You are on page 1of 16

RANCANGAN

APBN
2015
HAL BARU RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2015
MELANJUTKAN REFORMASI PEMBANGUNAN BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN

RANCANGAN

APBN
2015 BASELINE BUDGET
Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat RI akan membahas
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2015,
dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah RI
..........................................................................................................
Disusun pada masa transisi dari pemerintahan lama ke
pemerintah baru. Baseline budget memperhitungkan
kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan SB Pagu Indikatif
pelayanan kepada masyarakat, sehingga memberikan Menteri Keuangan dan
Pembicaraan
Menteri Perencanaan
ruang gerak fiskal kepada pemerintahan baru. Penyusunan Kapasitas fiskal Pembangunan Nasional Pendahuluan

Januari-Februari 2014 19 Maret 2014 3 Juni - 10 Juli 2014

RINCIAN BELANJA
Format rincian belanja disesuaikan dengan amar Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XI/2013 tanggal Pidato Presiden Keputusan Menteri
Penyampaian Nota Keuangan tentang
22 Mei 2014 (menurut organisasi, fungsi, dan program) Pembahasan dengan DPR
Agustus-
Keuangan & RAPBN Pagu Anggaran K/L

yang memberikan penekanan pembahasan pemerintah September 2014 15 Agustus 2014 10 Juli 2014

dengan DPR mengenai isu-isu yang lebih strategis.

DANA DESA
Sidang Paripurna DPR
Penambahan alokasi baru pada transfer ke daerah yang September 2014 tentang Pengesahan UU Peraturan Presiden
APBN tentang Rincian
merupakan amanat Undang–Undang Nomor 6 Tahun Anggaran Penyerahan DIPA
UU tentang APBN 2015
2014 tentang Desa. Oktober 2014 November 2014 Desember 2014

FORMAT BARU
Format Nota Keuangan dibagi menjadi tiga bagian utama
agar lebih mudah dibaca, dipahami, dan digunakan.
RANCANGAN
RANCANGAN APBN
APBN ARAH KEBIJAKAN FISKAL
2015

2015 Penguatan Kebijakan Fiskal


dalam Rangka Percepatan
Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkelanjutan PENDAPATAN BELANJA
dan Berkeadilan
N E G A R A NEGARA

Rp1.762,3 Rp2.019,9
TRILIUN TRILIUN

1
meningkat 7,8% dari APBNP 2014 meningkat 7,6% dari APBNP 2014
TIGA LANGKAH UTAMA
Pengendalian defisit dalam batas aman, melalui
optimalisasi pendapatan dengan tetap menjaga

DEFISIT
iklim investasi dan menjaga konservasi lingkungan,
serta meningkatkan kualitas belanja dan

2
memperbaiki struktur belanja.

Pengendalian rasio utang pemerintah terhadap


ANGGARAN
PDB melalui pengendalian pembiayaan yang
bersumber dari utang dalam batas aman dan
terkendali, serta mengarahkan pemanfaatan utang
Rp257,6
TRILIUN

3
untuk kegiatan produktif.
2,32% terhadap PDB, turun dari
Pengendalian risiko fiskal dalam batas toleransi defisit APBNP 2014 yang sebesar
antara lain melalui pengendalian rasio utang 2,40 % terhadap PDB
terhadap pendapatan dalam negeri, debt service
ratio, dan menjaga komposisi utang dalam batas
aman serta penjaminan yang terukur.
RANCANGAN
APBN
RANCANGAN
APBN
2015 2015
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO PENDAPATAN NEGARA

Bea Cukai
10%
Rp177,5 T
pertumbuhan
ekonomi (%) inflasi (%)

5,6 4,4
PNBP
suku bunga 23%
nilai tukar (Rp/US$1) SPN 3 bulan (%)
Rp388,0 T
11.900 6,2
harga minyak lifting minyak

105
(US$/barel) (ribu barel/hari)
Pajak

845 67%

Hibah
Rp1.193,4 T Rp3,4 T

lifting gas
(MBOEPD)

1.248

- Asumsi Dasar Ekonomi Makro adalah dasar perhitungan postur


Rancangan APBN 2015

- Asumsi Dasar Ekonomi Makro disusun berdasarkan sasaran yang TOTAL: Rp1.762,3 TRILIUN
terdapat pada RPJMN dan RKP tahun 2015 serta perkembangan
perekonomian global maupun domestik tahun 2014 dan 2015
RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
PENERIMAAN PERPAJAKAN PENERIMAAN PERPAJAKAN

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN KEBIJAKAN PENERIMAAN PERPAJAKAN


• Optimalisasi penerimaan perpajakan melalui
triliun rupiah (%)
1800 14 penyempurnaan peraturan perundang-undangan
1600
13,3
13 perpajakan, ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan,
12,3
1400 12,40
12,0
1.370,8 12
dan penggalian potensi penerimaan perpajakan secara
12,5 12,4
12,3
1200 11,8
11,9
11,9
1.246,1
11
sektoral;
11,0 11,3 1.077,3

1000
873,9
980,5
10 • Menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui penyesuaian
800 723,3 9 kebijakan di bidang bea masuk, bea keluar, dan PPh
658,7
619,9
600 8 nonmigas;
491,0
409,2
400
280,6
347,0 7
• Meningkatkan daya saing dan nilai tambah dalam bentuk
200 6 pemberian insentif fiskal dan penerapan kebijakan hilirisasi
0 5 pada sektor atau komoditas tertentu; dan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 APBNP RAPBN
2014 2015

Penerimaan Perpajakan Tax Ratio (RHS) • Mengendalikan konsumsi barang kena cukai antara lain
dalam bentuk penyesuaian tarif cukai hasil tembakau.
Kebijakan Insentif Fiskal
• Pemberian insentif pajak ditanggung Pemerintah untuk sektor-sektor tertentu;
• Hilirisasi pertambangan melalui disinsentif bea keluar dengan memperhatikan tahapan
kesiapan pembangunan smelter;
• Pemberian fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu;
• Pembebasan pengenaan PPN untuk impor dan/atau penyerahan barang kena pajak
tertentu yang bersifat strategis; dan
• Pembebasan bea masuk atas impor mesin serta barang dan bahan untuk pembangunan
atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal.
RANCANGAN
APBN
RANCANGAN
APBN
2015 2015
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK BELANJA NEGARA
PERKEMBANGAN PNBP
(%)
triliun rupiah

450,0 40,0

Rp9,1 T
35,7

Rp630,9 T
400,0
32,7
35,0 Dana Desa
30,9
350,0
30,0
29,7 30,4 27,0 27,4
26,3 151,1
Transfer
300,0 175,3
Daerah
181,2
26,8 25,0
109,0 146,0 24,7
31%
138,0
250,0 23,7

116,2
22,0 20,0 Belanja
200,0
68,9
101,4
Kementerian
dan Lembaga
90,3 15,0
150,0
43,1
10,0
30%

Rp600,6 T
100,0 40,4 211,6 205,8 203,6 211,7 206,8
193,5
158,1 152,7
124,8 125,8
50,0 103,8 5,0
85,3

- -
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 APBNP RAPBN
2014 2015

PNBP Migas PNBP Nonmigas % thd Pendapatan Negara (RHS)

Langkah Optimalisasi PNBP


• Peningkatan produksi migas dengan memenuhi target lifting minyak bumi dan gas bumi;
Belanja
• Kenaikan tarif iuran produksi/royalti mineral logam dan batubara; Lainnya
10%
• Pengembangan sistem penatausahaan hasil hutan berbasis teknologi informasi;

• Menentukan dividen dengan tetap menjaga persepsi investor agar tidak menurunkan Rp191,7 T Subsidi
nilai pasar BUMN yang terdaftar di bursa saham; Pembayaran 21%
• Penyempurnaan/reviu PP tentang Tarif atas Jenis PNBP di masing-masing K/L guna
Bunga Utang
8%
Rp433,5 T
intensifikasi dan ekstensifikasi PNBP; serta

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagai sarana pengawasan, pengendalian, dan Rp154,0 T
evaluasi terhadap pelaksanaan pemungutan PNBP.

TOTAL: Rp2.019,9 TRILIUN


RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
BELANJA PEMERINTAH PUSAT BELANJA PEMERINTAH PUSAT
PENGUATAN Perlindungan Sosial dan
Kesejahteraan Rakyat
PENINGKATAN KETERSEDIAAN Infrastruktur
Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Pendidikan yang Terjangkau Pengentasan dan Penanggulangan
dan Berkualitas Kemiskinan
Infrastruktur Perhubungan: Infrastruktur Energi dan Lainnya:
Mendukung Keterhubungan Menunjang Ketahanan Energi
Antar Wilayah Peningkatan taraf pendidikan penduduk dengan Program penanggulangan kemiskinan, meliputi:
meningkatkan kualitas, akses, relevansi, dan daya saing
• Klaster I : Bantuan dan Perlindungan Sosial
• Pembangunan jalan baru sepanjang 240,94 km, • Pembangunan jaringan transmisi sepanjang pendidikan melalui program-program, antara lain:
peningkatan kapasitas jalan sepanjang 2.471,2 km, 519 KMS (on going) dan 76,8 KMS (COD), • Klaster II : Pemberdayaan Masyarakat
• Melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
pembangunan jembatan baru sepanjang 11.716 m, kapasitas gardu induk sebesar 2.680 MVA (on dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi 30,1 • Klaster III : Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro
dan pembangunan flyover/underpass sepanjang going) dan 480 MVA (COD), serta kapasitas juta siswa SD/SDLB/MI/Ula dan 14,3 juta siswa SMP/SMPLB/ • Klaster IV : Program Pro Rakyat Melalui Penyediaan
1.213,3 m gardu distribusi sebesar 147,04 MVA Mts/Wustha Prasarana/Sarana Murah
• Pembangunan 265 km jalur kereta api baru, • Penyambungan instalasi listrik gratis untuk • Melanjutkan pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal
termasuk jalur ganda; serta pengadaan 48 unit nelayan dan rakyat tidak mampu sebanyak (PMU) bagi penduduk usia 16-18 tahun untuk melanjutkan
lokomotif, kereta rel disel (KRD), kereta rel listrik (KRL), 93.323 RTS Sasaran utama tahun 2015 menurunkan tingkat kemiskinan
pendidikan ke jenjang menengah atas, melalui: menjadi sekitar 9-10%, dengan program-program dan
tram, dan railbus • Produksi/lifting migas, terdiri dari minyak bumi penyediaan BOS pendidikan menengah bagi sekitar 10,6 kegiatan penanggulangan kemiskinan, antara lain:
• Pembangunan jembatan timbang di 2 lokasi dan sebanyak 830-900 MBOPD dan gas bumi juta siswa SMA/SMK/MA dan pembangunan ruang kelas
Pengembangan bus rapid transit (BRT) sebanyak 50 sebanyak 1.235-1.260 MBOEPD • Program Keluarga Harapan (PKH) berupa bantuan tunai
baru dan rehab ruang kelas rusak
unit bersyarat untuk sekitar 3 juta Rumah Tangga Sangat Miskin
• Penambahan jaringan gas pada dua kota • Menyediakan bantuan bagi sekitar 6,9 juta siswa miskin SD/ (RTSM) dengan syarat memeriksakan kesehatan dan
• Pembangunan 5 bandar udara baru, • Peningkatan rasio elektrifikasi mencapai 83,18% SDLB/MI, 2,9 juta siswa miskin SMP/SMPLB/MTs, 1,3 juta siswa memenuhi tingkat kehadiran pendidikan bagi anggota
pengembangan dan rehabilitasi 51 bandar udara, miskin SMA/SMK/MA, dan 194,8 ribu mahasiswa kurang keluarganya
serta pelayanan rute perintis sejumlah 145 rute. mampu penerima Bidik Misi
Kementerian ESDM: Rp11,3 triliun • Peningkatan kualitas 400 KUMKM melalui klasifikasi dan
• Pembangunan 59 prasarana dermaga • Memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, revitalisasi koperasi
penyeberangan dan pembangunan/peningkatan/ antara lain dengan penyempurnaan kurikulum, sistem
rehabilitasi pelabuhan perintis di 26 lokasi pembelajaran, dan perbukuan
Kementerian Sosial: Rp8,0 triliun
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Rp67,2 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum: Rp74,2 triliun*
Kementerian Koperasi & UKM: Rp1,5 triliun
Kementerian Agama: Rp50,5 triliun
Kementerian Perhubungan: Rp44,6 triliun
* Kementerian Pekerjaan Umum juga memiliki tugas terkait infrastruktur Infrastruktur Perumahan dan Permukiman
permukiman dan sumber daya air • Pembangunan 120 twin block rusunawa untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta
penyediaan fasilitasi dan stimulasi prasarana,
sarana, dan utilitas kawasan perumahan
swadaya sebanyak 20.000 unit
- Pembangunan pendidikan diarahkan untuk membentuk insan Indonesia
Kementerian Perumahan Rakyat: Rp4,6 triliun
yang cerdas serta mempunyai daya saing tinggi melalui peningkatan
kualitas dan pemerataan akses pendidikan dari tingkat usia dini hingga
perguruan tinggi, serta meningkatkan profesionalisme pendidik dan
Kegiatan terkait pembangunan infrastruktur dilakukan untuk mendukung tenaga kependidikan.
penanganan isu strategis, yang antara lain mencakup penguatan
konektivitas nasional, mendorong pertumbuhan, dan diversifikasi - Pemerintah terus melakukan upaya komprehensif untuk melanjutkan,
pemanfaatan energi. menyempurnakan, dan mengintegrasikan berbagai program dan
kebijakan penanggulangan kemiskinan.
RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
BELANJA PEMERINTAH PUSAT BELANJA PEMERINTAH PUSAT
penguatan Perlindungan Sosial dan
Kesejahteraan Rakyat PENINGKATAN KEMAMPUAN PERTAHANAN DAN
PEMANTAPAN KEAMANAN
Ketahanan Pangan untuk
Kesehatan Murah untuk Masyarakat Stabilisasi Harga dan Memenuhi Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
Kebutuhan Pangan Rakyat
• Pemenuhan rasio polisi terhadap masyarakat sebesar 1 : 582
• Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi • Peningkatan produksi padi mencapai 73,4 juta ton GKG
dasar lengkap hingga mencapai 91% • Pengembangan tanaman tebu 60.000 ha, kopi 4.850 • Persentase penambahan ketersediaan alat utama dan alat khusus kepolisian sebesar 4,61%

• Puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di ha, teh 5.050 ha, kakao 20.950 ha, lada 1.650 ha, kapas
• Penurunan gangguan keamanan pada jalur aktivitas masyarakat yang menggunakan moda transportasi laut,
3.300 ha, dan karet 19.550 ha
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang memenuhi
• Peningkatan produksi perikanan menjadi 13,5 juta ton, keamanan pesisir, dan pelabuhan nasional/internasional sebesar 11%
standar pelayanan kesehatan primer di daerah terpencil
perikanan tangkap 6,2 juta ton dan perikanan budidaya
dan sangat terpencil sebanyak 70 puskesmas • Peningkatan clearance rate tindak pidana di wilayah polda sebesar 52%
7,3 juta ton
• Jumlah balita gizi kurang yang ditangani sebanyak 300.000
• Pengembangan jaringan dan optimasi air (melalui • Tercapainya 54.560 komunitas forum kemitraan polisi dan masyarakat yang berpartisipasi aktif pada 50 Polres untuk
balita pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi tingkat
membantu tugas kepolisian dalam menciptakan keamanan dan ketertiban bersama (community policing)
• Rumah sakit dan puskesmas yang terakreditasi masing- usaha tani, jaringan irigasi desa, dan tata air mikro untuk
masing sebanyak 61 rumah sakit dan 50 puskesmas mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, Polri: Rp47,2 triliun
dan perkebunan seluas 350.000 ha
• Kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria
• Bantuan budidaya padi seluas 350.000 ha, bantuan
sebanyak 225 kabupaten/kota
budidaya jagung seluas 35.000 ha, serta bantuan alat
• Persentase anak batita yang mendapat imunisasi campak dan mesin pertanian sebanyak 7.596 unit
dosis kedua sebesar 90% • Perluasan sawah seluas 40.000 ha, dan perluasan areal Peningkatan Kemampuan Pertahanan dalam Menegakkan
hortikultura/perkebunan/peternakan seluas 25.000 ha
• Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan sanitasi Kedaulatan dan Keutuhan NKRI
total berbasis masyarakat (STBM) sebesar 35% • Pemberdayaan 429 desa mandiri pangan dan 144
• Meningkatnya persentase produk obat yang memenuhi kawasan mandiri pangan.
syarat sebesar 97,5%
Kementerian Pertanian: Rp15,8 triliun • Modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) integratif mencapai 40% matra darat

Kementerian Kelautan & Perikanan: Rp6,4 triliun (21%), matra laut (21%), dan matra udara (17%)

Kementerian Kesehatan: Rp47,4 triliun • Memperluas pendayagunaan industri pertahanan nasional, dan mengutamakan pengadaan alutsista hasil

produksi industri dalam negeri mencapai 8%


Badan POM:Rp1,2 triliun
Kementerian Pertahanan: Rp95,0 triliun

- Program di bidang kesehatan dilaksanakan dengan sasaran Peningkatan kemampuan pertahanan dan pemantapan keamanan
meningkatnya status kesehatan masyarakat difokuskan antara lain pada peningkatan kemampuan memantau dan
mendeteksi ancaman terorisme, serta peningkatan daya guna industri
- Program ketahanan pangan diarahkan untuk meningkatkan pertahanan nasional bagi kelengkapan alutsista TNI dan almatsus Polri.
penyediaan bahan pangan melalui peningkatan produksi pangan
dalam negeri
RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
SUBSIDI SUBSIDI ENERGI
PERKEMBANGAN SUBSIDI ENERGI 2004-2015
PERKEMBANGAN SUBSIDI 2004-2015 triliun Rupiah

400

%
triliun Rupiah 350
500,0 45,0 72,4

300 103,8
450,0 40,0
38,7

400,0 70,0 94,6 100,0


35,0 250
52,7
350,0 31,5
45,1 30,0 90,4
39,9 200
300,0 26,8 83,9
39,7 25,0
23,7 150
250,0 52,3 291,1

19,8 21,5 20,0 246,5


200,0 57,6 211,9
100 8,9 33,1 210,0
16,1 350,3 363,5
52,8 15,0 30,4 165,2
150,0 14,0 306,5 310,0 2,3 139,1 49,5
33,3 255,6 50 95,6
16,3 223,0 43,5 140,0 10,0 83,8 82,4
100,0 12,8 69,0 64,2
20,2 45,0

50,0 104,4 116,9 5,0 0


94,6 6,1 94,6 5,8 5,9
71,3 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 APBNP RAPBN
3,6 2014 2015
- 0,0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 APBNP 2014 RAPBN 2015
Sumber : Kementerian Keuangan BBM, LPG Tabung 3 KG dan LGV Listrik
Sumber : Kementerian Keuangan Subsidi Energi Subsidi Non-Energi Persentase Belanja Subsidi terhadap Belanja Negara(RHS)

Subsidi BBM Rp291,1 T


Arah Kebijakan Subsidi
• meningkatkan efisiensi anggaran subsidi BBM
Arah kebijakan subsidi dalam tahun
• mengurangi konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap
2015 untuk menjaga stabilitas harga;
• melanjutkan konversi BBM ke BBG
membantu masyarakat miskin dan
• melanjutkan pengendalian BBM bersubsidi (Permen ESDM No 1/2013)
menjaga daya beli masyarakat;
meningkatkan produktivitas dan menjaga • mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan
ketersediaan pasokan dengan harga
terjangkau serta meningkatkan daya Subsidi listrik Rp72,4 T
saing produksi dan akses permodalan
UMKM • meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan target sasaran
• meningkatkan rasio elektrifikasi
• menurunkan susut jaringan
• menurunkan komposisi pemakaian BBM dalam pembangkit tenaga listrik
• meningkatkan kapasitas pembangkit tenaga listrik panas bumi
RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
SUBSIDI NON ENERGI PEMBAYARAN BUNGA UTANG
PERKEMBANGAN SUBSIDI non ENERGI 2004-2015 PERKEMBANGAN PEMBAYARAN BUNGA UTANG 2004-2015
triliun Rupiah

80,0
triliun rupiah %
70,0 160,0 7,0
154,0

6,1 140,0
60,0 140,0 5,7 5,9
135,5 6,0
5,4 5,3
5,2 5,1 5,3
120,6
50,0 5,0
120,0 4,8 113,0
5,3 5,0

40,0 4,8
100,0 93,8 93,3
88,4 88,4 4,0
30,0 79,1 79,8
80,0 100,5
70,2
65,2 65,2 66,8
20,0 59,9
63,7
61,5
98,7 3,0
60,0 54,9 54,1

10,0 43,0 42,6 2,0


40,0
28,5 30,1 30,3
26,9 26,5
- 22,2 22,6 24,2 25,7
1,0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 APBNP RAPBN 20,0 14,3 14,9 14,0
2014 2015
*** Terdiri dari Subsidi Minyak Goreng dan Subsidi Lainnya - 0,0
Sumber : Kementerian Keuangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
APBNP RAPBN

Dalam Negeri Luar Negeri Total Pembayaran Bunga Utang % thd Outstanding (RHS)

Kebijakan Pemerintah untuk pembayaran bunga utang diarahkan untuk:


(1) memenuhi kewajiban Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah dalam
rangka menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan; dan (2) meminimasi
Subsidi Non Energi meliputi: dan menjaga efisiensi pembayaran bunga utang antara lain melalui pemilihan
komposisi instrumen utang yang optimal dan mempertimbangkan pelaksanaan
• Subsidi pangan: Rp18,9 untuk penyediaan beras dengan harga murah bagi rakyat miskin,
lindung nilai (hedging).
dengan sasaran 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) @ 15 Kg per RTS selama 12 bulan
• Subsidi pupuk Rp35,7 T dan subsidi benih Rp0,9 T, untuk membantu petani memenuhi Pembayaran bunga utang diperkirakan sebesar Rp154,0 triliun, yang terdiri
kebutuhan pupuk dan benih dengan harga terjangkau, dan mendukung upaya
dari: (1) pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp140,0 triliun, dan
peningkatan ketahanan pangan
(2) pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp14,0 triliun.
• Subsidi PSO sebesar Rp3,3 T untuk PSO penumpang angkutan kereta api, PSO penumpang
angkutan kapal laut kelas ekonomi, dan PSO informasi publik
• Subsidi bunga kredit program Rp2,5 T, untuk mendukung program pengembangan UMKM,
peningkatan ketahanan pangan, dan program diversifikasi energi
• Subsidi pajak Rp8,7 T, untuk mendukung program stabilisasi harga kebutuhan pokok dan
pengembangan industri strategis
RANCANGAN
APBN
RANCANGAN
APBN
2015 2015
TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA
PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 2004-2015
Rp104,4 T Dana Transfer Dana Desa
1%
Rp9,1 T
lainnya triliun Rupiah
%
16% 700,0 35,0

33,9
34,0
600,0 33,4
Dana 33,1
Keistimewaan DIY 32,9
33,0

Rp0,5 T 500,0

31,8
32,2
31,8 31,7 32,0
400,0 31,1
31,0
Dana Otonomi 30,4 640,0
300,0 29,7
Khusus 596,5
3% 29,5 513,3 30,0
480,6

Rp16,5 T Dana
200,0
308,6
344,7
411,3
29,0
292,4
Perimbangan 253,3
100,0 226,2
80% 28,0
129,7 150,5

Rp509,5 T 0,0 27,0


2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

TOTAL: Rp640,0 TRILIUN Transfer ke Daerah dan Dana Desa % thd Belanja Negara

Dana Bagi
Hasil
24%
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Rp124,4 T • Meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta mengurangi kesenjangan
fiskal antara pusat dan daerah serta antardaerah
• Meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan ketepatan waktu
pengalokasian dan penyaluran anggaran Transfer ke Daerah
Dana Alokasi
Khusus • Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi
7% Dana Alokasi
kesenjangan pelayanan publik antardaerah
Rp35,8 T Umum • Meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di daerah
69% tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, dan pascabencana
Rp349,2 T • Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah
yang lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel
• Mengalokasikan dana desa sesuai amanat UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa
RANCANGAN RANCANGAN
APBN APBN
2015 2015
TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA

DANA PERIMBANGAN DANA KEISTIMEWAAN Daerah Istimewa Yogyakarta


• Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp547,5 miliar, dialokasikan
Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum untuk penyelenggaraan urusan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rp124,4 T Rp349,2 T Kewenangan dalam urusan keistimewaan tersebut meliputi:


dialokasikan kepada daerah dialokasikan sebagai alat pemerataan (1) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur
berdasarkan pendapatan APBN kemampuan keuangan antardaerah dan Wakil Gubernur
guna mendanai kebutuhan dan mengurangi kesenjangan fiskal
daerah dalam rangka antardaerah (2) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY
pelaksanaan desentralisasi. DBH (3) kebudayaan
tersebut mencakup penyelesaian
kurang bayar Rp11,9 T (4) pertanahan
(5) tata ruang
Dana Alokasi Khusus
Rp35,8 T
dialokasikan untuk urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam
rangka mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian
sasaran nasional. DAK tersebut dialokasikan untuk seluruh daerah yang
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis (Rp33,0 T), serta DANA TRANSFER LAINNYA
sebagai DAK Tambahan untuk melanjutkan affirmative policy bagi daerah
tertinggal, untuk mendanai kegiatan di bidang infrastruktur transportasi,
infrastruktur irigasi, infrastruktur air minum, dan infrastruktur sanitasi (Rp2,8 T)
• Dana Transfer Lainnya Rp104,4 T, dialokasikan antara lain untuk:
- Tunjangan Profesi Guru PNSD Rp70,3 T untuk guru PNSD sertifikasi; dan Rp1,1 T
untuk tambahan penghasilan guru PNSD nonsertifikasi
DANA OTONOMI KHUSUS - Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp31,3 T untuk menstimulasi penyediaan
anggaran pendidikan di daerah

Dana Otonomi Khusus - Dana Insentif Daerah Rp1,7 T diberikan kepada daerah berprestasi. DID
diberikan agar daerah berupaya untuk mengelola keuangannya dengan
Rp16,5 T lebih baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini WTP/WDP Badan
Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah dan
dibagi untuk Provinsi Papua Rp4,9 T, Provinsi Papua Barat Rp2,1 T, dan Provinsi menetapkan APBD secara tepat waktu
Aceh Rp7,0 T, serta dana tambahan Otsus Infrastruktur Rp2,5 T, dibagi untuk
Provinsi Papua Rp2,0 T, dan Provinsi Papua Barat Rp0,5 T. Dana tambahan Otsus - Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) Rp0,1 T dialokasikan
Infrastruktur digunakan untuk mempercepat pembangunan dan pemeliharaan sebagai insentif kepada daerah percontohan Proyek Pemerintah Daerah dan
infrastruktur Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Desentralisasi
RANCANGAN
APBN
2015
TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA

DANA DESA

Dana dialokasikan untuk membiayai pembangunan dan


pemberdayaan masyarakat desa. Penyaluran dana
desa dilakukan melalui mekanisme transfer dengan

Desa memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan,


luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

Rp9,1 T Selain dana desa, setiap desa juga mendapat


alokasi dana yang bersumber dari APBD kabupaten/
kota berupa:
a. bagian hasil pajak daerah dan restribusi daerah
(PDRD) kabupaten/kota paling sedikit 10 %
b. alokasi dana desa (ADD) paling sedikit 10% dari
dana perimbangan yang diterima kabupaten/
kota setelah dikurangi dana alokasi khusus
c. bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD
kabupaten/kota
© 2014
Direktorat Penyusunan APBN
Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Gedung Sutikno Slamet Lantai 18
Jalan Wahidin Nomor 1 Jakarta 10710
www.anggaran.depkeu.go.id
penyusunan.apbn@gmail.com

You might also like