You are on page 1of 6

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN DATA MINING PADA PROSES

PRODUKSI KOMPONEN MEKANIK INKUBATOR BAYI TSN 910 SC-ehl


DI PT. TI
Dyah Ayu Puspita Hapsari 1), Dedy Sugiarto 2), Rina Fitriana 3)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Email : d_ayu_ph@yahoo.com, d_giarto@yahoo.com, rinarasman@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini menggambarkan permasalahan yang dihadapi yaitu tingginya persentase cacat produk
Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl. Tujuan penelitian adalah menentukan nilai DPMO dan tingkat sigma,
menghasilkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pengaturan mesin wagner, menentukan klasifikasi
faktor penentu terjadinya kecacatan, serta menentukan hasil implementasi. Metode penelitian menggunakan
metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dan Data Mining
untuk meningkatkan kualitas proses produk inkubator dengan meminimasi tingginya produk cacat di PT. TI
yaitu sebesar 35,5%. Berdasarkan tingginya produk cacat tersebut, maka usulan perbaikan yang diberikan
adalah perancangan eksperimen dengan metode DOE, penggunaan decision tree dengan metode Data
Mining, dan pemasangan timer pada bak pencelupan. Perancangan eksperimen dengan metode Design Of
Experiment dapat menghasilkan setting optimum mesin wagner. Pengaturan optimum mesin wagner yang
didapatkan adalah tegangan listrik (90 kV), tekanan udara (3 bar), dan powder injector (3,5 bar). Sedangkan,
penggunaan decision tree dengan metode Data Mining menghasilkan klasifikasi faktor penentu terjadinya
kecacatan yaitu faktor powder injector. Berdasarkan penerapan usulan perbaikan yang telah dilakukan di atas,
tingkat sigma perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,64, yaitu dari 2,01 sigma menjadi 2,65 sigma.
Kata Kunci : data mining, dmaic, doe, six sigma

Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Perusahaan berusaha untuk menciptakan produk dengan kualitas yang baik. Namun, untuk
menunjang hasil tersebut perusahaan harus merencanakan produksi dengan teliti. Perusahaan yang
digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah PT. TI. PT. TI adalah salah satu perusahaan yang
menjalankan usahanya dibidang perdagangan alat-alat kesehatan. Upaya pengendalian kualitas
yang baik digunakan untuk menjaga kestabilan dari kualitas perusahaan. Hal tersebut diharapkan
dapat menciptakan produk yang berkualitas dengan mengurangi angka kecacatan, karena jika
terjadi kecacatan, perusahaan akan mengalami kerugian. Kecacatan juga akan menurunkan kualitas
produk.
Untuk menghindari hal di atas, maka digunakan pendekatan Six Sigma. Pendektan Six
Sigma tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas dan meminimasi kecacatan.
Peningkatan kualitas yang dilakukan adalah dengan memperhatikan proses pembuatan yang ada.
Karena dengan proses pembuatan yang baik dan dengan pemeriksaan dari awal hingga akhir, proses
ini akan memberikan hasil produksi dengan kualitas yang baik.
Rumusan Masalah
PT. TI memiliki banyak variasi produk alat-alat kesehatan. Namun, penelitian kali ini
terfokus pada produksi Inkubator Bayi yang menjadi produk unggulan dari perusahaan ini. Tipe
produk Inkubator Bayi yang akan diteliti adalah Inkubator Bayi dengan kode TSN 910 SC-ehl,
karena didasarkan pada data historis dimana produk tersebut mempunyai tingkat cacat yang cukup
tinggi yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Historis Persentase Cacat Produk Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl PT. TI
Bulan Januari – Juni 2013.
No. Jenis Produk Persentase Cacat (%)
1 TSN 910 SC-ehl 60%
2 TSN 910 SC-c 50%
3 TSN 910 SC-u 45%
Proses produksi Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl tersebut dibagi menjadi empat proses,
yaitu proses pembuatan hood inkubator, proses pengecatan kabinet atas dan kabinet bawah,

1
perakitan mekanik, dan proses perakitan elektronik. Pada proses pembuatan hood dan proses
pengecatan ini, ditemukan adanya hasil produk yang cacat.
Dengan adanya produk cacat tersebut, maka kualitas produk akan menurun. Untuk
menghindari hal tersebut, perusahaan melakukan perbaikan kualitas dengan menggunakan
pendekatan Six Sigma. Pendekatan Six Sigma ini diharapkan dapat meminimasi produk cacat dan
dapat mengendalikan proses produksi.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui nilai DPMO dan tingkat sigma pada proses produksi Inkubator Bayi TSN 910
SC-ehl.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap hasil pengecatan powder
coating dengan menggunakan metode Design Of Experiment (DOE).
3. Menentukan klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan pada proses pengecatan dengan
menggunakan metode Data Mining.
4. Mengevaluasi dampak implementasi perbaikan pada proses produksi Inkubator Bayi TSN
910 SC-ehl terhadap perubahan tingkat sigma.
Studi Pustaka
Kualitas
Kualitas merupakan topik yang sering diperbincangkan dalam dunia industri. Pengertian
kualitas itu sendiri telah diberikan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang, sehingga
menghasilkan pengertian yang beragam. Kualitas diartikan sebagai “Fitness for Use” dan diartikan
dengan “Berbanding Terbalik Terhadap Variabilitas” (Montgomery, 2009).
Six Sigma
Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima nilai yang mereka harapkan.
Apabila produk (barang atau jasa) diproses pada tingkat kinerja kualitaas Six Sigma, perusahaan
boleh mengharapkan 3.4 kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO). Dengan demikian, Six Sigma
dapat dijadikan ukuran target kinerja proses industry tentang bagaimana baiknya suatu proses
transaksi produk antara pemasok (industri) dan pelanggan (Pande and Holpp, 2005).
Metodologi Six Sigma
Upaya peningkatan menuju target six sigma dapat dilakukan dengan metodologi DMAIC,
yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Metodologi DMAIC tersebut digunakan
untuk meningkatkan proses bisnis yang telah ada dan juga diterapkan baik pada usaha perbaikan
proses maupun pada perancangan ulang proses (Metasari, 2008).
Design Of Experiment
Perancangan percobaan adalah suatu uji dengan membuat perubahan-perubahan pada
variabel masukan (input) dari sebuah proses agar perubahan yang terjadi pada keluaran (output)
dari proses tersebut dapat diidentifikasi dan diamati (Montgomery, 2009).
Data Mining
Data Mining adalah proses otomatis untuk menemukan informasi yang bermanfaat dari
database besar. Teknik data mining digunakan untuk menjelajahi database yang besar untuk
menemukan pola-pola baru dan bermanfaat (Pang-Ning Tan et al. 2006). Data Mining merupakan
analisis dari peninjauan kumpulan data untuk menemukan hubungan yang tidak diduga dan
meringkas data dengan cara yang berbeda dengan sebelumnya, yang dapat dipahami dan
bermanfaat bagi pemilik data (Larose, 2005).
Decision Tree
Decision tree merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal.
Metode pohon keputusan mengubah fakta yang sangat besar menjadi pohon keputusan yang
mempresentasikan aturan (Kusrini dan Luthfi, 2009). Banyak algoritma yang dapat dipakai dalam
pembentukan pohon keputusan, antara lain ID3, CART, dan C4.5.

2
Metodologi Penelitian
Tahap Define
Tahap define merupakan tahap yang berfungsi untuk mendefinisikan apa yang akan
diperbaiki dalam penelitian. Tahapannya antara lain memilih produk yang menjadi prioritas
penanganan masalah, lalu melakukan pengumpulan data Voice Of Customer (VOC). Selanjutnya
dilakukan tahapan SIPOC. Kemudian, dilakukan pembuatan diagram alir proses. Setelah dijabarkan
tabel SIPOC dan diagram alir proses, maka akan dapat dihasilkan apa masalah yang akan menjadi
fokus dalam perbaikan pada penelitian ini.
Tahap Measure
Tahap measure bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja
perusahaan ini menggunakan metode pendekatan Six Sigma. Pada pengukuran kinerja dengan
menggunakan metode pendekatan Six Sigma dilakukan beberapa tahap, yaitu identifikasi CTQ
(Critical to Quality), pembuatan peta kendali atribut yang mempunyai tujuan untuk mengetahui
apakah proses sudah didalam batas kendali atau tidak, dan menghitung nilai DPMO dan tingkat
sigma.
Tahap Analyze
Tahap ini berguna untuk menganalisis apa saja penyebab yang mempengaruhi dari masalah
yang terjadi. Mengetahui penyebab cacat yang paling sering terjadi dengan menggunakan diagram
pareto. Kemudian, mengindentifikasi penyebab tersebut dapat menggunakan diagram ishikawa.
Lalu, menganalisa akar penyebab timbulnya kecacatan dengan menggunakan diagram why/why.
Tahap Improve
Tahap ini mempunyai tujuan untuk mencari solusi yang paling optimal terhadap masalah
yang terjadi pada perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan agar terciptanya problem solving yang
sesuai dan mudah diimplementasikan. Usulan perbaikan yang dilakukan pada proses produksi
menggunakan metode Design Of Experiment dan metode Data Mining.
Tahap Control
Tahap control merupakan tahap akhir pada tahapan penerapan pendekatan Six Sigma
dengan cara mencoba dan melakukan pengimplementasian yang akan dilakukan pada lingkungan
bermasalah. Serta, melakukan pemantauan apakah implementasi dapat berjalan dengan baik atau
tidak.
Hasil dan Pembahasan
Tahap Define
Pemilihan Produk
Perusahaan menginginkan fokus penelitian pada produk Inkubator Bayi yang menjadi
produk unggulan pertama pada perusahaan ini. Pemilihan tipe Inkubator Bayi yang akan menjadi
fokus penelitian didasarkan pada jumlah cacat terbesar. Berdasarkan persentase cacat pada Tabel 1
dapat dilihat bahwa produk Inkubator Bayi tipe TSN 910 SC-ehl memiliki persentase cacat terbesar
sehingga produk tersebut dipilih menjadi fokus penelitian.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan (Voice of Customer)
Pemasaran produk Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl ditujukkan kepada dua pasar, yaitu
pasar distributor dan pasar rumah sakit/klinik. Penelitian ini terfokuskan pada pemasaran langsung
kepada pasar rumah sakit/klinik. Perusahaan menetapkan kualitas produk Inkubator Bayi TSN 910
SC-ehl dengan spesifikasi kestabilan suhu sebesar 36°C, kebisingan dengan nilai dibawah 60 dBA,
keamanan yaitu tidak adanya arus bocor, kesesuaian fungsi komponen, tahan lama, dan desain yang
tepat. Sedangkan, konsumen dari pasar rumah sakit/klinik menginginkan produk berkualitas dengan
spesifikasi keamanan, tahan lama, kestabilan suhu dan desain yang tepat.
Tahap Measure
Penentuan Critical to Quality (CTQ)
Critical To Quality (CTQ) dimaksudkan untuk melihat apakah produk yang diproduksi
mempunyai spesifikasi kualitas yang baik atau tidak baik (cacat). Produk Inkubator Bayi TSN 910

3
SC-ehl mempunyai beberapa kualitas atribut yang harus dihindari, yaitu cacat gelembung, cacat
goresan, dan cacat warna.
Perhitungan Defect Per Million Opportunities (DPMO) dan Tingkat Sigma
Nilai DPMO dan tingkat sigma perusahaan sebesar 305000 dan 2,01 sigma. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat sigma perusahaan belum mencapai target. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisa lebih lanjut dan perbaikan proses produksi Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl untuk
meningkatkan tingkat sigma perusahaan.
Tahap Analyze
Analisa kualitas pada penelitian ini menggunakan diagram ishikawa untuk mengetahui
penyebab terjadinya cacat yang dominan dalam proses produksi. Cacat yang dominan tersebut
dapat diketahui dengan membuat diagram pareto. Berdasarkan diagram pareto, dapat disimpulkan
bahwa jenis kecacatan yang terbesar adalah cacat warna dengan persentase sebesar 55,38%.
Dengan demikian, masalah tersebut yang akan menjadi fokus dalam pencarian solusi. Diagram
ishikawa pencarian masalah cacat warna dapat dilihat pada Gambar 2.

METHODS MACHINES MAN


Powder Terlupa
Tidak Terdapat Menggumpal Kurang
Standar yang (Kerak) Kondisi Fisik Latihan
Tepat & Mental Operator Kurang
Coba-coba dalam Lelah Terampil
Pengaturan Mesin dan Selang Macet
Operator Kurang
Proses Pengecatan Teliti
Cacat Warna
Serbuk Pembersihan Box
Powder Terburu-buru Lolos
Jumlah Box Inspeksi
Suara Powder Sedikit
Mesin Berdebu Powder Inspeksi
terkontaminasi Kurang Ketat
Kondisi Lantai Kualitas
Produksi Bising Komponen Besi
Kurang baik

ENVIRONMENT MATERIALS

Gambar 2. Diagram Ishikawa Cacat Warna.

Tahap Improve
Usulan Perbaikan dengan Pembuatan Setting Optimum Mesin Wagner
Tahapan yang dilakukan untuk menentukan setting optimum, yaitu mengidentifikasi faktor
yang berpengaruh. Faktor yang teridentifikasi berpengaruh adalah faktor tegangan listrik, tekanan
udara, dan powder injector. Kemudian, melakukan pengacakan urutan percobaan dan pelaksanaan
percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan cara melihat hasil pengecatan powder coating pada
produk kemudian dikonversikan ke dalam sebuah skala nilai sebanyak 16 kali percobaan. Lalu,
dilakukan pembuatan model regresi dan menguji asumsi residual model regresi tersebut dengan
menggunakan bantuan software Minitab. Tahap akhir yang harus dilakukan adalah melakukan
pemilihan setting mesin dengan pembuatan Main Effects Plot.
Berdasarkan grafik main effects Plot, dapat disimpulkan bahwa hasil powder coating
maksimal atau memiliki nilai terbaik diperoleh saat tegangan listrik mempunyai niali 90 kV,
tekanan udara mempunyai nilai 3 bar, dan powder injector mempunyai nilai 3,5 bar.
Usulan Perbaikan dengan Klasifikasi Faktor Penentu Terjadinya Kecacatan
Pada tahap analyze, cacat yang paling dominan pada produk Inkubator Bayi TSN 910 SC-
ehl adalah cacat warna. Cacat warna tersebut disebabkan oleh tidak terdapat standar yang tepat

4
dalam pengaturan/setting mesin Wagner pada proses pengecatan dengan metode powder coating.
Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatkan usulan perbaikan dengan membuat klasifikasi faktor
penentu terjadinya kecacatan. Pembuatan klasifikasi faktor tersebut dilakukan dengan membuat
decision tree dengan bantuan software WEKA3-6. Pada pembuatan decision tree, dibutuhkan
atribut yang sama dengan parameter penentuan hasil powder coating pada produk Inkubator yaitu
tegangan listrik, tekanan udara, dan powder injector. Hasil decision tree dapat dilihat pada Gambar
3.

Gambar 3. Skema Decision Tree.


Berdasarkan decision tree di atas, dapat diketahui bahwa klasifikasi faktor penentu
terjadinya kecacatan adalah faktor powder injector. Klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan
tersebut dapat memberikan informasi baru kepada operator bahwa faktor powder injector
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses pengecatan dengan menggunakan
metode powder coating.
Usulan Perbaikan dengan Pemasangan Timer
Komponen besi kabinet atas dan bawah terlebih dahulu harus dilakukan proses pencelupan
sebelum komponen besi tersebut dilakukan pengecatan dengan waktu yang berbeda untuk setiap
bak pencelupan. Operator sering kali terlupa untuk memindahkan komponen ke bak-bak berikutnya
sebab operator akan mengerjakan pekerjaan lain. Akibat yang ditimbulkan adalah komponen akan
berwarna kuning atau akan timbul bedak serta karat pada komponen besi belum hilang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diusulkan pemasangan timer pada bak-bak pencelupan
sebagai pengingat operator. Timer yang akan dipasang pada bak pencelupan ini harus dilengkapi
dengan bunyi sebagai tanda pengingat bagi operator agar waktu dalam proses pencelupan sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Pemasangan timer pada bak pencelupan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemasangan Timer pada Bak Pencelupan.


Tahap Control
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan implementasi terhadap usulan perbaikan yang
sudah diberikan. Usulan perbaikan yang telah diberikan tersebut dibuat menjadi suatu standard
operating procedure dalam proses pencelupan dan pengecatan. SOP untuk proses pencelupan dan
pengecatan tersebut digunakan sebagai pedoman bagi operator dalam melakukan proses produksi.

5
Tahapan ini bertujuan untuk melihat hasil setelah melakukan implementasi apakah berjalan lebih
baik dari sebelumnya atau tidak. Pada tahap ini, pengukuran yang akan dilakukan adalah
perhitungan nilai DPMO dan tingkat sigma setelah implementasi. Hasil perhitungan tersebut akan
dibandingkan dengan perhitungan sebelum implementasi yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Penelitian Sebelum dan Setelah Implementasi.
Sebelum Setelah
Aspek Metrik Pengukuran Peningkatan Penurunan Satuan
Implementasi Implementasi
Jumlah Unit Inspeksi 71 16 − 55 Pcs
Jumlah Produk Cacat 54 6 − 48 Pcs
Jumlah Kecacatan 65 6 − 59 Kecacatan
Six Sigma Karakteristik Critical To Quality 3 3 − − −
Kecacatan per
Nilai DPMO 305000 125000 − 180000
satu juta peluang
Tingkat Sigma 2,01 2,65 0,64 − Sigma

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan implementasi, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perhitungan nilai DPMO dan tingkat sigma dilakukan pada data atribut produk Inkubator
Bayi TSN 910 SC-ehl. Perhitungan nilai DPMO dan tingkat sigma dilakukan sebelum dan
setelah implementasi. Nilai DPMO dan tingkat sigma sebelum implementasi adalah sebesar
305000 dan 2,01 sigma. Sedangkan, nilai DPMO dan tingkat sigma setelah implementasi
adalah sebesar 125000 dan 2,65 sigma.
2. Jenis cacat yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah cacat warna. Penyebab
terjadinya cacat warna ini dipengaruhi oleh faktor methods yaitu operator melakukan
proses coba-coba dalam pengaturan mesin ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
atas masalah ini yaitu dengan melakukan pengaturan mesin Wagner dengan metode Design
of Experiment (DOE) sehingga didapatkan faktor yang berpengaruh signifikan. Faktor-
faktor yang berpengaruh signifikan tersebut adalah tegangan listrik, tekanan udara, dan
powder injector.
3. Setelah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada proses pengecatan,
maka selanjutnya akan diberikan klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan dengan
menggunakan metode Data Mining. Berdasarkan pembuatan decision tree, dapat diketahu
bahwa faktor penentu terjadinya kecacatan adalah faktor powder injector.
4. Hasil implementasi pada proses produksi Inkubator Bayi TSN 910 SC-ehl antara lain
pembuatan setting optimum mesin, klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan, dan
pemasangan timer pada bak pencelupan. Implementasi yang dilakukan tersebut membuat
tingkat sigma perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,64.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini dan Luthfi, 2009, Algoritma Data Mining, Andi Offset, Yogyakarta.

Larose, 2005, Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining, John Willey &
Sons, Inc.

Montgomery, 2009, Statistical Quality Control : A Modern Introduction, (6th edn), John Wiley &
Sons, Inc.

Pande Peter dan Holpp, 2005, What Is Six Sigma : Berpikir Cepat Six Sigma, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.

Shu-guang He, He Zhen, G. Alan Wang dan Li Li, 2009, Quality Improvement using Data Mining
in Manufacturing Processes, Data Mining and Knowledge Discovery in Real Life Applications.

Tan Pang-Ning, Steinbach dan Kumar, 2006, Introduction To Data Mining, Pearson Education, Inc.

You might also like