Professional Documents
Culture Documents
Dua lobus lainnya adalah lobus kaudatus dan kuadratus yang berada di permukaan posterior.
Hati juga merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Berdasarkan
fungsinya, hepar juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hati berbentuk seperti baji dan merupakan
pabrik kimia pada tubuh manusia.
Hati manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu lobus kanan dan lobus kiri. abdomen yang
menempati bagian terbesar regio hipokondriak. Bagian atas dan anterior memiliki struktur yang
halus terpasang tepat di bawah permukaan diafragma, bagian posterior tampak tidak beraturan.
Hati terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastis dan sebagian tertutupi oleh lapisan
peritoneumSebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari.
Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan
kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu . Empedu mengandung
kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang
disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi
lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah
menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak
menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan.
B. Struktur Hati
Hati manusia dewasa mempunyai berat antara 1.3 - 3.0 kilogram. Ia adalah organ lembut
berwarna kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Ia terletak di bawah diafragma di
sebelah kanan badan manusia. Sebagian besar permukaan hati terletak di dalam sangkar
toraks yang melindunginya daripada kecederaan. ia juga menjadi alas bagi pundi empedu
yang menyimpan empedu. Secara anatomi, hati dapat dibagi menjadi empat lobus iaitu
lobus kanan (right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe. Unit
fungsional utama dari hepar dinamakan sebagai lobulus portal.
Lobulus portal dibatasi oleh 3 vena sentralis berbeda yang perang kemerahan. Hati
merupakan organ kedua terbesar manusia (organ terbesar adalah kulit) dan
dikelompokkan sekitar sumbu duktus biliaris interlobuler.
Lobulus portal terdiri atas bagian-bagian dari 3 lobulus klasik yang berdekatan yang
melepaskan sekret kedalam duktus biliaris interlobularis (sebagai pusatnya). Kerusakan
hepar biasanya berhubungan dengan perdarahannya dan suatu susunan unit yang lebih
kecil yaitu asinus hepar, merupakan konsep terbaru dari unit fungsional hepar terkecil.
Unit ini terdiri atas sejumlah parenkim hepar yang terletak di antara 2 vena sentralis dan
mempunyai cabang terminal arteria hepatika, vena porta dan sistem duktuli biliaris
sebagai sumbunya. Jadi suatu asinus hepar memperoleh darah dari cabang akhir arteria
hepatika dan vena porta, serta mengeluarkan hasil sekresi eksokrin kedalam duktuli
biliaris.
C. Fungsi Hati
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh
sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati yaitu
D. Sistem Bilier
Fungsi utama dari system bilier adalah sebagai tempat penyimpanan dan saluran cairan
empedu ( transportasi empedu dari hepar ke usus halus, mengatur aliran empedu, storage
(penyimpanan) dan pengentalan dari empedu ). Empedu di produksi oleh sel hepatosit
sebanyak 500-1500 ml/hari. Empedu terdiri dari garam empedu, lesitin dan kolesterl
merupakan komponen terbesar (90%) cairan empedu. Sisanya adalah bilirubin, asam
lemak dan garam anorganik. Di luar waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam
kandung empedu dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi Empedu sendiri
yaitu :
1. Berperan utk penyerapan lemak yaitu dalam bentuk emulsi, juga penyerapan mineral.
Contoh : Ca, Fe, Cu.
2. Merangsang sekresi enzim (Contoh: lipase pankreas).
3. Penyediaan alkalis utk menetralisir asam lambung di duodenum.
4. Membantu ekskresi bahan-bahan yang telah dimetabolisme di dalam hati.
Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor , yaitu sekresi empedu oleh hati , kontraksi
kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. Dalam keadaan puasa produksi akan
dialih-alirkan ke dalam kandung empedu. Setelah makan, kandung empedu berkontraksi ,
sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam duodenum. Aliran tersebut sewaktu-
waktu seperti disemprotkan karena secara intermiten tekanan saluran empedu akan lebih
tinggi daripada tahanan sfingter. Hormon kolesistokinin (CCK) dari selaput lendir usus
halus yang disekresi karena rangsang makanan berlemak atau produk lipolitik di dalam
lumen usus, merangsang nervus vagus , sehingga terjadi kontraksi kandung empedu.
Demikian CCK berperan besar terhadap terjadinya kontraksi kandung empedu setelah
makan, Empedu yang dikeluarkan dari kandung empedu akan dialirkan ke duktus
koledokus yang merupakan lanjutan dari duktus sistikus dan duktus hepatikus. Duktus
koledokus kemudian membawa empedu ke bagian atas dari duodenum, dimana empedu
mulai membantu proses pemecahan lemak di dalam makanan. Sebagian komponen
empedu diserap ulang dalam usus kemudian dieksresikan kembali oleh hati.
E. Enzim Hati
Nurachmah, Elly., Rida Angriani. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba
Guyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Medika.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat eds 10. Jakarta : EGC.
Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.
Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System. Elseviers
Health Science. Philadelphia; 2002.
Kahle, W. Sismtem PencernaanN. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia Alat-Alat
Dalam. Hipokrates. Jakarta.
Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 1997.
Luhulima. W. J. Dr. Prof. Viscera Abdominis. In : Anatomi II. Bagian anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2001.
Putz.R. Organ Dalam Perut Manusia. In : Atlas Anatomi Manusia SOBOTTA 2. Edisi 21.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2000.
http://analiskesehatand3.blogspot.co.id/2016/10/anatomi-fisiologi-hepar.html
BAB II
KONSEP DASAR
A.