You are on page 1of 12

Pengolahan Limbah Cair Hotel Dengan Membran Ultrafiltrasi Aliran Cross

Flow dan Pencucian Kimia Membran

Miki Randi1), Syarfi Daud2), Ivnaini Andesgur2)


1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2)Dosen Teknik Lingkungan
Laboratorium Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293
Email: mikirandi613@gmail.com

ABSTRACT
The construction of hotels is so rapid today will bring a significant effect on the
environment. Ultrafiltration membrane is one of wastewater treatment technologies,
but membranes have limitations such as the occurrence of the phenomenon of
concentration polarization and fouling. The research objective of this study the effect
of variations in transmembrane pressure against the rejection percentage BOD5,
COD, TSS, and the effect of variations in transmembrane pressure, concentration of
washing of the efficiency and effectiveness of washing the membrane. the
concentration of the washing of the efficiency and effectiveness of washing the
membrane. The process of ultrafiltration membranes and membrane chemical
washing wastewater at the hotel do with variations in pressure of 0.5 bar , 1.5 bar ,
and 2.5 bar. Variation of chemical cleaning agent concentration of 1%, 1.5% and
2%, rinsing with distilled water for 30 minutes, for filtering wastewater hotel for 120
minutes, and washing using chemical cleaning agent (NaOH and Detergent) for 30
minutes. Results highest percentage of rejection was 83.1% for BOD5, COD
parameter 69.6%, 66.7% TSS parameters in transmembrane pressure of 2.5 bar. The
highest washing efficiency of the value of Flux Recovery (FR) gained 88.59%, and the
value of resistance of Removal (RR) gained 95.00% in the washing detergent
ingredients with a concentration of 2% in the transmembrane pressure of 2.5 bar.
The highest leaching effectiveness obtained at 51.27% in the washing detergent
ingredients with a concentration of 2% and a transmembrane pressure of 2.5 bar.
Ultrafiltration membrane performance seen from the flux and rejection fit for use.

Keywords: Ultrafiltration membrane, Fouling, Transmembrane Pressure, Efficiency


of Washing, Effectiveness of Washing

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 1


PENDAHULUAN
Pembangunan hotel yang menimbulkan dampak yang negatif
begitu pesat saat ini akan membawa terhadap lingkungan sehingga dapat
pengaruh dan berdampak signifikan disebut sebagai clean technology,
terhadap lingkungan, akibat air limbah salah satu membran yang dapat
yang dihasilkan. Limbah cair hotel digunakan adalah membran
yang dibuang sembarangan dapat ultrafiltrasi, tetapi kendala yang
merusak lingkungan [Elystia dkk, dihadapi oleh teknologi membran
2012]. adalah fouling [Syarfi dan Khairat,
Karakteristik limbah cair hotel 2013].
mengandung BOD 69,69 mg/l, COD Fouling dapat dihilangkan
137,28 mg/l, dan TSS 125 mg/l. dengan tindakan pencucian
Parameter ini dapat mereduksi menggunakan chemical agent cleaning
kandungan oksigen di dalam air seperti detergen dan NaOH. Detergen
sehingga kadar oksigen terlarut dalam adalah pembersih sintetis campuran
air turun dan dapat mengakibatkan berbagai bahan, seperti surfaktan yang
kematian biota air seperti ikan, selain merupakan zat aktif permukaan yang
itu juga dapat membahayakan mempunyai ujung berbeda yaitu
kesehatan manusia, salah satu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka
teknologi alternatif pemisahan air lemak). NaOH sangat tepat sebagai zat
adalah teknologi membran [Helard dan pembersih untuk silika, koloid
Amelia, 2010]. anorganic dan foulant dari material
Teknologi membran mampu organik atau biologi [Scott, 1995].
memisahkan komponen partikel secara
spesifik, dapat beroperasi pada suhu METODOLOGI
rendah, kontinu, hemat energi, Alat dan Bahan
prosesnya tidak destruktif terhadap Alat yang digunakan unit
zat-zat yang dipisahkan dan tidak membran ultrafiltrasi dengan modul

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 2


Polysulfone, pompa jenis diafragma, selama 30 menit dengan sistem current
timbangan analitik, stopwatch, gelas flow dan dicatat tiap 5 menit dengan
ukur 100 ml dan 1000 ml, beaker tekanan operasi 0,5 bar untuk
glass. Bahan yaitu limbah cair hotel mendapatkan nilai Jwi1 (permeat hasil
(sampel di ambil dari salah satu hotel pengukuran aquades sebagai flushing).
di Pekanbaru), bahan kimia NaOH dan Prosedur diteruskan dengan
deterjen sebagai chemical cleaning melakukan pengukuran volume
agent, aquades sebagai bahan permeat dari umpan air limbah hotel
pembilas. selama 120 menit dengan pengambilan
Variabel Penelitian jumlah permeat tiap 5 menit dengan
Variabel Tetap tekanan operasi sesuai dengan tekanan

Waktu pembilasan dengan operasi dengan umpan aquades untuk

aquades selama 30 menit, waktu mendapatkan nilai Jf1 (permeat hasil

penyaringan limbah hotel selama 120 pengukuran limbah cair hotel sebelum

menit, pencucian dengan bahan kimia pencucian), dan hasil penyaringan ini

selama 30 menit. diambil sampelnya untuk dianalisa


parameter BOD5, COD, dan TSS.
Variabel Beruba
Dilanjutkan flushing selama 30
a. Tekanan transmembran yang
menit dengan aquades dengan tekanan
digunakan (0,5 bar, 1,5 bar, dan
operasi yang sama dan mencatat
2,5 bar).
volume permeat tiap 5 menit untuk
b. Konsentrasi bahan kimia untukk
mendapatkan nilai Jww1 (permeat hasil
pencucian membran (1%, 1,5%,
pengukuran aquades sebagai flushing).
dan 2%).
Langkah selanjutnya adalah
Parameter
melakukan prosedur pencucian
BOD5, COD, dan TSS.
menggunakan cairan pencuci NaOH
Prosedur Penelitian
dengan konsentrasi 1 % dengan
Prosedur pertama dilakukan
menggunakan rangkaian counter flow
pengukuran volume permeat aquades
selama 30 menit dan mencatat jumlah

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 3


volume permeat tiap 5 menit dengan dengan penyaringan limbah hotel
tekanan operasi 0,5 bar untuk selama 120 menit untuk mendapatkan
mendapatkan nilai Jcc1 (pengukuran nilai Jf’1 (permeat hasil pengukuran
pemakaian NaOH). Langkah limbah cair hotel setelah pencucian).
selanjutnya flushing dengan aquades Prosedur berikutnya sesuai dengan
aliran current flow selama 30 menit tekanan transmembran dan konsentrasi
dan mencatat volume permeatnya tiap bahan pencuci. Prosedur penelitian
5 menit untuk mendapatkan nilai Jwc1 secara umum dapat dilihat pada
(pengukuran pemakaian aquades Gambar 1.
sebagai flushing). Prosedur diakhiri
Persiapan
Penelitian

*Pengambilan aquades
*Pengambilan limbah cair hotel
*Pembuatan larutan pencucian NaOH dan Deterjen
(1%,1,5%,2%)
*Perangkaian sistem membran ultrafiltrasi

Step 1. Pengukuran permeat 1 (Aquades) sebagai flushing


*Aliran : Current Flow
Didapat Jwi *Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
*Waktu : masing-masing 30 menit
*Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Step 2. Pengukuran permeat 2 (Air limbah cair hotel)


Didapat *Aliran : Current Flow
Jf dan Analisa *Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
Parameter BOD, *Waktu : masing-masing 120 menit
COD, dan TSS *Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Step 3. Pengukuran permeat 3 (Aquades) sebagai flushing


*Aliran : Current Flow
Didapat *Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
*Waktu : masing-masing 30 menit
Jww *Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Step 4. Pengukuran pemakaian NaOH dan Deterjen dengan 1%,


1,5%, dan 2%
*Aliran : Counter Flow
Didapat *Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
Jcc *Waktu : masing-masing 30 menit
*Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Step 5. Pengukuran permeat 4 (Aquades) sebagai flushing


*Aliran : Current Flow
*Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
Didapat *Waktu : masing-masing 30 menit
Jwc *Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Step 6. Pengukuran permeat 5 (Air limbah hotel)


*Aliran : Current Flow
Didapat
*Tekanan Operasi : 0,5, 1,5, dan 2,5 bar
Jf’ *Waktu : masing-masing 120 menit
*Pengambilan data volume permeat : tiap 5 menit

Selesai

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 4


HASIL DAN PEMBAHASAN organik untuk menembus membran
Hasil Analisa Sebelum dan Sesudah bersama air, sehingga kadar BOD5,
Perlakuan dengan Membran COD, dan TSS pada permeat semakin
Ultrafiltrasi Parameter BOD5, COD,
dan TSS berkurang dan pada akhirnya
meningkatkan persen rejeksi terhadap
Gambar 2 memerihatkan
komponen organik dan partikel-
persentase rejeksi BOD5 pada tekanan
partikel tersuspensi tersebut. .
transmembran 0,5 bar sebesar 76,0%,
Penurunan nilai konsentrasi
pada tekanan transmembran 1,5 bar
setelah dilakukan pengolahan
sebesar 78,7%, dan pada tekanan
berbanding lurus dengan tekanan
transmembran 2,5 bar sebesar 83,1%.
transmembran yang digunakan.
Gambar 2 terlihhat tren kenaikan
Berdasarkan Aufiyah dan Damayanti
persentase rejeksi juga terjadi untuk
[2013] menyampaikan bahwa nilai
parameter COD dan TSS. Gambar 2
konsentrasi tersebut terus turun seiring
memperlihatkan perolehan persentase
dengan bertambahnya tekanan
rejeksi semakin tinggi ketika tekanan
transmembran pengoperasian.
transmembran dinaikkan. Menurut
Kecilnya nilai konsentrasi pada
Janeta dan Purnomo [2011], hal ini
tekanan transmembran yang rendah
disebabkan karena semakin besar
dikarenakan membran masih bersih
tekanan yang diberikan maka
dan belum dikotori oleh zat-zat yang
kecepatan air untuk melalui membran
terkandung dalam limbah hotel. Ketika
juga semakin cepat, dimana komponen
permukaan membran sudah terkotori
organik yang memiliki berat molekul
pori membran akibat tekanan yang
lebih besar dari pada pori membran
lebih besar, maka akan
akan tertahan sehingga akan
terkompaksinya foulat-foulant pada
membentuk lapisan cake pada
pori membran dan pada akhirnya
permukaan membran, dimana akan
menyempit dan semakin lama akan
menutupi pori-pori membran. Hal ini
membentuk cake, ketika terbentuk
membuat semakin sulitnya komponen
cake maka zat terlarut juga akan

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 5


tertahan yang menyebabkan nilai menghasilkan konsentrasi yang lebih
konsentrasi pada tekanan kecil.
transmembran yang lebih besar akan

Gambar 2. Hubungan % Rejeksi Terhadap Tekanan Transmembran

semakin tinggi tekanan, semakin cepat


Pengaruh Tekanan Transmembran
Terhadap Fluks Permeat air limbah hotel mengalir melewati
membran ultrafiltrasi. Sedangkan nilai
Gambar 3 menunjukkan
fluks yang dihasilkan cenderung turun
terjadinya perbedaan fluks yang
terhadap waktu [Mulder, 1996].
dihasilkan pada masing-masing
Menit-menit awal, fluks
tekanan transmembran. Tekanan
permeat yang melewati membran
transmembran 0,5 bar didapat fluks
ultrafiltrasi lebih besar karena pada
sebesar 12,81 ml/menit.cm2, tekanan
permukaan membran belum
transmembran 1,5 bar didapat fluks
terakumulasi partikel-partikel yang
sebesar 14,78 ml/menit.cm2, dan
menempel pada permukaan dan
tekanan transmembran 2,5 bar didapat
didalam membran relatif kecil,
fluks 18,72 ml/menit.cm2. Semakin
sehingga aliran air limbah hotel yang
besar tekanan transmembran, maka
melalui membran belum mengalami
makin tinggi nilai fluks. Nilai fluks
hambatan berarti [Janeta dan Purnomo,
berbanding lurus dengan tekanan
2011].
transmembran, hal ini disebabkan

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 6


Gambar 3. Pengaruh Tekanan Transmembran Terhadap Fluks Permeat

Pengaruh Tekanan Transmembran pencuci sama, memperlihatkan bahwa


dan Konsentrasi Bahan Kimia
bahan pencuci deterjen lebih baik
Terhadap Tingkat Efisiensi
Pencucian dibandingkan dengan bahan pencuci
NaOH. Syarfi dan Khairat [2013]
Efisiensi pencucian
menyimpulkan bahwa bahan pencuci
diindikasikan oleh parameter Fluks
deterjen terlihat lebih efisien dalam
Recovery (FR) dan Resistant Removal
peningkatan nilai persentase Fluks
(RR). Kedua indikator ini oleh
Recovery (FR) dibanding jika
Kazemimoghadam dan Mohammadi
menggunakan NaOH. Perbandingan
[2006] telah dijadikan sebagai tolak
antara NaOH dan deterjen dalam
ukur guna melihat efisiensi pencucian.
proses pencucian membran setelah
Gambar 4 memperlihatkan
terbentuknya fouling mengindikasikan
nilai FR bahan pencuci NaOH
bahwa NaOH adalah chemical
tertinggi mencapai 76,35% dan
cleaning agent yang lebih lemah
Gambar 5 nilai FR untuk bahan
dibandingkan dengan deterjen yang
pencuci deterjen tertinggi mencapai
mengandung larutan penstabil emulsi
88,59%. Kondisi tekanan
yang disebut sebagai surfactant.
transmembran dan konsentrasi bahan

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 7


Gambar 4. Grafik Nilai FR dengan Bahan Pencuci NaOH

Gambar 5. Grafik Nilai FR dengan Bahan Pencuci Deterjen

Gambar 6 dan Gambar 7 meningkatkan turbulensi aliran


memperlihatkan tren naiknya nilai sehingga foulant yang terdeposisi pada
persentase Resistan Removal (RR) permukaan atau pada pori membran
didapat ketika konsentrasi bahan akan terangkat dan ikut kealiran
pencuci dinaikkan dari 1%, 1,5%, pencuci. Sedangkan peningkan
hingga 2%, serta tekanan konsentrasi akan mempercepat poroses
transmembran dinaikkan dari 0,5 bar, pemutusan atau penghancuran foulant
1,5 bar, dan 2,5 bar. Tekanan dan sehingga foulant semakin mudah
konsetrasi memberi pengaruh yang mengalir kealiran pencucian. Pengaruh
besar terhadap nilai Resitant Removal tekanan dan konsentrasi dapat
(RR) karena tekanan yang tinggi akan mereduksi tahanan yang ditimbulkan

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 8


selama proses berlangsung seperti pembentukan lapisan gel, polarisasi
tahanan karena: adsorpsi foulant, konsentrasi, dan poreblocking.

Gambar 6. Grafik Nilai RR dengan Bahan Kimia NaOH

Gambar 7. Grafik Nilai RR dengan Bahan Kimia Deterjen

Pengaruh Tekanan Transmembran mencapai 51,27%. Tren kenaikan


dan Konsentrasi Bahan Kimia
tingkat efektifitas pencucian
Terhadap Tingkat Efektifitas
Pencucian dipengaruhi oleh konsentrasi bahan
pencuci dan tekanan transmembran.
Gambar 8 terlihat bahwa
Pengaruh tingkat konsentrasi bahan
tingkat efektifitas pencucian tertinggi
kimia pencuci yang lebih tinggi akan
untuk bahan pencuci NaOH tertinggi
memvariasikan nilai persentase
mencapai 20,89%, dan Gambar 9
efektifitas pencucian ke arah yang
dengan bahan pencuci deterjen terlihat
lebih baik. Perubahan tekanan operasi
tingkat efektifitas pencucian tertinggi

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 9


transmembran juga menghasilkan nilai membran. Sarah [2008], mempertegas
persentase yang lebih tinggi. bahwa kemampuan deterjen sebagai
Deterjen terlihat lebih baik bahan pencuci membran lebih baik,
dibanding dengan bahan pencuci hal ini dikatakan Sarah [2008] karena
NaOH, perbandingan bahan pencuci kandungan builder atau disebut juga
deterjen dan NaOH yang sudah diteliti pembentuk didalam deterjen yang
oleh Syarfi dan Khairat [2013], serta berfungsi meningkatkan efisiensi
Syarfi dkk [2006], pengaruh pencucian dari deterjen dengan cara
konsentrasi bahan pencuci dan tekanan menon-aktifkan mineral atau foulant
transmembran terhadap pencucian penyebab fouling pada membran.

Gambar 8. Grafik Nilai Efektifitas Pencucian dengan Bahan Kimia NaOH

Gambar 9. Grafik Nilai Efektifitas Pencucian dengan Bahan Kimia Deterjen

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 10


Kesimpulan Deterjen dengan konsentrasi 2 %
dan tekanan transmembran 2,5 bar.
1 Kinerja membran ultrafitrasi dalam
mengolah limbah hotel untuk
persentase rejeksi tertinggi DAFTAR PUSTAKA

parameter BOD5 mencapai 83,1 %, Aufiyah dan Damayanti, A. 2013.


Pengolahan Limbah Laundry
untuk persentase rejeksi tertinggi Menggunakan Membran
parameter COD mencapai 69,6 %, Nanofiltrasi Aliran Cross Flow
untuk Menurunkan Kekeruhan
dan persentase rejeksi tertinggi dan Fosfat. Jurnal
parameter TSS mencapai 66,7 % PURIFIKASI Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2337-3539. Jurusan
untuk tekanan transmembran 2,5 Teknik Lingkungan Institut
bar. Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya
2 Nilai fluks tertinggi pada tekanan Elystia, S, Indah, S, dan Helard, D.
transmembran 2,5 bar mencapai 2012. Efisiensi Metode Multi
Soil Layering (MSL) Dalam
18,72 ml/menit.cm2, dan fluks Penyisihan COD Dari Limbah
terendah didapat pada tekanan Cair Hotel (Studi Kasus: Hotel
“X” Padang). Jurnal DAMPAK
transmembran 0,5 bar sebesar Vol 9.No 2 : 121-128 ISSN
12,81 ml/menit.cm2. 1829-6084. Universitas
Andalas. Padang.
3 Efisiensi pencucian tertinggi
Helard, D, dan Amelia, D. 2010.
berdasarkan parameter nilai Fluks
Penyisihan Amonia, Nitrit dan
Recovery (FR) mencapai 88,59 %, Nitrat Dari Limbah Cair Hotel
Dengan Metode Multi Soil
nilai Resistant Removal (RR)
Layering (Studi Kasus:
mencapai 95,00 % untuk bahan Limbah Hotel Pangeran Beach,
Padang). Artikel Ilmiah
pencuci deterjen dengan
Penelitian Dosen Muda
konsentrasi 2 % dan pada tekanan Jurusan Teknik Lingkungan.
Universitas Andalas. Padang.
transmembran 2,5 bar. Efektifitas
Janeta, Y, dan Purnomo, Y, S. 2011.
pencucian tertinggi mencapai
Pengolahan Air Saluran
51,27 % untuk bahan pencuci Pematusan Terusan Kebon
Agung Sebagai Air Bersih

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 11


dengan Teknologi Membran
Ultrafiltrasi. Jurnal Ilmiah
Teknik Lingkungan. Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”. Surabaya
Kazemimoghadam, M, dan
Mohammadi, T. 2006.
Chemical Cleaning of
Ultrafiltration Membran in
Milk Industry. Desalination
204. 213-218.
Mulder, M. 1996. Basic Principles of
Meembrane Technology.
Kluwer Academic Publisher.
USA.
Scott, K. 1995. Handbook of Industrial
Membranes. edisi ke-1,
Elsevier Advanced
Technology. Oxford. hal 78-
528.
Syarfi dan Khairat. 2013. Regenerasi
Secara Kimia Membran
Ultrafiltrasi Sistem Aliran
Cross Flow Pada Proses
Penyaringan Air Terproduksi.
Jurnal Ilmiah Sains Terapan
Volume IV, No 2 : 123–129
ISSN : 2087 – 5428. Lembaga
Penelitian Universitas Riau.
Syarfi, Zulfansyah, dan Zahrina, I.
2006. Degumming dan
Penyisihan FFA dari CPO Parit
dengan Membran Ultrafiltrasi
Sistem Aliran Cross Flow.
Jurnal Lembaga Penelitian
Universitas Riau. Pekanbaru

Jom FTEKNIK Vol 3 No.1 Februari 2016 12

You might also like