidup di
tahap utama ini pada saat arsip atas maka akan menghasilkan model

36
yang dapat mencakup kompleksitas yang dapat memiliki substratum
tahap-tahap arsip, sehingga tahapan- simbolik dalam benaknya hingga
tahapannya menjadi: CREATION, mampu memberi jarak antara
DISTRIBUTION, UTILIZATION, rangsangan dan tanggapan.
ACTIVE STORAGE, TRANSFER, Pemikiran kearsipan modern
INACTIVE STORAGE, yang dibangun dalam konteks era
DISPOSITION, AND PERMANENT industrialisasi dan perkembangan
STORAGE (ARCHIVES). teknologi komunikasi yang menuntut
Dari semua versi konsep daur adanya kecepatan (speed) sangat
hidup diatas, tampak bahwa di sana dipengaruhi oleh pemikiran
ada pemisahan yang jelas antara positivisme dengan pendekatan
records manager dengan archivist. ilmiah. Teori life cyle of records
Kompetensi dan tanggung jawab dalam pendekatan kearsipan di
records manager serta archivist Amerika, yang notabene hasil
direpresentasikan secara eksklusif "ijtihad" Schellenberg pada dasarnya
dengan tahapan yang berbeda dalam didorong oleh kebutuhan efisiensi
daur hidupnya, serta dengan tujuan dalam mengontrol membanjirnya
tata arsip dinamis yang berbeda pula. arsip yang semakin masif.
Karakteristik speed dan efisiensi
Kesimpulan berpengaruh pada manajemen
Positivisme telah mereduksi kearsipan, baik di lingkungan
kekayaan pengalaman manusia pemerintah maupun bisnis. Arsip
menjadi fakta-fakta empiris. Prinsip dinamis sebagai hasil samping
bebas n ilai positivisme telah organisasi harus dikelola dengan
membuat ilmuwan menjadi robot- manajemen modern. Dengan model
robot tak berperasaan. Positivisme life cycle ini arsip diklasifikasikan
telah mengakibatkan keringnya berdasarkan fungsinya, yakni arsip
semesta dari kekayaan batin yang tak dinamis (records) yang untuk
terhingga, semesta didesakralisasi kebutuhan unit pencipta, dan arsip
(Adian, 2002). Metode positivisme statis (archives) untuk kepentingan
yang mengasumsikan bahwa objek- publik. Pendekatan fungsi dalam
objek alam maupun manusia bergerak arsip i ni mengakibatkan
secara deterministik melihat manusia terfragmentasinya ruang dan waktu,
lebih dari sekedar benda mati yang serta profesional kearsipan. Dalam
bergerak semata-mata berdasarkan konteks ruang, pendekatan life cycle
stimulan dan respon, rangsangan dan of records memisah-misahkan antara
reaksi, sebab dan akibat. Padahal, unit pencipta, unit kearsipan, dan
manusia menurut Ernest Cassires lembaga kearsipan. Dalam konteks
adalah manusia simbolik (animal waktu, terjadi pembedaan antara
symbolicum). Satu-satunya makhluk waktu arsip menjadi aktif, inaktif/

37
semi aktif, dan statis. Sementara terlihat semakin dinamis sesuai
dalam sebutan profesionalnya terjadi dengan perkembangan zaman.
pembedaan antara records manager Sangatlah tepat kiranya definisi arsip
dan archivists, meskipun untuk menurut UU No 43 Tahun 2009
konteks Indonesia kedua profesi ini tentang K earsipan dengan
melebur dalam sebutan profesi memperjelas dengan kata "sesuai
arsiparis. Banyak kalangan yang dengan perkembangan teknologi
mengatakan bahwa pendekatan life informasi dan komunikasi".
cycle of records masih ideal
diterapkan pada era arsip dinamis DAFTAR PUSTAKA
kertas.
Seiring dengan lahirnya era Undang-Undang Nomor 43 Tahun
teknologi informasi dan komunikasi, 2009 tentang Kearsipan.
pendekatan positivisme mulai menuai
kritikan dari para teoris kearsipan Bertens, K, Ringkasan Sejarah
kont em porer, khusus n ya dari Filsafat. Yogyakarta: Kanisius,
Aust ral i a dengan p endekatan 1998.
postmodern dan teori strukturasinya.
Karakteristik medium arsip dinamis Donny Gahral Adian, Menyoal
elektronik tidak dapat dikelola Objektivisme Ilmu Pengetahuan:
dengan pendekatan life cycle of Dari David Hume Sampai
records. Dalam mengelola arsip Thomas Kuhn. Jakarta: Teraju,
dinamis elektronik, konsep ruang dan 2002.
waktu tidak dapat dipisahkan. Dalam
ranah elektronik, aktif, inaktif, dan Hornby, A.S., Oxford Advanced
statis bersifat cair, bukan dibatasi oleh Learner's Dictionary of Current
sekat-sekat waktu yang linear. Begitu English. Revised and Updated.
juga dengan pengelola arsipnya, USA: Oxford University Press,
peran records manager dan archivist 1987.
semakin kabur karena archivist tidak
mungkin menilai arsip dinamis Jenkinson, Hilary, A Manual of
elektronik yang dianggap statis harus Archive Administration. Edited
menunggu dulu inaktif dari tempat by Roger H.Ellis. 2nd rev. ed.
simpan records manager, namun ia London: Percy Lund, Humphries
harus terlibat aktif sejak masa & Co. Ltd, 1937.
penciptaann ya. P endekatan
kontemporer ini dikenal dengan Muller, Samuel, J.A. Feith and R.
pendekatan records continuum model Fruin. (1940), Manual for the
yang dikembangkan di Australia. Arrangement and Description of
Demikianlah tantangan kearsipan Archives. Translated by Arthur H.

38
Leavitt. New York: H.W. Wilson. Schellenberg, T.R., Modern Archives
reprinted, Chicago: Society of Principles and Techniques. USA:
AmericanArchivists, 2003. The S ociet y o f American
Archivists, 1956.
Noerhadi Magetsari, "Organisasi dan
Layanan Kearsipan", Jurnal Sumber Internet:
Kearsipan, Volume 3, Nomor 1,
2008. Hlm. 1-17. "Yesterday, Today, and Tomorrow: A
Continuum of Responsibility",
Ridener, John, From Polders to (dl: 5 Januari 2013).
Postmodernism A Concise
History of Archival Theory. "What is Archivistics or Archival
Minnesota: Litwin Books, LLC, Science?", http://fketelaa.home.
2009. xs4all.nl/ information.html, (dl: 5
Januari 2013).

39

You might also like