Professional Documents
Culture Documents
2011
[Influence of Temperature and Relative Humidity on the Quality of Fruit Juice Effervescent Tablet
During Storage]
Ansar*
Teknik Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
Jl. Pendidikan No. 37 Mataram
ABSTRACT
The aim of this research was to study the influence of temperature and relative humidity on the quality of the fruit juice effervescent tablet.
Sample of the passion fruit effervescent tablet was prepared from passion fruit granular, aspartame, polyetilene glycol, citric acid, and sodium
bicarbonate. Variable analyzed was dissolution rate of the tablet during storage. The results indicated that temperature and humidity significantly
affect dissolution rate of the fruit juice effervescent tablet. The reason for the decrease in dissolution rate was because at high storage temperature
(35oC), sodium bicarbonate was not stable. The bicarbonate amount gradually decreased because it reacted with citric acid. Consequently, when
the tablet was dissolved, the reaction between sodium bicarbonate and citric acid was slow. At high relative humidity (85.5%) of storage, the
reaction occurred prior to the dissolution due to moisture intake.
73
Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XXII No. 1 Th. 2011
130
diuji waktu larutnya setiap hari. Batas waktu penyimpanan tablet
dihentikan jika waktu larut lebih dari 120 detik (berdasarkan 110
standar USP).
90
Pengembangan model matematis
70
Parameter perubahan waktu larut tablet effervescen sari
buah selama penyimpanan mengikuti model kinetika reaksi 50
kimia order pertama yang dapat dinyatakan dengan persamaan: 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
k p Suhu 15 C RH 75,2% Suhu 20 C RH 75,2%
P P0e .....................................(1)
Suhu 30 C RH 75,2% Suhu 35 C RH 75,2%
dengan, P = parameter waktu larut tablet, P0 = nilai awal Suhu 25 C RH 75,2%
parameter waktu larut tablet, kp = konstanta laju perubahan
waktu larut tablet selama penyimpanan, dan = lama Lama Penyimpanan (hari)
penyimpanan. Gambar 1. Data pengamatan perubahan waktu larut tablet
Apabila nilai kp merupakan fungsi dari suhu (T) dan effervescen sari buah selama penyimpanan pada variasi
kelembaban udara (RH), maka kp dapat ditulis menjadi : suhu.
kp = f (T) - f(RH) ........................................(2) Pada Gambar 1 terlihat bahwa semakin tinggi suhu
Nilai kT sebagai fungsi T pada RH konstan mengikuti penyimpanan, perubahan waktu larut tablet effervescen sari
persamaan Arrhenius sebagai berikut: buah semakin lambat. Tablet yang disimpan pada suhu 35oC
dengan RH 75,2% memiliki waktu larut 127 detik setelah 8 hari
74
Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XXII No. 1 Th. 2011
penyimpanan. Sedangkan tablet yang disimpan pada suhu 30oC Pada Gambar 2 terlihat bahwa semakin tinggi RH
dan 25oC dengan RH 75,2% memiliki waktu larut 115 detik penyimpanan, waktu larut tablet effervescen sari buah semakin
setelah 14 hari penyimpanan. Untuk tablet yang disimpan pada lama. Tablet yang disimpan pada RH 85,5% dengan suhu 25 oC
suhu 20oC dan 15oC dengan RH 75,2% memiliki waktu larut 109 memiliki waktu larut 128,42 detik setelah disimpan 7 hari.
detik setelah 18 hari penyimpanan. Data-data ini dapat memberi Sedangkan tablet yang disimpan pada RH 75,2%; 65,4%;
informasi tentang kondisi penyimpanan yang memenuhi syarat 43,2%; dan 22,8% dengan suhu 25oC masih memenuhi standar
USP sebagai produk komersial dengan batasan waktu larut USP setelah disimpan 9, 12, 21, dan 63 hari.
maksimum 120 detik. Berdasarkan data ini dapat diungkapkan bahwa RH
Berdasarkan Gambar 1 juga, dapat diungkapkan bahwa penyimpanan juga berpengaruh terhadap waktu larut tablet
suhu penyimpanan berpengaruh secara signifikan terhadap effervescen sari buah. Pada RH yang tinggi, kadar air tablet
perubahan waktu larut tablet effervescen sari buah. Pada suhu meningkat, tetapi titik lelehnya menurun.
penyimpanan yang tinggi, natrium bikarbonat sebagai bahan Menurut Mizrah (2000), kadar air tablet effervescen yang
penghancur berada pada kondisi yang tidak stabil.Jumlah tinggi dapat memicu terjadinya reaksi antara komponen asam
molekulnya juga semakin berkurang karena sebagian sudah dan basa, sehingga ketika dilarutkan reaksi tersebut berjalan
bereaksi dengan asam sitrat. lambat atau hampir jenuh. Hal ini ditunjukkan dengan lamanya
Pada saat tablet dilarutkan reaksi antara natrium bikarbonat waktu yang diperlukan untuk dapat larut secara sempurna.
dengan asam sitrat berjalan lambat. Hal ini akan memerlukan Hasil evaluasi kp sebagai fungsi lama penyimpanan
waktu larut yang lebih lama. ditunjukkan pada Tabel 1 (variasi suhu) dan Tabel 2 (variasi
Hal lain yang perlu dikemukakan adalah pada suhu RH). Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa semakin lama
penyimpanan yang lebih tinggi dari suhu transisi gelas (glass penyimpanan dan semakin tinggi suhu, nilai k T juga meningkat.
transition temperature, Tg) yang dimiliki oleh komponen Hal yang sama juga terjadi pada variasi RH, di mana semakin
penyusun tablet lebih cepat meleleh kemudian menggumpal. lama penyimpanan dan semakin tinggi RH, nilai kRH juga
Komponen tablet effervescen sari buah yang memiliki suhu Tg semakin meningkat.
lebih rendah dari suhu penyimpanan adalah asam sitrat yaitu
31oC. Komponen tersebut diduga telah mengalami perubahan Tabel 1. Hasil evaluasi konstanta (kT) perubahan waktu larut sebagai
mobilitas molekuler dan mempengaruhi laju reaksi, sehingga fungsi lama penyimpanan pada variasi suhu.
dapat berfungsi sebagai bahan plasticizer. Perlakuan
kT R2
Suhu (oC) RH (%)
150 15 75,2 0,0005 0,981
140
Waktu Pelarutan (detik)
Studi yang berkaitan dengan suhu transisi gelas pada Pengaruh suhu terhadap konstanta laju perubahan waktu
produk pangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti di larut tabet effervescen sari buah (kT) selama penyimpanan
antaranya Ross dan Himberg (1994) pada model PVP dapat diketahui dengan model ketergantungan kT terhadap
(polipinilpirolidon), Schebor et al. (1998) pada bubuk skim, dan suhu. Keterkaitan suhu dengan konstante laju perubahan waktu
Adawiyah et al. (2005) pada pangan model. larut tabet effervescen sari buah selama penyimpanan dapat
Slade dan Levine (1991) juga telah melaporkan bahwa suhu dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,8747
transisi gelas dapat dijadikan sebagai indikator perubahan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
mobilitas molekuler dan mempengaruhi laju reaksi kimia, Nilai ini menunjukkan hubungan yang sangat signifikan
enzimatis, dan mikrobiologis. Penelitian lain yang berkaitan antara suhu dengan kT selama penyimpanan.
dengan suhu transisi gelas telah dilakukan oleh Khalloufi et al..
(2000), dan Wehling (2004) pada produk berbentuk bubuk.
Dengan demikian suhu Tg dapat dijadikan sebagai standar suhu
penyimpanan untuk produk pangan.
75
Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XXII No. 1 Th. 2011
-5.0 larut tablet juga semakin tinggi yang ditandai dengan semakin
lamanya waktu yang diperlukan oleh tablet untuk larut. Hasil
-5.5
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
-6.0 oleh Labuza dan Riboh (1982) yang melaporkan bahwa
-6.5 semakin besar nilai konstanta laju perubahan mutu pangan,
semakin cepat pula perubahan kemunduran mutu pangan
ln k p
-7.0
tersebut.
-7.5
-8.0
0.00320 0.00325 0.00330 0.00335 0.00340 0.00345 0.00350
KESIMPULAN DAN SARAN
1/T ( oK)
Suhu dan RH berpengaruh secara signifikan terhadap
Gambar 3. Grafik ln kp vs 1/T perubahan waktu larut tablet perubahan waktu larut tablet effervescen sari buah selama
effervescen sari buah selama penyimpanan pada variasi penyimpanan. Pada suhu penyimpanan yang tinggi, komponen
suhu dengan RH konstan. natrium bikarbonat sebagai bahan penghancur berada pada
kondisi yang tidak stabil. Jumlah molekulnya juga semakin
Plot antara ln kp dengan suhu absolut 1/T diperoleh berkurang karena sebagian sudah bereaksi dengan asam sitrat.
persamaan garis yang kemiringannya merupakan nilai Ea/R dan Sehingga pada saat dilarutkan reaksi antara natrium bikarbonat
perpotongan garis adalah nilai kp atau dalam bentuk dengan asam sitrat berjalan lambat.
persamaan: Pada RH penyimpanan yang tinggi, kadar air tablet
ln k p 8500,4(1/ T ) 22,271 ...............(7) meningkat, tetapi titik lelehnya menurun. Perlakuan kondisi
penyimpanan yang paling baik adalah pada suhu 20oC dengan
Berdasarkan persamaan (7) diperoleh nilai Ea sebesar RH 43,2%. Kondisi perlakuan ini dapat menjaga kestabilan
70,667 kJ/mol dan kT sebesar 4,70 x . Nilai ini tablet selama penyimpanan.
menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk proses Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
aktivasi lama larut tablet effervescen sari buah selama kemasan aluminium foil yang kedap udara, agar data yang
penyimpanan sangat besar. diperoleh memberikan informasi yang lebih komprehensif.
Pengaruh RH terhadap konstanta laju perubahan waktu
larut tabet effervescen sari buah selama penyimpanan dapat
diketahui dengan model ketergantungan kRH terhadap RH.
UCAPAN TERIMAKASIH
Keterkaitan RH dengan kRH selama penyimpanan dapat dilihat
dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9865 seperti Peneliti berterima kasih kepada Direktorat Penelitian dan
ditunjukkan pada Gambar 4. Nilai ini menunjukkan hubungan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi
antara RH dengan kRH sangat signifikan selama penyimpanan. Kementerian Pendidikan Nasional RI atas dana penelitian yang
diberikan melalui Program Hibah Bersaing tahun anggaran
-5.0 2009.
-5.5
-6.0
-6.5
DAFTAR PUSTAKA
-7.0
Ansel HC. 1989. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms.
ln kp
76
Hasil Penelitian J. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XXII No. 1 Th. 2011
Mizrah S. 2000. Accelerated Shelf Life Tests, in: the Stability Schebor C, Beura MP, Karel M, Chirife J. 1998. Color formation
and Shelf Life of Food. Woodhead Publ. Ltd. CRC Press, due to non-enzymatic browning in amorphous, glass,
Cambridge, England. anhydrous, model system. J Food Chem 65: 427-432.
Mohrle R. 1989. Effervescent Tablets. Dalam Pharmaceutical Slade L, Levine H. 1991. Beyond water activity: recent
Dosage Forms Tablet. Vol. 1, Second Edition. Marcel advances based on alternative approach to the assessment
Decker Inc., New York. of food quality and safety. Critical review in Food Science
Pomeranz Y, Clitton EM. 1971. Food Analysis, Theory and and Nutrition, 30(2): 115-124.
Practice. The AVI Publishing Co., Westport, Connecticut. Tedjo Y, Oetari RA. 2004. Stabilitas PGV-0 (Pentagamvunon-0)
Rohdiana D. 2003. Mengenali Teknologi Tablet Effervescent. sebagai obat anti inflamasi dalam bentuk sediaan larutan
http://www.bulletin/pdf/article.pdf. [7 Agustus 2003]. cair. Majalah Farmasi Indonesia 15(1): 20-25.
Roos YH, Himberg MJ. 1994. Non-enzymatic browning Wehling F. 2004. Effervescent Technology Adds Sparkle to
behavior, as related to glass transition of a food model at Supplements. http://www.vitaminretailer.com/article. [13
chilling temperature. J of Agr and Food Chem 42: 893-898. April 2007].
77