You are on page 1of 8

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN KUANTITAS TIDUR DENGAN


PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Jaka Sarfriyanda1, Darwin Karim2, Ari Pristiana Dewi3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : jakaarfri@yahoo.co.id

Abstract
Individuals are required to meet basic human needs, one of which is sleep. In young adults often experience sleep
disturbances and changes in sleeping hours. This aims of this research was to identify the correlation between sleep
quality and quantity of sleep with the learning achievement of students in School of Nursing, University of Riau. The
design was descriptive correlational research with cross sectional approach. The sampling technique total sampling
involving 197 respondents that was selected based on inclusion criteria. This research used questionnaire for the
variable sleep quality and quantity of sleep, and the value of the test block for the variable of learning achievement. The
univariate analysis was results showed 35(17,8%) of the respondents had a good sleep quality and 162(82,2%)
respondents had poor sleep quality, and the results also showed of 197 respondents, as many as 95(48,2%) respondents
had enough sleep quantity and 102(51,8%) respondents had less sleep quantity. Bivariate analysis was obtained by
using mann-whitney test and the statistic showed p value for the quality of sleep (0.284) > alpha (0.05), so it was
concluded there was no correlation between sleep quality with learning achievement. For statistical results quantity of
sleep obtained p value (0.244) > alpha (0.05), it can be concluded there was no correlation between the quantity of
sleep with learning achievement. For subsequent researchers are strongly advised to examine the factors that affect
sleep quality and quantity of sleep PSIK UR students.

Keyword: Sleep quality, quantity of sleep, archievement of students

PENDAHULUAN Kebanyakan orang dewasa muda secara


Individu dituntut untuk memenuhi individu sering mengalami jam-jam tidur
kebutuhan dasar manusia guna yang tidak beraturan. Mereka dilaporkan
mempertahankan kelangsungan hidupnya. sering mengalami ketidakpuasan tidur
Salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan (Rafknowledge, 2004).
manusia adalah tidur. Tidur merupakan Kebutuhan tidur setiap individu
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua berbeda-beda, tergantung usia setiap individu
orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan tersebut, dan setiap individu harus memenuhi
tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi kebutuhan tidurnya agar dapat menjalankan
secara normal. Pada kondisi tidur, tubuh aktifitas dengan baik. Pola tidur yang buruk
melakukan proses pemulihan untuk dapat berakibat kepada gangguan
mengembalikan stamina tubuh hingga berada keseimbangan fisiologi dan psikologi.
dalam kondisi yang optimal. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas
Beberapa orang dewasa terkadang sehari-hari, rasa lelah, lemah, penurunan daya
mengalami kesulitan tidur cukup serius, dan tahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda
masalah ini menjadi bagian yang tak vital (Potter & Perry , 2010).
terelakkan dari proses penuaan. Menurut Wicaksono (2012),
Bagaimanapun, banyak orang mengalami lingkungan yang buruk, dan lingkungan
komplikasi akibat tidur yang buruk saat dengan kurangnya variasi tempat tinggal
menjadi dewasa, diantaranya kesehatan yang dapat membuat kejenuhan dan mempengaruhi
tidak seimbang, rasa sakit, dan meningkatnya kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa
ketergantungan obat-obatan. Remaja bisa Fakultas Keperawatan UNAIR Surabaya.
mengalami kesulitan tertidur sampai hari Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
sudah larut dan terbangun di pagi buta. tidur seseorang termasuk juga kelelahan.

1178
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Kelelahan berbanding terbalik dengan tidur larut malam beragam, kebanyakan dari
kualitas tidur yang dialami seseorang. mereka sering memainkan handphone dan
Semakin tinggi tingkat kelelahan yang laptop sebelum tidur. Padahal di pagi harinya
dialami seseorang, maka kualitas tidurnya pun mereka harus terbangun untuk melakukan
semakin buruk. Kebutuhan tidur pada usia aktifitas perkuliahan. Hal ini dapat
dewasa awal berkisar 7 sampai 9 jam, namun mempengaruhi kebugaran mahasiswa dalam
ternyata sekitar 6 jam sehari karena faktor menjalani aktifitas perkuliahan, dan dapat
aktifitas dan kehidupan sosial. Hal ini akan berefek kepada konsentrasi serta kemampuan
memberikan pengaruh terhadap waktu tidur. dalam menangkap pelajaran di kampus. Dari
Menurut Deshinta (2009) Pelajar dan 8 orang mahasiswa yang rata-rata jam
mahasiswa sangat rentan mengalami kualitas tidurnya di katakan cukup 7 orang
tidur yang buruk hal itu dibuktikan dengan mempunyai IP semester yaitu 3.30 sampai
penelitiannya di dapatkan 220 pelajar dari 3.50, 1 orang mempunyai IP 2.95, dan 5 dari
jumlah total 287 pelajar di SMA Negeri 1 7 orang yang jam tidurnya kurang,
Tanjung Morawa mempunyai kualitas tidur mempunyai IP semester 2.90 sampai 3.20. 2
yang buruk. Penelitian Listiani (2005) orang lagi yang jam tidurnya kurang
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai IP semester 3.60 dan 3.70.
mengalami gangguan pola tidur pada malam Berdasarkan uraian di atas, peneliti
hari akan merasa lelah dan merasa mengantuk ingin melanjutkan penelitian ini untuk
pada saat siang hari sehingga tidak mengetahui apakah ada hubungan kualitas
konsentrasi dalam belajar dan menyebabkan tidur dan kuantitas tidur mahasiswa dengan
nilai anak didik menurun. prestasi akademik yang mereka capai.
Masalah gangguan tidur itu tidak
hanya dialami oleh pelajar secara umum. TUJUAN PENELITIAN
Mahasiswa kesehatan umumnya yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempunyai jadwal kuliah yang cukup padat mengidentifikasi hubungan antara kualitas
dapat beresiko mengalami kualitas tidur yang tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi
buruk. Kampus PSIK UR adalah kampus belajar mahasiswa. Penelitian ini diharapkan
keperawatan Negeri pertama yang berdiri di menjadi sumber informasi dalam
Pekanbaru. Saat ini jumlah mahasiswanya pengembangan ilmu keperawatan terutama
mencapai lebih kurang 400 mahasiswa, tentang pengaruh tidur terhadap prestasi
mahasiswa keperawatan memiliki jadwal belajar mahasiswa.
perkuliahan yang cukup banyak, karna profesi
sebagai seorang perawat di tuntut untuk teliti MANFAAT PENELITIAN
dan cekatan. Profesi keperawatan juga Bagi pengembangan ilmu keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia. hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai
Dalam menempuh pendidikan sebagai suatu informasi dan masukan terkait
mahasiswa keperawatan tentu banyak waktu hubungan antara kualitas tidur, kuantitas tidur
yang akan tersita. Hal ini akan mempengaruhi dengan konsentrasi belajar mahasiswa yang
jam tidur mahasiswa, selain dari faktor berpengaruh terhadap prestasi belajar. Bagi
akademik terdapat juga faktor aktifitas sosial, mahasiswa hasil penelitian ini dapat
pengaruh teknologi juga sangat berefek bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat lebih
kepada jam tidur mahasiswa. baik lagi mengatur jam tidur. Bagi Peneliti
Berdasarkan studi pendahuluan yang Berikutnya Hasil penelitian ini dapat
peneliti lakukan, kepada 15 orang mahasiswa dijadikan sumber, referensi dan informasi
yang diwawancara, hanya 8 orang yang terutama dalam bidang keperawatan medikal
memiliki jam tidur yang cukup, dan terdapat bedah.
7 orang sisanya mempunyai kebiasaan tidur
di atas jam 12 malam, dan rata-rata kebiasaan
para mahasiswa yang menyebabkan mereka
1179
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

METODOLOGI PENELITIAN sebanyak 165 (83,3%) responden.


Desain penelitian yang digunakan Pendidikan penderita hipertensi sebagian
dalam penelitian ini adalah Desriptif Korelasi besar adalah pendidikan dasar yaitu
pendekatan Cross Sectional. Penelitian sebanyak 19 responden (63,3%) serta
deskriptif korelasi merupakan suatu penelitian sebagian besar tidak bekerja sebanyak 17
yang menelaah hubungan antara 2 variabel responden (56,7%).
pada situasi atau sekelompok subjek
(Notoadmodjo, 2005). Penelitian cross Tabel 2
sectional merupakan penelitian dengan Distribusi responden berdasarkan kualitas
melakukan pengukuran dan pengamatan tidur dan kuantitas tidur
hanya satu kali, pada satu saat antara variabel Karakteristik n %
bebas (faktor resiko/paparan) dengan variabel Kualitas
tidur
terikat (efek) (Sastroasmoro, 2010). 35 17,8%
Baik
Variabel bebas adalah variabel yang 162 82,2%
Buruk
menjadi sebab perubahan timbulnya variabel Kuantitas
terikat. Variabel terikat merupakan variabel tidur 95 48,3%
yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari Cukup 102 51,8%
variabel bebas (Hidayat, 2007). Variabel Kurang
Total 197 100,0
bebas pada penelitian ini adalah kuantitas
tidur dan kualitas tidur, sedangkan variabel
terikat adalah prestasi belajar mahasiswa. Tabel 2 menunjukkan gambaran
Teknik pengambilan sampel yang digunakan kualitas tidur pada mahasiswa PSIK UR.
yaitu teknik total sampling sampling dengan Mayoritas mahasiswa PSIK UR memiliki
jumlah sampel 197 orang. kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak
162 (82,2%). Untuk kuantitas tidur, jumlah
mahasiswa yang memiliki kuantitas tidur
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan cukup dan kurang hampir sama, yaitu 95
pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015 (48,2%) mahasiswa memiliki kuantitas
dengan melibatkan 197 responden didapatkan tidur yang cukup dan 102 (51,8%)
hasil sebagai berikut: mahasiswa memiliki kuantitas tidur yang
kurang.
1. Analisa Univariat
Tabel 1 Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan umur Distribusi prestasi belajar mahasiswa
Nilai Frekuensi %
dan jenis kelamin 1 (31-40) 4 2,0 %
Karakteristik N % 2 (41-50) 13 7,0 %
Umur 3 (51-60) 72 36,0 %
Remaja < 17 2 1,0% 4 (61-70) 84 43,0 %
Dewasa muda 195 99,0% 5 (71-80) 24 12,0 %
18-25 Total 197 100 %
Total 197 100,0
Jenis kelamin:
Laki-laki 32 16,2% Tabel 3 menunjukkan gambaran
Perempuan 165 83,8% prestasi belajar mahasiswa PSIK UR, dan
Total 197 100,0 didapatkan mahasiswa yang mendapatkan
nilai 51-60 sebanyak 72 (36%) orang.
Berdasarkan tabel 1 bahwa dari 197 Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai
responden yang diteliti, mayoritas 61-70 sebanyak 84 (43%) orang.
responden adalah dewasa muda sebanyak
195 (99%) responden, dan sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu
1180
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

2. Analisa Bivariat A. Analisa Univariat


Untuk mengidentifikasikan hubungan 1. Umur
kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan Responden paling banyak
prestasi belajar mahasiswa digunakan uji berada di usia dewasa muda (18-25).
statistik Mann-Whitney. Rentang usia dewasa muda adalah
usia dimana seseorang sedang aktif
Tabel 4 untuk menjalin hubungan sosial.
Hubungan antara kualitas tidur dan Pada usia dewasa muda seseorang
kuantitas tidur mahasiswa dengan akan masuk kedalam masa transisi,
prestasi belajar baik transisi secara fisik, transisi
Variabel Mean SD n P secara intelektual, serta transisi peran
value sosial. Dewasa muda adalah masa
Prestasi belajar
peralihan dari masa remaja. Berbagai
kualitas tidur
Baik 62,46 7,085 35 masalah juga muncul dengan
0,284 bertambahnya umur pada masa
Buruk 60,76 8,465 162
Prestasi belajar dewasa muda. Dewasa muda juga
Kuantitas tidur merupakan masa peralihan dari
Cukup 61,42 7,921 95 ketergantungan ke masa mandiri,
0,244
Kurang 60,13 8,628 102
baik dari segi ekonomi, kebebasan
menentukan diri sendiri, dan
Berdasarkan tabel 4 rata-rata nilai
pandangan tentang masa depan
prestasi belajar responden yang memiliki
sudah lebih realistis (Santrock,
kualitas tidur yang baik adalah 62,46,
2007).
rata-rata nilai responden dengan kualitas
Pada usia dewasa muda, otak
tidur buruk adalah 60,76. Untuk rata-rata
akan berkembang lebih besar, artinya
nilai responden dengan kuantitas tidur
seorang dewasa muda mampu
cukup adalah 61,42, rata-rata nilai
menangkap segala sesuatu untuk
responden dengan kuantitas tidur kurang
dikonversikan sebagai tindakan,
adalah 60,13.
sehingga rasa penasaran dewasa
Hasil uji statistik bahwa P value untuk
muda sangat besar dan lebih mudah
kualitas tidur yang diperoleh adalah
terpengaruhi secara tindakan sebagai
0.284. Hal ini menunjukkan bahwa P
bentuk respon yang diterima (Russel,
value > a sehingga Ho gagal ditolak.
2011).
Maka disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara kualitas tidur dengan
2. Jenis Kelamin
prestasi belajar. Berdasarkan tabel di atas
Responden pada penelitian ini
untuk kuantitas tidur didapat P value
di dominasi oleh wanita yaitu
adalah 0,244, hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 165 (83,8%) orang
P value > a sehingga Ho gagal ditolak.
sedangkan laki-laki 32 (16,2%)
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
orang. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara kuantitas tidur dengan
proporsi wanita dalam pendidikan
prestasi belajar.
keperawatan memang jauh lebih
besar daripada laki-laki.
PEMBAHASAN
Profesi keperawatan yang
Hasil penelitian tentang hubungan
didominasi kaum wanita disebabkan
kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan
karena sikap dasar wanita yang
prestasi belajar dengan menggunakan analisa
identik sebagai sosok yang ramah,
univariat dan analisa bivariat.
sabar, telaten, lemah lembut,
berbelas kasih, dan gemar
bersosialisasi. Kaum wanita
1181
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

dianggap memiliki naluri keibuan kuantitas tidur (p > 0,05). Hasil ini
dan sifat caring terhadap orang lain senada dengan penelitian yang dilakukan
(Gunarsa, 2008). oleh Marpaung (2013) yang didapatkan
14% responden yang memiliki kualitas
3. Kualitas Tidur dan Kuantitas Tidur tidur dan kuantitas tidur yang buruk
Hasil penelitian ini sejalan namun mempunyai prestasi belajar yang
dengan penelitian Manalu (2014) baik.
yang dilakukan kepada 81 responden Aini (2011) dalam penelitiannya juga
didapatkan 68 orang (84%) memiliki menemukan hasil yang sama, yaitu tidak
kualitas tidur yang buruk, dan 13 ada hubungan antara pola tidur dengan
orang (16%) memiliki kualitas tidur prestasi belajar siswa SMA Dharma
yang baik. Kualitas tidur yang buruk Pancasila Medan. Penelitian yang
dapat disebabkan oleh aktifitas dilakukan Rasyid (2011) pada mahasiswa
sosial, karena pada usia dewasa kedokteran usia 17-22 tahun juga
muda seseorang sedang berada di menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak
puncak keaktifan dalam aktifitas terdapat hubungan yang bermakna antara
sosial. Selain faktor aktifitas sosial, kuantitas tidur dan daya ingat (p=0,926)
faktor elektronik juga sangat serta tidak terdapat hubungan yang
mempengaruhi kualitas tidur bermakna antara kuantitas tidur dengan
seseorang, seperti akses internet, tingkat konsentrasi (p=0,084).
peralatan elektronik yang ada di Hasil ini juga sama dengan penelitian
kamar tidur seperti televisi, gadget, yang dilakukan oleh Genzel et al (2013)
dan komputer (Syamsoedin, 2015). yaitu kuantitas tidur tidak mempunyai
Wicaksono (2012) dalam hubungan yang bermakna dengan nilai
penelitiannya yang berjudul analisis ujian. Sari (2011) juga mendapatkan
faktor dominan yang berhubungan bahwa tidak terdapat hubungan antara
dengan kualitas tidur pada insomnia dengan prestasi belajar pada
mahasiswa fakultas keperawatan santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul
Universitas Airlangga didapatkan Quran Isy-Karima Karanganyar.
ternyata stress juga dapat Hal ini berbeda dengan teori yang
mempengaruhi kualitas tidur menyatakan bahwa gangguan tidur
seseorang. meningkatkan beberapa perubahan yang
Selain faktor stress, depresi terjadi diantara sel-sel saraf di otak.
dan ansietas terdapat faktor lain yang Perubahan tersebut terjadi di bawah
dapat mempengaruhi kualitas tidur kendali otak yang mengatur perilaku,
seseorang, seperti penyakit, belajar, dan mengingat. Kurang tidur
lingkungan, kelelahan, alkohol, berpengaruh buruk bagi otak saat kita
makanan dan minuman (Potter & memerlukannya untuk melakukan tugas
Perry, 2005). Oleh karena itu perlu tingkat tinggi misalnya berfikir. Sebagian
penelitian lebih lanjut untuk dari otak akan bekerja berlebihan pada
memastikan faktor-faktor yang dapat saat orang mengalami kurang tidur,
mempengaruhi kualitas tidur dan biasanya hanya satu yang masih aktif dari
kuantitas tidur di kalangan seluruh area otak. Ini merupakan fungsi
mahasiswa PSIK UR. yang rumit, termasuk diantaranya
memperbaharui kerja ingatan,
B. Analisa Bivariat merencanakan, memperhatikan,
Pada penelitian ini didapatkan bahwa menentukan waktu, menghadapi situasi
tidak ada hubungan antara kualitas tidur yang tidak terduga, dan kemampuan
dan kuantitas tidur terhadap prestasi verbal (Rafknowledge, 2004).
belajar, kualitas tidur (p > 0,05) dan Perbedaan dengan teori tersebut bisa
1182
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan keterampilan sosial.


diantaranya pengaruh keluarga dan Penelitian Taras (2005) bahwa
kebudayaan, peranan konsep diri, aktivitas fisik akan meningkatkan prestasi
pengakuan dan intelegensi (Rola, 2006). belajar. Aktivitas fisik berhubungan
Menurut Prasadja (2009) penurunan dengan peningkatan kesehatan secara
kualitas tidur dapat mempengaruhi keseluruhan serta dapat meningkatkan
kemampuan mental seseorang, namun kemampuan sosialisasi dan kesehatan
kemampuan untuk menghafal pada usia mental. Soemanto (2006) juga
dewasa muda mungkin masih optimal. menambahkan faktor yang
Pada usia dewasa muda irama mempengaruhi prestasi belajar yaitu
sirkadian tubuh akan berubah-ubah, dan konsep diri, locus of control, motivasi
tubuh akan menyesuaikan jam tidur hasil belajar. Penelitian yang dilakukan
dengan aktifitas yang dilakukan setiap oleh Daruyani (2013) bahwa jalur masuk,
hari, pola tidur yang berubah-ubah pilihan jurusan, tempat tinggal, metode
disebabkan oleh kesibukan dan tuntutan belajar, hubungan mahasiswa dengan
pekerjaan. Jam tidur yang berubah-ubah teman, hubungan mahasiswa dengan
pada dewasa muda tidak begitu keluarga serta motivasi belajar sangat
mengganggu mental dan kemampuan mempengaruhi prestasi belajar
dalam berkonsentrasi. Berbeda pada mahasiswa.
anak-anak, tidur akan mempengaruhi Selain faktor motivasi dan metode
perkembangan dan kemampuan otak belajar, kesiapan belajar mahasiswa,
anak, karena pada saat tidur pertumbuhan kemandirian dan lingkungan belajar juga
dan perkembangan organ-organ tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi
anak-anak akan berkembang dengan belajar mahasiswa (Saputri, 2013).
pesat (Prasadja, 2009). Dalam hal ini mungkin metode belajar
Setiap orang memiliki jam biologis dan lingkungan belajar yang
yang berbeda-beda. Untuk mereka yang mempengaruhi prestasi belajar
memasuki usia 20 tahun, umumnya akan mahasiswa walaupun kebanyakan
sulit untuk bisa tidur jam 10 malam. mahasiswa di PSIK UR memiliki kualitas
Karena pada usia remaja sampai dewasa tidur dan kuantitas tidur yang buruk.
muda, mempunyai jam biologis yang Namun hal ini perlu diteliti lebih lanjut
sangat khas. Remaja dan dewasa muda bagaimanakah pengaruh lingkungan
ketika jam 10 malam, otak justru dalam belajar dan metode belajar yang ada di
keadaan segar dan penuh kreativitas. PSIK UR terhadap prestasi belajar
Inilah waktu yang tepat sebenarnya untuk mahasiswa.
mereka bekarya dan belajar. Karena
sebenarnya dewasa muda akan PENUTUP
mengantuk setelah lewat tengah malam. Kesimpulan
Artinya jika seorang dewasa muda tidur Hasil penelitian tentang hubungan
lewat jam tengah malam hal ini adalah kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan
normal (Prasadja, 2009). prestasi belajar mahasiswa, diketahui
Kualitas tidur dan kuantitas tidur pada bahwa responden memiliki kualitas tidur
dewasa muda bukan faktor utama yang yang baik hanya 32 (17,8%) orang dan
mempengaruhi prestasi belajar yang mahasiswa yang memiliki kuantitas tidur
diperoleh mahasiswa. Menurut Sarwono yang buruk sebanyak 162 (82,2%). Untuk
(2004) prestasi belajar juga dipengaruhi kuantitas tidur didapatkan jumlah
oleh beberapa faktor yaitu kualitas dari mahasiswa yang memiliki kuantitas tidur
pengalaman belajar (kurikulum, cara yang cukup dan kuantitas tidur kurang
penyampaian pelajaran dan hubungan hampir sama yaitu 95 (48,2%) orang
dengan guru), toleransi terhadap stress untuk kuantitas tidur yang cukup dan 102
1183
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1
(51,8%) orang yang memiliki kuantitas Jaka Sarfriyanda: Mahasiswa Program
tidur yang kurang. Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
Berdasarkan hasil uji statistik dapat Indonesia
2
disimpulkan tidak ada hubungan antara Ns. Darwin Karim, S.Kep., M.Biomed:
kualitas tidur dengan prestasi belajar (p Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
value : 0,284 > 0,05), dan tidak ada Medikal Bedah Program Studi Ilmu
hubungan kuantitas tidur dengan prestasi Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
3
belajar (p value : 0,244 > 0,05). Ns. Ari Pristiana Dewi, S. Kep., M. Kep:
Saran Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
Bagi Bidang ilmu keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan
khususnya bidang keperawatan medikal Universitas Riau, Indonesia
bedah hendaknya mengembangkan
keilmuan tentang faktor yang
mempengaruhi pencapaian nilai DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa yang juga berkaitan dengan Aini, N. (2011). Hubungan pola tidur dengan
tidur. Bagi institusi yang telah diteliti prestasi belajar pada siswa SMA
tentang kualitas tidur dan kuantitas tidur Dharma Pancasila Medan. Scholarly
kepada mahasiswa hendaknya dapat article, 22-27.
merekomendasikan kepada para dosen
pembimbing akademik (PA) untuk Daruyani, S. (2013). Faktor-faktor yang
memberikan nasehat kepada mahasiswa mempengaruhi indeks prestasi
untuk dapat mengatur waktu tidur dengan mahasiswa fsm Universitas
baik. Diponegoro semester pertama dengan
Bagi hendaknya dapat lebih baik lagi metode regresi logistik biner.
mengatur waktu tidur, walaupun dalam Scholarly article.
penelitian ini tidak ditemukan adanya Deshinta. (2009). Hubungan kualitas tidur
hubungan antara kualitas tidur dan dengan tekanan darah pada remaja
kuantitas tidur dengan prestasi belajar. usia 15-17 Tahun di SMA Negeri 1
Namun kualitas tidur yang buruk dan Tanjung Morawa. Universitas
kuantitas tidur yang kurang dapat Sumatera Utara
menyebabkan gangguan mood secara http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
umum. Bagi peneliti berikutnya sangat 23456789/14277/1/10E00044.pdf.
disarankan untuk dapat meneliti tentang diakses 20 Mei 2015.
faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas tidur dan kuantitas tidur pada Foundation, N. S. (2011).
mahasiswa khususnya mahasiswa PSIK http://sleepfoundation.org. Diakses
UR. Juni 9, 2015
Genzel, L., et al. (2013) Sleep timing is more
UCAPAN TERIMAKASIH important than sleep lenght or quality
Terimakasih kepada Universitas Riau dan for medical school performance.
Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah Chronobiology International, 1-6.
memberikan kesempatan untuk dapat Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perawatan.
mempublikasikan skripsi ini. Jakarta: Gunung Mulia
Hidayat, A. A. A. (2007). Pengantar konsep
dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

1184
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Hidayat, A. A. A., & Uliyah, M. (2008). Rola, F. (2006). Hubungan konsep diri
Keterampilan dasar praktek klinik dengan motivasi berprestasi pada
untuk kebidanan. Jakarta: Salemba remaja. Scholarly article.
Medika. Russel, J. D. (2011). Instructional technology
Listiani, P. (2005). Pengaruh kedisiplinan and media for learning. Jakarta:
siswa dan iklim sekolah terhadap Kencana Pernada Media Group
prestasi belajar siswa kelas II SMK Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan
Negeri Semarang, Fakultas Teknik, (ed. 2). (Tri Wibowo B. S.,
Universitas Negeri Semarang. Di Penerjemah). Jakarta: Kencana.
akses tanggal 6 januari 2015, dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/s Saputri, D. (2013). Pengaruh kesiapan,
kripsi/import/640.pdf. kemandirian dan lingkungan belajar
terhadap prestasi akademik mahasiswa
Liu, X., Zhao, Z. M., Jia, C. P., & Buysee, D. pendidikan. Scholarly article.
J. M. (2008). Sleep pattern and
problem among chinese Sari, A. W. (2011). Hubungan antara insomnia
adolescents. Pediatrics, 1167-1172. dengan prestasi belajar pada santri di
madrasah aliyah tahfidzhul Quran Isy-
Manalu, A. N. (2013). Hubungan kualitas Karima Karanganyar. Scholarly
tidur dengan tekanan darah mahasiswa Article,11-15.
kedokteran angkatan 2012. Scholarly
articles. Sarwono, S. W. (2004). Psikologi remaja.
(edisi revisi 8). Jakarta: Raja Grafindo
Marpaung, P. P. (2013). Gambaran lama tidur Pustaka
dengan prestasi belajar siswa.
Scholarly article, 545-549.. Sastroasmoro, S. (2010). Dasar-dasar
metodelogi penelitian klinis (ed. 3).
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Jakarta: Sagung Seto
penelitian kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
Fundamental keperawatan. Jakarta: Sulistiana. (2013). Pengaruh gender, gaya
Salemba Medika. belajar, dan reinforcement guru
terhadap prestasi belajar fisika siswa
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). kelas XI SMA Negeri Sekabupaten
Fundamental keperawatan (ed. 7 vol. Purworejo tahun pelajaran 2012/2013.
2). Jakarta: Salemba Medika. Scholarly article, 104-106.
Prasadja, A. (2009). Ayo bangun dengan Syamsoedin, W. K. (2015). Hubungan durasi
bugar karena tidur yang benar. penggunaan media sosial dengan
Jakarta: Penerbit Hikmah kejadian insomnia pada remaja di
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan SMA Negeri 9 Manado. Scholarly
gangguan tidur lainnya. Jakarta: Elex article, 6-8.
Media Komputindo. Taras, H. (2005). Physical activity and student
Rasyid. (2011). The relationship of quantity performance at school. J.Sch Health.
of sleep, concentration and short term Wicaksono, D. W. (2012). Analisis faktor
memory capability in the students of dominan yang berhubungan dengan
Brawijaya University. Scholarly kualitas tidur pada mahasiswa
article. Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga. Scholarly Article, 4-6.

1185

You might also like