Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
yang mencoreng nama baik dari pendidikan tersebut mungkin salah satu
hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
didik.
3
didik lebih mudah mencapai target belajar. di dalam belajar banyak sekali
mata pelajaran yang ingin kita ketahui namun di sini saya akan
saya atau dengan judul saya yaitu berhubugan dengan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
bangsa karena generasi yang dapat membangun bangsa dan perdamaian itu
waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan
Peserta didik, sehingga Peserta didik merasa bosan dan kurang minat
belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar
dan-pengertian/defiisi-atau-pengertian-pendidikan-kewarganegaraan) telah
nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
ruang gerak berpikir yang bebas kepada peserta didik untuk mencari
rangkaian elektronik Lokal Area Network (LAN) , Wide Area Network (WAN)
Dijelaskan pula bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning
didik dapat lebih memahami pembelajaran, yang biasanya dalam pelajaran PKn
kehidupan globalisasi ini peserta didik lebih terpacu dalam pengunaan gadget.
didik masa perkembangan. Kondisi itu tidak hanya tampak dalam prilaku peserta
didik, akan tetapi terutama pada guru dan kebijakan pimpinan sekolah, serta
lebih banyak dilakukan dan dipandang lebih efektif untuk mencapai tujuan
wilayah kota Bandung dan merupakan tempat bertugasnya peneliti sebagai guru
observasi hingga saat ini pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung belum
8
siswa belum mampu menguasai pelajaran PKn karena kurangnya minat belajar
kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan
mengikuti pelajaran PKn. Peserta didik enggan dan atau kurang berminat dalam
mengikuti pelajaran PKn yang hanya banyak membahas hal-hal kenegaraan yang
hanya cocok diajarkan pada orang tua saja sehingga mereka lebih senang memilih
tidak masuk kelas atau berdiam diri disaat pembelajaran sedang berlangsung tanpa
Terkait belum optimalnya hasil belajar PKn peserta didik kelas VIII - H,
Kreatif, Efektif dan Menarik (PAKEM) dan yang menyenangkan, sebab dengan
9
daya tarik khusus dalam proses pembelajaran secara langsung akan membentuk
karakter peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan
peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung adalah karena peserta didik
kelas VIII merupakan siswa sudah mengenal pemahaman dengan baik serta dinilai
cukup mampu berkerja sama dengan kawan lainnya. Selain itu dilakukan
sehingga peneliti lebih leluasa dan telah mengerti karakter peserta didik untuk
memudahkan kegiatan penelitian ini. Oleh karena itu diperlukan juga teman
sejawat atau kolaborator dari guru lain untuk dapat menilai kegiatan penelitian
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 3 Juni 2016 dengan
guru mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung, di dalam proses belajar
mengajar peserta didik cenderung bosan dan kurang aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran PKn dan prestasi belajar peserta didik
tergolong rendah. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran di sekolah yang
interaksi belajar mengajar yang berjalan secara searah. Fungsi dan peranan guru
menjadi sangat dominan. Di lain pihak peserta didik hanya menyimak dan
kondisi yang tidak proposional. Guru sangat aktif, tetapi sebaliknya peserta didik
10
menjadi pasif dan tidak kreatif. Selama ini peserta didik hanya diperlakukan
Penggunaan metode yang kurang tepat juga masih terjadi dan menjadi salah
satu faktor utama penyebab rendahnya prestasi peserta didik, dimana kebanyakan
kurang menarik, peserta didik mudah bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran
Peserta didik hanya mengikuti apa yang diperintahkan guru, diam, mendengarkan
dan mencatat apa yang diajarkan guru. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar
bagi peserta didik Hal ini mengakibatkan peserta didik tidak bisa berkembang
Bandung agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga bisa berkembang sesuai
hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran bisa dengan menggunakan
salah satu model dari Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based
Learning.
karena dengan melihat, mendengar dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk
mengikuti pelajaran PKn karena apa yang mereka lihat, dengar, dan meraka
praktekkan tidak akan mereka lupakan dan pembelajaran seperti itu adalah
Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara” kelas VIII - H di SMP Pasundan 1
Bandung )
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan
menarik.
D. Batasan Masalah
E. Tujuan penelitian
a.Tujuan Umum
b.Tujuan Khusus
untuk mengetahui :
teknik E – learning.
F. Manfaat Penelitian
kewarganegaraan
oleh guru.
G. Kerangka Pemikiran
tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara
keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Antara kedua
kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
terjadi, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal siswa. Faktor internal
terdiri atas keadaan fisik peserta didik, intelegensi siswa, serta keadaan psikologis
peserta didik, misalnya minat dan motivasi. Sedangkan yang termasuk dalam
didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
digunakan guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan. Dalam hal ini guru dituntut harus mencari metode-metode atau model-
model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi kepada peserta didik
suasana kelas yang membosankan. Sehingga dengan penerapan model yang tepat
17
dapat meningkatkan proses belajar peserta didik pada bahan pelajaran yang
disampaikan yang akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang akan
Cara Mengatasi
Gambar 1.1
Dari uraian diatas, dapat ditarik suatu kerangka berpikir seperti dibawah ini:
penelitian ini adalah Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung
E - learning
18
Gambar 1.2
teknik E – learning ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Agar
pembelajaran di sekolah dapat lebih menarik peserta didik, maka guru harus
tercapai.
karena dengan melihat, mendengar dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk
mengikuti pelajaran PKn karena apa yang mereka lihat, dengar, dan meraka
praktekkan tidak akan mereka lupakan dan pembelajaran seperti itu adalah
singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar
pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah
Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh
perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
19
dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis
peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga
menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik
learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau
bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah
wawasannya
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara
learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak
bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar).
H. Definisi Oprasional
penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan
oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun
sebelumnya.
b. Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa
sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode
(knowledge) baru PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
(Suradijono, 2004)
d. Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam
bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
I. Struktur organisasi
Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam
1. Bab I Pendahuluan
organisasi skripsi.
22
Pada bab ini membahas mengenai kajian teori, analisis dan pengembangan
ideologi dan dasar negara, bahan dan media, strategi pembelajaran, sistem
Bagian ini membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian, dan
pembahasan penelitian.
Pada bagian ini berisi kesimpulan dan saran yang membahas mengenai
penelitian.
23
BAB II
KAJIAN TEORITIS
yang terakhir kekurangan dan kelebihan Problem Based Learning. untuk itu
sebagai berikut.
(PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Howard Barrows pada awal
pendidikan.
masalah yang dimiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia
dari maalah yang diberikan ini, pembelajar, berkerja sama dalam berkelompok,
peserta didik untuk mencari dan mengemukakan solusi yang diperlukan (hanya
dihadap peserta didik di masa depan yang dihrapkan di capai oleh peserta
sosial dll).
27
Lima tahap ini sering dinamai tahap interaktif, yang sering juga sering
disebut sintaks dari problem based learning . Lama waktu yang dibutuhkan
1. Pengertian E – learning
yang digunakan ialah sebagai sarana ialah sebagai proses belajar mengajar
30
http://nabilaamalliyahputri.blogspot.co.id/2015/06/fungsi-e-learning-bagi-
pembelajaran.html
a.Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi pesertadidik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik
yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan
atau wawasan.
b. Komplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan.
c. Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapaalternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada
para mahasiswanya.Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara
fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan
aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Maksud dari penjelasan di atas
adalah sebagai komplemen atau pelengkap pembelajaran
konvensional.
materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners)
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatapmuka di kelas (slow
elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar
peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan
guru di kelas.
dalam forum kuliah (Lewis, 2002). Maksudnya apabila ada mahasiswa yang
pembelajaran elektronik.
32
interaktif dan CD-ROM adalah sebahagian dari media elektronik yang digunakan
animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk
yaitu :
a. Sederhana
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan
pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-
learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learning-nya.
b. Personal
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik
seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di
depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal,
peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala
persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik
betah berlama-lama di depan layar komputernya.
c. Cepat
Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang
cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.
Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat
mungkin oleh pengajar atau pengelola.
33
2. Guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3. peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan
komputer.
memiliki kelemahan. Beberapa kritik Bullen (2001) dan Beam (1997) yaitu :
34
1. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antar
peserta didik itu sendiri yang bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan intenet
8. Kurangnya penguasasan bahan computer.
pengertian Hasil Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
fungsi belajar dan tujuan hasil belajar. Untuk itu tinjauan tentang Hasil
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu
kegiatan.
“merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud
pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan
pelajaran”.
adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejulah materi
pelajaran tertentu.
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar
turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai
hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Hasil belajar juga merupakan
36
dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern.
1) Faktor Internal
dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern.
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
b) Cacat Tubuh
belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada
37
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
b) Perhatian
obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
c) Minat
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda
yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
d) Bakat
sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan
lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain
e) Motif
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
f) Kematangan
kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan,
39
tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah
siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak
latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan
baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
1) Faktor Kelelahan
hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-
40
untuk bekerja.
a) Tidur.
b) Istirahat.
b. Faktor Eksternal
dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial.
1) Lingkungan Sosial
peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan
belajar peserta didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan yang
belum dimilikinya.
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu peserta didik melakukan
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar peserta didik, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus :
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
ialah media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas,
dan penuh tanggung jawab. Karena itu, program PKn memuat konsep-konsep
umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang
rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang
dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan
UUD 1945.
d. Demokrasi Indonesia.
f. Wawasan Nusantara.
g. Ketahanan Nasional.
mmebentuk karakter dan menajdikan warga negara yang baik, yang dapat
berprilaku sesuai dengan aturan yang berlaku dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya, serta menjunjung tinggi nilai Pancasila dan UUD NRI 1945.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengetahui hak dan
jawab. Agar dapat membuat keputusan secara tepat dan cepat, baik untuk
dirinya maupun orang lain. Warga negara yang tidak mencemari atau merusak
lingkungan”.
Negara atau masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang warga Negara.
46
Cecep Dudi Muklis Sabigin (2012, h: 5-6) mengemukakan tujuan umum dan
1) Tujuan Umum
hubungan antara warga neagara dengan negara, warga negara dengan warga
negara dan negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
(PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
Negara.
3) Tujuan Khusus
gangguan yang timbulsesuai dengan tingkat situasi dan kondisi yang dihadapi
Negara
Dasar Negara akan dijelaskan mengenai Ruang Lingkup materi Pancasila sebagai
Ideologi dan Dasar Negara, Karakteristik Materi Pancasila sebagai Ideologi dan
Dasar Negara, Bahan dan Media, Strategi Pembelajaran, dan yang terakhir Sistem
47
Evaluasi. Untuk itu penjelasan mengenai Ruang Lingkup materi Pancasila sebagai
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Dasar Negara Smester I kelas VIII :
Dari keluasan materi diatas dapat diuraikan sejauh mana kedalaman materi
yang akan disampaikan kepada Peserta didik. Berikut uraian dari keluasan materi
yang akan disampaikan kepada siswa kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung :
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of
bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas
yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan ada
dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi
yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana
dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah.
dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya
sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat
politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi
suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
kenegaraan;
kesediaan berkorban.
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu
nilai itu mereka mengetahui bagaiman cara yang paling baik, yaitu secara moral
atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
negara. Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang amat penting.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan
pemerintahan harus selalu berpedoman pada Pancasila, dan tetap memelihara budi
51
pekerti kemanusiaan yang luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan
satu bangsa terhadap bangsa yang lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
sebagai sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang meliputi suasana
berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigma
sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses
mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dasar, arah dan
tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam pembangunan
bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita-cita moral dan
budi pekerti yang luhur. Segala tindakan sewenang- wenang penguasa terhadap
melakukan tindakan anarkhis demi kepuasan diri merupakan tindakan dari bangsa
yang rendah martabat kemanusiaannya yang tidak mencerminkan jati diri bangsa
Pancasila menjadi sumber nilai dan sumber norma bagi pembangunan hukum.
hukum dasar nasional. Sebagai sumber hukum dasar, Pancasila juga mewarnai
penegakan hukum di Indonesia, dalam arti Pancasila menjadi acuan dalam etika
kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang
hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap
cara yang salah sebagai alat kekuasaan dan bentukbentuk manipulasi hukum
lainnya.
sosial budaya senantiasa mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan
budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab, dan tidak manusiawi,
dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai nilai dasar yaitu nilai-nilai Pancasila.
Untuk itulah perlu diperhatikan pula etika kehidupan berbangsa yang bertolak dari
saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan saling
budaya malu, yaitu malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan
moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Disamping itu perlu
pemimpin baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat. Hal ini
berbudaya tinggi, sehingga dapat menggugah hati setiap manusia Indonesia untuk
mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan mampu melakukan
pengamalan agama yang benar serta melakukan kreativitas budaya yang lebih
baik.
penindasan atas manusia satu dengan lainnya. Disamping itu etika kehidupan
pembangunan di bidang ekonomi, agar prinsip dan perilaku ekonomi dari pelaku
berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing,
memperoleh keuntungan.
Sikap positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu.
Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam
dalam setiap tindakan dan perilaku seharihari selalu berpedoman atau berpegang
teguh pada nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
berarti orang tersebut konsisten dalam ucapan dan perbuatan serta tingkah lakunya
sehari-hari yang selalu menjunjung tinggi etika pergaulan bangsa yang luhur, serta
menjaga hubungan baik antar sesama warga masyarakat Indonesia dan bangsa
lain, dengan tetap mempertahankan dan menunjukkan jati diri bangsa yang cinta
2. Karakteristik Materi
Dalam materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara Smester I
bernegara.
nilai Pancasila
a. Bahan
Bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan pengajar dalam penyusunan
desain pembelajaran. Ada beberapa jenis bahan ajar yang dapat digunakan dalam
57
pembelajaran seperti: bahan ajar cetak, bahan ajar visual, bahan ajar audio visual,
dan lain-lain.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan bahan ajar multimedia dan audio visual
b. Media
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan power point sebagai media
point juga dapat menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik menjadi
4. Strategi Pembelajaran
(2007, h.3) strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan
pembelajaran:
a. Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
Mengadakan free test secara lisan, guru menjelaskan materi yang akan
a) Mengamati
b) Menanya
c) Mengeksplorasi
d) Mengasosiasi
e) Mengkomunikasikan
point dan video yang berkaitan dengan Pancasila Sebagai Ideologi dan
Dasar Negara.
c. Penutup
5. Sistem Evaluasi
tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami, menerima dan menalar
belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses
Evaluasi terbagi menjadi dua teknik yaitu dengan menggunakan tes dan non-
tes. Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas yang ditujukan untuk memperoleh
data tentang tingkat kemampuan siswa. Sedangkan Non-tes adalah suatu peranan
60
penting dalam rangka evaluasi hasil belajat siswa dari segi ranah sikap dan ranah
keterampilan.
f. Penelitian Terdahulu
pokok bahasan dalil pythagoras siswa SMPN I Semarang Kelas VIII Tahun
Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi dan tes evaluasi akhir
siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMPN I Semarang yang
berjumlah 46 siswa dengan komposisi 19 siswa putra dan 27 siswa putri. Indikator
dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa secara individual mencapai
minimal 65%, secara klasikal minimal 85% dan ratarata kelas minimal 7 , Rata-
rata skor kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok lebih dari 20, Ada
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus II . Dari penelitian yang
dalam kelompok pada pertemuan pertama dan kedua siklus I berturut-turut 23,4
dan 25,98. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I
sebesar 56,25% dan pada pertemuan kedua siklus I mencapai 71,43%. Pada siklus
II, rata-rata kelasnya mencapai 8,2 dengan ketuntasan belajrnya sebesar 84,78%.
61
dan kedua siklus II berturut-turut 28,13 dan 29,46. Aktivitas siswa dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal smester genap yaitu pada bulan Juli
3. Siklus PTK
PTK ini dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
dan refleksi (reflection). Melalui dua siklus tersebut dapat diamati peningkatan
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII tahun ajaran
orang diantara nya 22 peserta didik laki – laki dan 18 peserta didik perempuan.
63
C. Metode Penelitian
Penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (penelitian tindakan
tentang prilaku guru pengajar dan murid belajar. Pendekatan yang dilakukan
penelitian sangat diutamakan adalah mengungkap makna yakni makna dan proses
dan Bikien (1998). Sifat PTK yang dilakukan adalah kolaboratif partisipatoris,
Ebbut (1985) dalam Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas adalah kajian
tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama
muncul dikelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga
sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam tindakan kelas
diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti (Suharsimi, 2006). Dengan
64
walaupun data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif dan data
D. Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang dalam Bahasa Inggris biasa disebut Clasroom
Penelitian ini memusatkan objek penelitiannya kepada semua hal yang ada di
dalam kelas, baik yang fisik maupun non fisik. Yaitu semua hal yang terjadi di
PTK atau CAR (Clasroom Action Research) dimaksudkan untuk mengatasi suatu
(PTK) terdapat beberapa model atau desain penelitian yang digunakan ketika
4. Model Hopkins,
5. Model McKernan,
Dalam hal ini, peneliti disini melakukan PTK dengan menggunakan model
spiral. Hal ini karena dalam perencanaan, Kemmis menggunakan sistem spiral
refleksi diri, yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan
masalah. Perbedaan antara desain penelitian Kemmis dan Kurt lewin adalah
antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
satu tindakan begitu pula observasi juga dilakukan. Didalam desain penelitian
Kemmis dikenal sistem siklus. Artinya dalam satu siklus terdapat suatu putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Ketika
siklus satu hampir berakhir, namun peneliti masih menemukan kekurangan ketika
66
dilakukan refleksi, peneliti bisa melanjutkan pada siklus kedua. Siklus kedua
Refleksi Tindakan
Siklus I
Observasi
Observasi
Refleksi Tindakan
Siklus II
Observasi
Hasil
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan bentuk PTK guru sebagai
peneliti. Ciri penting bentuk penelitian ini adalah peran penting guru tersebut
dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilalui
1. Perencanaan (planning)
pertemuan kedua digunakan untuk mengambil data tes akhir siklus. Dengan kata
Siklus I
a. Perencanaan
Siklus II
a. Perencanaan
3. Pengamatan (Observasi)
untuk mengamati dan mengukur aktivitas belajar siswa serta aktivitas peneliti
mengumpulkan data prestasi belajar siswa berdasarkan hasil tes akhir siklus dan
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil yang meliputi
kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran. Hasil refleksi ini akan digunakan
Teknik pengumpulan data, yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Berikut diuraikan teknik
dan tes.
1. Observasi
mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Dalam hal ini peneliti
kebiasaan siswa pada proses belajar di kelas yang dapat mempengaruhi hasil
2. Wawancara
data dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa peserta
didik kelas VIII - H SMP Pasundan 1 Bandung. Wawancara dilakukan diluar jam
pelajaran.
3. Dokumentasi
penelitian berlangsung. Dokumentasi ini berupa hasil kartu kegiatan peserta didik,
dan foto. Dari hasil dokumentasi ini dapat dijadikan petunjuk dan bahan
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian pada dasarnya adalah
pengumpulan data itulah peneliti akan melakukan adaptasi secara aktif sesuai
71
1. Rubrik Observasi
Hal ini diperlukan terutama pada jenis observasi terstruktur agar pencatatan
2. Pedoman Wawancara
3. Pedoman Dokumentasi
sangat mungkin juga menambah daftar dokumen yang akan dikumpulkan pada
4. Soal Tes
materi Pancasila sebagai dasar Ideologi dan negara dengan menerapkan model
didik kelas VIII - H SMP Pasundan 1 Bandung. Alat tes berupa soal-soal yang
72
dibuat oleh guru berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan, yaitu PKn
dengan pokok bahasan pentingnya ideologi bagi suatu negara. Selanjutnya untuk
mengetahui kelayakan tes, maka soal-soal tersebut di uji cobakan pada peserta
didik yang telah memperoleh materi tersebut, oleh karena itu peserta didik kelas
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Untuk menganalisa
data dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data kualitatif dan data analisa
kuantitatif.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data kualitatif ini dilakukan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,
dengan fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang
data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperolah data yang dianggap
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
Data
Reduction
Conclusions :
Drawing/Verifying
74
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
Dalam PTK ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat
naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
dipahami.
3) Conclusion drawing/verification.
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
yang kredibel.
75
Data kuantitatif (hasil belajar peserta didik) akan dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui kualitas hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar
peserta didik dapat diketahui dengan cara membandingkan skor individu dengan
skor kelompok, yang diperoleh sebelum dan setelah mengikuti pelajaran. Analisis
data hasil belajar diperoleh melalui hasil tes. Pada setiap siklus dilakukan 1 kali
tes evaluasi. Skor maksimal yang diperoleh peserta didik adalah 100, sedangkan
𝑋 = Nilai rata-rata
∑𝑋
𝑋= ∑ 𝑋 = Jumlah skor keseluruhan
𝑁
𝑁 = Jumlah siswa
maka akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya baru
ditetapkan.
I. Indikator Keberhasilan
Learning melalui teknik E - learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata
1. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PPKn minimal 65 dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Profil penelitian
(sekolah siang), inilah dua bayi kembar SMP yang lahir di Jalan
3257 M2. Tanah tersebut menurut berita adalah tanah wakaf dari
78
Tabel4.1
Informasi
NPSN 20219518
- Latitude : 107.607908
swasta)
Alamat
Kota Bandung
smppas1bdg@yahoo.co.id
Visi :
Pengkuh Agamana
Luhung Elmuna
Jembar Budayana
Misi :
secara praktik.
Strategi :
80
1. Menegakkan disiplin
2. Meningkatkan kinerja
4. Mengadakan kerjasama
9. Meningkatkan pelayanan
Tujuan :
peserta didik dan tenaga pengajarnya serta fasilitas yang mendukung pada
kegiatan pendidikan.
Tabel 4.2
KOMPONEN JUMLAH
NO
1 Ruang Belajar 24
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Kepala Sekolah 1
4 Ruang Pembantu Kepala Sekolah 1
5 Ruang Tata Usaha 1
6 Ruang BP 1
7 Ruang Perpustakaan 1
8 Ruang Laboratorium IPA 1
Ruang Laboratorium Komputer ber
9 1
AC
10 Ruang Laboratorium Bahasa ber AC 1
11 Ruang Multi Media 1
12 Ruang Kesenian ber AC 1
13 Mesjid Al- Islam 1
14 Ruang Koperasi Siswa 1
15 Ruang UKS 1
16 Ruang OSIS 1
17 Ruang Pramuka 1
18 Ruang Piket 1
19 Ruang Keamanan 1
20 Ruang Peralatan Olah Raga 1
21 Ruang Gudang PLH 1
22 WC Siswa Perempuan Lantai 1dan 2 9
23 WC Siswa Laki-laki Lantai 1 dan 2 5
24 Urinal 15
25 WC Guru Lantai 1 dan 2 5
26 Ruang Dapur 1
27 Ruang Gudang 3
Halaman Upacara/Lapangan Olah
28 1
Raga
29 Ruang Riso 1
30 Kantin Peserta didik 2
Sumber : Tata usaha SMP Pasundan 1 Bandung
83
Komputer ber AC, 1 Ruang Laboratorium Bahasa ber AC, 1 Ruang Multi
Media, 1 Ruang Kesenian ber AC, 1 Mesjid Al- Islam, 1 Ruang Koperasi
2. Objek penelitian
peserta didik pada kelas VIII-H sebanyak 44 peserta didik dimana jumlah
Tabel 4.3
(L) (P)
3 Alfat Mardian L
5 Arief Syafriadi L
10 Indri Rahmawati P
11 Irwan Saputra L
13 Julma Zein P
21 Muhammad Kristian L
29 Naufal L
30 Nur Lailla P
42 Syifa Febriani P
43 Usan Solehudin L
1. Hasil Penelitian
sama seperti KKM yang ditentukan oleh guru matapelajaran PKn yaitu
setiap siklusnya.
87
2. Perencanaan
Setelah diperoleh data dan hasil observasi dan informasi dari guru
masalah.
penilaian RPP, RPP yang dibuat oleh penelitian terlebih dahulu akan
dimulai oleh guru observer atau guru mata pelajaran untuk menilai
dengan guru mata pelajaran. hal ini bertujuan agar guru peneliti
sama seperti KKM yang ditentukan oleh guru mata pelajaran PKn
yaitu sebesar 75. Penjelasan mengenai KKM juga dimuat dalam setiap
siklusnya.
a. Perencanaan siklus 1
Penelitian siklus I
1. Tahap perencanaan
wawancara dengan peserta didik dan perangkat tes untuk peserta didik.
Tabel 4.4
alokasi waktu)
91
pembelajaran
pedoman penskoran)
indikator atau aspek yang diamati. Skor per indikator atau aspek yang diamati
paling rendah 1 skor dan paling tinggi 5 skor dengan skor total yaitu 40 skor. Dari
kategori penilain sangat baik. Guru observer pun memberikan masukan bahwa
dalam menyusun RPP siklus I sudah baik namun masih ada kekurangan dalam
2. Tindakan
yang mengamati dan menilai aktivitas guru dengan lembar observasi yang
telah dibuat.
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x40 menit) dengan sub pokok bahasan
siklus I.
93
3. Observasi
dan hasil tes tertulis dilakukan pengamatan dan penilaian oleh peneliti
sekaligus guru. Adapun guru hasil observasi aktivitas guru dibuat dalam
Tabel 4.5
didik
8 Menguasai kelas 3
remedi/pengayaan
Berdasarkan tabel 4.5 observasi aktivitas guru diatas dapat dilihat bahwa
ada indikator atau aspek yang diamati. Skor per indikator atau aspek yang diamati
paling rendah 1 skor dan paling tinggi 5 skor dengan skor total yaitu 100 skor.
Dari tabel hasil observasi aktivitas guru tersebut memperoleh 77 skor (77%)
dengan kategori penilaian baik. Namun guru observer memberikan beberapa saran
yaitu peneliti harus lebih memperhatikan keadaan seluruh peserta didik ketika
baru sehingga peserta didik masih awam dan belum mengenal model
diantaranya:
serius
berikut hasil obervasi yang dihasilkan dari lembar observasi hasil peningkatan
dengan Teknik E - Learning yang dibuat dalam tabel . dari hasil observasi dalam
Tabel 4.6
Didik yang
teramati
peserta didik
selama pembelajaran
dalam kelompok
diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 44
orang. Minat belajar peserta didik ketika melakukan tindakan sebanyak 35 orang
antar peserta didik dalam kelompok sebanyak 30 orang (68,9%), dan ketertarikan
orang (86,3%).
kemampuan peserta didik dalam memahami materi pancasila sebagi dasar dan
ideologi negara. Adapun nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas VIII-H
SMP Pasundan 1 Bandung yaitu 75. Dari hasil evaluasi dalam pelaksanaan
sebagai berikut:
𝑓
P = 𝑛 x 100%
Tabel 4.7
(T) (TT)
Wulandari
3 Alfat Mardian L 70 TT
5 Arief Syafriadi L 85 T
10 Indri Rahmawati P 60 TT
11 Irwan Saputra L 75 T
13 Julma Zein P 50 TT
Qeisha
100
15 Kherunesya Azahra P 85 T
Renatia
21 Muhammad Kristian L 85 T
24 Muhamad Dwirangga L 65 TT
Yanuar
29 Naufal L 50 TT
30 Nur Lailla P 80 T
32 Refinaldi Muhamad L 80 T
Kurniawan
putri
Suhendi
42 Syifa Febriani P 80 T
43 Usan Solehudin L 70 TT
KKM siklus I baru mencapai 21 orang (47,7%), dan yang belum tuntas sebanyak
23 orang (52,3%). Data diatas selanjutnya disajikan pada tabel 4.7 dibawah ini
dengan tujuan untuk mengetahui nilai rata-rata, frekuensi nilai setiap skala dan
Tabel 4.8
1 41-50 9 20,4 %
2 51-60 6 13,6 %
3 61-70 8 18,2 %
4 71-80 16 36,4%
5 81-90 5 11,4%
Tabel 4.9
Nilai (%)
0% : Tidak ada
1 % - 24 % : Sebagian kecil
25 % - 49 % : Hampir setengah
50 % : Setengahnya
51 % - 74 % : Sebagian besar
75 % - 99 % : Hampir seluruhnya
100 % : Seluruhnya
yaitu 27,27 % peserta didik mendapat nilai tes antara 40-59, hampir setengah
yaitu 25% peserta didik mendapatkan nilai tes antara 60-74, hampir setengah yaitu
36,36 % peserta didik 75-84 dan sebagian kecil yaitu 11,36 % peserta didik
mendapatkan nilai 85-100. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yaitu
47,72 % peserta didik telah tuntas dalam KKM. Untuk mengetahui tinggi
rendahnya presentase.
104
Grafik 4.1
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90
4. refleksi siklus I
siklus I, peneliti sebagai guru harus lebih memperhatikan keadaan seluruh peserta
didik ketika persiapan belajar, apresiasi dan harus dapat menguasai kelas. Dari
hasil observasi aktivitas peserta didik terlihat peserta didik masih belum serius
tugas, masih ada peserta didik dalam kelopmpok yang kurang kontribusi dalam
mengerjakan tugas guru dan masih enggan untuk bertanya kepada guru.
dapat terlihat bahwa 1. minat belajar peserta didik ketika melakukan tindakan
sebanyak 68,9 orang (30%), 4. Kerjasama antar peserta didik dalam kelompok
105
Sedangkan dalam nilai tes peserta didik terlihat peserta didik yangmencapai
KKM dalam siklus I baru mencapai 21 orang (47,72%) dan yang belum tuntas
guru dapat memperbaiki kesalahan dan peserta didik dapat memperbaiki hasil
Penelitian siklus II
1) Tahap Perencanaan
lanjuti dari refleksi siklus I. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan adalah:
pembelajaran E - Learning
belajar peserta didik, lembar observasi hasil belajar peserta didik dan
d) Pada hari rabu tanggal 10 Agustus 2016 sebelum mulai tindakan penelti
pembelajaran dan guru observer menilai RPP siklus II yang dibuat oleh
peneliti.
Dari hasil penilaian RPP tersebut selanjutnya dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
4 Pemilihan sumber/media 4
pembelajaran
Berdasarkan tabel 4.10 observasi penilaian RPP diatas dapat dilihat bahwa
ada 8 indikator atau aspek yang diamati. Skor per indikator atau aspek yang
diamati paling rendah 1 skor dan paling tinggi 5 skor dengan skor total yaitu 40
skor. Dari tabel observasi penilaian RPP tersebut memperoleh 38 skor (95%)
dengan kategori penilain sangat baik. Guru observer pun memberikan masukan
bahwa dalam menyusun RPP siklus II sudah ada peningkatan namun akan lebih
baik lagi apabila peneliti terus belajar untuk membuat perangkat pembelajaran
seperti RPP.
2) Tindakan
pembelajaran berikutnya karena hasil dan analisis refleksi pada siklus I akan
108
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Selama pembelajaran berlangsung guru
mata pelajaran PKn menjadi observer yang mengamati dan menilai aktivitas
Bandung pada hari Rabu 24 Agustus 2016 dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran (2x40 menit) dengan sub pokok bahasan pancasila sebagai dasar dan
RPP yang telah dipersiapakan. Secara garis besar rencana kegiatan yang
- Learning
inti dan penutup. Adapun tahapan-tahapan dari tindakan yang akan dilakukan
3) Observasi
observasi hasil peningkatan belajar peserta didik dan hasil tes tertulis
Tabel 4.11
didik
8 Menguasai kelas 4
dalam belajar
remedi/pengayaan
Berdasarkan tabel observasi aktivitas guru diatas dapat dilihat bahwa ada
20 indikator atau aspek yang diamati. Skor per indikator atau aspek yang diamati
paling rendah 1 skor dan paling tinngi 5 skor denagn skor total yaitu 100 skor.
Dari tabel hasil observasi aktivitas guru tersebut memperoleh 95 skor (95%)
beberapa saran yaitu peneliti harus lebih memperhatikan keadaan seluruh peserta
didik ketika persiapan belajar, apresiasi dan harus dapat menguasai kelas.
111
baru sehingga peserta didik masih awam dan belum mengenal model
diantaranya:
serius
peningkatan belajar peserta didik. Aspek-aspek yang disusun oleh peneliti lebih di
Tabel 4.12
teramati
peserta didik
selama pembelajaran
dalam kelompok
– Learning
113
dilihat bahwa dari jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 44 orang. Minat
peserta didik dalam kelompok sebanyak 33 orang (75%), dan ketertarikan peserta
kemampuan peserta didik dalam memahami materi pancasila sebagi dasar dan
ideologi negara. Adapun nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas VIII-H
SMP Pasundan 1 Bandung yaitu 75. Dari hasil evaluasi dalam pelaksanaan
sebagai berikut:
𝑓
P = 𝑛 x 100%
Tabel 4.13
(T) (TT)
3 Alfat Mardian L 75 T
5 Arief Syafriadi L 85 T
10 Indri Rahmawati P 80 T
11 Irwan Saputra L 75 T
13 Julma Zein P 75 T
21 Muhammad Kristian L 85 T
24 Muhamad Dwirangga L 75 T
Yanuar
29 Naufal L 75 T
30 Nur Lailla P 80 T
32 Refinaldi Muhamad L 80 T
Kurniawan
putri
116
Suhendi
42 Syifa Febriani P 80 T
43 Usan Solehudin L 75 T
orang (99,9%), dan yang belum tuntas tidak ada. Data diatas selanjutnya disajikan
pada tabel dibawah ini dengan tujuan untuk mengetahui nilai rata-rata, frekuensi
nilai setiap skala dan presentase nilai mulai dari yang terendah sampai nilai
tertinngi.
117
Tabel 4.14
1 41-50 - -
2 51-60 - -
3 61-70 - -
4 71-80 38 86,4%
5 81-90 6 13,6%
Tabel 4.15
Nilai (%)
3 Cukup 60-74
4 Kurang 40-59
0% : Tidak ada
1 % - 24 % : Sebagian kecil
25 % - 49 % : Hampir setengah
50 % : Setengahnya
51 % - 74 % : Sebagian besar
75 % - 99 % : Hampir seluruhnya
100 % : Seluruhnya
Berdasarkan tabel 4.15, maka dapat ditafsirkan bahwa tidak ada peserta
didik mendapat nilai tes antara 40-59, tidak ada peserta didik mendapatkan nilai
tes antara 60-74, hampir seluruhnya yaitu 86,36 % peserta didik 75-84 dan
sebagian kecil yaitu 13,63 % peserta didik mendapatkan nilai 85-100. Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar yaitu 100 % peserta didik telah tuntas dalam
Grafik 4. 2
40
35
30
25
20
15
10
5
0
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90
4) refleksi siklus II
Serta adanya peningkatan baik dalam perangkat pembelajaran berupa RPP, proses
pembelajaran, hasil partisipasi belajar peserta didik dan hasil tes. Sehubungan
dengan hal tersebut pembelajaran dianggap cukup dan tidak dilakukan siklus
berikutnya.
pembelajaran E - Learning dalam penelitian ini yaitu RPP, RPP dalam siklus I, II
dibuat oleh peneliti saligus guru sedangkan penilaian RPP dilakukan oleh guru
observer dengan mengisi lembar observasi penilaian RPP, untuk lebih jelas maka
hasil penilaian RPP, siklus I, II akan disajikan pada grafik berikut ini :
120
Grafik 4.3
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II
observer pun memberikan masukan bahwa dalam penyusunan RPP siklus I sudah
Selanjutnya hasil penilaian RPP pada siklus II memperoleh skor 38 (95%) dengan
kategori penilaian sangat baik. Guru observer pun memberikan masukan bahwa
dalam penyusunan RPP siklus II sudah ada peningkatan namun akan lebih baik
lagi apabila peneliti terus belajar untuk membuat perangkat pembelajaran seperti
RPP.
pembelajaran E - Learning ini dapat dilihat dari observasi aktivitas guru pada saat
observasi aktivitas guru setiap siklus dalam bentuk persentase. Untuk lebih jelas
terhadap hasil observasi aktifitas guru pada siklus I dan II maka akan di sajikan
Grafik 4.4
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II
Berdasrkan grafik terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada siklus
I memperoleh skor 77 ( 77%) dengan kategori penilaian sangat baik . namun guru
keadaan seluruh peserta didik ketika persiapan belajar, apresiasi dan harus dapat
memperoleh skor 95 (95%) dengan kategori penilaian sangat baik dan guru
122
observer memberikan beberapa saran yaitu peneliti harus dapat mengaitkan materi
peserta didik yang dilakukan oleh guru peneliti. Pada siklus I ada beberapa peserta
didik yang belum mengikuti pelajaran dengan serius, serta peserta didik belum
bisa mengatur kelompoknya. Lalu masih ada peserta didik dalam kelompok yang
kurang kontribusi dalam mengerjakan tugas guru, dan masih ada yang enggan
untuk bertanya kepada guru mengenai beberapa permasalahan yang tidak tahu.
Pada siklus II ada peningkatan dari semua aspek hanya beberapa peserta didik saja
3).Hasil peningkatan sikap jujur dan tanggung jawab Belajar Peserta Didik
pembelajaran E - Learning
partisipasi belajar peserta didik dan ketuntasan belajar peserta didik dilihat dari
Indikator hasil peningkatan partisipasi belajar peserta didik terdiri dari lima
melakukan tindakan tiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Minat belajar peserta didik. Grafik mengenai keantusiaan peserta didik dalam
Bandung pada pokok bahasan Pancasila sebagai Idology dan Dasar Negara dapat
Grafik 4.5
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
SIKLUS I SIKLUS II
tindakan sebanyak 33 orang (79,5%). Siklus II minat belajar peserta didik ketika
Grafik 4.6
58.00%
56.00%
54.00%
52.00%
50.00%
48.00%
46.00%
SIKLUS I SIKLUS II
125
(56,8%).
Grafik 4.7
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
72.00%
70.00%
68.00%
66.00%
64.00%
62.00%
SIKLUS I SIKLUS II
grafik pada siklus I keaktifan bealajar pserta didik dalam kelompok sebanyak 30
orang (68%), siklus II keaktifan belajar peserta didik dalam kelompok sebanyak
35 orang (79,5%).
126
Grafik 4.8
76.00%
75.00%
74.00%
73.00%
72.00%
71.00%
70.00%
69.00%
68.00%
67.00%
66.00%
65.00%
SIKLUS I SIKLUS II
Learning
Grafik 4.9
92.00%
91.00%
90.00%
89.00%
88.00%
87.00%
86.00%
85.00%
84.00%
83.00%
SIKLUS I SIKLUS II
Learning siklus I, II
).
Ketuntasan belajar peserta didik dilihat dari nilai tes yang mencapai KKM
dengan cara membenadingkan hasil nilai tes setiap siklus dalam bentuk
presentase. Untuk lebih jelas terhadap ketuntasan belajar peserta didik pada
Grafik 4.10
120%
100%
80%
Siklus I
60%
Siklus II
40% Column1
20%
0%
Tuntas Tidak tuntas
Berdasarkan grafik dapat dilihat pada siklus I ketuntasan belajar peserta didik
mencapai 21 orang ( 47,7%) dan yang belum tuntas sebanyak 23 orang (52,3% ).
Learning dapat meningkatkan partisipasi belajar peserta didik hal tersebut dilihat
dari hasil penilaian RPP pada siklus I, II yang selalu meningkat dengan kategori
dilihat dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I, II. Oleh karena itu
dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik selama proses
belajar dan peningkatan hasil tes peserta didik. Hasil peningkatan dari aspek-
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan model
memberikan arahan pada peserta didik sehingga partisipasi belajar peserta didik
dapat meningkat. Jadi peserta didik kelas VIII-H SMP Pasundan 1 Bandung yang
Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan aktivitas peserta didik selama
didik dari nilai tes yang mencapai KKM setiap siklusnya meningkat.
131
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kewarganegaraan.
meningkat.
Bandung.
didik masih terlihat bekerja secara individual dan tidak bekerja secara
hidup dan kurang aktif. Dampak dari kelemahan tersebut dengan data
hasil tes masih ada peserta didik yang belum mencapai Kriteria
– Learning pada siklus II dari hasil non tes menunjukan bahwa peserta
selain itu masih adanya beberapa peserta didik yang bercanda dengan
diskusi dalam kelompok kurang hidup dan kurang aktif. Dampak dari
kelemahan tersebut dengan data hasil tes masih ada 4 peserta didik
penjelasan guru di siklus II, lebih aktif bertanya , dan lebih tertarik
sendiri, atau merasa lebih pandai dari yang lain dapat memperbaiki diri
didik.
B. Saran
terkesan kuno.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning
berbasis PHP dan MySQL. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Madyo Ekosusilo. R.B, Kasihadi. Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang : Effhar
Publising.1990 ), Cet. Ke-1, h.12
Nugroho, W. A. (2007). [online] Available FTP: http://www.ilmukomputer.com.
Tanggal akses: 16 Januari 2009.
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, Cet ke-4
2004), h. 1
Romisatriawahono. (2008). [online] Available FTP: http://www.
romisatriawahono.net/2008/01/23. Tanggal akses: 16 Januari 2009.
Smaratungga. (2009). [online] Available FTP: http://smaratungga.ning.com.
Tanggal akses: 21 Mei 2009.
Sudirman.et. al. Ilmu Pendidikan. (Bandung : PT. Rosdakarya, 1991 ). Cet. Ke-5.
h.4.
Sutari Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Yayasan
Penerbit FIP IKIP, t. Th), Cet. Ke-10, h. 5.
Suyanto. (2005). [online] Available FTP: http://www.ipi.or.id/elearn.pdf. Tanggal
akses 15 Februari 2009.
Tafiardi, Drs. (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal
Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV
138
LAMPIRAN
1. Angket Penelitian
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
3. Berita Acara Bimbingan Skripsi
4. SK. Prodi PPkn tentang Dosen Pembimbing Skripsi
5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKIP Universitas Pasundan
6. Surat Keterangan dari Kantor KESBANG Provinsi Jawa Barat
7. Surat Keterangan Penelitian dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung
8. Surat Penelitian dari SMP Pasundan 1 Bandung
9. Daftar Riwayat Hidup
10. Dokumentasi Penelitian