Professional Documents
Culture Documents
306 88 1 SM
306 88 1 SM
INDONESIAN JOURNAL OF
Pelindung (Patron)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
Penasehat (Advisor)
Prof. Hardjoeno, dr., Sp.PK(K)
Prof. Siti Budina Kresna, dr, Sp.PK(K)
Dr. R. Darmawan Setijanto, drg, M.Kes
INDONESIAN JOURNAL OF
DAFTAR ISI
PENELITIAN
Kadar Albumin Serum Penderita Strok
Iskemik dan Strok Hemoragik
(Serum Albumin Level in Ischemic and Hemorrhagic Stroke Patients)
Fasni Halil, Hj. Darmawaty ER, Ruland DN Pakasi...................................................... 5557
Pola Ketahanan (Resisten) dan Kepekaan (Sensitivitas) Kuman terhadap Antimikroba
(Microbial resistance and Sensitivity Pattern to Antimicrobial Drug)
Y F Tallulembang, Nurhayana Sennang, Benny Rusli ................................................ 5861
Ragam Berbagai Perbenihan Bakteri Terkait Kerentanannya terhadap Aneka Jenis Antibiotika
(Various Bacterial Cultures Related to Their Susceptibility Against Several Types of Antibiotics)
Carolina M Viany S, Aryati........................................................................................... 6264
Analisis Eosinofil Darah Terkait Radang Sel Ginjal Akut/Nefritis Interstisial Akut (NIA)
(Analysis of Eosininophil on Acute Interstitial Nephritis)
Yedid Lebang, Sulina Yanti Wibawa, Mansyur Arif...................................................... 6567
Kinetika Faktor Von Willebrand Demam
Berdarah Dengue Orang Dewasa
(Von Willebrand Kinetic Factor in Adult Dengue Haemorrhagic Fever Patients)
Riat El Khair, Usi Sukorini .......................................................................................... 6872
Immature to Total Neutrophil (I/T) Ratio sebagai Penunjang Diagnosis Sepsis Neonatorum
(Immature to Total Neutrophil (I/T) Ratio as Septic Neonatorum Diagnostic)
Bastiana, Aryati, Yulia Iriani....................................................................................... 7377
Kadar Kolesterol HDL Terukur Menggunakan Reagen Cholestest N HDL dan HDL-C Plus Generasi Ketiga
(HDL Cholesterol Concentration Measured Using Cholestest N HDL and HDL-C Plus 3rd Generation Reagents)
Ichwan Meinardi, Mansyur Arif................................................................................... 7880
Deteksi Molekul Mutasi Gen RpoB Mycobacterium Tuberculosis pada Dahak Dengan Polymerase Chain
Reaction dan Single Strand Conformation Polymorphism
(MoLecul Detection of rpoB Gene Mutation in Mycobacterium Tuberculosis with Polymerase Chain
Reaction and Singgle Strand Conformation Polymorphism)
P B Notopuro, J Nugraha, H Notopuro........................................................................ 8187
TELAAH PUSTAKA
Diagnosis Molekul dan Aplikasi dalam Pengobatan Hepatitis B & C
(The Diagnosis Molecular and Aplication in Treatment of B & C Hepatitis)
Aryati........................................................................................................................... 8892
LAPORAN KASUS
Konfirmasi Flu Babi A/H1N1 Menggunakan PCR (Swine Influenza A/H1N1 Confirmed by PCR)
A.A. Wiradewi Lestari, I.A. Putri Wirawati, Tjok Gde Oka.......................................... 9396
MENGENAL PRODUK BARU
SD Dengue Duo (NS1, IgG, IgM) Rapid Test dalam Menunjang Diagnosis Infeksi Virus Dengue
(SD Dengue Duo (NS1, IgG, IgM) Rapid Test for the Diagnosis of Dengue Virus Infection)
Diah Puspita Rini, Aryati............................................................................................. 97101
MANAJEMEN LABORATORIUM
Pengelolaan Laboratorium Unit Gawat Darurat (The Management of An Emergency Laboratory)
J.Nugraha..................................................................................................................... 102104
INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU
Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (044/03.10/AUP-B3E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.
Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: aupsby@rad.net.id.
Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP
TELAAH PUSTAKA
Aryati*
ABSTRACT
In the whole world, up to now hepatitis B and C virus are still the main causes of chronic hepatitis, cirrhosis until hepatocellular
carcinoma. Most diagnosis is based on a serological examination such as the determination of antigen and antibody, for example
HbsAg, HbeAg and anti HCV. Recently, for hepatitis C examination, HCV core antigen is used for the detection of HCV infection during
the window period, chronic C hepatitis and for treatment monitoring. At present, serological assays are not sufficient to confirm the
diagnosis of hepatitis B and C due to mutations of false negative HbsAg or HbeAg results. Occult hepatitis B can occur with a negative
result of HbsAg, which cause difficulties in confirming the diagnosis and treatment as well. The success of treatment can be influenced
of both hepatitis B and hepatitis C that have genotypes. By using molecular examination, such as determination of HBV-DNA and HCV-
RNA, it is expected that the problem of serological determination can be overcome. Molecular examination is not only useful for just the
diagnosis confirmation, such as for active phase and replicative determination. This sequence is also very useful as a data base prior to
the treatment of hepatitis B and hepatitis C as well as for their following success result.
88
untuk menentukan lama pengobatan dan peramalan persisten bertahun-tahun dengan HBV DNA tidak
(prognosis) hasil mengobati. Pemeriksaan molekul tertemukan.
HCV RNA menurut jumlah (kuantitatif) diperlukan 4. HBeAg-negative CHB mengikuti pertukaran serum
untuk menentukan lama pengobatan, tanggapan dari HBeAg menjadi antibodi anti-HBe selama
pemantauan (monitoring respons) pengobatan dan tahapan 2 (tahapan teral ulang kekebalan). Dalam
hasil mengobati tersebut apakah berhasil atau tidak. keadaan ini terjadi peneralan berkala (reaktivasi
Saat ini telah terdapat inti Ag HCV (HCV core periodik) dengan pola pengoncahan (fluktuasi)
Antigen) yang dapat digunakan untuk menemukan kadar HBV DNA dan juga SGPT serta hepatitis
jangkitan (deteksi infeksi) HCV tahapan (fase) akut, aktif. Hal ini ditandai dengan HBeAg negatif, tetapi
masa jeda (window period), juga untuk hepatitis terjadi kelainan (varian) HBV dengan sulihan
C menahun (chronic hepatitis C), dan pengobatan (substitusi) nukleotida di wilayah prainti (regio
pemantauan (monitoring terapi). Untuk memulai precore) dan atau penaja teras/inti dasar (basal
pengobatan (terapi) perlu ditentukan genotipe core promoter) yang tidak dapat menunjukkan
Hepatitis C, karena pengobatan genotipe 2 atau 3 kadar rendah HBeAg. HBeAg negatif saat ini
sangatlah berbeda dibandingkan dengan genotipe berhubungan dengan kecepatan rendah peredaan
non2/3. (remisi) penyakit serta-merta (spontan) yang
berkepanjangan. Hal ini penting dan terkadang
Hepatitis B sulit dibedakan dengan pembawa (carrier) yang tak
aktif (inaktif) di tahapan 3. Di tahapan 3, ramalan
Terdapat lima tahapan (5 fase) di dalam
jangkitan
(prognosis) baik dengan kebahayaan (risiko)
menahun Hepatitis B (CHB) yaitu (EASL, 2009)2:
terjadinya penyulit (komplikasi) sangat rendah,
1. Tahapan tenggang kekebalan (Immune tolerant
sedangkan di tahapan 4 terdapat kebahayaan
phase) ditandai dengan HBeAg positif, peniruan
(risiko) tinggi untuk menjadi jaringan ikat hati
(replikasi) HBV yang tinggi (ditunjukkan dengan
lanjut SH dan HCC. Di tahapan 4 ini diperlukan
tingginya kadar serum HBV DNA), ALT/SGPT
pemantauan (monitoring) yang seksama sedikitnya
dapat normal atau rendah, nekroinflamasi hati
(minimal) terkait SGPT dan HBV DNA setiap
belum terjadi atau masih ringan dan belum timbul
tiga (3) bulan untuk menemukan pengoncahan
jaringan ikat (fibrosis) atau bila ada masih dalam
kegiatan (fluktuasi aktivitas) di penderita yang
perkembangan yang lambat. Tahapan ini sering
mengidap HBeAg negative CHB.
terjadi, timbul cukup lama terutama di perinatal
5. Tahapan HbsAg-negatif (HBsAg-negative phase)
atau pada umur setahun kehidupan. Di tahapan
sesudah HBsAg hilang, peniruan (replikasi) HBV
tenggang kekebalan (immune tolerant) ini adalah
kadar rendah tetap terjadi dengan ditemukannya
tahapan viremia yang sangat tinggi, sehingga
HBV DNA dalam hati. Secara umum dalam
sangat menular (highly contagious).
keadaan ini, HBV DNA tidak tertemukan di
2. Tahapan penggiat kekebalan (Immune reactive
serum, sedangkan antibodi yang terdapat ialah
phase) ditandai dengan HBeAg positif, tetapi
anti-HBc positif dengan atau tanpa anti-HBs
peniruan (replikasi) rendah (ditunjukkan
positif. Hilangnya HBeAg berhubungan dengan
dengan kadar HBV DNA yang rendah dalam
perbaikan penurunan kebahayaan SH, gangguan
serum), peningkatan SGPT atau SGPT yang
(dekompensasi) hati dan HCC. Keterkaitan
pengoncahannya (fluktuasi) naik turun,
(Relevansi) klinis adanya jangkitan tersembunyi
nekroinflamasi hati sedang (moderate) atau
(infeksi occult) HBV (yaitu tertemukannya) HBV
parah (severe) dan perkembangannya sangat
DNA dalam kadar rendah < 200 IU/mL) masih
cepat menjadi jaringan ikat dibandingkan dengan
dikatakan belum jelas. Imunosupresi dikatakan
tahapan sebelumnya. Tahapan ini berlangsung
merupakan faktor terjadinya penggiatan ulang
beberapa minggu hingga beberapa tahun. Dalam
(reaktivasi) di penderita dengan HBV tersembunyi
keadaan ini dapat terjadi HBeAg hilang secara
(occult HBV).
serta merta (spontan). Tahapan ini banyak terjadi
di penderita yang terjangkit pada saat dewasa Melihat lima tahapan (5 fase) di CHB di atas,
dan sesudah terjadi tahapan tenggang kekebalan maka pemeriksaan laboratorik yang penting diperiksa
(immune tolerant) setelah bertahun-tahun. di samping HBsAg ialah HBeAg. HBeAg mutlak
3. Kedudukan Pembawa HBV Tak aktif (Inactive diperlukan, karena di samping untuk keperluan
HBV carrier state) mengikuti pertukaran serum diagnosis, pengobatan (terapi) algoritma juga
(serokonversi) HBeAg yang tadinya positif bergantung HBeAg-nya (APASL, 2008). 3 HBeAg
antibodi anti-HBe menjadi terbentuk. Keadaan ini negatif ternyata sering dijumpai di persyaratan/
ditandai dengan HBV DNA yang sangat rendah keadaan penggiat ulang (kondisi reaktivasi) virus
sehingga tidak tertemukan SGPT yang normal. (memarak/flare up). Pemeriksaan anti-HBe dapat
Hal ini terjadi 13% kasus per tahun, dan dapat dipakai sebagai salah satu penunjuk (indikator)
Gambar 1. Pola serologis penjangkitan (Infeksi) Hepatitis C: sebelah kiri menunjukkan gambaran penjangkitan Hepatitis C
akut dengan penyembuhan dan sebelah kanan menunjukkan penjangkitan Hepatitis C akut dengan perkembangan
menjadi jangkitan menahun.8
90 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 16, No. 2, Maret 2010: 88-92
Karsinoma sel hati/Hepatocelullar carcinoma
(SH). dan genotipe 3 g 10%. Di sini dapat dilihat bahwa
(HCC) akan terjadi 210 tahun kemudian di penderita genotipe 1 yang lebih sulit pengobatannya ternyata
yang mengalami pengerasan hati.7 lebih banyak didapatkan di Surabaya dan mungkin
Masa pengeraman (Periode inkubasi) ialah juga di Indonesia pada umumnya.
mulai saat virus Hepatitis C masuk ke dalam tubuh HCV RNA menurut
jumlah, berdasarkan
memerlukan waktu 226 minggu (yang tersering banyaknya/- besarannya seperti halnya HBV DNA
67 minggu). juga dapat diperiksa dengan menggunakan berbagai
alat produk dari berbagai perusahaan dengan
Virus Hepatitis C perbedaan nilai linearitas batas temuan (deteksi)
batas bawah dan batas atas. HCV RNA menurut
Pendiagnosisan saat ini masih menggunakan
jumlah, berdasarkan besarannya juga berguna
antiHCV dengan metode
menentukan kadar
untuk menentukan lama pengobatan, tanggapan
kekebalan (
imunoasai) dan pemeriksaan enzim
pemantauan (monitoring respons) pengobatan dan
alanine transaminase (ALT/SGPT). Pada pemeriksaan
hasil mengobati. Pemeriksaan biopsi hati juga penting
menentukan kadar kekebalan selain
anti HCV, ada
dilakukan untuk menilai persyaratan/keadaan
uji RIBA (
Menentukan kadar penggabungan ulang
(kondisi) jaringan ikat hati. Saat ini telah terdapat
Recombinant Immuno Blotting Assay dan antigen
antigen inti HCV (HCV core Antigen) yang dapat
inti HCV (HCV core Antigen). Untuk memulai
digunakan untuk menemukan jangkitan (deteksi
pengobatan setelah diagnosis ditetapkan diperlukan
infeksi) HCV pada masa jeda (window period), juga
penggenotipan/genotyping (genotipe virus HCV)
untuk hepatitis C menahun (Chronic hepatitis C), dan
dan HCV RNA
menurut jumlah/kepermanaan,
pengobatan pemantauan (monitoring terapi).
berdasarkan besarannya.
Terdapat tujuh (7) genotipe dalam virus hepatitis
C, yaitu genotipe 1, 2, 3 di Amerika Utara/Eropa
Barat, genotipe 4 dan 5 di Afrika, Mesir dan Asia KEGUNAAN KLINIS HCV ANTIGEN
Tengah, genotipe 6 di Asia Tenggara dan genotipe
HCV antigen dapat dipakai untuk menyaring
7 yang baru ditemukan di akhir 2007 ada di
penderita/pasien dengan kebahayaan (risiko)
Central Africa. Di Indonesia dikatakan yang ada
tinggi yaitu saat dialisis, transplantasi, penderita/
80% ialah genotipe 1 dan 20% adalah genotipe 2.
pasien yang menjejaskan kekebalan/HIV, klinik
Pemeriksaan genotipe ini berguna untuk menentukan
pengguna/pemakai obat dalam intra vena (IVDU
lama pengobatan dan peramalan hasil mengobati.
Intravenous Drug User). Juga untuk uji refleks (reflex
Terdapat perbedaan bermakna dalam pengobatan
testing) hasil anti HCV yang berbentuk teral ulang
antara keduanya yaitu genotipe 2 atau 3 pengobatan
(reaktif). Hal ini untuk membedakan bentuk aktif
diberikan selama 24 minggu, sedangkan genotipe
dari jangkitan yang lampau. Kegunaan lain sebagai
non 2 atau 3 diberikan selama 48 minggu (APASL,
pengobatan pemantauan yang digunakan untuk
2007). 9 Data yang penulis kumpulkan (Aryati,
meramal (-memprediksi) tanggapan (respon) dini
2009)10 di Surabaya April 20072009 didapatkan
terhadap pengobatan dan meningkatkan kepatuhan
136 sampel dengan penonjolan (dominasi) genotipe
(compliance).12 Menurut Mederacke, 200913 antigen
1 sebanyak 40%, disusul genotipe 2a sebanyak 15%
teras/inti (core antigen) HCV yang dikerjakan
dengan metode CMIA menurut Abbott merupakan
pemarkah/penanda (marker) yang dapat dipercaya
Tabel 1. Diagnosis Hepatitis C11
untuk penyalinan (replikasi) virus Hepatitis C
HCV RNA menunjukkan penasaban (korelasi) yang sangat
Anti-HCV Penafsiran (Interpretasi)
HCV Ag baik dengan HCV-RNA. Antigen teras/inti HCV lebih
Negatif Negatif Jangkitan dapat disingkirkan stabil dibandingkan dengan HCV-RNA per
syaratan/
Positif Positif Jangkitan aktif (akut/kronis) keadaan
(kondisi) tertentu dan memiliki beberapa
Negatif Positif Jangkitan dini keuntungan dibandingkan dengan HCV-RNA dalam
Jangkitan menahun di penderita/ penyimpanan sampel darah. Hal ini menunjukkan
pasien yang menjejaskan bahwa pengolahan (-pemrosesan) sampel darah
kekebalan (immunocompromised)
lengkap (whole blood) yang segera harus dilakukan
Positif Negatif Jangkitan dihentikan/diputuskan
bila nilai pernyataan
jumlah penyalinan
(replikasi)
(resolved)
Jangkitan menahun dengan virus Hepatitis C merupakan keputusan pengobatan.
viremia rendah/berjeda
(intermiten)
Hasil anti HCV berbentuk teral SIMPULAN
ulang (reaktif) palsu: antibodi
terpindah (-alih) pasif (Passively Secara umum, diagnosis penentuan Hepatitis
transferred antibodies)
B saat ini tidak cukup hanya dengan pemeriksaan
92 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 16, No. 2, Maret 2010: 88-92