Professional Documents
Culture Documents
Indikator adalah suatu alat untuk memberitahu kita mengenai kondisi sesuatu
hal yang ingin kita ketahui. Berkaitan dengan kondisi lingkungan, kita biasa
menggunakan organisme biologis (hewan atau tumbuhan) sebagai indikator (karenanya
disebut bio indikator).
Data yang disediakan oleh organisme indikator dapat digunakan untuk
mengestimasi pengaruh lingkungan dan tingkat potensi bahayanya terhadap mahluk
hidup yang hidup dalam lingkungan tersebut.
Menurut Kovacs (1992), indikator biologi adalah organisme (atau populasi
organisme) yang kehadirannya, vitalitas dan responnya, berubah akibat pengaruh
lingkungan. Selanjutnya dikatakan, data-data yang disediakan oleh organisme
indikator, dapat digunakan untuk mengestimasi tingkat pengaruh lingkungan dan tingkat
potensi bahayanya terhadap makhluk hidup lainnya.
Indikator biologis, dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Nobel et al., 1983
dalam Kovacs, 1992) :
Spesies Indikator : kehadiran atau ketidakhadirannya mengindikasikan adanya
pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu. Spesies dengan sifat toleransi yang
rendah terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut, cocok digunakan. Jika
spesies ini hadir pada suatu kondisi tertentu, ia disebut indikator positif;
sedangkan jika spesies ini menghilang pada suatu perubahan lingkungan
tertentu, ia disebut indikator negatif.
Indikator yang Mengakumulasi (Accumulating indicators), umumnya
menggunakan spesies-spesies yang tahan terhadap senyawa pencemar, karena
mereka dapat mengakumulasi senyawa pencemar dalam jumlah yang besar
(contohnya, logam berat) di dalam jaringan tubuhnya tanpa menimbulkan
kerusakan/gangguan terhadap organisme tersebut.
Organisme Uji (Test Organisms) : spesies-spesies yang cocok digunakan di
dalam studi-studi toksikologis dengan menggunakan senyawa pencemar yang
diberikan.
Spesies Pemantau (Monitoring species), mengindikasikan kehadiran senyawa
pencemar baik dalam kuantitas maupun dalam kualitasnya.
Indikator Biologi, menurut Kovacs (1992), dapat dievaluasi dengan cara berikut :
1. Melalui gejala-gejala makroskopis yang kasat mata
2. Melalui gejala-gejala mikroskopis (kerusakan sitologis)
3. Melalui perubahan-perubahan fisiologis, biokimia dan kimiawi yang terjadi.
Biological Monitoring System (Sistem pemantauan secara hayati) terhadap
pencemaran air, melibatkan pemantauan terhadap terjadinya perubahan respons
fisiologis pada hewan yang hidup dalam perairan.
Kriteria respons fisiologis ikan yang baik digunakan dalam metode pemantauan
hayati tersebut, telah ditetapkan oleh Hodson et al. (1977) sebagai berikut :
a) cepat : paling tidak dalam waktu 6 bulan sudah ada hasil yang dapat diperoleh
b) konsisten : dapat dilakukan pengulangan dan pengukuran pada berbagai situasi;
c) spesifik : variabel percobaan yang lain atau bahan pencemar yang lain tidak
menghasilkan respon yang sama;
d) universal dengan mudah dapat diterapkan pada spesies ikan lainnya;
e) dapat dibandingkan : hasil antara satu pengukuran dengan pengukuran lainnya
dapat dibandingkan sehingga terjadinya perubahan respon fisiologis tidak boleh
terjadi, kecuali jika hal itu berkaitan dengan siklus hidup, dan
f) sensitif : respon telah terlihat saat konsentrasi mendekati konsentrasi efektif
minimum.
LD 50 96 JAM
LC 50 96 JAM