You are on page 1of 9

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PDAM TIRTANADI


PROVINSI SUMATERA UTARA CABANG MEDAN KOTA

Baharuddin Siregar*
Nurmaida Irawani S**

Universitas Medan Area, Indonesia

*baharuddinsiregaruma@gmail.com
**nurmaidairawaniuma@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to see the influence of achievement motivation and discipline to the
performance of employees working Tirtanadi PDAM Medan, North Sumatra branch of
the City. In line with the theoretical basis of existing, proposed hypotheses achievement
motivation significantly influence employee performance Tirtanadi PDAM Medan,
North Sumatra branch of the City.In proving the above hypothesis, we used data analysis
method Multiple Regression. Based on data analysis of the results obtained there is significant
influence between achievement motivation and labor discipline on the performance of
employees. This is evidenced by the coefficient Freg = 5.701 where p <0.050. 2) As for the
contribution of achievement motivation variables on the performance of employees in the civil
branch of Medan City PDAM Tirtanadi with 17.72% contribution. Meanwhile variables affect
labor discipline or have a role on the performance of employees by 18.92%. The total effective
contribution of these two independent variables (achievement motivation and discipline of
work) on the performance of employees amounted to 20.20%. In general, the results of this
study illustrate that stated that the subject of this study have very high achievement
motivation and disciplined work is very high.

Key words: achievement motivation, work discipline, employee performance

PENDAHULUAN Bersatu (European Union) dan sebagainya.


Tingkat persaingan perusahaan di Produktifitas yang tinggi pada diri
abad ke-21 ini semakin ketat sejalan karyawan untuk mengusahakan hasil kerja
dengan diberlakukannya era perdagangan yang kompetitif, unggul serta
bebas, seperti AFTA (Asian Free Trade menghasilkan produk (barang dan jasa)
Area), APEC (The Asia Pacipic Economic yang bermutu. Dalam rangka pencapaian
Cooperation), NAFTA (North America tersebut perusahaan perlu meningkatkan
Free Trade Area), GATT (General kemauan karyawan untuk memunculkan
Agreement on Tariffs and Trade), Eropa perilaku produktif sehingga perilaku

18
mereka terarah pada pencapaian kinerja (1998) bahwa kinerja merupakan hasil
kerja yang optimal untuk mencapai tujuan- pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
tujuan organisasi (Steers et. al., 1996). dengan tujuan strategis organisasi,
Hartijasti, (2002) berpendapat kepuasan konsumen dan memberikan
bahwa kinerja karyawan yang tinggi kontribusi pada ekonomi.
diyakini mampu mempengaruhi Bernardin dan Russel (2001)
munculnya motivasi dalam diri karyawan mendefinisikan performance itu dengan
untuk selalu memperbaiki cara kerjanya. “Performance is defined as the record of
Menurut Wibowo (2007) terdapat out comes produced on a specified job
pengaruh eksternal perusahaan yang dapat function or activity during a specified time
mempengaruhi kinerja karyawan dan period” (Kinerja atau prestasi adalah
sumber daya manusia di dalamnya. peneliti catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh
melakukan terhadap suasana batin dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau
(psikologis) sebagian pegawai PDAM kegiatan tertentu selama kurun waktu
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara tampak tertentu).
selalu semangat atau gairah kerja yang Kinerja karyawan merupakan hasil
menghasilkan kegiatan kerja sebagai kerja yang dicapai oleh karyawan yang
kontribusi bagi pencapaian tujuan disesuaikan dengan peran atau tugasnya
perusahaan. dalam periode tertentu, yang dihubungkan
Pengamatan awal yang peneliti dengan suatu ukuran nilai atau standar
lakukan terhadap hal-hal yang berkaitan tertentu dari perusahaan tempat individu
dengan motivasi berprestasi, disiplin kerja tersebut bekerja dengan maksud untuk
dan kinerja karyawan PDAM Tirtanadi dapat mencapai tujuan organisasi.
Provinsi Sumatera Utara kelihatannya Penilaian kinerja dilakukan
cenderung jauh dari harapan yang ada, terhadap pegawai sejak diterima bekerja.
sehingga menjadi kajian yang menarik Penilaian menurut Hasibuan (2002) adalah
apabila asumsi di atas dilakukan pengujian kegiatan manajer untuk mengevaluasi
dan analisis yang lebih mendalam melalui perilaku prestasi kerja pegawai serta
kegiatan penelitian yang berbentuk tesis menetapkan kebijaksanaan selanjutnya,
dengan judul : Pengaruh Motivasi dan penilaian prestasi adalah menilai hasil
Berprestasi dan Disiplin Kerja terhadap kerja nyata dengan standar kualitas
Kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi maupun kuantitas yang dihasilkan oleh
Sumatera Utara Cabang Medan Kota. setiap pegawai.
Perilaku yang dimaksudkan adalah
PEMBAHASAN penilaian terhadap kesetiaan, kerjasama,
Kinerja sama artinya dengan loyalitas, dedikasi, dan partisipasi pegawai.
prestasi. Istilah kinerja atau prestasi itu Sedangkan istilah yang sama artinya
sendiri sebenarnya adalah dengan penilaian prestasi adalah condute,
pengalihbahasaan dari bahasa Inggris, employee rating, performance appraisal,
yakni performance. Armstrong dan Baron employee evaluation, personel review,

19
service rating, dan atau behavioral lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi
assessment (Hasibuan, 2002). dan komunikasi.
Disertakannya istilah performance Menurut Gunarsa, (dalam Masitah,
appraisal dan penjelasan perilaku yang 2007) motif merupakan suatu dorongan
mencakup aspek menyeluruh dari atau kehendak yang mendasari munculnya
kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, tingkah laku. Hechausen menyatakan
kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan bahwa motif adalah sumber dan penggerak
partisipasi pegawai, maka penilaian perbuatan manusia.
prestasi kerja yang dimaksud oleh Menurut Hersey dan Blanchard
Hasibuan di atas dapat disamakan (Harding, 1999), motif menyebabkan dan
maknanya dengan penilaian kinerja. memelihara tingkah laku individu serta
Bernadin dan Russel (2003) diarahkan pada tujuan, baik yang disadari
mendefinisikan penilaian kinerja sebagai a maupun tidak. Motif membantu terjadinya
way of measuring the contributions of kegiatan untuk memuaskan kebutuhan.
individuals to their organization (suatu Mc.Clelland (dalam Masitah,
cara untuk mengukur sebagai kontribusi 2007), motif berprestasi merupakan
yang diberikan oleh setiap individu bagi kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi.
organisasinya). Sebab ini ditemukan pada suatu macam
Berdasarkan seluruh uraian pikiran yang berhubungan dengan
beberapa definisi di atas, maka dapat "melakukan sesuatu yang lebih menarik
disimpulkan bahwa penilaian kinerja dapat lagi" dari pada yang pernah dibuat
diartikan sebagai kegiatan evaluasi sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat,
terhadap karyawan dalam aspek; kesetiaan, kurang mempergunakan tenaga dengan
kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, hasil yang lebih baik dan sebagainya.
loyalitas, dedikasi, dan partisipasi sebagai Menurut Hekhausen (dalam Masitah,
kontribusi yang diberikan oleh setiap 2007) bahwa faktor-faktor dari motif
individu bagi organisasinya. berprestasi itu adalah: a) Harapan untuk
Dharma (2006) berdasarkan sukses. Harapan untuk sukses
hasil penelitiannya menyatakan bahwa menunjukkan kecenderungan untuk
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mendekat, yang artinya setiap manusia
itu terdiri dari empat faktor, yakni : a0 ingin mencapai sukses. b) Takut gagal.
Pegawai, berkenaan dengan kapasitas Takut gagal menunjukkan kecenderungan
kemampuan dan kemauan dalam untuk menolak, yang artinya setiap
melaksanakan pekerjaan. b) Pekerjaan, manusia sejauh mungkin menghindari
menyangkut desain pekerjaan, uraian kegagalan.
pekerjaan dan0 sumber daya untuk Menurut Setyobroto (dalam
melaksanakan pekerjaan. c) Mekanisme Masitah, 2007) bahwa faktor-faktor dari
kerja, mencakup system, prosedur motif berprestasi itu adalah a) Faktor
pendelegasian dan pengendalian, d) internal, yaitu yang datang dari dalam diri
Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor individu. Seperti kecerdasan, kepribadian,

20
minat, dan kesehatan, b) Faktor eksternal, kesuksesan yang maksimal, menyukai
yaitu timbul dalam proses interaksi antara semangat bersaing untuk menjadi yang
individu dengan lingkungan kerjanya, terbaik, Peduli pada hasil yang unggul, h.
seperti fasilitas, rekan kerja, Menetapkan tujuan dengan pertimbangan
kepemimpinan dan kesempatan. yang rasional,i. Kesediaan untuk
Berdasarkan uraian di atas maka berkompetisi, Adanya tanggung jawab dan
dapat disimpulkan bahwa bahwa faktor- kehendak untuk mewujudkan aktualisasi
faktor dari motif berprestasi itu merupakan diri.
motif yang berkembang dan Disiplin adalah kesadaran dan
keberhasilannya dipengaruhi oleh kondisi kesediaan seseorang menaati semua
dari dalam diri individu dan dari luar diri peraturan perusahaan dan norma-norma
individu itu sendiri. sosial yang berlaku. Adapun arti kesadaran
McClelland (1964) (dalam Sinaga adalah sikap seseorang yang secara
2008) mengemukakan bahwa ada enam sukarela menaati semua peraturan dan
aspek pegawai yang mempunyai motif sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
berprestasi tinggi, yaitu sebagai berikut : Sedangkan arti kesediaan adalah suatu
a) Memiliki tingkat tanggung jawab sikap, tingkah laku, dan perbuatan
pribadi yang tinggi seseorang yang sesuai dengan peraturan
b) Berani mengambil dan memikul risiko perusahaan baik yang tertulis maupun tidak
c) Memiliki tujuan yang realistik (Hasibuan ,2002).
d) Memiliki rencana kerja yang Lateiner (1985) menjelaskan
menyeluruh dan berujung untuk disiplin kerja sebagai suatu sikap, tingkah
merealisasi tujuan laku yang menunjukkan ketaatan individu
e) Memanfaatkan umpan balik yang pada peraturan yang berlaku dalam
kongkrit dalam semua kegiatan yang melakukan tugas sangat diharapkan dalam
dilakukan melaksanakan tugas untuk mewujudkan
f) Mencari kesempatan untuk tujuan organisasi dan sekaligus menjadi
merealisasikan rencana yang telah sarana untuk mempertahankan eksistensi
diprogramkan organisasi.
Menurut Mc.clellend dan Wenner Disiplin kerja merupakan upaya
dan Kering (dalam Sinaga, 2008) bahwa yang dilakukan oleh individu atas prakarsa
ciri-ciri individu yang memiliki motif sendiri dalam melaksanakan tugas
berprestasi itu adalah: Perilaku individu berwujud kontrol terhadap tingkah laku,
yang selalu mengarah pada suatu standard yang berupa ketaatan terhadap keteraturan,
keunggulan tertentu, Individu yang baik yang ditetapkan sendiri maupun
menyukai tugas-tugas yang menantang, ditetapkan oleh pihak lain (Drever, 1986).
Tanggung jawab secara pribadi, Terbuka Banyak faktor yang mempengaruhi
untuk umpan balik guna memperbaiki tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam
prestasi inovatif – kreatif, Mempunyai suatu perusahaan. Menurut Saydam
dorongan yang kuat untuk mencapai (1996), faktor-faktor tersebut antara lain :

21
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi Dari uraian di atas dapat
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan disimpulkan Faktor-faktor yang
dalam perusahaan Mempengaruhi Disiplin Kerja adalah ;
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat faktor kepribadian dan faktor lingkungan.
dijadikan pegangan Jika individu merasa senang dalam
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil bekerja, maka secara umum memiliki
tindakan disiplin kerja yang baik dan apabila terjadi
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan sebaliknya, maka individu akan
f. Ada tidaknya perhatian kepada para menyesuaikan diri dengan kebiasaan-
karyawan kebiasaan tidak baik (Moekijat, 1989).
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang Berdasarkan penjelasan di atas bahwa
mendukung tegaknya disiplin. individu akan mempunyai sikap disiplin
Menurut Lewin (1996) disiplin dalam bekerja karena dipengaruhi oleh
kerja merupakan suatu sikap dan perilaku, aspek yang berasal dari luar dirinya seperti
pembentukan perilaku adalah interaksi lingkungan dan iklim organisasi maupun
antara faktor kepribadian dan faktor aspek yang berasal dari dalam dirinya
lingkungan (situasional) yaitu : seperti moral dan semangat bekerja.
a. Faktor Kepribadian Aspek dari dalam tersebut
Faktor yang penting dalam kepribadian mempunyai peranan tidak kalah penting
seseorang adalah sistem nilai yang dalam mencapai keberhasilan suatu
dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang organisasi jika dibandingkan dengan aspek
berkaitan langsung dengan disiplin. yang berasal dari luar dirinya. Disiplin
Nilai-nilai yang menjunjung disiplin kerja merupakan salah satu bentuk gejala
yang diajarkan atau ditanamkan orang psikis yang positif dimana setiap organisasi
tua, guru, dan masyarakat akan membutuhkannya agar dapat mendukung
digunakan sebagai kerangka acuan bagi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
penerapan disiplin di tempat kerja. Charles (1996) memberikan
Sistem ini akan terlihat dari sikap penjelasan yang berbeda, individu akan
seseorang, sikap diharapkan akan dapat memunculkan kecenderungannya
tercermin dalam perilaku. yang baik yaitu disiplin dalam bekerja
b. Faktor Lingkungan apabila didukung oleh beberapa aspek
Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul yang mempengaruhinya antara lain seperti
begitu saja tetapi merupakan suatu memahami peraturan, ketaatan terhadap
proses belajar yang terus-menerus. peraturan dan keinginan bekerja secara
Proses pembelajaran agar dapat efektif harmonis dalam mencapai tujuan bersama.
maka pemimpin yang merupakan agen Alferd (1995) menjelaskan mengenai
pengubah perlu memperhatikan prinsip- beberapa aspek yang dapat mempengaruhi
prinsip konsisten, adil bersikap, positif, disiplin kerja pada individu dalam suatu
dan terbuka. organisasi yaitu:
a) memahami peraturan yang berlaku;

22
b) semangat kerjanya baik; METODE PENELITIAN
c) menggunakan perlengkapan organisasi Penelitian ini akan menggunakan
hati-hati; dua macam skala sebagai alat pengumpul
d) datang dan pulang tepat pada waktunya; data, yaitu :
e) kualitas pekerjaan memuaskan. 1. Skala Disiplin Kerja
Disiplin kerja individu yang Skala disiplin kerja disusun sendiri
berkaitan dengan kualitas pelaksanaan oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek
tugas dan tunggung jawab dipengaruhi disiplin kerja yaitu pemahaman terhadap
oleh beberapa aspek seperti, nilai yang peraturan, ketaatan terhadap peraturan,
dikembangkan dalam kehidupannya yang ketepatan waktu dalam bekerja. Makin
membiasakan disiplin diri segala hal, tinggi skor yang diperoleh subjek
pemahamannya pada aturan dan menunjukkan disiplin kerjanya tinggi,
kesediaannya melakukan sesuatu aktivitas sebaliknya makin rendah skor yang
(pekerjaan) sesuai dengan waktu yang diperoleh subjek makin rendah disiplin
ditentukan (Saad dan Sackett, 2002) kerjanya.
Beberapa penjelasan para ahli di atas dapat
2. Skala Motivasi Berprestasi
diambil kesimpulan bahwa disiplin kerja Skala motivasi berprestasi di
pada individu terdiri atas beberapa aspek ungkap melalui skala motivasi berprestasi
yaitu: yang disusun berdasarkan aspek-aspek
1. Aspek Pemahaman Terhadap Peraturan. motivasi berprestasi; Bertanggung jawab
2. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan. dan kurang suka mendapat bantuan dari
3. Aspek Ketepatan Waktu Dalam orang lain, Mencapai prestasi dengan
Pelaksanaan Dan Penyelesaian sebaik-baiknya, Memperhitungkan
Pekerjaan. kemampuan diri dengan resiko sedang,
Berdasarkan hasil penelitian Ingin hasil yang konkrit dari usahanya,
McClelland (1961), Murray (1957), Miller Tidak senang membuang-buang waktu
dan Gordon W (1970) yang disadur dalam serta ulet dan gigih, Memiliki antisipasi
Mangunegara (2004), menyimpulkan yang berorientasi kedepan
bahwa ada hubungan yang positif antara
3. Kinerja Pegawai
motivasi berprestasi dengan kinerja Data tentang kinerja pegawai
pegawai. diperoleh dari dokumentasi perusahaan.
Sedangkn Sulistyono (2002) Adapun unit populasi dalam
menyatakan bahwa disiplin kerja adalah penelitian ini adalah staf/pegawai PDAM
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang
melalui proses dan serangkaian perilaku Medan Kota. Tipe penelitian ini adalah
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, penelitian populasi. Oleh karena penelitian
kepatuhan, keseriusan, kesetiaan, populasi, maka sampel penelitiannya
keteraturan dan ketertiban. diambil dari keseluruhan populasi mulai
dari Kepala Cabang Medan Kota, Kepala

23
Bagian, Asisten I, Asisten II, dan seluruh 4. Hasil lain diperoleh dari penelitian ini,
pegawai Cabang Medan Kota. Adapun yakni diketahui bahwa subjek
jumlah keseluruhan populasi pegawai penelitian ini para pegawai PDAM
PDAM Tirtanadi provinsi Sumatera Utara Tirtanadi Cabang Medan Kota,
Cabang Medan kota adalah 48 orang maka memiliki kinerja pegawai yang
ditetapkanlah sampel penelitian ini tergolong sangat tinggi dan memiliki
sebanyak populasinya yakni 48 responden. disiplin kerja yang tergolong sangat
Tekhnik pengambilan sampel adalah tinggi, demikian pula dengan motivasi
sampel total, yaitu semua populasi berprestasi yang diperoleh tergolong
dijadikan sampel. sangat tinggi juga. Hal ini diketahui
Metode analisis data yang dengan melihat nilai rata-rata kinerja
digunakan untuk menguji hipotesis pegawai (86,4583) dimana selisihnya
penelitian yaitu pengaruh motivasi tidak jauh melebihi nilai rata-rata
berprestasi dan disiplin kerja terhadap hipotetiknya (8) dan disiplin kerja
kinerja pegawai digunakan Analisis (102,4792) dimana selisihnya tidak
Regresi Berganda. jauh melebihi nilai rata-rata
KESIMPULAN hipotetiknya (75). Kemudian diketahui
Berdasarkan hasil-hasil yang telah bahwa nilai rata-rata motivasi
diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat berprestasi (186,2292) tidak berselisih
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: jauh dengan nilai rata-rata hipotetik
1. Terdapat pengaruh yang signifikan (137,5).
antara motivasi berprestasi dan disiplin
DAFTAR PUSTAKA
kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini
Agus Dharma. (2006), Manajemen
ditunjukan dengan koefisien Freg =
Prestasi Kerja, Jakarta : Rajawali
5,701 dimana p < 0,050.
pers.
2. Ada pengaruh yang positif antara
Alwi, S. 2001. Manajemen Sumber daya
motivasi berprestasi terhadap kinerja Manusia. Stategi Keunggulan
pegawai pada pegawai PDAM Komperatif. Edisi pertama,
Tirtanadi Cabang Medan Kota dengan Yogyakarta : BPFE.
sumbangan 17,72%. Ancok, D. 2002. Psikologi Aplikasi Ilmu
3. Ada pengaruh yang positif antara Perilaku dalam Pengembangan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Sumber Daya Manusia. Cetakan
sebesar 18.92%. Total sumbangan pertama.Yogyakarta :UJI Press
efektif dari kedua variabel bebas Armstrong, Michael dan Angela Baron.
(motivasi berprestasi dan disiplin (1998). Performent
kerja) terhadap kinerja pegawai adalah Managemance. London : Institute
sebesar 20,20%. Dari hasil ini of Personel an Development.
diketahui bahwa masih terdapat Bass, B. N/1. 1998. Tranformational
70,80% pengaruh dari faktor lain Leaderhip, Industrial, Alilitery
terhadap kinerja pegawai.

24
and Education Impact. New Hasibuan, Melayu S.P. (2002). Manajemen
Jersey : Laurence Eribaum Inc. Sumber Daya Manusia. Edisi
Berling, J., Weber,T., & Kelloway, E.K. Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.
1996. Effects of Tranformasional
Lateiner dan Levine. 1985. . Psychology at
Leadership Trainingon Attiudinal
and financial outcome: a Field Work An Introduktion to
Pshychology. 81, 827-832. Industrial and Organizational
Bernadin, H. John dan joyce, E.A. Russel. Psychology. Hill Companies:
(2001), Human Resource McGraw.
Management, An Experimental Lewin. JC. 1996. Organisational Behavior
Aproach. Singapure : MacGrow- An Asia-Pasific Perspective. John
Hill, Inc. Wiley & Sons
Dessler, Gary. (2007), Manajemen Sumber Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, (2004)
Daya Manusia, Jilid 2, Jakarta : Manajemen Sumber Daya
PT Prehallindo. Manusia Perusahaan, Bandung :
Drever, 1986 Handbook of Industrial and PT Remaja Rosdakarya.
Organizational Siregar, N.I., (2009), Hubungan antara
Psychology.Chicago: Rand Persepsi Terhadap Gaya
McNally College Publishing Kepemimpinan, dengan Disiplin
Company. Kerja Pada Karyawan PT.
Effendi, S., (2009), Studi Budaya Perkebunan, Nusantara III
Perusahaan pada Perusahaan Medan, Analitika: 1 (1): 69-77
Daerah Air Minum Tirtanadi Thamrin, A., (2009), Hubungan Antara
Provinsi Sumatera Utara, Gaya Kepemimpinan
Analitika: 1 (1): 30-44 Transformasional dan Budaya
Finche, (2009), Hubungan Iklim Organisasi dengan Komitmen
Organisasi dan Komitmen Kerja Karyawan PDAM Tirtanadi
Organisasi dengan Motivasi Kerja Provinsi Sumatera Utara,
Staf Pengajar Yayasan Perguruan Analitika: 1 (2): 48-61.
Sultan Iskandar Muda Medan,
Analitika: 1 (1): 45-55

25
Jurnal Analitika, Vol. 2 Nomor 1, Juni 2010

26

You might also like