Professional Documents
Culture Documents
Makalah Metabolisme Karbohidrat
Makalah Metabolisme Karbohidrat
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen, dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah
penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang di konsumsi akan
menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran)
karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai
fungsi-fungsinya, seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot, serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik, seperti berolahraga atau bekerja.
Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi, cadangan makanan, dan
materi pembangunan pada semua makhluk hidup. Maka dari itu, karbohidrat
sangat diperlukan oleh tubuh ternak agar dapat tumbuh sehat dan produktif dalam
menghasilkan hasil ternak. Karbohidrat dalam bahan makanannya dapat ditemui
dalam berbagai bentuk, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakakrida,
karbohidrat yang paling sering ditemui dalam bahan pokok pakan ternak adalah
dalam bentuk monosakarida seperti glukosa dan polisakarida yaitu selulosa atau
serat kasar.
1
2. Tujuan
2
II. PEMBAHASAN
3
sitokrom diblokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam
sistem couple, terutama oleh oksigen tidak dapat berjalan (Anonim,2009).
4
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk hampir
lebih dari 20.000 unit molekul monosakarida terutama glukosa. Di dalam ilmu
gizi, jenis karbihodrat kompleks yang merupakan sumber utama bahan makanan
yang umumnya di konsumsi oleh manusia adalah pati (strach).
5
Persiapan Glikolisis
6
Reaksi Glikolisis
Glikogenesis
Glikogenesis adalah reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul
glukosa. Gikogenesis juga dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan
oleh tubuh. Glikogenesis merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama
di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama
terdapat di dalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%.
Glkogen dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam tumbuhan,
yaitu sebagai cadanagan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi
hampir dalam semua jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar
dan dalam otot.
7
Tahap-tahap glikogenesis :
1. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat.
Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan
UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya
glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama
seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat.
Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini
enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehingga
terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan
fosfat.
3. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk
respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam atau
tersimpan dalam bentuk ATP.
Glikogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan oto berbeda dengan enzim
yang terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan
melepaskan unit glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak dapat di
reduksi. Reaksinya :
(Glukosa)n + H2PO4 Glukosa I-fosfat + (Glukosa) n-1
Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah
menjadi glukosa I-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat.
Glukogenisis diatoleh hormon glukogen yang di sekresiakan pankreas dan
epinerfin yang dieksresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan
menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis
dan menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan
glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat masuk ke dalam poses glikolisis untuk menghasilkan
energi. Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk
didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan glukosa.
8
Glikoneogenesis
Glikoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidat. Glikoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila di dalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Pada
dasanya glikoneogenesis adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glikoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glikoneogenesis yang
dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tepat.
Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintetis glukosa akhirnya
berasal dari katabolisme asam amino.
9
Reticulum
Retikulum adalah bagian perut (kompartemen) yang paling kranial. Kompartemen
ini bagian dalamnya diseliputi oleh membran mukosa yang mengandung
intersekting ridge yang membagi permukaan itu menjadi permukaan yang
menyerupai permukaan sarang lebah. Secara fisik ini kurang terpisah dari rumen
tetapi bagian ini menyerupai daerah pengaturan aliran dari esofagus dan rumen ke
abomasum. Di dalam retikulum terjadi pencernaan fermentatif, pH normal pada
retikulum adalah 7(suasana netral) (Siregar, 1994).
Rumen
Rumen merupakan suatu maskular yang besar dan terentang dari diafragma
menuju ke pelvis dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal
(Frandson, 1992). Mikroorganisme rumen sangat berperan penting dalam rumen.
Makanan yang masuk berdegradasi kompleks menjadi poisakarida seperti selulosa,
hemiselulosa, VFA atau Volatile Fatty Acid mensuplai 55-56% dari kebutuhan
energi hewan ternak tersebut. Mikroba juga mensintesis vitamin B kompleks yang
sangat dibutuhkan oleh hewan ternak tersebut (Siregar, 1994).
Omasum
Omasum merupakan suatu organ yang berisi lamina muskuler yang turun dari
dalam dorsum atau bagian atap. Omasum terletak di sebelah kanan rumen dan
retikulum persis pada kaudal hati. Pertautan antara omasum dan abomasum
terdapat suatu susunan lipatam membran mukosa “vela terminalia” yang
barangkali berperan sebagai katup untuk mencegah kembalinya bahan-bahan dari
abomasum menuju omasum. Fungsi bagian ini adalah untuk menyaring partikel
pakan yang lebih kecil, oleh karena itu terdapat lima macam lamina atau daun
yang masing-masing mempunyai duri (Akoso, 2002).
Abomasum
Abomasum, abomasum menurut Siregar (1994), disebut sebagai perut sejati
karena pada daerah ini terdapat kelenjar digesti yang berperanan dalam proses
pemecahan zat-zat gizi. Abomasum terletak ventral dari omasum dan terentang
kaudal pada sisi kanan dari rumen. Proses pencernaan di dalam lambung depan
terjadi secara mikrobial . Mikroba memegang peranan penting dalam pemecahan
10
makanan. Sedangkan di dalam lambung sejati terjadi pencernaan enzimatik karena
lambung ini mempunyai banyak kelenjar (Banerjee, 1978).
Ada tiga macam mikroba yang terdapat di dalam cairan rumen, yaitu bakteri,
protozoa dan sejumlah kecil jamur . Volume dari keseluruhan mikroba
diperkirakan meliputi 3,60% dari cairan rumen. Bakteri merupakan jumlah besar
yang terbesar sedangkan protozoa lebih sedikit yaitu sekitar satu juta/ml cairan
rumen . Jamur ditemukan pada ternak yang digembalakan dan fungsinya dalam
rumen sebagai kelompok selulolitik (Bryant, 1970).
11
keperluan fungsi-fungsi esensial jaringan tubuh. Berikut bagan dari pencernaan
dan metabolisme karbohidrat dalam rumen ruminansia.
Menurut Arora (1989) setelah penyerapan dalam rumen, asam asetat dan
asam propinat melalui system portal akan dibawa ke hati, sedangkan sejumlah
besar asam butirat di dalam jaringan rumen diubah menjadi benda-benda keton
yang kemudian diangkut melalui system portal ke hati. Asam asetat adalah asam
utama yang terbentuk dari degradasi makanan yang kaya serat kasar oleh mikroba
rumen dan merupakan sumber energi utama ruminansia. Di dalam mitokondria,
glukosa dibentuk dari asetat melalui modifikasi siklus asam trikarboksilat
(Trycarboxylic Acids = TCA)
12
III. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
McKee, Trudy. McKee, James R. 2003. Biochemistry the Molecular Basis of Life
Third Edition. McGraw-Hill, Inc. New York.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
14