You are on page 1of 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND

PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN BUMN YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:
RAHMA YUNITA SITORUS
2012310322

OLEH:

GUSTI NAUFAL HAIDAR


2012310295

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2017
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND
PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Gusti Naufal Haidar


STIE Perbanas Surabaya
gusti_naufal888@yahoo.com

Nurmala Ahmar
STIE Perbanas Surabaya
Email : nurmala@perbanas.ac.id
JL. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

This research aims to test Return On Asset (ROA), Current Ratio, Firm Size, and Asset
Growth variables to Dividend Payout Ratio (DPR) in company of SOEs which has been
registered in Indonesia Stock Exchange period 2011-2015. It also focuses on analyzing
influences from the variables to Dividend Payout Ratio (DPR).
The method that the researcher uses to choose sample is Purposive Sampling method.
While, data is taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) publications in 2011,
2012, 2013, 2014, 2015 and also IDX Static. Sample in this research consists of 13
companies of 20 SOEs’ company which has been registered in IDX. Data analysis technique
uses multiple linear regression analysis method.
The result of this research shows that Return On Asset (ROA), Current Ratio, Asset
Growth do affect Dividend Payout Ratio (DPR), while Firm Size does not affect Dividend
Payout Ratio (DPR).

Keywords : Dividend Payout Ratio, Return On Assett, Current Ratio, Asset Growth, Firm
Size

PENDAHULUAN
Aktivitas investasi merupakan bagi setiap perusahaan (terutama
aktivitas yang dihadapkan pada berbagai perusahaan publik) wajib menyajikan
macam risiko dan ketidakpastian yang sulit laporan keuangan, baik laporan keuangan
diprediksi oleh para investor. Untuk interim/ quarter (unaudit) maupun laporan
meminimalkan kemungkinan risiko dan keuangan tahunan/ annual (audited).
ketidakpastian yang terjadi, investor Laporan keuangan tahunan (yang telah di
membutuhkan berbagai macam informasi, audit) antara lain dipublikasikan oleh
baik informasi yang didapat dari kinerja Indonesian Capital Market Directory
perusahaan maupun informasi lain yang (ICMD) yang memuat laporan neraca dan
relevan seperti kondisi ekonomi dan laporan laba rugi, serta catatan yang
politik dalam suatu negara. Informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan
diperoleh dari perusahaan lazimnya tersebut.
didasarkan pada kinerja perusahaan yang Perusahaan harus menentukan
tercemin dalam laporan keuangan kebijakan yang tepat untuk menghadapi
(Laksono, 2006). Sesuai dengan Standar masalah yang terkait dividen. Setiap
Akuntansi Keuangan (SAK) mewajibkan perusahaan menetapakan kebijakan

1
dividen yang berbeda–beda. Perusahaan Perusahaan BUMN memiliki
perlu membuat kebijakan tentang besarnya perilaku yang berbeda dengan perusahaan
laba yang akan dibagikan kepada swasta dalam hal pembagian dividen.
pemegang saham atau biasa disebut Besarnya dividen ditentukan dalam RUPS
Dividend Payout Ratio (DPR), dan (Rapat Umum Pemegang Saham). Dalam
besarnya laba akan ditahan perusahaan BUMN, pemerintah sebagai
perusahaan.Semakin besar laba yang pemegang saham terbesar sangat
dibagikan dalam bentuk dividen akan menentukan besarnya dividen yang
semakin menarik bagi investor. Ini karena dibayarkan. Sedangkan, dalam perusahaan
para calon investor menilai bahwa swasta tidak demikian. Besar kecilnya
perusahaan dalam kondisi yang baik dan pembagian dividen dalam perusahaan
memiliki prospek yang baik di masa yang swasta dipengaruhi oleh pemegang saham
akan mendatang. yang bukan berasal dari pemerintah.
Investor memiliki berbagai macam Populasi yang akan digunakan dalam
tujuan. Tujuan utama investor dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
menanamkan dananya ke dalam BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan yaitu untuk mencari Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai
pendapatan atau tingkat pengembalian dengan tahun 2015 yang mempublikasikan
investasi (return) baik berupa pendapatan laporan keuangan. Dari 20 perusahaan
dividen maupun pendapatan dari selisih BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
harga jual saham terhadap harga belinya Indonesia (BEI). Tujuan penelitian ini
(capital gain). Dalam hubungannya adalah untuk menganalisis Return on Asset
dengan pendapatan dividen, para investor (ROA), Current Ratio, Asset Growth, Firm
umumnya menginginkan pembagian Size terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).
dividen yang relatif stabil, karena dengan
stabilitas dividen dapat meningkatkan RERANGKA TEORITIS YANG
kepercayaan investor terhadap perusahaan. DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Pembagian dividen yang stabil tersebut Signaling Theory
juga dapat mengurangi ketidakpastian Teori ini pertama kali diusulkan oleh
investor dalam menanamkan dananya ke Bhattacharya (1979). Perusahaan yang
dalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan baik akan mendapatkan sinyal keuntungan
yang akan membagikan dihadapkan pada yang diharapkan melalui penyaluran
berbagai macam pertimbangan, yaitu dividen, biaya pajak yang dipulihkan, dan
perlunya menahan sebagian laba untuk re- harga saham yang meningkat. Dengan
investasi yang mungkin lebih sinyal pembayaran dividen tersebut,
menguntungkan, kebutuhan dana investor beranggapan bahwa perusahaan
perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat dalam keadaan yang baik. Di dalam teori
pemegang saham serta target tertentu yang ini Modigliani dan Miller (1961)
berhubungan dengan dividen. Tentunya berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen
hal ini akan menjadi unik karena kebijakan yang di atas kenaikan normal biasanya
dari satu sisi juga tidak harus menghambat merupakan suatu sinyal kepada para
pertumbuhan perusahaan (Laksono, 2006) investor bahwa manajemen perusahaan
Badan Usaha Milik Negara atau meramalkan suatu penghasilan yang baik
biasa disingkat BUMN memiliki peran di masa yang akan datang.
yang penting bagi negara. Badan Usaha
Milik Negara adalah badan usaha yang Dividen
sebagian atau seluruh kepemilikannya Dividen adalah pembagian laba yang
dimiliki oleh Negara Indonesia, dimana dilakukan oleh suatu perseroan kepada
pemegang saham terbesarnya berasal dari para pemegang saham. Dividen dibagikan
pemerintah. dalam jumlah yang sama untuk setiap

2
lembar sahamnya dan besarnya dividen diambil dari laba bersih. Oleh karena itu,
tergantung pada sisa keuntungan setelah Return On Asset akan mempengaruhi
dikurangi dengan potongan-potongan yang Dividend Payout Ratio (DPR). Perusahaan
telah ditentukan dalam akta pendirian dan yang semakin besar keuntungannya Return
juga tergantung dari keputusan Rapat On Assetakan membayar porsi pendapatan
Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang semakin besar sebagai dividen.
adalah akibat atau hasil dari suatu Penelitian tentang pengaruh Return On
perluasan pengambilan keputusan oleh Asset terhadap Dividend Payout Ratio
dewan direksi dari suatu perusahaan yang (DPR) pernah di buktikan oleh Pribadi,
disetujui oleh para pemegang saham, dkk (2012), Laili, dkk (2015). Ano, dkk
Salim (2011:119). (2014).

Kebijakan Dividen Pengaruh Current Ratio terhadap


Kebijakan dividen adalah suatu Dividend Payout Ratio
keputusan perusahaan untuk menentukan Current Ratio merupakan salah satu
besarnya laba yang akan dibagi atau rasio yang dapat digunakan dalam
bahkan tidak adanya laba yang akan dibagi memprediksi kemampuan perusahaan
kepada para pemegang saham atau untuk membayar kewajibannya yang harus
investor. Menurut Riyanto (2011:265) segera dipenuhi yang biasa disebut
kebijakan dividen adalah kebijakan yang likuiditas. Tinggi rendahnya rasio ini akan
bersangkutan dengan penentuan mempengaruhi keputusan manajemen
pembagian pendapatan (earning) antara dalam membuat suatu kebijakan dividen
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan yang merupakan kebijakan untuk
kepada para pemegang saham sebagai pembagian dividen didalam suatu
dividen atau untuk digunakan, yang berarti perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka
pendapatan tersebut harus ditanam di dapat diperkirakan bahwa kewajiban
dalam perusahaan. lancar perusahaan dapat dibayar.
Sebaliknya, ketika nilai likuiditas
Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan tingkat yang rendah, maka
Menurut Prastowo (2011:104), manajemen akan cenderung menahan laba
Dividend Payout Ratio (DPR) mengukur untuk diinvestasikan kembali sehingga
proporsi laba bersih per lembar saham perusahaan dapat tetap berjalan. Hal ini
biasa yang dibayar dalam bentuk dividen. menyebabkan hanya sedikit atau bahkan
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio tidak ada laba yang dibagikan kepada para
yang membandingkan antara dividen pemegang saham sebagai dividen.
dengan laba yang akan dibagikan kepada Sehingga semakin tinggi nilai likuiditas
para pemegang saham. Dividend Payout suatu perusahaan maka besar kemungkinan
Ratio (DPR) mencerminkan kebijakan bahwa tingkat pengembalian atas investasi
dividen dari manajemen mengenai berupa dividen akan dapat dibagikan.
proporsi dividen yang akan dibagikan oleh Sebaliknya, semakin rendah nilai likuiditas
perusahaan kepada para pemegang saham. maka kecil kemungkinan perusahaan akan
melakukan distribusi laba baik sebagian
Pengaruh Return On Asset terhadap maupun seluruhnya kepada para pemegang
Dividend Payout Ratio saham atau investor. Penelitan tentang
Apabila harga saham naik, maka pengaruh Current Ratio terhadap Dividend
banyak investor yang tertarik untuk Payout Ratio (DPR) pernah di buktikan
menanamkan modalnya pada perusahaan oleh Ano, dkk (2014), Samrotun (2015),
tersebut (investornya meningkat), dengan Imran (2011).
meningkatnya investor maka laba
perusahaan juga akan meningkat. Dividen Pengaruh Asset Growth terhadap
Dividend Payout Ratio

3
Apabila harga saham naik, maka sudah mapan akan memiliki akses yang
investor akan bertambah dan laba akan mudah menuju pasar modal, sementara
bertambah. Peningkatan laba tersebut juga perusahaan yang baru atau yang masih
akan menyebabkan pertumbuhan asset
kecil akan mengalami banyak kesulitan
meningkat. Apabila pertumbuhan asset
meningkat, maka akan dibutuhkan banyak untuk memiliki akses kepasar modal.
dana untuk membiayai pertumbuhan Karena kemudahan akses ke pasar modal
tersebut sehingga Dividend Payout Ratio cukup berarti untuk fleksibilitas dan
(DPR) menjadi kecil. Penelitian tentang kemampuannya untuk memperoleh dana
pengaruh Asset Growth terhadap Dividend yang lebih besar, sehingga perusahaan
Payout Ratio (DPR) pernah di buktikan mampu memiliki rasio pembayaran
oleh Febrianto (2013), Rizaldi (2013).
dividen yang lebih tinggi daripada
Pengaruh Firm Size terhadap Dividend perusahaan kecil (Puspita, dalam Chang
Payout Ratio dan Rhee, 1990). Penelitian tentang
Apabila harga saham naik, maka investor pengaruh Firm Size terhadap Dividend
akan bertambah dan menyebabkan laba Payout Ratio (DPR) pernah di buktikan
perusahaan juga bertambah. Semakin oleh Pribadi, dkk (2012), Prawira, dkk
tinggi laba, maka ukuran perusahaan akan (2014), Ano, dkk (2014).
semakin besar. Perusahaan besar yang

ROA

Current Ratio
- Dividend Payout
Ratio
Asset Growth

Firm Size

Sumber : data diolah

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian Rancangan Penelitian
H1: Return on Asset (ROA) berpengaruh Berdasarkan tujuan penelitian ini
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR). termasuk dalam penelitian kuantitatif.
H2: Current Ratio berpengaruh terhadap Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang menekankan pada pengujian teori-
Dividen Payout Ratio (DPR).
teori dan hipotesis-hipotesis melalui
H3: Asset Growth berpengaruh terhadap pengukuran variabel-variabel penelitian
Dividen Payout Ratio (DPR). dalam bentuk angka (kuantitatif) dan
H4: Firm Size berpengaruh terhadap melakukan analisis data dengan prosedur
Dividen Payout Ratio (DPR). statistik atau permodelan matematis
METODE PENELITIAN (Efferin dkk, 208:47). Ditinjau dari aspek

4
penelitian dasar yang bertujuan untuk
memperkuat penelitian yang telah
dikakukan sebelumnya namun
menggunakan variabel dan sampel yang Current Ratio
berbeda. Variabel ini dapat diukur dengan Current Ratio merupakan
instrumen penelitian sehingga data yang perbandingan antara aktiva lancar dengan
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis hutang lancar. Semakin baik Current
berdasarkan prosedur statistik. Ratio, semakin besar kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen
Identifikasi Variabel (Sartono, 2001:206), yang diukur dengan
Berdasarkan rumusan masalah dan satuan persen (%).Pengukuran Current
hipotesis yang dikembangkan, maka Ratio pada riset ini mengacu pada
variabel yang digunakan dalam penelitian pengukuran yang pernah dilakukan oleh
ini adalah: Variabel terikat (dependent Samrotun (2015), Ano, dkk (2014), dan
variabel) adalah Dividend Payout Ratio Mertayani, dkk (2015). Current Ratio
(DPR), Variabel bebas (independen dapat dirumuskan sebagai berikut:
variabel) adalah Return on Asset (ROA),
Current ratio, Asset growth, Firm size.

Definisi Operasional dan Pengukuran


Variabel Asset Growth
Growth menunjukan pertumbuhan
Dividend Payout Ratio
aset dimana aset merupakan aktiva yang
Menurut Prastowo (2011:104),
digunakan untuk aktivitas operasional
Dividend Payout Ratio (DPR) mengukur
perusahaan. Menurut Halim (2005:42)
proporsi laba bersih per lembar saham
Asset Growth adalah perubahan (tingkat
biasa yang dibayar dalam bentuk dividen.
pertumbuhan) tahunan dari total aktiva.
Pengukuran Dividend Payout Ratio (DPR)
Pengukuran Asset Growth pada riset ini
pada riset ini mengacu pada pengukuran
mengacu pada pengukuran yang pernah
yang pernah dilakukan oleh Pribadi, dkk
dilakukan oleh Febrianto (2013), dan
(2012), Laili, dkk (2015), dan Ano, dkk
Rizaldi (2013). Variabel ini diukur dengan
(2014). Variabel ini diukur dengan satuan
satuan persen (%) yang diformulasikan
persen (%) yang diformulasikan sebagai
sebagai berikut:
berikut:

Firm Size
Return On Asset (ROA) Firm Size menjelaskan bahwa suatu
Return On Asset adalah rasio yang perusahaan besar yang sudah mapan akan
digunakan untuk mengukur keuntungan memiliki akses yang mudah menuju pasar
bersih yang diperoleh dari penggunaan modal. Pengukuran Firm Size pada riset ini
aktiva (Lestari dan Sugiharto 2007:196). mengacu pada pengukuran yang pernah
Pengukuran Return On Asset pada riset ini dilakukan oleh Pribadi, dkk (2012),
mengacu pada pengukuran yang pernah Prawira, dkk (2014), dan Widhianningrum
dilakukan oleh Laili, dkk (2012), Pribadi, (2013). Menurut Sutrisno (2001:03)
dkk (2012), dan Samrotun (2015). ukuran perusahaan Firm Size dapat
Variabel ini diukur dengan satuan persen dirumuskan sebagai berikut:
(%). Rumus ROA sebagai berikut:

5
Populasi dan Teknik Pengambilan 1. Perusahaan BUMN yang membagikan
Sampel dividen dalam periode penelitian.
Populasi merupakan keseluruhan 2. Perusahaan BUMN yang memiliki
objek yang akan diteliti. Populasi yang informasi keuangan yang dibutuhkan.
akan digunakan dalam penelitian ini 3. Perusahaan BUMN yang menyajikan
adalah seluruh perusahaan BUMN yang laporan keuangan dalam mata uang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) rupiah.
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 :
yang mempublikasikan laporan keuangan. Berdasarkan kriteria pemilihan
Pemilihan sampel dilakukan dengan sampel yang dijabarkan sebelumnya,
metode Purposive Sampling, yaitu perusahaan BUMN yang memenuhi
pemilihan sampel perusahaan BUMN kriteria untuk menjadi sampel dalam
selama periode penelitian berdasarkan penelitian ada 13 perusahaan. Rincian
penelitian tertentu. Adapun tujuan metode pengurangan sampel dalam penelitian ini
ini untuk mendapatkan sampel yang sesuai dapat dilihat pada tabel 1.
kriteria yang telah ditentukan. Beberapa
kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh
sampel sebagai berikut :

Tabel 1
Pengambilan Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20
(BEI) untuk periode penelitian
Kriteria:
1. Perusahaan BUMN yang tidak membagikan dividen (06)
pada periode penelitian
2. Perusahaan BUMN yang tidak memiliki informasi 0
keuangan yang dibutuhkan
3. Perusahaan BUMN yang tidak menyajikan laporan (01)
keuangan dalam mata uang rupiah

Perusahaan BUMN yang menjadi sampel penelitian 13


Periode penelitian 5 tahun (13 x 5) 65
Data outlier olahan SPSS 22 (3)
Total Observasi 62

Sumber : IDX, Data diolah


Size sebagai variabel independen serta
ANALISIS DATA DAN Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai
PEMBAHASAN variabel dependen pada tahun 2011-2015.
Analisis ini mendeskripsikan mengenai
Analisis Deskriptif nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
Analisis statistik deskriptif maksimum, nilai minimum dari masing-
digunakan untuk mengetahui deskripsi dari masing variabel yang digunakan pada
variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini. Berikut ini adalah hasil dari
penelitian ini seperti Return On Asset analisis statistik deskriptif yang mampu
(ROA), Current Ratio, Asset Growth, Firm mendeskripsikan masing-masing variabel:

6
.

Tabel 2
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 62 ,104 ,679 ,31516 ,138500
ROA t-1 62 ,008 ,268 ,07379 ,066083
CR t-1 62 ,118 5,791 1,32897 1,174122
ASSET GROWTH t-1 62 -,999 ,452 ,15478 ,182429
FIRM SIZE t-1 62 1,657 855,040 151,00430 229,605110
Valid N (listwise) 62

Sumber : Data diolah


0,182429 atau sebesar 18,2429% yang
Dividend Payout Ratio (DPR) berarti lebih besar dari nilai rata-rata Asset
perusahaan BUMN tahun 2011-2015 Growth sebesar 0,15478 atau 15,478%
memiliki rata-rata sebesar 0,31516 artinya sehingga dapat dikatakan bahwa data
proporsi deviden yang dibagikan tersebut adalah data bervariasi (heterogen).
kepada para pemegang saham adalah Firm Size perusahaan BUMN pada
sebesar 31,516%. Sedangkan nilai standar tahun 2011-2015 mempunyai nilai rata-
deviasi yang dimiliki yaitu 0,138500 atau rata sebesar 151,00430. Hal ini
13,85% lebih kecil dibandingkan dengan menunjukan perusahaan BUMN
rata-rata DPR yaitu atau 13,516%, maka mengalami pertumbuhan ukuran
dapat dikatakan bahwa data variabel perusahaan yang positif sehingga
tersebut adalah data seragam atau tidak memiliki kemampuan untuk
bervariasi (data homogen). memperoleh dana dengan baik.
Return On Asset (ROA) perusahaan Sedangkan nilai standar deviasi data Firm
BUMN tahun 2011-2015 memiliki rata- Size perusahaan BUMN yang dijadikan
rata sebesar 0,07379 artinya kemampuan sampel penelitian 229,605110 yang berarti
aset perusahaan dalam menghasilkan lebih besar dari nilai rata-rata Firm Size
laba adalah sebesar 7,379%. Sedangkan sebesar 151,00430 sehingga dapat
nilai standar deviasi yang dimiliki yaitu dikatakan bahwa data tersebut adalah data
0,066083 atau 6,6083% lebih kecil bervariasi (heterogen).
dibandingkan dengan rata-rata ROA yaitu Current Ratio perusahaan BUMN
0,07379 atau 7,379%, maka dapat pada tahun 2011-2015 mempunyai nilai
dikatakan bahwa data variabel tersebut rata-rata sebesar 1.32897 artinya
adalah data seragam atau tidak bervariasi kemampuan aktiva lancar menutup
(data homogen). hutang lancar sebesar 132,897%.
Asset Growth perusahaan BUMN Sedangkan nilai standar deviasi data
pada tahun 2011-2015 mempunyai nilai Current Ratio perusahaan BUMN yang
rata-rata sebesar 0,15478 atau 15,478%. dijadikan sampel penelitian 1,174122 atau
Hal ini menunjukan perusahaan BUMN sebesar 117,4122% yang berarti lebih kecil
mengalami pertumbuhan aset yang dari nilai rata-rata Current Ratio sebesar
positif sehingga aset yang dimilikinya 1.32897 atau 132,897% sehingga dapat
meningkat. Sedangkan nilai standar dikatakan bahwa data tersebut adalah data
deviasi data Asset Growth perusahaan tidak bervariasi (hemogen).
BUMN yang dijadikan sampel penelitian

7
Uji Normalitas ini menggunakan tabel kolmogorov
Uji normalitas bertujuan untuk smirnov, nilai Sig. Diatas 0,05
menguji apakah model regresi, variabel menunjukkan bahwa data berdistribusi
berpengaruh atau residual memiliki normal. Berikut adalah hasil uji normalitas
distribusi normal. Uji normalitas penelitian

Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 62
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,08772323
Most Extreme Differences Absolute ,094
Positive ,094
Negative -,059
Test Statistic ,094
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber : Data diolah


pengamatan yang lain. Model regresi yang
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa baik maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
tingkat signifikansi Kolmogorov-Smirnov Dasar Pengambian keputusan sebagai
adalah 0,200. Hal ini berarti data residual berikut :
telah terdistribusi normal karena a. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika
signifikansi sudah lebih dari 0,05. Analisis nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan
dapat dilanjutkan dengan menggunakan 62 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
sampel Perusahaan BUMN yang ada b. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t
hitung lebih besar dari t tabel dan nilai
Uji Heteroskedastisitas signifikansi lebih kecil dari 0,05
Uji heteroskedastisitas dengan uji Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
Glejser bertujuan untuk menguji apakah uji glejser dapat dilihat pada table 4
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan berikut
variance dari residual satu pengamatan ke

8
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) ,264 ,308 ,857 ,395
ROA t-1 1,978 ,283 ,944 6,998 ,000
CR t-1 -,046 ,021 -,389 -2,210 ,031
ASSET GROWTH t-1 -,234 ,064 -,308 -3,647 ,001
FIRM SIZE t-1 ,000 ,022 ,001 ,007 ,995

Sumber : Data diolah


keputusan ada tidaknya autokorelasi
Dari tabel 4 diatas hasil nilai menurut Imam Ghozali (2013:111) yaitu:
signifikansi pada Firm Size lebih besar dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan data a. Jika 0 < d < dl maka tidak ada
tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan autokorelasi positif dengan keputusan
nilai signifikansi variabel Return On Asset ditolak.
(ROA), Current Ratio, Asset Growth lebih b. Jika dl ≤ d ≤ du maka tidak ada
kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan autokorelasi positif dengan tidak ada
data terjadi heteroskedastisitas. keputusan.
c. Jika 4 – dl < d < 4 maka tidak ada
Uji Autokorelasi korelasi negatif dengan keputusan
Uji Autokorelasi bertujuan untuk ditolak.
menguji apakah dalam model regresi linier d. Jika 4 – du ≤ d ≤ − dl maka tidak
ada korelasi antara kesalahan penggangu korelasi negatif dengan tidak ada
pada periode t dengan kesalahan keputusan
penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). e. Jika du < d < 4 – du maka tidak ada
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini akan autokorelasi positif atau negatif dengan
dilakukan dengan menggunakan Uji keputusan tidak ditolak.
Durbin-Watson. Dasar pengambilan
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,774 ,599 ,571 ,090749 2,201
Sumber : Data diolah
tersebut tidak terjadi autokolerasi positif
Hasil uji Durbin-Watson (DW-Test) atau negatif.
dapat dilihat pada tabel 5 yang
menunjukan nilai DW sebesar 2,201. Nilai Uji Multikoliniearitas
DW tersebut lebih besar dari 1,65 dan Uji Multikoliniearitas bertujuan untuk
lebih kecil dari 2,35, maka nilai DW menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel

9
bebas (independen). Suatu model regresi a. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi multikolinearitas terhadap data yang
di antara variabel independennya. Dasar diuji.
pengambilan keputusan untuk Uji b. Jika nilai VIF 10 dan VIF ≥ 10 maka
Multikoliniearitas pada penelitian ini terjadi multikolinearitas terhadap data
adalah dengan melihat nilai Variance yang diuji.
Inflation Factor (VIF). Kriteria dalam . Hasil uji multikolonieritas dalam
pengujian ini yaitu: penelitian ini dapat diihat pada tabel
berikut:

Tabel 6
Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Toleran
Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF
1 (Constant) ,264 ,308 ,857 ,395
ROA t-1 1,978 ,283 ,944 6,998 ,000 ,387 2,584
CR t-1 -,046 ,021 -,389 -2,210 ,031 ,227 4,402
ASSET
-,234 ,064 -,308 -3,647 ,001 ,986 1,015
GROWTH t-1
FIRM SIZE t-1 ,000 ,022 ,001 ,007 ,995 ,450 2,220

Sumber : Data diolah


Analisis Regresi Linier
Dari tabel 6 diatas hasil perhitungan Analisis regresi linier berganda
nilai tolerance menunjukan bahwa seluruh bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
variabel independen memiliki nilai VIF independen ROAt-1 (X1), Current Ratiot-1
dibawah 10, sehingga dapat di simpulkan (X2), Asset Growtht-1 (X3), Firm Sizet-1 (X4)
bahwa dalam model regresi penelitian ini terhadap variabel dependen DPR (Y),
tidak terdapat problem multikolineritas, dengan persamaan yang dihasilkan dalam
maka modeli regresi layak digunakan. penelitian ini adalah sebagai berikut:

10
Tabel 7
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) ,264 ,308 ,857 ,395
ROA t-1 1,978 ,283 ,944 6,998 ,000
CR t-1 -,046 ,021 -,389 -2,210 ,031
ASSET GROWTH t-1 -,234 ,064 -,308 -3,647 ,001
FIRM SIZE t-1 ,000 ,022 ,001 ,007 ,995

Sumber : Data diolah


3. Koefisien variabel CR = -0,046 berarti
Analisis regresi linier berganda setiap turunnya CR sebesar 1 satuan
digunakan untuk menguji pengaruh dua akan menyebabkan penurunan DPR
atau varaibel independen terhadap satu sebesar -0,046.
variabel dependen. Dengan melihat tabel 4. Koefisien variabel Asset Growth = -
diatas, dapat disusun persamaan regresi 0,234 berarti setiap turunnya Asset
linier berganda sebagai berikut: Growth sebesar 1 satuan akan
menyebabkan penurunan DPR sebesar -
DPR = 0,264 + 1,978 ROAt-1 – 0,046 CRt-1 0,234.
– 0,234 Asset Growtht-1 + 0,000 Firm Sizet- 5. Koefisien variabel Firm Size = 0,000
1 +e berarti setiap kenaikan Firm Size
Berdasarkan model regresi dan tabel sebebsar 1 satuan akan akan
7 diatas maka hasil regresi berganda dapat menyebabkan kenaikan DPR sebesar
dijelaskan sebagai berikut: 0,000.
1. Persamaan regresi linier berganda
diatas diketahui mempunyai nilai Uji F
konstanta sebesar 0,264. Besaran Uji F digunakan untuk menguji fit
konstanta menunjukkan bahwa jika atau tidak fit suatu model regresi yang
variabel-variabel independen dilihat dari nilai signifikansi. Suatu model
diasumsikan konstan, maka variabel regresi dikatakan fit jika nilai signifikansi
dependen yaitu DPR akan naik sebesar dibawah 0,05. Sebaliknya jika nilai
0,264. signifikansi di atas 0,05 maka model
2. Koefisien variabel ROA = 1,978 berarti regresi dikatakan tidak fit. Berikut ini
setiap kenaikan ROA sebesar 1 satuan adalah hasil uji signifikan silmutan (uji F)
akan menyebabkan kenaikan DPR
sebesar 1,978.

11
Tabel 8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,701 4 ,175 21,271 ,000b
Residual ,469 57 ,008
Total 1,170 61

Sumber : Data diolah


kemampuan model dalam menerangkan
Dari hasil uji F diatas dapat variasi variabel dependen. Tujuan
dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar menghitung koefisien determinasi adalah
0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih untuk mengetahui variabel bebas terhadap
kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan variabel terikat. Nilai R2 mempunyai
bahwa model regresi fit dan dapat interval antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤
digunakan untuk memprediksi Dividend 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati 1),
Payout Ratio (DPR) atau dapat dikatakan maka hasil regresi tersebut semakin baik
bahwa Return On Asset (ROA), Current dan jika nilai R2 mendekati 0, maka
Ratio, Asset Growth, Firm Size secara variabel indepanden secara keseluruhan
bersama-sama berpengaruh signifikan tidak dapat menjelaskan variabel
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). dependen.

Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)


Analisis koefisien determinasi
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,774a ,599 ,571 ,090749

Sumber : Data diolah


(ROA), Current Ratio, Asset Growth, Firm
Berdasarkan tabel 9 diatas, nilai R Size terhadap variabel dependen yaitu
Square adalah sebesar 0,571 atau sebesar Dividend Payout Ratio (DPR) adalah
57,1% yang berarti bahwa kemampuan 77,4%.
variabel independen Return On Asset
(ROA), Current Ratio, Asset Growth, Firm Uji Parsial (Uji t)
Size dalam menjelaskan variabel dependen Uji t untuk melihat signifikansi dari
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah pengaruh variabel independen secara
sebesar 57,1%. Nilai kolerasi (R) sebesar individu terhadap variabel dependen
0,774 atau sebesar 77,4% menunjukkan dengan menganggap variabel lain bersifat
kolerasi atau keeratan hubungan antara konstan. Uji t ini digunakan untuk menguji
variabel independen yaitu Return On Asset hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4.

12
Tabel 10
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) ,264 ,308 ,857 ,395
ROA t-1 1,978 ,283 ,944 6,998 ,000
CR t-1 -,046 ,021 -,389 -2,210 ,031
ASSET GROWTH t-1 -,234 ,064 -,308 -3,647 ,001
FIRM SIZE t-1 ,000 ,022 ,001 ,007 ,995

Sumber : Data diolah


ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa
Asset Growth berpengaruh signifikan
Return on Asset (ROA) terhadap DPR. Hal ini menggambarkan
Pada variabel Return On Asset H13 yang menyatakan Asset Growth
(ROA) memiliki nilai t sebesar 6,998 berpengaruh terhadap Dividend Payout
dengan nilai probabilitas signifikansi Ratio (DPR).
sebesar 0,000. Oleh karena itu nilai
signifikansinya lebih kecil daro 0,05 Firm Size
Pada variabel Firm Size memiliki
(0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, maka
nilai t sebesar 0,007 dengan nilai
dapat disimpulkan bahwa Return On Asset
probabilitas signifikansi sebesar 0,995.
(ROA) berpengaruh signifikan terhadap
Oleh karena itu nilai signifikansinya lebih
Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini
kecil dari 0,05 (0,995 > 0,05) maka H0
menggambarkan H11 yang menyatakan
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
Return On Asset (ROA) berpengaruh
Firm Size tidak berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
terhadap DPR. Hal ini menggambarkan
Current Ratio H04 yang menyatakan Firm Size tidak
Pada variabel Current Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout
memiliki nilai t sebesar -2,210 dengan Ratio (DPR)
nilai probabilitas signifikansi sebesar
0,031. Oleh karena itu nilai signifikansinya Pengaruh Return on Asset (ROA)
lebih kecil daro 0,05 (0,031 < 0,05) maka terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Return On Asset (ROA) digunakan
H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk mengukur kemampuan perusahaan
Current Ratio berpengaruh signifikan
menghasilkan laba dengan menggunakan
terhadap DPR. Hal ini menggambarkan
total aset (kekayaan yang dipunyai
H12 yang menyatakan Current Ratio
perusahaan setelah disesuaikan dengan
berpengaruh terhadap Dividend Payout
biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut).
Ratio (DPR).
Dividen diambil dari keuntungan bersih
Asset Growth yang diperoleh perusahaan. Jadi,
Pada variabel Asset Growth memiliki keuntungan tersebut akan mempengaruhi
nilai t sebesar -3,647 dengan nilai besarnya Dividend Payout Ratio (DPR).
probabilitas signifikansi sebesar 0,001. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
Oleh karena itu nilai signifikansinya lebih cenderung akan membayar porsi
kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 keuntungan yang lebih besar sebagai

13
dividen. Semakin besar keuntungan yang yang rendah, maka manajemen akan
diperoleh, maka akan semakin besar pula cenderung menahan laba untuk
kemampuan perusahaan untuk membayar diinvestasikan kembali sehingga
dividen. perusahaan dapat tetap berjalan. Hal ini
Hasil penelitian ini menunjukkan menyebabkan hanya sedikit atau bahkan
bahwa variabel Return On Asset (ROA) tidak ada laba yang dibagikan kepada para
berpengaruh terhadap Dividend Payout pemegang saham sebagai dividen.
Ratio (DPR). Hal ini berarti bahwa Sehingga semakin tinggi nilai likuiditas
semakin tinggi nilai Return On Asset suatu perusahaan maka besar kemungkinan
(ROA) maka akan memberi pengaruh bahwa tingkat pengembalian atas investasi
terhadap kenaikan nilai Dividend Payout berupa dividen akan dapat dibagikan.
Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN. Sebaliknya, semakin rendah nilai likuiditas
Sebaliknya apabila nilai Return On Asset maka kecil kemungkinan perusahaan akan
(ROA) turun maka akan berpengaruh melakukan distribusi laba baik sebagian
terhadap penurunan nilai Dividend Payout maupun seluruhnya kepada para pemegang
Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN. saham atau investor.
Hasil penelitian ini mendukung hasil Hasil penelitian ini menunjukkan
dari penelitian sebelumnya yang bahwa variabel Current Ratio berpengaruh
dilakukan, Laili, dkk (2015), Samrotun terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
(2015), Utami (2015), Widhicahyono dan Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai
Sudiyatno (2015), Ano, dkk (2014), Saeed, Current Ratio maka akan memberi
dkk (2014), Komrattanapanya (2013), pengaruh terhadap kenaikan nilai Dividend
Widhianningrum (2013), Pribadi, dkk Payout Ratio (DPR) pada perusahaan
(2012) yang menunjukkan Return On BUMN. Sebaliknya apabila nilai Current
Asset (ROA) berpengaruh terhadap Ratio turun maka akan berpengaruh
Dividend Payout Ratio (DPR) . Namun terhadap penurunan nilai Dividend Payout
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasil penelitian ini mendukung hasil
Putri dan Widodo (2016), Laim, dkk dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
(2015), Rizaldi (2013) yaitu dalam hasil Mertayani, dkk (2015), Samrotun (2015),
penelitian menunjukkan bahwa Return On Imran (2011) yang menunjukkan bahwa
Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Current Ratio berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR). Namun
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
Pengaruh Current Ratio terhadap
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dividend Payout Ratio (DPR)
Eltya, dkk (2016), Mehta (2012) yaitu
Current Ratio merupakan salah satu
dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa
rasio yang dapat digunakan dalam
Current Ratio tidak berpengaruh terhadap
memprediksi kemampuan perusahaan
Dividend Payout Ratio (DPR).
untuk membayar kewajibannya yang harus
segera dipenuhi yang biasa disebut Pengaruh Asset Growth terhadap
likuiditas. Tinggi rendahnya rasio ini akan Dividend Payout Ratio (DPR)
mempengaruhi keputusan manajemen Asset Growth Menunjukkan
dalam membuat suatu kebijakan dividen pertumbuhan asset dimana asset
yang merupakan kebijakan untuk merupakan aktiva yang digunakan untuk
pembagian dividen didalam suatu aktivitas operasional perusahaan. Apabila
perusahaan. harga saham naik, maka investor akan
Semakin tinggi rasio ini maka dapat bertambah dan laba akan bertambah.
diperkirakan bahwa kewajiban lancar Peningkatan laba tersebut juga akan
perusahaan dapat dibayar. Sebaliknya, menyebabkan pertumbuhan aset
ketika nilai likuiditas menunjukkan tingkat meningkat. Apabila pertumbuhan asset

14
meningkat, maka akan dibutuhkan banyak yang lebih besar, sehingga perusahaan
dana untuk membiayai pertumbuhan mampu memiliki rasio pembayaran
tersebut sehingga Dividend Payout Ratio dividen yang lebih tinggi daripada
(DPR) menjadi kecil. perusahaan kecil
Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel Asset Growth berpengaruh bahwa variabel Firm Size tidak
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). berpengaruh terhadap Dividend Payout
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai Ratio (DPR). Hal ini berarti bahwa
Asset Growth maka akan memberi semakin rendah nilai Firm Size maka akan
pengaruh terhadap kenaikan nilai Dividend memberi pengaruh terhadap penurunan
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada
BUMN. Sebaliknya apabila nilai Asset perusahaan BUMN. Sebaliknya apabila
Growth turun maka akan berpengaruh nilai Firm Size kenaikan maka akan
terhadap penurunan nilai Dividend Payout berpengaruh terhadap naiknya nilai
Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN. Dividend Payout Ratio (DPR) pada
Hasil penelitian ini mendukung hasil perusahaan BUMN.
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Hasil penelitian ini mendukung hasil
Febrianto (2013), Rizaldi (2013) yang dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
menunjukkan bahwa Asset Growth Laim, dkk (2015), Samrotun (2015),
berpengaruh terhadap Dividend Payout Rizaldi (2013) yang menunjukkan bahwa
Ratio (DPR). Namun penelitian ini tidak Firm Size tidak berpengaruh terhadap
sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya Dividend Payout Ratio (DPR). Namun
yang dilakukan oleh Swastyastu, dkk penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
(2014), Samrotun (2015), Laim, dkk penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(2015) yaitu dalam hasil penelitian Utami (2015), Prawira, dkk (2014),
menunjukkan bahwa Asset Growth tidak Kapoor (2010) yaitu dalam hasil penelitian
berpengaruh terhadap Dividend Payout menunjukkan bahwa Firm Size
Ratio (DPR). berpengaruh terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR).
Pengaruh Firm Size terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR)
Firm size menjelaskan bahwa suatu KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN,
perusahaan besar yang sudah mapan akan DAN KETERBATASAN
memiliki akses yang mudah menuju pasar
Penelitian ini bertujuan untuk
modal, sementara perusahaan yang baru
menguji pengaruh variabel Return On
atau yang masih kecil akan mengalami
Asset (ROA), Current Ratio, Asset
banyak kesulitan untuk memiliki akses
Growth, Firm Size terhadap Dividend
kepasar modal.
Payout Ratio (DPR) Sampel yang
Apabila harga saham naik, maka
digunakan dalam penelitian berjumlah 62
investor akan bertambah dan menyebabkan
perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa
laba perusahaan juga bertambah. Semakin
Efek Indonesia pada periode 2011-2015.
tinggi laba, maka ukuran perusahaan akan
Data yang digunakan pada penelitian ini
semakin besar. Perusahaan besar yang
diperoleh dari laporan keuangan
sudah mapan akan memiliki akses yang
perusahaan yang terpublikasikan di Bursa
mudah menuju pasar modal, sementara
Efek Indonesia. Penelitian ini melakukan
perusahaan yang baru atau yang masih
pengujian menggunakan statistik
kecil akan mengalami banyak kesulitan
deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis
untuk memiliki akses kepasar modal.
linier berganda. Berdasakan analisis dan
Karena kemudahan akses ke pasar modal
pembahasan yang telah dilakukan
cukup berarti untuk fleksibilitas dan
kemampuannya untuk memperoleh dana

15
sebelumnya, maka dapat diambil Ratio (DPR). Namun penelitian ini tidak
kesimpulan sebagai berikut: sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
Berdasarkan hasil uji t penelitian ini yang dilakukan oleh Eltya, dkk (2016),
menunjukkan bahwa variabel Return On Mehta (2012) yaitu dalam hasil penelitian
Asset (ROA) berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa Current Ratio tidak
Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini berpengaruh terhadap Dividend Payout
berarti bahwa semakin tinggi nilai Return Ratio (DPR).
On Asset (ROA) maka akan memberi Berdasarkan hasil uji t penelitian ini
pengaruh terhadap kenaikan nilai Dividend menunjukkan bahwa variabel Asset
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Growth berpengaruh terhadap Dividend
BUMN. Sebaliknya apabila nilai Return Payout Ratio (DPR). Hal ini berarti bahwa
On Asset (ROA) turun maka akan semakin tinggi nilai Asset Growth maka
berpengaruh terhadap penurunan nilai akan memberi pengaruh terhadap kenaikan
Dividend Payout Ratio (DPR) pada nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada
perusahaan BUMN. perusahaan BUMN. Sebaliknya apabila
Hasil penelitian ini juga mendukung nilai Asset Growth turun maka akan
hasil dari penelitian sebelumnya yang berpengaruh terhadap penurunan nilai
dilakukan, Laili, dkk (2015), Samrotun Dividend Payout Ratio (DPR) pada
(2015), Utami (2015), Widhicahyono dan perusahaan BUMN.
Sudiyatno (2015), Ano, dkk (2014), Saeed, Hasil penelitian ini juga mendukung
dkk (2014), Komrattanapanya (2013), hasil dari penelitian sebelumnya yang
Widhianningrum (2013), Pribadi, dkk dilakukan Febrianto (2013), Rizaldi (2013)
(2012) yang menunjukkan Return On yang menunjukkan bahwa Asset Growth
Asset (ROA) berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap Dividend Payout
Dividend Payout Ratio (DPR) . Namun Ratio (DPR). Namun penelitian ini tidak
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Swastyastu, dkk
Putri dan Widodo (2016), Laim, dkk (2014), Samrotun (2015), Laim, dkk
(2015), Rizaldi (2013) yaitu dalam hasil (2015) yaitu dalam hasil penelitian
penelitian menunjukkan bahwa Return On menunjukkan bahwa Asset Growth tidak
Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap Dividend Payout
Dividend Payout Ratio (DPR). Ratio (DPR).
Berdasarkan hasil uji t penelitian ini Berdasarkan hasil uji t penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Current menunjukkan bahwa variabel Firm Size
Ratio berpengaruh terhadap Dividend tidak berpengaruh terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR). Hal ini berarti bahwa Payout Ratio (DPR). Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi nilai Current Ratio maka semakin rendah nilai Firm Size maka akan
akan memberi pengaruh terhadap kenaikan memberi pengaruh terhadap penurunan
nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada
perusahaan BUMN. Sebaliknya apabila perusahaan BUMN. Sebaliknya apabila
nilai Current Ratio turun maka akan nilai Firm Size kenaikan maka akan
berpengaruh terhadap penurunan nilai berpengaruh terhadap naiknya nilai
Dividend Payout Ratio (DPR) pada Dividend Payout Ratio (DPR) pada
perusahaan BUMN. perusahaan BUMN.
Hasil penelitian ini juga mendukung Hasil penelitian ini juga mendukung
hasil dari penelitian sebelumnya yang hasil dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan Mertayani, dkk (2015), dilakukan Laim, dkk (2015), Samrotun
Samrotun (2015), Imran (2011) yang (2015), Rizaldi (2013) yang menunjukkan
menunjukkan bahwa Current Ratio bahwa Firm Size tidak berpengaruh
berpengaruh terhadap Dividend Payout terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

16
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan Payout Ratio Pada Subsektor
hasil penelitian sebelumnya yang Perbankan Yang Terdaftar Di
dilakukan oleh Utami (2015), Prawira, dkk Bursa Efek Indonesia Periode
(2014), Kapoor (2010) yaitu dalam hasil 2009-2013.” Jurnal EMBA
penelitian menunjukkan bahwa Firm Size Universitas Sam Ratulangim,
berpengaruh terhadap Dividend Payout Manado. 884-894.
Ratio (DPR).
Tidak berpengaruhnya Firm Size Efferin, Sukojo. (2008), Metode Penelitian
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) akuntansi, Mengungkapkan
disebabkan oleh ukuran perusahaan Fenomena Dengan Pendekatan
BUMN yang berbeda-beda dan juga sektor Kuantitatif dan kualitatif,
perusahaan yang tidak sama, hal ini bisa Yogyakarta: Graha Ilmu.
dilihat di deskripsi Firm Size berdasarkan
tahun periode 2011-2015. Eltya, S., & Azizah, D. F. 2016. "Pengaruh
Penelitian ini mempunyai beberapa Leverage, Likuiditas,
keterbatasan yang perlu diperhatikan. Profitabilitas dan Ukuran
Adapun keterbatasan tersebut yaitu Perusahaan Terhadap Kebijakan
banyaknya perusahaan BUMN yang tidak Dividen (Studi pada Perusahaan
sesuai kriteria yang telah ditentukan Perbankan yang Terdaftar di
mengakibatkan berkurangnya sampel yang Bursa Efek Indonesia Periode
cukup banyak, sehingga diperoleh sampel 2012-2014)." Jurnal Administrasi
13 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bisnis Universitas Brawijaya,
Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan Malang. Vol. 38, No. 2: 55-62.
nilai koefisiensi determinasi sebesar 0,571
yang berarti bahwa kemampuan variabel Febrianto, D. W. 2013. “Faktor-Faktor
independen dalam menjelaskan variasi yang Mempengaruhi Kebijakan
variabel dependen sebesar 57% berarti Dividend Payout Ratio (Studi
masih ada variabel lain yang Empiris Pada Perusahaan yang
mempengaruhi DPR. Membagikan Dividen Tunai di
Berdasarkan beberapa keterbatasan BEI Tahun 2008–2011).”
dalam penelitian yang telah diuraikan di Fakultas Ekonomi & Bisnis
atas, maka saran yang dapat diberikan Universitas Dian Nuswantoro,
untuk penelitian selanjutnya yaitu Semarang. 1-21.
sebaiknya menggunakan sampel
perusahaan yang lain yang masih jarang Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
diteliti dan lebih rutin dalam membayarkan Multivariate dengan Progam IBM
dividennya sehingga jumlah sampel yang SPSS 21. Semarang: Badan
digunakan akan lebih banyak, sebaiknya Penerbit Universitas Diponegoro.
riset yang akan datang tidak menggunakan
ROA tetapi ROE, sebaiknya Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi.
menambahkan variabel-variabel lain yang Jakarta: Salemba Empat.
diprediksi dapat berhubungan dengan
kebijakan dividen sehingga dapat Imran, Kashif. 2011. "Determinants of
diperoleh hasil penelitian yang lebih luas dividend payout policy: A case of
Pakistan engineering sector." The
DAFTAR RUJUKAN Romanian Economic Journal 41:
47-60.
Ano, R. R., Murni, S., & Van Rate, P.
2014. “Pengaruh Likuiditas Dan Kapoor, Sujata, Kanwal Anil, and Anil
Profitabilitas Terhadap Devidend Misra. 2010. "Dividend policy

17
determinants of Indian FMCG Bank Non Devisa Dan Faktor-
sector: A factorial Faktor Yang Mempengaruhinya.
analysis." Journal of Modern Proceeding PESAT (Psikologi,
Accounting and Auditing. Vol. 6, Ekonomi, Sastra, Arsitek &
No. 9: 50-64. Sipil).” 21-22 Agustus, Vol.2.
Fakultas Ekonomi, Universitas
Komrattanapanya, Pornumpai, and Gunadarma.
Phassawan Suntraruk. 2013.
"Factors Influencing Dividend Mehta, Anupam. 2012. "An empirical
Payout in Thailand: A Tobit analysis of determinants of
Regression dividend policy-evidence from
Analysis." International journal the UAE companies." Global
of accounting and financial Review of Accounting and
reporting. Vol. 3, No. 2: 255-268. Finance, UEA. Vol. 3, No. 1: 18-
31.
Laili, M., Darmawan, N. A. S., &
Sinarwati, N. K. 2015. “Pengaruh Mertayani, P. S., Darmawan, N. A. S., dan
Debt To Equity Ratio, Werastuti, D. N. S. 2015.
Kepemilikan Manajerial, Return "Analisis Pengaruh Net Profit
On Assets,Dan Current Ratio Margin, Debt Equity Ratio,
Terhadap Dividend Payout Ratio Current Ratio dan Ukuran
(Studi Empiris pada Perusahaan Perusahaan Terhadap Dividend
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Payout Ratio “(Studi Kasus Pada
Periode 2009-2013),” E-Journal Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar
S1 Ak Universitas Pendidikan Di Bursa Efek Indonesia Periode
Ganesha Jurusan Akuntansi, 2009-2013)”." JIMAT (Jurnal
Singaraja. Vol. 3, No. 1: 1-11. Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1)
Universitas Pendidikan Ganesha,
Laim, W., Nangoy, S. C., & Murni, S. Singaraja. Vol. 3, No. 1: 1-13.
2015. “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dividend Prastowo. 2011. Analisis laporan
Payout RatioPada Perusahaan keuangan konsep dan aplikasi.
Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Edisi ketiga Yogyakarta : sekolah
Bursa Efek Indonesia.” Jurnal tinggi ilmu manajemen YKPN.
EMBA Universitas Sam
Ratulangi, Manado. 1129-1140. Prawira, I. Y. 2014. “Pengaruh Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas Dan
Laksono, Bagus. 2006. “Anlisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Return On Asset, Sales Growth, Kebijakan Dividen.” Jurnal
Asset Growth, Cash Flow dan Administrasi Bisnis Universitas
Likuiditas terhadap Dividend Brawijaya, Malang. Vol. 15, No.
Payout Ratio perbandingan pada 1: 1-7.
perusahaan Multi National
Company dan Domestic Pribadi, A. S., & Sampurno, R. D. 2012.
Corporation yang listed di bursa “Analisis Pengaruh Cash
Efek Jakrta Peride 2002-2004).” Position, Firm Size, Growth
Tesis. Universitas Diponegoro. Opportunity, Ownership, Dan
Return On Asset Terhadap
Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. Dividend Payout Ratio.”
2007. “Kinerja Bank Devisa Dan Diponegoro Journal Of

18
Management, Semarang. Vol. 1, Cetakan Pertama, Edisi Keempat.
No. 1: 121-211. BPFE, Yogyakarta.

Puspita, Fira. 2009. “Analisis Faktor- Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan


Faktor yang Mempengaruhi Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Kebijakan Dividend Payout Ratio Ekonosia, Yogyakarta.
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Swastyastu, M. W., Yuniarta, G. A.,
Indonesia Periode 2005-2007).” Atmadja, A. T. 2014. “Analisis
Tesis yang dipublikasikan. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan
Putri, F. V., & Widodo, A. 2016. Dividend Payout Ratio yang
"Pengaruh ROA, DER, DAN AG Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Terhadap DPR Perusahaan (BEI).” E-Journal S1 Ak
Pertambangan BEI 2010- Universitas Pendidikan Ganesha
2014."ECODEMICA Universitas Jurusan Akuntansi, Singaraja.
Telkom. Vol .4, No. 1: 56-62. Vol. 2. No. 1: 1-12.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Utami, G. K., & Robin, R. 2015 "Analisis
Pembelanjaan Perusahaan (Edisi Faktor-Faktor yang
4). Yogyakarta: BPFE. Mempengaruhi Rasio
Pembayaran Dividen pada
Rizaldi, A. M. N. 2013. Analisis Faktor- Perusahaan yang Terdaftar di
Faktor yang Mempengaruhi Bursa Efek Indonesia." Jurnal
Kebijakan Dividend Payout Ratio Manajemen Universitas
pada Perusahaan Manufaktur Internasional ,Batam. Vol.15, No.
yang Terdaftar di BEI Tahun 1: 41-58.
2008-2011. Fakultas Ekonomi &
Bisnis Univesitas Dian Widhianingrum, Purweni. 2015.
Nuswantoro, Semarang: 1-12. "Pengaruh Biaya Agensi,
Kesempatan Investasi, Hutang,
Saeed, Rashid, et al. 2014. "Determinants Likuiditas, Profitabilitas, Dan
of Dividend Payouts in Financial Ukuran Perusahaan Terhadap
Sector of Pakistan." Journal of Dividend Payout Ratio." Assets:
Basic and Applied Scientific Jurnal Akuntansi dan Pendidikan
Research, Pakistan: 33-42. IKIP PGRI, Madiun. Volume 2,
Nomor 1: 1-17.
Salim, Ubud. 2011. Manajemen Keuangan
strategik. UB Press, Malang. Widhicahyono, S., & Sudiyatno, B. 2015.
"Determinan Kebijakan Dividend
Samrotun, Y. C. 2015. "Kebijakan Dividen Perusahaan Non Keuangan (Studi
Dan Faktor–Faktor Yang Bursa Efek Indonesia Tahun
Mempengaruhinya." Paradigma 2009-2013)." Jurnal Bisnis dan
Universitas Islam Batik, Ekonomi Universitas Stikubank,
Surakarta. Vol. 13, No. 1: 92- Semarang. Vol. 22, No. 2: 171-
103. 187.

Sartono, Agus R. 2001. Mananjemen


Keuangan : Teori dan Apilkasi,

19

You might also like