You are on page 1of 10

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR

TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI


PENGHANGAT AIR MANDI
1) 2)
Subur Edi Sudrajat, Irfan Santosa
1)2)
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
Jalan Halmahera KM.1 Tegal
1) 2)
soeboer_javanese@yahoo.com, irfan@upstegal.ac.id/ci_ulya@yahoo.co.id
Kontak person : 081806426904

ABSTRACT
The need of warm water for bathing purposes for household and hospitality scale is very
important. All this time those needs are fulfill with hot water heated by furnace and heating using
electricity. One alternative to fulfill the hot water needs is to use solar media as energy supply.
Based on the background described the problem to be studied are: Calculating the length of
the heating pipe specifications required on the solar water heater out so that the water temperature
0
reaches 45 C and Designing also making solar water heater Flat plate collectors are able to produce
0
water temperature 45 C.
Based on the test results, that the length of the heating pipe is needed to make a solar water
0
heater with the water exit temperature (Tout) 45 C is 1.63 m, made of a type of copper 0.5 inch
diameter and some testing of solar water heater able to work as expected with reaches a minimum
0 0 0
temperature of the water out 45 K (318 K) where the average temperature - average obtained is 52 C
0
(325 K) and declare technical feasibility tool.

Keywords : Heating Pipe, Solar Water Heater, Water Temperature, Shower Water Heater

INTISARI
Kebutuhan air hangat untuk keperluan mandi, baik untuk skala rumah tangga maupun skala
perhotelan sangatlah penting. Selama ini kebutuhan tersebut terpenuhi dengan air panas yang
dipanaskan dengan tungku maupun pemanasan menggunakan listrik. Salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan air panas adalah dengan menggunakan media surya sebagai supply energinya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang akan diteliti
adalah: Menghitung spesifikasi panjang pipa pemanas yang dibutuhkan pada solar water heater
0
(SWH) supaya suhu air keluar mencapai 45 C dan Merancang dan membuat solar water heater
0
kolektor plat datar yang mampu menghasilkan temperatur air 45 C.
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan panjang pipa pemanas keseluruhan untuk
0
membuat solar water heater dengan temperatur air keluar (Tout) 45 C adalah 1,63 m, dan terbuat dari
bahan jenis tembaga, berdiameter 0,5 inchi dan beberapa pengujian solar water heater mampu
0
bekerja sesuai harapan dengan mencapai temperatur minimal air keluar 45 C (318 K), dimana
0
temperatur rata – rata selama pengujian adalah 52 C (325) K dan dengan demikian alat dinyatakan
layak secara teknis

Kata kunci : Pipa pemanas, Solar Water Heater, Temperatur air, penghangat air mandi

PENDAHULUAN untuk memenuhi kebutuhan air panas adalah


Dewasa ini kebutuhan air hangat untuk dengan menggunakan media surya sebagai
keperluan mandi, baik untuk skala rumah supply energinya. Untuk meningkatkan
tangga maupun skala perhotelan sangatlah efektifitas pemanfaatan energi surya secara
penting. Selama ini kebutuhan tersebut langsung, dapat dikembangkan dengan
terpenuhi dengan air panas yang dipanaskan menggunakan pengumpul – pengumpul panas
dengan tungku maupun pemanasan yang biasa disebut kolektor, salah satunya
menggunakan listrik. Salah satu alternatif adalah koletor pemanas air.(Nurhalim, 2011).
118 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi
Penghangat Air Mandi
Adapun pemanas air yang menggunakan Republik Indonesia Nomor
energi surya disebut Solar Water Heater ( 1405/menkes/sk/xi/2002 standar temperatur air
SWH ) yaitu pemanas air yang memanfaatkan panas untuk keperluan mandi dan mencuci
0
kolektor plat datar dimana terdapat pipa-pipa tangan adalah 40 – 45 C, maka solar water
aliran fluida berfungsi mengalirkan fluida yang heater harus mencapai suhu tersebut, berikut
akan dipanaskan serta isolasi untuk dibawah ini adalah tabel suhu standar
mengurangi kerugian konduksi ke lingkungan. penggunaan air untuk keperluan rumah tangga
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
:

Tabel 1. Suhu Standar Penggunaan Air Untuk Keperluan Rumah Tangga


(Sumber: Nurhalim, 2011)
0
NO JENIS PEMAKAIAN TEMPERATUR ( C)
1 Minum 50 – 55
2 Mandi : Dewasa 42 – 45
Mandi : Anak – Anak 40 – 42
3 Pancuran Mandi 40 -43
4 Cuci Muka Dan Tangan 40 – 42
5 Cuci Tangan Untuk Pengobatan 43
6 Bercukur 46 – 52
7 Dapur :
Macam – Macam Keperluan 45
Pencucian Mesin Cuci 45 -60
Pembilasan Mesin Cuci 70 – 80
8 Cuci Pakaian :
Macam – Macam Pakaian 60
Bahan Sutra Dan Wol 33 – 49
Bahan Linen Dan Katun 49 -60
9 Kolam Renang 21 -27
10 Cuci Mobil 24 -30

Pipa-pipa pada kolektor surya merupakan Tujuan dari penelitian ini adalah :
peralatan yang penting pada alat Solar Water 1. Mengetahui kebutuhan panjang pipa
Heater (SWH) ini karena pipa merupakan pemanas yang dibutuhkan.
media pemindah panas konduksi dan konveksi 2. Membuat solar water heater dengan
dari panas matahari sekaligus tempat untuk kolektor plat datar.
aliran air dari temperatur rendah sampai ke Manfaat penelitian ini adalah :
temperatur air panas yang diinginkan. 1. Dapat mengetahui kebutuhan panjang
Berdasarkan latar belakang yang telah pipa pemanas supaya temperatur air
diuraikan maka permasalahan yang akan keluar bisa tercapai.
diteliti adalah: 2. Memanfaatkan alat solar water heater
1. Menghitung spesifikasi panjang pipa dengan tenaga surya sebagai
pemanas yang dibutuhkan pada solar pemanas air untuk kebutuhan mandi.
water heater (SWH) supaya suhu air
0
keluar mencapai 45 C. Penelitian yang akan dilakukan dibuat diagram
2. Merancang dan membuat solar water alur untuk memudahkan proses pengerjaan
heater kolektor plat datar yang mampu penelitian dari awal sampai akhir pengerjaan.
0
menghasilkan temperatur air 45 C

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 118-127 119


bertambah. Akibat dari bertambahnya
Mulai kecepatan rata – ratanya, maka
percampuran antara refrigerant panas
dengan refrigerant dingin makin cepat
Studi sehingga meningkatkan koefisien
perpindahan panas rata – ratanya. Hal
Pustaka ini menunjukan bahwa makin cepat
percampuran antara fluida panas
alat
Data Awal : dengan fluida dingin akan menambah
0
Tin = 25 C perpindahan panas yang terjadi
akibatnya terjadi kenaikan koefisien
0 perpindahan panas.
Tout = 45 C
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh
1. Menghitung Philip Kristanto dan Yoe Kiem San
Panjang Pipa. yang tertuang dalam Jurnal Teknik
2. Merancang & Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 2001: 47
Membuat Alat. – 51 dengan judul penelitian Pengaruh
Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa
Terhadap Performansi Kolektor Surya
Uji Tidak Plat Datar, di simpulkan bahwa
semakin tebal plat penyerap dan
Coba semakin rapat jarak antar pipa, maka
Alat semakin besar efisiensi sirip kolektor.
Y Hal ini terjadi pada jarak antar pipa
73.6 mm dengan ketebalan plat
a
Pengolahan penyerap 1.2 mm dengan efisiensi sirip
99.53 %.
Data 3. Budiman Sudia “ DINAMIKA Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin ” Program Studi
Kesimp Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Haluoleo, Kendari. Jurnal
ulan yang berjudul “ Unjuk Kerja Kolektor
Gambar.1. Metodologi Penelitian Surya Plat Datar Menggunakan
Konsentrator Dua Cermin Datar”.
1. Basri ( 2011 ) Pada Jurnal Mekanikal, Kesimpulan yang diperoleh dari
Vol. 2 No. 1: Januari 2011: 16 – 22 penelitian ini adalah : Penggunaan
ISSN 2086 – 3403, yang berjudul konsentrator dua cermin datar akan
Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa meningkatkan energi berguna kolektor.
Terhadap Koefisien Perpindahan Untuk kolektor yang menggunakan
Panas Rata-rata Pada Pipa Kapiler di cermin energi berguna rata-rata =
Mesin Refrigerasi Focus 808, diperoleh 507.8 Watt sedangkan kolektor tanpa
hasil hubungan antara laju aliran cermin energi berguna rata-rata =
massa refrigerant dengan koefisien 351.8 Watt. Hal ini menjadi
perpindahan panas rata-rata pada pipa pertimbangan bahwa penggunaan dua
bahwa koefisien perpindahan panas cermin datar terhadap energi berguna
rata – rata makin besar seiring dengan pada kolektor pemanas air, ternayata
makin besarnya laju aliran massa dapat meningkatkan energi berguna
refrigerant. Hal ini terjadi karena jika kolektor.
laju aliran massa refrigerant
bertambah, berarti kecepatan rata – Jenis – Jenis Kolektor Surya
rata aliran refrigerant juga bertambah Kolektor surya merupakan suatu
yang menyebabkan koefisien bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk
perpindahan panas rata – ratanya juga mengubah energi radiasi matahari ke bentuk
120 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi
Penghangat Air Mandi
energi panas untuk berbagai keperluan, bawah plat kolektor. Sebagai titik tolak dalam
misalnya sebagai pemanas air. Salah satu melakukan perhitungan untuk mendesain
bentuk dari kolektor surya adalah bentuk kolektor surya tipe prismatik disamping data
prisma yang memiliki kemampuan untuk intensitas radiasi matahari pada lokasi dimana
menerima intensitas radiasi matahari dari kolektor tersebut ditempatkan hal terpenting
segala posisi matahari, sehingga diharapkan lainnya adalah perhitungan geometris dari
pemanfaatan energi tersebut sebagai pemanas kolektor (luasan permukaan kolektor,
air dapat lebih efektif. Kolektor surya akan kemiringan kolektor terhadap intensitas radiasi
menyerap energi dari radiasi matahari dan matahari langsung), efek termosipon pada
mengkonversikannya menjadi panas yang pipa-pipa sirkulasi untuk menentukan
berguna untuk memanaskan air di dalam pipa- kemampuan sistim melakukan konveksi alami,
pipa kolektor, sehingga suhu air akan serta suhu masuk dan keluar pipa sirkulasi.
meningkat dan terjadi konveksi alami Prinsip kerja dari sistim pemanas air dengan
berdasarkan efek termosipon karena adanya kolektor surya prismatik ini ditunjukkan dalam
perbedaan masa jenis fluida.(James Laeyadi, gambar. (James Laeyadi, 2000 ).
2000). Air dingin yang berada dalam tangki
a. Kolektor Surya Prismatik penampung mengalir masuk ke kolektor
Keunggulan dari kolektor surya tipe melalui pipa sirkulasi dan akan mendapatkan
prismatik ini adalah kemampuannya untuk transfer kalor baik secara konveksi maupun
dapat menerima energi radiasi matahari dari radiasi akibat terperangkapnya radiasi surya
segala posisi matahari. Kolektor surya tipe dalam kolektor yang dibatasi oleh plat dan
prismatik dapat digolongkan dalam kolektor kaca bening tembus cahaya. Karena adanya
plat datar dengan permukaan kolektor transfer kalor tersebut maka suhu air di dalam
berbentuk prisma yang tersusun dari 4 bidang pipa yang ditimpa radiasi surya langsung akan
yang membentuk prisma, 2 bidang berbentuk lebih tinggi dibandingkan suhu air pada bagian
segi-tiga sama kaki dan dua bidang yang lain pipa yang lain . Perbedaan suhu air di dalam
berbentuk segi-empat siku-siku. Untuk pipa ini akan menimbulkan adanya perbedaan
mendapatkan hasil yang optimal permukaan masa jenis dari air, dimana air yang bersuhu
kolektor dicat dengan warna hitam kusam yang lebih tinggi memiliki masa jenis yang lebih
berfungsi untuk menyerap radiasi surya yang kecil, sehingga memiliki kecenderungan untuk
datang dan mentransfer kalor yang diterima ke bergerak ke posisi yang lebih tinggi, demikian
fluida kerja. Untuk menjaga agar tidak terjadi pula air di dalam pipa yang memiliki suhu lebih
kerugian panas secara radiasi dan konveksi ke rendah memiliki masa jenis yang lebih besar
atmosfir, maka digunakan kaca pelindung dan cenderung untuk bergerak ke bawah
sehingga terjadi efek rumah kaca sedangkan sehingga terjadi peristiwa konveksi secara
bagian bawah plat kolektor diberi isolator untuk alami. (James Laeyadi, 2000 ).
meminimalisir kerugian panas pada bagian

Gambar 2. Kolektor Surya Prismatik (James Laeyadi, 2000)

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 118-127 121


b. Kolektor Surya Plat Datar

Gambar 3. Kolektor Surya Plat Datar


(Sumber : Philip Kristanto, 2001)

Kolektor surya plat datar adalah bermanfaat dan beberapa energi yang hilang. (
sebuah kolektor surya berbentuk memanjang, Philip Kristanto, 2001 ).
dengan kemiringan tertentu untuk menangkap Prinsip kerja pada solar water heater
energi radiasi matahari. Proses dengan menggunakan plat datar, yaitu bahwa
penggunaannya lebih mudah dan sederhana air yang masuk kedalam kolektor melalui
dibanding dengan kolektor surya prismatik. pipadistribusi yang akan mendapatkan panas
Komponen-komponen sebuah kolektor yang baik melalui radiasi langsung matahari
surya plat datar terdiri dari permukaan “hitam” maupun konveksi. Hal ini di sebabkan energi
sebagai penyerap energi radiasi matahari yang radiasi matahari didalam kolektor yang dibatasi
kemudian dipindahkan ke fluida. Penutup kaca bening tembus cahaya. Terjadinya
tembus cahaya (kaca) berfungsi mengurangi perpindahan panas terhadap pipa – pipa
efek radiasi dan konveksi yang hilang ke distribusi maka suhu air di dalam pipa tersebut
atmosfir. Pipa-pipa aliran fluida berfungsi akan secara langsung bertambah, hal tersebut
mengalirkan fluida yang akan dipanaskan serta mengakibatkan adanya perbedaan masa jenis.
isolasi untuk mengurangi kerugian konduksi ke Air yang bersuhu tinggi meilik massa jenis
lingkungan. Skema kolektor surya plat datar yang lebih kecil, sehingga cenderung akan
ditunjukkan pada gambar. Performansi mengalir kearah yang lebih tinggi. Sebaliknya
kolektor dinyatakan dengan keseimbangan air yang bersuhu rendah memiliki massa jenis
energi yang menggambarkan distribusi energi lebih besar dan cenderung akan bergerak
matahari yang datang terhadap energi yang kebawah, sehingga terjadi konveksi secara
alami. (Marbun, 2009).

Gambar 4. Skema Kolektor Surya Plat datar (Sumber : Philip Kristanto, 2001 )

122 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi
Penghangat Air Mandi
Beda Suhu Rata – Rata Log ( LMTD ) U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh
2
Beda Suhu Rata – Rata Log (LMTD) W/m .K
2
yaitu beda suhu pada ujung penukar kalor A = Luas permukaan ( m )
dikurangi beda suhu pada ujung yang satu lagi
dibagi logaritma alamiah daripada perbanding
Tm = Beda suhu rata – rata
beda suhu tersebut ( Holman J.P, 1994 ).
……………… ... ( 1 )

Dimana :

Gambar. 5. Profil Suhu Untuk Aliran Sejajar dan Aliran Lawan Arah
(Sumber : Holman, 1997)

Pada gambar (5a) adalah koreksi terhadap LMTD untuk susunan


aliran pipa sejajar dan gambar (5b) pipa ganda aliran lawan arah dengan
adalah aliran lawan arah. Hal ini dapat suhu fluida panas dan suhu fluida
dirumuskan dengan persamaan : dingin yang sama. (Holman, 1997).
Persamaannya menjadi :
q  UAFTm …………….(3)

………… (2) Dimana :


U = Koefisien perpindahan kalor
2
Biasanya untuk memberikan menyeluruh W/m .K
2
koreksi atas pengaruh – pengaruh A = Luas permukaan ( m )
tersebut perlu digunakan metode F = Faktor Koreksi
numerik. Jika suatu alat penukar kalor
yang bukan jenis pipa ganda
Tm = Beda suhu rata – rata
digunakan, perpindahan kalor
digunakan dengan menerapkan faktor

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 118-127 123


Gambar 6. Grafik Faktor Koreksi untuk Penukar Kalor (Sumber : Holman, 1997)

Sedangkan besarnya laju energi panas Ti : Temperatur Aliran Fluida Dingin


o
yang diterima aliran air dapat Masuk ( C ).
dinyatakan dengan persamaan : To : Temperatur Aliran Fluida Dingin
o
qc  mc c p (Ti  To ) Keluar ( C ).
……….. (4) : Kalor Spesifik Pada Tekanan
o
diketahui bahwa : Konstan ( kJ/kg. C )
mc : Laju Aliran Massa Fluida Dingin (
kg/s ).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Spesifikasi Pipa Yang Dipakai
Bahwa suhu air masuk pada sistem solar water
o
heater dianggap 25 C. Perhitungan dimulai Maka :
dengan menghitung besarnya laju energi q  mc c p (To  Ti )
panas yang diterima oleh aliran air adalah :
q  mc c p (To  Ti )
Diketahui :
mc = 9 kg/s
o
Pada tabel Sifat – sifat fisik gas, cairan dan Ti = 25 C
o
logam (Sumber : Holman, 1997) yang To = 45 C
o
o
dievaluasi pada temperatur 35 C menunjukan kJ/kg. C
data :
0
pada 90 F
q  mc c p (To  Ti )
0
pada 100 F = 9 x 4,176 ( 45-25 )
o o o = 37,584 ( 20 )
Karena 35 C = 95 F, maka Cp pada 95 F
adalah : = 751,68 Watt

kemudian melakukan perhitungan beda


temperature rata-rata logaritmik / LMTD ( ).

diketahui :
124 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi
Penghangat Air Mandi
Bagi keperluan perhitungan perancangan,
harga koefisien global perpindahan panas ( U )
pada tabel untuk penukar panas dari air ke air
0
adalah :110 – 350 W/m C.
Koefisien perpindahan panas global
0
U = 110 – 350 W/m C.
= = 0,06508

Luas total perpindahan panas

Do : diameter permukaan luar pipa 0,5 inchi


= 1,27 cm = 0,0127 m. Gambar 7. Solar Water Heater
L : panjang pipa
= 1,63 m PENGUJIAN SOLAR WATER HEATER
Hasil Pengamatan Solar Water Heater
Jadi panjang Pipa yang dibutuhkan Tanggal 5 Mei 2014
adalah sepanjang 1,63m.

Grafik Perbandingan T Air Masuk dengan Intensitas


40 Matahari Untuk Pengujian Tanggal 5 Mei
150 2014
35
33 T Air Masuk
30 25 30 29 100 100
%

25 100 100 65
0C

20 19
65
50
10

0 0 0 0
8_9 9_10 10_11 11_12 12_13 13_14 14_15
Jam

Gambar 8. Grafik Perbandingan Tair masuk dengan Intensitas Matahari

Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas


60 Matahari Untuk52
Pengujian
55 Tanggal 5 150
Mei 2014
100 T Air
40 32 40 100 40 100 Keluar
100 33 65
0C

34
%

65
20 50

0 0 0 0
8_9 9_10 10_11 11_12 12_13 13_14 14_15
Jam

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 118-127 125


Gambar 9. Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas matahari

Kesimpulan pengujian tanggal 5 Mei temperatur air keluar yang di hasilkan solar
2014 yaang dilaksanakan mulai jam 08:00 WIB water heater kurang optimal, hanya
sampai dengan jam 15:00 WIB adalah menghasilkan rata – rata temperatur air keluar
0
keadaan cuaca lebih sering mendung sehingga 40 C.

Hasil Pengamatan Solar Water Heater Tanggal 6 Mei 2014

Grafik Perbandingan T Air Masuk dengan Intensitas


Matahari Untuk Pengujian Tanggal 6 Mei 2014
36,5 120
36 100 36 100
36 100 T Air Masuk
35,5 80
65

%
35 55 55 35 Intensitas
35
0C

35 60 Matahari
34,5
34 40
45
34 45 34
33,5 20
33 0
8_9 9_10 10_11 11_12 12_13 13_14 14_15
Jam
Gambar 10. Grafik Perbandingan Tair masuk dengan Intensitas Matahari

Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas


Matahari Untuk Pengujian Tanggal 6 Mei 2014
100 87 120
100 100
80 100
65 61 80
60 53 54 T Air Keluar
%

55 63
0C

60
40 55 Intensitas
45 45 43 40
37 Matahari
20 20
0 0
8_9 9_10 10_11 11_12 12_13 13_14 14_15
Jam
Gambar 11. Grafik Perbandingan T Air Keluar dengan Intensitas matahari

Kesimpulan pengujian tanggal 6 Mei 2014 yang dilaksanakan mulai jam 08:00 WIB sampai
dengan jam 15:00 WIB adalah keadaan KESIMPULAN
cuaca lebih sering mendung, meskipun Berdasarkan hasil pengujian tersebut d
demikian temperatur air keluar yang di simpilkan bahwa :
hasilkan solar water heater cukup optimal, 1. Panjang pipa pemanas keseluruhan yang
dan menghasilkan rata – rata temperatur air di butuhkan untuk membuat solar water
0
keluar 58,3 C. heater dengan temperatur air keluar
126 Sudrajat, Perancangan Solar Water Heater Jenis Plat Datar Temperatur Medium untuk Aplikasi
Penghangat Air Mandi
0
(Tout) 45 C adalah 1,63 m, dengan Marbun, M. Nesten. Rancang Bangun Sebuah
terbuat dari bahan jenis tembaga, Pemanas Air Tenagan Surya Dengan
berdiameter 0,5 inchi. Menggunakan Kolektor Surya Plat
2. Dari beberapa pengujian solar water Datar. Karya Akhir, Jurusan Program
heater mampu bekerja sesuai harapan Studi Teknologi Mekanika Industri,
dengaan mencapai temperatur minimal air Fakultas Teknik, Universitas Sumatra
0
keluar 45 C (318 K ), dimana temperatur Utara,Medan,2009.
0
rata – rata diperoleh adalah 52 C (325) K Nurhalim, Ichwan. Rancang Bangun Dan
dan dengan demikian alat dinyatakan Pengujian Unjuk Kerja Alat Penukar
layak secara teknis. Kalor Tipe Serpentine Pada Split Air
Conditioning Water Heater. Skripsi,
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Teknik, Departemen Teknik
Arismunandar, Wiranto, Teknologi Rekayasa Mesin Universitas Indonesia, Depok,
Surya, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 2011.
1995. San, Yoe Kiem. Philip Kristanto, “ Pengaruh
Basri, “Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa
Terhadap Koefisien Perpindahan Terhadap Performansi Kolektor Surya
Panas Rata-Rata Pada Pipa Kapiler Di Plat Datar ”. Jurnal Teknik Mesin Vol.
Mesin Refrigerasi Focus 808” Jurnal 3, No. 2, Oktober 2001: 47 – 51.
Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 2011: Sudia, Budiman. “ Unjuk Kerja Kolektor Surya
16 – 22, ISSN 2086 – 3403. Plat Datar Menggunakan Konsentrator
J.P. Holman. Perpindahan Kalor Edisi Enam. Dua Cermin Datar ”. Dinamika Jurnal
Erlangga, Jakarta,1997. Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 1, No. 2, Mei
Kristanto, Philip. James Laeyadi, “ Kolektor 2010, ISSN : 2085-8817.
Surya Prismatik ”. Jurnal Teknik Mesin
Vol. 2, No. 1, April 2000 : 22 – 28.

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 118-127 127

You might also like