You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KANKER SERVIKS

I. LATAR BELAKANG

Tahun 2030 Penderita Kanker di Indonesia meningkat menjadi tujuh kali


lipat. Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari
berbagai data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun
lembaga-lembaga kanker. Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan
terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah
penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan ibu dan remaja
di Br. Kraman, Abiansemal, Badung seluruhnya mengetahui dan
memahami tentang kanker ovarium.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :

a. Menjelaskan pengertian kanker ovarium dengan tepat.


b. Menyebutkan penyebab kanker ovarium dengan benar.
c. Menyebutkan jenis/klasifikasi kanker ovarium dengan
benar.
d. Menyebutkan tanda dan gejala kanker ovarium dengan
benar.
e. Menyebutkan deteksi dini kanker ovarium dengan tepat.
f.Menjelaskan penanganan kanker ovarium dengan benar.

III. MATERI
Materi yang dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian kanker ovarium
2. Penyebab kanker ovarium
3. Jenis/klasifikasi kanker ovarium
4. Tanda dan gejala kanker ovarium
5. Deteksi dini kanker ovarium
6. Penanganan kanker ovarium

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. ALAT/MEDIA/SUMBER
1. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. Power Point
2. Alat
a. Meja
b. Kursi
3. Sumber
Bali Homepetshop. 2013. LP Kanker Ovarium. Available:
https://www.scribd.com/doc/137496612/Lp-Kanker-Ovarium.
Diakses tanggal 1 November 2014.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC:
Jakarta.
Karunianingrum. 2013. LP CA Ovarium. Available:
https://www.scribd.com/doc /188788522/LP-CA-OVARIUm.
Diakses tanggal 1 November 2014.
Prisma, Etika. 2010. LP CA Ovarium. Available: http://scribd.
Com/doc/188788522. Diakses tanggal 31 Oktober 2014.

Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan


Suddarth. Volume 3. Jakarta : EGC

VI. SASARAN
Remaja dan ibu-ibu sebanyak 40 orang.

VII. WAKTU
Hari : Senin
Tanggal : 3 November 2014
Waktu : 08.00 - 08.45 WITA

VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Br. Kraman, Abiansemal, Badung, dengan
setting tempat:
Keterangan:

Penyuluh dan Peserta dalam


penyuluhan duduk
berhadapan.

= Penyaji

= Moderator

= Undangan
IX. RENCANA EVALUASI
A. Struktur
1. Persiapan Media = Peserta
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan
semua lengkap dan bisa digunakan saat ceramah dan tanya jawab.
Media yang digunakan adalah :
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. Power Point
2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan antara lain.
a. Meja
b. Kursi
3. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah, dan ditulis pada power
point dan leaflet untuk mempermudah penyampaian kepada siswa.
4. Undangan/Peserta Penyuluhan
Remaja dan ibu-ibu sebanyak 40 orang.
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan mengenai kanker ovarium berlangsung lancar
dan sasaran mengerti tentang penyuluhan yang diberikan.
2. Kehadiran peserta diharapkan sekitar 70%.
3. Peserta yang meninggalkan tempat diharapkan sekitar
10%.
4. Peserta aktif mendengarkan materi diharapkan sekitar 10%.
5. Keaktifan peserta dalam bertanya diharapkan sekitar 10%.
C. Hasil
1. Jangka Pendek
a. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian kanker
ovarium (10 % ).
b. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan penyebab kanker
ovarium (15 % ).
c. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan jenis/klasifikasi
kanker ovarium dengan tepat (15 % ).
d. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala
kanker ovarium (15 %).
e. Peserta penyuluhan dapat mengetahui deteksi dini kanker
ovarium (25 % ).
f. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan penanganan kanker
ovarium (20 %).
2. Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan remaja dan ibu-ibu mengenai kanker
ovarium dan berusaha melakukan pencegahan dini terhadap kanker
ovarium.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

KANKER OVARIUM

A. PENGERTIAN
Ca Ovarium (kanker ovarium) adalah kanker yang berkembang di sel- sel
yang menunjang ovarium, termasuk sel epitel permukaan, sel germinal, dan sel
setroma. Sel- sel yang bermetastasis dari organ lain menuju ovarium, tidak
dikatakan sebagai kangker ovarium. (Syafrudin, Hamidah, 2009)
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering
dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price, 2005;1297)
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,
mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam.
(Smeltzer & Bare, 2002).

B. PENYEBAB
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial.
Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin
dan faktor genetik (Price, 2005;1297).
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam
lingkungan, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu
dianggap mungkin menyebabkan kanker.
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang
nulipara, menarke dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang
lambat, dan tidak pernah menyusui. Penggunaan kontrasepsi oral tidak
meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi pengganti
astrogen (ERT) pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan
dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium
c. Faktor genetik
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi
penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang
menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan
untuk menderita kanker ovarium.

C. JENIS KLASIFIKASI KANKER OVARIUM

Lebih dari 30 neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium


dikelompokkan dalam 3 kategori besar ( Price, 2005;1297) yaitu :
1. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium. Pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak.
Karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOCs : Epitelial
ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85
90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium.
Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas
teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau
tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).
2. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,
umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi
ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,
dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor
germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum
era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium
germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 %
pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas
dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel
sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.

D. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker
ovarium adalah sebagai berikut :
a. Haid tidak teratur
b. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan
pada payudara
c. Menopause dini
d. Dispepsia
e. Tekanan pada pelvis
f. Sering berkemih dan disuria
g. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak
enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi.
h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal
vagina skunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan
estrogen
(Smeltzer, 2001;1570)

E. DETEKSI DINI KANKER OVARIUM

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan


harapan hidup akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini
digunakan sebagai penyaring kanker ovarium adalah:
1. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan
ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun
pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker
ovarium.
2. Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk
membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat,
melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi
keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini
rendah.
3. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan
untuk menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium,
wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125
(>35/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai
50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause, kehamilan,
endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista
ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

F. PENANGANAN

a. Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan
operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi,
radioterapi, dan imunoterapi.
b. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
1) Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ
sekitarnya
2) Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan
kedua saluran tuba fallopii
3) Omentektomi yaiut mengangkat lipatan selaput pembungkus perut
yang memanjang dari lambung ke alat-alat perut
c. Radioterapi
Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada
rongga peritoneal digunakan pada wanita dengan kanker ovarium tahap
awal (stadium I dan II). Isotop radioaktik (P32) digunakan sebagai terapi
residual kanker pada rongga peritoneum. Pasien yang memiliki residu
penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi
P32 ini.
d. Kemoterapi
Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara
sistematik menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin,
karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan hasil
yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan, kombinasi
terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid meningkatkan
respon terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan hidup.
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan
1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak
memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6
seri dengan interval 3 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan
terhadap efeh samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum
tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran
cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Metode terapi utama
yaitu:
1) Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui
insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu
diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus
posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen.
Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-
4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan
hingga 42C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu
melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-
12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan
pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2
kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak
diberikan lidokain intraperitoneal.
2) Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga
pelvis, abdomen, suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu,
serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen
kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat
timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda
spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan
berdampak buruk.
3) Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak
peduli itu lesi primer atau metastasis rongga pelvis dan dinding
abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini
setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih
keci dibandingkan operasi.
4) Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan
kateter hingga mencapai arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran
kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi
dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata
49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi
argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56
tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah
terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total,
hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.
e. Untuk Kanker ovarium epitelial :
1) Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat
diferensiasi baik sampai sedang, operasi salpingo-ooforektomi
bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau
disertai histerektomi abdominal total (pengangkatan uterus) dan
sebagian jaringan abdominal, harapan hidup selama 5 tahun
mencapai 90%, pada stadium I dengan diferensiasi buruk atau
stadium IC pilihan terapi berupa: radioterapi, kemoterapi
sistemik. histerektomi total abdominal.
2) Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi
atau radioterapi, dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu
remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80 %.
3) Stadium III dan IV: sedapat mungkin massa tumor dan
daerah metastasis sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa
pengeluran asites, omentektomi, reseksi daerah permukaan
peritoneal, dan usus, jika masih memungkinkan salpingo-
ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan
atau radioterapi.
f. Kanker ovarium germinal :
Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker
ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi. Tumor sel germinal
lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan kemoterapi.
g. Kanker ovarium stromal :
Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Kombinasi standar
sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau carboplatin),
CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide +
carboplatin).

Lampiran 2

EVALUASI

Pertanyaan :

1. Jelaskan pengertian kanker ovarium!


2. Jelaskan penyebab kanker ovarium!
3. Sebutkan jenis/klasifikasi kanker ovarium !
4. Sebutkan tanda dan gejala kanker ovarium !
5. Jelaskan mengenai deteksi dini kanker ovarium !
6. Bagaimana penanganan dari kanker ovarium !

Jawaban :
1. Pengertian CA Ovarium
Ca Ovarium (kanker ovarium) adalah kanker yang berkembang di sel- sel
yang menunjang ovarium, termasuk sel epitel permukaan, sel germinal, dan sel
setroma. Sel- sel yang bermetastasis dari organ lain menuju ovarium, tidak
dikatakan sebagai kangker ovarium. (Syafrudin, Hamidah, 2009)
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering
dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price,
2005;1297).
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,
mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam.
(Smeltzer & Bare, 2002).

2. Penyebab
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial.
Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin
dan faktor genetic.
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan,
dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap
mungkin menyebabkan kanker.
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang
nulipara, menarke dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang
lambat, dan tidak pernah menyusui.
c. Faktor genetic

3. Jenis Klasifikasi Kanker Ovarium

Tumor ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu :

a. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium. Pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak.
Karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOCs : Epitelial
ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85
90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium.
b. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,
umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi
ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,
dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor
germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun.
c. Tumor stromal
Jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor
theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat
keganasan yang rendah.

4. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker
ovarium adalah sebagai berikut :

a. Haid tidak teratur


b. Darah menstruasi yang banyak dengan nyeri tekan pada payudara
c. Menopause dini
d. Dispepsia
e. Tekanan pada pelvis
f. Sering berkemih dan disuria
g. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak
enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi.
h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal
vagina skunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan
estrogen

5. Deteksi Dini Kanker Ovarium


a. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan
ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun
pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker
ovarium.
b. Ultrasounografi (USG)
c. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan

untuk menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium,.

6. Penatalaksanaan

a. Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan
operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi,
radioterapi, dan imunoterapi.
b. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
1) Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ
sekitarnya
2) Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan
kedua saluran tuba fallopii
3) Omentektomi yaiut mengangkat lipatan selaput pembungkus perut
yang memanjang dari lambung ke alat-alat perut
c. Radioterapi
d. Kemoterapi
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan
kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler. Metode terapi utama yaitu:
1) Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal.
2) Imunoterapi intraperitoneal
3) Krioablasi argon-helium
4) Terapi intra-arteri
e. Untuk Kanker ovarium epitelial :
1) Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik
sampai sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi
pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi
abdominal total (pengangkatan uterus).
2) Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau
radioterapi.
3) Stadium III dan IV: sedapat mungkin massa tumor dan daerah
metastasis sekitarnya diangkat.
f. Kanker ovarium germinal :
Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker
ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.
g. Kanker ovarium stromal :
Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

You might also like