You are on page 1of 12

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

LAPORAN
INTERPRETASI DATA GEOLISTRIK RESISTIVITY
DAERAH STADION MINI UHO
KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH

BONDAN FEBRIARTA
R1A116050

KENDARI
2017
A. Latar Belakang

Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan


menggunakan prinsip-prinsip atau metode-metode fisika yang pengukurannya
dilakukan di atas permukaan bumi untuk mengetahui keadaan bawah permukaan
bumi. Salah satu metode yang digunakan dalam pengukuran geofisika adalah
metode geolistrik.
Bumi tersusun atas lapisan-lapisan tanah atau batuan yang memilki nilai
resistivitas tertentu dan berbeda antara satu dan lainnya. Nilai resistivitas ini dapat
diketahui dengan menghubungkan sebuah catu daya dengan sebuah Ampeter dan
elektroda arus untuk mengukur sejumlah arus yang mengalir ke dalam tanah.
Selanjutnya ditempatkan dua elektroda potensial dengan jarak a untuk mengukur
perbedaan potensial antara dua lokasi. Metode ini disebut dengan metode geolistrik
tahanan jenis. Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad
Schlumberger pada tahun 1912.
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang sering digunakan dalam
penelitian. Metode geolistrik cukup sederhana dan murah. Metode geolistrik
merupakan metode yang menggunakan prinsip aliran arus listrik dalam menyelidiki
struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik mengalir di dalam tanah melalui
batuan-batuan dan sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang
terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, metode geolistrik dapat digunakan pada
penentuan aquifer, kontaminasi air tanah, penyelidikan mineral, survei arkeologi
dan deteksi hotrocks pada penyelidikan panas bumi serta penelitian untuk
mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk fondasi bangunan. Pengukuran
resisitivitas batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti homogenitas batuan,
kandungan air, porositas, permeabilitas dan kandungan mineral lainnya.
Berdasarkan seluruh materi yang telah dipelajari di perkuliahan khususnya
materi mengenai geolistrik, untuk menerapkannya secara langsung maka harus
diadakan praktikum lapangan. Kemampuan untuk mengakuisisi, memprocessing,
dan menginterpretasi data geolistrik merupakan hal yang paling mendasar atau
kemampuan yang paling mendasar bagi seorang ahli geofisika. Oleh karena itu
Universitas Halu Oleo sebagai kampus yang didalamnya menghadirkan program
mata kuliah Geofisika Lapangan, dalam proses pembelajarannya menginginkan
para mahasiswanya untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan
khususnya materi mengenai geolistrik dengan mengadakan Praktikum Lapangan
sebagai salah satu agenda yang wajib diikuti para mahasiswa jurusan Teknik
Geofisika.

B. Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum Geofisika Lapangan dilaksanakan pada hari minggu tanggal 18


Juli 2017. Praktikum lapangan ini terletak di Stadion Mini Universitas Halu Oleo
Kelurahan Kambu Kecamatan Andonohu Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.

C. Alat dan Bahan

Tabel Alat dan Bahan Praktikum Geofisika Lapangan

No. Alat dan Bahan Fungsi


Untuk menghantarkan arus ke bawah
1. Elektroda
permukaan bumi.
2. Accu Sebagai sumber tegangan.
3. Palu Untuk menancapkan elektroda.
Untuk mengukur nilai beda potensial, arus,
Alat Geolistrik
4. dan menginjeksikan arus ke bawah
Resistivity
permukaan.
5. Alat Tulis Untuk mencatat data.
Sebagai penghubung antara elektroda dan
6. Kabel
alat geolistrik resistivity.
7. Payung Untuk melindungi alat dari panas matahari.
D. Tinjauan Pustaka

Geolistrik merupakan salah satu metode Geofisika untuk mengetahui


perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik DC yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.
Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda arus A dan B yang
ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda
AB akan meyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik
dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan
menggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah elektroda tegangan M
dan N yang jaraknya lebih pendek dari jarak elektroda AB. Bila posisi jarak
elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada
elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut
terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar (Broto dan Afifah, 2008).
Arus listrik adalah gerak muatan negatif (elektroda) pada materi dalam
proses mengatur diri menuju ke arah kesetimbangan. Peristiwa ini terjadi bila
materi mengalami gangguan karena adanya medan listrik. Bila medan listrik
arahnya selalu tetap menuju ke satu arah, maka arus listrik yang mengalir akan tetap
juga arahnya dan begitu juga dengan sebaliknya. Metode geolistrik mengalirkan
arus DC ke dalam bumi dan akan mencatat nilai dari potensial listrik serta akan
menghitung nilai dari hambatan jenis dari suatu batuan. Potensial listrik
didefinisikan sebagai energi potensial persatuan muatan.
Metode resistivitas memanfaatkan sebuah sifat alami arus listrik di dalam
bumi berupa titik arus di dalam bumi yang akan mengalirkan arus ke segala arah
dan membentuk suatu permukaan bola dengan titik yang memiliki besar arus yang
sama disebut titik equipotensial.
E. Akuisisi Data

Langkah langkah akuisisi data di lapangan :


1. Langkah pertama yang dilakukan saat berada di titik pengukuran, yakni
menentukan titik tengah pengukuran dan dapat ditandai dengan
elektroda atau alat lainnya. Resistivitymeter diletakkan di dekat titik
tengah tersebut
2. Elektroda arus dan potensial ditancapkan pada bentangan terpendek
yang direncanakan.
3. Menyambungkan Elektroda dengan Resistivitymeter dengan
menggunakan kabel.
4. Resistivitymeter dihubungkan dengan sumber energy (aki). Cara
pemasangan aki terlebih dahulu menghubungkan kutub negatif (-) baru
kemudian kutub positif (+).
5. Menghidupkan Resistivitymeter dan diatur pengaturan alatnya.
6. Untuk melakukan pengukuran, tekan dan tahan tombol inject pada
Resistivitymeter. Tahan hingga muncul tanda HD pada layar potensial.
7. Nilai arus listrik (current) yang terbaca segera dicatat.
8. Untuk menentukan nilai potensial listrik, digunakan pemutar kasar dan
pemutar halus. Setelah selesai diatur, kemudian dicatat nilai potensial
listrik.
9. Meengulangi langkah 1-8 untuk jarak elektroda AB dan MN yang
berbeda.

F. Processing Data

Processing data dilakukan dengan menggunakan software IP2WIN. IPI2win


adalah sebuah software yang didesain untuk mengolah data VES secara otomatis
dan semi otomatis dengan berbagai macam variasi konfigurasi rentangan yang
umum dikenal dalam pendugaan geolistrik. IPI2win digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah geologi sesuai dengan kurva pendugaan yang dihasilkan. Berikut
merupakan tahapan dan hasil pengolahan data geolistrik resistivity menggunakan
software IP2WIN.

1. Penginputan data dan pengolahan data dilakukan secara otomatis


sehingga diperoleh nilai resisitivitas semua yaitu nilai resistivitas
gabungan dari daerah yang dilewati oleh arus listrik.
2. Setelah data diolah dan mendapatkan nilai resisitivtas semu kemudian
klik ok dan data akan diolah ke tahapan selanjutnya untuk didapatkan
jumlah lapisan dan nilai resisitivitas tiap-tiap lapisan tersebut.
3. Setelah didapatkan jumlah lapisan dan nilai resisitivitas dari tiap lapisan,
nilai error pada tahap ini sangat tinggi mencapai 861 % maka dilakukan
tahapan selanjutnya yaitu inversi agar nilai error datanya diperkecil
sehingga menjadi 370 %.
4. Penyajian data jumlah lapisan dan nilai resisitivitasnya dapat
ditampilkan dalam beberapa tampilan seperti berikut
G. Interpretasi Data

Hasil interpretasi dari pengolahan data geolistrik pada titik pendugaan


berlokasi di Lapangan Mini UHO, menunjukan adanya perlapisan. Berdasarkan
hasil pengukuran yang telah diproses menggunakan software IP2WIN
menunjukkan pada daerah pengukuran terdapat 2 perlapisan yang pertama terletak
pada kedalaman 0.223 m dengan nilai resistivitas sebesar 0.16 m dan perlapisan
kedua yang terletak pada kedalaman 1.01 m sampai dengan 193 m dengan nilai
resistivitas berkisar antara 193 m hingga 39692 m. Menurut tabel resistivitas
Telford dan peta geologi lembar Sulawesi Tenggara. Lapisan pertama merupakan
lapisan tanah lempung yang belum mengalami litifikasi yang menjadi topsoil dan
lapisan kedua merupakan batupasir.
Dalam pengolahan data, nilai error yang didapatkan sebesar 370 %. Hal ini
disebabkan oleh keadaan tanah di lapangan yang belum sepenuhnya kering karna
sebelumnya di daerah tersebut terjadi hujan berhari-hari. Hal-hal lain yang
menyebabkan nilai error yang besar adalah sumber daya manusia yang belum ahli
dalam akuisisi data geolistrik karena kegiatan ini merupakan yang pertama kali bagi
kami sehingga data yang diakuisisi nilai errornya sangat besar. Pada saat
pengukuran juga kelurusan elektroda dengan alat geolistrik resistivitas tidak dijaga
dan begitupa dengan penempatan elektroda yang masih kurang tepat.

You might also like