Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In the case of demage which often suffer by patient consequenced the mistake and/or
failure by healthy persons (especially nurse) because didnt do their practice based on profesion
of standard, at this moment the society has been knowed and has consciousness completely
towards law in occur. So, if healthy of service which the patients received not optimal even
appeared the bad condition or has bee happened malpractice, the society would proposed claim
to healthy service and healthy persons who worked in becaused of demage. More the malpractice
case doing by nurse, claimed responsibility of law on their action. The purpose from written this
scripsion are; The first, The Responsibility of Private A Nurse of The Private Hospital Who
Done Malpractice To Patient, The Second, The Eforts of Law Which Done by Patient Towards A
Nurse Done Malpractice. The conclusion are, The first, the responsibility of private a nurse of
private on malpractice done towards the patient is submit to contract agreement between a nurse
and the hospital, which based on Pasal 1601 jo. 1601a KUHPerdata. If in contract agreement
which made between the nurse with the private hospital said certainly if the nurse responsibility
according to law based on the mistake consequenced by doing them, so the nurse should
responsibility to paid that demage, based on Pasal 1365 jo. 1366 KUHPerdata, and Pasal 58 ayat
(1) Undang-undang Kesehatan. The second, the patient could do the eforts of law, like litigation
and non litigation. Writter suggest, The first, the government should made regulation shelf which
regulated about malpractice doing by healthy persons (included nurse), so that there is umbrella
of law especially about malpractice. The second, Undang-undang Keperawatan need to revision
becaused nothing regulated about responsibility of nurse if they do the malpractice. Law
Enforcer so that interpretation to used private punishment which included Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata as one of instrument of law which still occured in Indonesia untill this moment.
Key words: Malpractice Nurse Demage Responsibility of Private The Private Hospital
26
Firdaus, Bahan Ajar Perkuliahan Metode
24
Ibid, hlm. 181. Penelitian Hukum, 2014, Pertemuan ke-6, Fakultas
25
Ibid, hlm. 195-196. Hukum Universitas Riau.
7
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
Secara Hukum Perdata, dokter terhadap seseorang, tenaga
maupun perawat mempunyai kesehatan, dan/atau penyelenggara
tanggung jawab yang harus kesehatan yang menimbulkan
dilakukannya ketika telah keluar dari kerugian akibat kesalahan atau
garis orbit standar profesi kelalaian dalam pelayanan kesehatan
keperawatan. Terdapat beberapa yang diterimanya. 28 Hal ini sesuai
tanggung jawab perdata seorang dengan teori perlindungan hukum
perawat, diantaranya: 27 Pertama, yang dibahas penulis pada Bab I,
Tanggung jawab hukum perdata yang mengandung arti bahwa
karena telah melakukan wanprestasi. seorang pasien haknya dilindungi
Wanprestasi secara hukum adalah oleh negara jika ia menderita
suatu keadaan dimana seseorang kerugian akibat pelayanan kesehatan
tidak memenuhi kewajibannya yang yang diterimanya tidak sesuai
didasari pada suatu perjanjian atau dengan kode etik, standar pelayanan
kontrak. Hal ini termaktub dalam keperawatan, dan standar
Pasal 1239 KUHPerdata. Seorang operasional prosedur. Pasien berhak
dokter dianggap melakukan menuntut dan mendapatkan ganti
wanprestasi karena tidak melakukan rugi dari perawat yang telah
apa yang telah disanggupinya, melakukan kesalahan dan/atau
terlambat melakukan apa yang telah kelalaian dalam melaksanakan upaya
diperjanjikannya, melakukan sesuatu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
yang menurut perjanjian tidak boleh Menurut Pasal 1365
dilakukan. Kedua, tanggung jawab KUHPerdata yang berbunyi: Tiap
hukum perdata seorang perawat perbuatan melanggar hukum, yang
karena melakukan perbuatan membawa kerugian kepada seorang
melawan hukum (onrechtmatige lain, mewajibkan orang yang karena
daad). Perbuatan perawat dikatakan salahnya menerbitkan kerugian itu,
sebagai perbuatan melawan hukum mengganti kerugian tersebut.29
karena melanggar hak orang lain, Selain itu, Pasal 1366 juga berbunyi:
bertentangan dengan kewajiban Setiap orang bertanggung jawab
hukum, menyalahi pandangan etis, tidak saja untuk kerugian yang
dan berlawanan dengan sikap hati- disebabkan perbuatannya, tetapi juga
hati. Ketiga, tanggung jawab perawat untuk kerugian yang disebabkan
yang mengakibatkan kerugian. kelalaian atau kurang hati-hatinya.30
Perbuatan yang merugikan pasien Berdasarkan ketentuan
adalah karena tindakan perawat yang beberapa pasal tersebut di atas, dapat
telah melalaikan kewajibannya dan disimpulkan bahwa seorang perawat
menimbulkan kerugian yang nyata (sebagai salah satu jenis tenaga
bagi pasien. kesehatan) dapat dimintai
Mengenai pertanggungjawaban pertanggungjawaban jika perawat
Hukum Perdata terhadap malpraktik melakukan kesalahan dan/atau
yang dilakukan oleh perawat kepada kelalaian yang menimbulkan
pasien, di dalam Undang-undang kerugian bagi pasien. Hal ini sesuai
Kesehatan diatur di dalam Pasal 58 dengan teori tanggung jawab hukum
ayat (1) yang berbunyi: Setiap
orang berhak menuntut ganti rugi
28
Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
27 29
Zulhesni, Tanggung Jawab Perawat Secara Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Hukum, Padang Ekspres, Minggu, 7 September Perdata.
30
2014, hlm. 9. Ibid, Pasal 1366.
8
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
yang dibahas pada Bab sebelumnya, tersebut telah disepakati secara tegas
yang mengatakan bahwa seorang mengenai tanggung jawab hukum
perawat baru dapat dimintakan perawat, maka perawatlah yang
pertanggungjawabannya secara menanggung semua kerugian yang
hukum apabila terdapat unsur disebabkan oleh tindakannya,
kesalahan dan/atau kelalaian yang berdasarkan ketentuan Pasal 1365,
dilakukan. Kesalahan yang dimaksud 1366 KUHPerdata, dan Pasal 58 ayat
adalah unsur yang bertentangan (1) Undang-undang Kesehatan.
dengan hukum, tidak hanya Tanggung jawab tersebut berupa
bertentangan dengan undang- biaya ganti rugi yang akan
undang, tetapi juga dengan asas dibayarkan kepada pasien (dalam hal
kepatutan dan kesusilaan dalam ini korban).
masyarakat. B. Upaya Hukum yang Dapat
Apabila rumah sakit swasta Ditempuh Pasien Terhadap
telah berbentuk badan hukum Perawat yang Melakukan
sebagaimana ketentuan Pasal 7 ayat Malpraktik
(4) Undang-undang Rumah Sakit, 1. Litigasi
maka yang bertanggung gugat adalah Litigasi merupakan sebuah
rumah sakit yang bersangkutan, proses dimana pengadilan
sedangkan apabila rumah sakit menjatuhkan keputusan yang
bukan badan hukum maka yang mengikat para pihak yang
bertanggung gugat adalah badan berselisih dalam suatu proses
hukum pemiliknya, kecuali apabila hukum. Litigasi banyak
dalam perjanjian kerja antara digunakan dalam penyelesaian
perawat dengan rumah sakit sengketa medik. Hal yang paling
disepakati tentang tanggung gugat menonjol dalam proses litigasi
secara tegas. Perjanjian kerja adalah biaya cukup tinggi, waktu
tersebut tertuang dalam Pasal 1601 yang lama, beban psikologis yang
jo. 1601a KUHPerdata yang tinggi, formalitas, dan
termasuk dalam perjanjian kompleksitas dari proses litigasi.32
perburuhan, yaitu persetujuan Proses ini dimulai dengan cara
berdasarkan syarat tertentu pihak mengajukan gugatan kepada
yang satu, dalam hal ini perawat, Pengadilan Negeri.
mengikatkan dirinya untuk berada di Jika seorang pasien merasa
bawah perintah pihak lain, yaitu dirugikan dengan tindakan yang
rumah sakit, untuk suatu waktu dilakukan oleh perawat, maka
tertentu melakukan pekerjaan dengan perawat dapat
menerima upah. 31 mempertanggungjawabkan
Jadi, pertanggungjawaban perbuatannya dimuka hukum
perdata perawat rumah sakit swasta secara perdata. Pasien dapat
atas tindakan malpraktik yang mengajukan gugatan ke
dilakukan terhadap pasien adalah Pengadilan Negeri (selanjutnya
tunduk pada perjanjian kerja yang disebut dengan PN) dengan syarat
telah dibuat dan disepakati bersama bahwa: 33
antara perawat dengan rumah sakit,
yang mengacu pada ketentuan Pasal 32
Eddi Junaidi, Mediasi dalam Penyelesaian
1601 jo. 1601a KUHPerdata. Sengketa Medik, Rajawali Pers, Jakarta: 2011, hlm.
Apabila dalam perjanjian kerja 16-17.
33
Mukhlis R, Bahan Ajar Perkuliahan Hukum
Kesehatan, 2014, Pertemuan ke-5, Fakultas Hukum
31
Pasal 1601 jo. 1601a KUHPerdata. Universitas Riau.
9
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
a) Pasien harus mengalami kerugian; bersengketa, dalam hal ini perawat
b) Adanya kesalahan; dan pasien adalah melalui mediasi.
c) Adanya hubungan kausal antara Ketentuan ini tertuang dalam
kesalahan dengan kerugian; Pasal 29 Undang-undang Kesehatan
d) Perbuatan itu melawan hukum. yang berbunyi:Dalam hal tenaga
Berdasarkan ketentuan Pasal 16 kesehatan diduga melakukan
ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 kelalaian dalam menjalankan
Tahun 2004 Tentang Kekuasaan profesinya, kelalaian tersebut harus
Kehakiman (selanjutnya disebut diselesaikan terlebih dahulu melalui
dengan Undang-undang Kekuasaan mediasi. 37 Hal ini berati undang-
Kehakiman), tugas dan kewenangan undang memerintahkan wajib
badan peradilan di bidang perdata melakukan mediasi jika terjadi
adalah menerima, memeriksa, dan kesalahan atau kelalaian oleh tenaga
mengadili, serta menyelesaikan kesehatan sebelum menempuh jalur
sengketa diantara para pihak yang hukum lainnya. KUHPerdata juga
berperkara. Hal inilah yang menjadi mengatur perdamaian seperti yang
tugas pokok peradilan. Wewenang tertuang dalam ketentuan Pasal
pengadilan menyelesaikan perkara 1851, 1855, dan 1858. 38 Pasal 1851
diantara pihak yang bersengketa berbunyi: Perdamaian adalah suatu
disebut yurisdiksi contentiosa dan perjanjian dengan mana kedua belah
gugatannya berbentuk gugatan pihak, dengan menyerahkan,
contentiosa (contentious). 34 menjanjikan atau menahan suatu
Gugatan ini mengandung barang mengakhiri suatu perkara
sengketa diantara dua pihak atau yang sedang bergantung ataupun
lebih. Permasalahan yang diajukan mencegah timbulnya suatu perkara.
dan diminta untuk diselesaikan Pasal 1855 mengatakan bahwa,
dalam gugatan merupakan sengketa Setiap perdamaian hanya
atau perselisihan diantara para pihak. mengakhiri perselisihan-perselisihan
Di masa yang lalu bentuk ini disebut yang termaktub di dalamnya, baik
contentiosa rechtspraak. Artinya, para pihak merumuskan maksud
penyelesaian sengketa di pengadilan mereka dalam perkataan khusus atau
melalui proses sanggah menyanggah umum, maupun maksud itu dapat
dalam bentuk replik (jawaban dari disimpulkan sebagai akibat mutlak
suatu jawaban) dan duplik (jawaban satu-satunya dari apa yang
kedua kali). 35 dituliskan.
2. Non Litigasi Pasal 1858 juga mengatur
Non litigasi merupakan tentang perdamaian, yang berbunyi,
lembaga penyelesaian sengketa Segala perdamaian mempunyai
melalui prosedur yang disepakati diantara para pihak suatu kekuatan
para pihak, yakni penyelesaian di seperti suatu hakim dalam tingkat
luar pengadilan dengan cara yang penghabisan. Tidak dapatkah
konsultasi, negosiasi, mediasi, perdamaian itu dibantah dengan
konsiliasi atau penilaian ahli. 36 Cara alasan kekhilafan mengenai hukum
terbaik yang dipilih para pihak yang atau dengan alasan bahwa salah satu
pihak dirugikan.
34 37
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Pasal 29 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Sinar Grafika, Jakarta: 2007, hlm. 46. 2009 Tentang Kesehatan.
35 38
Ibid. Pasal 1851, 1855, dan 1858 Kitab Undang-
36
S. Soetrisno, Op.cit, hlm. 5. Undang Hukum Perdata.
10
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
Mediasi adalah proses negosiasi KUHPerdata (Pasal 1851, 1855, dan
pemecahan masalah dimana pihak 1858) menentukan demikian. Jika
ketiga yang tidak memihak tidak berhasil, pasien baru dapat
(impartial) dan netral, bekerjasama menempuh jalur litigasi, dengan cara
dengan para pihak yang bersengketa mengajukan gugatan ke Pengadilan
untuk membantu memperoleh Negeri sesuai dengan kompetensi
kesepakatan yang memuaskan. 39 relatif pengadilan.
Unsur-unsur pengertian mediasi,
yaitu: 40 PENUTUP
a) Mediasi berdasarkan asas A. Kesimpulan
kesukarelaan melalui suatu 1. Pertanggungjawaban perdata
perundingan; perawat rumah sakit swasta atas
b) Mediator hanya membantu para tindakan malpraktik yang dilakukan
pihak untuk mencari terhadap pasien adalah tunduk pada
penyelesaian; perjanjian kerja yang telah dibuat
c) Mediator harus diterima oleh para dan disepakati bersama antara
pihak yang bersengketa; perawat dengan rumah sakit, yang
d) Mediator tidak mempunyai mengacu pada ketentuan Pasal 1601
kewenangan untuk mengambil jo. 1601a KUHPerdata. Apabila
keputusan; dalam perjanjian kerja tersebut telah
e) Mediator hanya membantu para disepakati secara tegas bahwa
pihak untuk menyelesaikan perawat bertanggung jawab secara
sengketa; penuh apabila ia melakukan
f) Tujuannya menghasilkan malpraktik, maka perawatlah yang
kesepakatan yang dapat diterima menanggung semua kerugian yang
para pihak. disebabkan oleh tindakannya,
Jadi dapat dikatakan bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 1365 jo.
pasien yang mengalami kerugian 1366 KUHPerdata, dan Pasal 58 ayat
akibat tindakan malpraktik yang (1) Undang-undang Kesehatan.
dilakukan oleh perawat dapat Tanggung jawab tersebut berupa
menempuh upaya hukum melalui biaya ganti rugi yang akan
jalur litigasi (di pengadilan) dan jalur dibayarkan kepada pasien (dalam hal
non litigasi (di luar pengadilan). ini korban).
Jalur litigasi, yaitu dengan cara 2. Pasien yang mengalami kerugian
mengajukan gugatan kepada akibat tindakan malpraktik yang
Pengadilan Negeri sesuai dengan dilakukan oleh perawat dapat
kompetensi relatif pengadilan, menempuh upaya hukum melalui
sedangkan jalur non litigasi, berupa jalur litigasi (di pengadilan) dan jalur
mediasi, yaitu penyelesaian sengketa non litigasi (di luar pengadilan).
secara damai. Proses mediasi ini pun Jalur litigasi, yaitu dengan cara
terbagi dua, yaitu yang dilaksanakan mengajukan gugatan kepada
di dalam dan di luar pengadilan. Pengadilan Negeri sesuai dengan
Sebelum menempuh jalur litigasi, kompetensi relatif pengadilan,
pasien terlebih dahulu harus sedangkan jalur non litigasi, berupa
menempuh jalur mediasi di luar mediasi, yaitu penyelesaian sengketa
pengadilan karena Undang-undang secara damai. Proses mediasi ini pun
Kesehatan (khususnya Pasal 29) dan terbagi dua, yaitu yang dilaksanakan
di dalam dan di luar pengadilan.
39
Sebelum menempuh jalur litigasi,
Ibid, hlm. 6. pasien terlebih dahulu harus
40
Ibid.
11
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
menempuh jalur mediasi di luar Selain itu, penegak hukum agar
pengadilan karena Undang-undang dapat menerapkan sanksi perdata
Kesehatan (khususnya Pasal 29) dan yang tercantum di dalam Kitab
KUHPerdata (Pasal 1851, 1855, dan Undang-Undang Hukum Perdata
1858) menentukan demikian. Jika sebagai salah satu instrumen hukum
tidak berhasil, pasien baru dapat yang masih tetap berlaku di
menempuh jalur litigasi, dengan cara Indonesia sampai saat ini.
mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri sesuai dengan kompetensi DAFTAR PUSTAKA
relatif pengadilan. A. Buku
B. Saran Ameln F, 1991, Kapita Selekta Hukum
1. Pemerintah harus membuat aturan Kedokteran, Grafikatama Jaya,
tersendiri tentang malpraktik yang Jakarta.
dilakukan oleh tenaga kesehatan Budianto, Agus, Gwendolyn Ingrid
(termasuk perawat), sehingga ada Utama, 2010, Aspek Jasa
payung hukum yang secara khusus Pelayanan Kesehatan dalam
mengatur tentang tindakan Perspektif Perlindungan Pasien,
malpraktik tersebut. Selain itu, Karya Putra Darwati, Bandung.
peraturan perundangan dalam bidang Cahyadi, Antonius, 2010, Pengantar ke
kesehatan perlu ditinjau kembali dan Filsafat Hukum, Kencana, Jakarta.
disempurnakan, seperti dalam Chandrawila, Wila, 2001, Hukum
Undang-undang Kesehatan yang Kedokteran, Mandar Maju,
juga tidak mengatur mengenai Bandung.
malpraktik di dalamnya, sehingga Dahlan S, 2002, Hukum Kesehatan,
memunculkan ketidakjelasan status UniversitasDiponegoro, Semarang.
hukum pihak-pihak yang Djamali, Abdoel,2010, Pengantar
berkepentingan dalam upaya Hukum Indonesia. Edisi Revisi,
pelayanan kesehatan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2. Undang-undang Keperawatan yang Guwandi, 1993, Tindakan Medik dan
baru disahkan pada tahun 2014 ini Tanggung Jawab Produk Medik,
agar dapat diamandemen karena di Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
dalamnya belum mengatur tentang Hadiati, Hermien, 1998, Hukum
tanggung jawab hukum perawat jika Kedokteran, Citra Aditya Bakti,
perawat melakukan malpraktik. Hal Bandung.
ini disebabkan oleh pentingnya Hanafiah, Jusuf, Amri Amir, 1999,
kepastian dan kejelasan kedudukan Etika Kedokteran dan Hukum
hukum perawat dalam upaya Kesehatan, Buku Kedokteran EGC,
pelayanan kesehatan, khususnya Jakarta.
yang dilaksanakan di rumah sakit. _________________________, 2009,
Komunitas keperawatan sebaiknya Etika Kedokteran dan Hukum
juga lebih terbuka terhadap Kesehatan, EGC, Jakarta.
masuknya disiplin ilmu bidang lain, Harahap, Yahya, 2007, Hukum Acara
dalam hal ini ilmu hukum. Perdata, Sinar Grafika, Jakarta.
Keterbukaan terhadap disiplin ilmu Hariyani, Safitri, 2005, Sengketa Medik,
hukum merupakan keharusan agar Diadit Media, Jakarta.
perlindungan hukum dan kepastian Husni, Lalu, 2009, Pengantar Hukum
hukum bagi perawat lebih terjamin. Ketenagakerjaan Indonesia. Edisi
Hal ini dapat diawali dengan adanya Revisi, Raja Grafindo Persada,
keserasian peraturan perundangan Jakarta.
yang diberlakukan bagi perawat.
12
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
Isfandyarie, Anny, 2005, Malpraktek Soepomo, 1993, Hukum Acara Perdata
dan Resiko Medik dalam Kajian Pengadilan Negeri, Pradnya
Hukum Pidana, Prestasi Pustaka, Paramita, Jakarta.
Jakarta. Sidabalok, Janus, 2006, Hukum
Junaidi, Eddi, 2011, Mediasi dalam Perlindungan Konsumen di
Penyelesaian Sengketa Medik, Indonesia, Pertanggungjawaban
Rajawali Pers, Jakarta. Menurut Hukum Perdata, Raja
Karim, Abdul, 2002, Tanggung Jawab, Grafindo Persada, Jakarta.
Grafindo Medio Pratama, Suharjo, J.B, 2008, Membangun
Bandung. Budaya Keselamatan Pasien,
Komalawati, Veronica, 1989, Hukum Kanisius, Yogyakarta.
dan Etika dalam Praktik Dokter,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Wiradharma, Danny, 2010, Penuntun
Machmud, Syahrul, 2012, Penegakan Kuliah Hukum Kedokteran. Edisi
Hukum dan Perlindungan bagi Kedua, Sagung Seto, Jakarta.
Dokter yang Diduga Melakukan _________________, 1999, Penuntun
Medikal Malpraktek, Karya Putra Kuliah Kedokteran dan Hukum
Darwati, Bandung. Kesehatan, Buku Kedokteran EGC,
Mahmud, Peter, 2005, Penelitian Jakarta.
Hukum. Edisi Revisi, Kencana, B. Jurnal/Kamus/Makalah
Jakarta. Departemen Pendidikan dan
Mertokusumo, Sudikno, 1998, Hukum Kebudayaan, 1989, Kamus Besar
Acara Perdata Indonesia, Liberty, Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Yogyakarta. Jakarta.
Muhammad, Abdulkadir, 1996, Etika Firdaus, 2014, Bahan Ajar Perkuliahan
Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Metode Penelitian Hukum,
Bandung. Fakultas Hukum Universitas Riau,
Praptianingsih, Sri, 2006, Kedudukan Pekanbaru.
Hukum Perawat dalam Upaya Hermien Hadiati Koeswadji, 1996,
Pelayanan Kesehatan di Rumah Tinjauan dari Segi Hukum
Sakit, Raja Grafindo Persada, Terhadap Kesalahan/Kelalaian
Jakarta. dalam Melaksanakan Profesi,
Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Makalah, Forum Konferensi
Konsumen di Indonesia, Grasindo, Nasional IV PERHUKI, Surabaya,
Jakarta. 26 Juli.
Soetrisno, 2010, Malpraktek Medik dan HM. Soedjatmiko, 2001, Masalah
Mediasi sebagai Alternatif Medis dalam Malpraktik Yuridik,
Penyelesaian Sengketa, Telaga Kumpulan Makalah Seminar
Ilmu Indonesia, Tangerang. tentang Etika dan Hukum
Subekti, 1977, Hukum Acara Perdata, Kedokteran yang diselenggarakan
Bina Cipta, Jakarta. oleh RSUD Dr. Saiful Anwar,
______, 2004, Kitab Undang-Undang Malang.
Hukum Perdata. Edisi Revisi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Pradnya Paramita, Jakarta. Baru, 2000, Pustaka Phoenix,
Triwibowo, Cecep, 2014, Etika dan Jakarta.
Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Kamus Hukum, 2008, Citra Umbara,
Yogyakarta. Bandung.
Triwulan, Titik, Shita Febriana, 2010, La Ode Jumadi Gaffar, 1999, Pengantar
Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Keperawatan Profesional, Hasil
Prestasi Pustaka, Jakarta.
13
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.
Lokakarya Nasional Keperawatan, Lembaran Negara Republik
Jakarta. Indonesia Nomor 5063.
Mukhlis R, 2014, Bahan Ajar Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
Perkuliahan Hukum Kesehatan, tentang Rumah Sakit, Lembaran
Fakultas Hukum Universitas Riau, Negara Republik Indonesia
Pekanbaru. Tahun2009 Nomor 153,
Ngesti Lestari, 2001, Masalah Tambahan Lembaran Negara
Malpraktik Etik dalam Praktik Republik Indonesia Nomor 5072.
Dokter (Jejaring Biota dan Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
Humaniora), Kumpulan Makalah tentang Keperawatan, Lembaran
Seminar tentang Etik dan Hukum Negara Republik Indonesia Tahun
Kedokteran yang diselenggarakan 2014 Nomor 307, Tambahan
oleh RSUD Dr. Saiful Anwar, Lembaran Negara Republik
Malang. Indonesia Nomor 5612.
Olivia Anggi, 2014, Bahan Ajar Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
Perkuliahan Hukum Kesehatan, 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
Fakultas Hukum Universitas Riau, Lembaran Negara Republik
Pekanbaru. Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,
T.Hermaya, 1992, Ensiklopedi Tambahan Lembaran Negara
Kesehatan,Cipta Adi Pustaka, Republik Indonesia Nomor 3637.
Jakarta. Keputusan Direktorat Pelayanan
Tommy Santoso Pohan, 2014, Medik No. YM.00.03.2.6.7637.
Perlindungan Hukum bagi Pasien Keputusan Munas IV PPNI No.
Korban Malpraktek Berdasarkan 09/MUNAS-IV/PPNI/1989
Hukum Positif Indonesia, Jurnal tentang Pemberlakuan Kode
Ilmiah, Fakultas Hukum Etik Keperawatan.
Universitas Mataram. E. Website
C. Majalah/Buletin/Surat Kabar http://agungrakhmawan.wordpress.co
B.Arief Sidharta, 1994, Teori Hukum, m/2013/06/20/malpraktek-
Artikel, Pro Justitia. dalam-pelayanan-kesehatan,
Cipto Susilo, 1995, Tren Perawat diakses tanggal 27 September
Profesional di Era Pasca 2014.
Modernisasi, Artikel, Jakara. http://cahayanurandini.blogspot.com/
Kompas, Edisi 26 September 2014. 2013/03/normal.html.
Riau Pos, Edisi 18 Februari 2014. http://medanbisnisdaily.com/news/rea
Zulhesni, Tanggung Jawab Perawat d/2013/12/06/66322/perawat_rs
Secara Hukum, Padang Ekspres, ud_langsa_diduga_malpraktek,
Minggu, 7 September 2014. diakses tanggal 6 Desember
D. Peraturan Perundang-Undangan 2014.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. http://www.merdeka.com/peristiwa/kis
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 ah-bayi-prematur-evan-
tentang Kesehatan, Lembaran meninggal-setelah-disuntik-
Negara Republik Indonesia Tahun perawat.html, diakses tanggal 6
2009 Nomor 144, Tambahan Desember 2014.
14
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015.