Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Madrikayanti ASP, S.Ked
111 2015 2182
PEMBIMBING:
dr. Hj. Ajardiana Idrus, Sp.OG(K)
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka Kepanitraan Klinik pada Bagian Obstetri
& Ginekologi Fakultas Kedokteran UMI
Mengetahui,
Pembimbing Dokter Muda
BAB I
LAPORAN KASUS
I.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. SA
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Baji Minasa No. 128
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
No. RM : 21/2017
Pemeriksaan : 5 September 2017 Pukul 09:30
I.6 Resume
Seorang perempuan berumur 25 tahun G1P0A0 gravid 34 minggu 0 hari
datang ke poliklinik PKM Cendrawasih untuk control kehamilannya. Riwayat
ANC (+) 4x, Riwayat suntik TT (+) 2x.
Pemeriksaan fisik keadaan umum baik, composmentis, BB : 62 kg, TB :
158 cm, dan IMT : 24,89 kg/m 2. Tanda vital TD : 110/70 mmHg, nadi : 76
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.1 Secara umum pengertian antenatal
care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko
kehamilan.3,4
II.2 Tujuan
Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita
semenjak dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes
memiliki beberapa tujuan, yaitu5:
b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 14-28) = K2.
Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II ialah sebagai
berikut:
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
Penapisan pre-eklamsi,gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
Mengulang perencanaan persalinan.
c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan
sesudah minggu ke 36) = K3 dan K4. Adapun tujuan kunjungan
pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
Sama seperti kunjungan 2.
Mengenali adanya kelainan letak.
Memantapkan rencana persalinan.
Mengenali tanda-tanda persalinan.
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan letak punggung dan bagian kecil
janin disepanjang sisi maternal.
a. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah
sampai samping kiri dan kanan umbilikus
b. Jika teraba bagian rata, terasa ada tahanan, tidak teraba
bagian kecil maka itu adalah punggung janin. Hal ini
untuk menentukan lokasi auskultas denyut jantung janin
nantinya
c. Tentukan bagian-bagian kecil janin
d. Variasi Budin : tentukan letak punggung dengan satu
tangan menekan/memfiksasi fundus
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian terbawah janin dan
apakah sudah masuk pintu atas panggul atau masih goyang.
a. Bagian terendah janin diraba dan tentukan apakah sudah
mengalami engagemen atau belum.
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah
uterus teraba bagian yang bulat, melenting, keras dan
dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika
teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakkan
maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan
apakah janin dalam letak melintang.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul.
a. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b. Menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah
masuk pintu atas panggul, jika kepala sudah masuk
(divergen, tangan tidak ketemu) dan jika belum
(konvergen, tangan ketemu).
Perlimaan
Penilaian penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung
proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di tepi atas simpisis
dan dapat diukur dengan lima jari tangan pemeriksa (perlimaan).
Bagian diatas simpisis adalah proporsi yang belum masuk pintu atas
panggul dan sisanya (tidak teraba) menunjukkan sejauh mana bagian
terbawah janin telah masuk kedalam rongga panggul.
Auskultasi
10 minggu dengan Doppler
20 minggu dengan fetoskop pinard
Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
e. Pemeriksaan Penunjang
i. Laboratorium
Analisis darah rutin
Analisis urin rutin
Analisis tinja rutin
Hb, MCV
Golongan darah
Hitung jenis sel darah
Gula darah
Antigen hepatitis B Virus
HIV/VDRL
ii. Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin
II.5 Standar Pelayanan Antenatal Care6,7
a. Pengukuran berat badan
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan
sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan yang
optimal adalah kira-kira 20 % dari berat badan ibu sebelum hamil,
kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai
trimester kedua. Jika berat badan tidak bertambah, menunjukkan ibu
mengalami kurang gizi. Dan sebaiknya pertambahan berat badan tidak
melebihi 10-12 kg selama hamil. Karena dapat menjadi predisposisi
terjadinya preklamsia.
e. Pemberian tablet Fe
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin,
abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada
bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Anemia
dapat diatasi dengan meminum Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu
hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari
f. Imunisasi TT
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil
sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat
menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin
dan nifas. Dosis vaksin TT 0,5 ml IM pada lengan atas.
BAB III
ANALISIS KASUS
BAB IV
KESIMPULAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu.pdf (diakses tanggal 27 Agustus 2017)
2. Prawirohardjo S. 2009. Buku Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
4. Manuaba IAC, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
5. Handayani,dkk. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta : Departemen
Kesehatan
6. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran. Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung ; 2003.
7. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Obstetri Williams volume 1. Edisi 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC ; 2013.
8. Mochtar R. Sinopsis obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ;
2004.