Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap zat memiliki suatu kecenderungan untuk menempati ruang dengan merata.
Zat yang berada dalam konsentrasi tinggi memiliki tekanan yang lebih besar. Setiap zat
yang cenderung untuk selalu bergerak ini disebabkan oleh adanya suatu tenaga yang
disebut tenaga kinetik.
Pergerakan suatu zat untuk menempati ruang dengan merata dapat berlangsung
secara difusi, osmosis, maupun imbibisi. Semua proses ini tidak lepas dari suatu
mekanisme metabolisme yang berupa anabolisme dan katabolisme, dimana keduanya
selalu terjadi secara beriringan.
Bagi tumbuhan, proses metabolisme ini meliputi proses penyerapan air dan
senyawa-senyawa anorganik dari tanah(lingkungan), air, atau udara, serta proses transpor
zat hara tersebut ke tempat-tempat terjadinya metabolisme. Dengan kata lain
metabolisme pada tumbuhan meliputi peristiwa penyerapan zat hara dan penyalurannya
ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Osmosis merupakan proses difusi melalui suatu membran semi permeabel karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan sebelah-menyebelah membran tersebut. Hal
ini berhubungan dengan potensial air dimana semakin pekat cairan maka potensialnya
semakin kecil, dan sebaliknya. Kecenderungan cairan untuk bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi lebih rendah menjadi dasar terjadinya osmosis, yaitu meliputi
endoosmosis (cairan luar sel masuk ke dalam sel) dan eksoosmosis(cairan dalam sel
keluar).
Tekanan osmosis dapat diukur dengan metode plasmolisis dimana suatu konsentrasi
yang menyebabkan lebih separo sel yang diamati mengalami plasmolisis, yang ditandai
dengan lepasnya dinding sel karena mengkerut akibat berada dalam larutan hipertonis,
dianggap memiliki Tekanan osmosis yang sama dengan cairan sel.
Permasalahan
Tiap jenis tumbuhan memiliki tekanan osmosis yang relatif berbeda. Dengan
menggunakan metode plasmolisis ingin diketahui seberapa besar tekanan osmosis dari sel
daun Rhoco discolor , yaitu dengan menggunakan konsentrasi dari larutan hipertonis
dalam hal ini larutan sukrosa, yang pada konsentrasi tertentu akan menyebabkan lebih
dari separuh sel yang diamati akan mengalami plasmolisis.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk menghitung tekanan osmosis cairan sel dari sel daun
Rhoco discolor dengan menggunakan metode plasmolisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme diartikan sebagai pertukaran zat antara sel atau organisme dengan
lingkungan (tanah), air, atau udara. Pada tumbuhan tingkat tinggi atau multiseluler, proses
ini demikian kompleks, meliputi penyerapan zat hara dari dalam tanah serta
penyebarannya menuju tempat-tempat terjadinya metabolisme. Dimana proses
metabolisme ini demikian penting artinya bagi tumbuhan dalam menopang kelangsungan
kehidupannya. (Hopkins, 1995)
(Buat teman2x yang pinjam laporan ini tolong jangan asal contek, anggaplah laporan ini
sebagai contoh saja :) ok!
ttd: susilo 99)
Selain secara osmosis, transpor yang terjadi dapat berupa difusi dan imbibisi. Difusi
adalah erak zat ke segala arah tanpa melewati membran semi permiabel. Difusi ini
dipengaruhi oleh densitas relatif dari medium/ukuran molekul, temperatur, dan gradien
konsentrasi. Imbibisi merupakan absorbsi air oleh senyawa hidrofilik, dan air tersebut
sebenarnya hanya mengisi ruang antar molekul, serta bersifat termampatkan.
Konsekuensi yang terjadi setelah terjadi imbibisi adalah :
1. Akan timbul panas
2. Jumlah zat yang mengimbibisi jadi lebih kecil(air termampatkan)
3. Zat yang terimbibisi semakin besar, dan
4. Setiap zat mempunyai kapasitas yang berbeda terhadap air.
Ditinjau dari arah geraknya, osmosis dibedakan menjadi endoosmosis dan
eksoosmosis. Jika terjadi endoosmosis (osmosis masuk dalam sel) maka akan terjadi
perubahan :
1. [ ] cairan dalam sel akan turun (encer)
2. Timbul suatu tekanan yaitu tekanan turgor yang diarahkan menuju dinding sel,
dinding sel memberikan perlawanan dengan tekanan dinding sel.
Jika terjadi eksoosmosis :
1. Cairan sel menjadi lebih pekat
2. Tekanan turgor turun, jika begitu hebat maka protoplas berkerut, dan lama-lama
membran lepas (plasmolisis)
Buat teman2x yang pinjam laporan ini tolong jangan asal contek, anggaplah laporan ini
sebagai contoh saja :) ok!
ttd: susilo 99
(Solisbury, 1994)
Membran sel memiliki suatu sifat yang disebut permeabilitas, yaitu suatu sifat zat
yang dapat dilewati oleh zat lain. Ada tiga macam permeabilitas, yaitu :
1. Permeabel pada dinding sel (bisa ditembus)
2. Semi permeabel membran plasma (dapat ditembus oleh zat-zat tertentu)
3. Impermeabel kutikula (susah/tidak dapat ditembus)
Faktor yang mempengaruhi suatu zat untuk dapat melewati membran plasma :
1. Ukuran molekul
2. Gradiean konsentrasi
3. Koefisien partisi
4. Muatan listrik
5. Transpor aktif
Permeabilitas membran dapat berubah karena adanya perubahan dalam lingkungan,
meliputi :
Perubahan konsentrasi ion
Narkotik
Temperatur
Radiasi
Aliran membran
PH
(Seputro. 1994)
Tekanan osmosis suatu larutan dipengaruhi oleh konsentrasi larutan, ionisasi
molekul terlarut, temperatur lingkungan sekitar, dan hidrasi molekul terlarut (Mohr,
1995)
Dalam menentukan tekanan osmosis cairan sel digunakan metode plasmolisis
dengan menggunakan sukrosa sebagai larutan hipertonis. Molekul sukrosa dengan rumus
C11H22C11 ini tergolong besar bila dibandingkan dengan molekul air (H2O). molekul air
dapat bergerak lebih leluasa melewati pori-pori membran semi permeabel dibanding
molekul gula. Jadi molekul air dapat bergerak dengan dua arah. (Logan, 2001)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat :
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Mikroskop, untuk mengamati preparat Rhoco discolor
2. Tabung reaksi, untuk menempatkan larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi
3. Gelas benda, untuk meletakkan sayatan epidermis Rhoco discolor
4. Gelas penutup, untuk menutup gelas benda
5. Pisau silet, untuk membuat sayatan Rhoco discolor
Bahan :
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Daun Rhoco discolor
2. Larutan sukrosa
3. Akuades
Buat teman2x yang pinjam laporan ini tolong jangan asal contek, anggaplah laporan ini
sebagai contoh saja :) ok!
ttd: susilo 99
Cara Kerja
Dibuat larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,14 ; 0,16 ; 0,18 ; 0,20 ; 0,22 ;0,24 ;
0,26 ; 0,28. kemudian 5 ml dari tiap larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dibuat
sayatan epidermis daun Rhoco discolor, diletakkan diatas gelas benda, ditutup gelas
penutup sebelumnya diberi akuades. Diamati di bawah mikroskop, catat jumlah sel dalam
1 bidang pandang. Lakukan untuk masing-masing konsentrasi sukrosa sebagai pengganti
akuades, setelah 15 menit, preparat diamati dan dihitung sel yang mengalami
plasmolisis dalam 1 bidang pandang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tekanan osmosis cairan sel yaitu :
22,4 xMxT
TO Pa (Pascal)
373
Ket :
M= konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan setengah sel
terplasmolisis
T= temperatur dalam Kelvin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah sel dan Prosentase terjadinya plasmolisis pada satu bidang pandang
dalam berbagai tingkatan konsentrasi larutan sukrosa.
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi sukrosa
sebesar 0,18 M dan temperatur 270C tekanan osmosis yang terukur sebesar 4,43 Pa.
Tekanan osmosis ini merupakan nilai yang dipengaruhi oleh konsentrasi, temperatur,
ionisasi molekul terlarut, dan hidrasi molekul terlarut.
DAFTAR PUSTAKA
Hopkins, W.G. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc. New
York. p. 21-22
Issoegianti, S.M. 1999. Biologi sel. Edisi pertama. Yogyakarta. Hal: 2-10
Logan, R.H. 2001. Osmotic. b-online @botanik. Uni-Hamburg de.
Mohr, H. and Schopter, P. 1995. Plant Physiology. Springer-Verlag Berlin, Heidelber.p.
45-48
Sengbush, P.V. 2001. Passive Transpor. b-online @botanik. Uni-Hamburg de.
Seputro, Dieffenbachia sp.D. 1994. Pengantar fisiologi tumbuhan. Edisi kedua. PT
Gramedia Pustaka. Jakarta. Hal : 14-19
Solisbury, F.B. and Ross, C.W. 1992. Palnt Physiology. 4th Edition. Wadsworth
Publishing Company. Belmont. California. P. 110-120.
LAMPIRAN