Professional Documents
Culture Documents
(SVASTHA HARENA)
1
PRAKATA
“Indeed, Allah Will not Change the condition of a people until they
change what is in themselves” Qur’an 13:11
“ Menjadi Ahli Gizi itu Masalah Hati, Orang yang ga diberi rasa di
profesi ini, ga akan pernah tahu, sebahagia apa jadi Ahli Gizi”
Mohon Untuk Dikoreksi bila ada kekeliruan dalam buku saku ini
TTD
DAFTAR ISI
Ilmu Gizi 3
Mars Ahli gizi 6
PUGS 7
NCP 8
Definisi Anak, dewasa, geriatri 9
Antropometri
Berat badan Ideal (BBI) 9
Berat Badan Kering (BBK) 10
Penurunan Berat Badan 11
Estmasi Berat Badan 12
Estmasi Tinggi Badan 13
Status Gizi Dewasa 14
Status Gizi Anak 17
CDC Growth Chart 26
Pengukuran PSG 30
Biokimia 31
Fisik Klinis 33
Terminologi PAGT 35
Rumus-Rumus Kebutuhan Gizi 44
Satuan energi 63
Kebutuhan Zat Gizi Makro 64
AKG 2013 66
Dietary History 68
Daftar Penukar 69
Metode Input Nutrisurvey 76
Jenis -jenis Diet 79
jenis-jenis Susu Enteral 85
Karbohidrat Counting (CARBING) 86
Interaksi Obat dan Makanan 88
Contoh Pengerjaan NCP 89
Perhitungan Tenaga Kerja 100
Suhu Penyimpanan 103
Penyusunan Menu 104
HACCP 107
Skor Keamanan Pangan 112
Vitamin dan Mineral 121
Statistika 145
S.A.F
ILMU GIZI
Seputar Gizi ?
3
S.A.F
Registered dietitien : Tenaga gizi , sarjana gizi yang telah lulus uji
kompetensi dan teregistrasi dan pernah mengikuti pendidikan profesi.
4
S.A.F
Dietitian-Nutritionist(2014)
“A Dietitian-Nutritionist is a professional who applies the science of food and
nutrition to promote health, prevent and treat disease to optimise the health of
individuals, groups, communities and populations.”
5
S.A.F
6
S.A.F
PUGS :
PUGS ( Pedoman Umum Gizi Seimbang) (Depkes RI, 2014). Kesepuluh
pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;
Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok;
Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
Biasakan Sarapan;
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
7
S.A.F
NCP
(Nutrition Care Proses)
NCP adalah Proses Asuhan gizi terstandar yang memecahkan masalah dengan menggunakan
pendekatan sistematis dan terstandar agar asuhan gizi menjadi tepat, efektif dan aman.
The Nutrition Care Process (NCP) is designed to improve the consistency and quality of
individualized care for patients/clients or groups and the predictability of the patient/client outcomes. It is
not intended to standardize nutrition care for each patient/client, but to establish a standardized process
for providing care. There are four steps in the process:
1. Nutrition Assessment
2. Nutrition Diagnosis
3. Nutrition Intervention
4. Nutrition Monitoring and Evaluation
8
S.A.F
Chapter 1
Definisi Anak, Dewasa, Lansia
a. Anak (Pediatric)
Anak (Pediatric) adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun ,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dengan kata lain anak
seseorang yang berusia 0-18 tahun (Undang-undang no 23 tahun 2002, PMK
no 25 & WHO)
b. Remaja (Youth)
Remaja adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin
(Kemenkes. RI)
c. Dewasa (Adult)
Dewasa adalah seseorang yang berusia 18 – 60 (hurlock 1990).
d. Lansia (Geriatri)
Seseorang yang berusia > 60 tahun (WHO).
A. Antropometri
Berat badan (BB) atau Weight adalah gambaran massa tubuh seseorang.
Sedangkan Tinggi Badan/Panjang Badan (TB/PB) atau Height adalah jarak yang
diukur antara tumit bawah kaki dengan puncak kepala pada saat berdiri tegak.
Alat ukur tinggi badan (meteran) dan untuk Berat Badan (
timbangan/dacin/bathroom scale/timbangan digital)
9
S.A.F
2. Berat Badan Kering atau Berat Badan Koreksi (BBK) atau Dry Weight
Jika ada kondisi penumpukan cairan baik edema atau ascites maka untuk BB
Aktualnya gunakan Berat badan Kering (Berat Badan Koreksi) :
Atau
10
S.A.F
Catatan : sejauh ini belum menemukan ada catatan khusus untuk edema atau
ascites pada anak. Jadi klasifikasi diatas bisa di gunakan, sampai ada literatur
terbaru)
11
S.A.F
BB =
12
S.A.F
13
S.A.F
6. STATUS GIZI
Status Gizi adalah ukuran mengenai kondisi tubuh manusia. Cara mengetahui
Status Gizi :
A. Status Gizi Dewasa :
Untuk status gizi orang dewasa usia >17 tahun maka banyak rumus yang
bisa di gunakan yaitu :
a. Rumus IMT Dewasa (Kemenkes RI)
Rumus IMT = BB / TB(m) ²
BB: Berat Badan
TB: Tinggi Badan
Kategori IMT menurut DEPKES RI
< 17.0 Kurus Kurang berat badan Berat
17.0 – 18,5 Kurus Kurang berat badan ringan
18,5 – 25.0 Normal Normal
25,0 – 27,0 Gemuk Overweight
>27,0 Gemuk Obesitas
14
S.A.F
BBR = x 100%
Gizi buruk <80%
Kurus <90%
Normal 90-110%
Overweight >110%
Obesitas ≥ 120%
(standar BBR)
Selain itu, status gizi bisa di tentukan dengan metode LILA. Metode ini bisa di
gunakan pada pasien pediatrik, Dewasa ataupun Lansia atau usia > 1 tahun.
Obesitas >120 %
Overweight 110-120%
Gizi Baik 85-110 %
Gizi Kurang 70,1 – 84,9 %
Gizi Buruk <70%
15
S.A.F
d. Perkiraan IMT (BMI) untuk LANSIA ( >60 tahun) dengan LILA ( jeremy
powel, UK dietitien)
Rumus ini pernah di teliti pada pasien lansia di Hongkong. Rumusnya :
Pria = (1,1 x LILA) – 6,7
Wanita = (1,01 x LILA) – 6,7
16
S.A.F
17
S.A.F
18
S.A.F
19
S.A.F
20
S.A.F
21
S.A.F
22
S.A.F
23
S.A.F
24
S.A.F
25
S.A.F
Kategori CDC :
< 3th percentile Gizi Kurang
>3th – 95th percentile Normal
>95th percentile Gizi Lebih
26
S.A.F
27
S.A.F
28
S.A.F
Estimasi ini di gunakan untuk menghitung status gizi BB/U anak 0-10
tahun, dalam kondisi darurat dan tidak memiliki tabel Z-score ataupun CDC.
Rumusnya :
Catatan : Rumus ini tidak terlalu direkomendasikan, hanya saja bisa digunakan dan
dijadikan gambaran untuk mengetahui status gizi anak BB/U secara cepat
dalam kondisi yang benar benar darurat. (Suratman, AMG)
29
S.A.F
3.Lingkar Pinggang
Laki = ≤ 90cm ( Normal)
Wanita = ≤ 80cm ( Normal)
Rasio LPP =
a.Wanita Usia Subur atau ibu hamil = < 23,5 cm ( beresiko Kurang Energi
Kronis ( KEK)
b. Bayi 0-30 hari = ≤ 9,5 cm ( resiko Malnutrisi )
c. Balita 1-5 tahun = ≤ 12,5 cm ( resiko Malnutrisi)
d. pada Laki-laki = ≤ 20 cm (Resiko Malnutrisi)
30
S.A.F
B. Pemeriksaan Biokimia
31
S.A.F
Normal <75
Kekurangan cadangan ginjal 75-100
Insufiensi ginjal 25-75
Gagal ginjal kronik <25
Gagal ginjal Terminal <5
Sumber : MNU,2006
32
S.A.F
33
S.A.F
Nilai GCS(
Kesadaran Pasien glass glow
coma scale)
Kompos mentis. Pasien Sadar Penuh 15-14
Apatis Pasien tampak acuh/tidak peduli 13-12
Delirium Penurunan kesadaran dengan gangguan motorik 11-10
Somnolen Mengantuk, dan bangun jika mendapat 9-7
rangsangan
Sopor Pasien sangat mengantuk/dalam 6-5
Semi-koma Penurunan kesadaran namun respon terhadap 4
nyeri masih ada
Koma Pasien tidak sadar sama sekali dan tidak ada 3
respon sama sekali.
Sumber : BAIPD jilid 1 Edisi IV FK UI 2006
34
S.A.F
35
S.A.F
36
S.A.F
37
S.A.F
38
S.A.F
39
S.A.F
40
S.A.F
41
S.A.F
42
S.A.F
43
S.A.F
D. Kebutuhan Gizi
Banyak rumus yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan gizi /kalori
seseorang.
jika status gizi pasien normal gunakan Berat Badan Aktual (BBA) untuk
perhitungan kebutuhannya, dan bila status gizi pasien malnutrisi baik underweight
ataupun over/obesitas sebaiknya gunakan Berat Badan ideal (BBI) untuk
perhitungannya (American College of Chest Physicians equation)
Atau jika tetap ingin menggunakan Berat badan Aktual (BBA) pada kondisi
Malnutrisi. karena beberapa perhitungan seperti harist benedict, Mifflin harus tetap
menggunakan BBA, maka sebaiknya gunakan pengurangan ataupun penambahan
kalori untuk menaikan ataupun menurunkan berat badan yaitu sebesar 400-1000 kalori
dari total energi.
Rumus Rumus kebutuhan gizi/kalori seseorang baik orang sehat ataupun
pasien sakit diantaranya :
44
S.A.F
Atau
Faktor Stres (di buku penutun diet, asuhan gizi, dll)
Tidak Ada stres, status gizi normal 1,1
Stres Ringan : peradangan saluran cerna, kanker, 1,2-1,4
bedah efektif, trauma, demam, operasi, cidera
kepala ringan
Stres Sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, 1,4-1,5
penyakit hati
Stres berat : HIV Aids+komplikasi, bedah 1,5-1,6
multisistem, TB Paru + komplikasi
Stres sangat berat : Luka kepala berat. 1,7
45
S.A.F
2. Rumus Mifflin.
Rumus ini, rumus yang sering digunakan oleh dietitian di Rumah sakit, untuk
menghitung kebutuhan orang sakit. Rumusnya :
BMR Laki = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
BMR Wanita = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
Faktor stress
(ADA.manual clinic dietetic.2000)
Operasi 1-1,2
trauma 1,2-1,6
infeksi berat 1,2-1,6
Peradangan/Inflamasi saluran
cerna/ selaput rongga perut 1,05-1,25
(Peritonitis)
Patah Tulang 1,1-1,3
infeksi dengan trauma 1,3-1,5
Sepsis 1,2-1,5
Cedera Kepala 1,3
Kanker/ Tumor 1,1-1,45
Luka Bakar berdasarkan luasnya :
0%-20% 1-1,5
20%-40% 1,5-1,85
40%-100% 1,85-2,05
1,2 per 1C
Demam >37°C
46
S.A.F
Atau
Faktor Stress (di buku penutun diet, asuhan gizi, dll)
Tidak Ada stres, status gizi normal 1,1
Stres Ringan : peradangan saluran cerna, 1,2-1,4
kanker, bedah efektif, trauma, demam,
operasi, cidera kepala ringan
Stres Sedang : sepsis, bedah tulang, luka 1,4-1,5
bakar, penyakit hati
Stres berat : HIV Aids+komplikasi, bedah 1,5-1,6
multisistem, TB Paru + komplikasi
Stres sangat berat : Luka kepala berat. 1,7
(kebutuhan protein, lemak, KH , mikronutrien menyesuaikan)
47
S.A.F
4. Rumus GGK/CKD/CRF
Rumus ini digunakan untuk pasien dengan masalah pada ginjal.
a. Kebutuhan Energi :
jika usianya < 60 tahun = ( 35 x BBIdeal)
jika usianya > 60 tahun = ( 30 x BBIdeal)
b. kebutuhan protein :
jika tanpa Haemodialisa = ( 0,6 – 0,8 x BB Aktual).
Jika haemodialisa atau CAPD = 0,8 - 1,2 x BB Aktual
48
S.A.F
Bokong 9%
Lengan kanan 9%
Lengan kiri 9%
Paha kanan 9%
Paha Kiri 9%
Betis kanan 9%
Betis kiri 9%
Kemaluan 1%
Anak dan bayi ( 0-5 tahun)
< 1 tahun 18 %
Kepala
1-5 tahun 14 %
Badan 36 %
Tangan Kanan 9%
Tangan Kiri 9%
< 1 tahun 14 %
Kaki kanan
1-5 tahun 16 %
< 1 tahun 14 %
Kaki kiri
1-5 tahun 16 %
Telapak Tangan 1%
Kemaluan 1%
49
S.A.F
7. Rumus Sylvia-escoutstump
Rumus ini di ambil dari literatur buku sylvia-escoutstump, digunakan untuk
pasien yang mengalami gangguan saluran napas atau paru-paru. Rumusnya :
Energi = 25-30 kkal x BB aktual.
Protein= 1 x BB aktual
9. Rumus Schofield
Rumus ini bisa digunakan untuk menghitung kebutuhan gizi anak 0-17 tahun,
akan tetapi kelemahannya data BB dan TB harus tersedia. Rumusnya :
50
S.A.F
51
S.A.F
trauma 1,2-1,6
infeksi berat 1,2-1,6
Peradangan/Inflamasi saluran
cerna/ selaput rongga perut 1,05-1,25
(Peritonitis)
Patah Tulang 1,1-1,3
infeksi dengan trauma 1,3-1,5
Sepsis 1,2-1,5
Cedera Kepala 1,3
Kanker/ Tumor 1,1-1,45
Luka Bakar berdasarkan luasnya :
0%-20% 1-1,5
20%-40% 1,5-1,85
40%-100% 1,85-2,05
Demam 1,2 per 1C >37°C
atau
52
S.A.F
53
S.A.F
54
S.A.F
55
S.A.F
Cairan = 30 ml x BB
56
S.A.F
Rumusnya adalah :
Contoh :
Konversi ke bulan
0 0 1 tahun
0 12 Bulan (12)
57
S.A.F
Keterangan :
Jika hasil pengurangan tanggal sama dengan negatif ( maka hasil usia bayi -1) tetapi
jika hasil pengurangan tanggal positif (hasil usia bayi – 0)
Rumusnya :
58
S.A.F
Rumus Thremick –Fier
Rumus ini digunakan untuk menghitung dosis obat berdasarkan berat
badan dalam Kg :
Dosis =
*dosis dewasa contohnya. (paracetamol dosis untuk dewasanya 500 mg)
59
S.A.F
60
S.A.F
Contoh Soal :
DIKETAHUI :
NAMA : An S
JK : LAKI-LAKI
UMUR : 17 TAHUN
BERAT BADAN : 50 KG
ATLET : BOLA
LATIHAN :
1. LARI : 2 HARI SEMINGGU KEC.5,5 MENIT/KM SELAMA 1
JAM = (1x60)=60menit
2. BOLA : 2 KALI SEMINGGU SELAMA 2 JAM = (2x60 =120)
Perhitungan Kebutuhan :
61
S.A.F
62
S.A.F
E. Satuan Energi
Sebelumnya mungkin kita pernah mendengar istilah
1 gram protein = 4 kalori,
1 gram lemak = 9 kalori
1 gram karbohidrat = 4 kalori.
Darimana angka ini bisa di dapat., angka ini merupakan hasil dari penelitian
dengan bom kalorimeter. Dan sekarang kita kenal dengan Faktor Atwater.
Satuan energi yaitu kalori (Kal)/kkal : 1 Kal adalah banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 liter air dari 14,5 °C ke 15,5 °C.
1 kkal = 4,2 kJ (kilojoule)
Tabel 1. Faktor Atwater
Zat Nilai Energi Kehilangan Energi Kehilanga Energi
Gizi Pembakaran selama Tersedia n Selama Fisiologis
(Kkal/g) Pencernaan Setelah Metabolis (Kkal/g)
(%) Pencernaan me (Kkal)
(Kkal/g)
KH 4,10 2 4,0 - 4,0
Lemak 9,45 5 9,0 - 9,0
*)
Protein 5,65 8 5,2 1,2 4,0
Jadi energi yang didapat adalah: 4 Kkal/g untuk karbohidrat, 4 Kkal/g untuk
protein, dan 9 Kkal/g untuk lemak.
Sistem penilaian energi dalam makanan ini dikemukakan oleh Dr W.O.
Atwater pada tahun 1899. Atwater membuat experimen dengan menganalisis feses 3
pemuda Amerika selama 3-8 hari. Atwater menemukan bahwa hanya 92% protein,
95% lemak dan 99% karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Perhitungan jumlah energy
dalam suatu bahan makanan
63
S.A.F
Kebutuhan protein =
Kebutuhan Lemak =
Kebutuhan Karbohidrat =
Untuk kebutuhan protein juga bisa menggunakan satuan g/Kg berat badan.
Pada beberapa kondisi atau sesuai keperluan.
64
S.A.F
Multiple trauma,CHI
Gagal ginjal akut 0,7-0,8 gram x BB
Gagal ginjal akut hemodialisa 1,2 – 2 gram x BB
Gagal ginjal kronik HD 1,1 – 1,4 gram x BB
Penyakit Hati 1-1,5 gram x BB
Contoh soal :
BB = 40
Total energi : 1500,
Protein : 0,8/kgBB,
Lemak : 25 %
KH by Different ?
Jawab :
o Protein = 0,8 x 40 = 32 x 4 = 128 kkal
o Lemak = (0,25 x 1500) = 375 kkal
o KH by Different (kkal) = energi – (protein+lemak)
= 1500- 503 = 997 kkal
65
S.A.F
66
S.A.F
67
S.A.F
68
S.A.F
69
S.A.F
GOLONGAN II
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI
70
S.A.F
GOLONGAN III
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI
1 Satuan Penukar = 75 Kalori, 5 g Protein, 3 g Lemak dan 7 g Kh
Bahan Makanan Berat URT Ket.
Kacang hijau 20 g 2 sdm S++
Kacang kedele 25 g 2 ½ sdm S+
Kacang merah 20 g 2 sdm S+
Kacang tanah 15 g 2 sdm S+ Tj+
Kacang tolo 20 g 2 sdm
Keju kacang tanah 15 g 2 sdm Tj+
71
S.A.F
GOLONGAN IV SAYURAN
Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan kalorinya dapat diabaikan
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
+
Gambas/ Oyong S Lettuce S+
Jamur kuping S++ Slada air S+
Ketimun S+ K+ Slada S+ K+
Lobak S++ Tomat
Labu air Baligo
Sayuran B
1 Satuan Penukar (100 g) = 25 Kalori, 1 g Protein dan 5 g Kh
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
+
Bayam K Kangkung S+
Bit K+ Kucai S+
Buncis S++ Kacang panjang S+
Brokoli S+ Kecipir
++
Caisim S Labu siam
Daun Pakis S++ Labu waluh K+
Daun kemangi S+ Pare S++
Genjer Pepaya Muda S+
Jagung muda S+ Rebung S+K+
Jantung pisang S+ Sawi S+
72
S.A.F
Sayuran C
1 Satuan Penukar (100 g) = 50 Kalori, 3 g Protein dan 10 g Kh
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
+ +
Bayam merah SK Kacang kapri S+
Daun katuk S++ Kluwih Ka+
Daun melinjo S++ Melinjo
+
Daun pepaya K Nangka muda S+
Daun singkong S+ K+ Toge kcng kedelai
73
S.A.F
GOLONGAN VI SUSU
Susu Tanpa Lemak
1 Satuan Penukar = 75 Kalori, 7 g Protein, dan 10 g Kh
74
S.A.F
75
S.A.F
Lemak Jenuh
Bahan Makanan Berat URT Ket.
Kelapa 15 g 1 ptg kcl K+
Lemak babi/sapi 5g 1 ptg kcl
Mentega 5g 1 sdt
Minyak kelapa 5g 1 sdt
Minyak kelapa sawit 5g 1 sdt
Santan 40 g 1/3 gls K+
Keju krim 15 1 ptg kcl
76
S.A.F
Catatan (untuk lemak, KH dan Zat gizi mikro perhitungannya sama dengan
protein)
77
S.A.F
Udang 8
Bayam 3,9
Ikan 1
Tahu 0,8
Nasi 0,5
78
S.A.F
H. Jenis Diet
79
S.A.F
80
S.A.F
j.Diet Hiperemesis
diet ini biasanya di berikan kepada pasien dengan kehamilan. Yang
mengalami mual dan muntah berlebihan. Prinsipnya yaitu : KH = 75-85 % dari total
energi. Lemak rendah = <10% . sedangkan protein = 10-15%.
k.Diet preeklampsi
81
S.A.F
l.Diet Tinggi FE
diet ini untuk pasien Anemia.
O.Diet DM
Untuk pasien Diabetes Melitus. dietnya ada DM (1100, 1300, 1500, 1700
1900, 2100, 2300, 2500) kkal. Pembatasan gula murni 5 % dari total energi.
Q. Diet Gluten
Untuk pasien autis dan gluten enteropaty, pembatasan asupan gluten.
82
S.A.F
S. Diet Lambung
Diet diberikan kepada pasien penderita lambung, bentuk makanannya
bertahap dari makanan lumat, lunak bubur, lunak tim dan makanan biasa.
T. Formula WHO
Formula WHO diperuntukan untuk pasien Malnutrisi.
Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit ( air ),
diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan
volume menjadi 1000 ml. Larutan bias langsung diminum atau dimasak selama 4
menit . Pertahankan cairan tetap menjadi 1000 ml
83
S.A.F
Satuan per
BAHAN MAKANAN F 75 F 100 F 135
1000 ml
Susu Skim bubuk Gr 25 85 90
Gula pasir Gr 100 50 65
Minyak sayur Gr 30 60 75
Larutan
Ml 20 20 27
Elektrolit
Tambahan air sampai Ml 1000 1000 1000
Nilai Gizi :
Energi Kkal 750 1000 1350
Protein Gr 9 29 33
Laktosa Gr 13 42 48
Kalium mmol 36 59 63
Natrium mmol 6 19 22
Magnesium mmol 4,3 7,3 8
Seng ( Zn ) mg 20 23 30
Tembaga ( Cu) Mg 2,5 2,5 3,4
Energi Protein % 5 12 10
Energi lemak 5 36 53 57
Osmolaritas Mosm/l 413 419 508
Catatan : Jika ada diare, susu yang digunakan susu free laktosa.
84
85
Per 1 sajian Kandungan Gizi
Nama Produk Susu
Takar Berat (g) Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr) Natrium (mg) Kalium Serat Inulin (mg) FOS Kromium
Diabetasol 4 60 260 10 7 39 110 340 3
Ensure 5 53,8 230 9 6 31 190 340 2
Entrakids 3 45 200 6 7 29 35 300
Entramik 4 58 260 10 8 37 125 110 3
Hepatosol 4 60 240 9 2 46 125 70
Hepatosol LoLa 4 60 240 12 2,5 42 140 70
ISOCAL 4 56 250 9 9 34 200 460
Isomil 100 474 14,9 20 57,84 220 600 1,66
Neo-Mune 1 Sachet 48 200 12,5 5,79 25,01
Nephrisol 4 61 260 5 6 47 100 60
Nephrisol D 4 61 260 13 6 39 65 85
Nutren Diabetes 100 450 17 20 50 390 565 4
Nutren Fibre 7 58 250 10 9 31 230 270 4
Nutren Optimum 7 55 240 10 10 28 125 245 3
Nutrican* 5 81 340 20 8 48 65 180 3 36
Pan-Enteral 1 Sachet 40 200 6,12 10,28 21,81
Pediasure 5 45,5 220 7 11 24 105 290 1
Peptamen 7 55 250 8 10 31 220 230
Peptamen Junior 7 55 250 7 10 35 170 270 0
Peptibren* 4 69 290 15 5 44 65 710 3
Peptimune 5 63 250 16 2,5 41 55 55
Peptisol 5 63 250 14 3 43 130 100
S.A.F
KARBOHIDRAT COUNTING
Contoh soal : dalam 110 gram kentang mengandung 40 gram KH. Berapa
carbingnya ?
Lalu kita hitung carbingnya = 40 / 15 = 2,6 carbing
Jadi dalam 110 gram kentang mengandung 2,6 carbing. Atau 1 carbing
kentang ( 15 gram KH) = 110 /2,6 = 42 gram
86
S.A.F
87
S.A.F
88
S.A.F
89
S.A.F
90
S.A.F
saluran
pernafasan
Cefataxime Menangani Diare, pusing, kejang-
infeksi akibat kejang, ruam kulit, demam
bakteri, mencegah
infeksi pada luka
operasi
Ringer Mengembalikan Panas, infeksi pada tempat
Laktat keseimbangan penyuntikan
elektrolit pada
saat dehidrasi
d. FH.5. Perilaku
FH.5.4 Perilaku makan pasien An.M masih di awasi oleh orang tuanya
e. FH.7. Aktifitas dan Fungsi Fisik
1) FH.7.2 Gizi terkait ADLs dan IADLs
FH.7.2.2 Mampu untuk makan sendiri tanpa perlu bantuan dari orang
lain
FH.7.2.7 Ingat untuk makanan dan mengingat makanan yang sudah
dimakan
2) FH.7.3 SMRS aktifitas fisik yang rutin dilakukan adalah bermain,
tidur siang. An.M belum ikut sekolah PAUD.
3) FH.7.2.8 Recall Makan
Tabel 5.
Recall 24 Jam Sebelum Masuk Rumah Sakit
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Hasil Recall 115 6,7 3,9 12,7
Kebutuhan 1.056,64 42 23 169
Persentase (%) 10% 15,9% 16,9% 7,5%
Tabel 6.
FFQ Satu Bulan Sebelum Masuk Rumah Sakit
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Hasil Recall 657,1 26,1 10,1 111
Kebutuhan 1.056,64 42 23 169
Persentase (%) 62,2% 62,1% 43,8% 65,7%
2. AD. Antropometri
a. AD.1.1 Komposisi Tubuh/ Pertumbuhan/ Riwayat Berat Badan
AD.1.1.1 Tinggi Badan : 86 cm
91
S.A.F
Tabel 7.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks BB/U
Indeks Kategori Status Ambang Batas (z-Score)
Gizi
Berat Badan Menurut Gizi Buruk <-3 SD
umur (BB/U) Anak Umur Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
0-60 bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Sumber : (Kemekes RI, 2011).
92
S.A.F
93
S.A.F
C. Diagnosa Gizi
Tabel 10.
Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiologi Sign/Simtomps
NI.1.2 Asupan Energi Berkaitan dengan Ditandai dengan hasil
Inadekuat kurangnya pengetahuan recall 24 jam asupan energi
terkait makanan dan zat 10%, Keadaan mual,
gizi terkait dengan penurunan nafsu makan,
asupan energi lesi pada lidah, berat badan
yang tidak ideal.
NC.4.1 Malnutrisi Pengetahuan makanan Ditandai dengan Status gizi
dan zat gizi yang kurang -2,4 SD (status gizi
terutama mengenai kurang).
jumlah energy dan
jumlah, tipe protein
makanan
D. Intervensi Gizi
Rencana Intervensi Gizi
94
S.A.F
Tabel 11.
Standar Penukar Makanan Hari ke-1 (01/11/2017)
Bahan Makanan Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (g) (g) (g)
Karbohidrat 1,5 P 262,5 6 - 60
Hewani (RL) 2P 100 14 4 -
Hewani (LS) 1P 75 7 5 -
Nabati 2P 150 10 6 14
95
S.A.F
Sayur 3P 75 3 - 15
Buah 3P 150 - - 36
Minyak 1,5 P 75 - 7,5 -
Gula 3P 150 - - 36
Perencanaan 1081 41 22,5 171
Kebutuhan 1056,64 42 23 169
% 102 % 97 % 97 % 101 %
Tabel 12.
Tabel 13.
Pembagian Menu
Waktu Pola menu Menu Bahan Berat Bahan
(g) Penukar
Snack Buah Buah Potong Pepaya 190 1P
Makan KH Bubur Nasi Nasi 200 ½P
Siang
(12.15)
Hewani Omelet Telur 60 1P
Nabati Tahu Bacem Tahu 110 1P
Sayur Bening Sayur Labu siam 100 1P
Buah Pisang Pisang 50 1P
Gula Gula Pasir 6 ½P
Minyak Minyak 2,5 ½P
Snack Sore Puding Tepung 12 ¼P
Hunkwe
96
S.A.F
Gula Pasir 13 1P
Makan KH Bubur Nasi Nasi 200 ½P
Sore
(16.15)
Hewani Rolade Ayam Daging 40 1P
Ayam
Nabati Tempe bb Tempe 50 1P
kuning
Sayur Sup Wortel Wortel 100 1P
Buah Melon Melon 190 1P
Gula Gula Pasir 6 ½P
Minyak Minyak 2,5 ½P
kelapa
Makan KH Bubur Nasi Nasi 200 ½P
Pagi
(07.30)
Hewani Bola bola Ayam 40 1P
daging Cincang
Sayur Tumis Sawi Sawi 100 1P
Gula Gula Pasir 6 ½P
Minyak Minyak 2,5 ½P
Kelapa
97
S.A.F
Tujuan Umum :
98
S.A.F
99
S.A.F
100
S.A.F
2.
Jumlah Total Standar Kelonggaran (SK) 0,028
101
S.A.F
E= D*C : A
Z = Jumlah Pasien : Jumlah tenaga
XY= (Jam Kerja x 60) : Z
H = XY x Jumlah Pasien : 60
Kebutuhan Tenaga Kerja =
= (A x H) : (B x E)
102
S.A.F
SUHU PENYIMPANAN
Disajikan
Akan segera Belum akan
No Jenis Makanan dalam waktu
disajikan disajikan
lama
1 Makanan Kering 25-30C
2. Makanan berkuah >60C -10C
Makanan Cepat Basi
3 ≥65,5C -5-1 C
(santan, telur, Susu)
4 Makanan disajikan dingin 5 – 10 C <10 C
103
S.A.F
Sebelumnya kita harus mampu membedakan nama dan istileh dalam SPMI :
b. Buatkan menu Makan siang untuk karyawan pabrik sepatu , 600 orang,
harga makanan 8500 . 5 hari kerja ?
Jawab:
104
S.A.F
2. Spesifikasi Menu
Macam Menu Makan Siang
Konsumen Karyawan Pabrik
Jenis Menu Standar
Siklus Menu 10 siklus
Pola Makan Makan siang , jam. 12.00 WIB
Pola Menu Nasi, Hewani, sayur, Buah
Besar Porsi Nasi : 2 1/2 P
Hewani : 1 P
Sayur : 1 P
Buah : 1 P
Harga Rp 8500
4. Master Menu
Bahan bahan kemudian di distribusikan dengan siklus 10 hari.
Pola 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menu
KH Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs
Hewn tlr Dsapi aym ikan sosis tlr Dsapi aym ikan sosis
Sayr wrtl bym bncis oyg labu wrtl bym bncis oyg labu
Buah pep mel pis sem apl pep mel pis sem apl
105
S.A.F
5. Format Menu
Sesuaikan dengan master menu lalu buat nama menu
Menu 1 Menu 2 Menu 3 Dst......
Nasi Putih Nasi putih ........
Fu yung Hai Gepuk ........
Sayur wortel Sayur bayam ........
Pepaya melon ..........
6. Pedoman Menu
Lalu dari format menu buatkan pedoman menunya
No Menu 1 Bahan Makanan Berat kotor
1 Nasi Putih Beras 125
2 Fu Yung Hai Telur Ayam 1 butir
Wortel 0,25
Saus tomat 10 gr
Garam 0,5 gr
Gula Pasir 0,1 gr
M. Goreng 10 gr
3 Sayur Bayam Bayam 100 gram
Garam 0,5 gr
Gula pasir 0,5 gr
Salam 0,5 lembar
Bumbu putih 10 gr
4 Buah Pepaya 85 gr
7. Menu
Terakhir buat susunan menunya
Menu Makan Siang Dst......
Hari Senin
Nasi Putih
Fuyung Hai
Sayur Bayam
Buah
106
S.A.F
A. HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem jaminan
mutu keamanan pangan atau produk yang mendasarkan pada kesadaran bahwa bahaya
dapat timbul pada setiap titik tahapan produk, namun dapat dilakukan pencegahan
melalui pengendalian titik-titik kritis.
Lankah-langkahnya adalah :
1. FORM 1 : TIM HACCP
1 Ketua
2 Anggota
3 Anggota
4 Anggota
5 Anggota
6 Anggota
107
S.A.F
No Nama produk
1 Bahan baku yang digunakan
2 Karakteristik produk akhir
3 Metode pengolahan
4 Kondisi penyimpanan
5 Metode transportasi/distribusi
6 Metode penyajian
No Nama Produk
1 Deskripsi Cara Konsumsi
2 Pengguna Produk
Keparahan
Signifikans
Pengendali
Pencegaha
Penyebab
(M,K,F)
Peluang
Bahaya
Bahaya
Bahaya
Jenis
Tahap
an
Proses
1. - - - H H S
2. - H M NS
3. - - M M NS
4. - - L H NS
H: High, M : medium , L: Low, S : Signifikansi
Peluang : peluang terjadinya bahaya
Keparahan : keparahan bahaya
108
S.A.F
Y Tida
Bukan CCP
P 2. Apakah pengolahan (termasuk cara penggunaan oleh konsumen), dapat
menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai tingkat yg aman ?
Y Tida
Bukan
CCP
2. Pertanyaan yang diajukan untuk setiap bahaya dan setiap tahap proses
Y Tidak
Bukan CCP
CCP
109
S.A.F
Y Tidak
Ke P5 Ke P
Y Tidak
Bukan CCP
CCP
Y Tida
110
S.A.F
Tindakan
Tahapan
TKK
Batas Kritis
Pemantauan Verifikasi
Koreksi
Apa
Dimana
Bagaimana
Kapan
Siapa
Dokumentasi
Apa dan Apa dan
siapa siapa
111
S.A.F
KOMPONEN SKP
Pemilihan dan Penyimpanana Bahan Makanan (PPB) 8 sub kompnen
Higiene Pengolah (GBP) 8 sub komponen
Pengolahan Bahan Makanan (PBM) 27 sub komponen
Distribusi Makanan (DPM) 7 sub komponen
2.INTERPRETASI SKP
O KATAGORI SKP
B A I KKEAMANAN (%)
1 0,9703 ( 97,03 %)
.
FORM PENILAIAN SKOR KEAMANAN PANGAN (SKP)
N NILAI
KOMPONEN & SUB KOMPONEN
O (1) (2)
A. Pemilihan dan Penyimpanan Bahan makanan (PPB)
1. Bahan makanan yang digunakan masih segar 1 0
*
2. Bahan makanan yang digunakan tidak rusak 3 0
3. Bahan makanan yang digunakan tidak busuk 3 0
4. Tidak menggunakan wadah / kotak bekas pupuk atau 3 0
pestisida untuk menyimpan dan membawa bm
5. Bahan makanan disimpan jauh dari bahan beracun / 3 0
berbahaya
112
S.A.F
113
S.A.F
114
S.A.F
Keterangan : (1) Nilai, jika kriteria terpenuhi ; (2) Nilai, jika kriteria tidak
terpenuhi (0)
115
S.A.F
116
S.A.F
117
S.A.F
118
S.A.F
119
S.A.F
120
S.A.F
121
S.A.F
122
S.A.F
123
S.A.F
dan Kekurangan
Mengkonsumsi
13) Vitamin Hati, ginjal,
· Koenzim dan · Nyeri saat
B1(tiamin) = susu, mentega, metabolisme perjalanan impuls
C12H17ON4S kuning telur,
· Metabolisme di saraf perifer
ikan, kacang- karbohidrat · Pembengkakan
kacangan, dan · Memelihara neuron pada
kulit ari padi fungsi sistem susunan saraf pusat
saraf · Beri-beri dan
· Memelihara endema
sistem · Hilang nafsu
pencernaan dan makan
nafsu makan · Gangguan
jantung dan otot
· Mata lemah
14) Vitamin Hati, ginjal,
· Transmisi · Luka di sudut
B2(riboflavin jantung, otak, rangsangan bibir (keilosis)
laktoflavin) = susu, telur, cahaya ke saraf · Katarak
C17H20O6N4 mentega, mata · Dermatitis
sayuran, dan
· Menjaga nafsu · Diare
ragi makan · Kelemahan otot
· Memelihara
kulit di sekitar
mulut
15) Vitamin Susu, hati, ikan,
· Pertumbuhan · Penyakit pelagra
B3 (niasin) = telur, dan sel dengan gejala 3D
C6H5O2N sayur-sayuran · Bersama fosfat (radang
membentuk kulit/dermatitis,
koenzim yang diare, dan
berperan dalam demensia)
respirasi sel
16) Vitamin B5 (asam Ragi, hati,
· Memelihara · Radang kulit
pantotenat) = kuning telur, tingkat gula darah· Nafsu makan
C9H17O3N daging, buah- yang normal menurun
buahan dan
· Komponen · Insomnia
sayur-sayuran struktur koenzim-
A yang berperan
dalam proses
124
S.A.F
oksidasi sel
17) Vitamin Sayuran hijau, · Memelihara · Peradangan kulit
B6(piridoksin) = hati, daging, keseimbangan · Anemia
C8H12O2N telur, dan susu unsur P dan K
dalam sel
· Aktif dalam
pembentukan
antibodi dan
beberapa koenzim
dalam
metabolisme
18) Vitamin Kacang- · Pembuatan · Anemia
B11 (asam folat) = kacangan, ragi, koenzim untuk
· Diare
C12H12O6N7 hati, daging, produksi eritrosit· Megaloblastosis
pisang, lemon,· Membentuk (membesarnya
dan sayuran asam nukleat eritrosis)
hijau untuk sintesis
· Terhambatnya
protein petumbuhan
19) Vitamin Daging, · Metabolisme · Kelelahan
B12(sianokobalin unggas, ikan, sel dan
· Pusing
= anti anemia telur, pertumbuhan · Anemia
pernisiosa) = susu,keju,hati, jaringan · Peradangan saraf
C63H90O3N2S udang dan· Pembentukan
kerang eritrosit
20) Vitamin H Kacang- · Koenzim · Depresi
(biotin) = kacangan, hati, metabolisme · Kurang nafsu
C10H16O3N2S dan kuning karbohidrat, makan
telur lemak, dan
protein
21) Vitamin C (asam Jeruk, tomat, · Pembentukan · Pendarahan pada
askrobat = nanas, pepaya, serabut kolagen gusi dan persendian
C6H8O6 semangka, · Menjaga · Otot sakit
stroberi, hati elastisitas kapiler
· Degenerasi
dan sayur- darah (pengurangan) sel-
sayuran segar · Menjaga sel kulit
perlekatan akar · Skorbut (penyakit
gigi pada gusi karena kekurangna
· Koenzim reaksi vitamin C)
125
S.A.F
katabolisme
karbohidrat dan
lemak
22) Vitamin A Sayur-sayuran· Memelihara · Xeroftalmia
(retinol = anti dan buah- kesehatan mata (terganggunya
seroftalmia) = buahan, dan kulit kelenjar air mata)
C20H30O berwarna · Pertumbuhan · Rabun senja
kuning dan tulang dan gigi · Kulit kasar
merah · Kelelahan
(mengandung
karoten), hati,
susu, dan
daging
23) Vitamin D Susu, minyak · Absorpsi fosfor
· Rakhitis (pada
(ergosterol = ikan, kuning dan kalsium bayi)
kalsiferol) = telur, ragi, dan
· Pembentukan · Osteomalasia
C28H44O sinar ultraviolet tulang dan gigi (melunaknya tulang
pada orang dewasa)
24) Vitamin E Kecambah, · Pembentuka · Penimbunan
(tokoferol = susu, kuning eritrosit lemak pada otot
antisterilitas)= telur, kacang-· Fungsi · Kemandulan
C29H50O2 kacangan, reproduksi · Pecahnya eritrosit
tumbuhan hijau· Mencegah
dan biji oksidasi lemak
gandum tak jenuh
25) Vitamin K Sayuran hijau,· Pembekuan · Darah sukar
(filokinon = anti hati dan daging darah membeku
hemoragia) = · Pembentukan · Pendarahan
C31H46O2 protombin dalam
hati
Sumber : Andreklopedia.com
126
S.A.F
1. Insulin Rapid-acting: Jenis insulin yang mulai menurunkan glukosa darah dalam
waktu 5 sampai 10 menit setelah injeksi dan memiliki efek terkuat 30 menit sampai 3
jam setelah injeksi, tergantung pada jenis yang digunakan. Jenis: Insulin glulisine
(Apidra), lispro insulin (Humalog), dan insulin aspart (Novolog)
2. Insulin Regular atau Short-acting: Biasanya mencapai aliran darah dalam waktu 30
menit setelah injeksi, dengan puncaknya pada 2 sampai 3 jam setelah injeksi, dan
efektif untuk sekitar 3 sampai 6 jam. Jenis: Humulin R, Novolin R
4. Insulin long-acting: mencapai aliran darah beberapa jam setelah injeksi dan
cenderung kadar glukosa rendah cukup merata selama periode 24 jam. Jenis: Insulin
detemir (Levemir) dan glargine insulin (Lantus)
127
S.A.F
128
S.A.F
Contoh ada pasien DM I berat badannya 60 kg. Rumusnya adalah 1/2 unit per kg BB.
Kemudian 60 kg dibagi 1/2 berarti 30 unit.
30 unit itu dibagi dua, yaitu untuk yang Long Acting Insulin (Fase Basal) sama yang
Rapid/Short Acting (Fase Postpandrial). Kalo berdasarkan gambar di atas, untuk yang
long acting (basal) itu 40% sehingga diperoleh 12 unit, sedangkan yang rapid/short
(pandrial) itu 60% kan jadi dapetnya 18 unit.
long acting (basal), diberikan sebelum tidur kan,. Dosisnya ya sesuai dengan
pembagian tadi, yaitu 12 unit (menurut gambar di aras atau Cheng and Zinman, 2005)
rapid/short (pandrial), diberikan sebelum makan. Jadi dosis yang diperoleh kan tadi 18
unit tu, berarti 18 unit dibagi 3 untuk makan pagi, siang, malam. Hasilnya tiap makan
mendapat injeksi insulin sebanyak 6 unit. Itu dosis yang ikut Cheng and Zinman.
2. Adapun dosis untuk yang DM tipe II :
Bisa memakai hanya insulin kerja menengah (intermediate) saja, atau
campuran insulin cepat dan menengah. Biasanya 2/3 unit diberikan sebelum makan
pagi dan 1/3 unit diberikan sebelum makan malam.
(medicalstudentnotes.wordpress.com)
129
DM 1100 DM 1300 DM 1500 DM 1700 DM 1900 DM 2100 DM 2300 DM 2500
130
Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi
Nasi 0,5 1 1 1 1,5 1,5 1,5 1,5
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1
Sayur A s s s s s s s s
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi Snack Pagi
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu 1 1
Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang Makan Siang
Nasi 1 1 2 2 2 2,5 3 3
Daging 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
Sayur A s s s s s s s s
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 2 2 2 2 3 3 3
Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore Snack sore
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam
Nasi 1 1 1 2 2 2 2,5 2,5
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 1
Sayur A s s s s s s s s
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
S.A.F
S.A.F
131
S.A.F
132
S.A.F
133
S.A.F
134
S.A.F
135
S.A.F
136
S.A.F
137
S.A.F
138
S.A.F
139
S.A.F
140
S.A.F
141
S.A.F
142
S.A.F
UJI
143
S.A.F
144
S.A.F
1. Rumus Slovin
Bisa digunakan jika jumlah Populasinya diketahui :
Sampel =
Sampel =
= 171 orang
Contoh : total Karyawan Gizi 200, petugas pantry 45. Jika sample yang akan
di ambil petugas pantry maka besar samplenya ?
Sampel = x 95
145
S.A.F
Tabel krejcie
UJI STATISTIK
Selanjutnya kita akan mengenal jenis jenis pengujian dalam statistik
diantaranya
UJI NORMALITAS DATA
Tujuan : untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak. Dikatakan data
terdistribusi normal bila sebaran datanya mengikuti pola bell-shaped.
Kegunaan untuk menentukan jenis analisis yang akan digunakan (parametrik atau
non parametrik)
146
S.A.F
Pengambilan keputusan :
p ≤ (=0,05) Ho ditolak
p > (=0,05) Ho diterima
STATISTIK PARAMETRIK
Berhubungan dengan inferensi statistik (pengambilan keputusan atas
masalah tertentu) yang membahas parameter-parameter populasi, seperti
rata-rata, populasi dsb.
Skala data yang digunakan Interval dan Rasio
Jenis data yang digunakan Numerik dan Kategori
Distribusi data (populasi) adalah normal
Jumlah sampel cukup besar (n>30)
147
S.A.F
Contoh soal :
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa ukuran Lila WUS di Kota Cimahi = 23,5 cm,
diambil 50 sampel WUS dan diukur Lila nya. Apakah ada perbedaan ukuran Lila
antara sampel dengan penelitian sebelumnya ?
Hipoteis
Ho : Tidak ada perbedaan ukuran Lila WUS antara sampel dengan populasi
Ha : Ada perbedaan ukuran Lila WUS antara sampel dengan populasi
Contoh soal :
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok
dengan berat badan bayi lahir. (Kategori : Merokok dan Tidak merokok,
Numerik kontinyu : bb bayi lahir)
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara riwayat hipertensi
dengan berat badan bayi lahir. (Kategori : Hipertensi dan hipertensi, Numerik
kontinyu : bb bayi lahir)
148
S.A.F
2. Lakukan uji t-independen untuk melihat apakah ada perbedaan nilai means
diantara 2 kelompok yang berbeda tersebut
Ho : Tidak ada perbedaan varians bb bayi antara kelompok merokok dan tidak
merokok
Ha : Ada perbedaan varians bb bayi antara kelompok merokok dan tidak
merokok
CATATAN :
Bila salah dalam pengambilan keputusan pada uji homogenitas varians (Levene test),
dapat mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan nilai sig.(2-tailed). Contoh hasil
analisis berikut memperlihatkan hasil nilai sig.(2-tailed) yang berbeda antara varians
sama dan varians berbeda
Contoh soal :
Suatu penelitian ingin mengetahui efektifitas tablet tambah darah, dengan
teknik random sampling didapatkan 30 sampel ibu. Pada awal penelitian
diukur kadar Hb masing-masing sampel, kemudian diberikan tablet tambah
darah selama seminggu. Pada akhir penelitian diukur kembali kadar Hb.
Apakah efektif pemberian tablet tambah darah untuk meningkatkan kadar Hb
ibu ?.
Hipotesis
149
S.A.F
Tahap penyelesaian :
150
S.A.F
Prosedur Analisis :
1. Buat Scatter Plot : Graphs Scatter/Dot Simple Scatter Define
2. Hitung koefisien korelasi (r) Pearson
3. Uji hipotesis nilai r
Analyze CorrelateBivariate
4. Jika nilai r bermakna, hitung koefisien regressi Y = a + b.x
5. Uji hipotesis koefisien regressi
Analyze RegressionLinear
151
S.A.F
1. Uji Median
Contoh soal :
Sebuah penelitian ingin mempelajari respons eliminasi obat phenylbutazone pada
penderita penyakit hati (Cirhosis Hepatis). Dua kelompok sampel diteliti; sampel
normal (sehat) dan sampel penderita CH. Apakah ada perbedaan waktu konsentrasi
plasma tertinggi antara sampel normal dan penderita CH ?
3. Mc. Nemar
Contoh soal :
152
S.A.F
Suatu penelitian untuk melihat hubungan antara kebiasaan minum kopi dan infark
miokard dengan desain penelitian kasus kontrol. Lakukan uji kemaknaan pada
=0,01.
4. Wilcoxon
Contoh soal :
Sampel terdiri dari 10 pasien mendapat catopril dengan dosis 6,25 mg. Pasien diukur
TD sistolik sebelum dan 70 menit setelah pemberian obat. Penelitian ini ingin
mengetahui apakah pengobatan tersebut efektif untuk menurunkan TD pasien
(=0,05) ?
5. Cohran-Q
Contoh soal :
Empat kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang mengikuti program diet, setiap
kelompok mendapatkan 1 macam diet yang berbeda dengan kelompok lain. Pada akhir
penelitian ditimbang bb nya dan dicatat, bila tidak ada peningkatan bb diberi nilai 1
dan bila ada peningkatan diberi nilai 0. Apakah ada perbedaan efektifitas antara
keempat macam diet tersebut (=0,05) ?
153
S.A.F
6. Friedman
Contoh soal :
Data 10 orang mahasiswa dicuplik secara random untuk evaluasi pengajaran dengan
tujuan perbaikan sistem ujian. Evaluasi berminat mengetahui apakah terdapat
perbedaan tingkat kesulitan ujian pada matakuliah Metodologi Penelitian, Statistik,
Komputer dan Bahasa Inggris (=5%) ?
7. Kruskal Wallis
Contoh soal :
Sebuah hipotesis menyatakan bahwa berat badan bayi berhubungan dengan status
kebiasaan merokok ibu pada trimester pertama. Untuk menguji hipotesis ini dicatat
data bb bayi dan status kebiasaan merokok ibu dengan 4 kelompok dalam periode 1
bulan terakhir. Ujilah apakah ada perbedaan bb bayi diantara 4 kelompok tersebut
(=5%) ?
8. Spearman (rs)
Contoh soal :
154
S.A.F
UJI CHI-SQUARE
Tujuan :
Prinsip Dasar :
Syarat penggunaan :
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (Expected value) Nol (0)
2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (Expected value) kurang
dari 5 lebih dari 20% jumlah keseluruhan sel
155
S.A.F
1. Penggunaan kode harus konsisten, gunakan kode rendah untuk terpajan (+)
dan outcome (+) dan kode tinggi untuk terpajan (-) dan outcome (-). Jika
salah pengkodean akan mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan nilai
POR, OR dan RR
2. Pada baris (row) gunakan untuk variable Independent, pada kolom (Column)
gunakan untuk variable Dependent
3. Output Chi-Square test, gunakan :
a. Fisher’s Exact Test bila ada nilai harapan < 5 (expected count
less than 5)
b. Continuity Correction bila tidak ada nilai harapan < 5 pada tabel
2x2
c. Pearson Chi-Square bila tabel lebih dari 2 x 2
156
S.A.F
Daftar Pustaka
Escout, Sylvia. 2008. Nutrition And Diagnosis Related Care edisi 6. Lipincout Wiliam
Publisher. USA
Insel Paul, dkk. 2006. Discouvering Nutrition second Edition. ADA. USA
http ://www.Depkes.go.id
http ://www.internationaldietetic.org
http ://www.persagi.org
http ://www.dietitians.ca
http ://www.who.int
http ://www.idai.or.id
http ://www.foodhaccp.com
http ://www.medicalstudent.w.com
http ://www.ncbi.nlm.nih.gov
157
S.A.F
158
S.A.F
Nama :
Suratman Abdillah Fajar., AMG
(S.A.F)
Email/WA :
Suratmanafajar13@gmail.com
WA : 082310427706
TTL :
Sumedang, 13 juli 1992
Pendidikan :
Lulusan D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung 2013
Pengalaman Kerja :
PT Frisian flag Cabang Bandung
ACS RS Siloam Karawaci Tanggerang
PRIMKOPKAM RS Krakatau Medika Cilegon
RS Muhammadiyah Bandung ( Sampai saat Ini)
Spesial Thanks :
Allah SWT
My Prophet Muhammad SAW
My Little Family
My Big Family, and all My Sister
My Family Unit Gizi RS Muhammadiyah Bandung
All Muhammadiyah Dietitien Indonesia
ENDIETS, EFAD, ICDA, Canada Dietitian, International Dietitien
Semua penulis Buku Terkait Gizi yang menjadi dasar pembuatan buku
saku ini.
Gizi 22
All Mahasiswa dan Alumni mahasiswa PKL RSMB
TO all My friends (M.hafidz, kang mas dll)
159
S.A.F
Catatan :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
160
S.A.F
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.................................................................................................................
161