Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
Salah satu kesulitan yang terjadi pada pengambilan keputusan
adalah beragamnya kriteria pemilihan. Metode yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan, di mana kriteria pengambilan
keputusan sangat beragam, adalah Analytical Hierarchy Process
(AHP). Untuk pertama kali, metode ini diperkenalkan oleh Thomas L.
Saaty pada tahun 1971 1975 di Wharton School. Saat ini, AHP tidak
hanya digunakan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria yang
beragam, tetapi juga digunakan untuk memecahkan masalah seperti
memilih portfolio, analisis manfaat biaya, peramalan, dan sebagainya.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 1
Analytical Hierarchy Process (AHP)
2. Dasar-Dasar AHP
Skala ukuran yang lazim digunakan adalah skala ukuran
panjang (meter), suhu (derajat), waktu (detik), dsb. Untuk bermacam-
macam kejadian yang bersifat fisik, maka skala pengukuran di atas
masih dapat diterima. Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang
mencerminkan perasaan-perasaan kita pada bermacam-macam
persoalan sosial, ekonomi, politik, dsb akan menjadi sulit untuk
diterapkan. Yang bisa kita gunakan adalah skala pengukuran lain
yaitu persentase.
Selain itu, kadang-kadang variabel-variabel sosial, ekonomi, dan
politik juga sulit diukur, misalnya, bagaimana mengukur rasa aman,
rasa senang, rasa sedih, dsb. Juga, sering ditemui bahwa tindakan
yang dilakukan oleh suatu organisasi mempengaruhi banyak segi
kehidupan, sehingga sangat sulit untuk menentukan suatu tindakan
lebih baik dari tindakan yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
skala yang disebut dengan prioritas.
Pada dasarnya formulasi matematis pada metode AHP
dinyatakan dengan suatu matriks. Misalkan elemen yang
dibandingkan adalah r1, r2, ...., rm dengan bobot masing-masing w1, w2,
....., wm dan kemudian dibentuk matriks perbandingan berpasangan
bambang_wo@statistika.its.ac.id 2
Analytical Hierarchy Process (AHP)
r
i , j =1
ij
wi
=m atau r w
j =1
ij j = mwi (2.4)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 3
Analytical Hierarchy Process (AHP)
R- I =0 (2.7)
i =1
i =m (2.8)
dalam
R w = max w (2.9)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 4
Analytical Hierarchy Process (AHP)
dimana :
g ij = nilai rata-rata perbandingan antara kriteria i dengan j untuk n
partisipan
zi = nilai perbandingan pada kuesioner dengan i = 1,2...n
n = jumlah partisipan (responden)
4. Perhitungan Konsistensi
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara
berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan
ordinal, sebagai berikut:
a. Hubungan kardinal : rij . rjk = rik, misalnya terdapat matriks
perbandingan sebagai berikut
1 a b
1 a 1 c
1 b 1 c 1
maka dikatakan mempunyai hubungan kardinal jika nilai b = nilai
a x nilai c.
b. Hubungan ordinal : Ri > Rj, Rj > Rk, maka Ri > Rk. Secara umum
dapat dinyatakan misalnya variabel A lebih penting dari variabel
B, variabel B lebih penting dari variabel C, maka variabel A lebih
penting dari variabel C.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 5
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 6
Analytical Hierarchy Process (AHP)
m 3 4 5 6 7 8 9 10
bambang_wo@statistika.its.ac.id 7
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Comparative Judgement
Prinsip ini dilakukan dengan membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam
kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini sangat penting
karena akan berpengaruh terhadap prioritas dari elemen-elemen
yang ada.
Hasil dari penilaian ini dituliskan dalam matriks yang disebut
dengan matriks pairwise comparison.
Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala
kepentingan adalah :
- Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/dsb)?
- Berapa kali lebih (penting / disukai / mungkin / .dsb)?
Patokan (skala dasar) yang dapat digunakan dalam penyusunan
skala kepentingan ini adalah :
Tingkat Definisi
Kepentingan
1 Sama pentingnya dibanding yang lain
3 Moderat pentingnya dibanding yang lain
5 Kuat pentingnya dibanding yang lain
7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain
9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain
2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas
ketika dibandingkan dengan j, maka j memiliki
Reciprocal
nilai kebalikannya ketika dibandingkan
dengan elemen i.
Catatan :
9 Perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka
1 artinya sama pentingnya.
9 Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting.
Contoh :
Matriks pairwise comparisons untuk tujuan (goal)
Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Kriteria 1 1 5 2 4
Kriteria 2 1/5 1 1/2 1/2
Kriteria 3 1/2 2 1 2
Kriteria 4 1/4 2 1/2 1
Synthesis Of Priority
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari local
priority. Matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
bambang_wo@statistika.its.ac.id 8
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Logical Consistency
Konsistensi memiliki 2 makna, yaitu :
- Obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan
keseragaman dan relevansi.
- Menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada
kriteria tertentu.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 9
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Nilai Random Consistency Index (RI) dapat digunakan patokan tabel berikut
(Mulyono, 2003) :
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
5. Penggunaan AHP
5.1. Contoh 1
Masalah yang diberikan adalah pemilihan rumah untuk tempat tinggal,
dimana masalah ini disebabkan karena melambungnya harga tanah disekitar kota.
Sehingga pilihan-pilihan yang tersisa bagi keluarga baru dengan kemampuan beli
yang terbatas adalah membeli rumah yang didasarkan pada lingkungannya, waktu
tempuh ke tempat kerja, harga jual rumah, serta biaya transpor yang harus
dikeluarkan. Misalkan, tersedia 3 alternatif pilihan, yaitu perumahan A, B, dan C
dengan kriteria pilihan adalah lingkungan, waktu tempuh, biaya transpor, dan
harga. Tentukan skala prioritas yang dapat menjadi dasar dalam pemilihan rumah
tinggal berdasar 3 kriteria tersebut.
Penyelesaian :
Langkah 1:
bambang_wo@statistika.its.ac.id 10
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Tingkat 2:
Kriteria Lingkungan Wkt tempuh Harga Jual Biaya trasport
Tingkat 3:
Alternatif A B C
Langkah 2 :
Membuat penilaian tentang kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu
tingkat tertentu. Hasil dari penilaian ini dituliskan dalam matriks pairwise
comparison.
Misal ditentukan waktu tempuh 2 kali lebih disukai dibanding lingkungan, maka
angka 2 diisikan pada sel (2,1). Dan berdasar pada aksioma reciprocal, maka sel
(1,2) diisi dengan yang artinya lingkungan 1/2 kali lebih disukai dibanding
waktu tempuh. Sel yang lain dapat diisi dengan cara yang sama.
Diperoleh hasil penilaian, yaitu:
Tujuan/Goal
L W T G
Lingkungan (L) 1 5 2 4
Waktu tempuh (W) 1/5 1
Biaya transp. (T) 2 1 2
Harga (G) 2 1
1 5 2 4
1 / 5 1 1 / 2 1 / 2
A1 =
1 / 2 2 1 2
1 / 4 2 1/ 2 1
Lingkungan
A B C
A 1 2 4
B 1/2 1 2
C 1/4 1/2 1
bambang_wo@statistika.its.ac.id 11
Analytical Hierarchy Process (AHP)
1 2 4
1 / 2 1 2
A=
1 / 4 1 / 2 1
Waktu Tempuh
A B C
A 1 1/2 1/3
B 2 1 1/3
C 3 3 1
1 1 / 2 1 / 3
1 1 / 3
A = 2
3 3 1
Biaya Transport
A B C
A 1 1/7 1/3
B 7 1 3
C 3 1/3 1
1 1 / 7 1 / 3
3
A = 7 1
3 1 / 3 1
Harga
A B C
A 1 1/4 1/7
B 4 1 1/2
C 7 2 1
1 1 / 2 1 / 4
A = 2 1 1 / 2
4 2 1
bambang_wo@statistika.its.ac.id 12
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Lingkungan
A B C
A 1 2 4
B 1/2 1 2
C 1/4 1/2 1
Waktu Tempuh
A B C
A 1 1/2 1/3
B 2 1 1/3
C 3 3 1
bambang_wo@statistika.its.ac.id 13
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Biaya Transport
A B C
A 1 1/7 1/3
B 7 1 3
C 3 1/3 1
Harga
A B C
A 1 1/4 1/7
B 4 1 1/2
C 7 2 1
Tujuan/Goal
L W T G Eigen e-vektor
(0,5115) (0,0986) (0,2433) (0,1466) vektor /l_priority
L 1 5 2 4 2.07741 4.06109
W 1/5 1 0.39582 4.01610
T 2 1 2 0.98942 4.06720
G 2 1 0.59327 4.04591
maks =rata-rata pada (e-vektor /l_priority) = (4.06109++4.04591)/4=4.04757
CI =
( max m ) = (4.04757-4) = 0.0158567
( m 1) (4 1)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 14
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Lingkungan
A B C Eigen e-vektor
(0,5714) (0,2857) (0,1429) vektor /l_priority
A 1 2 4
B 1/2 1 2
C 1/4 1/2 1
Waktu Tempuh
A B C Eigen e-vektor
(0,1593) (0,2519) (0,5889) vektor /l_priority
A 1 1/2 1/3
B 2 1 1/3
C 3 3 1
Biaya Transport
A B C Eigen e-vektor
(0,0882) (0,6687) (0,2431) vektor /l_priority
A 1 1/7 1/3
B 7 1 3
C 3 1/3 1
Harga
A B C Eigen e-vektor
(0,0824) (0,3151) (0,6025) vektor /l_priority
A 1 1/4 1/7
B 4 1 1/2
C 7 2 1
bambang_wo@statistika.its.ac.id 15
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 16
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Langkah 7 : Kesimpulan
a. Lingkungan merupakan kriteria terpenting, karena prioritasnya tertinggi yaitu
0,5115. Diikuti biaya transpor (0,2433), harga (0,1466), dan terakhir waktu
tempuh (0,0986)
b. Berdasarkan ke-4 kriteria secara bersama, pilihan yang paling diinginkan
adalah perumahan B (0,3799), diikuti perumahan A (0,3415) dan C (0,2786).
5.2. Contoh 2.
Andaikan kita ingin memutuskan harus membeli yang mana dari tiga
mobil baru sebuah chevrolet, Thunderbird dan Lincoln atas dasar
kenyamanan.
Matriks banding berpasangan dari kasus tersebut adalah:
kenyamanan C L T
C 1 1/2 1/4
L 2 1 1/2
T 4 2 1
bambang_wo@statistika.its.ac.id 17
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Tabel 4
kenyamanan C(0.13) L(0.21) T(0.66) kenyamanan C L T Jumlah
C 1 0.5 0.25 C 0.13 0.11 0.17 0.41
L 2 1 0.25 L 0.26 0.21 0.17 0.64
T 4 4 1 T 0.52 0.84 0.66 2.02
bambang_wo@statistika.its.ac.id 18
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 19
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Latihan soal
1. Rina, seorang mahasiswi, sedang mempertimbangkan untuk
menentukan calon suami bagi dirinya. Ada 3 pria yang menjadi
pilihannya, yaitu Adi (A), Budi (B), dan Coki (C).
Dalam memilih suami, Rina mempertimbangkan 3 hal yaitu
kepandaian (P), ketampanan (T), dan kekayaan (K).
Rina beranggapan bahwa kepandaian 3 kali lebih penting dari
ketampanan dan 4 kali lebih penting dari kekayaan.
Menurut kriteria kepandaian, Rina beranggapan bahwa Coki 4
kali lebih disukai dibanding Budi, sedangkan Adi 3 kali lebih
disukai dibanding Budi.
Untuk ketampanan, Rina beranggapan bahwa Budi 3 kali lebih
disukai dibanding Adi, dan Coki 2 kali lebih disukai dibanding Adi.
Sedangkan untuk kekayaan, Rina menganggap bahwa Adi 2 kali
lebih disukai dibanding Budi, dan Coki 3 kali lebih disukai
dibanding Budi.
Dengan AHP, berilah rekomendasi pada Rina manakah yang dapat
diprioritaskan untuk dapat dijadikan suami? Bagaimanakah
perbandingan prioritas untuk masing-masing pria pilihan?
bambang_wo@statistika.its.ac.id 20
Analytical Hierarchy Process (AHP)
----------)))oo000oo(((--------
bambang_wo@statistika.its.ac.id 21
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 22
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik, tampak Kotak dialog sebagai berikut. Selanjutnya pada File name: Isikan
lat1_08, pada List files of type: pilih *.EC* , pada Folder (biarkan aja atau
simpan di folder lain) pada Drives: (biarkan aja atau simpan di drives lain)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 23
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pilih Direct tampak Kotak dialog sebagai berikut, dan pada Enter Goal
Definition ketik PEMILIHAN RUMAH TINGGAL
bambang_wo@statistika.its.ac.id 24
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik GOAL, tulis LINGKGN, pada Kotak Dialog Definition ketik LINGKUNGAN
Klik OK, selanjutnya pilih Gambar dan Ketik W_TMPH, pada Kotak Dialog
Definition ketik WAKTU TEMPUH
bambang_wo@statistika.its.ac.id 25
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik OK, selanjutnya pilih Gambar dan Ketik HARGA_J, pada Kotak Dialog
Definition ketik HARGA JUAL
Klik OK, selanjutnya pilih Gambar dan Ketik BIAYA_T, pada Kotak Dialog
Definition ketik BIAYA TRANSPORT
bambang_wo@statistika.its.ac.id 26
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 27
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik OK, selanjutnya pilih Gambar dan Ketik B, pada Kotak Dialog Definition
ketik Rumah B
Klik OK, selanjutnya pilih Gambar dan Ketik C, pada Kotak Dialog Definition
ketik Rumah C
bambang_wo@statistika.its.ac.id 28
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 29
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 30
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 31
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 32
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Selanjutnya lihat data, dan isikan seperti pada kotak Dialog berikut.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 33
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik, Selanjutnya lihat data, dan isikan seperti pada kotak Dialog berikut.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 34
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 35
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik, Selanjutnya lihat data, dan isikan seperti pada kotak Dialog berikut.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 36
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik, Selanjutnya lihat data, dan isikan seperti pada kotak Dialog berikut.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 37
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 38
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik, Selanjutnya lihat data, dan isikan seperti pada kotak Dialog berikut.
bambang_wo@statistika.its.ac.id 39
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Klik Record
bambang_wo@statistika.its.ac.id 40
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 41
Analytical Hierarchy Process (AHP)
bambang_wo@statistika.its.ac.id 42