You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal.

62-70, Desember 2011

MIKRO ALGA UNTUK PENYERAPAN EMISI CO2 DAN PENGOLAHAN


LIMBAH CAIR DI LOKASI INDUSTRI

MICROALGAE FOR CO2 REDUCTION AND WASTEWATER TREATMENT


APPLICATION IN INDUSTRIAL AREA

Arif Dwi Santoso, Rahmania A. Darmawan, dan Joko P. Susanto


Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Jl. MH. Thamrin No.8 Jakarta 10340, E-mail: arif.dwi@bppt.go.id

ABSTRACT
The microalgae incorporated photobioreactor (PBR) is a highly efficient biological system for
converting carbon dioxide (CO2) gases into biomass and treating wastewater. In this study, the
freshwater microalgae Chlorella sp. was cultured in two unit photobioreactors which were
connected to a boiler of dairy factory. The source of water for microalgae culture media (in the
photobioreactors) are collected from the waste water treatment plant of the dairy factory itself.
The objective of this microalgae photobioreactor activity were to reduce CO2, produce biomass
and as a part of a waste water treatment in a dairy industry in Indonesia. Both
photobioreactors were operated for 14 days culture interval in the semi continuous cultivation,
with initial stocking rate of 2 x 105 cells/ml microalgae. Carbon dioxide concentration from the
boiler stack was 10-11 % vol. The photobioreactors were injected with the specified CO2
concentration with flow rate of 2 l/min. and 1.5 l/min. The result showed that microalgae
photobioreactors capability in CO2 absorption were 0.78 ± 0.25 and 0.92 ±0.36 g CO2/l
media/day, respectively. Before and after utilized by the photobioreactors system, Nitrate and
Phosphate concentration of the culture media (supplied from the waste water treatment plant)
decreased from 3-4 mg/l to 0.05-0.1 mg/l. After 14 days cultivation, biomass concentration of
microalgae which were injected with CO2 flow rate of 2 l/min. and 1.5 l/min. were 19 x 106
cells/ml and 15 x 106 cells/ml respectively. Results showed that microalgal photobioreactors
operated in an industrial area could reduce CO2 concentration and produce biomass.
Keywords: photobioreactor (PBR), Chlorella sp., CO2 flue gas emissions, wastewater

ABSTRAK
Kultur fitoplankton dalam fotobioreaktor (PBR) secara biologis mempunyai tingkat keefisienan
yang tinggi dalam menyerap emisi gas CO2 dan sekaligus dapat mentreatmen limbah cair dari
industri susu. Dalam uji coba ini, digunakan 2 unit PBR untuk mengkultur Chlorella sp dengan
media limbah cair dan injeksi gas dari emisi boiler pabrik. PBR dioperasikan secara semi
kontinyu selama 14 hari dengan inokulasi awal 2 x 105 sel/ml dan diinjeksi emisi gas CO2
sebesar 10-11 % vol. Variabel penelitian ini adalah laju alir gas CO2 yakni sebesar 2 l/menit dan
1,5 l/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas PBR dengan laju alir 2 l/menit dan
1.5 l/menit dalam menyerap emisi gas CO2 masing-masing sebesar 0,78 ± 0,25 dan 0,92 ±0,36
g CO2/l media/hari. Hasil pengukuran nutrien (nitrat dan fosfat) pada media kultur sebelum dan
setelah eksperimen menunjukkan penurunan konsentrasi yang signifikan. Konsentrasi nitrat dan
fosfat mengalami penurunan dari 3-4 mg/l menjadi 0,05-0,1 mg/l. Setelah 14 hari budidaya,
Populasi Cholrella sp pada PBR dengan laju alir 2 l/menit dan 1,5 l/menit adalah masing-masing
19 x 106 sel/ml and 15 x 106 sel/ml. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah mikro alga yang
dibudidayakan dalam PBR di lokasi industri berpotensi mengurangi emisi CO2 sekaligus dapat
mengolah limbah cair yang dihasilkan pabrik tersebut.

Kata Kunci: Fotobioreaktor, Chlorella sp., Emisi gas CO2, air limbah

©Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


62 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB
Santoso et al.

I. PENDAHULUAN Proses penyerapan CO2 oleh mikroalga


terjadi pada saat fotosintesis, dimana CO2
Topik penelitian tentang Carbon digunakan untuk reproduksi sel-sel
Capture Storage (CCS) telah menjadi tubuhnya. Pada proses fotosintesis
perhatian utama di kalangan ilmuwan dan tersebut selain memfiksasi gas CO2, juga
akademisi dalam kurun waktu 5-10 tahun memanfaatkan nutrien yang ada dalam
belakangan ini. Topik ini pada tahun- badan air (Anderson, 2005). Nutrien
tahun mendatang diprediksi akan dalam proses ini dapat berasal dari
semakin menonjol mengingat semakin material yang sengaja ditambahkan atau
banyak pihak yang tertarik pada dapat juga berasal dari material limbah
teknologi ini dalam upaya pencegahan cair. Penggunaan limbah cair sebagai
terhadap gejala pemanasan global. Gas input nutrien akan mengurangi biaya
karbondioksida (CO2) merupakan salah operasional FBR sekaligus meningkatkan
satu gas rumah kaca yang dominan performance FBR sebagai piranti
diduga sebagai penyebab dalam penyerap emisi gas CO2 sekaligus
permasalahan pemanasan global memperbaiki kulitas limbah cair dalam
(Schneider, 1989). Secara luas telah suatu areal industri (Green et al., 1995).
diketahui bahwa setiap aktivitas Beberapa keuntungan penggunaan
pembakaran bahan bakar fosil, khususnya alga dalam proses pengolahan limbah
dari industri, akan menghasilkan emisi cair dalam industri antara lain, prinsip
CO2 dalam konsentrasi yang cukup tinggi proses pengolahannya berjalan alami
(10-12%), yang membutuhkan seperti prinsip ekosistem alam sehingga
penanganan yang serius. Karena itulah sangat ramah lingkungan dan tidak
dibutuhkan solusi teknologi untuk menghasilkan limbah sekunder.
mengurangi tingginya emisi CO2 di Keunggulan lainnya adalah pada proses
atmosfer. Berbagai metode dalam ini daur ulang nutrien berjalan sangat
teknologi CCS telah diterapkan di dunia, efisien dan menghasilkan biomass yang
seperti penstabilan emisi CO2 menjadi dapat dimanfaatkan untuk berbagai
bentuk cair untuk dinjeksikan ke formasi kepentingan (De la noue et al., 1992).
geologi, Pengoksidasian emisi gas CO2 Sebaliknya, kelemahan dari pengunaan
menjadi senyawa lain melalui sebuah alga adalah prosesnya memakan waktu
artificial tree, dan beberapa upaya yang relatif lama, memerlukan cahaya
fisika/kimia lainnya (Lipinsky, 1992). dan beberapa fisiologi alga yang belum
Di Indonesia upaya penelitian diketahui secara jelas (Guterstam dan
tentang CCS lebih berkembang ke arah Todd, 1990).
teknologi secara biologi dengan Pusat Teknologi Lingkungan BPPT
mengunakan fotobioreaktor (FBR). FBR telah melakukan uji coba kultur
merupakan reaktor yang dirakit dari mikroalga pada fotobioreaktor untuk
bahan tembus pandang (gelas, akrilic, menyerap CO2, baik pada alga jenis air
plastik) yang dilengkapi dengan instalasi tawar maupun air laut dalam skala batch
suplay media dan emisi gas untuk dan kontinyu pada areal industri susu
mengkultur mikroalga dalam rangka (Santoso et al., 2011). Pada penelitian
penyerapan gas CO2. Teknologi FBR kali ini dilakukan pengamatan dan
yang diterapkan pada mikroalga dinilai analisis pengaruh perlakuan perbedaan
efektif mereduksi emisi CO2 karena laju alir injeksi emisi gas CO2 terhadap
kemampuan mikroalga dalam kapasitas serapan serta pengamatan
mengabsorbsi CO2 dalam proses terhadap perubahan kualitas media
fotosintesisnya (Chen et al., 2006). limbah cair yang dijadikan media tumbuh

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 63
Mikro Alga untuk Penyerapan Emisi CO2...

miroalga. Hasil ujicoba diharapkan dapat 40-50°C dilewatkan pada perangkat


dijadikan sebagai rujukan data penelitian penurun panas (heat exchanger) dan
sejenis dalam mempopulerkan penerapan perangkap air. Gas emisi CO2 kemudian
teknologi FBR di areal industri di diinjeksikan ke dalam 2 unit FBR multi
Indonesia. tubular air lift (MTAP) dengan perlakuan
perbedaan laju alir (2,0 dan 1,5 l/menit).
II. METODE PENELITIAN Dalam FBR diinokulasi Chorella sp.
dalam media air limbah dari industri
2.1. Rancangan Percobaan dengan kepadatan awal sekitar 2 x 105
Pelaksanaan penelitian ini sel/ml. Air limbah yang digunakan dalam
dilakukan di areal pabrik susu di kawasan penelitian ini berasal dari air hasil
Jakarta Timur pada tanggal 12-23 Juli pengolahan wastewater treatment
2010, dengan menggunakan rangkaian process (WWTP) pabrik yang disaring
FBR seperti Gambar 1. dengan filter 5µm. Pengamatan
Gas emisi CO2 dari cerobong boiler parameter utama selama penelitian
pabrik dialirkan ke FBR menggunakan dilakukan terhadap dinamika gas dan
compressor. Untuk menurunkan dinamika biomass, sementara parameter
temperatur dan kandungan uap air, pendukung meliputi perubahan kualitas
sebelum melalui compressor gas emisi air media/limbah dan intensitas cahaya
CO2 yang mempunyai panas dengan suhu matahari.

Tandon-1

Tandon-2

• Reaktor-1
(2,0 l/menit)
Pompa
Compressor
• Reaktor-2
Separator (1,5 l/menit)

heat exchanger

Auto drain

Gas Emisi
Panas Penampung
Perangkap Air
Air

Gambar 1. Rangkaian Sistem FBR

64 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Santoso et al.

2.2. Inokulasi n = jumlah mol


Biakan murni Chlorella sp. yang R = konstanta gas universal
digunakan diperoleh dari koleksi kultur (0,08205746 L.atm.K−1 mol−1)
mikroalga Pusat Penelitian Oseanografi, T = suhu mutlak gas (273 K)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia BM = Berat molekul
(LIPI). Biakan tersebut merupakan hasil M = massa molekul (gram)
isolasi Chlorella sp. yang diperoleh dari ρ = berat jenis (gram/liter)
perairan Teluk Jakarta, ditumbuhkan
dalam air laut steril yang diperkaya Setelah mengetahui berat jenis gas
dengan medium F/2 dalam gelas CO2, maka untuk menentukan massa gas
erlenmeyer volume 100 ml, pada salinitas CO2 adalah dengan mengalikan berat
media 28 psu. Biakan diinkubasikan jenis gas dengan volume gas yang
dalam ruangan AC bersuhu 22+1oC dialirkan dalam reaktor.
dengan intensitas penyinaran sekitar
2000 luks dengan metode penyinaran 2.4. Pengukuran Konsentrasi Gas CO2
selama 12 jam per hari. Konsentrasi gas CO2 dalam
Populasi mikroalga dihitung setiap rangkaian FBR diukur sebanyak 3 kali
hari di bawah miskroskop dengan sehari yakni pada jam 09.00, 12.00 dan
menggunakan Neobower 15.00 dengan portable combination gas
Hemocytometer. Hasil perhitungan detector RIKEN Model RX-515.
populasi kemudian digunakan untuk Pengukuran konsentrasi gas CO2 tidak
menghitung laju pertumbuhan spesifik dilakukan pada malam hari karena proses
mikroalga (u), menggunakan rumus : fotosintesis tidak berlangsung optimal
Ln (N2/N1) pada waktu tersebut sehingga penyerapan
u = --------------------- gas CO2 diperkirakan kecil.
t2-t1
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana N2 dan N1 adalah populasi
masing-masing mikroalga (sel/ml) pada 3.1. Pengaruh Laju Alir terhadap
hari ke t2 dan t1 (Wood et al., 2005). Penyerapan Gas CO2 oleh
Mikroalga
2.3. Perhitungan Massa Gas CO2 Dalam penelitian ini, hasil
Massa gas CO2 yang diinjeksikan pengukuran konsentrasi gas CO2 dari
dalam FBR dihitung dengan boiller pabrik yang diinjeksikan sebagai
menggunakan persamaan gas ideal input FBR adalah sekitar 11% volume.
seperti di bawah ini. Hasil pengamatan terhadap hubungan
Gas ideal: P.V = n.R.T antara dinamika populasi Chlorella sp.
P.V = (m/BM) R.T dengan penyerapan gas CO2 disajikan
m/V = P.BM/ R.T dalam Gambar 2 berikut.
ρ = P.BM/ R.T
dimana :
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 65
Mikro Alga untuk Penyerapan Emisi CO2...

20 3
Reaktor 1

Populasi (x106 sel/ml)


15
2

CO2 (%)
10

1
5

0 0
0 3 6 9 12
Hari ke-
Populasi % CO2 yg diserap

Keterangan: Konsentrasi CO2 awal: 11 % vol., Populasi Chlorella


sp. awal: 2 x 105 sel/ml, Laju alir: 2 l/menit, Intensitas
cahaya: 26.000 lux, pH: 7,1

Gambar 2. Hubungan antara pertumbuhan populasi Chlorella sp. dengan penyerapan


gas CO2 pada laju alir injeksi 2 l/menit

Gambar 2 memperlihatkan korelasi yang spesifik, namun juga pada


hubungan antara populasi Chlorella sp. konsentrasi emisi gas CO2 yang
dengan tingkat penyerapan gas CO2. diinjeksikan. Dari hasil penelitiannya
Pada saat populasi Chlorella sp. dinyatakan bahwa konsentrasi input
meningkat di awal percobaan, emisi gas yang ideal untuk Chlorella sp
penyerapan gas CO2 oleh FBR juga adalah sekitar 15% vol, mendukung
meningkat, kemudian penyerapan gas pendapat tersebut, Maeda (1997) juga
CO2 berangsur menurun seiiring dengan menyatakan hal yang sama. Sementara
penurunan populasi Chlorella sp. yang Hirata et al. (1996), mengujicobakan
sudah melewati fase stasioner. Populasi dengan kisaran konsentrasi 3-40%,
Chlorella sp. dengan inokulasi awal dengan konsentrasi CO2 yang
sekitar 2 x 105 sel/ml meningkat secara memberikan penyerapan optimun sekitar
drastis dan mencapai puncak kepadatan 10%.
sekitar 19 x 106 sel/ml pada pengamatan Pola hubungan antara populasi dan
hari ke-4. Peningkatan populasi secara penyerapan gas CO2 pada Gambar 3
drastis ini mengindikasikan bahwa menunjukkan pola yang sama dengan
Chlorella sp mempunyai daya toleran Gambar 2. Berdasarkan pola hubungan
yang tinggi terhadap injeksi gas CO2. pada kedua gambar menunjukkan adanya
Populasi Chlorella sp. selanjutnya kecenderungan yang sama antar dua
mengalami penurunan secara gradual variabel yang diamati (populasi Chlorella
hingga akhir pengamatan. sp. dan penyerapan gas CO2). Pada saat
Tingginya daya toleran populasi populasi Chlorella sp. meningkat pada
Chlorella sp terhadap injeksi gas CO2 ini awal percobaan, maka penyerapan gas
bervariasi. Menurut Jacob et al. (2008), CO2 oleh sistem juga meningkat,
penyerapan CO2 oleh mikroalga dalam demikian sebaliknya.
FBR tidak hanya mempunyai laju alir

66 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Santoso et al.

20 5
Reaktor 2

Populasi (x106 sel/ml)


4
15

CO2 (%)
3
10
2
5
1

0 0
0 3 6 9 12
Hari ke-
Populasi % CO2 yg diserap

Keterangan: Konsentrasi CO2 awal: 11 % vol., Populasi Chlorella


sp. awal: 2 x 105 sel/ml, Laju alir: 1,5 l/menit
Intensitas cahaya: 26.000 lux, pH: 7,0

Gambar 3. Hubungan antara pertumbuhan populasi Chlorella sp. dengan penyerapan


gas CO2 pada laju alir injeksi 1,5 l/menit

Populasi Chlorella sp. dengan teraduk karena besarnya dorongan dari


inokulasi awal sekitar 200.000 sel/ml kecepatan laju alir pada reaktor 1. Dari
meningkat secara drastis pada kedua nilai pertumbuhan spesifik dapat
reaktor dengan kepadatan yang berbeda, diterangkan bahwa meskipun
pada reaktor 1 dan reaktor 2 masing- pertumbuhan Chlorella sp pada laju alir 2
masing dicapai sekitar 19 x106 sel/ml dan l/menit lebih lebih tinggi dibanding laju
sekitar 15 x106 sel/ml pada pengamatan alir 1,5 l/menit, namun perbedaannya
hari ke-4,. Peningkatan populasi secara relatif kecil sehingga dapat dikatakan
drastis ini mengindikasikan bahwa kedua reaktor mempunyai pertumbuhan
Chlorella sp mempunyai daya toleran spesifik yang sama.
yang tinggi terhadap injeksi gas CO2. Pengaruh laju alir injeksi gas CO2
Populasi Chlorella sp. selanjutnya terhadap kapabilitas reaktor yang
mengalami penurunan secara gradual ditunjukkan pada Gambar 4
hingga akhir pengamatan. Dari analisis mengindikasikan bahwa Chlorella sp.
data populasi didapatkan nilai mempunyai keterbatasan daya
pertumbuhan spesifik Chlorella sp. pada penyerapan gas CO2. Pada perlakuan
reaktor 1 dan 2 adalah 0,685 dan 0,578. dengan laju injeksi 1,5 l/menit
Dari nilai laju spesifik dapat diterangkan menghasilkan daya penyerapan rata-rata
bahwa pertumbuhan Chlorella sp pada sebesar 2,3 ± 0,91 % vol lebih tinggi
reaktor 1 lebih dominan dibanding pada dibandingkan pada perlakuan dengan laju
reaktor 2. Penyebab pertumbuhan yang injeksi 2 l/menit yang hanya 1,5 ± 0,47 %
lebih baik pada reaktor 1 dimungkinkan vol.
karena daya toleran Chlorella sp yg
tinggi dan kondisi media yang lebih

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 67
Mikro Alga untuk Penyerapan Emisi CO2...

2,0 R1 (2 l/menit)

Penyerapan Gas CO2 (gr)


R2 (1,5 l/menit)
1,5

1,0

0,5

0,0
0 3 6 9 12
Hari ke-

Keterangan: Konsentrasi CO2 awal: 11 % Volume, Populasi Chlorella sp.


awal: 2 x 105 sel/ml, Laju alir: 1,5 l/menit dan 2 l/menit,
Intensitas cahaya: 26.000 lux , pH:7,1

Gambar 4. Pengaruh laju alir injeksi gas emisi pada fotobioreaktor terhadap penyerapan
CO2 oleh Chlorella sp

Dengan tingginya tingkat Dengan membandingkan hasil-hasil


penyerapan gas, otomatis akan penelitian ini dapat dinyatakan bahwa
menaikkan pula kapabilitas reaktor dalam kapabilitas reaktor yang diujicobakan
menyerap gas CO2 tersebut. Pada masih mempunyai banyak peluang untuk
penelitian dengan laju injeksi CO2 1,5 ditingkatkan kapabilitasnya. Secara
l/menit menghasilkan penyerapan gas khusus dapat dinyatakan bahwa
sekitar 0,92 ± 0,36 gr/liter media/hari perlakuan dengan laju alir 1,5 l/menit
lebih tinggi dibanding dengan hasil laju perlu dianalisis lebih jauh apakah sudah
alir 2 l/menit yang hanya menghasilkan optimal atau masih perlu ditingkatkan
penyerapan sekitar 0,78 ± 0,25 gr/liter lagi. Beberapa variabel utama yang perlu
media/hari. Namun demikian, hasil dikaji lebih diperluas, seperti variabel
penelitian ini dapat dikatakan lebih baik intensitas cahaya, nutrien, pH dan
dibandingkan dengan hasil penelitian pengaruh gas lain dalam emisi yang
beberapa peneliti yang juga mengunakan dikeluarkan oleh boiller pabrik.
spesies Chlorella sp, seperti Reddy
(2002) mengunakan flat reaktor 3.2. Kemampuan Mikro Alga
menghasilkan kapabilitas sekitar 0,17 Mendegradasi Limbah Cair
gr/liter media/hari, Hirata et al. (1996) Hasil pengukuran nutrien (nitrat
dengan injeksi CO2 10% vol. dan fosfat) selama penelitian disajikan
menghasilkan kapabilitar 0,7 gr/liter dalam Gambar 5.
media/hari, Murakami (1997) sekitar 0.5 Perubahan konsentrasi nutrien pada
gr/liter media/hari dan Azos (1982) rektor 1 menunjukkan penurunan yang
dengan memvariasikan pH 7,5 – 9,5 drastis pada pengamatan ke-2 dibanding
menghasilkan kapabilitas reaktor 0,9 – pada reaktor 2. Hal ini memungkinkan
1,5 gr/liter media/hari. karena tingginya laju alir injeksi gas

68 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Santoso et al.

Gambar 5. Dinamika konsentrasi nutrien selama penelitian

sebesar 2 l/menit menyebabkan media IV. KESIMPULAN


teraduk sempurna sehingga
mempengaruhi pertumbuhan sel yang Chlorella sp. memiliki kemampuan
memanfaatkan nutrien tersebut. yang cukup baik dalam beradapsi
Pemanfaatan nutrien tersebut berkaitan terhadap injeksi gas CO2 dari emisi
erat dengan pertumbuhan populasi alga, industri dengan konsentrasi sekitar 10-
Chlorella sp. dengan inokulasi awal 15% vol. Chlorella sp. mempunyai
sekitar 2 x105 sel/ml meningkat secara keterbatasan daya penyerapan gas CO2.
drastis pada reaktor 1 puncak populasi Perlakuan dengan laju alir 1,5 l/menit
dicapai sekitar 19 x106 sel/ml pada menghasilkan daya penyerapan rata-rata
pengamatan hari ke-4, sementara pada sebesar 2,3±0,91 % volume lebih tinggi
reaktor 2 mencapai 15 x106 sel/ml pada dibandingkan pada perlakuan dengan laju
pengamatan hari yang sama. alir 2 l/menit yang hanya 1,5±0,47 %
Dari analisa dinamika perubahan volume. Kapabilitas reaktor yang
nutrien menunjukkan bahwa konsentrasi dihasilkan dari penyerapan optimal yakni
nitrat dan fosfat mengalami penurunan sekitar 0,92 ± 0,36 gr/liter media/hari.
dari 3-4 mg/l menjadi 0,05-0,1 mg/l Selain dapat menyerap emisi gas
selama penelitian. CO2, Chlorella sp. juga berpotensi
Beberapa peneliti asing yang sebagai agen pengolah air limbah di
melakukan penelitian serupa melaporkan industri. Selama 14 hari masa inkubasi
hasil yang lebih meyakinkan bahwa konsentrasi nitrat dan fosfat yang
mikro alga mempunyai kemampuan yang terkandung dalam limbah 3-4 mg/l dapat
baik sebagai penyerap limbah. Wang et diturunkan menjadi 0,05-0,1 mg/l.
al. (2010) melaporkan bahwa
penelitiannya dengan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
Chlorella sp. dapat diaplikasikan secara
efisien pada limbah industri dengan An, J.Y., S.J. Sim, J.S. Lee, and B.W.
konsentrasi total N hingga 131,5 mg/l Kim. 2003. Hydrocarbon
dan konsentrasi totap P hingga 201,5 production from secondarily treated
mg/l. Peneliti lain, An et al., (2003) piggery wastewater by the green
menyatakan bahwa alganya alga Botrycoccus braunii. J. Appl.
Brotryococcus braunii dapat tumbuh baik Phycol. 15:185-191.
menyerap limbah NO3 sekitar 80%. Azov, A. 1982. Effect of pH on Inorganic
Carbon Uptake in Algal Cultures.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 69
Mikro Alga untuk Penyerapan Emisi CO2...

J. Appl. and Environmental Micro., Chisti. 2000. Scale-up of tubular


43(6):1300-1306. photobioreactors. Journal of Appl.
De la noue J., G. Laliberte and D. Proulx. Phycol (2005)12: 355-368
1992. Algae and waste water. J. of Phang, S.M. 1990. Algal production from
Appl. Phycol., 4:247-254. agro-industrial and agricultural
Green, F.B., T.J. Lundquist, and W.J. wastes in Malaysia. Ambio.,
Oswald. 1995. Energetics of 19:415-418.
advanced integrated wastewater Reddy, M.H. 2002. Application of algal
pond system. Water Sci Technol., culture technologi for carbon
31:9-20. dioxide and flue gas emission
Hirata, S., M. Hayashitani, M. Taya, and control. A Thesis Presented in
S. Tone. 1996. Carbon dioxide Partial Fulfillment of the
fixation in batch culture of Requirements for the Degree
Chlorella sp. using a Master of Science. Arizona State
photobioreactor with a sunlight University.
collection device. J Ferment Bio- Santoso, A.D., R.A. Darmawan, dan J.P.
eng., 81(5):470–482. Susanto. 2011. Pengaruh Laju Alir
Cheng, L.H., L.C. Zhang, H.L.Chen, and Injeksi gas Emisi pada
C.J. Gao. 2006. Carbon dioxide Fotobioreaktor terhadap
removal from air by microalgae in penyerapan CO2 oleh Cholrella sp.
a membrane-photobioreactor. Jurnal Teknologi Lingkungan,
Separation and Purivication 12(1):1-6.
Technology Journal,50(3):324-329. Santoso, A.D., R.A. Darmawan, dan A.
Lipinsky, E.S. 1992. R and D Status of Setiawan. 2009. Studi Kemampuan
Technology for Utilization of Chaetoceros sp. dalam Penurunan
carbon dioxide. Energy Covertion Gas CO2 dalam Fotobioreaktor
and Management, 33:505-512. Sistem Batch. Jurnal Hidrosfir
Lopes, J.E., C. Scoparo, L. Lacerda, and Indonesia, 3(2): 16-22.
T. Fraco. 2008. Effect of light Schneider, S.H. 1989. The Greenhouse
cycles (night/day) on CO2 fixation Effect: Science and policy. Science,
and biomass production by 243, p 771.
microalgae in photobioreactors. Wang L.L., M.L. Min, Y.C. Li, P.M.
Chemical Engineering and Process Chen, Y.F. Chen, Y.Z. Liu, Y.K.
intensification. 48(1):306-310. Wang, and R.R. Ruan. 2010.
Maeda, K., M. Owada, N. Kimura, K. Cultivation of green algae
Omata, and I. Karube. 1997. CO2 Chlorella sp. in different
fixation from the flue gas on coal wastewaters from municipal
fired thermal power plant by wastewater treatment plant. Appl.
microalgae. Energy Convers Biochem. Biotechnol.
Manage.,38:717–720. Doi:10.1007/s112010-009-8866-7.
Marukami, M., and M. Ikenouchi. 1997. Wood, A.M., R.C. Everroad, and R.M.
The biological CO2 fixation and Wingard. 2005. Measuring growth
utilization project by RITE (2)–– rates in mikroalgal cultures. In:
screening and breeding of micro- Algal Culturing Techniques
algae with high capability in fixing (ANDERSEN, R.A. Ed). Elseviers
CO2. Energy Convers., 38:493-497. Acad. Press. Pp.269-284.
Molina, E., F.G. Acien-Fernandez, F.G.
Camacho, F. C. Rubio, and Y.

70 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32

You might also like