You are on page 1of 14

PENGARUH PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (E-LEARNING)

TERHADAP MUTU BELAJAR MAHASISWA

Euis Karwati
Universitas Islam Nusantara (UNINUS), Jl Sukarno Hatta No. 530 Bandung- (40286),
Telp. 022-750-9656, fax. 022-750-9656. Hp.0811215702. E-mail: andilalayau@gmail.com
Naskah diterima 28 Januari 2014, direvisi tanggal 30 Mei 2014,disetujui tanggal 23 Juni 2014

THE INFLUENCE OF E-LEARNING BASED ON INFORMATION


TECHNOLOGY TOWARD STUDENTS QUALITY OF LEARNING

Abstact

Universitas Islam Nusantara (UNINUS) currently manages the Faculty Teacher Training and
Education Science (FKIP), with increasing number of students each year. However, the increase
in students has not been fully supported by an increase the quality of learning. This study aims to
know about e-learning and quality of learning, and also to analyze was there any influence from
e-learning to quality of learning at FKIP UNINUS at Bandung City. The method used is
descriptive and verification. The sample was 100 college students of FKIP UNINUS at Bandung
City. The sampling technique used simple random sampling (SRS). Analysis using linear
regression analysis. Based on these results, it can be concluded that the e-learning is in the high
category, while quality of learning is in the medium category. In addition, the obtained findings
that e-learning has positive and significant impact on quality of learning at FKIP UNINUS
Bandung. Thus, e-learning needs to be improved because it has proven to be able to increase the
quality of learning at FKIP UNINUS Bandung.
Keywords: information and communication technology, e-learning, quality of learning

Abstrak

Universitas Islam Nusantara (UNINUS) saat ini mengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) di mana dalam perkembangannya jumlah mahasiswa FKIP UNINUS setiap
tahun mengalami peningkatan. Namun demikian, kenaikan tersebut belum sepenuhnya didukung
oleh peningkatan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana pembelajaran elektronik di FKIP UNINUS; bagaimana kualitas
pembelajaran di FKIP UNINUS; dan untuk mengetahui apakah pembelajaran elektronik
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran mahasiswa di FKIP UNINUS. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sampel yang dijadikan
unit analisis adalah 100 mahasiswa FKIP UNINUS. Teknik sampling yang digunakan simpel
random sampling (SRS). Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pembelajaran elektronik berada dalam kategori
yang tinggi, sementara kualitas pembelajaran berada dalam kategori cukup. Selain itu, diperoleh
temuan bahwa pembelajaran elektronik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kualitas pembelajaran di FKIP UNINUS. Dengan demikian, pembelajaran elektronik perlu
ditingkatkan karena terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di FKIP UNINUS.
Kata kunci: teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran elektronik, kualitas
pembelajaran.

41
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

PENDAHULUAN melebur menjadi Universitas Islam Nusantara


(UNINUS). UNINUS saat ini mengelola
Seiring dengan perkembangan FKIP yang terdiri dari Jurusan Ilmu
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu Seni, Jurusan Pendidikan Matematika dan
konsep dan mekanisme belajar mengajar IPA, Jurusan Pendidikan IPS, serta Jurusan
(pendidikan) berbasis TI menjadi tidak Pendidikan Anak Usia Dini.
terelakkan lagi. Konsep yang kemudian Perkembangan jumlah mahasiswa FKIP
terkenal dengan sebutan e-learning telah UNINUS Bandung setiap tahunnya
membawa pengaruh terjadinya proses mengalami peningkatan. Namun peningkatan
transformasi pendidikan konvensional ke tersebut belum sepenuhnya didukung oleh
dalam bentuk digital, baik secara isi peningkatan mutu belajarnya. Berdasarkan
(contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e- hasil pengolahan data dan observasi,
learning sudah banyak diterima oleh diketahui bahwa mutu belajar mahasiswa
masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya UNINUS Bandung mengalami kemandegan
implementasi e-learning khususnya di (Karwati, 2013). Hal tersebut disinyalir akibat
lembaga pendidikan (sekolah, kurang optimalnya pemanfaatan e-learning
pelatihan/training dan universitas). Beberapa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan hal tersebut, maka penelitian ini dirumuskan
pembelajaran elektronik sebagai suplemen dalam rumusan masalah sebagai berikut:
(tambahan) terhadap materi pelajaran yang Sejauhmana pembelajaran elektronik (e-
disajikan secara reguler di kelas. Namun, learning) di FKIP UNINUS Bandung;
beberapa perguruan tinggi lainnya Sejauhmana mutu belajar mahasiswa FKIP
menyelenggarakan e-learning sebagai UNINUS Bandung? Seberapa kuat pengaruh
alternatif bagi mahasiswa yang karena satu pembelajaran elektronik (e-learning) terhadap
dan lain hal berhalangan mengikuti mutu belajar mahasiswa FKIP UNINUS
perkuliahan secara tatap muka. Dalam kaitan Bandung? Tujuan penelitian ini adalah
ini, maka e-learning berfungsi sebagai opsi menganalisis pembelajaran elektronik (e-
(pilihan) bagi mahasiswa. learning) di FKIP UNINUS Bandung;
Kecenderungan untuk mengembangkan menganalisis kualitas pembelajaran
e-learning sebagai salah satu alternatif mahasiswa FKIP UNINUS Bandung;
pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan mengetahui apakah pembelajaran elektronik
semakin meningkat sejalan dengan (e-learning) berpengaruh terhadap kualitas
perkembangan di bidang teknologi pembelajaran.
komunikasi dan informasi. Infrastruktur di Penelitian ini memberikan manfaat
bidang telekomunikasi yang menunjang teoretis dan manfaat praktis. Manfaat
penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya teoretisnya adalah hasil penelitian ini
menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi diharapkan akan memberikan sumbangan
secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati teoretis bagi pengembangan ilmu, terutama
oleh mereka yang berada di kota-kota di yang berkaitan dengan pembelajaran
tingkat kabupaten. Artinya, masyarakat yang elektronik (e-learning) dan kualitas
berada di kabupaten telah dapat menggunakan pembelajaran. Sedangkan manfaat praktisnya
fasilitas internet. adalah memberikan informasi tambahan
Universitas Islam Nusantara berada di sebagai bahan untuk dijadikan dasar
Kota Bandung. UNINUS semula bernama pertimbangan dalam rangka mengambil
Universitas Nahdlatul Ulama (UNNU) yang kebijakan atas pentingnya penerapan
berdiri pada tanggal 30 November 1959. pembelajaran elektronik (e-learning) sebagai
Dalam perkembangannya, pada tanggal 30 upaya dalam meningkatkan kualitas
Agustus 1969, UNNU, Akademi Pendidikan pembelajaran di lingkungan FKIP UNINUS.
Agama Islam, Universitas Ibnu Khaldun, dan
Universitas Muhammadiyah, kemudian

42
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

LANDASAN KONSEP perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi


informasi telah dibangun dalam suatu sistem
Teknologi dan Informasi yang disebut e-university atau electronic
Sistem pembelajaran konvensional university. Pengembangan e-university ini
dianggap tidak sesuai lagi dengan bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan
perkembangan zaman, selain disebabkan pendidikan sehingga dapat menyediakan
adanya pergeseran pendidikan yang tadinya layanan informasi yang lebih baik kepada
berfokus pada dosen menjadi berfokus pada komunitasnya baik di dalam (internal)
mahasiswa dan lingkungan yang ada di maupun diluar (eksternal) perguruan tinggi
sekitarnya. Banyak mahasiswa merasa bahwa tersebut; 3) Untuk kesamaan mutu dalam
sistem pembelajaran konvensional tidak memperolah materi, dikembangkan paket
menarik dan tidak mampu menumbuhkan belajar terdistribusi yaitu materi belajar
minat mereka untuk terus belajar. Sehingga ditempatkan/disimpan di sebuah server yang
kehadiran teknologi dan informasi menjadi tersambung ke internet sehingga dapat
solusi penting untuk menumbuhkan minat diambil oleh peserta ajar, baik memakai Web-
belajar mahasiswa. Browser ataupun File Transport Protocol atau
FTP (aplikasi pengiriman file).
Terdapat beberapa alasan yang
melandasi pentingnya penggunaan teknologi
informasi (TI) dalam dunia pendidikan, yaitu: Pembelajaran Elektronik (E-Learning)
1) Banyak sekolah yang memiliki komputer E-learning merupakan pembelajaran
sendiri sehingga dimungkinkan untuk jarak jauh yang menggunakan teknologi
dikembangkan paket belajar Personal- komputer atau biasanya disebut internet.
Interaktif yang materi ajarnya dikemas dalam Henderson dalam Horton (2003) menjelaskan
suatu software. Peserta dapat belajar dengan e-learning merupakan pembelajaran berbasis
cara menjalankan program komputer atau web yang bisa diakses dari internet. Kumar
perangkat lunak tersebut di komputer secara (2002) mendefinisikan e-learning sebagai
mandiri dan di lokasi masing-masing. Melalui sembarang pembelajaran yang menggunakan
paket program belajar ini peserta ajar dapat rangkaian elektronik (Local Area Network
melakukan simulasi atau juga umpan balik (LAN), Wide Area Network (WAN), atau
tentang kemajuan belajarnya; 2) Negara internet) untuk menyampaikan isi
Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang pembelajaran, interaksi atau bimbingan.
tersebar dalam wilayah yang sangat luas, serta (Kamarga, 2000) mendefinisikan e-learning
dihuni lebih dari 200 juta penduduk dengan sebagai kegiatan belajar yang disampaikan
distribusi secara tidak homogen. Kondisi ini melalui perangkat elektronik komputer yang
memang disadari memiliki kendala ketika memperoleh bahan belajar yang sesuai
akan diterapkan sistem pendidikan dengan kebutuhannya.
konvensional (tatap muka). Maka teknologi E-learning sendiri merupakan salah satu
informasi yang mungkin diterapkan untuk bentuk dari konsep distance learning. Bentuk
kondisi tersebut adalah melalui jaringan e-learning sendiri cukup luas, sebuah portal
internet. Melalui pembelajaran ini proses yang berisi informasi ilmu pengetahuan yang
belajar dapat dijalankan secara online atau di- dapat dikatakan sebagai situs e-learning, jadi
download untuk keperluan offline. Mahasiswa e-learning atau internet enabled learning
dapat mengakses sistem kapan saja dan menggabungkan metode pengajaran dan
sesering mungkin (time independence), tidak teknologi sebagai sarana dalam belajar. E-
terbatas pada jam belajar dan tidak tergantung learning merupakan proses belajar secara
pada tempat (place independence). Fungsi efektif yang dihasilkan dengan cara
lain yang dapat digunakan untuk proses menggabungkan penyampaian materi secara
belajar tersebut melalui e-mail atau grup digital yang terdiri dari dukungan dan layanan
diskusi, yang dapat berinteraksi dan dalam belajar.
mengirimkan naskah secara elektronik. Pada Lebih detail lagi Rosenberg (2001)

43
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

mengategorikan e-learning dalam tiga kriteria elektronik diprogramkan untuk melengkapi


dasar yaitu: 1) E-learning bersifat jaringan, materi pembelajaran yang diterima
yang membuatnya mampu memperbaiki mahasiswa di dalam kelas. Sebagai
secara cepat, menyimpan atau memunculkan komplemen berarti materi pembelajaran
kembali, mendistribusikan, dan sharing elektronik diprogramkan untuk menjadi
pembelajaran serta informasi. Kriteria ini materi reinforcement (pengayaan) atau
sangatlah penting dalam e-learning, sehingga remedial bagi mahasiswa di dalam mengikuti
Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan kegiatan pembelajaran konvensional. Materi
absolute; 2) E-learning dikirimkan kepada pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
pengguna melalui teknologi komputer dengan enrichment, apabila kepada mahasiswa yang
menggunakan standar teknologi internet; 3) dapat dengan cepat menguasai/memahami
E-learning terfokus pada pandangan materi pelajaran yang disampaikan dosen
pembelajaran yang paling luas, solusi secara tatap muka (fast learners) diberikan
pembelajaran yang mengungguli paradigma kesempatan untuk mengakses materi
tradisional dalam pembelajaran. pembelajaran elektronik yang memang secara
Pembelajaran elektronik atau e- khusus dikembangkan untuk mereka.
learning telah dimulai pada tahun 1970-an Tujuannya agar semakin memantapkan
berbagai istilah digunakan untuk tingkat penguasaan mahasiswa terhadap
mengemukakan pendapat/gagasan tentang materi pelajaran yang disajikan dosen di
pembelajaran elektronik, antara lain adalah: dalam kelas. Dikatakan sebagai program
online learning, internet-enabled learning, remedial, apabila kepada mahasiswa yang
virtual learning, atau web-based learning. mengalami kesulitan memahami materi
Berdasarkan berbagai pengertian pelajaran yang disajikan dosen secara tatap
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa e- muka di kelas (slow learners) diberikan
Learning merupakan proses instruksi atau kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran yang melibatkan penggunaan pembelajaran elektronik yang memang secara
peralatan elektronik dalam menciptakan, khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya
membantu perkembangan, menyampaikan, agar mahasiswa semakin lebih mudah
menilai dan memudahkan suatu proses belajar memahami materi pelajaran yang disajikan
mengajar di mana mahasiswa sebagai dosen di kelas; 3) Substitusi (Pengganti).
pusatnya serta dilakukan secara interaktif Beberapa perguruan tinggi di negara-negara
kapanpun dan di manapun. maju memberikan beberapa alternatif model
Setidaknya terdapat tiga fungsi kegiatan pembelajaran kepada para
pembelajaran elektronik bagi kegiatan mahasiswanya. Tujuannya agar para
pembelajaran di dalam kelas (classroom mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola
instruction), yaitu sebagai suplemen yang kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu
sifatnya pilihan/opsional, pelengkap dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
(komplemen), atau pengganti Siahaan (2002), E-learning mempermudah interaksi
yakni: 1) Suplemen (Tambahan). Dikatakan antara mahasiswa dengan bahan atau materi
berfungsi sebagai suplemen (tambahan), pelajaran. Demikian juga interaksi antara
apabila mahasiswa memunyai kebebasan mahasiswa dengan dosen maupun antara
memilih, apakah akan memanfaatkan materi sesama mahasiswa. Mahasiswa dapat saling
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal berbagi informasi atau pendapat mengenai
ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi berbagai hal yang menyangkut pelajaran
mahasiswa untuk mengakses materi ataupun kebutuhan pengembangan diri
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya mahasiswa. Dosen dapat menempatkan
opsional, mahasiswa yang memanfaatkannya bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan harus dikerjakan oleh mahasiswa di tempat
atau wawasan. 2) Komplemen (Pelengkap). tertentu di dalam web untuk diakses oleh para
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen mahasiswa. Sesuai dengan kebutuhan, dosen
(pelengkap) apabila materi pembelajaran dapat pula memberikan kesempatan kepada

44
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

mahasiswa untuk mengakses bahan belajar belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali
dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan topik tertentu dipelajari ulang; d) Mengecek
dalam rentangan waktu tertentu pula. apakah mahasiswa telah mengerjakan soal-
Secara lebih rinci, manfaat e-learning soal latihan setelah mempelajari topik
dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu: tertentu; dan e) Memeriksa jawaban
Dari sudut mahasiswa dan dosen: 1) mahasiswa dan memberitahukan hasilnya
Dari Sudut Mahasiswa: e-learning kepada mahasiswa.
memungkinkan berkembangnya fleksibilitas Manfaat pembelajaran elektronik
belajar yang tinggi. Artinya, mahasiswa dapat menurut Wulf (1996) terdiri atas empat hal,
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat yaitu:
dan berulang-ulang. Mahasiswa juga dapat Pertama, meningkatkan kadar interaksi
berkomunikasi dengan dosen setiap saat. pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen
Dengan kondisi yang demikian ini, atau instruktur (enhance interactivity).
mahasiswa dapat lebih memantapkan Apabila dirancang secara cermat,
penguasaannya terhadap materi pembelajaran. pembelajaran elektronik dapat meningkatkan
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya kadar interaksi pembelajaran, baik antara
tersedia di daerah perkotaan tetapi telah mahasiswa dengan dosen, antara sesama
menjangkau daerah kecamatan dan perdesaan, mahasiswa, maupun antara mahasiswa
maka kegiatan e-learning akan memberikan dengan bahan belajar (enhance interactivity).
manfaat (Brown, 2000) kepada mahasiswa Berbeda halnya dengan pembelajaran yang
yang di antaranya: a) Belajar di sekolah- bersifat konvensional. Tidak semua
sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak konvensional dapat, berani, atau memunyai
dapat diberikan oleh sekolahnya; b) kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
Mengikuti program pendidikan keluarga di ataupun menyampaikan pendapatnya di
rumah (home schooling) untuk mempelajari dalam diskusi. Mengapa? Karena pada
materi pembelajaran yang tidak dapat pembelajaran yang bersifat konvensional,
diajarkan oleh para orangtuanya, seperti kesempatan yang ada atau yang disediakan
bahasa asing dan keterampilan di bidang dosen untuk berdiskusi atau bertanyajawab
komputer; c) Merasa phobia dengan sekolah, sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang
atau mahasiswa yang dirawat di rumah sakit terbatas ini juga cenderung didominasi oleh
maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi beberapa mahasiswa yang cepat tanggap dan
berminat melanjutkan pendidikannya, yang berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan
dikeluarkan oleh sekolah, maupun mahasiswa terjadi pada pembelajaran elektronik.
yang berada di berbagai daerah atau bahkan Mahasiswa yang malu maupun yang ragu-
yang berada di luar negeri; d) Tidak ragu atau kurang berani memunyai peluang
tertampung di sekolah konvensional untuk yang luas untuk mengajukan pertanyaan
mendapatkan pendidikan. maupun menyampaikan pernyataan/pendapat
2) Dari Sudut Dosen, e-learning banyak tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan
memberikan manfaat bagi dosen, terutama dari teman sekelas.
yang berkaitan dengan: a) Lebih mudah Kedua, memungkinkan terjadinya
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
yang menjadi tanggungjawabnya sesuai saja (time and place flexibility). Mengingat
dengan tuntutan perkembangan keilmuan sumber belajar yang sudah dikemas secara
yang terjadi; b) Mengembangkan diri atau elektronik dan tersedia untuk diakses oleh
melakukan penelitian guna peningkatan mahasiswa melalui internet, maka mahasiswa
wawasannya karena waktu luang yang dapat melakukan interaksi dengan sumber
dimiliki relatif lebih banyak; c) Mengontrol belajar ini kapan saja dan dari mana saja.
kegiatan belajar mahasiswa. Bahkan dosen Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
juga dapat mengetahui kapan mahasiswanya pembelajaran, dapat diserahkan kepada dosen

45
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menggantikan tetapi diharapkan pula untuk
menunggu sampai ada janji untuk bertemu dapat menambahkan metode dan materi
dengan dosen. Mahasiswa tidak terikat ketat pengajaran tradisional seperti diskusi dalam
dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kelas, buku, CD-ROM dan pelatihan
kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya komputer non internet. Indikator-indikator
pada pendidikan konvensional. yang terdapat dalam sistem e-learning
Ketiga, menjangkau mahasiswa dalam menurut Kumar (2002) adalah:
cakupan yang luas (potential to reach a 1. Materi Belajar dan Soal Evaluasi.
global audience). Dengan fleksibilitas waktu Materi dapat disediakan dalam bentuk
dan tempat, maka jumlah mahasiswa yang modul yang disertai dengan soal
dapat dijangkau melalui kegiatan evaluasi, serta hasil evaluasi dapat
pembelajaran elektronik semakin lebih ditampilkan. Hasil tersebut dapat
banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta dijadikan sebagai tolak ukur dan
waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa pelajar mendapatkan apa yang
saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dibutuhkan;
dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar 2. Komunitas. Mahasiswa dapat
dilakukan melalui internet. Kesempatan mengembangkan komunitas online
belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa untuk memperoleh dukungan dan
saja yang membutuhkan. berbagi informasi yang saling
Keempat, mempermudah menguntungkan;
penyempurnaan dan penyimpanan materi 3. Dosen Online. Dosen selalu online
pembelajaran (easy updating of content as untuk memberikan arahan kepada
well as archivable capabilities). Fasilitas mahasiswa, menjawab pertanyaan dan
yang tersedia dalam teknologi internet dan membantu dalam diskusi;
berbagai perangkat lunak yang terus 4. Kesempatan Bekerja Sama. Adanya
berkembang turut membantu mempermudah perangkat lunak yang dapat mengatur
pengembangan bahan belajar elektronik. pertemuan online sehingga belajar
Demikian juga dengan penyempurnaan atau dapat dilakukan secara bersamaan
pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan atau real time tanpa kendala jarak;
tuntutan perkembangan materi keilmuannya 5. Multimedia. Penggunaan teknologi
dapat dilakukan secara periodik dan mudah. audio dan video dalam penyampaian
Di samping itu, penyempurnaan metode materi sehingga menarik minat dalam
penyajian materi pembelajaran dapat pula belajar.
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
balik dari mahasiswa maupun atas hasil elektronik, dosen merupakan faktor yang
penilaian dosen selaku penanggungjawab atau sangat menentukan dan keterampilannya
pembina materi pembelajaran itu sendiri. memotivasi mahasiswa menjadi hal yang
Pengetahuan dan keterampilan untuk krusial. Karena itu, dosen haruslah bersikap
pengembangan bahan belajar elektronik ini transparan menyampaikan informasi tentang
perlu dikuasai terlebih dahulu oleh dosen semua aspek kegiatan pembelajaran sehingga
yang akan mengembangkan bahan belajar mahasiswa dapat belajar secara baik untuk
elektronik. Demikian juga dengan mencapai hasil belajar yang baik. Informasi
pengelolaan kegiatan pembelajarannya yang dimaksudkan di sini menyakup hal-hal
sendiri. Harus ada komitmen dari dosen yang di bawah ini:
akan memantau perkembangan kegiatan 1. Alokasi waktu untuk mempelajari
belajar mahasiswanya dan sekaligus secara materi pembelajaran dan penyelesaian
teratur memotivasi mahasiswanya. tugas-tugas.
Metode pengajaran tradisional masih 2. Keterampilan teknologis yang perlu
kurang efektif jika dibandingkan dengan dimiliki mahasiswa untuk
metode pengajaran modern. Sistem e- memperlancar kegiatan
learning diharapkan bukan sekedar pembelajarannya, dan

46
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

3. Fasilitas dan peralatan yang memberikan pelayanan yang baik dan


dibutuhkan dalam kegiatan memuaskan terhadap mahasiswa, karena
pembelajaran. dengan pelayanan yang baik dan dapat
memuaskan mahasiswa, maka proses
Mutu Belajar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang
Mutu berasal dari bahasa Latin yaitu telah ditetapkan.
qualis, menurut Hamalik (2012) hasil belajar Surya dalam Rusman (2012)
itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan menyatakan bahwa belajar dapat diartikan
dari persepsi dan perilaku, termasuk juga sebagai suatu proses dilakukan oleh individu
perbaikan perilaku. Dimyati dan Mudjiono untuk memeroleh perubahan perilaku baru
(2006) menyatakan bahwa kegiatan guru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
secara terprogram dan terencana dalam desain pengalaman itu sendiri dalam berinteraksi
instruksional, untuk membuat peserta didik dengan lingkungannya. Peningkatan etos
belajar secara aktif, yang menekankan pada kerja akan merupakan palengkap dari usaha
penyediaan sumber belajar. Gage dan Berliner untuk meningkatkan mutu produk kerja dan
dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) semangat profesiona1isme. Keberhasilan atau
menyatakan bahwa belajar dapat kegagalan dosen dalam meningkatkan mutu
didefinisikan sebagai suatu proses yang hasil pendidikan, profesionalisme, dan etos
membuat seseorang mengalami perubahan kerja akan dapat dirasakan oleh masyarakat
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman melalui profil para lulusannya.
yang diperolehnya. Oleh karena itu Whitaker dalam Rusman (2012) belajar
penggunaan istilah mutu pembelajaran secara adalah proses di mana tingkah laku
sederhana dapat diartikan dengan kualitas ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
ataupun keunggulan proses pembelajaran pengalaman kegiatan belajar dan mengajar
yang dilaksanakan oleh dosen, ditandai merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal
dengan kualitas lulusan atau output institusi tersebut berarti berhasil tidaknya pencapaian
perguruan tinggi. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar mengajar dirancang
Merupakan suatu hal yang mustahil,
dan dijalankan secara profesional. Uno
pendidikan atau perguruan tinggi
(2012) menyatakan bahwa belajar adalah
menghasilkan lulusan yang bermutu, jika
suatu proses usaha yang dilakukan individu
tidak melalui proses pendidikan yang
untuk memeroleh suatu perubahan tingkah
bermutu. Merupakan sesuatu yang mustahil
laku secara keseluruhan sebagai hasil
pula, terjadi proses pendidikan yang bermutu
pengalaman individu itu sendiri dalam
jika tidak didukung oleh faktor-faktor
interaksi dengan lingkungannya. Prinsip
penunjang proses pendidikan yang bermutu.
belajar perlu sejalan dengan empat pilar
Proses pendidikan yang bermutu harus
pendidikan universal seperti dirumuskan oleh
didukung oleh administrator, dosen, konselor,
UNESCO, yaitu belajar untuk mengetahui
tata usaha yang bermutu dan profesional. Ini
(learning to know); belajar untuk melakukan
artinya ketika membahas tentang mutu
(learning to do); belajar menjadi (learning to
pendidikan maka seluruh unsur yang terkait
be); dan belajar untuk hidup bersama
dengan usaha mencapai mutu pendidikan itu
(learning to live together).
juga harus dibahas secara tuntas, sebab mutu
Dosen harus pandai memilih materi
pendidikan adalah kondisi output, ataupun
pembelajaran yang akan disampaikan serta
hasil akumulasi dari sebuah proses
bagaimana proses belajar tersebut harus
kependidikan pada sebuah lembaga
dikelola dan dilaksanakan di dalam kelas.
pendidikan.
Proses pembelajaran yang bermutu
Mutu pembelajaran pada hakikat adalah
merupakan kemampuan dosen menggunakan
target yang harus dicapai dosen dalam
seluruh komponen yang dapat mendukung
melaksanakan proses pembelajaran. Mutu
terwujudnya proses pembelajaran yang
belajar hanya akan dicapai dosen dengan
bermutu. Danim (2006) menyatakan bahwa

47
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

mutu proses pembelajaran mengandung Hipotesis


makna bahwa kemampuan sumber daya Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan
lembaga pendidikan menransformasikan sebagai berikut: pembelajaran elektronik (e-
multi jenis masukan dan situasi mencapai learning) berpengaruh positif dan signifikan
derajat nilai tambah tertentu bagi peserta terhadap mutu belajar mahasiswa FKIP
didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses UNINUS Bandung.
pembelajaran yang dilaksanakan dengan
bervariasi yang lebih baik dalam
meningkatkan mutu pendidikan. METODE PENELITIAN
Menurut Bloom, dkk. dalam Dimyati
dan Mudjiono (2006) mutu belajar dapat Penelitian ini menggunakan metode
diukur dengan enam jenis indikator sebagai deskriptif verifikatif. Malhotra (2004)
berikut: 1) Pengetahuan (Knowledge) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
mencapai kemampuan ingatan tentang hal adalah suatu jenis riset konklusif yang
yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memunyai tujuan utama menguraikan
ingatan; 2) Pemahaman (Comprehension). sesuatu, sedangkan penelitian verifikatif
Mencakup kemampuan menangkap arti dan menurut Mashuri dan Zainudin (2009) adalah
makna tentang hal yang telah di pelajari. 3) memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
Penerapan (Aplication). Mencakup untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa
kemampuan menerapkan metode dan kaidah perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat
untuk menghadapi masalah yang nyata dan lain dengan mengatasi masalah yang serupa
baru. 4) Analisis (Analysis). Mencakup dengan kehidupan.
kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan waktu tertentu yang keberlakuannya terikat
dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis dalam metode dan jenis penelitian yang
(Synthesis). Mencakup kemampuan ditetapkan. Dengan pemahaman tersebut,
membentuk suatu pola baru. 6) Evaluasi maka penelitian ini dikembangkan dalam
(Evaluation). Mencakup kemampuan model pengembangan cross-sectional.
membentuk pendapat tentang beberapa hal Operasionalisasi variabel penelitian
berdasarkan kriteria tertentu. yang disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala


Materi belajar mahasiswa tersedia secara online dan dapat
diunduh
E-Learning Materi Belajar Soal-soal latihan pendalaman materi perkuliahan tersedia
Ordinal
(X) dan Evaluasi secara online dan dapat diunduh
Evaluasi belajar mahasiswa tersedia secara online dan dapat
diunduh
Mahasiswa mengembangkan komunitas online antar sesama
tema
Komunitas Mahasiswa berbagai informasi perkuliahan dalam komunitas Ordinal
yang dibentuk
Mahasiswa berbagi ilmu yang diperoleh dari mata kuliah
Mahasiswa mamperoleh bimbingan dari dosen secara online
Dosen terlibat aktif dalam komunitas yang dibentuk oleh
Dosen Online mahasiswa Ordinal
Dosen mampu memberikan tambahan ilmu secara online,
dimana dosen tidak mampu memberikannya di dalam kelas.

48
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

Variabel Dimensi Indikator Skala


Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan
dosen dan mahasiswa melakukan interaksi real time
Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan
Kesempatan
antarmahasiswa untuk melakukan interaksi real time Ordinal
Bekerja Sama
Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan
antarmahasiswa untuk melakukan kerjasama dalam
menyelesaikan masalah perkuliahan.
Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk video
Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk audio
Multimedia Ordinal
Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk simulasi
online
Mahasiswa mendapatkan konsep-konsep pengetahuan baru
Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru
Pengetahuan Ordinal
Mahasiswa mendapatkan pendalaman materi yang berguna
bagi penambahan pengetahuan
Mahasiswa memahami defenisi-defenisi penting dari mata
kuliah
Pemahaman Ordinal
Mahasiswa memahami kerangka umum mata kuliah
Mahasiswa memahami intisari mata kuliah
Mahasiswa memadukan konsep yang satu dengan konsep
yang lainnya sehingga memeroleh generalisasi
Mahasiswa menerapkan teori dari mata kuliah terhadap
Penerapan Ordinal
masalah kehidupan
Mahasiswa mengembangkan teori yang diperoleh dengan
Mutu Belajar kejadian dalam kehidupan
(Y) Mahasiswa menganalisis mata kuliah yang dipelajari
Mahasiswa menganalisis tema inti dalam mata kuliah yang
Analisis dipelajari Ordinal
Mahasiswa membandingkan materi yang dipelajari dengan
sumber-sumber rujukan lainnya
Mahasiswa memeroleh inspirasi
Sintesis Mahasiswa mengembangkan pola pikir baru Ordinal
Mahasiswa mengembangkan metode belajar baru
Mahasiswa mengevaluasi tingkat pengetahuan yang
dimilikinya
Mahasiswa mengevaluasi tingkat ketercapaian materi
Evaluasi Ordinal
pembelajaran
Mahasiswa mengevaluasi tingkat keberhasilannya dalam
mata kuliah

N : ukuran populasi
e : taraf kesalahan

Populasi penelitian ini adalah Berdasarkan hasil perhitungan sampel,


mahasiswa FKIP UNINUS Bandung diperoleh unit analisis sampel sebesar 100,2
Angkatan Tahun 2012-2013 yang berjumlah sampel, karena sampel dalam penelitian ini
280 Mahasiswa (Data Bagian Akademik orang yang tidak dapat dihitung secara
FKIP UNINUS, 2013). Berdasarkan jumlah desimal, maka 100,2 sampel dibulatkan
populasi tersebut, selanjutnya dihitung ukuran menjadi 100 sampel.
sampel minimal dengan menggunakan rumus Instrumen utama yang digunakan dalam
Slovin (Umar, 2008) sebagai berikut: penelitian ini adalah angket. Menurut
Keterangan: Sugiyono (2010), angket adalah teknik
n : ukuran sampel

49
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

pengumpulan data yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 21.00.
cara memberi seperangkat pertanyaan atau Sugiyono (2010) menyatakan bahwa analisis
pernyataan tertulis kepada responden untuk regresi linier digunakan oleh peneliti apabila
dijawabnya. Angket merupakan teknik peneliti bermaksud meramalkan bagaimana
pengumpulan data yang efisien jika peneliti keadaan (naik turunnya) variabel dependen
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur (kriterium), apabila variabel independen
dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari sebagai faktor prediktor dimanipulasi
responden. Angket sebagai teknik (dinaikturunkan nilainya).
pengumpulan data sangat cocok untuk
mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Selanjutnya angket disebarkan kepada HASIL PENELITIAN DAN
mahasiswa sesuai dengan unit analisis yang PEMBAHASAN
telah ada dengan teknik sampel menggunakan
simple random sampling. E-Learning di FKIP UNINUS
Penelitian ini menggunakan dua jenis Berdasarkan hasil pengolahan data
analisis, yaitu: (1) Analisis deskriptif, diperoleh rekapitulasi tanggapan mahasiswa
khususnya bagi variabel yang bersifat terhadap e-learning, diketahui bahwa e-
kualitatif dan (2) Analisis verifikatif berupa learning di FKIP UNINUS Bandung berada
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji dalam kategori yang tinggi. Indikator materi
statistik bagi data yang bersifat kuantitatif. belajar dan soal evaluasi merupakan indikator
Analisis deskriptif digunakan untuk melihat yang paling tinggi berkontribusi terhadap e-
faktor penyebab sedangkan analisis verifikatif learning, sedangkan kesempatan bekerjasama
menitikberatkan pada pengungkapan perilaku merupakan indikator yang memiliki
variabel yang diteliti. Penelitian ini terdiri kontribusi paling rendah terhadap e-learning.
dari jaringan variabel yang memunyai
keterkaitan satu sama lainnya. Untuk dapat Mutu Belajar Mahasiswa FKIP UNINUS
menganalisis secara lebih mendalam, maka Berdasarkan hasil pengolahan data,
perlu dideteksi hubungan antara variabel yang diketahui bahwa mutu belajar mahasiswa
diteliti. FKIP UNINUS Bandung berada dalam
Sebelum data dianalisis lebih kategori yang sedang. Indikator pengetahuan
mendalam, terlebih dahulu digunakan uji merupakan indikator yang paling tinggi
asumsi normalitas dan uji homogenitas. Uji berkontribusi terhadap mutu belajar,
asumsi normalitas digunakan untuk sedangkan analisis merupakan indikator yang
mengetahui apakah dalam sebuah model memiliki kontribusi paling rendah terhadap
regresi, nilai residu dari model regresi mutu belajar.
tersebut memunyai distribusi yang normal.
Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut
Pengaruh E-Learning terhadap Mutu
tidak dapat dianggap berdistribusi normal,
Belajar Mahasiswa FKIP UNINUS
maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi
normalitas (Santoso, 2012). Sedangkan uji Banyak sekali teknik pengujian
homogenitas dimaksudkan untuk normalitas suatu distribusi data yang telah
memperlihatkan bahwa dua atau lebih dikembangkan oleh para ahli, salah satunya
kelompok data sampel berasal dari populasi dengan menggunakan teknik Kolmogorov
yang memiliki variansi yang sama. Smirnov (Sujianto, 2007). Hasil pengujian
Teknik analisis data dan pengujian normalitas data dengan menggunakan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini Kolmogorov Smirnov disajikan dalam Tabel
ialah menggunakan regresi linear dengan 2 berikut:

50
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
M utu
E-Learning
Belajar
N 100 100
Normal Parameters a,,b
M ean 70.48 55.23
Std. Deviation 7.75132 6.26328
M ost Extreme Differences Absolute 0.075 0.059
Positive 0.06 0.051
Negative -0.062 -.059
Kolmogorov-Smirnov Z 0.878 0.693
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.882 .667
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasaran hasil uji normalitas, data, selanjutnya disajikan uji homogenitas


diketahui bahwa data dalam variabel e- data. Uji homogenitas dimaksudkan untuk
learning dan mutu belajar terdistribusi secara memperlihatkan bahwa dua atau lebih
normal, sehingga layak untuk digunakan kelompok data sampel berasal dari populasi
sebagai bahan dalam tahap pengolahan data yang memiliki variansi yang sama.
berikutnya. Setelah dilakukan uji normalitas

Tabel 3
Hasil Uji Homogenitas Data
Levene's Test of Equality of Error Variances a
F df1 df2 Sig.
1.432 24 88 0.078
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + E-Learning
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Pada kolom Sig. menunjukkan nilai terhadap mutu belajar mahasiswa FKIP
sign. di atas 0,05, yaitu 0,078. Dengan UNINUS Bandung. Teknik analisis yang
demikian data penelitian sudah bersifat digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
homogen. Setelah diketahui data bersifat regresi linear dengan menggunakan aplikasi
normal dan homogen, selanjutnya dilakukan sotware SPSS 21.00. Berdasarkan hasil
analisis regresi. pengujian, diperoleh hasil seperti disajikan
Analisis regresi digunakan untuk dalam Tabel 4 sebagai berikut
mengetahui ada tidaknya pengaruh e-learning

51
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

Tabel 4
Uji Signifikansi Pengaruh E-Learning
terhadap Mutu Belajar
ANOVA b
M odel Sum of Squares Df M ean Square F Sig.
1 Regression 3142.054 1 3122.094 324.075 .000a
Residual 594.916 98 5.081
Total 3827.61 99
a. Predictors: (Constant), E-Learning
b. Dependent Variable: Mutu Belajar
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui dihitung persamaan regresi. Persamaan


tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena regresi digunakan untuk melakukan prediksi
probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, seberapa tinggi nilai variabel mutu belajar
maka dapat disimpulkan bahwa e-learning bila variabel e-learning dimanipulasi. Hasil
berpengaruh terhadap mutu belajar. perhitungan dengan menggunakan software
Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya SPSS 21.00. disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5
Koefisien Regresi Pengaruh E-Learning
terhadap Mutu Belajar
Coefficients a
Unstandardized Standardized
M odel Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.664 2.054 4.578 0.001
E-Learning 0.812 0.04 .970 18.024 0
a. Dependent Variable: Mutu Belajar
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan tabel dengan harga t hitung, untuk taraf
bahwa konstanta sebesar 5,664 menyatakan kesalahan 5% uji satu pihak dengan dk =n-1,
jika tidak ada e-learning, maka mutu belajar maka diperoleh t tabel sebesar 1,66. Karena
sebesar 5,664. Sedangkan koefisien regresi nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel
sebesar 0,812 menyatakan bahwa setiap (18,024 > 1,66), maka hipotesis diterima. Hal
penambahan satu kali untuk e-learning maka ini berarti terdapat pengaruh positif dan
mutu belajar akan meningkat sebesar 0,812. signifikan dari e-learning terhadap mutu
Sebaliknya, jika e-learning turun satu kali, belajar mahasiswa FKIP UNINUS Bandung.
maka mutu belajar juga diprediksi akan Besarnya pengaruh e-learning terhadap
mengalami penurunan sebesar 0,812. mutu belajar dapat diketahui melalui hasil uji
Persamaan regresi linier sederhana koefisien determinasi. Koefisien determinasi
antara e-learning dan mutu belajar adalah: diketahui dengan cara mengkuadratkan
Mutu Belajar = 5,664 + 0,812 E-Learning koefisien korelasi yang telah ditemukan, dan
Y = 5,664 + 0,812 X selanjutnya dikalikan dengan 100%
Pengujian signifikansi konstanta dapat (Sugiyono, 2010).
dilakukan dengan membandingkan nilai t

52
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

Tabel 6
Koefisien Determinasi Pengaruh E-Learning terhadap Mutu Belajar
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
M odel R R Square
Square Estimate
1 .886a .785 0.786 3.55094
a. Predictors: (Constant), E-Learning
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa internet yang lebih dinamis dan bisa
nilai R (korelasi) sebesar 0,785. Kontribusi e- digunakan di seluruh jagat raya.
learning sebagai variabel bebas atau variabel
yang memengaruhi terhadap mutu belajar
mahasiswa sebesar 0,785 atau 78,5%, dan PENUTUP
sisanya sebesar 21,5% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian Simpulan
ini, misalnya ketearmpilan dosen. Kontribusi E-learning di FKIP UNINUS Bandung
tersebut menunjukkan bahwa pengaruh e- berada dalam kategori tinggi. Indikator materi
learning terhadap mutu belajar berada pada belajar dan soal evaluasi merupakan indikator
klasifikasi yang kuat, karena nilai tersebut yang paling tinggi berkontribusi terhadap e-
berada pada kisaran 0,600 0,799. learning, sedangkan kesempatan bekerjasama
Hasil tersebut sesuai dengan hasil merupakan indikator yang memiliki
penelitian yang telah dilakukan oleh Tafiardi kontribusi paling rendah terhadap e-learning.
(2005) yang menyatakan bahwa sejalan
Mutu belajar mahasiswa FKIP
dengan perkembangan ilmu dan teknologi
UNINUS Bandung berada dalam kategori
terutama teknologi informasi, pemanfaatan
sedang. Indikator pengetahuan merupakan
internet dalam bidang pendidikan terus
indikator yang paling tinggi berkontribusi
berkembang. Pemanfaatan internet ini tidak
terhadap mutu belajar, sedangkan analisis
hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan
merupakan indikator yang memiliki
tetapi juga dikembangkan dalam sistem
kontribusi paling rendah terhadap mutu
pendidikan konvensional. E-learning adalah
belajar.
suatu model pembelajaran yang dibuat dalam
E-learning berpengaruh positif dan
format digital melalui perangkat elektronik.
signifikan terhadap mutu belajar mahasiswa
Tujuan digunakannya e-learning dalam
FKIP UNINUS Bandung. Pengaruh tersebut
sistem pembelajaran adalah untuk
berada dalam kategori yang kuat. Semakin
memperluas akses pendidikan kemasyarakat
intensif e-learning dimanfaatkan, maka mutu
luas, serta dalam rangka meningkatkan mutu
belajar mahasiswa FKIP UNINUS akan
belajar.
semakin meningkat pula.
Temuan tersebut juga didukung oleh
Purbo (2001) yang menyatakan bahwa paling
tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan Saran
internet dalam pendidikan yaitu: a) Peserta Kesempatan bekerjasama sebagai salah
didik dapat dengan mudah mengambil mata satu indikator e-learning di FKIP Bandung
kuliah di mana pun di seluruh dunia tanpa perlu ditingkatkan melalui peningkatan
batas institusi atau batas negara; b) Peserta sosialisasi dan komunikasi bahwa e-learning
didik dapat dengan mudah berguru pada para merupakan sarana dan media pembelajaran
ahli di bidang yang diminatinya; c) yang efektif dalam mengembangkankan sikap
Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil dan perilaku kerjasama, oleh karena itu, perlu
di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung diwajibkan kepada mahasiswa untuk
pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa melakukan kerjasama di forum-forum yang
belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan ada dan berkembangan di e-learning FKIP

53
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

UNINUS Bandung. Gramedia.


Kemampuan mahasiswa dalam Mashuri dan M. Zainudin. (2009).
melaksanakan analisis perlu ditingkatkan Metodologi Penelitian: Pendekatan
dengan cara memberikan evaluasi berupa Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika
studi kasus, sehingga mahasiswa mampu Aditama.
mengasah keterampilan analisisnya. Rosenberg. (2001). Pemanfaatan Multimedia
E-Learning beserta indikator- dalam Pendidikan. Newyork: Addison
indikatornya secara keseluruhan perlu untuk Wesley Longman.
dioptimalkan, karena terbukti berpengaruh Rusman. (2012). Model-model
secara positif dan signifikan terhadap mutu Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
belajar mahasiswa FKIP UNINUS Bandung. Grafindo Persada.
Santoso, Singgih. (2012). Analisis SPSS pada
Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
DAFTAR PUSTAKA Media Komput Indo.
Siahaan, S.M. (2002). Analisis Motif
Buku: Mengajar Guru dalam Membangun
Brown, D. H. (2000). Principles of Language Pemahaman Instrumental dan
Learning and Teaching. San Fransisco: Pemahaman Relasional Siswa dengan
Longman. Menggunakan Skema Pemecahan
Masalah Berdasarkan Model
Danim, Sudarwan. (2006). Visi Baru
Argumentasi Toulmin. Bandung: SPs.
Manajemen Sekolah: Dari Unit
UPI.
Birokrasi ke Lembaga Akademik.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian.
Jakarta: Bumi Akasara.
Bandung: CV. Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Sujianto, Agus Eko. (2007). Aplikasi Statistik
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan SPSS untuk Pemula. Jakarta:
Hamalik, Oemar. (2012). Kurikulum dan
Prestasi Pustaka.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, Husein. (2008). Riset Sumber Daya
Horton, William dan Horton, Katherine.
Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
(2003). E-Learning Tools and
Gramedia Pustaka Utama.
Technologies: A Consumer Guide for
Uno, Hamzah B. (2012). Profesi
Trainers, Teachers, Educators, and
Kependidikan (Problematika, Solusi,
Instructional Designers. USA: Wiley
dan Revormasi Pendidikan di
Publishing, Inc.
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kumar, Jaya C. (2002). Aplikasi E-Learning
dalam Pengajaran dan Pembelajaran
di Sekolah Malaysia. Jakarta. Jurnal:
K. Wulf. (1996). Implementing eLearning: Tafiardi. (2005). Meningkatkan Mutu
Getting the Most from Your Elearning Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal
Investment. The ASTD International Pendidikan Penabur No.04 Th.IV Juli
Conference. 2005. hal. 23-43.
Kamarga. (2000). Sistem E-Learning. Jakarta:
Salemba Empat. Internet:
Karwati, Euis. (2013). Peningkatan Mutu
Belajar Mahasiswa Uninus melalui Purbo, Onno W. (2001). Masyarakat
Pengembangan Sistem Informasi Pengguna Internet di Indonesia.
Pembelajaran. Bandung: Laporan Tersedia dalam
Penelitian LPPM UNINUS. http://www.geocities.com/inrecent/proje
Malhotra, N. K. (2004). Riset: Pendekatan ct.html. Diakses tanggal 5 Oktober
Terapan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok 2013.

54

You might also like