You are on page 1of 13

GAMBARAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASETAT

SEBAGAI DETEKSI LESI PRAKANKER SERVIKS


PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL TIDAK LANGSUNG
DI HOTSPOT Y KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU

Sarah Ovinitha
Wiwit Ade Fidiawati
Amru Sofian
Email: sarah.ovinitha@yahoo.co.uk

ABSTRACT
Cervical cancer is a malignancy in the epithelial cells of the cervix that
can be prevented and detected earlier, but still ranks as the fourth most common
cancer in women worldwide. Early detection of cervical cancer in developing
countries such as Indonesia that was recommended by World Health
Organization (WHO) is Visual Inspection with Acetic Acid (VIA). Indirect Female
Sex Workers (FSW) have a higher risk of cervical cancer. The aim of this study is
to reveal the results of VIA on indirect FSW at hotspot Y District Tenayan Raya
Pekanbaru. The method of this research is descriptive observational. The study
population was WPS-TL residing in the hotspot Y District Tenayan Raya
Pekanbaru and the samples were taken with total sampling method. The results
showed that among 44 FSWs, 17 people (38.6%) of them had acetowhite on the
VIA examination (positive VIA). It is concluded that the majority of indirect FSWs
at hotspot Y District Tenayan Raya Pekanbaru have a negative IVA results.

Key words : Visual Inspection with Acetic Acid (VIA), Cervical Cancer, Indirect

Female Sex Worker (FSW), Hotspot Y

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 1


PENDAHULUAN dari 168 kasus keganasan pada
Kanker serviks adalah suatu wanita.6
penyakit keganasan dari sel-sel epitel Penyebab utama kanker
yang terdapat pada mulut rahim serviks adalah virus anggota famili
(serviks) yang dapat dicegah dan Papovaviridae yaitu Human
dideteksi secara dini namun Papiloma virus (HPV) yang
7
merupakan salah satu penyebab ditularkan secara seksual. Selain
kematian terbanyak pada wanita di faktor utama tersebut, faktor lain
dunia.1 Kanker serviks merupakan yang diduga dapat meningkatkan
kanker kedua terbanyak yang diderita risiko kanker serviks ini adalah :
oleh wanita di dunia setelah kanker riwayat penyakit menular seksual,
payudara. memulai aktivitas seksual pada usia
Menurut data epidemiologi yang sangat muda, bergonta - ganti
tahun 2012, kanker serviks pasangan seksual, sering melahirkan
menduduki peringkat keempat (multi-paritas), mengidap penyakit
penyakit keganasan yang paling yang menekan sistem imun,
sering dideteksi pada wanita di penggunaan kontrasepsi, merokok
seluruh dunia.2 Setiap tahunnya, di dan faktor genetik/keturunan.8
seluruh dunia terdapat hampir Semua wanita yang telah
528.000 kasus baru dan 266.000 melakukan hubungan seksual, pada
kasus kematian akibat kanker serviks dasarnya memiliki risiko untuk
itu sendiri.3,4 Sementara itu terkena kanker serviks. Oleh karena
berdasarkan data statistik, di itu, perlu dilakukan skrining atau
Indonesia penderita penyakit kanker deteksi dini agar kanker serviks
serviks berjumlah 15.000 per tahun diketahui lebih awal sehingga
dan 7.500 diantaranya meninggal.5 meningkatkan prognosis dan
mempermudah tatalaksananya.9
Berdasarkan data World Salah satu metode skrining yang
Health Organization (WHO) pada cukup populer di negara berkembang
tahun 2013 menyatakan bahwa seperti Indonesia pemeriksaan
prevalensi hipertensi tertinggi di Inspeksi Visual Asetat (IVA).
Afrika (46%) dan terendah di Pemeriksaan IVA adalah
Amerika (35%). WHO juga teknik pemeriksaan dengan cara
menyebutkan bahwa negara-negara memulas porsio menggunakan asam
berpenghasilan tinggi memiliki asetat 3-5%. Pemberian asam asetat
prevalensi yang lebih rendah akan mempengaruhi osmolaritas
dibandingkan dengan negara yang epitel yang abnormal pada porsio.
pendapatannya rendah.2 Menurut Sehingga ketika porsio mendapat
data dari RSUD Arifin Achmad sinar, sinar tersebut tidak dapat
Pekanbaru, pada tahun 2011 tercatat diteruskan ke stroma melainkan
kasus kanker serviks sebesar 19,5% dipantulkan keluar sehingga
permukaan epitel yang abnormal
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 1
tersebut akan berwarna putih, yang mengetahui gambaran pemeriksaan
disebut acetowhite.10 Pemeriksaan inspeksi visual asetat sebagai deteksi
IVA dinyatakan positif jika terlihat lesi prakanker pada wanita pekerja
gambaran acetowhite (bercak putih) seksual tidak langsung di hotspot Y
secara kasat mata yang merupakan Kecamatan Tenayan Raya
indikasi perubahan sel oleh karena Pekanbaru.
peradangan atau suatu keganasan
pada sel epitel serviks.11
Dibandingkan dengan metode METODE PENELITIAN
skrining lainnya, pemeriksaan IVA Jenis penelitian ini adalah
relatif lebih sederhana, cepat, murah penelitian kuantitatif yang bersifat
dan jika ditemukan adanya IVA deskriptif. Populasi penelitian ini
positif dapat segera ditatalaksana adalah seluruh WPS-TL pada hotspot
(see and treat) Y Kecamatan Tenayan Raya
Kelompok populasi Pekanbaru. Sampel pada penelitian
masyarakat yang ada di Indonesia ini diambil dari seluruh populasi
sangat beragam, namun kelompok penelitian yang memenuhi kriteria
yang memiliki faktor risiko tinggi inklusi dan eksklusi (metode total
untuk mengalami kanker serviks sampling). Data dikumpulkan
adalah kelompok Wanita Pekerja melalui anamnesis dan pemeriksaan
Seksual, baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemeriksaan Inspeksi
langsung. Wanita Pekerja Seksual - Visual Asetat (IVA). Variabel dalam
Tidak Langsung (WPS-TL) adalah penelitian ini adalah usia, tingkat
wanita yang bekerja dengan pendidikan terakhir, lama menjadi
melayani aktivitas seksual dengan WPS-TL, kerutinan WPS-TL
tujuan mendapatkan upah dari yang meminta klien menggunakan
telah memakai jasa mereka, namun kondom, usia koitus pertama, jumlah
mereka memiliki pekerjaan utama paritas, kebiasaan merokok, jenis
lain sebagai sumber pendapatan kontrasepsi yang digunakan dan hasil
utama. 12,13 pemeriksaan IVA. Data yang didapat
Di kota Pekanbaru sendiri ada dikumpulkan kemudian diolah secara
beberapa lokasi (hotspot) yang manual dan komputerisasi.
diawasi oleh pemerintah atau Selanjutnya data akan disajikan
lembaga swadaya masyarakat dalam bentuk tabel distribusi
tertentu. Salah satu hotspot yang frekuensi.
cukup strategis adalah hotspot Y di .
Kecamatan Tenayan Raya karena
terletak di jalur lintas timur dengan HASIL PENELITIAN
jumlah WPS-TL yang cukup banyak, Penelitian ini telah dilakukan
terlokalisir dan terstruktur. pada periode bulan Februari –
Berdasarkan uraian diatas, Desember 2015. Responden yang
maka peneliti tertarik untuk telah diteliti dalam penelitian ini
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 2
adalah WPS-TL hotspot Y Data penelitian berdasarkan
Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru Tabel 4.1 ini menunjukkan bahwa
yang memenuhi kriteria inklusi dan mayoritas WPS-TL berumur <26
ekslusi yang berjumlah 44 orang. . tahun (57%). Sementara, mayoritas
pendidikan terakhir WPS-TL adalah
4.1 Karakteristik responden
lulus Sekolah Menengah Pertama
Berdasarkan pengumpulan
(SMP) sederajat (41%). Adapun
data, karakteristik responden yang
mayoritas responden telah bekerja
didapat adalah sebagai berikut:
sebagai WPS-TL selama <1 tahun
(64%). Sebagian besar WPS-TL
Tabel 4.1 Karakteristik dasar
memiliki jumlah hubungan seksual
responden berupa usia, tingkat
>5 kali perminggu (64%) dan
pendidikan terakhir, lama menjadi
kebanyakan WPS-TL mengaku rutin
WPS-TL, jumlah hubungan
meminta kliennya menggunakan
seksual per minggu dan rutinitas
kondom (89%).
meminta klien menggunakan
kondom
4.2 Karakteristik responden
Karakteristik (n) (%)
berdasarkan usia koitus
Usia
pertama
 <26 tahun 25 57
Data karakteristik WPS-TL
 26-35 tahun 17 39
berdasarkan usia saat koitus pertama
 >35 tahun 2 4
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Pendidikan
terakhir
Tabel 4.2 Karakteristik responden
 SD sederajat 16 36
WPS-TL berdasarkan usia koitus
 SMP sederajat 18 41
10 pertama
 SMA sederajat 23
Usia koitus (n) (%)
Lama menjadi pertama
WPS-TL <20 31 70,5
 <1 tahun 28 64 ≥20 13 29,5
 ≥ 1 tahun 16 36
Jumlah koitus per Dari penelitian didapatkan
minggu data WPS-TL yang melakukan koitus
 <5 kali 28 64 pertama pada usia <20 tahun (70,5%)
 ≥ 5 kali 16 36 adalah kelompok terbesar, sedangkan
Kerutinan sisanya melakukan koitus pertama
meminta klien pada usia lebih dari 20 tahun
menggunakan (29,5%).
kondom
 Ya 39 89
 Tidak 5 11

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 3


4.3 Karakteristik responden 4.4 Karakteristik responden
berdasarkan kebiasaan berdasarkan jumlah paritas
merokok dan jumlah rokok Riwayat paritas merupakan
per hari salah satu faktor risiko terhadap
Kebiasaan merokok dan kanker serviks, dalam penelitian ini
jumlah batang rokok per hari yang didapatkan data karakteristik WPS-
dikonsumsi WPS-TL hotspot Y TL berdasarkan jumlah paritas yang
Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 4.4.
dapat dilihat pada tabel 4.3.1 dan
tabel 4.3.2 berikut: Tabel 4.4 Karakteristik responden
berdasarkan jumlah paritas
Tabel 4.3.1 Karakteristik Status paritas (n) (%)
responden berdasarkan kebiasaan Nulipara 15 34,1
merokok <3 25 56,8
Kebiasaan ≥3 4 9,1
Merokok (n) (%) Jumlah 44 100
Tidak Merokok 7 15,9
Merokok 37 84,1 Mayoritas responden dalam
Jumlah 44 100,0
penelitian ini pernah melahirkan
Data penelitian ini sebanyak 1-2 kali adalah sebesar
menunjukkan mayoritas responden 56,8%. Dari semua responden,
adalah perokok aktif (84,1%), didapatkan informasi bahwa semua
sedangkan responden yang tidak persalinan dilakukan secara
merokok dianggap sebagai perokok pervaginam.
pasif.
4.5 Karakteristik responden
berdasarkan jenis
Tabel 4.3.2 Karakteristik kontrasepsi yang digunakan
responden berdasarkan jumlah Penggunaan kontrasepsi dan
rokok per hari jenis kontrasepsi yang digunakan
Jumlah Rokok oleh WPS-TL di hotspot Y
Per hari (n) (%) Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru
<10 11 29,7 dapat dilihat pada tabel 4.5.
10-20 5 13,5
>20 21 56,8
Jumlah 37 100,0

Dari penelitian ini didapatkan


bahwa mayoritas dari WPS-TL yang
merokok mengaku menghabiskan
>20 batang rokok dalam sehari
(56,8%).

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 4


Tabel 4.5 Karakteristik responden PEMBAHASAN
berdasarkan jenis kontrasepsi
yang digunakan 5.1 Karakteristik responden
Kontrasepsi (n) (%) Distribusi kelompok umur
Tidak 10 22,7 terbanyak WPS-TL pada hotspot Y
menggunakan Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru
kontrasepsi adalah 18-25 tahun sebanyak 25
Hormonal 34 77,3 orang (57%). Hal ini serupa dengan
Non Hormonal 4 9,1 penelitian yang dilakukan oleh Novri
Jumlah 44 100 di hotspot Jalan Tuanku Tambusai
Kecamatan Sukajadi Pekanbaru pada
Dari penelitian ini didapatkan tahun 2014, didapatkan 45%
bahwa mayoritas dari WPS-TL responden berusia <26 tahun.14
mengaku menggunakan kontrasepsi Namun hal ini bertolak
hormonal (77,3%). belakang dengan Budiman, Istiarti
dan Syamsulhuda di Klaten pada
4.6 Hasil pemeriksaan Inspeksi tahun 2008 dimana didapatkan
Visual Asetat (IVA) 61,4% WPS berusia 31-40 tahun.15
Hasil pemeriksaan IVA Perbedaan usia ini disebabkan karena
serviks WPS-TL di hotspot Y dapat lokalisasi WPS di Klaten yang
dilihat pada tabel 4.6 bertempat di sekitar alun-alun kota
dan Candi Prambanan merupakan
Tabel 4.4 Karakteristik hasil tempat prostitusi yang sudah cukup
pemeriksaan IVA responden lama berdiri, sehingga WPS di
Hasil IVA (n) (%) lokalisasi tersebut juga telah
IVA Negatif 27 61,4 bermukim dalam waktu yang cukup
IVA Positif 17 38,6 lama dan tidak bermobilisasi.15
Jumlah 44 100,0 Sedangkan di Thailand, berdasarkan
data kualitatif, setelah mencoba
bekerja sebagai WPS pada usia dini,
Berdasarkan Tabel 4.7 rata-rata wanita tersebut
didapatkan bahwa sebanyak 17 orang meninggalkan lahan industri seks dan
(38,6%) WPS-TL di hotspot Y kembali menjadi WPS pada usia
Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru yang lebih tua. Sementara pada
memiliki hasil IVA positif sedangkan penelitian ini, hotspot Y Kecamatan
27 orang (61,4%) lainnya memiliki Tenayan Raya Pekanbaru merupakan
hasil IVA negatif. hotspot yang baru didirikan dengan
mobilitas WPS yang cukup tinggi
dan tidak terdapat batasan usia
tertentu baik dari pemerintah maupun
dari pengelola hotspot Y sendiri.
Usia menjadi faktor risiko penting

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 5


dalam penyakit kanker serviks, sebab kanker serviks dan pencegahannya
insidensi kanker serviks meningkat juga rendah.22
sejak usia 26-35 tahun dan akan Sebagian besar responden
menunjukkan puncaknya pada umur yang ada di hotspot Y Kecamatan
35-45 tahun.16 Usia produktif Tenayan Raya Pekanbaru merupakan
merupakan usia rentan terhadap WPS-TL yang belum lama bekerja
paparan virus HPV yang dapat sebagai WPS, dimana sebanyak 64%
menyebabkan kanker serviks, hal ini baru bekerja sebagai WPS selama <1
karena pada usia produktif SSK tahun. Hal ini didukung oleh
berada di daerah ektoserviks penelitian Karyati didapatkan
sehingga lebih rentan terjadi infeksi mayoritas WPS pada lokalisasi
HPV yang menyebabkan displasia. 17- Lorong Indah di Kecamatan Pati
19
pada tahun 2011 sebanyak 46,1%
Mayoritas responden yang baru bekerja selama <6 bulan.
ada di hotspot Y Kecamatan Tenayan Namun penelitian ini bertolak
Raya Pekanbaru memiliki tingkat belakang dengan penelitian Luchters
pendidikan terakhir Sekolah di Kenya pada tahun 2010 dimana
Menengah Pertama (SMP) yaitu rata-rata responden telah bekerja
sebanyak 41%. Hal yang sama juga sebagai WPS-TL selama 4 tahun.23
ditemui pada penelitian Kurniawan Lama bekerja sebagai WPS menjadi
didapatkan di lokalisasi Dolly 52% faktor penting karena lamanya waktu
WPS memiliki tingkat pendidikan bekerja sebagai WPS memperbesar
terakhir SMP.20 Namun berbeda kemungkinan WPS tersebut telah
dengan penelitian yang dilakukan terinfeksi HPV dan mengalami
oleh Artika di desa Mertan Surakarta displasia serviks .23,24
pada tahun 2009 didapatkan tingkat Sebagian besar responden
pendidikan terakhir dari 70% WPS memiliki jumlah hubungan seksual
adalah Sekolah Dasar (SD).21 perminggu <5 kali yakni sebesar
Perbedaan tingkat pendidikan ini 64%. Hal yang sama juga ditemui
disebabkan karena pada penelitian pada penelitian Hernandez di
Artika, lokalisasi WPS-TL terdapat Vietnam pada tahun 2008 didapatkan
di desa sehingga WPS yang bekerja 36% WPS memiliki jumlah
berasal dari keluarga golongan sosial hubungan seksual 1-4 kali
25
ekonomi rendah yang hanya mampu perminggu. Namun hal ini berbeda
menuntaskan pendidikan hingga dengan penelitian Budiman hotspot
jenjang Sekolah Dasar (SD). Tingkat Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru
pendidikan terakhir menjadi faktor didapatkan 48% WPS-TL melakukan
penting dalam penyakit kanker hubungan seksual 30-35 kali
serviks, menurut teori tingkat perminggu.26 Penelitian Kurniawan
pendidikan yang rendah pada WPS-L di lokalisasi Dolly
menyebabkan pengetahuan tentang didapatkan 43% WPS melakukan
hubungan seksual 21-35 kali
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 6
perminggu.15 Perbedaan ini dapat karena berdasarkan teori, risiko
disebabkan karena pada penelitian kanker serviks meningkat 10-12 kali
Budiman dan Kurniawan lokasi pada wanita yang melakukan
hotspot terletak di pusat kota. hubungan seksual <20 tahun
Sementara pada penelitian ini, lokasi dibandingkan wanita yang
penelitian terletak diperbatasan antar melakukan hubungan seksual ≥ 20
kota sehingga kliennya cenderung tahun. Hal ini disebabkan karena sel
lebih sedikit. Jumlah hubungan mukosa serviks pada remaja belum
seksual menjadi faktor penting matand dan lebih rentan terhadap
karena wanita yang memiliki lebih infeksi karena metaplasia pada zona
dari 5 pasangan seksual mempunyai transformasi masih sangat aktif.
resiko terkena kanker serviks 10 kali
lebih besar dibanding wanita yang 5.3 Karakteristik responden
memiliki 1 pasangan seksual.24 berdasarkan kebiasaan
merokok
Berdasarkan hasil penelitian,
5.2 Karakteristik responden sebagian besar responden adalah
berdasarkan usia koitus perokok aktif yakni sebesar 84%,
pertama sementara 16% lainnya tidak
Berdasarkan hasil penelitian, merokok. Didukung oleh penelitian
sebagian besar responden melakukan Ersan di Turki pada tahun 2013
koitus pertama pada usia <20 tahun didapatkan 62% WPS adalah
yakni sebesar 70,5% dan 29,5% perokok aktif.28 Hal yang berbeda
responden lainnya melakukan koitus didapatkan pada penelitian Jia di
pertama pada usia ≥ 20 tahun. Hal Cina dimana mayoritas WPS
yang sama juga ditemui pada (67,9%) tidak merokok.27 Penelitian
penelitian Aprilianingrum di Joshi et al di India didaptkan 86%
Argorejo Semarang yang WPS tidak pernah merokok.29
menyebutkan bahwa mayoritas WPS Perbedaan ini disebabkan karena
(69,6%) di lokalisasi tersebut perbedaan peraturan larangan
berhubungan seksual pertama kali merokok pada tiap daerah atau
pada usia <18 tahun. Hal yang negara. Sementara di India, sebagian
berbeda didapatkan pada penelitian besar WPS memang tidak merokok
Jia di Cina dimana 50% WPS namun 62,3% WPS mengunyah
melakukan koitus pada usia >20 tembakau.29 Merokok merupakan
tahun.27 Perbedaan ini disebabkan faktor penting karena menurut teori,
karena tingkat pengetahuan pada lendir serviks wanita perokok
mengenai kesehatan reproduksi WPS ditemukan zat benzyrene dari asap
di Cina cukup baik sehingga rokok yang menyebabkan sel-sel
cenderung memulai aktivitas seksual Langerhans yang ada pada serviks
pada usia dewasa.27 Usia koitus tidak berfungsi baik, sehingga daya
pertama menjadi faktor penting tahan serviks terhadap infeksi
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 7
menurun. Selain itu nikotin yang ada Thailand pada tahun 2007, dimana
didalam rokok bersifat ko-karsinogen mayoritas WPS tidak pernah
yang dapat mendorong displasia melahirkan. Menurut teori, riwayat
menjadi kanker serviks.30 multiparitas merupakan salah satu
Pada penelitian ini didapatkan faktor resiko kanker serviks. Wanita
responden perokok aktif mayoritas yang mempunyai lebih dari 2 orang
menghabiskan >20 batang rokok anak dengan jarak persalinan yang
perhari yakni sebesar 57%. Hal yang berdekatan memiliki resiko lebih
sama juga didapatkan pada penelitian tinggi dapat terkena kanker serviks.
Aprilianingrum di Argorejo dimana Hal ini berkaitan dengan selama
sebagian besar WPS merokok >19 kehamilan terjadi perubahan hormon,
batang per hari. Hal yang berbeda penurunan sistem imunitas, dan pada
didapatkan pada penelitian Budiman saat persalinan dapat terjadi trauma
di hotspot Jalan Tuanku Tambusai kumulatif pada serviks sehingga
Pekanbaru sebesar 85% WPS-TL rentan terhadap infeksi HPV.
perokok menghabiskan <15 batang
rokok perhari.26 Penelitian 5.5 Karakteristik responden
Kurniawan di lokalisasi Dolly berdasarkan kontrasepsi
didapatkan 84% WPS-L perokok yang digunakan
menghabiskan <20 batang rokok
perhari.15 Berdasarkan teori, Berdasarkan hasil penelitian,
kebiasaan merokok >10 batang per mayoritas responden menggunakan
hari berisiko 2 kali lipat terkena kontrasepsi hormonal sebesar 34
infeksi menular seksual orang (77,3%). Diantaranya yang
dibandingkan non perokok. 31 menggunakan pil sebanyak 4 orang,
yang menggunakan suntik sebanyak
26 orang dan yang menggunakan
implant 2 orang. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Novri
5.4 Karakteristik responden di hotspot Jalan Tuanku Tambusai
berdasarkan jumlah paritas Pekanbaru pada tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian, dipaparkan bahwa 90,33% WPS-TL
mayoritas responden memiliki menggunakan kontrasepsi
14
riwayat persalinan pervaginam hormonal. Namun berlainan dengan
sebanyak <3 kali yakni sebesar 52%. penelitian Gallo dkk di Madagascar
Sejalan dengan penelitian Kurniawan yang menunjukkan 81,6% WPS tidak
di Dolly didapatkan 57% WPS pernah menggunakan kontrasepsi.32
memiliki riwayat persalinan Berdasarkan teori, penggunaan
15
sebanyak 1-2 kali. Berbeda dengan kontrasepsi dalam jangka waktu yang
penelitian yang dilakukan oleh lama dapat meningkatkan risiko
Institute for Population and Social terkena penyakit kanker serviks
Research Mahidol University di terutama wanita pengguna

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 8


kontrasepsi lebih dari lima tahun. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada penggunaan kontrasepsi Penulis mengucapkan terima
hormonal dapat ditemukan adanya kasih yang sebesar-besarnya kepada
displasia serviks, sehingga pengguna Fakultas Kedokteran Universitas
kontrasepsi hormonal disarankan Riau dan pihak Puskesmas Melur
untuk melakukan pemeriksaan Pap Pekanbaru Riau atas segala fasilitas
Smear setiap 6 bulan - 1 tahun kemudahan dan kerjasama yang
sekali.33 diberikan kepada penulis selama
melaksanakan penelitian ini.

SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN


Berdasarkan hasil pemeriksaan 1. Ramli M. Deteksi dini kanker.
IVA pada wanita pekerja seksual Jakarta: Fakultas Kedokteran
tidak langsung (WPS-TL) di hotspot Universitas Indonesia; 2000.
Y Kecamatan Tenayan Raya 2. Ferlay J, Soerjomataram I, Ervik
Pekanbaru, maka dapat disimpulkan M, Diksshit R, Eser S, Matters C,
umur WPS-TL terbanyak adalah <26 et al. Globocan 2012 v1.0.
tahun, mayoritas tingkat pendidikan Cancer incidence and mortality
terakhir adalah SMP, lama menjadi worldwide: IARC Cancer Base
No.11 [Internet]. 2012 [cited
WPS-TL terbanyak adalah <1 tahun.
2015]. Available from :
Sebagian besar WPS-TL memiliki http://www.iarc.fr/en/publication
jumlah hubungan seksual <5 kali s/eresources/cancerbases.
perminggu dan mayoritas WPS-TL
rutin meminta klien menggunakan 3. Thun MJ, Delancey JO, Center
MM, Jemal A, Ward EM. The
kondom saat berhubungan seksual,
global burden of cancer:
usia terbanyak WPS-TL saat priorities for prevention.
melakukan koitus pertama adalah Carcinogenesis. 2010; 31 (1): p.
<20 tahun, mayoritas WPS-TL 100-10.
merupakan perokok aktif dengan
4. World Health Organization.
jumlah rokok >20 batang per hari,
Strengthening cervical cancer
status paritas WPS-TL terbanyak prevention and Control. Report
adalah telah melahirkan <3 kali, of the GAVI-UNFPA-WHO
mayoritas WPS-TL menggunakan meeting; 2010 June 27; 2010.
kontrasepsi hormonal dan
5. M Henderson. Vaccine could
berdasarkan pemeriksaan Inspeksi wipe out deadly cervical cancer.
Visual Asetat yang dilakukan pada Alliance for Microbicide
44 WPS-TL, mayoritas WPS-TL Development Weekly News
memiliki hasil IVA negatif. Digest. 2005; 6 (4).
6. Budiman KA. Gambaran
pemeriksaan sitologi serviks
wanita pekerja seksual tidak
langsung pada hotspot jalan
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 9
tuanku tambusai kecamatan 14. Novri DA. Gambaran
sukajadi pekanbaru [tesis]. pemeriksaan inspeksi visual
Pekanbaru. Universitas Riau; asetat sebagai deteksi lesi
2013. prakanker serviks pada wanita
pekerja seksual tidak langsung di
7. La Russo. Cervical cancer hotspot jalan tuanku tambusai
(cancer of the cervix). [Internet]. kecamatan sukajadi pekanbaru
2004 [cited 2015]. Available [tesis]. Pekanbaru: Universitas
from : Riau; 2013.
http://healthlibrary.epnet.com/pri
nt.aspx?token=050d319a-eac2- 15. Budiman NA, Istiarti T,
4088-bf68- Syamsulhuda BM. Faktor-faktor
b43b73e8cab0&chunkiid=11969. yang berhubungan dengan
praktik wanita pekerja seks (wps)
8. Rasjidi Imam. Deteksi dini dan jalanan dalam upaya pencegahan
pencegahan kanker pada wanita. IMS dan HIV/AIDS di sekitar
Jakarta: Sagung Seto; 2009. alun-alun dan candi prambanan
kabupaten klaten. Klaten: Dinas
9. Desaintes C, Goyat S, Garbay S,
Kesehatan Kabupaten Klaten dan
Yaniv M, Thierney F.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Papillomavirus E2 Induces p53-
Universitas Diponegoro; 2008.
Independent Apoptosis in HeLa
Cells, Oncogene; 1999; 18 : p. 16. Yatim F. Penyakit kandungan:
4583-45. myoma, kanker rahim,kanker
leher rahim. Jakarta: Yayasan
10. Nuranna L. Penanggulangan
Obor Indoneisa; 2006.
kanker leher rahim yang sahih
dan andal dengan metode 17. Hatch KD, Hacker NF.
proaktif-vo (proaktif, koordinatif Intraepithelial disease of cervix,
dengan skrining IVA dan terapi vagina and vulva. In: Berek JS,
krio) [disertasi]. Jakarta: Adashi EY, Hillard PA, editors.
Universitas Indonesia; 2008. Novak’s gynecology. 12th ed.
Baltimore : William & Willkins;
11. Sjamsuddin S. Terapi kanker
1996; p. 447-86
pada tingkat molekuler. Cermin
Dunia Kedokteran; 2002; 127: p. 18. Crum CP. The female genital
5-10. tract. In: Kumar V, Abbas AK,
Fausto N. Robbins and cotran
12. Soekidjo. Pengertian
pathologic basis of disease. 7th
Pengetahuan Menurut Para Ahli.
ed. Pennsylvania: Elsevier
Jakarta : PT Rineka Cipta; 2002.
saunders; 2004; p. 1059-114
13. Harcourt C, Donovan B. The
19. Crum CP, Taylor PT.
many faces of sex work. Sex
Intraepithelial squamos lesions of
Transm Infect; 2005 [cited 2015];
cervix. In: Knapp RC, Berkowitz
p. 81201-206. Available from :
RS, editors. Gynecology
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
oncology. Singapore: McGraw-
c/articles/PMC2576726/
hill; 1993; p. 179-92.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 10


20. Kurniawan B. Hubungan tingkat 26. Budiman KA. Gambaran
pengetahuan dengan partisipasi pemeriksaan sitologi serviks
pada pemeriksaaan pap smear wanita pekerja seksual tidak
pada wanita pekerja seks langsung pada hotspot jalan
komersial. Jurnal Kedokteran tuanku tambusai kecamatan
Brawijaya. 2008;26(3):3. sukajadi pekanbaru [tesis].
Pekanbaru. Universitas Riau;
21. Millus DA. Gambaran tingkat 2013.
pengetahuan perempuan pekerja
seks komersial mengenai 27. Jia H. Human papillomavirus
penyakit menular seksual di desa infection and cervical dysplasia
martan kecamatan bendosari in female sex workers in
kabupaten sukoharjo [tesis]. northeast china: an observational
Surakarta: Fakultas Kedokteran study. BMC Public Health.
Universitas Negeri Sebelas 2015;15:695.
Maret; 2009.
28. Ersan G, Kose S, Senger SS,
22. University of Maryland Medical Gunes H, Sehirali S, Gurbuz I.
Center. Cervical cancer. United The prevalence and risk factors
States [Internet]. 2013. [cited of human papillomavirus in
2015 March 23]. Available from: female sex workers. EAMJ.
http://umm.edu/health/medical/re 2013; 45: 16-20.
ports/articles/cervical-cancer
29. Smita Joshi, Vinay
23. Stanley MF Luchters, Davy Kulkarni, Trupti Darak, Uma
Vanden Broeck, Matthew F Mahajan, Yogesh
Chersich, Annalene Nel, Wim Srivastava, Sanjay Gupta, et al.
Delva, Kishor Mandaliya, et al. Cervical cancer screening and
Association of HIV infection treatment of cervical
with distribution and viral load of intraepithelial neoplasia in
HPV types in Kenya: a survey female sex workers using “screen
with 820 female sex workers. and treat” approach. Int J
BMC Infect Dis. 2010; 10: 18. Womens Health. 2015; 7: 477–
Published online 2010 Jan 483. Published online 2015 May
26. doi: 10.1186/1471-2334-10- 4. doi: 10.2147/IJWH.S80624
18
30. Sauvaget C, Fayette JM,
24. Sankaranaryan R, Nessa A, Esmy Muwonge R et al. Accuracy of
PO et al. Visual inspection visual inspection with acetic acid
methods for cervical prevention. for cervical cancer screening. Int
Best Pract Res Clin Obstet J Gynaecol Obstet. 2011; 113: p.
Gynaecol. 2012; 26: p. 221-232. 14-24.
25. Hernandez BY. Cervical human 31. Wen LM, Estcourt CS, et al. Risk
papillomavirus infection among Factors for the Acquisition of
female sex workers in southern Genital warts : are Condoms
vietnam. Infectious agents and protective?. Sex Transm Inf.
cancer.2008;3:7. 1999; vol 75; p 312 – 316

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 11


32. Pando MA, Coloccini RS,
Reynaga E, Rodriguez Fermepin
M, Gallo Vaulet L, Kochel TJ,
Montano SM, Avila MM.
Violence as a Barrier for HIV
Prevention among Female Sex
Workers in Argentina. PLoS
One. 2013;8(1):e54147.
33. Ali et al. Asuhan Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media; 2002.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 12

You might also like