You are on page 1of 10

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG

BACA PERPUSTAKAAN
Studi kasus : sekolah alam madinah school, Jl. Jelupang Utama Raya No.2 Serpong

Bambang Susanto dan Abraham Seno

Progam studi Arsitektur, Universitas Mercubuana, Jalarta-Indonesia

e-mail: bam_bang20@ymail.com dan bsusanto856@gmail.com

ABSTRACT
One of the most important factors that need to be noticed in the design of the building
is lighting. People cant work properly without enough light but sometimes with
excessive light will not be good either, because it would interfere with vision and eyes
healt problem. The nevest issues discussion about day lighting, the statements is that
good quality cant be separated from the distribution of light (openings) and orientation
toward. The needs of natural lighting system(solar) and artificial in a room should be
considered as closely related to the activities taken by the lighting. Activities in the
library cant be separated from the lighting. It was because, most of the activities in the
library are reading and writing, and the system must be sufficient lighting in the library.
For adequate lighting absolute requirement to conduct activities in the room (Lasa,
2005:172) .Therefore lighting design strategy is to optimalize the source of natural
lighting. Optimalize lighting design include: Optimization of the quantity of light from the
sky, keeping the visual comfort and maintain coolness, as well as save energy (Harten
P.Van, SetiawanE, 1985:36-42). Side lighting use in the field of library reading room
walls are simulated in accordance with the existing condition of the building. Phase
natural lighting simulations will be compared with the results of measurements of the
existing conditions. End of this study showed an increase in the average illuminance on
the living room area of the existing condition. With the increase of light intensity (lux) in
the space is expected presence of an improvement effort in obtain in effective natural
lighting.

Keywords: library reading room, natural lighting, side lighting, optimization

ABSTRAK
Salah satu faktor terpenting yang harus di perhatikan dalam perancangan gedung
adalah pencahayaan. Orang tidak dapat bekerja dengan baik tanpa cahaya yang
cukup tapi terkadang dengan adanya cahaya yang berlebihan tidak akan lebih baik
karena akan mengganggu penglihatan dan mengganggu kesehatan mata. Isu yang
berkembang tentang pembahasan Pencahayaan Alami menyatakan bahwa Kualitas
Pencahayaan Alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk melalui
jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Kebutuhan sistem pencahayaan alami
(matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan
erat dengan kegiatan yang di lakukan oleh pengguna. Kegiatan di perpustakaan tidak
dapat lepas dari pencahayaan. Hal itu dikarenakan kegiatan di perpustakaan sebagian
besar adalah kegiatan membaca dan menulis, maka sistem pencahayaan di
perpustakaan harus cukup. Sebab pencahayaan yang cukup syarat mutlak untuk
melakukan kegiatan di dalam ruangna (Lasa, 2005:172). Oleh karena itu perlu strategi
desain pencahayaan dengan memanfaatkan pencahayaan alami secara optimal.
Desain pencahayaan yang optimal meliputi : Optimasi kuantitas cahaya langit, menjaga
kenyaman visual dan menjaga kesejukan, serta menghemat energy (Harten P.Van,
Setiawan E, 1985: 36-42). Penggunaan sidelighting pada bidang dinding ruang baca
perpustakaan disimulasikan sesuai dengan kondisi eksisting bangunan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan iluminansi rata-rata pada area ruang
keluarga dari kondisi eksisting. Dengan adanya peningkatan intensitas cahaya (lux)
dalam ruang diharapkan adanya suatu usaha perbaikan dalam memperoleh
pencahayaan alami yang efektif.

Kata kunci: ruang baca perpustakaan, pencahayaan alami, sidelighting, optimalisasi

1 LATARBELAKANG

Di area yang krisis global ini biaya kebutuhan hidup melambung tinggi, seperti biaya
pendidikan. Karena dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan semua orang membutuhkan
berbagai sarana dan sumber informasi.
Animo pelajar untuk mencari informasi dan membaca buku mulai meninggi. Dalam
perkembangan dewasa saat ini baik di negara maju maupun Negara berkembang, minat
membaca memang memegang peranan yang cukup penting.Buku yang menjadi jendela
dunia bagi manusia banyak di cari masyarakat dan pelajar.
Salah satu faktor terpenting yang harus di perhatikan dalam perancangan gedung dan
ruang perpustakaan adalah pencahayaan. Orang tidak dapat bekerja dengan baik tanpa
cahaya yang cukup tapi terkadang dengan adanya cahaya yang berlebihan tidak akan lebih
baik karena akan mengganggu pengelihatan dan mengganggu kesehatan mata.
Isu yang berkembang tentang pembahasan Pencahayaan Alami menyatakan bahwa
Kualitas Pencahayaan Alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk
melalui jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Semakin luas bukaan maka akan
semakin banyak cahaya yang masuk kedalam ruang. Untuk itu diperlukan kontrol terhadap
jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan.Kualitas Pencahayaan Alami yang baik juga
dipengaruhi oleh letak bukaan terhadap arah datangnya sinar matahari.
Ruang perpustakaan memiliki arti penting bagi pelajar dalam membantu kegiatan
membaca, menulis sehingga mampu meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan serta
menambah tingkat kecerdasan dalam berpikir dan merespon perkembangan jaman.

Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus
di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di lakukan oleh
pengguna.Kegiatan di perpustakaan tidak dapat lepas dari pencahayaan.Hal itu di karenakan
kegiatan di perpustakaan sebagian besar kegiatan membaca dan menulis.Maka system
pencahayaan di perpustakaan harus cukup.Sebab pencahayaan yang cukup syarat mutlak
untuk melakukan kegiatan di dalam ruangna (Lasa, 2005:172).

2 METODE

2.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan dalam penelitian ini mengadaptasi apa yang telah dibuat oleh Rizki
Dermawan (2010) dengan menggunakan simulasi Ecotect 5.60, ruangan yang disimulasikan
adalah ruangan keluarga. peneliti melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk
mengukur penerangan di dalam ruang dengan menggunakan alat ukur yang bernama
Luxmeter Lx-103. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah jika pada peneliti
sebelumnya fokus pada pengaruh yang ditimbulkan dari pencahayaan atas terhadap
efektifitas penghuni, sedangkan saya sedangkan pad penelitian ini fokus pada kenyamanan
pengguna pencahayaan samping terhadap intensitas pencahayaan alami.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif.Metode yang digunakan untuk


penelitian ini adalah deskriptif eksperimental.Deskriptif yaitu berupa uraian yang didapat dari
data primer yang ada di lapangan dan teori-teori dasar terkait dari beberapa
literatur.Sedangkan metode eksperimental dilakukan dengan menggunakan Ecotect Analysis
2011.
Adapun urutan metode yang digunakan secara umum antara lain :

a. Metode Deskriptif dengan mencari data primer di lapangan. Obyek yang diteliti adalah
ruang baca perpustakaan pada perustakaan Sekolah alam madinah school di jalan
jelupang utama raya no.2 Serong utara-Tanggerang selatan.
b. Pengambilan sampel dengan cara membuat daftar Perustakaan-perpustakaan yang ada,
dari data perpustakaan-perustakaan yang ada dilakukan pemilihan perustakaan yang
memiliki bukaan sedikit.
Setelah melakukan pemilihan perpustakaan, langkah selanjutnya adalah survei lokasi
tahap kedua untuk mendapatkan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung di lapangan misalnya, data luasan bangunan, luas atap bangunan, posisi
bukaan, bahan bangunan yang digunakan, pengkonsumsian energi listrik tiap bulannya
dan biaya yang dikeluarkan, aktifitas pengguna serta budaya/kebiasaan siswa/siswi dan
lain-lain. Pengukuran pencahayaan siang hari dan pengudaraan alami di dalam ruangan
dilakukan pada pukul 08.00 wib, 12.00 wib, dan pukul 16.00 wib, karena dari pukaul 08.00
WIB sampai pukul 16 WIB cahaya matahari sangat baik.
c. Metode eksperimental yaitu simulasi komputer dengan menggunakan software Ecotect
Analysis 2011 untuk pembuatan gambar-gambar yang diperlukan seperti gambar denah,
tampak dan potongan bangunan serta untuk menguji bukaan dalam usaha menoptimalkan
pencahayaan alami pada ruang baca perpustakaan. Dari pengujian tersebut akan
diketahui seberapa efektifkah penggunaan desain bukaan pada ruang baca perpustakaan.

2.2 Studi pustaka

2.2.1 Definisi perpustakaan


Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka.Dalam kamus Besar Bahas Indonesia,
pustaka adalah buku.Kitab.Dalam bahasa Inggris adalah library. Istilah library berasal dari
kata latin liber atau libri yang artinya buku.
Menurut uu No. 43 Tahun 2007, perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional dengan sistam yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.
Secara umum, perpustakaan bisa diartikan sebagai pusat terkumpulnya berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainya yang
diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai perpustakaan.

2.2.2 Jenis-jenis perpustakaan


Dilihat dari penggunanya, perpustakaan dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Perpustakaan umum
Perpustakaan umum adalah lembaga layanan informasi dan bahan bacaan kepada
masyarakat dan tidak dibedakan lapisan, golongan yang akan menggunakan layanan
perpustakaan.
b. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang disediakan oleh instansi atau
lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan
referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga
yang bersangkutan. (Neufert, Ernst. (1993). ArchitectsData : Third Edition. New York :
Granada. Hal 45)

2.2.3 Pencahayaan Alami


Cahaya alami adalah cahaya yang bersumber dari cahaya matahari.Intensitas cahaya
yang di hasilkan bervariasi tergantung pada jam, musim dan tempat.Pencahayaan alami
menjadi pilihan utama untuk di pertimbangkan ketika mendesain sebuah
bangunan.Keuntungan yang di pakai adalah pengurangan terhadap energy listrik.Oleh
karena itu sangat disarankan agar menggunakan cahaya alami semaksimal mungkin di
dalam banguanan untuk memenuhikebutuhan pencahayaan manusia dalam berkegiatan.
Langkan yang paling sering digunakan untuk pencahayaan alami adalah membuat bukaan
di atas dan di samping ruang.

a. Toplighting (bukaan atas)


Bukaan atas merupakan langkah yang paling efesien untuk memasukan cahaya ke
dalam ruangan, karena pendestribusian cahaya dapat lebih merata ke seluruh ruangan
dan penggunaan kaca dapat diminmalisir. Di Indonesia, toplighting jarang digunakan
karena beriklim tropis. Biaya akan lebih mahal karena toplighting perlu penyelesaian
khusus di daerah beriklim tropis.
b. Sidelighting (bukaan samping)
Cahaya yang masuk bangunan melalui bukaan smping di pagi hari yang cerah dapat di
gunakan sebagai cahaya langit yang efektif dalam menghemat energy sepanjang
hari.Bukaan samping biasanya berupa jendela.Jendela berperan sebagai pemenuh
kebutuhan dasar bagi suatu bangunan, yaitu estetika bangunan, pandangan sekeliling,
jalan masuk cahaya, ventilasi alam peredam suara dan juga sebagai pintu darurat.
Sidelighting dapat di hasilkan dengan bukaan pada dinding yaitu.
1. Clerestories window
Clerestories adalah jendela yang terletak diantara atap miring yang bertingkat atau
bertumpuk.Jendela tipe ini sangat berguna untuk memasukan cahaya alami kedalam
ruangan yang memiliki flafon tinggi. Karena posisinya yang susah dijangkau,
clerestories biasanya disebut sebagai jendela mati.
2. Ribbon window
Ribbon window merupakan jendela yang susunannya memanjang seperti pita.
Jendela ini biasa di buat bersegmen atau menerus tanpa segmen. Keberadaan
ribbon window merupakan salah satu cirri banguana bergaya modern.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Studi

Lokasi : Jl. Jelupang Utama Raya No.2 Serpong Utara-Tangerang selatan.


Jenis : Perpustakaan khusus
Berdasarkan studi kasus yang dipilih maka lokasi penelitian berada di kawasan
Tangerang yang terletak di provinsi Banten dengan koordinat 62039 Lintang Selatan dan
1064357 Bujur Timur.
Perpustakaan sekolah tingkat pertama (SMP) yang menjadi objek penelitian berada di
lantai 2. Perpustakaan sekolah alam madinah school di desain dan di kembangkan untuk
menujang misi dan visi dalam menjadikan lembaga pendidikan yang unggul dan bermutu
dalam proses menghasilkan lulusan yang mampu menguasai teknologi, informasi, serta
mampu berbahasa inggris.

3.2 Objek Peneitian


Pengukuran kondisi eksisting yang dilakukan pada perpustakaan yang difokuskan pada
ruang baca yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan digital luxmeter model LX-
1010Buntuk mengukur Intensitas Cahaya. Pada tahap awal, penelitian dilakukan dengan
hanya memasukan cahaya matahari melalui bukaan/jendela dengan kata lain ketika
pengukuran dilakukan kondisi pintu dalam keadaan tertutup.
Pengukuran dilakukan dengan cara bertahap yaitu mulai dari pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB,
16.00 WIB. agar mendapatkan hasil yang lebik detail, karena menurut SNI, pencahayaan
alami pada siang hari dapat dikatakan baik apabila pada pukul 08.00-16.00 waktu setempat
dan terdapat cukup banyak sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan
0 0

Gambar 1 Objek Penelitian

TUU TUS1 TUS2 Bidang A Bidang B

3.3 Instrumen Data Penelitian


a) Alat penelitian
Komputer personal (PC) dan Mobile (Laptop) yang dilengkapi oleh program :
a. Ecotect Analysis 2011, untuk simulasi data.
b. AutoCAD 2014, digunakan untuk membuat gambar 2 dimensi
c. Microsoft Word 2010, digunakan untuk menulis hasil laporan.
d. Microsoft Excel 2010, digunakan untuk menyusun data hasil penelitian dalam bentuk
tabel.
Kamera Digital, digunakan untuk mengambil visualisasi (pemotretan) selama proses
survei lapangan.
Luxmeter LX-1010B digunakan untuk mengukur intensitas cahaya pada saat survei,
dimana hasilnya akan digunakan sebagai pembanding hasil simulasi komputer .

b). Standar Pengukuran Intensitas Cahaya Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong garis


horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
1(satu) meter.
Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter
persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.

Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong


horizontal panjang dan lebarruangan adalah pada jarak 6
meter.

Gambar 2 Standar Pengukuran


Intensitas Chaya

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Pengukuran Pada Kondisi Eksisting


Pengukuran kondisi eksisting yang dilakukan pada perpustakaan yang difokuskan pada
ruang baca yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan digital luxmeter model LX-
1010Buntuk mengukur Intensitas Cahaya. Pada tahap awal, penelitian dilakukan dengan
hanya memasukan cahaya matahari melalui bukaan/jendela dengan kata lain ketika
pengukuran dilakukan kondisi pintu dalam keadaan tertutup.hasil pengukurannya dihitung
dalah jumlah rata-rata selama 7 tahap pengukuran, hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Pengukuran Kondisi Eksisiting


JAM Tingkat Iluminasi (LUX)
Bidang Penelitian Ket
(WIB) TUU TUS 1 TUS 2
08,00 54 44 56 kurang
A 12,00 41 26 31 kurang
16,00 31 20 24 kurang
08,00 174 181 172 kurang
B 12,00 72 62 66 kurang
16,00 48 49 37 kurang

60 200
150
40 TUU TUU
100
TUS1 TUS1
20
50
TUS2 TUS2
0 0
08,00 12,00 16,00 08,00 12,00 16,00

Gambar 3 grafik Pengukuran Gambar 3 grafik Pengukuran


kondisi eksisting bidang A kondisi eksisting bidang B

Dapat diliahat berdasarkan hasil pengukuran di lapangan bahwa Intensitas cahaya pada
ruang baca perpustakaan sekolah alam madinah school dengan adanya bukaan samping
sangat tidak memenuhi standar pencahayaan alami, hal ini dikarenakan sangat minimnya
bukaan yang ada untuk memasukan cahaya matahari, untuk menunjang kegiatan yang ada
di dalam perustakaan memerlukan pencahayaan buatan. Dan pada ruang baca perustakaan
ini kurang mengoptimalkan cahaya alami.Selain bukaan untuk memasukan cahaya matahari,
arah orientasi bangunan juga sangat berpengaruh terhadap masuknya cahaya matahari
kedalam ruang.
3.5 Pengolahan Data

3.5.1 Simulasi Pencahayaan Alami Dengan ECOTECT Analysis 2011


Simulasi dengan menggunakan program komputer Ecotect Analysis 2011 di lakukan
untuk membandingkan anatara hasil pengukuran dengan Digital Lux Meter pada kondisi
eksisting dengan menggunakan bukaan samping (Sidelighting). Simulasi dulakukan dengan
kondisi pengukuran sebelumnya, yaitu pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB.
Dimana pada jam tersebut pencahayaan alami dapat dikatakan cukup baik, Simulasi juga
dibuat 3(tiga) kali sesuai dengan garis edar matahari mengelilingi bumi yaitu pada
bulandesember.

Hasil simulasi pada ruang baca


perpustakaan skolah alam madinah
school yang telah diberi bukaan
samping(sidelighting) ini
ditampilkan pada simulasi tahap
1,2, dan 3 di samping yaitu berupa
gambaran visual kondisi ruangan
pada saat eksperimen, dan tabel
hasil pengukuran dengan luxmeter
di setiap titik ukur pada bidang kerja
dapat dilihat pada tabelpengukuran
kondisi eksisting diatas.

Gambaran visual berupa spektrum


kontur iluminansi pada bagian
ruangan serta nilai iluminansi
tertinggi dan terendahnya.

Gambar 4 Simulasi ruang baca


perpustakaan

Berdasarkan hasil simulasi diatas bidan yang memiliki garis grid menunjukan letak bidang
kerja.Bidang kerja diletakan setinggi 80 cm dari lantai ada penelitian ini.karena standar SNI
untuk hasil tingkat iluminasi cahaya alami adalah 80 cm dari bidang lantai. Warna yang ada
pada bidang kerja menujukan tingkat iluminasi yang terjadi pada ruang baca perpustakaan
sekolah alam madinah school yang memiliki bukaan samping (sidelighting).

Tabel 2Tingkat iluminasi Rata-rata Nilai iluminasi pada tabel 2


Jam Tingkat Iluminasi disamping diambil secara
Bidang keseluruhan dari ke tiga tahap
TUS TUS Ket
Penelitian simulasi yang telah dilakukan,
(WIB) TUU 1 2
sehingga keluar nilai rata-rata
08,00 198 91 91 seperti yang tercantum pada tabel
A 12,00 202 94 94 tersebut. Setelah melihat
16,00 198 77 77 perbandingan antara pengukuran
08,00 99 44 44
langsung pada objek penelitian
dengan dengan hasil simulasi ,
B 12,00 101 43 43
tingkat iluminasi pada ruangan
16,00 101 42 42 tersebut meningkat dimana hasil
sebelumnya tingkat imuniasi pada
ruangan tersebut sangat rendah.
250 150
200
150 TUU 100 TUU
100 TUS1 TUS1
50
50 TUS2 TUS2
0 0
08,00 12,00 14,00 08,00 12,00 14,00

Gambar 5 grafik Iluminasi Rata- Gambar 6 grafikIluminasi Rata-


rata bidang A rata bidang B

3.6 Hasil Analisa

3.6.1 Analisa Pencahayaan Alami


Setelah dilakukan pengukuran dan simulasi pada kondisi eksisting.didapatkan nilai tingkat
iluminasi dari masing masing titik pengukuran dan tahap simulasi yang menggunakan
bukaan samping (sedelighting).
hasil dari pengukuran yang diambil secara keseluruhan pada objek penelitian dapat dilihat
pada table:
Tabel 3 Pengukuran Kondisi Eksisiting
Tidak
Bidang Memenuhi
JAM Tingkat Iluminasi (LUX) memenuhi
Penelitian
(WIB) <100 100-300 >300 Syarat Syarat
08,00
A 12,00
14,00
08,00
B 12,00
16,00

Dari kedua hasi dapat dikatakan ruang baca perpustakaan yang digunakan sebagai objek
penelitian tidak memenuhi syarat pencahayaan untuk penglihatan biasa yaitu 100-300 lux,
dan secara visual distribusi cahaya merata dan terjadi penyilauan dalam ruang (glare) yaitu
tingkat iluminasi melebihi 500lux terutama pada titik pengukuran bidang kerja di titik ukur
utama. Dengan demikian iluminansi pada simulasi ini tidak memenuhi syarat untuk
pencahayaan di dalam ruangan pada pagi hari hingga sore hari.

3.7 Simulasi usulan


Simulasi usulan pada penelitian ini penulis mengajukan beberapa alternatif / usulan
simulasi untuk medapatkan hasil yang dapat digunakan untuk perbaikan ruang baca
perpustakaan agar pencahyaan alami dapat dioptimalkan.

Simulasi dulakukan dengan kondisi yang berbeda.Yaitu dengan menambahkan bukaan


samping dan memperbesar bukaan samping.Berikut alternatif atau usulan simulasi yang
dilakukan.
Gambar 5 Simulasi usulan alternatif 1

Gambar 6 Simulasi usulan alternatif 2

Dalam tahap pertama simulasi dilakukan dengan menambahkan bukaan samping di satu
sisi saja, yaitu bukaan diletakan pada dinding samping bidang B, Dalam tahap kedua simulasi
dilakukan dengan menambahkan bukaan samping di satu sisi, yaitu bukaan diletakan pada
dinding samping bidang b. dan memperbesar bukaan samping di bidang a yang sebelumnya
ukuran jendelanya 50cmx120cm menjadi 80cmx130cm.
Bedasarkan hasil dari kedua simulasi di atas alternatif / usulan simulasi kedua lebih baik di
gunakan untuk perbaikan optimalisasi pada ruang baca perpustakaan sekolah alam madinah
school.

4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisa pembahasan seperti yang dai lakukan pada
bab V, hasil analisis dan simulasi pencahayaan alami pada area ruang baca perpustakaan
sekolah alam madinah school dengan menggunakan bukaan samping (sidelighting), maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penambahan bukaan samping (sidelighting) mampu mengoptimalkancahaya


alamikedalam ruangan.
2. Penggunaan pencahayaan samping (sidelighting) sangat efektif untuk meningkatkan
intensitas cahaya dan dimensi bukaan sangat berpengaruh tehadap kualitas cahaya
yang masuk kedalam ruangan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penambahan dan penggunaan pencahayaan


samping (sidelighting), dan dimensi bukaan yang cukup mampu memasukkan cahaya ke
dalam ruang sehingga sangat efektif meningkatkan intensitas cahaya (lux) pada area ruang
baca perustakaan yang sedikit memiliki bukaan samping

4.2. Saran/Rekomendasi
Pada penelitian ini hanya meneliti tingkat iluminansi, dalam proses pengumpulan data
menggunakan alat Lux-meter dan simulasi komputer yang memiliki keterbatasan. faktor lain
yang belum diletiliti adalah distribusi cahaya yang masuk ke dalam ruang yang dapat
meningkatkan temperatur ruang dan bepengaruh pada tingkat kenyamanan termal.
Saran untuk peneliti selanjutnya:

1. Penelitian dikembangkan dengan pendekatan variable penelitian yang lebih detail,


2. Penelitian selanjutnya bisa meneliti kinerja pencahayaan alami pada ruang lainya
yang ada di sekolah alam madinah school dengan membandingkan jenis ruang dan
perbedaan posisi perletakan bukaan pada suatu ruang.
Saran untuk ilmu perancangan :

1. Arsitek yang merancang bangunan hendaknya mempertimbangkan orientasi


bangunan ke arah Selatan-Utara.
2. Mempertimbangkan bukaan ruang agar cahaya alami yang masuk kedalam ruangan
dapat dioptimalkan dengan baik.
Saran untuk pemilik sekolah :
Saran yang dapat diberikan adalah melakukan penambahan bukaan samping (sidelighting)
dan mempertimbangkan dimensi bukaan agar pencahayaan alaim dapat dioptimalkan
dengan baik.

5 REFERENSI

Bloggs, C., (1994), The male elephant as a domestic pet. In Macroveterinology, Vol.1, 2nd
ed., edited by Bloggs, C. (London: University of Dagenham Press), 12711290.
Bloggs, C. and Triffid, D. (1988), The Economics of Feeding Large Pachyderms, (Paris:
Treetop & Sons).
Bloggs, C., Triffid, D. and Carpel, B.G., (1979), Keeping your elephant fully nourished. In
Proceedings of the 9th Annual Conference on Animal Welfare, London, edited by Morris, J.,
(London: Parrot Press), 113.
Bloggs, C., Triffid, D. and Carpel, B.G., (1982), A review of todays captive breeding
techniques. Journal of Animal Husbandry, 15, 237245.
Birren, F. (1982). Light, color, and environment :a discussion of the biological and
psychological offects of color. New York
Diktat Presentasi Kuliah Pencahayaan Departemen Arsitektur UI
Egan, M.David. (2002). Architectural Lighting. New York : McGraw-Hill,
G. Poole, Frazer. (1981). Dasar Perancangan Gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Indonesia.Bandung : Penerbit ITB
Good Lighting for School and Educational Establishments
(http://www.dl4all.com/e_books/5236-good-lighting-for-schools.pdf)
Hopkinson, R. G, Kay, J.D. (1969). The Lighting of Buildings. London: Faber and Faber
Lechner, Norbert. (1968). Heating Cooling Lighting : Design Method for Architects.
Canada : Jonh Wiley & Sons, Inc
Lighting the Office and Education Environment.
(http://www.rsltg.com/images/SVA_Concepts_Office_and_Education.pdf)
Majalah Rumah Ide Jendela cantik
Malman, David (2001) Lighting for Libraries. Libris Design Project.
(www.librisdesign.org/docs/lightingforlibrary.pdf)

You might also like