You are on page 1of 6

PROGRAM

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI (PPI)
RUMAH SAKIT
BHAKTI KARTINI

TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN

HAIs (Haelthcare Associated Infection ) adalah Infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi pada saat masuk. Kejadian
infeksidi rumah sakit ini dapat muncul setelah pasien pulang perawatan.

Kondisi terjadinya infeksi ini dapat menjadi masalah yang sangat serius apabila
tidak dilakukan suatu upaya kegiatan untuk mengendalikan / mencegah untuk
meminimalkan kejadian infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.

Upaya pengendalian dan pencegahan ini meliputi upaya promotif berupa


edukasi, upaya preventif ( pencegahan ) berupa membangun system dan
sumber daya untuk menekan kemungkinan terjadinya infeksi dan mencegah
kondisi lebih parah. Upaya lain berupa kuratif (mengatasi langsung kejadian
infeksi) danupaya rehabilitative ( menindak lanjuti kasus out break maupun
kejadian yang bersifat rehabilitatif ).

Seluruh rangkaian upaya pengendalian dan encegahan ini dilakukan secara


terstruktur melalui program, pelaksanaan program, evaluasi dan tindak lanjut
yang berkesinambungan.

II. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data Epidemologi Healthcare Associated Infections (HAIs)


Komplikasi yang sering terjadi adalah di Pelayanan Kesehatan, Menurut CDC
1,7 million/th, kematian mencapai 99.000, menurut data WHO, Insiden HAIs 3-
21 % (rata rata 9% per tahun). Di Indonesia belum ada data yang akurat, dari
hasil presentasi sangat rendah 0-1 %, survailens pasif, oleh personel yang
belum maemahami survailens.
HAIs merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, berdampak pada pasien
dan rumah sakit sebagai Penyelenggara Pelayanan Kesehatan. Dampak pada
pasien meningkatkan mortalitas dan morbiditas serta kecacatan,
memperpanjang masa rawat dan biaya pasien. Sedangkan dampak pada rumah
sakit adalah dapat menurunkan pendapatan, produktifitas,mutu,citra rumah
sakit dan tuntutan hukum (UU RI no 13 dan UU RI no 44).

Data angka kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Bhakti Kartini sampai
saat ini belum dilakukan analisa secara mendalam, karena belum adanya
penanganan dan pengelolaan secara khusus dalam pengendalian dan
pemantauan serta penanganan kejadian infeksi nosokomial. Monitoring dari
pelaksanaan tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi juga belum
dilaksanakan secara konsisten sehingga belum mendapatkan nilai dari
kepatuhan dalam pelaksanaan tindakan pencegahan dan pengendalian unfeksi
di rumah sakit Bhakti Kartini.

Dari data yang didapatkan tersebut, dilakukan penyusunan Program Kerja


tahun 2016 yang akan dilakukan secara konsisten untuk memantau resiko
kejadian infeksi, mengetahui angka kejadian infeksi yang sudah terjadi serta
menegakan kedisiplinan dalam melaksanakan tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi.

Program Pengendalian Infeksi, dilaksanakan secara multidisiplin yang


bergabung dalam komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Rumah Sakit
Bhakti Kartini, melakukan koordinasi dengan Panitia Mutu dan Keselamatan
Pasien, Panitia HIV AIDs dan Penyakit Infeksi, TB DOTs dan Kepanitian lain
yang ada di Rumah Sakit Bhakti Kartini.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Tujuan utama dari pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di
Rumah Sakit Bhakti Kartini adalah terkendalinya angka kejadian infeksi
nosokomial pada pasien, pengunjung maupun pada pekerja / petugas
kesehatan di Rumah Sakit Bhakti Kartini guna mencapai cost efektif, angka
kejadian infeksi yang rendah serta kewaspadaan terhadap kejadian luar
biasa terkait dengan infeksi nosokomial.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Terlaksananya kegiatan survailens sesuai dengan target yang sudah
ditetapkan dan mendapatkan data observasi terhadap kejadian infeksi
di Rumah Sakit Bhakti Kartini.
2. Mengurangi dan atau mencegah resiko terjadinya infeksi penyakit
menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang
diketahui maupun yang tidak diketahui yaitu dengan melaksanakan
Dua Lapis Kewaspadaan Isolasi dengan baik (kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi) di RS. Bhakti Kartini.
3. Dapat melaksanakan Program Pendidikan dan Pelatihan kepada seluruh
Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi secara bertahap
di RS, Bhakti Kartini.
4. Dapat melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap Infeksi Aliran
Darah Perifer, Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Luka Operasi dan Infeksi
VAP dan HAP sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS. Bhakti
Kartini
5. Dapat berkoordinasi dengan Panitia lain yang ada di Rumah Sakit Bhakti
Kartini terutama Panitia Farmasi Terapi dalam penggunaan Antimikroba
yang rasional baik untuk Profilaksis maupun therapeutik.
IV. KEGIATAN POKOK, RINCIAN KEGIATAN, SASARAN, CARA
PELAKSANAAN DAN SKEDULE, Terlampir

V. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evalusi pelaksanaan seluruh kegiatan dan pelaporanya dilakukan sesuai
dengan jadual yang sudah ditentukan.
2. Melakukan pertemuan dengan komite PPI Rumah Sakit setiap 3 bulan untuk
melaporkan evaluasi program kegiatan dan kejadian yang tidak diharapkan.
3. Melakukan kolaborasi dengan Panitia lain yang ada di Rumah Sakit Bhakti
Kartini sesuai dengan tata hubungan kerja dengan Komite PPI.
4. Perawat Pengendali Infeksi melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Ketua Komite PPI dan seluruh anggota PPI.
5. Komite PPI membuat laporan tahunan terhadap pelaksanaan kegiatan PPI
Ke Direktur Rumah Sakit

VI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi seluruh kegiatan dilakukan setiap hari
bekerja sama dengan IPCLN disetiap unit perawatan.
2. Dalam pelaksanaan survailens perawat yang bertugas malam hari bertugas
mengisi formulir laporan jumlah tindakan harian dan staf wajib melaporkan
bila ada kejadian infeksi di Rumah Sakit dengan mengisi Formulir Kejadian
Infeksi Nosokomial sesuai dengan Alurnya.
3. Setiap karyawan wajib melaporkan bila tertusuk jarum atau terpapar
dengan cairan tubuh pasien.
4. IPCLN melaporkan hasil auditnya kepada Kepala Unit Terkait hasil auditnya
terhadap kepatuhan pada regulasi PPI yang ada.
5. Melaporkan seluruh kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ke
Ketua Komite PPI pada saat Rapat
6. Evaluasi terhadap pelaksanaan Program PPI dilaksanakan setiap akhir
Tahun anggaran.
7. Pembiayaan pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini
sepenuhnya menggunakan anggaran Rumah Sakit.

You might also like