You are on page 1of 7

TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA

PASIEN POST OPERASI DI RUANG BOUGENVILLE


RSUD Dr. MOHAMAD SALEH PROBOLINGGO

Devi, Hoirul, Rivana, Victor, Yus


Program Studi Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRAK

Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu. Salah satu terapi non farmakologi dalam penanganan nyeri adalah teknik
relaksasi genggam jari. Teknik realaksasi genggam jari dapat mengurangi ketegangan fisik dan
emosi yang akan membuat tubuh rileks. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri pada pasien post oprasi di RSUD Dr Mohamad
Saleh Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment dengan rancangan
One Group Pre-test Post-test. Jumlah populasi penelitian ini adalah 10 pasien post operasi di
RSUD dr. Muhammad Saleh Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
sampling dengan jumlah sampel 10 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar
observasi tingkat skala nyeri.. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Paired T-Test dengan
nilai signifikan α=0,005. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sebelum dilakukan teknik
relaksasi genggam jari adalah 4,80 dan hasil rata-rata sesudah dilakukan teknik relaksasi
genggam jari adalah 3,87. Hasil bivariat didapat p value 0,000. Sehingga menunjukkan ada
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari pada
pasien post operasi. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan teknik
relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap pengurangan rasa nyeri insisi post operasi
Kata Kunci : Intensitas Nyeri, Teknik Relaksasi Genggam Jari.

PENDAHULUAN pembedahan dilakukan setiap tahun dan


berpotensi menimbulkan komplikasi dan
Operasi atau pembedahan kematian. Sedangkan di Indonesia terjadi
merupakan semua tindakan pengobatan yang peningkatan pembedahan setiap tahunnya
menggunakan cara invasif dengan membuka dimana pada tahun 2009 terdapat 46,87%
atau menampilkan bagian tubuh yang kasus pembedahan, tahun 2010 sebesar
akandilakukan tindakan pembedahan dengan 53,22%, tahun 2011 sebesar 51,59%, dan
membuat sayatan (Potter & Perry, 2015). tahun 2012 sebesar 53,68% (WHO, 2013).
Tindakan pembedahan dilakukan pada Pembedahan dapat menyebabkan
berbagai penyakit karena indikasi ketidaknyamanan bagi pasien karena
tertentu.Berdasarkan data World Health tindakan pembedahan dapat menyebabkan
Organization (WHO) diperkirakan setiap trauma pada jaringan yang dapat
tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan menimbulkan nyeri. Nyeri bersifat subjektif,
di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang tidak ada dua individu yang mengalami
hidup. Penelitian di 56 negara dari 192 nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian
negara diperkirakan ada 234,2 juta prosedur
nyeri yang sama menghasilkan respon atau operatif atau kebutuhan pasien untuk
perasaan yang identik pada individu. Nyeri melakukan teknik relaksasi tersebut agar efektif.
merupakan sumber frustasi, baik pasien Periode relaksasi yang teratur dapat membantu
maupun tenaga kesehatan (Potter & Perry, untuk melawan keletihan dan ketegangan otot
2010). yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang
Nyeri adalah pengalaman sensori dan meningkatkan nyeri (Smeltzer and Bare 2001,
emosional yang tidak menyenangkan yang p. 233).
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual Relaksasi merupakan kebebasan mental
dan potensial yang terlokalisasi pada suatu dan fisik dari ketegangan dan stress, karena
bagian tubuh ataupun sering disebut dengan dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi
istilah destruktif dimana jaringan rasanya afektif pasien.Teknik relaksasi membuat pasien
seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
seperti emosi , perasaaan takut dan mual. nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada
Nyeri pasca bedah merupakan satu dari nyeri (Potter & Perry 2005, p.1528).
masalah keluhan pasien tersering di rumah Menggenggam jari sambil mengatur napas
(relaksasi) dilakukan selama kurang lebih 3-5
sakit sebagai konsekuensi pembedahan yang
menit dapat mengurangi ketegangan fisik dan
tidak dapat dihindari. Sebanyak 77% pasien
emosi, karena genggaman jari akan
pasca bedah mendapatkan pengobatan nyeri
menghangatkan titik- titik keluar dan
yang tidak dibuat dengan 71% masing
masuknya energi meridian (energy channel)
mengalami nyeri setelah diberi obat dan
yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik
80%nya mendeskripsikan masih mengalami refleksi pada tangan akan memberikan
nyeri tingkat sedang hingga berat (Katz, rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
2014). Nyeri pasca bedah yang tidak hilang genggaman. Rangsangan tersebut akan
dapat menimbulkan efek nefgetif terhadap mengalirkan gelombang listrik menuju otak yang
fisiologis dan psikologis (Black & Hawk, akan diterima dan diproses dengan cepat, lalu
2014). Menurut Chanif, Petpichetchian & diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang
Chongchaeron, (2013) salah satu jenis relaksasi mengalami gangguan, sehingga sumbatan di
yang digunakan dalam menurunkan intensitas jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2011 ;
nyeri setelah operasi adalah dengan relaksasi Andika 2006).
genggam jari yang mudah dilakukan oleh Menggenggam jari sambil mengatur napas
siapapun yang berhubungan dengan jari tangan (relaksasi) dilakukan selama kurang lebih 3-5
dan aliran energi di dalam tubuh kita. menit dapat mengurangi ketegangan fisik dan
Teknik genggam jari disebut juga finger hold emosi, karena genggaman jari akan
(Liana 2008 ; Andika 2006) menghangatkan titik- titik keluar dan
Berdasarkan data awal yang masuknya energi meridian (energy channel)
diperoleh dari Ruang Bougenville RSUD dr yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik
Mohamad Saleh jumlah pasien refleksi pada tangan akan memberikan
yang mengalami post operasi pada 3 hari rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
terakhir sebanyak 2 kasus dengan gambaran genggaman. Rangsangan tersebut akan
skala nyeri sedang (4-6) pada 1 pasien post mengalirkan gelombang listrik menuju otak yang
operasi H+2 yang diwawancarai dan diukur akan diterima dan diproses dengan cepat, lalu
skala nyeri menggunakan NRS ditemui diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang
skala nyeri 4 – 6 (nyeri sedang). mengalami gangguan, sehingga sumbatan di
Beberapa penelitian, telah menunjukkan jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2011 ;
bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri Andika 2006).
pasca operasi.Ini mungkin karena relatif kecilnya Hal ini pernah dibuktikan oleh Iin
peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca- Pinandita dkk (2012) yang menyatakan terdapat
perbedaan penurunan skala nyeri rata-rata (bebas)/ Intervensi yaitu relaksasi
sebesar 4,88 % pada pasien kelompok genggam jari adalah sebuah teknik
eksperimen yang mendapat perlakuan relaksasi relaksasi yang digunakan untuk
genggam jari selama 3-5 menit berturut-turut meredakan atau mengurangi intensitas
sebanyak 3 kali. Berdasarkan penelitian Iin nyeri pasca pembedahan yang dilakukan
Pinandita dkk (2012) dalam penelitiannya pada pasien postoperasi di Ruang
tentang “Teknik Relaksasi Genggam Jari Beogenvil RSUD Muhammad Saleh.
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Variabel Dependen pada penelitian ini
Pasien Post Operasi Laparatomi” bahwa teknik adalah Intensitas nyeri pasien postoperasi
relaksasi genggam jari dapat menurunkan yang di ukur dengan cara mengobservasi
intensitas nyeri pada pasien post operasi. intensistas nyeri pasien menggunakan
Berdasarkan uraian latar belakang di lembaran pengukuran nyeri yang alatnya
atas dan sebagai upaya mengembangkan menggunakan numeric skala rasa nyeri
manajemen nyeri dengan pendekatan yaitu skala 1- 3 : nyeri ringan, skala 4-6
perilaku kognitif serta untuk mendukung : nyeri sedang,.dan skala 7-10: nyeri berat
penelitian sebelumnya, peneliti ingin (Potter & Perry 2005). Untuk mencegah bias
mencoba mengeksplorasi lebih jauh kami menggunakan waktu paruh analgsik
pengaruh teknik distraksi terapi genggam nonnarkotik yaitu 4 jam. Seperti santagesik
jari terhadap respon nyeri pasien post karena dalam santagesik mengandung
operasi di Ruang Bougenville. derivat metansulfonat dari aminopirin,
dimana cara kerjanya menghambat transisi
rasa sakit ke susunan saraf pusat dan perifer.
METODE PENELITIAN Metamizole Na bekerja sebagai analgesik,
diabsorpsi dari saluran pencernaan yang
Penelitian ini menggunakan Quasy mempunyai waktu paruh 1-4 jam
Eksperimental bertujuan untuk mengetahui (http://m.apotik.tambakrejo.com/ANTRAIN
gejala atau pengaruh yang timbul, -INJEKSI.html)
sebagai akibat dari adanya perlakuan
tertentu atau eksperimen tersebut
(Notoatmodjo 2010, p.50). Rancangan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian eksperimen ini adalah Desaigns
dengan metode rancangan One Group Pre- Pada penelitian ini penulis melakukan
test Post-test. Rancangan ini tidak intervesi pada 10 responden pasien post
mengggunakan kelompok pembanding operasi dengan melakukan beberapa langkah
(kontrol), tetapi dilakukan observasi intervensi sehingga dapat mengurangi rasa
pertama (pretest) yang memungkinkan nyeri pada pasien. Dengan teknik genggam
menguji berubahan-perubahan yang terjadi jari.
setelah adanya eksperimen (Notoatmodjo
2010, p.57). Penelitian dilakukan diruang 1. Intensitas nyeri sebelum dilakukan
beugenvil inap bedah RSUD Muhammad teknik relaksasi genggam jari
Saleh tahun 2017 . Populasi dari
penelitian adalah seluruh pasien post di Tabel 1. Rata - rata intensitas nyeri sebelum
RSUD Muhamad Saleh 2017. Populasi dilakukan teknik relaksasi genggam jari
sebanyak 10 orang . Pasien dengan pada pasien post operasi di Ruangan bedah
skala nyeri ringan, sedang dan berat, (Bougenvil) RSUD dr. Mohammad Shaleh
dapat diajak berkomunikasi Variabel dalam Tahun 2017
penelitian ini adalah variabel independent
farmakologi dan non-farmakologi. (Asmita
Skala nyeri Presentase Dahlan, 2017).
Nyeri ringan 10% Menurut asumsi peneliti bahwa nyeri yang
dirasakan oleh pasien post operasi berbeda-
Nyeri sedang 70% beda, hal ini terbukti dari hasil penelitian
Nyeri berat 20 % terlihat bahwa nyeri berat ditemukan 2
pasien dan terdapat 7 orang pasien nyeri
sedang , dan utuk yang mengalami nyeri
Berdasarkan tabel 5.1 diatas rata rata ringan hanya terdapat 1 pasien . Sedangkan
intensitas nyeri sebelum dilakukan dari teori Andika (2016) faktor faktor yang
intervensi genggam jari terhadap pasien post mempengaruhi nyeri pada pasien post
operasi adalah 70 % dengan skala nyeri operasi disebabkan karena banyak faktor
sedang. seperti perhatian responden terhadap nyeri
Kebanyakan pasien dengan post dengan cara responden tidur untuk
operasi masih merasakan nyeri. Nyeri mengurangi nyerinya dan dukungan dari
merupakan suatu mekanisme proteksi bagi keluarga seperti keluarga selalu menemani
tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, ketika pasien mengeluh nyeri dengan tidak
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi meninggalkan pasien diruangan sendiri.
untuk menghilangkan rasa nyeri Sehingga dapat disimpulkan bahwa
(Andarmoyo 2013, p.16). Menurut potter & intensitas nyeri pada setiap pasien berbeda-
perry usia merupakan variabel penting yang beda sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri khususnya pada anak mempengaruhi.
dan orang dewasa. Pada usia anak kesulitan
untuk memahami nyeri dan beranggapan 2. Rata-rata intensitas nyeri sesudah
perawat dapat menyebabkan nyeri. Usia dilakukan teknik relaksasi genggam
lebih muda yang belum mempunyai kosa jari
kata yang banyak, mempunyai kesulitan Tabel 5.2 Rata - rata intensitas nyeri sesudah
untuk mendiskripsikan secara verbal dan dilakukan teknik relaksasi
mengekspresikan nyeri kepada orang tua genggam jari pada pasien post operasi di
atau perawat. Sementara orang dewasa dapat Ruangan bedah (Bougenvil) di RSUD dr.
mengekspresikan dan mengatakan secara Mohammad shaleh probolinggoTahun 2017
langsung rasa nyeri yang dirasakannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Skala nyeri Presentase
Karokaro M (2014) Menurut penelitian Nyeri ringan 80%
yang dilakukan oleh Andika & Mustafa Nyeri sedang 10%
(2016) mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi ambang nyeri seseorang Nyeri berat 10 %
yaitu pengalaman masa lalu. Responden
yang mengalami nyeri yang timbul
berikutnya akan mengalami nyeri yang lebih Berdasarkan tabel diatas rata – rata
ringan. Hal ini terjadi karena tingkat intensitas nyeri sesudah dilakukan intervensi
toleransi pada pasien terhadap nyeri lebih genggam jari terhadap pasien post operasi
tinggi. Selain itu untuk mengurangi rasa adalah 80% pasien skala nyeri ringan.
nyeri juga bisa dilakukan dengan Usaha Penelitian ini juga diperkuat oleh Yuliastuti
untuk mengurangi atau menghilangkan rasa C (2015) yang meneliti tentang Pengaruh
nyeri biasanya menggunakan pengobatan Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Pengurangan Intensitas Nyeri Pada
Penderita Post Appendiktomi di Ruangan
Inap RSUD Sidoarjo didapatkan bahwa 3. Pengaruh Teknik Relaksasi Gengam
pasien post appendiktomi yang mengalami Jari Terhadap Intensitas Nyeri di
nyeri berat dan setelah menggenggam jari Ruangan bedah (Bougenvil) di RSUD dr.
selama 30-50 menit, mayoritas pasien Mohammad Shaleh ProbolinggoTahun
appendiktomi mengalami nyeri sedang, 2017
dimana didapatkan (ρ= 0,001). Penelitian ini
juga diperkuat oleh Andika & Mustafa Tabel 5.3Pengaruh Teknik Relaksasi
(2016) yang meneliti tentang Pengaruh Gengam Jari Terhadap Intensitas Nyeri di
Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Ruangan bedah (Bougenvil) RSUD dr.
Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Post Mohammad Shaleh Probolinggo Tahun 2017
Operasi Apendiktomy didapatkan hasil
bahwa teknik relaksasi genggam jari SKALA
SEBELUM SESUDAH
membantu mengurangi nyeri dan NYERI
menghasilkan relaksasi dan melancarkan Nyeri
10% 80%
sirkulasi. Penelitian ini diperkuat oleh Ringan
penelitian yang dilakukan oleh Karokaro Nyeri
M(2014) yang meneliti tentang pengaruh 70% 10%
Sedang
teknik relaksasi genggam jari terhadap Nyeri
penurunan intensitas nyeri pada pasien post 20% 10%
Berat
operasi laparatomi di RSUD Deli Semarang
Lubuk Pakam, didapatkan bahwa adanya Berdasarkan tabel 5.3 di atas terlihat statistik
pengaruh teknik relaksasigenggam jari deskriptif berupa rata-rata intensitas nyeri
terhadap terhadap penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah perlakuan. Rata-rata
pada pasien post operasi laparatomi di intensitas nyeri sebelum perlakuan adalah 70
RSUD Deli Semarang Lubuk Pakam. % nyeri sedang. Dan Pada pengukuran
Didapatkan rata-rata intensitas nyeri 6,25 intensitas nyeri sesudah pelakuan didapatkan
sebelum perlakuan, kemudian menurun rata-rata intensitas nyeri sesudah adalah
menjadi 3,33 sesudah perlakuan. Menurut 80% nyeri ringan. Penelitian ini sejalan
asumsi peneliti, teknik relaksasi genggam dengan penelitian yang dilakukan oleh
jari merupakan salah satu pengobatan Andika & Mustafa (2016) yang meneliti
nonfarmakologi yang dilakukan dengan tentang Pengaruh Teknik Relaksasi
message pada tangan, yang sangat sederhana Genggam Jari terhadap Penurunan Intensitas
dan mudah dilakukan oleh siapapun yang Nyeri Pasien Post Operasi Apendiktomy
berhubungan dengan jari tangan. Teknik didapatkan hasil bahwa dilihat perbedaan
relaksasi genggam jari dapat dilakukan intensitas nyeri sebelum dan sesudah teknik
sendiri dan sangat membantu dalam genggam jari adalah sebesar 1,400, dengan
kehidupan seharihari untuk merilekskan nilai standar deviasi sebesar 0,699.
ketegangan fisik. Namun pada penelitian ini Berdasarkan hasil uji normalitas dengan
masih ditemukan bahwa intensitas nyeri menggunakan uji Shapiro wilk didapatkan
tidak berubah atau tetap sesudah diberikan nilai p > 0,05 maka data berdistribusi
teknik relaksasi genggam jari, hal ini normal dan uji hipotesis yang digunakan
disebabkan karena pasien saat dilakukan adalah uji parametric yaitu uji paired t-test.
intervensi tidak merasa senang dengan Hasil uji statistik (paired t-test ) didapatkan
kehadiran peneliti sehingga mempengaruhi nilai p value 0,000 (p<0,05) berarti terdapat
pasien saat itu. pengaruh teknik genggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post titik-titik keluar dan masuknya energy pada
operasi apendiktomy di RS Dr. meridian yang terletak pada meridian yang
Reksodiwiryo Padang Tahun 2016. terletak pada jari tangan kita. Sehinggan
intensitas nyeri akan berubah atau
Menurut potter & perry (2005), mengalami modlasi akibat stimulasi
terapi genggam jari dapat mengontrol diri relaksasi genggam jari yang lebih dahulu
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, dan lebih banyak
stress fisik dan emosi pada nyeri. Relaksasi mencapai otak. Genggam jari dapat
juga dapat menurunkan kadar hormone dilakukan sendiri dan sangat membantu
stress cortisol, menurunkan sumber-sumber dapat dilakukan sendiri dan sangat
depresi sehingga nyeri dapat terkontrol dan membantu dalam kehidupan sehari- hari
fungsi tubuh semakin membaik. Penelitian untuk merilekskan ketegangan fisik. Jadi,
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari
oleh Karokaro M (2014) berjudul pengaruh terhadap intensitas nyeri terhadap pada
teknik relaksasi genggam jari terhadap pasien post operasi di ruangan bedah
penurunan intensitas nyeri pada pasien post (Bougenvil) RSUD Dr. mohammad shaleh
operasi laparatomi di RSUD Deli Semarang probolinngo tahun 2017.
Lubuk Pakam dengan hasil menggunakan
uji T atau paired sample t-test menunjukan PENUTUP
bahwa p Value adalah 0,000 < a 0,05 berarti
ada perbedaan yang signifikan antara Kesimpulan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan teknik relaksasi genggam jari a. Sebelum terapi genggam jari diberikan,
pada pasien post operasi laparatomi. rata-rata skala nyeri pada pasien pada
Berdasarkan uji statistic dengan pasien post operasi adalah 5.09 dan
menggunakan uji T atau paired sample t test setelah diberikan terapi genggam jari
menunjukkan bahwa reratai ntensitas nyeri rata-rata skala nyeri pada pasien post
sebelum dan sesudah teknik relaksasi operasi adalah 3.91.
genggam jari yaitu 2,917 dengan standar b. Ada pengaruh terapi genggam jari
deviasi 0,669. Hal tersebut menunjukkan terhadap penurunan skala nyeri pada
bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pasien post operasi.
sebelum dan sesudah teknik relaksasi
genggam jari. Saran

Menurut asumsi peneliti, semua Hendaknya menerapkan terapi


responden mengalami penurunan intensitas genggam jari dalam penatalaksanaan nyeri
nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi post operasi untuk membantu meringankan
genggam jari. Hal ini terjadi karena teknik nyeri pada post operasi.
relaksasi genggam jari memberikan suatu
tindakan untuk membebaskan mental dan DAFTAR PUSTAKA
fisik dari ketegangan dan stress, sehingga
dapat meningkatkan toleransi terhadap Andarmoyo 2013 . Emosional foundations ofmusic a
nyeri. Menggenggam jari sambil menarik non- farmacologis pain management tool in
nafas dalam dapat mengurangi dan modern medicine. Neurosci. doi: 10.1016/j.
menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, neubiorev.2011.06.005.
Andika (2016) Pengaruh Teknik Relaksasi Genggan
karena genggaman jari akan menghangatkan
Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Paisen
Post Operasi Apendiktomy di RS DR. Reksodiwiryo,
STIKes Mercubaktijaya Padang. (Oral, Poster, &
Kesehatan, 2016
Andika M, Mustafa, R, (2016), Pengaruh
Teknik Relaksasi Genggan Jari Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Paisen Post
Operasi Apendiktomy di RS DR.
Reksodiwiryo, STIKes Mercubaktijaya
Padang. (Oral, Poster, & Kesehatan,
2016) .
Asmita Dahlan, T. V. S. (2017). Pengaruh
Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Haid (Dismenorea) Pada Siswi SMK
Perbankan Simpang Haru Padang Asmita.
Endurance, Journal, 2 (February), 37–44.
Black, J.M & Hawk.J.H. 2014. Medical Surdical
Nursing Clinical Management For Positive
Outcomes.7th Ed).
http://m.apotik.tambakrejo.com/ANTRAIN-
INJEKSI.html (diakses tgl 27-12-2017 jam 19.30)
Karokaro M (2014) Buku Aiar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (edisi 6)
Alih Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Katz,A.W. 2014. Cydooxigenase-2-Selective-Inhibitor
In The Managemen Of Acuite And Perioperative
Pain. Cleven Clint Journal In Medicine, 69,65-75.
https://www.spineuniverse.com diakses tanggal 9
oktober 2017.
Liana, E. (2008).Teknik Relaksasi :
Genggam Jari untuk Keseimbangan
Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Potter, P A., & Perry, A. G. (2015). Buku Aiar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik (edisi 6) Alih Bahasa: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S & Bare, B 2001.Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1, Edisi
8 p. 233, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Jakarta

You might also like