Professional Documents
Culture Documents
Bisnis Dalam Islam PDF
Bisnis Dalam Islam PDF
Norvadewi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda
norvadewi@yahoo.com
ABSTRACT
Business with all that stuff going on in people's lives every day widely.
Many businesses and the variety of motifs and business orientation as
well as the increasing complexity of business problems, sometimes
making businesses stuck to try anything to achieve its goal, especially if
the goal is only for profit and profit alone. So frequent negative actions,
which eventually becomes a habit in business behavior. If so, it is not
uncommon for businesses identified with the dirty deed, because there
are behaviors lying, treasonous, broken promises, deception and
deceiving others. This article describes the business in the Islamic
approach that includes the Islamic business concept, the principles of
Islamic business and normative foundation of Islamic business. Islamic
business must be based on Islamic ethics derived from the Qur'an and the
Sunnah of the Prophet Muhammad. Generally, business ethics is a
normative discipline, whereby particular ethical standards are
formulated and then applied. It makes specific judgments about what is
right or wrong, which is to say, it makes claims about what ought to be
done or what ought not to be done.
ِ
ض ذَلُوال فَ ْام ُشوا ْ ُى َو الَّذي َج َع َل لَ ُك ُم
َ األر
mengelola sumber daya ekonomi
secara efektif dan efisien. Adapun
sektor-sektor ekonomi bisnis tersebut
meliputi sektor pertanian, sektor
ِِف َمنَاكِبِ َها َوُكلُوا ِم ْن ِرْزقِو
industri, jasa, dan perdagangan Dialah yang menjadikan bumi ini
(Muslich, 2004 : 46). mudah bagi kamu, maka berjalanlah
Lebih khusus Skinner di segala penjurunya dan makanlah
mendefinisikan bisnis sebagai sebagian dari rizki Nya...
pertukaran barang, jasa, atau uang yang
saling menguntungkan atau memberi Begitu juga Allah katakan dalam
manfaat. Menurut Anoraga dan QS. Al A’raaf ayat 10 :
Soegiastuti, bisnis memiliki makna
dasar sebagai ”the buying and selling
ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِ َيها ْ َولََق ْد َم َّكنَّا ُك ْم ِِف
ِ األر
شَ َِم َعاي
of goods and services”. Adapun dalam
pandangan Straub dan Attner, bisnis
tak lain adalah suatu organisasi yang Sesungguhnya kami telah
menjalankan aktivitas produksi dan menempatkan kamu sekalian di bumi
penjualan barang-barang dan jasa-jasa dan kami adakan bagimu di muka
yang diinginkan oleh konsumen untuk bumi itu (sumber-sumber)
memperoleh profit (Yusanto dan penghidupan...
Karebet, 2002 : 15).
Adapun dalam Islam bisnis dapat Di samping anjuran untuk
dipahami sebagai serangkaian aktivitas mencari rizki, Islam sangat
bisnis dalam berbagai bentuknya yang menekankan (mewajibkan) aspek
tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kehalalannya, baik dari sisi perolehan
kepemilikan hartanya (barang/jasa) maupun pendayagunaannya
termasuk profitnya, namun dibatasi (pengelolaan dan pembelanjaan).
ت يُ ْسأَ َل ِ ِ ٍ
َّ التَ ُزْو ُل قَ َد َما َعْبد يَ ْوَم الْقيَ َامة َح
dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan
halal dan haram) (Yusanto dan عن عُ ْم ِرهِ فِْي َما أَفْ نَاهُ َو َع ْن ْ ٍعن أَْربَع ْ
Karebet, 2002 : 18).
ِِ ِ ِ ِ ِ
Pengertian di atas
dijelaskan bahwa Islam mewajibkan
dapat
َُج َسده فْي َما أبْ َلهُ َو َع ْن َمالو م ْن أيْ َن أَ َخ َذه
setiap muslim, khususnya yang َوفِْي َما أنْ َف َقوُ َو َع ْن ِع ْل ِم ِو َما َذا َع ِم َل بِِو
memiliki tanggungan untuk bekerja.
Bekerja merupakan salah satu sebab Kedua telapak kaki seorang anak
pokok yang memungkinkan manusia Adam di hari kiamat masih belum
memiliki harta kekayaan. Untuk beranjak sebelum ditanya kepadanya
memungkinkan manusia berusaha mengenai empat perkara; tentang
mencari nafkah, Allah Swt umurnya, apa yang dilakukannya;
melapangkan bumi serta menyediakan tentang masa mudanya, apa yang
berbagai fasilitas yang dapat dilakukannya; tentang hartanya, dari
dimanfaatkan untuk mencari rizki. mana dia peroleh dan untuk apa dia
Sebagaimana dikatakan dalam firman belanjakan; dan tentang ilmunya, apa
Allah QS. Al Mulk ayat 15 : yang dia kerjakan dengan ilmunya itu
(HR. Ahmad).
Di samping hadits di atas, Allah
menyatakan dengan tegas
ين إِذَا أَنْ َف ُقوا ََلْ يُ ْس ِرفُوا َوََلْ يَ ْقتُ ُروا َوَكا َن ِ َّ
2. Keseimbangan (Keadilan) َ َوالذ
ين ال يَ ْدعُو َن َم َع اللَّ ِو ِ َّ ِ ب
َ ك قَ َو ًاما َوالذ َ ي ذَل
Ajaran Islam berorientasi pada
terciptanya karakter manusia yang َ َْ
ُس الَِّ ي َحَّرَم اللَّو َ آخَر َوال يَ ْقتُلُو َن النَّ ْف َ إِ َلًا
memiliki sikap dan prilaku yang
seimbang dan adil dalam konteks
ك يَ ْل َق ِ ْ ِإِال ب
َ اْلَ ِّق َوال يَ ْزنُو َن َوَم ْن يَ ْف َع ْل َذل
hubungan antara manusia dengan diri
sendiri, dengan orang lain (masyarakat)
dan dengan lingkungan (Muslich, 2010 أَثَ ًاما
: 24).
Keseimbangan ini sangat Dan orang-orang yang apabila
ditekankan oleh Allah dengan membelanjakan (harta), mereka tidak
menyebut umat Islam sebagai ummatan berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir,
wasathan.Ummatan wasathan adalah dan adalah (pembelanjaan itu) di
umat yang memiliki kebersamaan, tengah-tengah antara yang demikian.
kedinamisan dalam gerak, arah dan Dan orang-orang yang tidak
tujuannya serta memiliki aturan-aturan menyembah tuhan yang lain beserta
kolektif yang berfungsi sebagai Allah dan tidak membunuh jiwa yang
penengah atau pembenar. Dengan diharamkan Allah (membunuhnya)
demikian keseimbangan, kebersamaan, kecuali dengan (alasan) yang benar,
kemoderenan merupakan prinsip etis dan tidak berzina, barang siapa yang
mendasar yang harus diterapkan dalam melakukan demikian itu, niscaya dia
aktivitas maupun entitas bisnis mendapat (pembalasan) dosa (nya).
(Muhammad dan Fauroni, 2002 : 13).
Dalam al-Qur’an dijelaskan Selain itu juga masih dalam QS.
bahwa pembelanjaan harta benda harus Al Furqan ayat 72-73 :
الز َور َوإِذَا َمُّروا بِاللَّ ْغ ِو
ُّ ين ال يَ ْش َه ُدو َن ِ َّ
َ َوالذ
dilakukan dalam kebaikan atau jalan
Allah dan tidak pada sesuatu yang
ِ ِ ِ َّ ِ
dapat membinasakan diri (QS. Al
Baqarah ayat 195). Harus ْين إِ َذا ذُِّك ُروا بِآيَات َرِِّب ْم ََل َ َمُّروا كَر ًاما َوالذ
ص ًّما َوعُ ْميَانًا ِ
menyempurnakan takaran
timbangan dengan neraca yang benar
dan
ُ ََيُّروا َعلَْي َها
(QS. Al Israa’ ayat 35). Dijelaskan juga
bahwa ciri-ciri orang yang mendapat Dan orang-orang yang tidak
kemuliaan dalam pandangan Allah memberikan persaksian palsu, dan
adalah mereka yang membelanjakan apabila mereka bertemu dengan
harta bendanya tidak secara berlebihan (orang-orang) yang mengerjakan
dan tidak pula kikir, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
kemusyrikan, tidak membunuh jiwa berfaedah, mereka lalui (saja) dengan
yang diharamkan, tidak berzina, tidak menjaga kehormatan dirinya.Dan
memberikan kesaksian palsu, tidak tuli orang-orang yang apabila diberi
dan tidak buta terhadap ayat-ayat peringatan dengan ayat-ayat Tuhan
Allah. Sebagaimana disebutkan dalam mereka, mereka tidaklah
QS. Al Furqan ayat 67-68: menghadapinya sebagai orang-orang
yang tuli dan buta.
Keseimbangan ekonomi akan
dapat terwujud apabilamemenuhi
syarat-syarat berikut. Pertama,
produksi, konsumsi dan distribusi harus Secara Islami dua pilihan yang
berhenti pada titik keseimbangan diniatkan dan berkonsekuensi tersebut
tertentu demi menghindari pemusatan sebagai suatu pilihan di mana di satu
kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam pihak mengandung pahala yang
genggaman segelintir orang. Kedua, berguna bagi diri sendiri maupun
Setiap kebahagiaan individu harus masyarakat dan di lain pihak
mempunyai nilai yang sama dipandang mengandung dosa yang berpengaruh
dari sudut sosial, karena manusia buruk bagi diri sendiri maupun bagi
adalah makhluk teomorfis yang harus orang banyak (Muslich, 2010 : 42).
memenuhi ketentuan keseimbangan Sebagaimana disebutkan dalam QS. An
nilai yang sama antara nilai sosial Nisa ayat 85 :
يب ِ
ٌ اعةً َح َسنَةً يَ ُك ْن لَوُ نَص َ َم ْن يَ ْش َف ْع َش َف
marginal dan individual dalam
masyarakat. Ketiga, tidak mengakui
hak milik yang tak terbatas dan pasar
bebas yang tak terkendali (Naqvi,
اعةً َسيِّئَةً يَ ُك ْن لَوُ كِ ْف ٌل ِ
َ مْن َها َوَم ْن يَ ْش َف ْع َش َف
1993 : 99). ِمْن َها َوَكا َن اللَّوُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء ُم ِقيتًا
3. Kehendak Bebas Barang siapa yang memberikan hasil
Manusia sebagai khalifah di yang baik, niscaya ia akan memperoleh
muka bumi sampai batas-batas tertentu bagian (pahala) darinya. Dan barang
mempunyai kehendak bebas untuk siapa yang memberikan hasil yang
mengarahkan kehidupannya kepada buruk, niscaya ia akan memikul bagian
tujuan yang akan dicapainya. Manusia (dosa) daripadanya. Allah Maha
dianugerahi kehendak bebas (free will) Kuasa atas segala sesuatu.
untuk membimbing kehidupannya Juga QS. Al Kahfi ayat 29 :
sebagai khalifah. Berdasarkan aksioma
kehendak bebas ini, dalam bisnis
اْلَ ُّق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَ َم ْن َشاءَ فَ ْليُ ْؤِم ْن َوَم ْنْ َوقُ ِل
ِِ ِ
َحا َط َ ي نَ ًارا أَ َشاءَ فَ ْليَ ْك ُف ْر إِنَّا أ َْعتَ ْدنَا للظَّالم
manusia mempunyai kebebasan untuk
membuat suatu perjanjian atau tidak,
melaksanakan bentuk aktivitas bisnis ِبِِ ْم ُسَر ِادقُ َها َوإِ ْن يَ ْستَغِيثُوا يُغَاثُوا ِِبَ ٍاء
tertentu, berkreasi mengembangkan
اب ِ ِ ِ
potensi bisnis yang ada (Beekun,1997 :
24). ُ س الشََّر َ َكالْ ُم ْهل يَ ْشوي الْ ُو ُجوهَ بْئ
Dalam mengembangkan kreasi ت ُم ْرتَ َف ًقا
ْ ََو َساء
terhadap pilihan-pilihan, ada dua
konsekuensi yang melekat. Di satu sisi Katakanlah bahwa kebenaran itu
ada niat dan konsekuensi buruk yang datangnya dari Tuhan Mu. Maka
dapat dilakukan dan diraih, tetapi di barang siapa yang ingin (beriman),
sisi lain ada niat dan konsekuensi baik hendaknya beriman, dan barang siapa
yang dapat dilakukan dan diraih. yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.
Terdapat konsekuensi baik dan buruk Sesungguhnya kami telah menyediakan
oleh manusia yang diberi kebebasan bagi orang-orang yang zalim neraka
untuk memilih tentu sudah harus yang gejolaknya mengepung mereka.
diketahui sebelumnya sebagai suatu
risiko dan manfaat yang bakal 4. Pertanggungjawaban
diterimanya. Segala kebebasan dalam
melakukan bisnis oleh manusia tidak
lepas dari pertanggungjawaban yang