You are on page 1of 45

BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan

Normatif)

Norvadewi

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda


norvadewi@yahoo.comX

ABSTRACT

Business with all that stuff going on in people's lives every day widely. Many
businesses and the variety of motifs and business orientation as well as the
increasing complexity of business problems, sometimes making businesses stuck to
try anything to achieve its goal, especially if the goal is only for profit and profit
alone. So frequent negative actions, which eventually becomes a habit in business
behavior. If so, it is not uncommon for businesses identified with the dirty deed,
because there are behaviors lying, treasonous, broken promises, deception and
deceiving others. This article describes the business in the Islamic approach that
includes the Islamic business concept, the principles of Islamic business and
normative foundation of Islamic business. Islamic business must be based on
Islamic ethics derived from the Qur'an and the Sunnah of the Prophet Muhammad.
Generally, business ethics is a normative discipline, whereby particular ethical
standards are formulated and then applied. It makes specific judgments about what
is right or wrong, which is to say, it makes claims about what ought to be done or
what ought not to be done.

Keywords: Islamic Business, the Principles of Islamic Business, Business Behavior.


2000 : 17). Dalam segala aspek
PENDAHULUAN kegiatan operasional
perdagangan perusahaan. Untuk
Bisnis merupakan bagian dari kegiatan (bisnis), pelaku itu sangat
ekonomi dan mempunyai peranan yang usaha atau diperlukan aturan-
sangat vital dalam rangka memenuhi pebisnis dan aturan dan nilai-
kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis konsumen nilai yang
mempengaruhi semua tingkat kehidupan (pemakai barang mengatur kegiatan
manusia baik individu, sosial, regional, dan jasa) sama- bisnis tersebut
nasional maupun internasional. Tiap hari sama mempunyai agar tidak ada
jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis kebutuhan dan pihak-pihak yang
sebagai produsen, perantara maupun kepentingan. dirugikan dan
sebagai konsumen. Pelaku usaha dieksploitasi baik
harus memiliki pihak konsumen,
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal tanggung jawab karyawan maupun
yang terjadi dalam kegiatan ini adalah terhadap siapa saja yang
tukar menukar, jual beli, memproduksi- konsumen, ikut terlibat dalam
memasarkan, bekerja-memperkerjakan, karyawan, kegiatan bisnis
serta interaksi manusiawi lainnya, dengan pemegang saham, tersebut.
tujuan memperoleh keuntungan (Bertens, komunitas dan
lingkungan dalam
dan Bisnis
Jurnal Ekonomi Islam | 33
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif Islam
munculnya
kepemimpinan
Kenyataan yang kita hadapi sekarang di alternative
masyarakat adalah perilaku yang dari tengah. Keempat,
menyimpang dari ajaran agama, banyaknya
merosotnya nilai etika dalam bisnis.Bagi penerapan
kalangan ini bisnis adalah kegiatan spritualisme
manusia yang bertujuan mencari laba dalam
semata-mata. Bisnis telah ada dalam dunia
sistem dan struktur dunianya yang bisnis.
baku untuk mencari pemenuhan hidup Kelima,
sehingga bisnis tidak seiring dengan meningkatnya
etika (Fauroni, 2003 : 92). Hal inilah konsumen
yang oleh George (1986 : 5) melahirkan yang
mitos bisnis amoral. Bahwa bisnis memutuskan
adalah bisnis, antara bisnis dan moralitas perilakunya
tidak ada kaitan apa-apa. Mitos bisnis berdasarkan
amoral menganggap bahwa bisnis sistem
merupakan kegiatan tak terpuji dan nilai.
karenanya harus dihindari, mitos bisnis Keenam,
pengejar maksimalisasi keuntungan; munculnya
bahwa bisnis hanyalah kegiatan yang
berhubungan dengan keuntungan- gelombang
keuntungan semata dan mitos bisnis pemecahan
sebagai permainan; bahwa bisnis masalah
merupakan arena kompetisi atau berdasarkan
permainan judi dengan kemenangan kesadaran.
menjadi tujuan utama. Dengan mitos Ketujuh,
tersebut, citra buruk bisnis seakan
mendapat legitimasi. Berbagai bentuk munculnya
kecurangan terjadi dalam bisnis seperti ledakan investasi dalam
rendahnya solidaritas, tanggung jawab berbagai
sosial dan tingkat kejujuran, saling
curiga, persaingan tidak sehat, bidang bisnis yang memiliki etika dan
penunggakan utang, sogok menyogok, tanggung jawab sosial. Prinsip supply
komersialisasi birokrasi bahkan creates its own demand harus segera
memotong relasi saingan untuk diimbangi dengan prinsip pelayanan
mematikan usaha saingan (Alma & yang berlandaskan pada nilai etika.
Donni, 2009 : 199).
Hal ini juga dinyatakan oleh Fauroni
Beberapa tahun terakhir ada (2003 : 92) bahwa etika bisnis
perkembangan menarik berkaitan merupakan keharusan. Etika dapat
dengan bisnis, Patricia Aburdence dalam menyatu dengan dunia bisnis. Tanpa
Megatrend 2010 menyatakan terdapat etika, dunia bisnis akan menjadi sebuah
tujuh megatrend yang akan mewarnai struktur kehidupan yang tersendiri dan
dunia bisnis modern, yaitu : pertama, menjadi dunia yang hitam. Bisnis
muncul dan meningkatnya kekuatan modern saat ini adalah bisnis yang
spiritual. Kedua, munculnya fajar baru diwarnai dengan persaingan yang ketat.
conscious capitalism. Ketiga, Dalam konteks bisnis yang kompetitif,
setiap perusahaan berusaha untuk
unggul berdasarkan kekuatan
objektifnya. Kekuatan objektif itu
mencakup dua hal pokok yaitu modal
dan tenaga kerja (Keraf, 1998 : 6).
Modal yang besar saja tidak cukup kalah penting adalah komitmen moral
memadai, kebutuhan akan tenaga mereka: disiplin, loyalitas, kerja sama,
professional juga tidak kalah penting integritas pribadi, tanggung jawab,
karena tenaga professional akan kejujuran, perlakuan yang manusiawi
menentukan kekuatan manajemen dan dan sebagainya.Selain itu hal yang juga
profesionalisme suatu perusahaan. penting dalam persaingan bisnis adalah
Namun tenaga yang professional tidak pelayanan terhadap konsumen. Hanya
hanya didasarkan pada keahlian dan perusahaan yang mampu memberikan
keterampilannya saja. Hal yang tidak
34 | AL-TIJARY, Vol. 01, No.
01, Desember 2015
dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang
merupakan pebisnis ulung dengan
berbagai keutamaan sifat Beliau.
Bagaimana Rasullullah SAW mengelola
pelayanan terbaik kepada konsumen bisnisnya digambarkan oleh Afzalur
yang akan sukses. Bentuk pelayanan Rahman (1997) sebagai berikut
terhadap konsumen antara lain adalah
mempertahankan mutu barang dan jasa, :
permintaan konsumen dengan harga
yang tepat, tidak membohongi
konsumen, dan sebagainya.

Inilah yang dikatakan Bertens (2000 :


17) bahwa bisnis harus berlangsung
sebagai komunikasi sosial yang
menguntungkan bagi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya. Hal ini berarti
bahwa pencarian keuntungan dalam
bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi
diadakan dalam interaksi antara pemilik
perusahaan dengan karyawan, relasi
bisnis, konsumen dan sebagainya. Jadi
etika bisnis dianggap memiliki peran
yang penting dalam mewujudkan
tujuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan di dalam dunia bisnis yang
kompetitif. Keraf (1998 : 5)
menyatakan bahwa hanya perusahaan
yang mampu melayani kepentingan
semua pihak yang berbisnis dengannya
yang akan sukses. Karena itu, berbisnis
secara baik dan etis memang menjadi
sebuah tuntutan dari setiap perusahaan
yang ingin membangun dinasti bisnis
yang sukses dan bertahan lama.

Kesadaran bahwa bisnis harus dilandasi


dengan etika juga mulai disadari oleh
para pengusaha Muslim. Apalagi di
dalam ajaran Islam memang telah
memberikan tuntunan bagaimana
berbisnis yang sesuai dengan norma-
norma ajaran Islam sebagaimana yang
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif penghujung abad ke-20 atau awal abad
Islam ke-21. Prinsip bisnis modern, seperti
tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen
(costumer satisfication), pelayanan yang
unggul (service excellent), kompetensi,
Muhammad did his dealing honestly efisiensi, transparansi, persaingan yang
and fairly and never gave his sehat dan kompetitif, semuanya telah
costumers to complain. He always kept menjadi gambaran pribadi dan etika
his promise and delivered on time the bisnis Muhammad SAW sejak beliau
goods of quality mutually agreed masih muda (Gitosardjono, 2009 : 43-44).
between the parties. He always showed
a great sense of responsibility and
integrity in dealing wtih other people. PEMBAHASAN
Konsep Bisnis Dalam Islam
Bahkan dia mengatakan : his
reputations as an honest and truthful Bisnis merupakan suatu istilah untuk
trader wass well established while he menjelaskan segala aktivitas berbagai
was stillin his early youth. institusi dari yang menghasilkan barang
dan jasa yang perlu untuk kehidupan
Dasar-dasar etika dan manajemen masyarakat sehari-hari (Manullang,
bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah 2002 : 8). Secara umum bisnis diartikan
SAW ini telah mendapat legitimasi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
keagamaan setelah beliau diangkat oleh manusia untuk memperoleh
menjadi Nabi. Prinsip-prinsip etika pendapatan atau penghasilan atau rizki
bisnis yang diwariskan semakin dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
mendapat pembenaran akademis di keinginan hidupnya dengan cara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam | 35
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif Islam dipahami sebagai serangkaian aktivitas
bisnis dalam berbagai bentuknya yang
tidak dibatasi jumlah (kuantitas)
kepemilikan hartanya (barang/jasa)
mengelola sumber daya ekonomi secara termasuk profitnya, namun dibatasi
efektif dan efisien. Adapun sektor-sektor dalam cara perolehan dan
ekonomi bisnis tersebut meliputi sektor pendayagunaan hartanya (ada aturan
pertanian, sektor industri, jasa, dan halal dan haram) (Yusanto dan Karebet,
perdagangan (Muslich, 2004 : 46). 2002 : 18).

Lebih khusus Skinner mendefinisikan Pengertian di atas dapat dijelaskan


bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, bahwa Islam mewajibkan setiap
atau uang yang saling menguntungkan muslim, khususnya yang memiliki
atau memberi manfaat. Menurut tanggungan untuk bekerja. Bekerja
Anoraga dan Soegiastuti, bisnis merupakan salah satu sebab pokok
memiliki makna dasar sebagai the yang memungkinkan manusia memiliki
buying and selling of goods and harta kekayaan. Untuk memungkinkan
services. Adapun dalam pandangan manusia berusaha mencari nafkah,
Straub dan Attner, bisnis tak lain adalah Allah Swt melapangkan bumi serta
suatu organisasi yang menjalankan menyediakan berbagai fasilitas yang
aktivitas produksi dan penjualan barang- dapat dimanfaatkan untuk mencari
barang dan jasa-jasa yang diinginkan rizki. Sebagaimana dikatakan dalam
oleh konsumen untuk memperoleh profit firman Allah QS. Al Mulk ayat 15 :
(Yusanto dan Karebet, 2002 : 15).

Adapun dalam Islam bisnis dapat















Dialah yang menjadikan bumi ini


mudah bagi kamu, maka berjalanlah di



segala penjurunya dan makanlah
sebagian dari rizki Nya...

Begitu juga Allah katakan dalam Kedua telapak kaki seorang anak
QS. Al Araaf ayat 10 : Adam di hari kiamat masih belum




beranjak sebelum ditanya kepadanya
mengenai empat perkara; tentang
Sesungguhnya kami telah menempatkan umurnya, apa yang dilakukannya;
kamu sekalian di bumi dan kami adakan tentang masa mudanya, apa yang
bagimu di muka bumi itu (sumber- dilakukannya; tentang hartanya, dari
sumber) penghidupan... mana dia peroleh dan untuk apa dia
belanjakan; dan tentang ilmunya, apa
Di samping anjuran untuk mencari rizki, yang dia kerjakan dengan ilmunya itu
Islam sangat menekankan (mewajibkan)
aspek kehalalannya, baik dari sisi (HR. Ahmad).
perolehan maupun pendayagunaannya
(pengelolaan dan pembelanjaan). Di samping hadits di atas, Allah
menyatakan dengan tegas
No. 01, Desember 2015
36 | AL-TIJARY, Vol. 01,
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif
Islam
dari dominan
kehidupan terhadap
kita prinsip-
menganjurka sebagai prinsip
n mengenai manusia, etika bisnis
kehalalan hal ini pemelukny
rizki dan berarti a. Hal ini
bagaimana bahwa telah
membelanja prinsip- dibuktikan
kannya prinsip oleh Max
sebagaimana etika bisnis Weber
dalam terkait erat dengan
QS. Al dengan Protestant
Anaam ayat sistem nilai Ethics nya
141 : yang yang
dianut oleh membawa

. masing- kemajuan
masing pesat

masyarakat dalam
(Keraf, pembangu
Dan 1998 : 73). nan di
janganlah Prinsip- Eropa.
kalian prinsip Sebagaima
berbuat israf etika bisnis na yang
(menafkahka yang dijelaskan
n harta di berlaku di oleh
jalan China akan Nurcholis
kemaksiatan sangat Majid
), dipengaruh dalam
sesungguhny i oleh Alma dan
a Allah tidak sistem nilai Donni
menyukai masyarakat (2009 :
orang-orang China, 204)
yang sistem nilai bahwa
berbuat masyarakat tesis Max
israf. Eropa akan Weber
mempenga tentang
Prinsip- ruhi Etika
Prinsip prinsip- Protestan
Bisnis prinsip mengataka
dalam Islam bisnis yang n
berlaku di kemajuan
Prinsip- Eropa. ekonomi
prinsip etika Eropa
bisnis yang Dalam hal Barat
berlaku ini ternyata adalah
dalam sistem nilai berkat
kegiatan yang ajaran
bisnis yang berasal dari asketisme
baik agama (zuhud)
sesungguhny memberika dalam
a tidak bisa n pengaruh ajaran
dilepaskan yang Calvin.
Kaum lebih an konsep-
Calvinis unggul. konsep
menerima Dalam unggul
panggilan kenyataan lebih dulu
Ilahi untuk muncul dari
bekerja keras bantahan Protestan,
dan tetap terhadap akan tetapi
berhemat teorinya para
terhadap berdasarka pengikutny
harta yang n fakta di a kurang
berhasil lapangan memperhat
dikumpulkan yaitu ikan dan
, karena beberapa tidak
hidup negara lain melaksana
mewah yang bukan kan ajaran-
Protestan, ajaran
seperti Islam
Khatolik di sebagaima
bukanlah Perancis na
tujuan. dan Italia mestinya.
Dengan juga Umat
hidup hemat mengalami Islam
maka kemajuan, seharusnya
terjadilah begitu juga dapat
akumulasi Jepang dan menggali
modal Korea yang inner
menuju menganut dynamics
kapitalisme. Shinto- sistem
Buddhis etika yang
Lebih jauh mengalami berakar
Nurcholis kemajuan dalam pola
Majid pesat yang keyakinan
mengkritik kemudian yang
Weber yang disusul dominan.
sangat oleh Karena
mengagung- kemajuan ternyata
agungkan negara lain banyak
paham yang prinsip
Protestan ini. menganut bisnis
Weber juga Konfusiani modern
telah sme (Alma yang
mempelajari & Donni, dipraktekk
berbagai 2009 : an
agama lain, 205). perusahaan
namun Islam -
hanya Islam perusahaan
dipelajari sebagai besar dunia
sedikit agama sebenarnya
dengan yang besar telah
tujuan untuk dan diajarkan
membenarka diyakini oleh Nabi
n tesisnya paling muhamma
bahwa sempurna d SAW.
agama telah Perusahaan
Protestan ini mengajark -
perusahaan bisnis yang Islam,
besar dunia lebih yang
telah manusiawi dicontohka
menyadari seperti n oleh
perlunya yang Rasulullah
prinsip- diajarkan SAW,
prinsip oleh ajaran yaitu:
Jurnal Bisnis
Ekonomi Islam | 37
dan
Norvadewi, Bisnis Tidak ada keluhan
dalam Perspektif tentang janji-janji
Islam yang diucapkan,
karena barang-
barang yang
1. Customer disepakati dalam
Oriented kontrak tidak ada
yang dimanipulasi
Dalam bisnis, atau dikurangi.
Rasulullah selalu
menerapkan Untuk
prinsip customer memuaskan
oriented, yaitu pelanggan ada
prinsip bisnis yang beberapa hal yang
selalu menjaga selalu Nabi
kepuasan perintahkan.
pelanggan Beberapa hal
(Afzalur Rahman, tersebut antara
1996 :19). Untuk lain, adil dalam
melakukan prinsip menimbang,
tersebut menunjukkan
Rasulullah cacat barang yang
menerapkan diperjual belikan,
kejujuran, menjauhi sumpah
keadilan, serta dalam jual beli
amanah dalam dan tidak
melaksanakan mempraktekkan
kontrak bisnis. apa yang disebut
Jika terjadi dengan bai
perbedaan Najasy yaitu
pandangan maka memuji dan
diselesaikan mengemukakan
dengan damai dan keunggulan
adil tanpa ada barang padahal
unsur-unsur mutunya tidak
penipuan yang sebaik yang
dapat merugikan dipromosikan, hal
salah satu pihak. ini juga berarti
membohongi
Dampak dari pembeli.
prinsip yang
diterapkan, para Selain itu prinsip
pelanggan customer oriented
Rasulullah SAW juga memberikan
tidak pernah kebolehan kepada
merasa dirugikan.
konsumen atas kerja. Seorang
hak Khiyar yang diberi
(meneruskan atau amanat untuk
membatalkan mengerjakan
transaksi) jika ada sesuatu harus
indikasi penipuan membeberkan
atau merasa hasil kerjanya dan
dirugikan (A.W. tidak
Muslich, 2010 : menyembunyikan
215). Konsep nya. Transparansi
Khiyar ini dapat baik dalam
menjadi faktor laporan keuangan,
untuk menguatkan mapuun laporan
posisi konsumen lain yang relevan.
di mata produsen,
sehingga produsen 3. Persaingan
atau perusahaan yang Sehat
manapun tidak
dapat berbuat Islam melarang
semena-mena persaingan bebas
terhadap yang
pelanggannya. menghalalkan
segala cara karena
bertentangan
dengan prinsip-
prinsip muamalah
2. Transparansi Islam. Islam
memerintahkan
Prinsip kejujuran umatnya untuk
dan keterbukaan berlomba-lomba
dalam bisnis dalam kebaikan,
merupakan kunci yang berarti
keberhasilan. bahwa persaingan
Apapun tidak lagi berarti
bentuknya, sebagai usaha
kejujuran tetap mematikan
menjadi prinsip pesaing lainnya,
utama sampai saat tetapi dilakukan
ini. Transparansi untuk
terhadap kosumen memberikan
adalah ketika sesuatu yang
seorang produsen terbaik bagi
terbuka mengenai usahanya.
mutu, kuantitas,
komposisi, unsur- Rasululllah SAW
unsur kimia dan memberikan
lain-lain agar tidak contoh bagaimana
membahayakan bersaing dengan
dan merugikan baik dengan
konsumen. memberikan
pelayanan sebaik-
Prinsip kejujuran baiknya dan jujur
dan keterbukaan dengan kondisi
ini juga berlaku barang dagangan
terhadap mitra serta melarang
kolusi dalam dijauhi.
persaingan bisnis Sebagaimana
karena merupakan disebutkan dalam
perbuatan dosa QS. Al Baqarah
yang harus ayat 188 :
TIJARY, Vol.
01, No. 01,
Desember 2015
38 | AL-
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif
Islam

tenggang
memberi

adalah adalah

memberikan berbisnis

upah yang (kreditor)


adil waktu

tidak apabila
pengutang
karyawan, ini
bagi

dan menjagabelum

hak- mampu
mengekploitamembayar
sinya . Hal
dalam
SAW

Rasulullah
haknya. dicontohka
Nabi n
upah,
pemberian
Dalam
telah

SAW

Muhammad
yang

cara
dengan

hadits
mengajarkan Beliau :

nya
sangat baik
yaitu
memberikan
upah
kering
sebelum
pekerja
kepada
Ibnu Majah
dari X

keringatnya X
(HR. X

X


Umar).
Selain itu
bentuk

keadilan
X
dalam


RasulNya

dinaungiX riba.
ingin terhadap
perang
yang mengumu
Barangsiapa mkan

dalam
Allah disebutkan
dengan
naungan- ini
Nya (pada riba
hari kiamat), Larangan
maka
hendaklah ia
menangguhk
an waktu
pelunasan

yang
sedang
orang QS. Al
hutang Baqarah
bagi ayat 278 ;
ia
hendaklah
atau
kesulitan,

menggugurk
an
hutangnya.
(HR. Ibnu
Majah).

Selain itu
bentuk

keadilan
dalam

bisnis adalah
bahwa bisnis
yang
dilaksanakan beriman,
bersih dari
unsur riba yang


karena riba
mengakibatk

an
Hai
eksploitasi orang-
orang
dari yang

kaya kepada dan
yang miskin.
Oleh karena Allah

itu Allah dan kepada


padahal
kamu

bertakwalah mengetahu
i.

belum
(yang hadits
sisa riba dalam
tinggalkan disebutkan :
Juga






Rasulullah

SAW

berikut


ini :

Dan
janganlah

sebahagian
kamu
memakan
harta
sebahagian
yang lain di
antara kamu
dengan
jalan yang

batil dan

(janganlah)

kamu :

membawa
(urusan)
harta itu


kepada

hakim,
supaya
kamu dapat
memakan
sebahagian
daripada

harta benda
orang lain
itu dengan (

(jalan

berbuat)

dosa,

Allah Saling
keadilan
penerima dalam

suap di berbisnis.
dalam
hukum. menjaga
(HR. agar hak
Ahmad, orang lain
Abu tidak
Dawud, terganggu
dan selalu
Tirmizi). ditekankan
dalam
( 4. menjaga
Fairness hubungan
Terwujudn antara
ya keadilan yang satu
adalah dengan
yang lain
misi sebagai
diutusnya bentuk dari
para Rasul.
Setiap keadilan.
bentuk Keadilan
berkata,
ketidakadil kepada
Hurairah
an harus konsumen
lenyap dari dengan
Abu tidak
muka
bumi. Oleh melakukan
Dari penipuan
karena itu,
Nabi dan
Laknat
bersabda: Muhamma
d SAW menyebab
SAW kan
selalu
tegas kerugian
Rasulullah bagi
dalam
konsumen.
dan Wujud dari
termasuk
keadilan keadilan
penyuap bagi
terhadap menegakka
n karyawan
Ekonomi Islam |
Jurnal dan 39
Bisnis
Norvadewi, Bisnis
dalam Perspektif
Islam

Juga di dalam
ayat 275 QS.Al
dipungut) jika
kamu orang- Baqarah berikut :
orang yang
beriman.

Orang-orang
yang makan
(mengambil) riba
tidak dapat
berdiri melainkan
seperti berdirinya
orang yang
kemasukan setan
lantaran
(tekanan)
penyakit gila.
Keadaan mereka
yang demikian
itu, adalah

disebabkan

mereka berkata
(berpendapat),
sesungguhnya
jual beli itu sama
dengan riba,
padahal Allah
telah
menghalalkan
jual beli dan
mengharamkan
riba. Orang- Tauhid
orang yang telah merupakan
sampai kepadanya konsep serba
larangan dari eksklusif dan
Tuhannya, lalu serba inklusif.
terus berhenti Pada tingkat
(dari mengambil absolut ia
riba), maka membedakan
baginya apa yang khalik dengan
telah diambilnya makhluk,
dahulu (sebelum memerlukan
datang larangan); penyerahan tanpa
dan urusannya syarat kepada
(terserah) kepada kehendak-Nya,
Allah. Orang yang tetapi pada
mengulangi eksistensi
(mengambil riba), manusia
maka orang itu memberikan suatu
adalah penghuni- prinsip perpaduan
penghuni neraka; yang kuat sebab
mereka kekal di seluruh umat
dalamnya. manusia
dipersatukan
Landasan dalam ketaatan
Normatif Etika kepada Allah
Bisnis dalam semata. Konsep
Islam tauhid merupakan
dimensi vertikal
Landasan normatif Islam sekaligus
etika bisnis dalam horizontal yang
Islam bersumber memadukan segi
dari al-Quran dan politik, sosial
Sunnah Nabi ekonomi
Muhammad SAW. kehidupan
Dalam konteks ini manusia menjadi
dapat dibagi kebulatan yang
menjadi empat homogen yang
kelompok, yaitu; konsisten dari
dalam dan luas
sekaligus terpadu
dengan alam luas
(Naqvi, 1993 :
landasan tauhid, 50-51).
landasan
keseimbangan, Dari konsepsi ini,
landasan maka Islam
kehendak bebas, menawarkan
dan landasan keterpaduan
pertanggungjawab agama, ekonomi,
an (Muslich, dan sosial demi
2010 : 27). membentuk
kesatuan. Atas
1. Tauhid dasar pandangan
(Kesatuan) ini maka
pengusaha
muslim dalam dicintai. Oleh
melakukan karena itu, sikap
aktivitas maupun ini akan
entitas bisnisnya terefleksikan
tidak akan dalam seluruh
melakukan paling sikap hidup dalam
tidak tiga hal berbagai
(Beekun, 1997 : dimensinya
20-23): Pertama, termasuk aktivitas
diskriminasi bisnis (QS. Al
terhadap pekerja,
penjual, pembeli, Anaam ayat
mitra kerja atas 163). Ketiga,
dasar menimbun
pertimbangan ras, kekayaan atau
warna kulit, jenis serakah, karena
kelamin atau hakikatnya
agama (QS. Al kekayaan
Hujurat ayat 13). merupakan
Kedua, Allah lah amanah Allah
semestinya yang (QS. Al Kahfi
paling ditakuti dan ayat 46).
TIJARY, Vol.
40 | AL- 01, No. 01,
Desember 2015
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif
Islam
kedinamisa sesuatu
n dalam yang dapat
gerak, arah membinasa
dan kan diri
2. tujuannya (QS. Al
Keseimbang serta Baqarah
an memiliki ayat 195).
(Keadilan) aturan- Harus
aturan menyempu
Ajaran Islam kolektif rnakan
berorientasi yang takaran dan
pada berfungsi timbangan
terciptanya sebagai dengan
karakter penengah neraca
manusia atau yang benar
yang pembenar.
memiliki Dengan (QS. Al
sikap dan demikian Israa ayat
prilaku yang keseimban 35).
seimbang gan, Dijelaskan
dan adil kebersama juga bahwa
dalam an, ciri-ciri
konteks kemoderen orang yang
hubungan an mendapat
antara merupakan kemuliaan
manusia prinsip etis dalam
dengan diri mendasar pandangan
sendiri, yang harus Allah
dengan diterapkan adalah
orang lain dalam mereka
(masyarakat) aktivitas yang
dan dengan maupun membelanj
lingkungan entitas akan harta
(Muslich, bisnis bendanya
2010 : 24). (Muhamm tidak
ad dan secara
Keseimbang Fauroni, berlebihan
an ini sangat 2002 : 13). dan tidak
ditekankan pula kikir,
oleh Allah Dalam al- tidak
dengan Quran melakukan
menyebut dijelaskan kemusyrik
umat Islam bahwa an, tidak
sebagai pembelanja membunuh
ummatan an harta jiwa yang
wasathan.U benda diharamka
mmatan harus n, tidak
wasathan dilakukan berzina,
adalah umat dalam tidak
yang kebaikan memberika
memiliki atau jalan n kesaksian
kebersamaan Allah dan palsu, tidak
, tidak pada tuli dan
tidak buta tidak mereka
terhadap membunuh bertemu
ayat-ayat jiwa yang dengan
Allah. diharamka (orang-
Sebagaimanan Allah orang)
disebutkan (membunu yang
dalam QS. hnya) mengerjak
Al Furqan kecuali an
ayat 67-68: dengan perbuatan-
(alasan) perbuatan
yang yang tidak

benar, dan berfaedah,


tidak mereka

berzina, lalui (saja)
barang dengan



siapa yang
menjaga

melakukan kehormata
demikian n
itu, dirinya.Da
niscaya n orang-

dia orang
mendapat yang

(pembalas apabila
an) dosa diberi

(nya). peringatan
dengan
Dan orang-
Selain itu ayat-ayat
orang yang
juga masih Tuhan
apabila
dalam QS. mereka,
membelanja Al Furqan
mereka
kan (harta), ayat 72-73 :
tidaklah
mereka tidak menghada
berlebih- pinya
lebihan, dan
sebagai
tidak (pula)
orang-
kikir, dan orang
adalah


yang tuli
(pembelanja
dan buta.
an itu) di
tengah-

Keseimban
tengah
gan
antara yang
ekonomi
demikian. Dan
akan dapat
Dan orang- orang-
terwujud
orang yang orang
yang tidak apabilame
tidak
menuhi
menyembah memberika
syarat-
tuhan yang n
syarat
lain beserta persaksian
berikut.
Allah dan palsu, dan
apabila Pertama,
Ekonomi Bisnis
Jurnal dan Islam | 41
Norvadewi, Bisnis
dalam Perspektif
Islam
produksi, dianugerahi
konsumsi dan kehendak bebas
distribusi harus (free will) untuk
berhenti pada titik membimbing
keseimbangan kehidupannya
tertentu demi sebagai khalifah.
menghindari Berdasarkan
pemusatan aksioma
kekuasaan kehendak bebas
ekonomi dan ini, dalam bisnis
bisnis dalam manusia
genggaman mempunyai
segelintir orang. kebebasan untuk
Kedua, Setiap membuat suatu
kebahagiaan perjanjian atau
individu harus tidak,
mempunyai nilai melaksanakan
yang sama bentuk aktivitas
dipandang dari bisnis tertentu,
sudut sosial, berkreasi
karena manusia mengembangkan
adalah makhluk potensi bisnis
teomorfis yang yang ada
harus memenuhi (Beekun,1997 :
ketentuan 24).
keseimbangan
nilai yang sama Dalam
antara nilai sosial mengembangkan
marginal dan kreasi terhadap
individual dalam pilihan-pilihan,
masyarakat. ada dua
Ketiga, tidak konsekuensi yang
mengakui hak melekat. Di satu
milik yang tak sisi ada niat dan
terbatas dan pasar konsekuensi
bebas yang tak buruk yang dapat
terkendali (Naqvi, dilakukan dan
1993 : 99). diraih, tetapi di
sisi lain ada niat
Kehendak Bebas dan konsekuensi
baik yang dapat
Manusia sebagai dilakukan dan
khalifah di muka diraih. Terdapat
bumi sampai konsekuensi baik
batas-batas dan buruk oleh
tertentu manusia yang
mempunyai diberi kebebasan
kehendak bebas untuk memilih
untuk tentu sudah harus
mengarahkan diketahui
kehidupannya sebelumnya
kepada tujuan sebagai suatu
yang akan risiko dan
dicapainya. manfaat yang
Manusia bakal
diterimanya. Allah Maha
Kuasa atas
segala sesuatu.
Juga QS. Al Kahfi
ayat 29 :
Secara Islami dua
pilihan yang

diniatkan dan





berkonsekuensi
tersebut sebagai


suatu pilihan di
mana di satu pihak

mengandung
pahala yang
berguna bagi diri
sendiri maupun

masyarakat dan di
lain pihak Katakanlah
mengandung dosa bahwa kebenaran
yang berpengaruh itu datangnya
buruk bagi diri dari Tuhan Mu.
sendiri maupun Maka barang
bagi orang banyak siapa yang ingin
(Muslich, 2010 : (beriman),
42). Sebagaimana hendaknya
disebutkan dalam beriman, dan
QS. An barang siapa
Nisa ayat 85 : yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir.

Sesungguhnya
kami telah
menyediakan



bagi orang-orang



yang zalim

neraka yang
gejolaknya
Barang siapa mengepung
yang memberikan mereka.
hasil yang baik,
niscaya ia akan 4.
memperoleh Pertanggungjawa
bagian (pahala) ban
darinya. Dan
barang siapa Segala kebebasan
yang memberikan dalam melakukan
hasil yang buruk, bisnis oleh
niscaya ia akan manusia tidak
memikul bagian lepas dari
(dosa) pertanggungjawa
daripadanya. ban yang
TIJARY, Vol.
42 | AL- 01, No. 01,
Desember 2015



Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif
Islam
dipatuhi dilakukan
dan harus juga
dijadikan dilakukan
harus referensi dengan
diberikan atas atau acuan cara-cara
aktivitas yang dan yang benar,
dilakukan landasan adil dan
Sesuai dengan dalam mendatang
apa yang ada
mengguna kan
dalam al-
Quran surah kan potensi manfaat
Al Mudatsir sumber optimal
daya yang bagi semua
ayat 38 : dikuasai. komponen
masyarakat
Tidak yang
Tiap-tiap kemudian secara
diri digunakan kontributif
bertanggung untuk ikut
jawab atas melakukan mendukun
apa yang kegiatan g dan
telah bisnis yang terlibat
diperbuatny terlarang dalam
a atau yang kegiatan
diharamka bisnis yang
Kebebasan n, seperti dilakukan
yang judi, (Muslich,
dimiliki kegiatan 2010 : 43).
manusia produksi
dalam yang Pertanggun
menggunaka terlarang gjawaban
n potensi atau yang ini secara
sumber daya diharamka mendasar
mesti n, akan
memiliki melakukan mengubah
batas-batas kegiatan perhitunga
tertentu, dan riba dan n ekonomi
tidak lain dan bisnis
digunakan sebagainya karena
sebebas- . segala
bebasnya, sesuatunya
melainkan Apabila harus
dibatasi oleh digunakan mengacu
koridor untuk pada
hukum, melakukan keadilan.
norma dan kegiatan Hal ini
etika yang bisnis yang diimpleme
tertuang jelas-jelas ntasikan
dalam al- halal, maka paling
Quran dan cara tidak pada
Sunnah rasul pengelolaa tiga hal,
yang harus n yang yaitu:
Pertama, n benefit
dalam Orientasi (keuntunga
menghitung Bisnis n atau
margin, dalam manfaat)
keuntungan Islam nonmateri
nilai upah kepada
harus Bisnis internal
dikaitkan dalam organisasi
dengan upah Islam perusahaan
minimum bertujuan dan
yang secara untuk eksternal
sosial dapat mencapai (lingkunga
diterima oleh empat hal n), seperti
masyarakat. utama: (1) terciptanya
target suasana
Kedua, hasil: persaudara
economic profit- an,
return bagi materi dan kepedulian
pemberi benefit- sosial dan
nonmateri, sebagainya
(2) .
pertumbuh
pinjaman an, (3) Benefit,
modal harus keberlangs yang
dihitung ungan, (4) dimaksudk
berdasarkan keberkahan an tidaklah
pengertian (Yusanto semata
yang tegas dan memberika
bahwa Karebet,20 n manfaat
besarnya 02 : 18). kebendaan,
tidak dapat tetapi juga
diramalkan Target dapat
dengan hasil: bersifat
probabilitas profit- nonmateri.
nol dan tak materi dan Islam
dapat lebih benefit- memandan
dahulu nonmateri. g bahwa
ditetapkan Tujuan tujuan
(seperti bisnis suatu amal
sistem harus tidak perbuatan
bunga). hanya tidak hanya
Ketiga, untuk berorientas
Islam mencari i pada
melarang profit qimah
semua (qimah madiyah.
transaksi madiyah Masih ada
alegotoris atau nilai tiga
yang materi) orientasi
dicontohkan setinggi- lainnya,
dengan tingginya, yakni
istilah tetapi juga qimah
gharar harus dapat insaniyah,
(Naqvi,1993 memperole qimah
: 103). h dan khuluqiyah
memberika , dan
qimah melalui ,
ruhiyah. kesempata mengandu
Dengan n kerja, ng
qimah bantuan pengertian
insaniyah, sosial bahwa
berarti (sedekah), nilai-nilai
pengelola dan akhlak
berusaha bantuan mulia
memberikan lainnya. menjadi
manfaat suatu
yang bersifat Qimah kemestian
kemanusiaan khuluqiyah yang
Jurnal Bisnis
Ekonomi Islam | 43
dan
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif Islam

harus muncul dalam setiap aktivitas


Gambar
berikut
adalah
Anatomi

bisnis
sehingga
tercipta

hubungan
Sistemik Bisnis dalam Islam:

persaudaraan

yang

Islami,
bukan

sekedar
hubungan

fungsional

atau
INPUT:

PROSES:

OUTPUT:

profesional.

Sementara

itu
qimah
.Entrepreneurship
Profit

Manajemen

ruhiyah
berarti
aktivitas
dijadikan
(motivasi-sikap

Pertumbuhan

mental).

Strategi

Keberlangsun

sebagai media untuk mendekatkan diri


Keahlian

Operasi/

gan

kepada
Allah
Swt
(Yusanto
dan

Produksi

SDM

Keberkahan
Karebet, 2002

: 19).

SDM

Sumber Daya

Keuangan

Pertumbuhan,
jika
profit
materi
Modal

dan profit non materi telah diraih,

perusahaan
harus
berupaya
menjaga

pertumbuhan
agar

selalu
meningkat.
Gambar Anatomi Sistemik Bisnis Islami

Upaya peningkatan ini juga harus


Sumber : Yusanto dan Karebet, 2002 :

selalu dalam koridor syariah, bukan


20

menghalalkan segala cara.

Keberlangsungan,
target

yang

telah dicapai
dengan
pertumbuhan
PENUTUP
setiap
tahunnya

harus

dijaga
Bisnis dengan segala macamnya

keberlangsungannya
agar
perusahaan
terjadi dalam kehidupan manusia setiap

dapat exis dalam kurun waktu yang


hari secara luas. Banyaknya pelaku

lama.

bisnis dan beragamnya motif dan

Keberkahan, semua

tujuan
yang
orientasi

bisnis

serta
semakin

telah tercapai tidak akan berarti apa-


kompleksnya
permasalahan
bisnis,

apa jika tidak ada keberkahan di


terkadang
membuat
pelaku
bisnis

dalamnya.

Maka

bisnis

Islam
terjebak untuk melakukan segala cara

menempatkan

berkah
sebagai
tujuan
untuk mencapai tujuannya, apalagi jika

inti, karena ia merupakan bentuk dari


tujuannya hanya untuk mencari laba

diterimanya
segala
aktivitas
manusia.
dan keuntungan semata. Maka sering

Keberkahan ini menjadi bukti bahwa


terjadi
perbuatan
negatif,
yang

bisnis yang dilakukan oleh pengusaha


akhirnya
menjadi
kebiasaan
dalam

muslim telah mendapat ridla dari Allah


prilaku bisnis. Jika demikian, maka

Swt, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai


tidak jarang bisnis diidentikkan dengan

dengan
misi

diciptakannya
manusia
perbuatan yang kotor, karena terdapat

adalah untuk beribadah kepada Allah


perilaku bohong, khianat, ingkar janji,
baik dengan ibadah mahdah maupun
tipu menipu dan lain sebagainya.

ghairu mahdah (Yusanto dan Karebet,


Dunia
bisnis
yang
merupakan

2002 : 20).

interaksi antara berbagai tipe manusia

sangat berpotensi menjerumuskan para

pelakunya ke dalam hal-hal yang


diharamkan. Baik karena didesak oleh

kebutuhan
ekonomi,
baik
dilakukan

secara sendiri
atau
bersekongkol
dengan orang lain secara tidak sah atau

karena
ketatnya
persaingan
yang

membuat dia melakukan hal-hal yang

terlarang dalam agama.


44 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01,
Desember 2015
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif Islam

Prilaku
semacam
ini
bukanlah
Dawabah, Asyraf M. 2005. Menjadi
prilaku pelaku bisnis yang baik dan
Pengusaha
Muslim,

Jakarta
:
utama sebagaimana
diajarkan dalam
Pustaka Al Kautsar

Islam. Kegiatan bisnis dalam Islam,


Fauroni, Lukman. 2003. Rekonstruksi
tidak boleh dilaksanakan tanpa aturan.
Etika Bisnis : Perspektif Al
Islam
memberikan

rambu-rambu
Quran,
Journal

IQTISAD,
pedoman
dalam
melakukan kegiatan
Journal
of
Islamic
Economics,
usaha, mengingat pentingnya masalah
Vol. 4 No. 1, Maret 2003

ini juga mengingat banyaknya manusia


Gibson,
Ivancevich

dan

Donnelly.
yang tergelincir dalam perkara bisnis
1985.
Organisasi,
Perilaku
ini. Karena itulah seorang Muslim yang
Struktur
Proses,
Jakarta
:
akan menjadi pelaku bisnis harus
Erlangga.

memahami hukum-hukum dan aturan


Gitosardjono, Sukamdani Sahid. 2009.
Islam
yang
mengatur
tentang
Bisnis
dan

Kewirausahaan
muamalah. Sehingga ia bisa memilah
Syariah, Jakarta : Yayasan Sahid
yang halal dari yang haram, atau
Jaya STAIT Modern Sahid

bahkan yang bersifat samar-samar atau


Hafidhuddin,
Didin,
Hendri
Tanjung.
syubhat.

2003. Manajemen Syariah dalam

Praktik, Jakarta : Gema Insani

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu, S. P. 2005.
Manajemen,
Dasar,
Pengertian
Afzalurrahman.
1997.
Muhammad
dan Masalah, Jakarta : Bumi
Sebagai
Seorang

Pedagang,
Aksara

Jakarta
:
Yayasan
Swarna
Kartajaya,
Hermawan.

2000.
Bhumy.

Marketing
Plus
2000,
Siasat
Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa.
Memenangkan

Persaingan
2009. Manajemen Bisnis Syariah,
Global,
Jakarta
:

Gramedia
Bandung : Alfabeta
Pustaka Utama

Badroen, Faisal, dkk. 2006. Etika


Kartajaya, Hermawan dan Muhammad
Bisnis dalam Islam, Jakarta :
Syakir
Sula.
2008.
Marketing
Kencana.

Syariah. Bandung : Mizan.

Beekun, Rafiq Issa. 1997. Islamic


Keraf, Sonny. A. 1998. Etika Bisnis,
Business
Ethict,

Virginia:
Tuntutan
dan
Relevansinya,
InternationalInstitute of Islamic
Yogyakarta : Kanisius

Thought

Komenaung,
Anderson Guntur,
Etika
Bertens,
K.
2000.
Pengantar Etika
Dalam Bisnis
Bisnis,
Yogyakarta : Kanisius.
Kotey,
B and
Meredith,
G.
G.
Bukhari, Imam. 1992. Shahih Bukhari
1997.Relationship

Among
Jilid II, trj. H. Zainuddin
Owner
/
Manager

Personal
Hamidy, dkk,Cet. 13, Jakarta :
Values, Business Strategies, and
Widjaya

Enterprise Performance, Journal


Chapra, M. Umer. 1999. Islam dan
of Small Business Management,
Tantangan
Ekonomi,
Surabaya:
pp : 37 64).

RisalahGusti

Kotler,
Philip.
2000.
Marketing
D. George, R. 2002. Business Ethics,
Management,
India
:
Prentice
Upper Saddle River, N.J. :
Hall International Inc.
Prentice-Hall, 5th Ed.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Islam | 45
Norvadewi, Bisnis dalam Perspektif Islam Abad Pakistan
Islam
Nabhani, Taqyuddin. 1996.

Membangun Sistem Ekonomi Alternatif


Linda Kiebe Trevino, Katherine A. dalamPerspektif Islam, terj. Maghfur
Nelson. 1995. Managing Business Wachid, Surabaya: Risalah Gusti
Ethics, John Wiley & Sons, Inc.
Naqvi, Syed Nawab Haider. 2009.
Manullang, M. 2002. Pengantar Bisnis, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam,
Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islam,
___________. 1993. Etika dan Ilmu
Yogyakarta : UPP AMP YKPN Ekonomi Suatu Sintesis Islami,
Muhammad dan Alimin. 2004. Etika & terj.Husin Anis, Bandung: Mizan
Qardhawi, Yusuf. 1995. Peran Nilai
Perlindungan Konsumen dalam dan Moral Dalam Perekonomian
Ekonomi Islam
Islam, Jakarta : Robbani Press.
Muhammad dan Lukman Fauroni. 2002.
Visi al-Quran tentang ___________. 1997. Sistem
Masyarakat Islam dalam Al Qur'an &
Etika danBisnis, Jakarta: Salemba Sunnah(Malaamihu Al Mujtama' Al
Diniyah Muslim Alladzi Nasyuduh), Solo : Citra
Islami Press
Munawwir, A. Warson. 1984. Kamus al-
Munawwir, Yogyakarta: Pustaka
Progresif.
Muslich. 2010. Etika Bisnis Islami;

Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Rahardjo, M.


EkonomiUII Dawam. 1990.
Etika
Mustaq, Ahmad. 1995. Business Ethic in Ekonomi
Islam, Islamics Research Institute Press, dan
Manajemen, Straubb, J.T. dan R.F. Attner. 1994.
Yogyakarta : Tiara Wacana Introduction
to
__________.1999. Business,
Islam California
:
dan Wadsworth
Tranformasi Publishing

Sosial Umam, Khaerul.


Ekonomi,Yogyakarta: 2010.
Pustaka Perilaku
Pelajar Organisasi, Bandung
: Pustaka
Sabiq, Sayid. 1981. Fiqh Sunnah, Juz 3, Setia.
Beirut :Dar al Fikr
William C. Frederick; Keith Davis;
Schoell, William F. Gary Dessler, John James. E. Post. 1988. Business and
A. Reinecke. 1993. Introduction to Society Corporate Strategy, Public
Business, Boston : Allyn and Policy, Ethics, Mc. Graw-Hill
Publishing Company.
Bacon.
Wilson, Rodney. 1988. Bisnis Menurut
Schroeder, R.G.. Islam, Teori dan Praktek, Jakarta :
1994. Manajemen Intermasa
Operasi,
Pengambilan Yusanto, Muhammad Ismail dan
Muhammad Karebet Widjajakusuma.
Keputusan dalam Suatu Fungsi 2002.
Operasi, Jakarta : Erlangga Menggagas Bisnis Islami,
Jakarta: Gema Insani Press
Shihab, Quraish. 1997. Etika Bisnis
dalam Wawasan al-Quran, Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian
Berbagai Mazhab, Bandung: Remaja
Jurnal UlumulQuran, No 3/VII/97. Rosdakarya.

46 | AL-TIJARY, Vol. 01,


No. 01, Desember 2015

You might also like