You are on page 1of 6

PERAWATAN LUKA BERSIH

nda Paliatif Perawatan Paliatif Merawat Luka

Merawat
Luka
Tidak sedikit penderita kanker yang menderita luka-luka karena berbagai sebab: bekas operasi,
efek radiasi , terlalu lama berbaring, terjatuh, atau pertumbuhan sel-sel kanker sampai ke luar
kulit. Sebagian di antaranya merupakan luka kronis yang tidak sembuh dalam waktu 14 hari.
Supaya tidak menimbulkan infeksi dan menjadi semakin parah, luka memerlukan perawatan
khusus.

Luka Baru

Luka baru, terutama yang kotor, sebaiknya dibersihkan dengan air dan sabun. Kemudian segera
dikeringkan dengan kain bersih, bukan tisu, sebab serpihan tisu yang menempel di atas luka dapat
menjadi tempat kuman berkembang biak, sehingga menghalangi tumbuhnya jaringan granulasi
dan jaringan epitel yang akan menutup luka.

Bila lukanya dangkal dan terdapat di bagian tidak bergerak, ada baiknya dibiarkan terbuka. Cara
ini membuat proses penyembuhan berjalan lebih cepat. Antiseptik atau salep antibiotik tidak
diperlukan, bila lukanya bersih.

Bila lukanya dalam atau kotor sebaiknya ditutup dengan kasa steril; jangan menggunakan kapas
atau tisu dengan alasan sama seperti di atas. Bila ada perdarahan segera hentikan dengan
menekan tempat keluarnya darah menggunakan kain kasa steril yang dingin (atau sambil
dikompres dengan es), dan baru dilepas bila perdarahan sudah berhenti.

Menggunakan antiseptik untuk luka segar dapat dibenarkan untuk membunuh kuman. Kadang
dipakai salep antibiotik, tetapi sebaiknya tidak dilakukan pada tiap luka, untuk mencegah kuman
menjadi kebal.

Jika luka yang terjadi cukup besar, mengalami perdarahan cukup banyak, mengalami perdarahan
di dalam, atau menampakkan tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, bernanah), sebaiknya segera
dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Luka Operasi

Untuk mempercepat penyembuhan, luka bekas operasi sebaiknya dijaga agar tidak terkena air.
Untuk itu penderita disarankan tidak mandi, cukup menyeka tubuhnya. Perawatan luka dilakukan
oleh dokter/paramedis di rumah sakit. Biasanya perban baru dibuka setelah beberapa hari, saat
dokter mengangkat benang jahitan. Tetapi jika perban basah, berdarah, atau kulit di sekitar luka
memerah dan nyeri, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Luka Kronis
Normalnya, sebuah luka (termasuk luka operasi) akan sembuh dalam waktu maksimal 14 hari.
Tetapi luka akibat pertumbuhan sel kanker, luka bakar, luka akibat diabetes, atau luka akibat
terlalu lama berbaring, sulit diharapkan sembuh dalam jangka waktu tersebut.

Luka kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus lapisan dermis dan/atau
epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak beraturan. Sel kanker
yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang keras, sukar digerakkan, berbentuk
seperti jamur atau bunga kol, mudah terinfeksi, jika tersentuh mudah berdarah. Tidak jarang
benjolan ini kemudian pecah menjadi luka terbuka, mengeluarkan lendir/cairan, dan berbau tidak
sedap.

Prinsip-prinsip Perawatan Luka

Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka kronis semacam ini. Prinsip pertama menyangkut
pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan
teknikswabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih
yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.

Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot
lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika
memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000
(1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat
1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.

Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak
fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan
menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah
feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi
alergi.

Norit juga sering dianjurkan untuk ditaburkan di luka kronis basah, mengandung nanah, dan sulit
sembuh. Untuk ini sebaiknya dipakai bubuk norit halus bersih dari botol, bukan dari gerusan
tablet. Dokter akan memberi petunjuk lebih jauh tentang hal ini, atau memberi resep tersendiri
sesuai kondisi luka.

Prinsip kedua menyangkut pemilihan balutan. Pembalut luka merupakan sarana vital untuk
mengatur kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebih, mencegah infeksi, dan membuang
jaringan mati.

Memilih Pembalut

Saat ini ada berbagai macam pembalut luka modern yang bisa dipakai sesuai kondisi/kebutuhan
luka masing-masing. Di antaranya, pembalut yang mengandung calsium alginate, hydroactive
gel, hydrocoloid, nystatin, dan metronidazole. Dengan pembalut semacam ini, luka tidak perlu
dibuka dan dibersihkan setiap hari, cukup beberapa hari sekali.

Calsium alginate yang berbahan rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan
luka. Karenanya dapat menyerap cukup banyak cairan luka, merangsang proses pembekuan
darah, dan mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.

Hydroactive gel dapat membantu proses pelepasan jaringan mati (nekrotik). Sedang hydrocoloid
yang berbentuk lembaran tebal/tipis atau pasta dapat mempertahankan kelembaban luka,
menyerap cairan, menghindari infeksi. Cocok untuk luka yang merah, bengkak, atau mengalami
infeksi.

Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk
mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi bau tidak
sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang juga berfungsi menyerap
cairan dan mengontrol bau tidak sedap.

Ada juga pembalut yang mengandung aquacel, yang terbuat dari selulosa berdaya serap sangat
tinggi; atau pembalut mengandung campuran zinc dan metronidazole yang dapat membantu
pelepasan jaringan mati, menjaga kelembaban, mengurangi bau, dan mudah dibuka. Tetapi
pembalut jenis ini tidak boleh digunakan pada saat radiasi.

Tanpa pembalut-pembalut modern itu, kasa steril dan obat luka yang diberikan dokter sudah
cukup. Yang penting bersihkan luka, keringkan (termasuk kalau berdarah, bersihkan dulu
darahnya), obati, kemudian tutup dengan kasa steril dan perekat.

Tetapi ada juga luka kanker yang tidak perlu ditutup pembalut. Misalnya luka di dalam mulut dan
tenggorokan akibat kanker nasofaring, atau akibat kemoterapi dan radiasi di area kepala-leher-
dada. Untuk mencegah infeksi Anda bisa menggunakan obat kumur yang mengandung
mycostatin dan garam, atau membuat sendiri obat kumur dari campuran sendok teh baking
soda dan sendok teh garam dilarutkan dalam segelas besar air hangat.

Prinsip perawatan luka yang lain adalah tidak boleh membuat sebuah luka menjadi luka baru
(berdarah) lagi, karena itu berarti harus memulai perawatan dari awal lagi. Juga, harus bisa
mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mengontrol perdarahan, mencegah
infeksi, mengurangi nyeri , dan merawat kulit di sekitar luka.

Yang penting diperhatikan dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci
tangan dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka,
menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering. Hindari tindakan menggaruk luka
atau kulit di sekitar luka.

Segeralah berkonsultasi ke dokter jika ada tanda-tanda infeksi, yaitu kulit di sekitar luka
berwarna merah, bengkak, suhu tubuh meningkat, nyeri, mengeluarkan bau tidak sedap (yang
berbeda dari biasanya), mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan, atau
mengalami perdarahan yang sulit dihentikan.

Lepas dari itu semua, mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang akan mempercepat
penyembuhan luka. (Titah Rahayu/rumahkanker.com )
August 30, 2009 by keperawatankita 2 Comments

TUJUAN :

o Mempercepat penyembuhan

o Mencegah infeksi

o Memberi rasa nyaman

PERSIAPAN ALAT :

ALAT STERIL :

o Duk steril

o Instrumen set ( 2 set)

o Sarung tangan
o Bethadin 10 %

o Sofratul

o Kain kasa

o Alkohol

ALAT TIDAK STERIL :

o Bengkok

o Tempat kotoran

o Tempat larutan lysol / saflon

o Pembalut

o Gunting verban

o Plester / Hepafik

o Perlak pengalas

SEMUA DITEMPAT PADA TROLI PERAWATAN


CARA KERJA :

Perawat cuci tangan, alat-alat disiapkan

Pasien diberitahu, atur posisi pasien senyaman dan semudah mungkin

Penutup & kasa diangkat / digunting dimasukan dalam bengkok tempat sampah ( pincet diletakan
pada tempat on direndam larutan lisol / saflon)

Luka dibersihkan dengan kasa bethadin memakai alat steril, searah dari dalam keluar

Kasa kotor dibuang pada tempatnya

Observasi keadaan luka

Luka diberi obat (Sofratul) tutup kasa memakai alat steril(jaga kasa tidak melekat langsung pada luka
tutup rapat dengan hepafik

Alat-alat dibereskan, pasien dirapikan.

Perawat cuci tangan

Dokumentasi

You might also like