Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan laporan akhir ini bagi:
1.4.1 Lembaga:
1) Menambah referensi mengenai penggunaan beton bertulang
2) Menambah refensi mengenai penggunaan beton bertulang dengan metode
dreux
3) Sebagai bahan acuan untuk membuat beton bertulang yang baik dengan
metode dreux
1.4.2 Penulis:
1) Menambah wawasan mengenai beton bertulang
2) Menambah wawasan mengenai berbagai macam metode dalam perencanaan
beton bertulang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gedung
Bangunan Gedung merupakan struktur buatan dari manusia yang terdiri atas
dinding dan atap yang didirikan secara permanen. Bangunan biasanya juga disebut
dengan rumah dan gedung yang memiliki beragam bentuk seperti bentuk, ukuran,
dan fungsi yang telah mengalami penyesuaian yang disebabkan oleh beberapa
faktor. http://www.academia.edu/definisi_gedung\
2.2 Beton
Beton merupakan campuran antara semen portland dan semen hidrolik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat SNI 039 2847 2002, 3.12. Sifat utama dari
beton, yaitu sangat kuat terhadap beban tekan, tetapi juga bersifat getas/ mudah
patah atau rusak terhadap beban tarik. Dalam perhitungan struktur, kuat tarik
beton ini biasanya diabaikan.
http://www.academia.edu//definisi_beton_dan_beton_bertulang
2.2.1 Agregat
Agregat merupakan suatu kumpulan dari beberapa material seperti
pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai secara bersama-sama dengan
menggunakan suatu media pengikat semen hidrolik membentuk beton.
Adapula agregat ringan yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai
berat sekitar 1000 Kg/m3 [11 KN/m3].
www.jumantorocivilengineering.blogspot.co.id/komposisi_beton
2.2.4 Tulangan
Tulangan adalah batang baja berbentuk polos ulir (deform) atau pipa
yang berfungsi untuk menahan gaya tarik maupun gaya tekan pada komponen
struktur. www.ferycayo.blogspot.co.id/struktur_beton_html.
Keterangan:
Ec= modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc = kuat tekan beton (MPa)
2.3.5 Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan
bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya.
Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin berkurang untuk selang waktu
tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun berjalan. Besarnya
deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan juga
jangka waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan
dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan
timbulnya redistribusi tegangan pada beban kerja dan kemudian
mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan (defleksi).
www.ferycayo.blogspot.co.id/sifat_beton-html
2.3.6 Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton
yang tidak berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut,
yaitu susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam
setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting). Sedangkan susut
pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses
hidrasi pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap
waktu, karena beton semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan
semakin sedikit mengalami susut.
www.ferycayo.blogspot.co.id/sifat_beton_html
2.3.7 Kelebihan Beton Bertulang
Kelebihan beton bertulang sebagai bahan konstruksi utama pekerjaan
teknik sipil adalah sebagai berikut:
1) Kuat tekan beton bertulang relatif lebih tinggi dari bahan lain
konstruksi lain.
2) Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air. Tidak berkarat
karena air dan pada kasus kebakaran dengan intensitas rata-rata,
struktur dengan ketebalan penutup beton tertentu hanya mengalami
kerusakan pada permukaannya saja.
3) Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4) Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah
5) Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama
dibandingkan dengan bahan lain. Normalnya sebuah struktur beton
bertulang dapat digunakan sampai jangka waktu yang sangat lama
dengan tidak kehilangan kemampuan menahan bebannya. Hal tersebut
karena hukum kimia proses pemadatan semen yang semakin lama akan
semakin membatu.
6) Untuk bahan pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan
jembatan, dan semacamnya, beton bertulanglah pilihan paling hemat
biaya.
7) Beton bertulang bisa dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam
fungsi dan kegunaan, seperti bentuk pelat, balok. dari bentuk
sederhana seperti kolom hingga berbentuk atap kubah yang rumit.
8) Material beton bertulang bisa dibuat dari bahan-bahan lokal yang
murah seperti pasir, kerikil, dan air dan relatif hanya membutuhkan
sedikit semen dan tulangan baja.
9) Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton
bertulang lebih mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.
www.ilmuteknik-sipil-indonesia.blogspot.com/kelebihan_dan_kekurangan-
beton_bertulang
2.3.8 Kekurangan Beton Bertulang
Di antara kekurangan beton bertulang adalah sbb;
1) Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan penggunaan
tulangan tarik.
2) Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama.
3) Kualitas beton bertulang variatif bergantung pada kualifikasi para
pembuatnya
4) Dibutuhkan bekisting penahan pada saat pengecoran beton agar tetap
di tempatnya sampai beton tersebut mengeras. Berat beton sendiri
sangat besar (2,4 t/m3), sehingga konstruksi harus memiliki
penampang yang besar.
5) Diperlukannya penopang sementara untuk menjaga agar bekisting
tetap berada pada tempatnya sampai beton mengeras dan cukup kuat
untuk menahan beratnya sendiri.
6) Biaya bekisting reltif mahal hingga sepertiga atau dua pertiga dari total
biaya sebuah struktur beton.
7) Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton
bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-
struktur bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar
akan sangat mempengaruhi momen lentur.
8) Bervariasinya sifat-sifat beton dan proporsi-campuran serta
pengadukannya.
9) Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa kontrol dengan
ketepatan maksimal, berbeda dengan proses produksi material struktur
lain.www.ilmuteknik-sipil-
indonesia.blogspot.com/kelebihan_dan_kekurangan_beton_bertulang
2.4.1 Faktor granular (G) dipengaruhi oleh kualitas serta ukuran maksimum
agregat yang digunakan. Kuat tekan beton rata-rata fcr dinyatakan sebagai
kekuatan tekan yang memperhitungkan tingkat kegagalan sebesar 5%, dengan
distribusi kekuatan tekan beton dianggap mengikuti distribusi normal.
Hubungan antara kuat tekan beton yang disyaratkan dengan kuat tekan beton
rata-rata dinyatakan sebagai :
fc = fc 1.64 s
Atau
fc = fc 1.64 s
Keterangan:
fc = Kekuatan tekan beton yang disyaratkan (MPa)
fcr = Kekuatan tekan rata-rata (MPa)
S = Deviasi standar (MPa)
Thambah Sembiring,2004:115
Pengujian kekuatan dilakukan terhadap 30 buah benda uji silinder
berdiameter 150 mm dengan tinggi 300 mm. Bila hanya memungkinkan untuk
dilakukan pengujian untuk sejumlah benda uji yang kurang dari 30 buah maka
diperlukan koreksi terhadap deviasi standar.
Besarnya kekuatan tekan beton rencana yang dipakai pada perancangan
campuran beton adalahnilai terbesar antara :
fcr = fc 1.64 s (MPa)
Dan
fcr = fc + 2.46 s 4 (MPa)
Thambah Sembiring,2004:118
Dengan nilai deviasi standar yang telah dikoreksi. Bila tidak tersedia data
hasil pengujian atau pengalaman sebelumnya, maka besarnya kekuatan tekan
beton rencana dapat diperhitungkan.
Di dalam pelaksanaan, kekuatan tekan beton dinyatakan sebagai
kekuatan tekan karakteristik yang dihitung berdasarkan benda uji kubus dengan
sisi 150 mm, sedangkan rumusan perancangan campuran beton menurut Dreux
didasarkan atas benda uji silinder berdiameter 150 mm dengan tinggi 300 mm.
Oleh karenanya diperlukan konversi kuat tekan benda uji kubus ke benda uji
silinder. Berdasarkan hasil penelitian, kuat tekan benda uji kubus adalah 1.2 kali
lebih besar dari benda uji silinder. Thambah Sembiring,2004:120
www.ilmuteknik-sipil-indonesia.blogspot.com/kelebihan-dan-kekurangan-beton-
bertulang Sabtu 16-1-2016 pukul 00:29
http://www.academia.edu//10290680/definisi_beton_dan_beton_bertulang Jumat
15-1-2016 pukul 15.15