You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN

HIV / AIDS

Nomor : 188.4/ /2017

Revisi Ke : 0

Berlaku Tgl:

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN
JL. Krajan Semawung Daleman, Kec. Kutoarjo Telp. (0275) 641866
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN HIV / AIDS

A.PENDAHULUAN

Pada umumnya permasalahan dalam pengobatan HIV/AIDS sangat


kompleks karena perjalanan penyakit yang cukup panjang dengan sistem
imunitas yang semakin menurun secara progresif dan munculnya beberapa
jenis infeksi oportunistik secara bersamaan.

Permasalahan dalam pengobatan HIV/AIDS adalah Antiretroviral (ARV)


hanya untuk menekan replikasi virus, kepatuhan pasien yang rendah dalam
mengikuti program pengobatan dan harga obat ARV yang mahal.

Berbicara tentang kepatuhan pasien dalam mengikuti program


pengobatan sangat berkaitan erat dengan pelayanan kefarmasian yang baik. Agar
pelayanan kefarmasian untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat berjalan
dengan baik, tentunya apoteker harus mengenal terlebih dahulu HIV/AIDS,
Program Nasional HIV/AIDS dan Kebijakan Penggunaan ARV,Patogenesis, Terapi
ARV untuk Orang Dengan HIV/AIDS, pengelolaan ARV di rumah sakit dan lain
sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, dipandang perlu adanya pedoman
bagi para apoteker.

Diharapkan pedoman pelayanan kefarmasian untuk Orang dengan


HIV/AIDS (ODHA) ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan
apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien ODHA.

B.LATAR BELAKANG
Kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat. Di Indonesia sejak
tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
pada sub populasi tertentu di beberapa provinsi yang memang mempunyai
prevalensi HIVcukup tinggi. Peningkatan ini terjadi pada kelompok orang
berperilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu para pekerja seks komersial dan
pengguna NAPZA suntikan di 6 provinsi: DKI Jakarta, Papua, Riau, Bali, Jabar
dan Jawa Timur(concentrated level of epidemic). Bila masalah ini tidak
ditanggulangi segara,kemungkinan besar epidemi akan bergerak menjadi epidemi
yang menyeluruh dan parah (generalized epidemic).
Kumulatif kasus AIDS diperkirakan sampai pada jumlah 93.968 130.000
pada tahun 2002. Pada tahun 2010, diperkirakan ada 1 juta 5 juta kasus
infeksi HIV di Indonesia Dari jumlah tersebut diperkirakan sebanyak 10.000
ODHA yang membutuhkan ART (Antiretroviral Therapy-Terapi Antiretroviral)
segera.Masalah yang dihadapi dalam penanganan kasus HIV/AIDS adalah
kesulitan dalam mendapatkan obat, mahalnya harga obat (ARV) dan kurangnya
informasi dan pemahaman tentang HIV/AIDS. ARV generik buatan Indonesia
sudah tersedia namun belum didukung oleh kesiapan tenaga medis dan apoteker
dalam mendukung keberhasilan terapi.

Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, diperlukan peran dari


aspek pelayanan kesehatan secara paripurna (komprehensif). Peran dari profesi

farmasi adalah suatu keharusan. Peran tersebut didasarkan pada filosofi

Pharmaceutical Care atau yang diterjemahkan sebagai asuhan kefarmasian

dan menurut International Pharmaceutical Federation merupakan tanggung

jawab profesi dalam hal farmakoterapi dengan tujuan untuk dapat mencapai

keluaran yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Peran apoteker dalam POKJA HIV/AIDS untuk terlibat aktif dalam pelayanan
terpadu ODHA merupakan prakarsa bijaksana demi tercapainya tujuan klien.

C.TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum

mendukung program pencegahan HIV/AIDS Nasional

1. Tujuan khusus
a.Penemuan kasus sedini mungkin
b.Kasus HIV/AIDS termonitoring
c.Masyarakat faham akan penyakit HIV/AIDS
D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian di Puskesmas Sruwohrejo adalah sebagai
berikut:
1. Penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS
E.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan dengan cara:Penyuluhan tentang
penyakitHIV/AIDS
Penyuluhan pencegahan penyakit HIV/AIDS dilakukan sebagai upaya
preventif. Masyarakat diharapkan mengetahui sejak dini apa itu HIV/AIDS.
F.SASARAN
1. Masyarakat
2. Masyarakat suspek
3. Kasus

G.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No KEGIATAN J F M A M J J A S O N D JML

1 Penyuluhan 15
tentang penyakit
HIV/AIDS

H.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan meliputi: hasil kegiatan
yang telah di lakulandi catat dan direkap oleh Pemegang Program,
kemudian dilaporkan kepada PJ P2. Penanggung jawab program merekap
semua laporan dan mengevaluasiya sebagai laporan Kinerja P2. Laporan
Kinerja P2 dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan untuk selanjutnya di
laporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Evaluasi kegiatan dilaksanakan secara periodik oleh PJ P2 melalui :
1. pemantauan kegiatan dengan membandingkan antara rencana/KAK
dan pelaksanaan kegiatan
2. mengidentifikasi pencapaian sasaran/cakupan per kegiatan dan
permasalahannya
3. mengukur tingkat kepatuhan pelaksana terhadap prosedur yang telah
ditetapkan (CR)
Hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada Kepala Puskesmas secara
periodik bulanan melalui pertemuan mini lokakarya lintas program,
meliputi: pencapaian kinerja P2, permasalahan yang ada, dan rencana
tindak lanjutnya.

I.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan kegiatan dilakukan oleh pelaksana dalam buku/catatan
2. Pelaporan dilakukan oleh pelaksana program kepada PJ P2 dengan
membuat laporan bulanan
3. Evaluasi kegiatan meliputi :
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Penyampaian pesan dengan bahasa yang mudah di mengerti sasaran
d. Tercapainya indikator SPM Pemberantasan dan penanggulangan
HIV/AIDS, yaitu:

1. Kasus HIV/AIDS ditemukan


2. Hasil test pack ada
3. Kasus HIV/AIDS ditemukan
4. Masyarakat faham akan akan penyakit HIV/AIDS

Mengetahui, Semawung Daleman, 2017


Kepala UPT Puskesmas Pelaksana Upaya
Semawung Daleman

dr.Cynthiawati Wijono Eni Purwaningsih,S.Kep.Ns


NIP.19610821 1989 01 001 NIP.19730814 199803 2 007

You might also like