You are on page 1of 23

Laporan Praktiku Kation dan Anion

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi komponen-komponen
suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah
estimasinya adalah analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif
berkaitan dengan penentapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandunng dalam sutu
sampel.
Analisis kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu, identifikasi dan pemisahan, aspek ini
didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi,
sifat penguapan dan ekstraksi. Analisi kualitatif biasanya diguakan dalam identifikasi kation dan
anion dengan melakukan uji sesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan warna yang merupakan
karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan identifikasi
kation dan anion ini dilakukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara identifikasi kation secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik ?
2. Bagaimana cara identifikasi anion secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik ?
C. Tujuan Percobaan
1. Identifikasi adanya kation secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik.
2. Identifikasi adanya anion secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan yaitu dapat mengetahui unsur-unsur yang termasuk golongan
kation dan anion.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Analisi Kation


Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation dikalsifikasi dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan
amonium karbonat. Klalisfikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-
reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.[1]
Menurut G. Svehla (1985), Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-
golongan ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion
golongan ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak.
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan
keenam yang terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa
tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb justru
dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana netral atau amoniakal. Kation-kation
golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink,
dan mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium,
strontium, dan barium.
5. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium,
natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
B. Klasifikasi Analisis Anion
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat
ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa
ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini
disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.[2]
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih
sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat
diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-. Anion-anion
ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .[3]
Menurut G. Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua bagian yaitu:
1. Kelas A
a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen
karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
2. Kelas B
a. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
C. Golongan Kation Pertama: Timbal(II), Merkurium(I), Dan Perak(I)
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbal
klorida sedikit larut dalam air dank arena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambhkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan, ion timbal yang tersisa itu, diendapkan
secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golngan
kedua.[4]
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal sulfat
praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(I)
sulfat terletak diantara kedua zat di atas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangka
pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air
panas. Asetat-asetat labih mudah larut, meskipun perak asetat bias mengendap dari larutan yang
agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapksan dengan reagen yang jumlahnya
ekuivalen, tetapi kalau reagen berlebihan, ia tidak bertindak dengan bermacam-macam cara.
Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.[5]

D. TimbaL (Pb)
Menurut Heryando Palar (2004), h. 75, logam timbal atau Pb mempunyai sifat yang
khusus seperti berikut:
1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau
dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal
sering digunakan sebagai bahan coating.
3. Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C.
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali
emas dan merkuri.
5. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
E. Merkurium (Hg)
Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan mempinyai
rapatan 13, 534 g ml-1 apad 25oC. Ia tak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M),
tetapi mudah bereaksi dengan asan nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M),
dengan merkurium yang berlebihan menghasilkan ion merkurium(I):
6Hg + 8HNO3 3Hg22+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
dengan asam nitrat pekat panas yang berlebihan, terbentuk ion merkurium(II):
3Hg + 8HNO3 3Hg2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
asam sulfat pekat panas jga melarutkan merkurium. Hasilnya adalah ion merkurium(I), jika
merkurium terdapat berlebihan
2Hg + 2H2SO4 Hg22+ + SO42- + SO2 + 2H2O
sedangkan bila asam berlebihan, ion merkurium(II) yang akan terbentuk
Hg + 2H2SO4 Hg2+ + SO42- + SO2 + 2H2O
kedua ion merkurium(I) dan merkurium(II) bersifat sangat berbeda terhadap reagensia-reagensia
yang dipakai dalam analisis kualitatif.[6]
F. Perak (Ag)
Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi (10,5 g ml-1)
dan ia melebur pada 960,5oC. Ia tak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam
nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) (a) atau dalam asam pekat
panas (b), ia melarut:
6Ag + 8HNO3 6Ag+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O (a)
2Ag + 2H2SO4 2Ag+ + SO42- + SO2 + 2H2O (b)
perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna. Senyawa-senyawa perak (II)
tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-proses oksidasi-reduksi yang
dikataliskan oleh perak.[7]
G. Besi (Fe)
Larutan ammonia, endapan coklat merah seperti gelatin dari besi(III) hidroksida, yang tak
larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH4+
hasilkali kelarutan besi(III) hidroksida begitu kecil (3,8x10-38), sehingga terjadi pengendapan
sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam ammonium (perbedaan dari besi(III), nikel,
kobalt, mangan, zink dan magnesium). Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-asam
organik tertentu. Besi(III) hidroksida diubah padapemanasan yang kuat menjadi besi(III)
oksida.[8]
H. Zink (Zn)
Zink adalah logam yang putih-kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada
110-1500C. Zink melebur pada 4100C dan mendidih pada 9060C. Logamnya yang murni
melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan
platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutannya zink-zink komersial. Yang
terakhir ini dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan
hidrogen:
Zn + 2H+ Zn3+ + H2
Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas yang dilepaskan:
4Zn + 10H+ + NO3- 4Zn2+ + NH4+ + 3H2O
Dengan penambahan pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk dinitrogen oksida
(N2O).[9]\
I. Klorida (Cl-)
Kebanyaka klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida, perak klorida, timbale klorida
(yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih). Asam
sulfat pekat, klorida ini terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraian adalah sempurna pada
pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hidrogen kloorida,
Cl- + H2SO4 HCl + HSO4- .[10]
J. Asetat (CH3COO-)
Asam sulfat encer, asam asetat yang mudah dikenali dari baunya yang seperti cuka,
dilepaskan pada pemanasan.
CH3COO- + H+ CH3COOH
Asam sulfat pekat, asam asetat yang dilepaskan pada pemanasan, bersama-sama belerang
dioksidasi, yang terakhir ini cenderung menutupi bau menusuk dari uap asam asetat pekat itu.
Karena itu, uji dengan asam sulfat encer dimana uap asam asetat diencerkan dengan uap air,
hendaknya lebih dipilih sebagai uji terhadap asetat.[11]
K. Iodida (I-)
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium(I),
merkurium(II), tembaga(I) dan timbale iodide adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut.
Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium iodide, KI 0,1M. Asam sulfat pekat
dengan iodide padat, iod akan dibebaskan, pada pemanasan, uap lembayung dilepasakan, yang
mengubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hidrogen iodide terbentuk, ini dapat dilihat dengan
meniup melintasi mulut bejana, pada mana dihasilkan asap putih, tetapi kebanyakan darinya
mereduksi asam sulfat itu menjadi belerang dioksida, hidrogen sulfida dan belerang yang
perbandingan relatif mereaka bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia.
2I- + 2H2SO4 I2 + SO42- + 2H2O.[12]
L. Metode pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya,
missal, Ag dindapkan sebagai AgCl, dikringkan pada 130oC kemudian ditimbang sebagai AgCl
atau Zn diendapkan sebagai Zn(NH4)PO46H2O, selanjutnya dibakar dan ditimbang sebagai
Zn2P2O7. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya
endapannya mempinyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Sifat
fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan filtrasi, dapat
dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar serta endapan dapat
diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.[13]

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dilaksanakanya percobaan ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Jumat, 15 April 2011
Waktu : PukuL 08.00-11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pemanas listrik, gelas kimia 300
mL, gelas kimia 250 mL, tabung reaksi, labu semprot, rak tabung, piprt skala, pipet tetes,
gegep, pinset, batang pengaduk.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air (H2O), amonium karbonat
((NH4)CO3) padatan, asam asetat (CH3COOH) 2M, asam asetat (OAc), asam klorida
(HCl) 2M, asam sulfat (H2SO4) 2M, alkohol (R-OH) 96%, aquadest, barium klorida
(BaCl2) 5%, besi (III) klorida (FeCl3) 4%, kalium heksasiano ferrat (K4Fe(CN)6) 2M,
kalium iodida (KI) 20 %, kalium kromat (K2CrO4) 1M, kertas saring, kertas lakmus,
natrium hidroksida (NaOH) 0,05M, perak nitrat (AgNO3) 0,1N, timbal II nitrat
(Pb(NO3)2) 4%, tissue dan zink sulfat (ZnSO4) 10%,
C. Prosedur Kerja
1. Uji Kation
a. Ag+
2 tetes AgN03 0,1 N ditambah 2 tetes HCl 2M, terbentuk endapan putih AgCl,
ditambah dengan H20. Dilarutkan endapan dengan (NH4)2CO32M.
b. Pb2+
1). 2 tetes Pb(NO3)2 ditambah K2CrO4 1M, terbentuk endapan kuning
PbCrO4 yang larut dalam NaOH 2M.
2). 2 tetes Pb(NO3)2 ditambah 2 tetes H2SO4 2M dan 2 tetes alkohol
96%, terbentuk endapan putih PbSO4.
c. Fe3+
2 tetes FeCl3 4% ditambah 2 tetes larutan K2Fe(CN)6 terbentuk warna biru.
d. Cr3+
2 tetes K2CrO4 1M ditambah 2 tetes AgN03 0,1N, terbentuk endapan merah.
e. Zn2+
2 tetes ZnSO4 10% ditambah 2 tetes K4Fe(CN)6. Terdapat endapan putih yang
menandakan adanya Zn.
f. Ba2+
2 tetes BaCl2 5% ditambah 2 tetes CH3COOH 2M ditambah 2 tetes K2CrO4 terbentuk
endapan kuning.
g. NH4+
(NH4)2CO3 2M padat ditambah 0,5 mL NaOH 6M dipanaskan dalam tabung reaksi,
dicium bau yang keluar, diletakkan sepotong kertas lakmus merah dan biru yang
basah di atas mulut tabung reaksi. Diamati perubahan yang terjadi pada kertas
lakmus.
2. Uji Anion
a. Cl-
2 tetes HCl 2M ditambah 2 tetes AgNO3 dan 2 tetes HNO3 2M, terbentuk endapan
putih. Ditambahkan lagi 2,5 mL (NH4)2CO3 2M endapat larut kembali, ditambah
HNO3 6M hingga bersifat asam (dilakukan dilemari asam), terbentuk endapan putih.
b. I-
2 tetes KI 20% ditambah 2 tetes AgNO3, ditambah 2 tetes HNO3 2M, terbentuk
endapan kuning muda, selanjutnya ditambah 2 tetes (NH4)2CO3 2M, endapan tidak
larut.
c. OAc-
Setetes CH3COOH 2M ditambah setetes H2SO4, kemudian dipanaskan terdapat bau
khas asam cuka.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Uji Kation
No Zat yang bereaksi Hasil pengamatan
1 Ag+
AgNO3 + HCl endapan putih
+ H2O endapan putih
+ (NH4)2CO3 larut
2 Pb2+
a. Pb(NO3)2 + K2CrO4 endapan kuning
b. Pb(NO3)2 + H2SO4 + endapan putih
alkohol

3 Fe3+
FeCl3 + K4Fe(CN)6 endapan biru
4 Cr3+
K2CrO4 + AgNO3 endapan mrah
5 Zn2+
ZnSO4 + K4Fe(CN)6 endapan putih
6 Ba2+
BaCl2 + CH3COOH + K2CrO4 endapan kuning
7 NH4+
(NH4)2CO3 + NaOH bau ammonia
lakmus biru warna biru
lakmus merah warna biru
2. Uji Anion
No Zat yang bereaksi Hasil pengamatan
1 Cl-
HCl + AgNO3 + HNO3 endapan putih
+ (NH4)2CO3 larut
+ HNO3 endapan putih
2 I-
a. KI + AgNO3 endapan kuning
+ HNO3 endapan kuning
+ (NH4)2CO3 endapan tidak larut
b. KI + FeCl3 larutan kuning
3 OAc-
CH3COOH + H2SO4 Bau khas cuka
B. Reaksi
1. Uji Kation
a. Ag+ (perak)
1. Ag(NO3) + HCl AgCl + HNO3
2. AgCl + (NH4)2CO3 [Ag(NH3)2]+ + Cl- + H2CO3
b. Pb2+ (timbal)
1. Pb(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 + 2KNO3
2. PbCrO4 + 2NaOH [Pb(OH)4]2- + Na2CrO4
3. Pb(NO3)2 + H2SO4 PbSO4 + 2HNO3
c. Fe3+
4FeCl3 + 3K4Fe(CN)6 Fe4[Fe(CN)6]3 + 12KCl
d. Cr3+
K2CrO4 + 2Ag(NO3) Ag2CrO4 + 2KNO3
e. Zn2+
ZnSO4 + K4Fe(CN)6 K2Zn3[Fe(CN)6]2 + SO42-
f. Ba2+
1. BaCl2 + 2CH3COOH Ba(CH3COO)2 + 2HCl
2. BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
g. NH4+
(NH4)2CO3 + 2NaOH NH3 + Na2CO3 + H2O

2. Uji Anion
a. Cl-
1.
HCl + Ag(NO3) AgCl + HNO3
2. AgCl + (NH4)2CO3 [Ag(NH3)2]+ + H2CO3 + Cl-
3. [Ag(NH3)2]+ + Cl- + HNO3 AgCl + 2NH4+ + 2NO3-
b. I-
1.
KI + AgNO3 AgI + KNO3
2. AgI + (NH4)2CO3 /
3. 6KI + 2FeCl3 3I2 + 6KCl + 2Fe3+
4.
c. CH3COOH
CH3COO- + H2SO4 CH3COOH + HSO4-
C. Pembahasan
1. Uji Kation
Identifikasi kation Ag+ menggunakan larutan AgNO3, Pertama-tama AgNO30,1N dipipet
2 tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan HCl 2M, menghasilkan endapan putih dari
senyawa AgCl. Penambahan HCl berfungsi untuk mempercepat adanya endapan karena Ag
(perak) tidak dapat larut dengan HCl. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes H2O untuk menetralkan
larutan, kemudian ditambahkan lagi dengan (NH4)2CO3 untuk melarutkan endapan.
Identifikasi kation Pb2+ menggunakan larutan Pb(NO3)2, pertama-tama Pb(NO3)2 dipipet
2 tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan K2CrO4menghasilkan endapan
kuning dari senyawa PbCrO4. Penambahan K2CrO4 untuk mempercepat terjadinya endapan
karena Pb2+ tidak dapat larut dengan kalium kromat. Selanjutnya ditambahkan NaOH 2M dan
larutan larut, penambahan NaOH untuk melarutkan endapan. Identifikasi kation Pb2+ juga
dilakukan dengan penambahkan H2SO4 2M dan alkohol 96% menghasilkan endapan putih dari
senyawa PbSO4. Penambahan H2SO4 untuk mempercepat terjadinya endapan.
Identifikasi katoin Fe3+ menggunakan larutan FeCl3 4%, pertama-tama FeCl34% dipipet
2 tetes kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetesK4Fe(CN)6 2M, menghasilkan
endapan warna biru dari senyawa Fe4[Fe(CN)6]3 . Ini membuktikan bahwa dalam larutan
terdapat Fe3+.
Identifikasi adanya kation pada Cr3+ menggunakan larutan K2CrO4 1M,pertama-
tama K2CrO4 1M dipipet 2 tetes, kemudian ditambahkan 2 tetes AgNO30,1N, menghasilkan
endapan warna merah dari senyawa Ag2CrO4. Ini membuktikan bahwa dalam larutan
mengandung Cr3+.
Identifikasi kation Zn2+ menggunakan larutan ZnSO4 10%, pertama-tama ZnSO410%
dipipet 2 tetes, kemudian ditambahkan 2 tetes K4Fe(CN)6 2M,menghasilkan endapan putih dari
senyawa K2Zn3[Fe(CN)6]2, ini menandakan adanya Zn dalam larutan.
Identufikasi kation Ba2+ menggunakan larutan BaCl2 5%, pertama-tama BaCl2 5% dipipet
2 tetes, kemudian ditambahkan 2 tetes CH3COOH 2M dan 2 tetes K2CrO4 1M, menghasilkan
endapan warna kuning dari senyawa BaCrO4.
Identifikasi kation NH4+ menggunakan larutan (NH4)2CO3 2M, pertama-tama
(NH4)2CO3 2M dipipet 2 tetes, kemudian ditambahkan 0,5 mL NaOH 6M,
selanjutnya dipanaskan menghasilkan bau khas gas amoniak menunjukkan adanya NH3 dalam
sampel. Gas amoniak yang merubah kertas lakmus merah menjadi biru.

http://wahyunijaris.blogspot.com/2011/05/laporan-praktiku-kation-dan-anion.html

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA ANION DAN KATION (TINJAUAN


PUSTAKA ONLY)

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk tujuan analisis kulitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation itu terhadap bebrapa reagensia. Dengan memakai reagensia golongan secara sistematik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan,
bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut.

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikt:

Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan
ini adalah timbel, merkurium I (raksa), dan perak.
Golongan II, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah (III) (IV).
Golongan III, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan
amonium sulfida, dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), alumunium, zink, dan mangan(II).
Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reaggensia golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium,dan barium.
Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan
sebelumnya. Merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion magnesium, natium,
kalium, amonium, litium, dan hidrogen (Vogel, 1985).
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Anion sederhana seperti O2-, F-, atau CN-.


Anion oksodiskret seperti NO-3, atau SO4-.
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi.
Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak
seperti oksalat, misalnya[CO(C2O4)2]3-.
Beberapa diantaranya seperti ion oksida O2- atau sebagian besar anion silikat hanya berada dalam keadaan
padat. Anion lainnya seperti ion klorida, Cl- , dapat berada dalam larutan. Beberapa unsur yang membentuk
anion terutama halogen, O, dan S dapat terikat pada unsur lain secara kovalen seperti pada PCl3 , atau NO2.
Banyak anion kompleks seperti dithiokarbonat, R2CS-, atau asetil asetonat, CH3COCHCOCH-3, yang terutama
ada dalam bentuk senyawaan koordinasi(Wilkinson, 1976).
DAFTAR PUSTAKA

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: Kalman Media Pustaka.


Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion.
2. Menganalisis secara kualitatif kation dan / atau anion dalam suatu larutan campuran yg
tidak diketahui

B. Landasan Teori
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu
memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama
dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan
dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan
sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan
pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok
ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III),
golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI) (Anonim,2010).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion / kation (Wiro, 2009)
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur
kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan.
Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-
golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring
atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari
filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia
(Cokrosarjiwanto,1977).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-
beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan
tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu
endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan
kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu
umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti
kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai
dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)
dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan
tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan
ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu
yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi
yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan
efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan
kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut (Masterton,1990).

C. Alat dan Bahan

a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas Kimia

b. Bahan
1. AgNO3
2. HCl
3. NaOH
4. NH3
5. K2Cr2O7
6. KI
7. CuSO4
8. FeCl3
9. [K3(Fe(CN)6)]
10. CaCl2
11. MgCl2
12. NaCl
13. H2SO4
14. Na2S2O3
15. I2
16. CH3COOHCH3

D. Prosedur Kerja
a. Kation
1. Golongan I, Ag+
a. AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan HCl
b. AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
c. AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
d. AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
e. AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI

2. Golongan II, Cu2+


a. CuSO4 (Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
b. CuSO4, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
c. CuSO4, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI

3. Golongan III, Fe3+


a. FeCl3 (Besi (III) Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
NaOH
b. FeCl3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6)

4. Golongan IV, Ca2+


a. CaCl2 (Kalsium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
K3(Fe(CN)6))
b. CaCl2 , Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7

5. Golongan V
a. MgCl2 (Magnesium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
NaOH

b. Anion
a. NaCl (Natrium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
b. KI (Kalium Iodida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
c. KI, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
d. [K3(Fe(CN)6)] (Kalium ferrisianida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan AgNO3
e. [K3(Fe(CN)6)], Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
f. Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat), masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
H2SO4
g. Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
h. Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
i. Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan S2

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan identifikasi kation

No Prosedur Hasi Pengamatan


1. Golongan I, Ag+
AgNO3+HClAgCl+HNO3 Endapan putih
AgNO3+NaOHAgOH+NaNO3 Endapan cokelat
AgNO3+NH3Ag(NH3)+NO3 Endapan putih
2AgNO3+K2Cr2O7Ag2Cr2O7+2KNO3 Endapan merah cokelat
AgNO3+KI AgI+KNO2 Endapan kuning

2. Golongan II, Cu2+


CuSO4+2NaOHCu(OH)2+Na2SO4 Endapan biru
CuSO4+NH3 Cu(NH3)+SO4 Endapan hijau
CuSO4+2KICuI2+K2SO4 Endapan putih

3. Golongan III, Fe3+


FeCl3+3NaOHFe(OH)3+3NaCl Endapan cokelat
FeCl3+K3Fe(CN)6[Fe(Fe(CN)6)]+3KCl Endapan hijau

4. Golongan IV, Ca2+


CaCl2+(K3(Fe(CN)6)Ca3(Fe(CN)6)2 Warna kuning
CaCl2+K2Cr2O7CaCr2O7+2KCl Warna kuning

5. Golongan V, Mg2+
MgCl2+NaOHMg(OH)2+NaCl Warna bening
pengamatan identifikasi anion
No. Prosedur Hasil Pengamatan

1. NaCl+AgNO3AgCl+NaNO3 Endapan putih


2. KI+AgNO3AgI+KNO3 Endapan kuning
3. KI+CuSO4CuI+KSO4 Perubahan warna menjadi
putih kekuning-kuningan
dan sedikit endapan putih
4. [K3(Fe(CN)6)]+AgNO3 Endapan orange
5. [K3(Fe(CN)6)]+CuSO4 Endapan hijau
6. Na2S2O3+H2SO4H2S+Na2SO4+SO3 Tidak timbul gas dan tidak
ada endapan
7. Na2S2O3+AgNO3Ag2S2O3+NaNO3 Endapan putih berubah
menjadi kuning, menjadi
cokelat dan akhirnya
menjadi warna hitam
8. Na2S2O3+CuSO4CuS2O3+Na2SO4 Warna kehijauan menjadi
bening
9. Na2S2O3+S2 Memucat, dari warna
cokelat tua menjadi cokelat
muda

F. Pembahasan
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia
ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion
tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi,
Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini
meliputi : Mg, K, NH4+.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Sedangkan untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa
banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi
dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format,
oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang di uraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya
modifikasi kecil.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat
tunggal atau zat majemuk lebih dari satu kation dan anion, memerlukan sistematika tertentu.
Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau
campuran padat dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai. Analisis kation dalam tiap tiap
golongan dilakukan sesuai langkah langkah tertentu, sehingga masing masing kation
akhirnya dapat identifikasi. Uji kelarutan berbagai macam garam dalam air, dapat diperkirakan
jenis anion yang mungkin terdapat dalam sampel.

G. KESIMPULAN
1. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation
ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
2. Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya
anion serta
jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu
sistematik
seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion
berdasarkan
kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Analisis Anion dan Kation, http://www.scribd.com/doc/36708140/ Analisis-
Anion-Dan-Kation, 9/10/2011.
Kusnandini, 2011, Identifikasi Kation, http://kusnandini.blogspot.com/2011/04/ identifikasi-
kation.html, 9/10/2011.
Wiro, 2009, Analisis Kualitatif Kation dan Anion, http://wiro-pharmacy.blogspot.com/
2009/02/kuliah-analisis-kualitatif-kation-anion.html, 9/10/2011.

You might also like