You are on page 1of 24
Spirit Avia Sentosa PERJANJIAN CHARTER DAN JASA PENERBANGAN No : 008/SAS-DIRVIN/2015 antara PT. ARDIAN PAUL JAYA AVIASI dan PT. SPIRIT AVIA SENTOSA 1 ( Satu ) unit pesawat Twin Otter DHC6-300 PK-SAS 11 Pebruari 2015 PERJANJIAN CHARTER DAN JASA PENERBANGAN No : 008/SAS-DIR/IN/2015 PASAL-PASAL 4 Definisi dan Interpretasi 2. Jangka Waktu Charter, Akhir Perjanjian, Perpanjangan dan Pemutusan Perjanjian 3. Pernyataan dan Jaminan 4, Penerimaan Pesawat 5. Pembayaran 6. Perpajakan 7. Jasa-jasa Charter 8. Tanggung Jawab PIHAK PERTAMA 9. Penggunaan Pesawat 10. Perawatan Pesawat 11. Fasilitas Base 12. Asuransi 13. Kerusakan Pada Pesawat 44, Pengadaan Karyawan 45. Keadaan Kahar 46. Mobilisasi dan demobilisasi 17. Status PIHAK KEDUA 18. Wanprestasi 49. Penggantian Kerugian 20. — Tanggung Jawab 21. Pemberitahuan 22. —_‘Ketentuan-ketentuan Umum 23. Penyelesaian Perselisihan LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran-A Lampiran-B Lampiran-C.1 Lampiran-C.2 : Pernyataan Penyelesaian dan Pengakhiran Lampiran-D : Tinjauan Tahunan Lampiran-E : Jadwal Penerbangan Lampiran-F : Ketentuan Pengisian Bahan Bakar Lampiran-G_: Jadwal Perawatan Pesawat Lampiran-H_: Fasiltas dan Infrastruktur Site Lampiran-|_: Personil Lampiran-I-Ex.1 : Form Penggantian Koordinator Operasional/Personil Lampiran-I-Ex.2_: Form Pengangkatan Koordinator Operasional Sertifikat Tanda Terima incian Pesawat, Jangka Waktu, Lokasi dan detail Personil Pembayaran g PERJANJIAN CHARTER DAN JASA PENERBANGAN Ref. No : 008/SAS-DIR/I/2015 Perjanjian Charter dan Jasa Penerbangan ini (“Perjanjian“) dibuat pada tanggal 11- Pebruari-2015 ("Tanggal Per as in"), oleh dan antara: PT. ARDIAN PAUL JAYA AVIASI, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dengan kantor pusat Jl. Medan Karang Mulia, Nabire - Papua Indonesia (selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA’); DAN PT. SPIRIT AVIA SENTOSA, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dengan kantor pusat di Gedung Graha Dirgantara, JI Raya Halim Perdana Kusuma No 8, Jakarta Timur 13610, Indonesia (selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA’). (masing-masing dapat disebut sebagai “Pihak” atau secara bersama sebagai “Para Pihak’) BAHWA: A PIHAK KEDUA telah menguasai 1 (satu) unit pesawat Twin Otter DHC6-300 yang dikenal dengan Register Indonesia PK-SAS, memiliki pengalaman untuk memberikan jasa penerbangan charter untuk pesawat penumpang dan/atau muatan. PIHAK PERTAMA menginginkan PIHAK KEDUA untuk memberikan jasa tersebut berdasarkan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian ini, OLEH KARENANYA, Para Pihak telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. DEFINISI DAN INTERPRETASI 14 12 13 14 15 16 “Base” adalah lokasi yang disepakati Para Pihak sebagai tempat utama dimana operasional dan fasilitas pemeliharaan Pesawat dilaksanakan dan sebagai pelaksanaan Perjanjian ini adalah sebagaimana diatur dalam Butir 8 Lampiran-B; “Biaya-biaya Jasa Charter” adalah jumlah biaya sebagaimana ditentukan dalam Lampiran-C yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan Perjanjian ini; “Biaya Tetap Bulanan’ adalah tagihan untuk dibayar PIHAK PERTAMA dalam jumlah sebagaimana disebut Butir |.(a).(i) Lampiran-C; “Biaya Tetap Per Jam Terbang” adalah tagihan untuk dibayar PIHAK PERTAMA dalam jumlah sebagaimana disebut Butir |.(a).(ii) Lampiran-C; “CASR” adalah Peraturan-peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia; “COM” adalah Manual Operasional Perusahaan dari PIHAK KEDUA; Page 1 of 37 17 18 19 “DSKU" adalah kantor Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Republik Indonesia; “Hari Kerja’ atau “Hari” adalah hari atau waktu-waktu dalam satu hari, selain Sabtu dan Minggu atau libur nasional, dimana bank-bank di Jakarta buka untuk transaksi usaha sejenis yang dibutuhkan Perjanjian ini; “Jadwal Penerbangan” adalah program pengoperasian Pesawat yang diatur oleh Koordinator Operasional sesuai Perjanjian ini yang awalnya adalah sebagaimana disebut dalam Lampiran-E atau sebagaimana disepakati oleh Para Pihak dari waktu ke waktu; “Keadaan Kahar” adalah satu atau lebih atau yang secara kombinasi dari a). setiap kebakaran, banjir, badai, ledakan, gempa, bencana alam, sabotase, tindakan permusuhan, perang (ditetapkan atau tidak), revolusi, kontaminasi radioaktif atau beracun atau kontaminasi bahan kimia berbahaya, kericuhan, pemogokan, kerusuhan atau blokade umum; atau (b). _segala tindakan dari pihak pemerintah atau departemen atau institusi yang dikontrol oleh atau bertanggung-jawab kepada pemerintah dimana ketentuan- ketentuannya wajib dilaksanakan PIHAK KEDUA; (©). __segala bentuk kejadian diluar kemampuan masing-masing Pihak. “Kejadian Pailit” adalah terjadinya salah satu dari kejadian ini sehubungan dengan salah satu Pihak (“Pihak Pailit”): (@). _Pihak Pailit menunda pembayaran hutang-hutangnya; (b). Pina Pailit menjadi dibawah pengampuan berdasarkan perundang-undang negara Republik Indonesia; (c). _tindakan-tindakan telah dilakukan oleh Pihak Pailit atau pihak lainnya untuk mengangkat likuidator (termasuk likuidator atau adminsitrator sukarela) Pihak Pailit; (qd). diangkatnya seorang pengawas kekayaan Pihak Pailit atau langkah-langkah lain yang dilakukan untuk mengangkat orang tersebut sebagaimana demikian (tapi bukan langkah-langkah yang diambil atau ditinggalkan dalam waktu 14 Hari); (e). _suatu keputusan ditetapkan untuk penurunan modal Pihak Pailit atau adanya pemberitahuan niat untuk melaksanakan keputusan penurunan modal, tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis Pihak lain; (. _kurator atau manajer diangkat berdasarkan suatu tuntutan atau kepentingan jaminan yang diberikan oleh Pihak Pail; (g). _ jin usaha Pihak Pailit dibatalkan, ditarik kembali atau diakhii; (h). _segala sesuatu yang secara substansial mempunyai efek mirip kejadian- kejadian tersebut diatas berdasarkan perundang-undangan yang berlaku disetiap kediaman hukum yang ada. Page 2 of 37 1.12 1.13 114 1.16 1.18 1.19 1.20 4.21 “Kerugian” berarti kewajiban, klaim, permintaan, hutang, ganti kerugian, denda, penalti, kehilangan, penyebab tindakan, gugatan, pengeluaran dan biaya bersifat apa pun (termasuk tetapi tidak terbatas pada pengeluaran dan biaya pengadilan, Arbitrase dan pengacara, dan pengeluaran dan biaya yang terjadi dalam pengendalian atau penghilangan pencemaran, reruntuhan atau kontaminasi). “Koordinator Operasional” adalah wakil yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, yang namanya tersebut di Butir 10 Lampiran-B, yang akan bertanggung-jawab terhadap Jadwal Penerbangan dan pengelolaan pengaturan transpor Pesawat berdasarkan konsultasi dengan PIC-PIHAK KEDUA baik yang di Base maupun yang di Kantor pusat PIHAK KEDUA yang namanya disebut pada Butir 11 Lampiran-B Perjanjian ini; “Lokasi Penyerahan” dan “Lokasi Pengembalian” adalah lokasi dimana Pesawat diterima dan diserahkan/kembalikan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana disebut dalam Butir 7 Lampiran-B; “Operasional” adalah kegiatan penerbangan yang dilakukan sesuai dengan semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, patokan-patokan dan kebiasaan- kebiasaan yang direkomendasikan yang mengatur tentang operasional Pesawat sebagaimana diatur dalam CASR, COM atau SOP perjanjian, yang mana yang paling memenuhi ukuran standard tertinggi; “Pembayaran’ adalah jumlah biaya-biaya dan taginan-tagihan yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA untuk pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA sesuai Perjanjian sebagaimana dirinci dalam Lampiran-C; “Pemberitahuan Pemutusan Perjanjian” adalah pemberitahun yang disampaikan oleh salah satu Pihak ke Pihak lain sebagaimana diatur dalam Pasal 2.4.2 Perjanjian ini; “Pemerintah” berarti pemerintah pusat, nasional, propinsi, Kabupaten, distrik, kota, atau pemerintah setempat, atau badan pemerintah, serupa-pemerintah, yuridis atau dokumen undang-undang, instansi administratif, badan berwenang, badan hukum atau badan lain yang mempunyai kewenangan hukum atas Pekerjaan. “Penerbangan” atau “Penerbangan-penerbangan” adalah _penerbangan- Penerbangan tersebut yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai Jadwal Penerbangan yang disebut dalam Lampiran-E terlampir atau sebagaimana disepakati secara tertulis oleh Para Pihak; ’ersetujuan Pemerintah” berart jin, otorisasi, kesepakatan, persetujuan, lisensi, sewa, putusan, permit, sertifikasi, perkecualian, atau pendaftaran oleh atau dengan Unit Pemerintah mana pun, termasuk, tidak terbatas pada, hal-hal yang diperiukan atau tepat untuk pelaksanaan Pekerjaan. “Personil” berarti salah satu dan semua karyawan, agen, perwakilan atau tenaga kerja lain yang ditugaskan untuk melaksanakan Pekerjaan atau tugas-tugas apa pun yang berhubungan dengan Pekerjaan berdasarkan ketentuan dan syarat-syarat Perjanjian ini. Page 3 of 37 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 1.28 1.29 1.30 1.31 1.32 1.33 “Pesawat” adalah kerangka pesawat, termasuk mesin-mesin dan bagian-bagian yang termasuk atau terpasang di dalam atau menempel di kerangka pesawat yang rinciannya sebagaimana disebut dalam Butir 1 Lampiran-B; * PIC PIHAK KEDUA-Base” adalah karyawan PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai wakil PIHAK KEDUA di Base yang namanya tersebut di Butir 12 Lampiran-B; “PIC PIHAK KEDUA-Kantor Pusat” adalah karyawan PIHAK KEDUA di kantor pusat yang ditunjuk sebagai wakil PIHAK KEDUA yang bertugas melaksanakan koordinasi antara Koordinator Operasional dan PIC PIHAK KEDUA-Base, yang namanya tersebut di Butir 11 Lampiran-B; “Rekening PIHAK KEDUA” adalah rekening Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia atas nama PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut dalam Butir_1(b).(i Lampiran-C dimana semua pembayaran dan semua jumlah tagihan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA akan dibayarkan sesuai Perjanjian ini; “Sertifikat Penerimaan” adalah sertifikat yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA sebagai bukti penyerahan atau penerimaan Pesawat di Lokasi Penerimaan/Penyerahan, yang secara substansial dalam bentuk sebagaimana Lampiran-A; “SOP” adalah dokumen Prosedur Operasional Standard dari PIHAK OPERATOR yang khusus dibuat untuk operasional pelaksanaan Perjanjian ini sebagaimana yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA; “Tagihan Lain” adalah semua tagihan untuk hal-hal yang tidak termasuk dalam Biaya Bulanan Tetap dan Biaya Tetap Per Jam yang disebut dalam Butir 1(c) Lampiran-C yang harus dibayarkan kembali oleh PIHAK PERTAMA; “Tanggal Akhir Masa Percobaan " adalah tanggal berakhimya Jangka Waktu Percobaan yaitu tanggal sebagaimana tersebut dalam Butir 4.(b) Lampiran-B “Tanggal Akhir Perjanjian” adalah tanggal berakhimya Perjanjian ini sebagaimana disebut dalam Butir 5.(b) Lampiran B atau dalam hal perpanjangan Jangka Waktu Charter, adalah hari terakhir dari “Perpanjangan Jangka Waktu’; “Tanggal Efektif” adalah tanggal efektifnya Perjanjian ini dimana hak dan kewajiban Para Pihak timbul dan tanggal mana adalah sebagaimana disebut dalam Butir 2 Lampiran-B; “Tanggal Terima’ adalah tanggal terjadinya penerimaan Pesawat dengan bukti tanggal yang tertera di Sertifikat Penerimaan yang telah ditandatangani “Tanggal Pemutusan Perjanjian’ adalah tanggal yang ditetapkan dalam Pemberitahuan Pemutusan Perjanjian yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA yang merupakan (i) tanggal dimana Jangka Waktu Charter akan diakhiri lebih awal atau (ii) Tanggal Akhir Masa Percobaan; sebagaimana disebut dalam Lampiran-B Perjanjian ini; Page 4 of 37 1.34 1.35 1.36 1.37 1.38 “Tuntutan” adalah segala tuntutan, permintaan, penyelesaian, gugatan, cidera, kerusakan, menderita kerugian, kewajiban, tindakan tuntutan, proses pengadilan (Putusan Badan Arbitrase), hak untuk menuntut atau menggugat untuk kompensasi atau tuntutan biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran; “Undang-undang” berarti dokumen undang-undang, hukum, termasuk Kontrak Kerja, peraturan, ordonansi, aturan, keputusan, perintah, dekrit, mandat, petunjuk, aturan prilaku, standar atau pedoman PIHAK PERTAMA (sejauh bersifat memaksa), kebijakan (sejauh bersifat perintah) atau persyaratan, atau bentuk serupa dari keputusan atau penentuan oleh, atau penafsiran atau administrasi salah satu dari hal-hal tersebut di atas oleh Pemerintah, apakah yang sekarang atau nanti beriaku. “Wanprestasi” adalah setiap kejadian atau keadaan yang disebut dalam Pasal 19 Perjanjian ini yang akan memungkinkan diakhirinya Perjanjian ini, "Site" adalah lokasi dimana PIHAK KEDUA memiliki akses di lokasi operasional PIHAK PERTAMA yang disebut dalam Butir 9 Lampiran-B atau lokasi-lokasi lain yang disepakati Para Pihak. Penafsiran-penafsirar Dalam Perjanjian ini, termasuk Pertimbangan-pertimbangannya, Kecuali_konteks menentukan lain, ungkapan-ungkapan berikut ini dapat diartikan sebagai berikut: (@). judul dan penggaris-bawahan hanya dimaksudkan untuk kenyamanan ‘semata dan tidak mempengaruhi pengertian dari Perjanjian ini; (b). kata tunggal mencakup jamak, dan sebaliknya; (©). kata yang menggunakan suatu jenis kelamin berarti mencakup segala jenis kelamin; (d). _ungkapan yang menggunakan orang perorangan berarti mencakup segala bentuk perusahaan, kemitraan, usaha patungan, asosiasi, atau segala bentuk badan korporasi dan setiap Institusi Pemerintahan; (e). _referensi terhadap perorangan berarti mencakup penerus/pewaris dari Perorangan tersebut; (). _referensi terhadap hukum, keputusan, undang-undang, peraturan, perintah, Pengumuman, ordonansi atau “by-law” yang mencakup semua variasi, konsolidasi atau pengganti dari hukum, keputusan, undang-undang, Peraturan, perintah, pengumuman, ordonansi atau “by-law” tersebut, segala Teferensi terhadap hukum atau keputusan mencakup segala peraturan, perintah, pengumuman, ordonansi, dan “by-laws” yang dikeluarkan berdasarkan hukum atau keputusan pengadilan tersebut; (9). jika suatu jangka waktu ditentukan, setelah atau sebelum hari yang ditetapkan atau har’ terjadinya suatu tindakan atau kejadian, maka penentuan jangka waktu tersebut dihitung tidak termasuk pada hari tersebut. Page 5 of 37 21 22 224 2.2.2. 23 234 232 2.3.3 234 2.3.5 24 244 JANGKA WAKTU CHARTER, AKHIR PERJANJIAN, PERPANJANGAN dan PEMUTUSAN Jangka Waktu Charter PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan Pesawat charter secara ekskiusif kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk menggunakan Pesawat charter tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini selama Jangka Waktu Charter yang tersebut dalam Butir 5.(a) Lampiran-B dan yang akan berakhir pada Tanggal Akhir Perjanjian atau Tanggal Akhir Masa Percobaan. nak: Pe n Jangka Waktu Percobaan, sebagaimana disebut dalam Butir 4a) Lampiran-B adalah jangka waktu dimana Para Pihak akan menganalisa keuntungan pelaksanaan Perjanjian ini. Bilamana dalam Jangka Waktu Percobaan salah satu Pihak merasakan bahwa Perjanjian ini tidak menguntungkan, maka Para Pihak sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini pada Tanggal Akhir Masa Percobaan yang tersebut dalam Butir 4.(b) Lampiran-B. Dalam hal Perjanjian ini diakhiri pada akhir Tanggal Masa Percobaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 2.2.1 datas, maka Pasal 2.4.4. sampai dengan Pasal 2.4.6 akan berlaku terhadap pengakhiran Perjanjian tersebut. Perpaniangan PIHAK PERTAMA mempunyai pillhan untuk memperpanjang Jangka Waktu Charter untuk jangka waktu tambahan berdasarkan kesepakatan bersama oleh Para Pihak (“Perpanjangan Jangka Waktu”). Setelah_ memilh untuk memperpanjang jangka waktu, PIHAK PERTAMA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum Tanggal Akhir Perjanjian (“Pemberitahuan Perpanjangan”) dimana seluruh biaya, syarat dan ketentuan dari perpanjangan tersebut sudah disetujui terlebin dahulu oleh Para Pihak sebelum tanggal Pemberitahuan Perpanjangan. Bilamana tidak dicapai kesepakatan sehubungan dengan perpanjangan Jangka Waktu Charter, maka charter ini akan berakhir pada Tanggal Akhir Perjanjian dan Pesawat akan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan Perjanjian ini. Setelah Pemberitahuan Perpanjangan disampaikan oleh PIHAK PERTAMA, Para Pihak dapat menandatangani amandemen dari Perjanjian ini Tanpa mengabaikan ketentuan diatas, pelaksanaan pilihan ini oleh PIHAK PERTAMA selalu bergantung pada tidak adanya Wanprestasi yang berkelanjutan. Pengakhiran Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak ("Pihak Tidak Wanprestasi’) hanya apabila terjadi Wanprestasi atau pelanggaran dari syarat dan ketentuan Perjanijian ini dengan memberitahukan terlebin dahulu kepada Pihak lain (“Pihak Wanprestasi”) secara tertulis tidak kurang dari 7 (tujuh) hari semenjak tanggal Page 6 of 37 2.42. 24.3, 2.44. 2.4.5, 246. terjadinya Wanprestasi (“Pemberitahuan Wanprestasi”) dan harus : () _ menetapkan Kejadian Wanprestasi atau pelanggaran yang dilakukan; dan (i) mengharuskan Pihak Wanprestasi untuk melakukan penyelesaian; dan (ii) menetapkan waktu, tanggal dan tempat dimana Pihak Wanprestasi berkewajiban untuk menuntaskan penyelesaian yang tidak boleh melebihi 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Pemberitahuan Wanprestasi (“Jangka Waktu Penyelesaian”). dalam hal Pihak Wanprestasi tidak dapat menuntaskan penyelesaian selama Jangka Waktu Penyelesaian, Pihak Non Wanprestasi dapat, dengan pemberitahuan tertulis, mengakhiri Perjanjian ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2.4.2 dibawah ini Setelah berakhimya Jangka Waktu Penyelesaian, selama Wanprestasi atau pelanggaran tetap tidak diperbaiki, maka Pihak Tidak Wanprestasi akan memberikan pemberitahuan atas keinginan untuk mengakhiri perjanjian kepada Pihak Wanprestasi (“Pemberitahuan Pemutusan Perjanjian”), dimana Perjanjian ini akan berakhir pada saat Tanggal Pemutusan Perjanjian sebagaimana tercantum dalam Pemberitahuan Pemutusan Perjanjian dan oleh karena itu ketentuan Pasal 2.4.3 sampai dengan Pasal 2.4.6 dibawah ini akan berlaku. Pemutusan Perjanjian ini tidak akan mempengaruhi segala hak-hak dan penyelesaian yang ada dan tidak membebaskan Para Pihak dari segala tanggung jawab atau kewajiban yang timbul atau dimaksudkan untuk dilaksanakan pada saat ‘Tanggal Akhir Perjanjian atau pada Tanggal Pemutusan Perjanjian, dan tidak ada hal apapun yang terdapat dalam Pasal ini yang ditafsirkan atau berlaku sebagai pengabaian atas segala hak dari Pihak Tidak Wanpresatasi yang dirugikan dikarenakan pelanggaran Perjanjian ini, untuk memulihkan segala kerugian atau ganti kerugian yang dialami atau akibat dari pelanggaran tersebut. Untuk tujuan segala bentuk pemutusan Perjanjian ini, sepanjang diperbolehkan, Para Pihak sepakat untuk mengabaikan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, sepanjang dan hanya sebatas keputusan pengadilan tidak diperlukan untuk keabsahan segala bentuk pemutusan. PIHAK PERTAMA wajib membayar jumlah terhutang kepada PIHAK KEDUA yang mencerminkan nilai jasa yang telah dilaksanakan sampai dengan Tanggal Pengakhiran dan jumiah tersebut adalah penuh dan sesuai dengan jasa-jasa dari PIHAK KEDUA. Dengan pembayaran terakhir oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas semua tagihan-tagihan PIHAK KEDUA, maka Para Pihak akan menandatangani “Pernyataan Penyelesaian dan Pelepasan” yang secara substansial dalam bentuk sebagaimana tersebut di Lampiran-C.(b). PERNYATAAN DAN JAMINAN Selama Jangka Waktu Charter, masing-masing Pihak menyatakan dan menjamin Pihak lainnya bahwa : Page 7 of 37 44 42 43 5.1 5.2 5.24 5.22 523 (a). _ ia secara sah berdiri sebagai badan hukum dibawah hukum yang berlaku di tempat pendiriannya tersebut dan mempunyai kekuasaan dan kewenang: untuk melaksanakan bisnis yang saat ini dilaksanakan dan untuk memil kekayaan miliknya dan aktiva lainnya dan mempunyai kualifikasi yang patut untuk melaksanakan bisnis dan mempunyai kedudukan yang baik sesuai dan berdasarkan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (b). _ pillhan Para Pihak terhadap Hukum Indonesia untuk mengatur Perjanjian ini adalah sah dan mengikat. PENERIMAAN PESAWAT Pada saat Tanggal Terima dan di Lokasi Penerimaan, PIHAK PERTAMA akan menandatangani dan menyerahkan Sertifikat Penerimaan, yang secara substansial dalam bentuk sebagaimana tersebut di Lampiran-A dimana Jangka Waktu Charter akan mulai berlaku dan PIHAK PERTAMA akan dianggap telah menerima Pesawat. PIHAK KEDUA harus menyediakan, memasang dan mengadakan seluruh peralatan normal pada Pesawat sesuai dengan yang ditentukan untuk operasional, perawatan dari Pesawat sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran-B Perjanjian ini PIHAK PERTAMA mengakui bahwa selama Jangka Waktu Charter, hak penguasaan penuh Pesawat tetap dalam penguasaan PIHAK KEDUA, tanpa mengabaikan pelaksanaan charter Pesawat oleh PIHAK PERTAMA. PEMBAYARAN Setelah penerimaan Pesawat di Lokasi Penerimaan, tagihan yang tertera di Lampiran-C.1 akan berlaku dan akan berakhir pada Tanggal Akhir atau Tanggal Pengakhiran, mana yang lebih dahulu Selain pembayaran Biaya-biaya Jasa Charter, PIHAK PERTAMA akan membayarkan kembali setiap dan seluruh biaya tagihan pihak ketiga yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA, sebagai Tagihan Lain, sehubungan dengan perawatan dan operasional Pesawat dan Biaya Administrasi sebesar 10% dari Tagihan Lain. Ty Pe n Seluruh pembayaran yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA dalam Perjanjian ini akan dibayarkan melalui telegrafik transfer pada saat jatuh tempo, ditujukan kepada Rekening PIHAK KEDUA, tanpa permintaan sebelumnya dan secara utuh, dalam waktu yang telah ditentukan dalam Lampiran-C.1 setelah PIHAK PERTAMA menerima tagihan yang lengkap dan benar dengan pendanaan langsung yang bebas dan bersih dari segala pengurangan selain akibat kewajiban perpajakan atau set-off yang disepakati secara tertulis oleh Para Pihak. ‘Segala pembayaran yang akan jatuh tempo pada hari yang bukan Hari Kerja, maka tanggal jatuh tempo akan jatuh langsung pada Hari Kerja sebelumnya. Dalam hal apapun, jumlah yang harus dibayarkan dalam Perjanjian ini tidak akan disesuaikan dengan alasan karena alasan pembayaran dilakukan tidak pada tanggal jatuh tempo. Page 8 of 37 524 5.3 Dalam hal PIHAK PERTAMA mempermasalahkan item dalam tagihan, maka PIHAK PERTAMA akan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA item-item) yang dipermasalahkan dan Para Pihak akan membicarakannya untuk dengan segera menyelesaikan keluhan PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA dapat menahan pembayaran atas item yang dipermasalahkan tanpa dikenakan bunga sampai dengan permasalahan terselesaikan, namun akan segera membayar jumlah yang tidak bermasalah. Pembayaran tagihan tidak akan menghalangai hak PIHAK PERTAMA untuk mempermasalahkan bagian dari suatu tagihan hak mana dapat dilaksanakan hanya dalam waktu tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari sejak taginan dibayar. ‘Tinjauan Tahunan Tinjauan terhadap biaya dan harga untuk menyesuaikan kondisi pasar terakhir atas Biaya-biaya Jasa Charter dan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini harus dilaksanakan secara tahunan pada “temu tahun" Tanggal Efektif sebagaimana tersebut di Butir 6 Lampiran-B atau setelah adanya masalah berat yang signifikan yang tercantum dalam Lampiran-D’. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menegosiasikan dengan itikad baik untuk menyetujui perubahan jumiah tagihan yang timbul dari setiap biaya yang secara nyata mempunyai dampak kepada biaya yang diperlukan untuk menyediakan jasa-jasa dalam Perjanjian ini. Setiap perubahan akan dikuatkan dengan amendemen Perjanjian ini. PERPAJAKAN Telah dimengerti dan disepakati oleh Para Pihak bahwa masing-masing Pihak harus bertanggung jawab untuk kewajibannya masing-masing dibawah hukum perpajakan yang berlaku terhadap dirinya, agen-agennya, penerusnya, subkontraktonya yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini untuk: () —_pembayaran segala jenis pajak sesuai dengan hukum dan peraturan perpajakan yang berlaku termasuk setiap denda atau bunga akibat kewajiban perpajakan tersebut dimana Pihak tersebut adalah subjek daripadanya; (i) _persiapan dan pengajuan segala pengembalian atau laporan pajak, untuk segala jenis pajak; dan (ii) mentaati_ segala’jenis hukum, peraturan, ketentuan atau keputusan perpajakan. Seluruh tagihan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul berdasarkan Perjanjian ini harus meliputi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar sepuluh persen (10%), yang harus dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 15 sebesar 1,8% (satu koma delapan persen) yang harus dibayarkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan cara dipotong langsung dari setiap tagihan yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. JASA-JASA CHARTER PIHAK KEDUA harus melaksanakan jasa-jasa dalam Perjanjian ini dengan itikad baik dan mentaati syarat dan ketentuan dari Perjanjian ini, dan harus mentaati seluruh instruksi-instruksi yang wajar dari PIHAK PERTAMA. Secara umum, PIHAK KEDUA harus mengelola, mengawasi dan menjaga segala kegiatan operasional dan teknis Pesawat, secara spesifik sebagai berikut: Page 9 of 37 TA. TAD. TAA, 7.2. any 7.2.3. 73 7.3.4 7.3.2. Operasional Pesawat Mengoperasionalkan, mengarahkan dan merawat Pesawat dengan aman, dibawah kendali PIHAK KEDUA sepenuhnya, untuk digunakan oleh PIHAK PERTAMA, karyawan-karyawannya, agen-agennya dan waki-wakilnya serta badan_hukum lainnya yang berhubungan dengan PIHAK PERTAMA, dimana operasional Pesawat dilakukan sesuai dengan Manual Penerbangan, COM dan DSKU. Menggunakan dan mengoperasionalkan Pesawat untuk transportasi penumpang dan/atau muatan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari PIHAK PERTAMA, dengan pertimbangan, bahwa keputusan akhir apakah penerbangan akan dilakukan atau tidak, termasuk penilaian atas kelaikudaraan Pesawat, barang muatan yang dibolehkan, batasan dan penyaluran barang muatan, penumpang-penumpang, keadaan darurat dan peralatan keselamatan, rute, cuaca, kondisi penerbangan dan kondisi pendaratan yang berlaku pada saat itu, kepatuhan terhadap perintah, peraturan dan hukum dari pejabat pemerintah atau instansi pemerintah, akan selalu diputuskan oleh pilot yang bertugas di penerbangan tersebut. . Mengoperasikan Penerbangan sebagaimana dijadwalkan oleh PIHAK PERTAMA, dimana jadwal awal mengacu pada Lampiran-E PIHAK KEDUA tidak berkewajiban untuk mengoperasikan Pesawat dengan cara apapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh Departemen Perhubungan Udara Republik Indonesia. Lisensi, izin dan persetujuan Memperoleh dan _mempertahankan sertifkat kelaikan-udara yang absah atas Pesawat dan sertifikat-sertifikat serta izin-izin lainnya sebagaimana disyaratkan oleh DSKU, dan akan menghindari tindakan apapun yang bisa menyebabkan pembatalan dari sertifikat atau otorisasi tersebut. Melaksanakan operasional, perencanaan perawatan dan pengendalian Penerbangan dimana PIHAK KEDUA harus memberikan copy Laporan Harian Operasional (“ODR”) kepada PIHAK PERTAMA, yang telah ditandatangani oleh Koordinator Operasional dan PIC PIHAK KEDUA, sehubungan dengan jam penerbangan harian, total dari bahan bakar (avtur), penumpang, muatan, bagasi, dan jadwal perawatan. Memproses dan membayar semua tagihan pemasok dari Tagihan Lain serta tagihan pihak ketiga lainnya yang disebutkan dalam Perjanjian ini, atas nama OPERATOR PEMEGANG AOC dan akan dibayarkan kembali oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Keamanan Menyediakan system “Flight Following’ terhadap Pesawat itu sehingga posisi pesawat dipantau selama terbang untuk alasan keamanan. Jika diminta PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA akan menyediakan untuk PIHAK PERTAMA akses ke informasi “Flight Following” berbasis web mengenai khusus ke Pesawat. Memulai dan meneruskan tindakan pencarian dan penyelamatan (”SAR”) Pesawat, jika diperlukan, sampai batas maksimal pertanggungan asuransi PIHAK KEDUA. Tindakan SAR yang melewati tanggungan asuransi atau pengakhiran dari Page 10 of 37 7.3.3. 7.3.4. 7A. TAA. 74.2. 743. TAA. kegagalan pencarian, harus disetujui bersama-sama oleh Para Pihak. Tindakan SAR lebih lanjut akan menjadi tanggungan biaya PIHAK OPERATOR sendiri PIHAK KEDUA harus tunduk pada peraturan-peraturan yang disampaikan PIHAK PERTAMA dan mentaati arahan-arahan PIHAK PERTAMA sehubungan dengan kegiatan-kegiatannya di fasilitas Base, yang secara khusus ditujukan untuk keselamatan, kesesuaian kerja dan perawatan lingkungan. PIHAK PERTAMA mengikatkan diri untuk mengadakan kegiatan-kegiatan di Base dengan perawatan standar dan konsisten dengan praktik operasional penerbangan di daerah-daerah terpencil Penumpang dan muatan PIHAK KEDUA berhak memeriksa segala muatan, tapi tidak menjadi kewajibannya untuk melakukan hal tersebut dan berhak menolak muatan yang tidak dikemas dan ditandai dengan tepat sesuai dengan peraturan IATA mengenai pengangkutan barang melalui udara. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab untuk kerusakan atau hancurnya kiriman yang rapuh, yang disebabkan oleh keadaan asli kiriman tersebut, atau dimana muatan rusak atau hancur karena perubahan pada iklim, temperatur, ketinggian atau “exposure” pada umumnya atau yang disebabkan panjangnya waktu singgah Penerbangan. Semua penumpang harus mentaati persyaratan penerbangan PIHAK KEDUA menurut manual dan peraturan yang berlaku. PIHAK KEDUA sama sekali tidak bertanggung jawab dalam hal ketidak-taatan penumpang tethadap segala persyaratan. “Pilot In Command” berhak untuk menolak penumpang ke dalam Pesawat dalam keadaan mabuk atau berkelakuan kasar dan PIHAK PERTAMA mengakui bahwa ‘Pilot in Command” mempunyai hak sepenuhnya atas hal tersebut PIHAK KEDUA akan menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA daftar bahan-bahan berbahaya atau bahan beracun yang dilarang untuk diangkut oleh Pesawat. Tanpa mengesampingkan ketentuan Klausul 7.4.1, PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatur pemeriksaan barang angkutan sebelum keberangkatan penerbangan untuk memastikan bahwa bahan-bahan berbahayalberacun yang terdaftar tidak dimasukkan dalam manifest penerbangan. TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berkewajiban melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan itikad baik dan sesuai dengan syarat dan ketentuan Perjanjian ini dan tunduk pada seluruh petunjuk-petunjuk yang layak dari PIHAK KEDUA. Secara umum, PIHAK PERTAMA berjanji dan mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA, bahwa pihaknya akan: Page 11 of 37 81 844 8.2. 8.3. 8.4. 8.5. Kewajiban Pembayaran Bertanggung jawab dan membayar semua Tagihan yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan Lampiran-'C’, termasuk biaya substantial lainnya (mis: tindakan SAR diluar tanggungan asuransi PIHAK KEDUA. Menjamin bahwa Biaya-biaya Jasa Charter dan Tagihan Lain untuk setiap Penerbangan dianggap ada dan harus dibayarkan pada saat_penyelesaian Penerbangan, sebagaimana dibuktikan dengan ditanda-tanganinya ODR. Tidak menggunakan Pesawat atau mengizinkan Pesawat untuk digunakan yang bertentangan dengan undang-undang, peraturan pemerintah atau hukum atau digunakan di wilayah yang tidak tercakup atau tidak ditanggung asuransi Pesawat. Penggunaan Pesawat hanya dibatasi untuk pengangkutan penumpang dan/atau muatan internal. Perubahan apapun terhadap penggunaan sebagaimana disebutkan harus melalui persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA. Bila PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan kewajiban pembayaran yang diatur dalam Perajnjian ini, maka PIHAK KEDUA berhak untuk menghentikan opersional Pesawat dengan pemberitahuan terlabih dahulu. ban di PIHAK PERTAMA, dengan biayanya sendiri akan melaksanakan hal-hal berikut: (a). _ menyediakan tenaga kerja bantuan di lokasi sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran-'; (b). menyediakan _penanganan numpang dan muatan di Base/Site sebagaimana terurai di Lampiran-'H’; (©). Ground handling, menyediakan fasilitas infrastruktur sebagaimana dijelaskan di Lampiran-‘H ; (d). _ menyediakan pengamanan di Base untuk menjaga keamanan Pesawat; Perawatan medis di Site, bila diperlukan, untuk anggota dari awak Pesawat/karyawan PIHAK KEDUA, dalam skala sebanding dengan yang disediakan untuk karyawan PIHAK PERTAMA dengan status yang sama. (f. Transport di darat dan penginapan awak pesawat di Base/Site, bila Giperlukan. Qperasional Pesawat PIHAK PERTAMA mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA bahwa tidak akan: (a). _ mengganggu operasional dan kendali Pesawat oleh pilot, PIC-Base PIHAK KEDUA, awak pesawat dan pegawai PIHAK KEDUA lainnya, yang mempunyai kebijaksanaan sepenuhnya atas persiapan penerbangan Pesawat, muatan untuk dibawa, apakah penerbangan akan dilakukan atau tidak, apakah pendaratan bisa dilakukan, prosedur keadaan darurat, dan hal- Page 12 of 37 8.6. 8.6.1. 8.6.2. 94 9.2 93 9.4 95 hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan operasional dan kendali atas Pesawat. (b). membantah keputusan apapun yang ditentukan oleh kapten Pesawat yang menyangkut keamanan penumpang, awak pesawat, bagasi dan muatan dimana keputusan kapten dalam hal operasional Pesawat bersifat final; (©). melakukan atau mengizinkan suatu tindakan atau hal lain yang bisa membahayakan hak dan kepentingan PIHAK KEDUA terhadap dan dalam Pesawat; Penumpang dan Muatan PIHAK PERTAMA bertanggung jawab untuk menyiapkan daftar penumpang dan muatan yang harus dilakukan sesuai dengan arahan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA tidak akan bertanggung jawab atas kegagalan pemuatan bila persiapan daftar muatan tidak dilaksanakan pada waktunya. Semua penumpang harus mentaati persyaratan SOP PIHAK KEDUA, dimana copy SOP tersebut akan disampaikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebelum operasional penerbangan dimulai. PENGGUNAAN PESAWAT Pesawat ini harus dioperasionalkan oleh PIHAK KEDUA atas nama PIHAK PERTAMA sesuai dengan Jadwal Penerbangan sebagaimana ditentukan oleh Para Pihak dalam Lampiran-E’ dengan mengikuti prosedur yang tertera dalam manual penerbangan PIHAK KEDUA dari waktu ke waktu dan sesuai syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini. Bila Jadwal Penerbangan sudah disetujui, maka Para Pihak harus berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi persyaratan dalam Perjanjian ini dan masing-masing Jadwal Penerbangan. Jam operasional Pesawat dibatasi hanya pada siang hari, mulai dari matahari terbit dan 45 (empat puluh lima) menit sebelum matahari terbenam dengan ketentuan perhitungan maksimum sejumiah 150 (seratus lima puluh) jam-per-bulan dengan 2 (dua) pilot siap di Base. Penggunaan minimum Pesawat adalah 80 (delapan puluh) jam terbang dalam 1 (satu) bulan. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak memenuhi persyaratan penggunaan jam penerbangan minimum, yang bukan disebabkan oleh perawatan Pesawat terjadwal atau tidak terjadwal, atau dalam hal Pesawat tidak dapat digunakan diluar kendali dari PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut dalam Pasal 10.4, maka PIHAK PERTAMA akan ditagih untuk 80 (delapan puluh) jam penerbangan untuk bulan yang bersangkutan. PIHAK PERTAMA dapat mengijinkan atau memperbolehkan PIHAK KEDUA untuk mengangkut awak pesawat/karyawan dan peralatan penting untuk melaksanakan Perjanjian ini selama Jadwal Penerbangan yang mengacu pada Perjanjian ini tanpa mengenakan biaya kepada PIHAK KEDUA sepanjang bukan untuk kepentingan komersil PIHAK KEDUA. Page 13 of 37 9.6 97 98 10. 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 Pesawat akan beroperasi dibawah bendera PIHAK OPERATOR PEMEGANG AOC. Tanggung jawab untuk pengisian dan pengisian ulang bahan baker akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan Lampiran~‘F’.. Jika PIHAK KEDUA diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk menyediakan Pesawat beserta karyawannya untuk kepentingan SAR, maka segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan SAR tersebut akan menjadi tanggung jawab dari PIHAK PERTAMA. PERAWATAN PESAWAT PIHAK KEDUA berkewajiban: Memantau kondisi dan keadaan pesawat selalu dalam keadaan layak dan siap terbang untuk dioperasikan. PIHAK KEDUA diberikan waktu perawatan yang memadai (selambat-lambatnya 2 hari) untuk menservis, memperbaiki dan memeriksa Pesawat agar sesuai dengan persyaratan pabrik, CASR dan CMM, tanpa dikenakan sanksi, sesuai dengan jadwal Perawatan yang dijelaskan dalam Lampiran-‘G’ (“Jadwal Perawatan”). Dalam hal Pesawat tidak bisa digunakan untuk suatu jangka waktu diluar Jacwal Perawatan, atau untuk jangka waktu tidak tersedianya Pesawat yang disebabkan perawatan tak terjadwal, PIHAK KEDUA bertanggung jawab menginformasikan secepatnya secara tertulis sehubungan dengan perawatan tidak terjadwal tersebut (“Pemberitahuan Waktu Perawatan”). Untuk pembayaran biaya sewa akan diperhitungkan sesuai dengan jam terbang pada bulan tersebut. Dalam hal Pesawat tidak dapat digunakan diluar kendali dari PIHAK KEDUA, Biaya minimum jam terbang tetap berlaku dan harus dibayarkan. Untuk kepentingan pasal 10.4 ini, tidak bisa digunakannya Pesawat diluar kendali PIHAK KEDUA, mencakup kejadian-kejacian yang disebabkan oleh: sakitnya pilot/staf engineer yang tidak melebihi 48 (empat puluh delapan) jam setelah keadaan sakit tersebut dilaporkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. Biaya mobilisasi Persone! pengganti dimana sakitnya Personel PIHAK KEDUA menghalangi operasional Pesawat lebih dari 48 jam ditanggung PIHAK KEDUA; - kegagalan pada tingkat apapun oleh PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian ini; - perbaikan yang diharuskan karena kerusakan pada Pesawat yang disebabkan Oleh tindakan-tindakan karyawan, penumpang, Kontraktor dan sub-kontraktor dari PIHAK PERTAMA; ‘Sehubungan dengan ketentuan Penggunaan minimum Pesawat sebesar 80 (delapan puluh) jam terbang per bulan, dalam hal cuaca buruk yang berkepanjangan, maka Pembayaran Minimum Jam Terbang untuk bulan yang bersangkutan dihitung dengan Pengurangan jam tidak terbang akibat cuaca buruk. PIHAK KEDUA harus memanfaatkan waktu tidak digunakannya Pesawat, kapanpun memungkinkan, untuk pengecekan, perawatan, servis dan perbaikan normal pada Page 14 of 37 10.7 10.8 10.9 ans 12. 13. Pesawat, termasuk perawatan progresif kapanpun dimungkinkan dan PIHAK KEDUA akan menggunakan usaha terbaiknya agar Pesawat tetap tersedia untuk Penerbangan. PIHAK KEDUA tidak diwajibkan untuk melaksanakan perawatan lebih awal dari yang diminta, kecuali telah disepakati secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA. Sehubungan dengan hal_tersebut, Para Pihak dengan ini sepakat bahwa pelaksanaan perawatan "EMMA-125-Jam" sebagaimana tersebut dalam Jadwal Perawatan di Lampiran-G akan dilaksanakan pada hari-hari tidak ada jadwal penerbangan dengan masa pengerjaan maksimal 2 (dua) hari (2 X 24 Jam). Memastikan bagian luar dan bagian dalam Pesawat dalam keadaan bersih dan memenuhi kepuasan PIHAK PERTAMA setiap saat. Pengagantian Pesawat Untuk setiap waktu perawatan yang terjadwal maupun tidak terjadwal, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan Pesawat pengganti. FASILITAS BASE PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kegiatan dan fasilitas yang di Base. ASURANS! PIHAK KEDUA berkewajiban mengadakan dan mempertahankan, selama jangka Waktu Charter, atas biayanya sendiri, asuransi-asuransi berikut ini : (a). Pertanggungan “Combined Single__Limif’ _ sehubungan _ dengan pertanggungan-jawab hukum atas penumpang dan pihak ketiga non- Penumpang yang diakibatkan oleh Pesawat selama Jangka Waktu Charter dalam jumlah US $ 50,000,000.-; (b). Pertanggungan “Aviation Hull All Risk’ sehubungan dengan semua resiko “hull terhadap Pesawat selama terbang dan di darat. KERUSAKAN PADA PESAWAT Dalam hal Pesawat menjadi tidak dapat digunakan dan tidak dapat dikembalikan untuk servis atau dalam hal kerugian total atau kerusakan Pesawat yang tidak bisa diperbaiki, PIHAK KEDUA harus secepatnya memberitahukan PIHAK PERTAMA secara tertulis tentang kerusakan atau Pesawat tidak-dapat diperbaiki lagi (“Pemberitahuan Kerusakan Pesawat”) dan wajib menyediakan Pesawat Pengganti dan wajib meminta persetujuan apabila Pesawat pengganti tidak sesuai dengan spesifikasi yang setara dengan yang sebagaimana disebutkan dalam Lampiran B. Dalam hal PIHAK KEDUA mengganti Pesawat dikarenakan oleh sebab-sebab dalam pasal 13 diatas, maka hal-hal berikut akan berlaku: (a). _ PIHAK KEDUA harus mengganti Pesawat dalam waktu 14 (empat belas) hari; Page 15 of 37 14. 14.1 14.2 14.3 14.4 145 14.5.1 (b). _ tarif untuk pesawat pengganti harus disetujui secara tertulis oleh Para Pihak sebelum pelaksanaan penggantian tersebut; (c). _ PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk menolak pesawat pengganti yang ditawarkan oleh PIHAK KEDUA. PENGADAAN KARYAWAN Para Pihak, setiap saat selama Jangka Waktu Charter mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang cukup dan setiap karyawan tersebut mempunyai kapabilitas yang dijelaskan lebih lanjut di Lampiran- PIHAK KEDUA akan menyediakan dan bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh awak pesawat dan engineer penerbangan beserta karyawan “ground Support’ telah diperingatkan dan mengetahui akan larangan-larangan dalam membawa barang-barang berbahaya/beresiko Karyawan PIHAK PERTAMA, sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian ini, adalah karyawan dari PIHAK PERTAMA dan karyawan PIHAK KEDUA sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian ini adalah karyawan dari PIHAK KEDUA dan selain dari yang ditetapkan dalam Perjanjian ini; PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk pembayaran gaji dan kepentingan lain para karyawannya masing-masing. Permintaan apapun dari PIHAK KEDUA untuk penggantian Koordinator Operasional atau dari PIHAK PERTAMA untuk penggantian karyawan PIHAK KEDUA, harus dalam bentuk tertulis yang menyatakan dengan jelas alasan permintaan penggantian tersebut, dalam bentuk surat sebagaimana terlampir dalam Perjanjian ini sebagai Exhibit-1 dari Lampiran-'l. Koordinator Operasional PIHAK PERTAMA harus menunjuk Koordinator Operasional, yang harus bertanggung jawab, antara lain: (a). menyediakan detil perencanaan operasional Pesawat, otorisasi penerbangan yang dilaksanakan, dan berkoordinasi dengan PIHAK KEDUA untuk semua hal yang berhubungan dengan menggunakan dan merawat Pesawat, untuk kepentingan dan atas nama PIHAK PERTAMA; (b). mengatur program penerbangan untuk PIHAK PERTAMA dan oleh karenanya berhubungan dengan PIHAK KEDUA; (©). berkoordinasi dan berhubungan dengan PIHAK KEDUA untuk penjadwalan dan otorisasi perawatan Pesawat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kondisi Pesawat, termasuk namun tak terbatas pada perbaikan, servis dan perawatan Pesawat; (a). Menyampaikan kepada PIHAK KEDUA, perencanaan operasional tahunan dan bulanan untuk memudahkan PIHAK KEDUA merencanakan jadwal operasional Page 16 of 37 14.5.2 14.6 15. 15.1 15.2 15.3 15.4 155 16. 16.1 dan perawatan yang tepat yang akan memastikan ketersediaan optimal Pesawat; (e). menyediakan waktu penerbangan Pesawat yang memadai untuk uji perawatan penerbangan dan kecakapan pilot “check flight’, sesuai dengan persyaratan perawatan dan CASR's dengan persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA dan segala biaya yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Penunjukan Koordinator Operasional harus diberitahukan kepada PIHAK KEDUA dalam surat dengan bentuk sebagaimana terlampir pada Perjanjian sebagai Exhibit- 2 of Lampiran-"’ PIHAK PERTAMA sepakat dan berjanji bahwa tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA tidak akan selama Jangka Waktu Charter dan selama 12 (dua belas) bulan (i) setelah Tanggal Akhir Perjanjian atau Tanggal Pemutusan Perjanjian atau (ii) setelah karyawan PIHAK KEDUA mengundurkan diri dari PIHAK =KEDUA, secara langsung maupun tidak langsung, untuk mempromosikan atau menawarkan pekerjaan atau pengikatan atau mempekerjakan setiap awak pesawat atau Personnel PIHAK KEDUA, KEADAAN KAHAR Selain kewajiban untuk melakukan pembayaran sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini untuk jasa-jasa yang dilaksanakan, Para Pihak dengan ini akan dibebaskan dan tidak akan bertanggung jawab atas keteriambatan atau kegagalan pelaksanaan Perjanjian ini yang disebabkan keadaan-keadaan yang termasuk dalam Keadaan Kahar. Jika salah satu Pihak terkena akibat suatu peristiwa Keadaan Kahar, ia harus segera memberitahu Pihak lainnya secara tertulis tentang peristiwa tersebut dan lamanya dampak peristiwa tersebut pada kinerja sesuai Perjanjian ini. Jika Pihak yang terkena dampak tidak memberikan pemberitahuan tersebut, ia tidak dapat mengklaim bahwa suatu peristiwa Keadaan Kahar memperlambat kinerjanya. Dalam hal terjadi keterlambatan atau kegagalan dalam melaksanakan Perjanjian ini, maka Para Pihak dengan ini sepakat untuk berusaha mengatasi Keadaan Kahar dengan perundingan dan usaha bersama dalam jangka waktu yang memadai, Kewajiban-kewajiban dari Pihak yang terkena Keadaan Kahar dalam Perjanjian ini akan berlanjut secepatnya setelan Keadaan Kahar telah diatasi dan Pihak tersebut tidak lagi terkena dampak dari Keadaan Kahar tersebut. ‘Tanpa mengabaikan Pasal 15.1 dan 15.2 diatas, jika menurut pendapat Para Pihak, Keadaan Kahar tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang memungkinkan, Para Pihak akan secara bersama-sama sepakat untuk mengakhiri Perjanjian dan oleh karena itu selanjutnya Para Pihak dengan ini berjanji dan sepakat bahwa Pasal 2.4.3 sampai dengan PAsal 2.4.6. akan berlaku untuk pemutusan Perjanjian ini. MOBILISAS! DAN DEMOBILISASI Mobilisasi ke Lokasi Penyerahan dan demobilisasi ke Lokasi Pengembalian Pesawat akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. Page 17 of 37 16.2 16.3 17. 174 17.2 17.3 18. 18.1 (a) Mobilisasi dan demobilisasi_karyawan dan alat-alat ke dan dari Base akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. Demobilisasi akan diselesaikan sebelum atau selambat-lambatnya pada Tanggal Akhir Perjanjian atau Tanggal Pemutusan Perjanjian. STATUS PIHAK KEDUA Dalam pelaksanaan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA akan setiap saat bertindak sebagai PIHAK KEDUA independen dan PIHAK KEDUA maupun agen-agen ataupun karyawan-karyawannya tidak akan menjadi agen atau karyawan PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA tidak akan mengendalikan atas kinerja PIHAK KEDUA dan tidak mengambil bagian di dalamnya, kecuali tentang hasil-hasil yang akan diperoleh. Salah satu Pihak, karyawan, pembantu, agen, atau subkontraktornya, tidak boleh membuat pernyataan kepada pihak ke tiga mana pun yang menyiratkan kewajiban salah satu Pihak untuk mengganti kerugian seseorang dalam bentuk apa pun atas kerusakan atau kerusakan yang diakui dalam jenis apa pun. Setiap permintaan dari pihak ketiga mengenai informasi tersebut harus dirujuk segera dengan rincian lengkap kepada Koordinator Operasional untuk diambil tindakan yang tepat. WANPRESTASI ‘Akan dianggap sebagai Wanprestasi, jika : salah satu Pihak (“Pihak Wanprestasi”) (). gagal untuk memperhatikan, mematuhi dan melaksanakan kesepakatan- kesepakatan dan jani-janji serta kewajibannya dalam Perjanjian ini, (i). melakukan pelanggaran atau mengabaikan kewaliban apapun dalam Perjanjian ini dan tidak memperbaiki pelanggaran tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pemberitahuan Wanprestasi yang diserahkan oleh pihak yang tidak lalai ("Pihak Tidak Wanprestasi (i). menjadi Pihak Pailit; (iv). setiap pemyataan dan jaminan yang telah dibuat dalam Perjanjian ini terbukti tidak benar, menyesatkan dan tidak sesuai; (v).adanya pihak yang mengambil alih atau ditunjuknya kurator atas bagian- bagian materil dari kekayaannya, assetnya atau penghasilannya dan tidak diselesaikan dalam waktu tiga puluh (30) Hari Kerja; (vi). menghentikan atau menunda pelaksanaan seluruh atau bagian substansial bisnisnya atau melepaskan bagian substansial dari kekayaannya dimana menurut pendapat Pihak Tidak Wanprestasi akan menimbulkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan Perjanjian ini. Page 18 of 37 (b) (c) 19. 20. 20.1 PIHAK KEDUA: (). segala otorisasi, lisensi atau persetujuan atas pendaftaran dengan pemerintah atau pihak yang berwenang, yang berhubungan dengan Pesawat dirubah, ditarik atau tidak lagi berlaku secara penuh dan efektif; (ii). asuransi tidak lagi berlaku secara penuh dan efektif; (ii). pendaftaran Pesawat di Indonesia dibatalkan, selain dari: (a) bersamaan dengan pendaftaran ulang di Negara lain sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini atau (b) sebagai hasil dari kerugian total pada Pesawat. PIHAK PERTAMA : gagal membayar Tagihan-tagihan Yang Harus Dibayar sebagaimana diacu pada Lampiran-C.1 atau kewajiban pembayaran lainnya sebagaimana tertera di Perjanjian ini, PENGGANTIAN KERUGIAN Bilamana terjadi kerusakan yang disebabkan oleh salah satu pihak baik yang disebabkan oleh kesengajaan ataupun kelalaian (ketidak sengajaan) maka: (i). Pihak yang Dirugikan berhak mendapatkan ganti rugi dari pihak yang menimbulkan kerugian tersebut, termasuk didalamanya yang diperbuat oleh agen-agen, perwakilan dan pihak ketiga lainnya. (i) Pinak Yang Merugikan wajib mengganti rugi Pihak yang Dirugikan untuk segala kerugian yang ditimbulkan. TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA tidak akan bertanggung jawab atas segala Tuntutan yang timbul sehubungan dengan adanya keterlambatan, penjadwalan ulang atau pembatalan Penerbangan : (@). _disebabkan oleh ketidak-normalan cuaca (termasuk namun tak terbatas pada badai, hujan, hujan es, kabut, badai debu, angin ribut, pembekuan atau es) yang membatalkan atau memperlambat lepas landas atau pendaratan Pesawat atau yang menimbulkan keterlambatan pada saat perjalanan Pesawat; (b). yang disebabkan oleh larangan yang dikeluarkan oleh pengatur lalu lintas dara atau Otoritas Penerbangan apapun atau otoritas pemerintahan lainnya agar penerbangan dialihkan atau ditetapkan dalam keadaan menunggu; (c). untuk mentaati jalur penerbangan atas permintaan pengatur lalu lintas udara atau otoritas penerbangan apapun atau otoritas pemerintah lainnya agar penerbangan dialihkan atau ditetapkan dalam keadaan menunggu; (@). _akibat terkontaminasinya bahan bakar tanpa adanya kesalahan dari pihak PIHAK KEDUA; atau Page 19 of 37 21. 214 21.2 22. 22.4 (e). yang disebabkan kegagalan alat-alat pengisian atau pengisian ulang bahan bakar di tempat tujuan manapun untuk memenuhi standar pabrik Pesawat atau Otoritas Penerbangan. PEMBERITAHUAN Segala pemberitahuan yang diperiukan dalam ketentuan ini, harus dalam bentuk tertulis dan dikirimkan melalui surat, faksimili atau email pada alamat di bawah ini Kepada PIHAK PERTAMA : PT. ARDIAN PAUL JAYA AVIASI Alamat : Jin. Karang Mulia, Nabire - Papua, Indonesia Telpon : 082248001794 Faksimil : Email bersama.aircrafthandling@gmail.com UP, : Muhammad Qodri Ardiansyah Kepada PIHAK KEDUA: PT. SPIRIT AVIA SENTOSA Alamat Gedung Graha Dirgantara, JI Raya Halim Perdana Kusuma No 8, Jakarta Timur 13610, Indonesia Telpon 62-21-20628668 Faksimil : 62-21-29838036 Email: sas_grp@flyingsas.com UP. Suhandi Tanpa membatasi alat lainnya yang bisa dibuktikan oleh salah satu Pihak bahwa pemberitahuan telah diterima oleh Pihak lainnya, pemberitahuan akan dianggap telah diterima (a). _jika dikirim melalui kurir, ketika ditinggalkan di alamat penerima; (©). jk dikirim melaui pos atau kurir udara, 3 Hari Kerja setelah tanggal pengiriman; (©). __jika dikirim melalui faksimili, setelah menerima bukti tanda terima atau laporan pengiriman yang dikeluarkan dari mesin; (4). _jika dikirim melalui email, saat tanggal pengiriman. KETENTUAN-KETENTUAN UMUM Pengurangan Akibat Hukum. Tanpa mengabaikan ketentuan-ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini, apabila hukum atau peraturan atau ketentuan, perintah, kebijakan, atau permintaan Pemerintah (seperti larangan impor atau ekspor, Persyaratan lisensi, pengendalian valas, atau permintaan dokumen apapun untuk sertifikasi atau pernyataan) yang secara efektif melarang Pihak manapun untuk menjalankan Perjanjian ini, maka Pihak tersebut akan sedapat mungkin berusaha untuk mengurangj akibat dari larangan tersebut. Page 20 of 37 4 22.2 22.3 22.5 22.6 22.7 22.8 23. 23.4 23.2 23.3 Memastikan Keberlanjutan. Masing-masing Pihak sepakat dari waktu ke waktu melaksanakan tindakan lebih lanjut dan melaksanakan dan menyerahkan dokumen dan instrument lainnya dan melakukan atau menahan untuk melakukan tindakan dan perbuatan lebih lanjut tersebut yang dapat diminta sewaktu-waktu oleh Pihak lainnya untuk melaksanakan secara efektif atau bukti lebih baik atau memperbaiki jiwa, niat, arti dan tujuan Perjanjian ini Pengalihan. Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, kepentingan dan kewajiban dari masing-masing Pihak dalam Perjanjian ini adalah mengikat dan dipertahankan untuk kepentingan masing-masing Pihak dan penerusnya yang dibolehkan dan tidak akan, dan dapat dimungkinkan untuk dialihkan, didelegasikan dipindahkan atau dihilangkan dengan cara lain tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya. ‘Seluruh Perjanjian. Perjanjian ini bersama dengan dokumen-dokumen lainnya yang diacu dari Perjanjian ini atau dilaksanakan sejalan sehubungan dengan Perjanjian ini, membentuk keseluruhan Perjanjian antara Para Pihak sehubungan isi Perjanjian ini dan menggantikan seluruh persetujuan, perjanjian, pemyataan dan korespondensi sebelumnya. Amandemen. Perjanjian ini dapat diamandemen atau diperbarui hanya melalui persetujuan tertulis oleh Para Pihak. Hak-hak Kumulatif. Hak-hak, kekuasaan, kewenangan, kebijaksanaan dan perbaikan dari Pihak dalam Perjanjian ini tidak melepas hak, kekuasaan, kewenangan, kebijaksanaan atau perbaikan lainnya. Pelepasan Hak. Kegagalan salah satu Pihak dalam Perjanjian ini untuk menjalankan salah satu haknya selama masa berlaku Perjanjian ini tidak menggambarkan pelepasan hak tersebut yang berlanjut atau melarang Pihak tersebut untuk meminta pelaksanaan penuh kewajiban Pihak lain berdasarkan Perjanjian ini Lampiran-Lampiran. Semua jadwal, lampiran serta dokumen dan surat-surat lain yang merupakan bagian dari Perjanjian ini atau dimasukkan dalam Perjanjian ini melalui rujukan, dan tambahan, suplemen, penggantian atau perubahan Perjanjian ini harus dilampirkan ke Perjanjian ini dan menjadi bagian dari Perjanjian ini untuk semua tujuan. Dalam hal terjadi pertentangan antara Perjanjian ini dan Lampiran, ketentuan Perjanjian ini yang beriaku, PENYELESAIAN PERSELISIHAN Dalam hal terdapat perselisihan, Kontroversi atau tuntutan yang timbul atau berhubungan dengan Perjanjian ini ataupun pelanggaran, pengakhiran atau tidak berlakunya Perjanjian tersebut, maka Para Pihak dengan ini akan berunding bersama secara damai untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Jika penyelesaian perselisihan tidak dapat diperoleh, maka persoalan tersebut akan diselesaikan melalui arbitrase sesuai dengan Peraturan Arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berlaku saat itu. Masing-masing Pihak mempunyai hak untuk menunjuk (1) arbiter. Kedua arbiter tersebut akan menunjuk arbiter ketiga. Jika Para Pihak gagal untuk menunjuk arbiter dalam waktu tiga puluh (30) hari setelah tanggal yang diminta oleh Pihak Page 21 of 37 lainnya atau apabila dua (2) arbiter yang ditunjuk gagal untuk menunjuk arbiter ketiga dalam waktu tiga puluh (30) hari setelah penunjukan arbiter kedua, maka arbiter tersebut akan ditunjuk oleh Ketua BANI. 23.4 Dewan Arbiter yang ditunjuk akan bekerja sesuai Peraturan BANI. Dalam hal Peraturan BANI dan Perjanijian ini tidak menetapkan proses pelaksanaan arbitrase, maka para arbiter akan menetapkan bagaimana prosesnya dilaksanakan. 23.5 Para Pihak dengan ini mengakui dan menyetujui bahwa tidak ada Pihak yang berhak untuk memperkarakan atau melakukan tindakan di pengadilan atas_persoalan- persoalan perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Perjanjian ini atau yang telah diserahkan ke dalam proses arbitrase sampai persoalan tersebut diputuskan sesuai dengan ketentuan Pasal ini dan hanya dibolehkan sebatas untuk pelaksanaan keputusan arbitrase 23.6 Keputusan dari para arbiter ini dalam hal apapun sesuai dengan Pasal ini bersifat final, mengikat dan tidak dapat dibantah dan dapat digunakan sebagai dasar Pengambilan keputusan Pengadilan di Indonesia ataupun tempat lain. Keputusan ini harus mencakupi penetapan Pihak manakah yang wajib membayar biaya dan pengeluaran dari para arbiter, biaya administrasi arbitrase, biaya hukum yang dikeluarkan Para Pihak, biaya dan pengeluaran para saksi dam biaya serta Pengeluaran lainnya yang perlu dikeluarkan menurut pendapat dewan arbiter untuk menyelesaikan perseiisihan. 23.7 Kewajiban dari Para Pihak dalam Perjanjian ini akan terus berlangsung tanpa batasan waktu dan perintah dari para arbiter sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini dan akan mempunyai kekuatan sampai dengan dikeluarkannya keputusan final oleh para arbiter. 23.8 Ketentuan Perjanjian ini. ng terdapat dalam pasal ini akan tetap berlaku setelah pengakhiran 23.9 Bahasa yang digunakan dalam arbitrase adalah bahasa Indonesia dan bertempat di Jakarta. SEBAGAI KESAKSIAN INI, Kedua Pihak telah menyuruh Perjanjian ini ditandatangani oleh pejabat mereka masing-masing yang berwenang dengan semestinya pada tanggal yang tertulis kali pertama di atas. PT Spirit Avia Sentosa IL JAYA AVIAS! |AD QODRI ARDIANSY/ sient Director President Director Page 22 of 37

You might also like