You are on page 1of 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia


2.1.1 Definisi Lansia
Kelompok lanjut usia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywonoto dalam Ari Istiany dan Rusilanti, 2013). Pada usia lanjut akan
terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi (Ari Istiany dan Rusilanti, 2013).
Sedangkan menurut Pasal 1 Ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Siti Maryam, 2008:32).

2.1.2 Klasifikasi Lansia


1. Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia (Siti Maryam,
2008):
a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
Di Amerika, usia 65 tahun digunakan sebagai benchmark dalam
pengelompokan usia lanjut.
2. WHO membagi umur tua sebagai berikut (Ari Istiany dan Rusilanti, 2013):
a. Usia 60-74 tahun disebut usia lanjut (elderly),
b. Usia 75-90 tahun disebut umur tua (old),
c. Usia di atas 90 tahun disebut umur sangat tua (very old).

3. Menurut Budi Anna Keliat dalam Siti Maryam 2008, lansia memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang Kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaptif hingga kondisi maladaptive.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

4. Adapun patokan usia yang lebih spesifik dapat dipahami pada penjelasan
berikut (Ari Istiany dan Rusilanti, 2013):
a. Usia biologis
Usia biologis adalah posisi seseorang dibandingkan dengan angka
harapan hidup yang ada. Yang terbaik adalah mereka yang masih
memiliki kemampuan sistem organ utama tubuh yang masih berada di
atas kondisi rata-rata.
b. Usia psikologis
Usia psikologis merupakan usia yang menunjukkan bagaimana kondisi
seseorang berfungsi dalam merespon kebutuhan atau tuntutan
lingkungan.
c. Usia sosial
Usia sosial ditentukan dengan menilai posisi seseorang di dalam
kehidupan dibandingkan dengan berbagai posisi rata-rata yang dapat
dicapai seseorang. Posisi ini ditentukan oleh norma dan budaya. Dalam
memberikan penilaian dapat dilihat dari cara berpakaian, pola bicara,
dan yang lebih menonjol biasanya dalam peranan kepemimpinan.

2.1.3 Proses Penuaan


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri, serta
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap lesion / luka (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides dalam Ari Istiany dan Rusilanti, 2013). Hal tersebut
menyebabkan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan makin banyak
penumpukan distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit
degeneratif (Ari Istiany dan Rusilanti, 2013).

2.1.4 Perubahan Fisiologis Lansia


Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses penuaan antara lain (Istiany,
2013):
1. Berkurangnya cairan di dalam jaringan,
2. Meningkatnya kadar lemak di dalam tubuh,
3. Meningkatnya kadar zat kapur dalam jaringan otak dan pembuluh darah,
tetapi mengalami penurunan dalam tulang,
4. Terjadinya perubahan dalam jaringan ikat, menurunnya laju metabolisme
basal persatuan berat badan, terbentuknya pigmen ketuaan otot jantung,
sel-sel saraf, kulit, dan sebagainya.
Tabel 2.1 Perubahan Fisiologi pada Lansia menurut Istiany, 2013.
Perubahan
Sistem Implikasi Penanganan
Fisiologi
Kulit Kekuatan, Kerusakan, 1. Pegang dengan
sensitifitas kulit,
misalnya perlahan.
dan kekebalan
dekubitus, 2. Gunakan sabun atau
berkurang. bengkak, dan kulit body lotion untuk
kering. mengurangi
kekeringan pada
kulit.
Tulang Tulang rapuh atau Potensi untuk 1. Hindarkan bahaya.
Osteoporosis kerapuhan 2. Perbanyak
meningkat mengkonsumsi
kalsium.
Otot Kekurangan Mudah letih, 1. Olahraga rutin
kekuatan seperti kecenderungan 2. Melakukan aktivitas
otot gerak untuk tidak ringan sehari-hari.
bergerak
Kardiovaskular Pemompaan Tekanan diastolik 1. Menjaga pola makan
jantung berkurang dan sistolik 2. Mengkonsumsi
meningkat suplemen
3. Olahraga rutin.
Pernapasan Diameter Penurunan fungsi 1. Mengatur pola hidup
anteroposterior paru, pernapasan sehat
paru membesar terganggu 2. Senam pernapasan
Gigi Gigi dan gusi Tanggalnya gigi, 1. Menjaga kebersihan
kerap terinfeksi, pengeringan rongga gigi
sekresi air ludah mulut, menurunkan
berkurang cita rasa
Hati Perubahan aliran Mengganggu 1. Mengurangi
darah dan aktivitas metabolisme dan konsumsi makanan
enzim hepatic penetralisir racun atau obat-obatan
yang dapat
mengganggu fungsi
hati.
Ginjal Berkurangnya Nokturia 1. Mengkonsumsi
aliran darah renal meningkat, makanan yang
dan kerja ginjal metabolisme mudah dicerna.
dalam proses berkurang
pencernaan
terganggu
Gastrausus Pergerakan kolon Sembelit 1. Perbanyak konsumsi
berkurang serat.
Saraf Reaksi terhadap Pelaksanaan fungsi 1. Memperbaiki massa
rangsangan saraf memerlukan untuk reaksi
lambat, waktu yang lama, 2. Kurangi rangsangan
kinesthesia kemampuan tertentu
berkurang, berjalan berkurang, 3. Jalan santai
gangguan kehilangan indra 4. Berikan rangsangan
pengecapan, secara berangsur- terhadap selera
penglihatan, dan angsur makan
pendengaran 5. Gunakan kacamata,
kurangi silau dari
cahaya, gunakan alat
bantu pendengaran,
jauhkan dari suara
yang bising
Saraf Pusat Fungsi otak Dementia 1. Menjaga kestabilan
berkurang, pola (gangguan daya emosi/hindari
tidur berubah ingatan), susah depresi
untuk tidur lelap 2. Hindari konsumsi
kopi, alkohol
3. Hindari tidur larut
malam
2.1.5 Perubahan Psikologis
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom
lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan, depresi karena
tinggal sendiri atau isolasi diri, dan sebagainya. Beberapa perubahan psikologis
yang dialami pada usia lanjut diantaranya adalah sebagai berikut (Istiany, 2013):
1. Depresi hampir dialami oleh 12-14 % populasi lansia. Perubahan lingkungan
social kondisi yang terisolasi, kesediaan, dan berkurang aktivitas menjadikan
para lansia mengalami rasa frustasi dan berkurang semangat (depresi dan
kondisi mental). Akibatnya selera makan terganggu, dan pada akhirnya dapat
mengakibatkan terjadi penurunan berat badan. Dengan demikian kondisi
mental yang tidak sehat secara tidak langsung dapat meniru terjadinya status
gizi buruk.
2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor, dan terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor
buruk.
3. Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitas dan identitas yang dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pension (purna tugas), ia
akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain sebagai berikut:
a. Kehilangan financial (income berkurang),
b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya),
c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi,
d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
1) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).
2) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
3) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation),
4) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan keluarga.
5) Hilangnya kakuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri),
e. Perkembangan spiritual:
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow, 1970),
2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zantner,
1970),
3) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingakat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai
keadilan.

2.2 Konsep Artrhitis Gout

2.3 Konsep Gerakan

You might also like