You are on page 1of 3

Mengapa Hubungan Internasional ?

Dewasa ini, masyarakat dunia menghadapi permasalahan yang semakin lama semakin
kompleks. Kompleksitas tersebut dapat dilihat dari bentuk masalahnya, seperti permasalahan
ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya. Hal itu tercipta akibat meningkatnya
kebutuhan harian ataupun sebagai reaksi yang ditimbulkan oleh manusia sendiri, seperti
membuang sampah sembarangan, penggunaan air conditioner, dan berbagai macam lainnya.
Kompleksitas inilah yang menjadi masalah bersama dan harus dihadapi masyarakat
internasional tanpa terkecuali.

Dengan adanya kompleksitas tersebut perlu diadakan sebuah ilmu yang membahas
masalah-masalah internasional, dimulai dari lingkup regional sampai universal. Interaksi
masyarakat antar negara menjadi sebuah kunci untuk mengatasi permasalahan yang ada. Ilmu
hubungan internasional hadir sebagai jawaban dan mencoba mengkaji satu per satu masalah
yang sedang dihadapi. Tidak hanya mengamati internasional sebagai suatu sistem,
kekuatan aktor-aktor memainkan peran sentral dalam mengatur kebijakan yang dapat
memengaruhi dinamika dunia.

Berdasarkan penjelasan singkat mengenai masalah di atas, sangat ditekankan betapa


pentingnya ilmu hubungan internasional ini. Walaupun ilmu ini terikat pada berbagai macam
aspek, keterkaitan antar disiplin ilmu sangatlah tinggi. Penekanan-penekanan dari pelbagai
macam disiplin ilmu tersebut menjadi sebuah jawaban dari setiap permasalahan yang saling
berkaitan dan kontinyu. Karena batasan-batasan yang luas inilah membuat saya ingin
memilih jurusan ini.

Rasa ketertarikan terhadap tingkat analisa dan penalaran merupakan alasan kedua
mengapa saya memilih jurusan ini. Bagaimana mungkin cara mengetahui permasalahan
internasional tanpa melakukan analisa dan pendekatan dari pelbagai sudut pandang? Tentu
tidak akan mendapat sebuah hasil yang berdasar pada fakta empiris observasi. Selain itu,
analisa juga membantu menyusun sebuah konsep dari permasalah yang ada dengan bantuan
teori-teori pendukung, terutama teori hubungan internasional sebagai landasan utama.

Tidak hanya kepekaan analisa saja yang harus ditingkatkan, penalaran perlu dilakukan
untuk menunjang hasil kajian masalah. Penalaran logis harus dijelaskan sedemikian rupa agar
permasalahan tidak menjadi bias dan rancu. Jika penalaran tersebut dapat dioptimalkan,
penyortiran data dari pelbagai sudut pandang pun dapat dilakukan dengan mudah sehingga
data yang dihasilkan pun valid.

Faktor penarik terakhir untuk memilih jurusan ini adalah adanya prestige tersendiri
jika menjadi mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia (HI UI). Prestige ini
diberikan berdasarkan pembicaraan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
terutama siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengatakan bahwa HI UI merupakan
salah satu jurusan terpopuler di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Pembicaraan ini merujuk pada tingginya passing grade HI dengan persentase lebih dari 50
persen dan daya tampung SBMPTN 2017 sebesar 42 orang dari 1.905 pendaftar.

Selain dari sisi data penerimaan, prestige tersebut dapat timbul dari terakumulasinya
berbagai perspektif. Orang awam sering berpikir bahwa jurusan HI akan melahirkan seorang
diplomat atau pun duta besar, bekerja di luar negeri, bergaji besar, dan masa depan cerah.
Walaupun perspektif itu mungkin dapat dikatakan benar apa adanya, namun alumni HI dapat
merambah ke pelbagai bidang lain, seperti bekerja untuk Non-Government Organization
(NGO), konsultan bisnis, sampai akademisi universitas.

Prestige inilah yang terkadang menjadi sebuah identitas tersendiri bagi mahasiswa
Hubungan Internasional. Dengan tersematkannya kata internasional di belakang kata
hubungan membuat mereka sering dicap sebagai mahasiswa ekslusif. Maksud dari pada
kata eksklusif ini mengacu kepada pergaulan mereka yang condong ke lingkungan
internasional, hubungan antar mahasiswa HI yang erat, dan persepsi English day everyday di
dalam kegiatan perkuliahan. Meskipun demikian, mahasiswa hubungan internasional tetap
terbuka dan berorganisasi layaknya jurusan-jurusan lain dalam satu wadah bersama, seperti
Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa (HM), maupun Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM).

Selain faktor penarik, tentunya terdapat faktor pendorong dari dalam diri mengapa
memilih jurusan Hubungan Internasional. Motivasi diri merupakan alasan utama saya berada
di jurusan ini. Motivasi ini tidak hanya berbentuk keinginan semata, namun lebih
menitikberatkan kepada apa yang akan dicapai untuk masa depan. Jika keinginan berbanding
lurus dengan ketertarikan terhadap mata kuliah dan fokus kajian utama HI, cita-cita pun
menjadi lebih terarah dan sesuai ekspektasi. Namun, bila tidak memiliki motivasi dalam
menekuni bidang ini, maka akan sulit untuk beradaptasi kedepannya.
Dalam pembagiannya, motivasi itu sendiri pun terbagi menjadi 2 jenis, yaitu motivasi
pribadi dan motivasi peran. Motivasi pribadi datang karena keinginan saya sendiri untuk
menjadi seorang diplomat ataupun aktivis yang peduli terhadap topik-topik berkohesi antar
negara, yaitu permasalahan sosial ekonomi, seperti imigran, perdagangan, dan pembangunan.
Motivasi ini telah tumbuh di dalam diri sejak mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) ketika saya mulai membaca berita mengenai isu-isu internasional.

Motivasi peran juga memengaruhi pilihan saya untuk masuk ke dalam jurusan ini.
Motivasi peran yang dimaksud adalah sadar akan posisi sebagai anak sulung dan menjadi
panutan untuk adik-adik saya. Jika seorang kakak dapat memberikan contoh yang baik bagi
adik-adiknya, adik pun akan merasa termotivasi dengan sendirinya untuk menyamakan raihan
yang diperoleh kakaknya, bahkan lebih dari itu. Sebaliknya, jika seorang kakak tidak dapat
bertanggungjawab atas kewajibannya, maka adik pun akan cenderung mengikuti pola
kehidupan kakaknya, meskipun faktor orangtua dan lingkungan juga memengaruhi
kepribadian manusia.

Alasan terakhir mengapa saya memilih jurusan ini adalah adanya keinginan kuat
dalam mengaplikasikan cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang tercantum pada
Pembukaan UUD 1945. Pada salah satu tujuannya berbunyi ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,....
merupakan sebuah sikap bebas aktif politik Indonesia untuk membuat tatanan dunia yang
menjunjung kebebasan dan kesejahteraan. Dengan demikian, penjabaran Pembukaan UUD
1945 menjadi sebuah landasan yang akan saya gunakan untuk mencapai tujuan dan cita-cita
bangsa Indonesia.

Berdasarkan faktor dan alasan yang telah saya jabarkan, jurusan Hubungan
Internasional merupakan sebuah jurusan yang tepat untuk mendukung argumen tersebut. Jika

You might also like