You are on page 1of 5

BAB I

A. Latar Belakang
Coronay Artery Disease (CAD) adalah kondisi dimana terjadi
penumpukan plak pada arteri koroner yang menyebabkan arteri koroner
menjadi menyempit. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh terkumpulnya
kolesterol sehingga membentuk plak pada dinding arteri dalam jangka
waktu yang cukup lama. Proses akumulasi tersebut disebut aterosklerosis.
Seiring berjalannya waktu, CAD dapat menyebabkan otot jantung melemah,
dan menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan aritmia (gangguan
irama jantung). CAD biasanya digunakan untuk merujuk pada proses
patologis yang mempengaruhi arteri koroner (biasanya aterosklerosis)
Angka kematian PJK dihasilkan dari CAD.(Sanchis-Gomar F, Cervellin G.
2016 )
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan
17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31%
dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat
penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan
rendah sampai sedang, American Heart Association (AHA) pada tahun
2009-2012 ditemukan 15.5 juta penduduk Amerika di atas 20 tahun
mengidap coronary artery disease (CAD). Update Statistik Penyakit Jantung
dan Stroke 2016 dari American Heart Association (AHA) prevalensi yang
dilaporkan meningkat seiring bertambahnya usia bagi wanita dan pria dan
Diperkirakan kira-kira setiap 42 detik, orang Amerika akan menderita MI.
Meskipun tingkat kematian CAD telah menurun selama empat dekade
terakhir di negara-negara barat, kondisi ini tetap bertanggung jawab atas
sepertiga dari semua kematian pada individu berusia di atas 35 tahun.
Hampir setengah dari semua pria paruh baya dan sepertiga dari kelompok
menengah wanita usia lanjut di AS akan mengalami beberapa manifestasi
CAD. Data di Asia menunjukkan bahwa 3,7% penduduk Asia mengidap
CAD. Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia
menunjukkan, CAD menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur
setelah stroke, yakni sebesar 12,9%. Data Riskesdas tahun 2013
menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di
Indonesia adalah CAD, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut, angka
tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di

1
Provinsi Riau (0,3%). Menurut kelompok umur, CAD paling banyak terjadi
pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke
atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44
tahun (1,3%). Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak pada tingkat
ekonomi bawah (2,1%) dan menegah bawah (1,6%)
( http://www.depkes.go.id/2017)
Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%)
di antaranya disebabkan oleh CAD dan 6,7 juta (38,3%). Pembiayaan
penyakit katastropik menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) bidang Kesehatan tahun 2016, menghabiskan biaya hampir 14,6
Triliun Rupiah. Sedangkan tahun 2015, menghabiskan biaya hampir 14,3
Triliun Rupiah. Paling besar biaya adalah untuk penyakit jantung, dimana
terjadi peningkatan pembiayaan dibanding tahun 2015, yakni sebesar 6,9
Triliun Rupiah (48,25%) menjadi 7,4 Triliun Rupiah (50,7%) pada 2016.
Penyakit Kardiovaskuler sebetulnya dapat dicegah dengan healthy lifestyle,
seperti mengurangi merokok, diet yang sehat, aktivitas fisik dan tidak
menggunakan alkohol. Juga memperhatikan pola makan,'' Berdasarkan data
Survei Konsumsi Makanan Indonesia (SKMI) tahun 2014 menunjukkan
bahwa proporsi penduduk Indonesia yang mengkonsumsi lemak lebih dari
67 gram perhari sebesar 26,5%, konsumsi natrium lebih dari 2000 mg
sebesar 52,7% dan 4,8%.. Penyakit jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler) menjadi salah satu masalah kesehatan utama di negara
maju maupun berkembang. Upaya yang telah dilakukan Kementerian
Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah diantaranya dengan mensosialisasikan perilaku CERDIK.
Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik,
Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres. Selain
itu, masyarakat diimbau melakukan pengukuran tekanan darah dan
pemeriksaan kolesterol rutin atau minimal sekali dalam setahun di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun
2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), diharapkan
seluruh komponen bangsa berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Diharapkan, dapat meningkatkan produktifitas sehingga dapat
menurunkan biaya pelayanan kesehatan..Kementerian Kesehatan
mengimbau seluruh komponen bangsa baik pemerintah, swasta maupun

2
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan
dan pengendalian faktor risiko CAD, sehingga angka kesakitan, kematian
dan kecacatan karena CAD dapat diturunkan. (http://www.depkes.go.id/
2017)
CAD bukan penyakit menular, tetapi dapat ditularkan, melalui suatu
bentuk penularan sosial yang berkaitan dengan gaya hidup (life style)
masyarakat. Karena itu penyakit ini juga berkaitan dengan sosial ekonomi
masyarakat. CAD bukan disebabkan oleh kuman, virus ataupun mikro-
organisme lainnya, tetapi dapat menyerang banyak orang dengan
karakteristik tertentu. Arus modernisasi dan perubahan gaya hidup dapat
dianggap sebagai kuman pembawa penyakit ini (http://www.depkes.go.id/
2017).
Sebagai dukungan terhadap program pemerintah seluruh komponen
masyarakat dihimbau ikut berpartisipasi dan mendukung pencegahan faktor
resiko terjadinya CAD salah satu dengan cara mengurangi stress dan
kecemasan, karena stress dan kecemasan dapat meningkatkan nyeri akut
pada penderita CAD. Salah satu cara yang dapat meringankan nyeri akut
sebelum mendapat terapi medik adalah dengan salah satu cara yaitu pijat
punggung. Penelitian telah menunjukkan bahwa pijat dapat mengurangi rasa
sakit, tekanan darah, denyut jantung, kortisol, dan meningkatkan fungsi tidur
dan kekebalan tubuh. Intervensi pijat memberikan hasil yang baik untuk
pasien CHF, dalam penelitian ini peneliti mencoba mengadopsi jurnal pijat
punggung untuk mengurang kecemasan, ketidaknyaman (nyeri) pada pasien
CHF tersebut pada pasien yang mengalamai CAD sesuai dengan tujuan
Keperawatan saat ini menekankan kepedulian dan kemanusiaan dengan
adanya pandangan tersebut, protokol pijat punggung dan hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk memperbaiki pendidikan keperawatan. Hal ini dapat
dipromosikan dalam praktik klinis, dan dilakukan sebagai bagian dari
pendidikan berkelanjutan keperawatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas keperawatan dan kenyamanan pasien.(Chen.et.al. 2013).
Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dari 1.564 pasien dengan
diagnosa medis yang menyangkut masalah kardiovaskuler yang datang ke
Intalasi Gawat Darurat, salah satu diantaranya yaitu CAD dimana angka
kejadian CAD atau PJK dari januari sampai Desember 2016 yang datang ke
Intalasi gawat darurat ada 247 pasien dan dari Januari 2017 sampai

3
November 2017 yang datang ke Intalasi gawat darurat ada 649 pasien ini
menunjukan adanya peningkatan angka kesakitan pasien dengan CAD yang
datang berobat ke Intalasi gawat darurat dan angka kematian akibat
masalah kardiovaskuler pada tahun 2016 ada 108 pasien dan tahun 2017
dari januari hingga November 2017 ada 123 pasien (data rekam medik IGD
RSUD Abdul Wahab Sjahranie.2017)
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perawat perlu mengetahui
tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada CAD agar dapat
melaksanankan asuhan keperawatan dengan baik. Oleh karena itu penulis
tertarik mengambil kasus CAD UAP sebagai Karya Ilmiah Akhir dengan judul
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny.TS dengan Masalah utama
nyeri akut Pada Kasus CAD UAP di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda pada tahun 2017 .

B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada pasien Ny.TS gangguan sistem
kardiovaskuler dengan masalah utama nyeri akut pada kasus CAD UAP
dengan Intervensi Pijat Punggung di ruang Intalasi Gawat Darurat RSUD
Abdul Wahab Sjahrani Samarinda tahun 2017?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan mampu menjelaskan
asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny.TS Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dengan masalah utama nyeri akut pada kasus CAD UAP
dengan Intervensi Pijat Punggung
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi pengkajian fokus yang dilakukan pada
Ny.TS Gangguan Sistem Kardiovaskuler dengan masalah utama
nyeri akut pada kasus CAD UAP
b. Mampu mengidentifikasi intervensi yang dilakukan sesuai dengan
adopsi intervensi jurnal penelitian terbaru kekasus CAD UAP.
c. Mampu mengidentifikasi implementasi yang dilakukan sesuai dengan
adopsi jurnal penelitian terbaru kekasus CAD UAP.

4
d. Mampu mengidentifikasi evaluasi yang dilakukan sesuai dengan
adopsi jurnal penelitian terbaru kekasus CAD UAP.
e. Mampu menganalisis perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan
aplikasi jurnal.

D. Manfaat Penelitian
Pada kasus pasien Gangguan Sistem Kardivaskuler dengan masalah
utama keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis CAD UAP dapat
di jadikan ;
1. Bagi mahasiswa Sebagai sarana dan alat dalam memproleh
pengetahuan dan pengalaman
2. Bagi instansi pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan
proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan serta dapat
digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan.
3. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan
dalam pelaksanaan praktek pelayanan
4. Bagi profesi keperawatan hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dibidang keperawatan
tentang asuhan keperawatan gangguan Sistem Kardivaskuler dengan
masalah utama keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis CAD
UAP..

You might also like