You are on page 1of 11

BED SIDE DEATH

ABORTUS DAN PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Preseptor:
dr. M Ihsan Wahyudi, Sp. F

Disusun Oleh :
Gheny Qurrota ‘Ayunni 12100117081
Nadiya Afifah 12100117126

SMF ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2017
ABORTUS

Definisi Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang


sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus/pengguguran kandungan menurut hukum adalah tindakan menghentikan
kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia
kandungannya. Juga tidak dipersoalkan, apakah dengan pengguguran kehamilan
tersebut lahir bayi hidup atau mati.

Pengertian pengguguran kandungan menurut pengertian kedokteran


terbagi dalam :

1. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan tanpa
menggunakan tindakan apa-apa sedangkan abortus provokatus adalah
abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan
alat-alat.
2. Abortus provokatus yang terbagi dalam :
- Abortus provokatus terapeutikus
Abortus yang terjadi adalah karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu
(berdasarkan indikasi medis).
- Abortus provokatus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan
secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.

Yang masuk kedalam kriminalis adalah abortus provokatus kriminalis


yang termasuk ke dalam lingkup pengertian pengguguran kandungan menurut
hukum, secara rinci KUHP mengancam pelaku-pelaku sbb :
– Pasal 283 Max 9 bulan bagi yg menunjukkan alat/cara
mengugurkan kandungan kpd anak < 17 th/di bawah umur

– Pasal 299  Max 4 th, bagi yg menganjurkan / merawat / memberi


obat kpd wanita dgn memberi harapan agar gugur kandungannya.

– Pasal 346  Max 4 th, bagi wanita yang sengaja mengugurkan


kandungannya / menyuruh org lain melakukannya.

– Pasal 347  Max 12 th dan bila wanita meninggal max 5 th bagi


orang yg mengugurkan kandungan wanita tanpa seijinnya

– Pasal 348 Max 5 th 6 bulan dan bila wanita meninggal max 7


thn, bagi orang yang mengugurkan kandungan wanita dgn
seijinnya.

– Pasal 349 Hukuman di+ sepertiga & pencabutan hak


pekerjaannya, bagi dr, bidan / juru obat yg melakukan kejahatan di
atas.

– Pasal 535  Max 3 bulan, bagi yg mempertunjukkan secara


terbuka alat/cara mengugurkan kandungan.

Di dunia sendiri ada beberapa aturan terkait abortus

1. Negara-negara di Eropa Barat umumnya mengecap perbuatan


pengguguran kandungan kecuali bila atas indikasi medis.
2. Amerika melarang pengguguran kandungan illegal yaitu selain yang
dilakukan dokter di Rumah Sakit dengan prosedur tertentu
3. Jepang memperbolehkan abortus tanpa batas
4. Jerman pengguguran kandungan usia 14 hari hingga 3 bulan dengan izin si
wanita, atas anjuran dokter dan dilakukan oleh dokter

Dikenal 2 macam indikasi abourtus terapeutikus yaitu indikasi ibu


(kepentingan medik si wanita hamil) danindikasi anak (kepentingan medik si
janin). Muncul pula indikasi etis yaitu kehamilan akibat akibat suatu tindakan
perkosaan dan tindakan sejenisnya, namun penggunaan sosial sama sekali tidak
dapat di benarkan

Kasus abortus di Indonesia jarang diajukan ke pengadilan karena pihak si


ibu yang merupakan korban juga sebagi pelaku sehingga sukar di harapkan
adanya laporan abortus.

MENGENALI TINDAKAN ABORTUS PROVOKATUS

1. Kekerasan Mekanik lokal : dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam.
Kekerasan dari luar dapat dilakukan sendiri oleh oleh si ibu atau oleh
orang lain, seperti melakukan gerakan fisik berlebihan, jatuh,
pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan lansung pada perut
atau uterus.
2. Kekerasan dapat pula dilakukan dari dalam dengan melakukan manipulasi
vagina dan uterus. Manipulasi vagina dan servik uterus, misalnya dengan
menyemprotkan air sabun/ atau air panas pada porsio aplikasi asam
arsenik. Manipulasi uterus dengan melakukan pemecahan selaput amnion
dengan penyuntikan ke dalam uterus.
Penyuntikan menggunakan Higgnson type syringe sedangkan cairannya
adalah air sabun, desinfektan atau air biasa/ air panas. Penyemptotan ini
dapat mengakibatkan emboli paru.
3. Obat/ zat tertentu
Racun umum digunakan dengan harapan agar janin mati tetapi si ibu
cukup kuat untuk bisa selamat, jamu perangsang kontraksi uterus dan
hormon wanita yang merangsang kontraksi uterus melalui hiperemi
mukosa uterus. Bahan-bahan yang biasa ada pada jamu peluntur seperti
naans muda, bubuk beras campur lada, dan logam beracun seperti logam
berat, laksans dan lain –lain dan bahan beracun seperti strichnin,
prostigmin, pilokarpin, dikumarol, kina dan lain-lain.
Komplikasi

Penggunaan obat-obat an abortifasien sebenarnya tidak ada yang efektif tampa


menimbulkan gangguan pada si ibu. Cara yang efektif dan adalah dengan
melakukan manipulasi mekanik oleh tangan yang terampil :

Penyulit yang mungkin timbul :

a) Perdarahan akibat luka luar pada janin, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul sgera
pasca tindakan dapat pula timbul lama setelah tindakan.
b) Syok akibat reflek vasovagal atau nerogenik, komplikasi ini dapat
mengakibatkan kematian.
c) Emboli udara setelah penyemprotan air ke uterus, jumlah yang
menyebabkan kematian 70-100 ml
d) Inhibisi vagus
e) Keracunan obat/ zat abortivum termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal
seperti KMnO4 pekat, AgNO3, K-klorat ioudium dan sublimat yang dapat
mengakibatkan cedera yang habat dan kematiaan .
f) Infeksi dan sepsis komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu.

PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS

Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan


pada payudarah, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya, misalnya
tanda kekerasan pada genital internal/eksternal daerah perut bawah.

Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat/zat yang


dapat mengakibatkan abortus, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha
penghentian kehamilan, misalnya berupa IUFD kematian janin di dalam rahim
dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.

Pemeriksaaan luar dilakukan seperti biasa sedangkan pada pembedahan


jenazah bila didapat cairan dalam rongga perut atau kecurigaan lain, dilakukan
pemeriksaan toksikologi
Pemeriksaan mikroskopik sel trofoblast yang merupakan tanda kehamilan,
kerusakan jaringan, sel radang PMN menunjukan tanda intravitalitas
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Pembunuhan anak sendiri (infanticide) selanjutnya disebut PAS menurut


perundang-undangan di Indonesia yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang
ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut
ketahuan telah melahirkan anak.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pembunuhan anak


sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang, yang terkait
masalah pembunuhan anak sendiri yaitu pasal 341, 342 dan 343. Adapun bunyi
pasal-pasal tersebut yaitu:

Pasal 341 :

Seorang ibu yang karena takut ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.

Pasal 342 :

Seorang ibu, yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuahan
anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343 KUHP

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan
rencana.

Pembunuhan yang dilakukan seorang ibu atas anaknya pada ketika


dilahirkan atau tidak beberapa setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia
telah melahirkan anak.
Faktor penting yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi dalam kasus
pembunuhan anak (infanticide) ada 3, yaitu:

1. Ibu kandung : hanya ibu kandung yang dapat dikenai hukuman karena
melakukan pembunuhan anak sendiri, sedangkan bagi orang yang turut
pembunuh dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana
2. Waktu : “ pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian” untuk
melihat/mengukur apakah kasih sayang dari ibu sudah timbul atau belum
3. Psikis : ibu membunuh anaknya karena dorongan oleh rasa ketakutan akan
diketahui orang telah melahirkan.

Saat dokter memeriksa mayat bayi, dibantu oleh penyidik, diharapkan


dapat menjawab pertanyaan :

 Baru dilahirkan, belum dirawat?

 Sudah/belum bernapas?

 Tanda-tanda kekerasan?

 Penyebab kematian?

Lahir hidup dan lahir mati pemeriksaan yang dilakukan :

 Letak diafragma

 Makroskopik paru

 Uji apung paru

 Mikroskopik paru (projection)

 Uji telinga tengah

 Uji apung lambung usus

Lahir hidup  hasil konsepsi yang tanpa memandang masa kehamilan, setelah
dilahirkan spontan/tidak, masih/tidak lagi berhubungan dengan plasenta, dan
dapat bernapas/menunjukkan gejala hidup lain.
Lahir mati  hasil konsepsi dengan masa kehamilan 28 minggu/lebih, lahir
spontan/tidak meninggal dunia. Tanda2 kematian ≠ ada pernapasan atau
tanda2 yang lain

Maserasi (aseptic decomposition) : Bau ketuban, Dada datar, lengan/tungkai ,


Lunak  hiperekstensi, Tulang tengkorak overlapping, Bula/vesikel pada kulit (3-
4 hari), Organ dalam basah, tidak bau busuk Lithopedion.

Tanda Kekerasan Berlebihan, Bedakan dengan proses persalinan, Trauma


kelahiran , Kaput suksedaneum, Sefalhematom, Fraktur tulang tengkorak,
Perdarahan subdural

Penyebab Kematian Wajar : penyakit, proses persalinan sulit

Tidak wajar: Pembunuhan, Kecelakaan, kebrojolan

Kendala : proses pembusukan

Penyebab Kematian : Pembekapan , Penyumbatan , Pencekikan, Penjeratan


Penekanan dada, Penenggelaman, Kekerasan Benda Tumpul dan Tajam

Viabilitas

Umur (bulan) Pjg badan (cm)


1 1x1 = 1
2 2x2 = 4
3 3x3 = 9
4 4 x 4 = 16
5 5 x 5 = 25
6 6 x 5 = 30
7 7 x 5 = 35
8 8 x 5 = 40
9 9 x 5 = 45
 Usia gestasi > 28 minggu

 Berat badan > 1000 gram

 Panjang badan > 35 cm

 Lingkar kepala > 23 cm

 Cacat bawaan fatal (-)

Cukup Bulan

 Usia gestasi 37-42 minggu

 Berat badan  3000 gram

 Panjang badan 46-50 cm

 Lingkar kepala 33-34 cm

 Ciri-ciri eksternal : Daun telinga, Puting susu, areola, Kuku , Garis telapak
kaki, Rambut, Kulit, Pusat penulangan (distal femur).

Pemeriksaan Mayat Bayi

1. Pemeriksaaan bayi cukup bulan, premature, atau nonviable


2. Kulit : dibersihkan/belum, keadaan vernik kaseosa, warna, berkeriput atau
tidak
3. Mulut : benda asing yang menyumbat
4. Tali pusat : sudah terputus/belum
5. Kepala : apakah terdapat kaput suksedaneum, molase tulang tulang
tengkorak
6. Tanda Kekerasan : perhatikan ttanda pembekapan disekitar mulut, hidung
serta memar mukosa bibir dan pipitanda pencekikan atau jerat pada leher,
memar dan lecet pada tengkuk, benda asing padajalan nafas
7. Mulut : apakah terdapat benda asing dan perhatikan tume mole apakah
terdapar robekan
8. Rongga dada : pengeluaran organ rongga mulut, leher, dan dada dilakukan
dengan teknik tanpa sentuhan.
9. Tanda Asfiksia : permukaan tardieu’s spots pada permukaan paru, jantung,
timus, dan epiglotis
10. Tulang belakang : kelainan kongenital dan kekerasan
11. Tulang : apakah ada yang patah

You might also like