Professional Documents
Culture Documents
PERENCANAAN BENDUNG
I. Data-data perencanaan
A. Karakteristik sungai
1. Lebar dasar sungai (b) = 25 m
2. Kemiringan dasar sungai (l) = 0.00009 =9 10-5
3. Koefisien kekasaran Manning (n) = 0.023 =2.3.10-2
4. Debit banjir rencana (Q100) = 350 m3/dtk
5. Bentuk tebing sungai
60
B. Karakteristik Bendung
1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung = 20.00
2. Elevasi sawah tertinggi = 24.00
3. Tinggi genangan = 0.10 m
4. Kehilangan tekanan
- Dari saluran tersier kesawah
- Dari saluran induk tersier
- Sepanjang saluran 1.8 m
- Pada bangunan ukur
- Pada bangunan pengambilan
- Untuk eksploitasi
( kehilangan tekanan yang lain sangat kecil / tidak diperhitungkan )
5. Jenis tanah pada lokasi bendung : pasir kasar
6. Bahan pembentuk tubuh bendung : Beton bertulang
7. Berat jenis bahan
- Batu kali = 2200 kg/m3
- Beton massa = 2300 kg/m3
- Beton bertulang = 2400 kg/m3
8. Luas daerah irigasi = 750 Ha
9. Kebutuhan air tanaman = 1.2 l/dtk/Ha
10.Diameter partikl sedimen = 50 . 10 -6
C. Lain - lain
Data - data dan hal - hal lain yang diperlukan dapat dilengkapi dan ditentukan sendiri dgn
persetujuan asisten tugas.
III. Teori
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Latar Belakang
1.3. Tujuan Perencanaan
BAB II BENDUNG
2.1. Umum
2.2. Klasifikasi Bendung
2.3. Bagian - Bagian Bendung
2.4. Penelitian dan Pemilihan Tempat Kedudukan Bendung
BAB III DATA DAN ANALISA HIDROLOGI
BAB IV PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1. Tinggi Air Diatas Mercu Bendung
4.2. Desain Mercu Bendung
4.3. Desain Kolam Olak ( Peredam Energi )
4.4. Desain Apron
4.5. Desain Tinggi Jagaan
4.6. Desain Pintu Pembilas
4.7. Desain Pintu Pengambilan
4.8. Desain Bangunan - Bangunan Pelengkap lainnya
BAB V STABILITAS BENDUNG
BAB VI KESIMPULAN
Lampiran - lampiran ( Gambar, grafik, tabel, dll. )
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1 RATING CURVE SUNGAI SBELUM ADA BENDUNG
4.1.1.Kemiringan Sungai 1 : 1
Untuk H ≤ 2m,diambil h1=1.25 m
Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis
A 1=( B 1+m . h1 ) h1 A
R=
= (25 + 1 . 1.25 ) 1.25 P
= 26.563 m2
Mencari keliling penampang basah Kecepatan (v)
2 1
P=( B 1 + 2 h1 √ m2 + 1 ) 1
.I 2
v= . R 3
= 25 + 2 . 1.25 (12 +1)1/2 n
= 28.536 m
4.1.2.Kemiringan Sungai 1 : 2
Untuk H ≥ 2m,diambil H=2.50 yaitu h1=1.25 dan h2=1.25 m
Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis
B 2=( B 1+2 m 1 . h1 )
A
= (25 + (2.1. 1.25) R= = 64.063
P
= 27.500 39.126
= 1.637 m
A A1 B2 m2 . h2 h2
h1
m2h2 m2h2
m1h1 B m1h1
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
0.000 50.000 100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000
DEBIT (Q) m3/dtk
G
G
0450.000
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1 RATING CURVE SUNGAI SBELUM ADA BENDUNG
4.1.1.Kemiringan Sungai 1 : 1
Untuk H ≤ 2m, diambil h1=1.25 m
h2
H
h1
m2h2 m2h2
m1h1 B m1h1
Elevasi h A P R V Q
m m2 m m m/dtk m3/dtk
400.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
400.500 0.500 15.250 31.414 0.485 0.234 3.574
401.000 1.000 31.000 31.414 0.987 0.376 11.660
401.500 1.500 47.250 32.828 1.439 0.484 22.857
402.000 2.000 47.250 47.601 0.993 0.378 17.842
402.500 2.500 104.750 53.251 1.967 0.596 62.406
403.000 3.000 129.000 58.902 2.190 0.640 82.558
403.500 3.500 173.750 64.552 2.692 0.798 138.679
404.000 4.000 205.000 70.202 2.920 0.843 172.755
404.500 4.500 238.750 75.853 3.148 0.886 211.512
405.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
0.000 50.000 100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000
DEBIT (Q) m3/dtk
He
+ 25.90
+ 20.00
Pengertian Lebar Bendung adalah jara tembok pangkal satu dengan tembok sisi lainnya, lebar
bendung sebenarnya adalah lebar bendung total yang telah dikurangi oleh tebal pilar dan pintu
penguras. Lebar efektif adalah lebar sebenarnya yang telah diperhitungkan dengan koefisien pilar
dan koefisien kontraksi.
Rumus :
Pada setiap bendung terdapat bangunan penguras yang berfungsi mengurangi banyaknya bahan
padat yang masuk ke pintu pengambilan (Intake)
Bangunan penguras biasanya diletakan pada sisi tegak lurus as bendung, dengan maksud supaya
air yang mengalir melewati bangunan penguras sejajar dengan mercu bendung, sehingga :
Lebar bendung = 25 m
Jumlah pilar = 2 pilar
Lebar pintu penguras = 2,5 m (1/10 x lebar bendung)
direncanakan menggunakan 2.5 m
Kp = 0.01 Untuk pilar ujung bulat
Ka = 0.10 Untuk pangkal tembok segiempat dg. Tembok
hulu pada 90o kearah aliran
(KP.02, hal.40)
Kapasitas bangunan penguras tergantung pada banyaknya bahan padat yang dibawa air. Ukuran
minimal dari bangunan penguras minimal sebaliknya ditentukan di laboratorium Hidrolika untuk
mendapatkan hasil yang optimal optimal.
Namun yang dipakai pedoman dari lebar bendung penguras adalah :
1
1. b= x lebar bangunanutama
2
2. b=1,5 m ( minimum )
1
3 . b= x lebar bendung
10
Pada perencanaan ini dipilih alternatif 3 sebagai dasar perencanaan. Jadi lebar pintu penguras :
Bpg = 1/10 x 25
= 2.5 m digunakan 2,5 m
Penentuan besarnya Cd
Harga Cd dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
1. Kedalaman air disaluran bagian hulu
2. Tinggi puncak bendung dari dasar sungai
3. Tinggi air diatas mercu bendung
Aliran balik adalah suatu aliran yang arahnya kehulu diakibatkan adanya bendung dibadan sungai.
Aliran balik ini,dapat dihtung panjangnya mulai dari tubuh bendungan sampai kehulu.
Data - data :
I= 0.00009 =
Kedalaman air sebelum dibendung ( h2 ) = 5.9000 m
Elevasi = 25.9000 m
Tinggi air mak.100 thn sth pembendungan ( He ) = 1.8881 m
h = tinggi air max. mercu + elevasi mercu - elevasi air banjir dihulu sebelum dibendung
= 1.8881 + 25.9000 - 25.9000
= 1.8881 m
+ 25.90
P= 5.90 m
+ 20.00
42000.00 m
4.2.6.Desain Penampang Lintang/Lengkung Bendung
Bentuk bendung ini direncanakan dengan type bulat dengan kemiringan bagian muka 0 atau tegak.
Bagian lereng dari mercu bendung dibrikan persamaan sebagai berikut :
Xn = k . Hdn-1. Y
dimana :
X = Jarak Horizontal (sumbu koordinat)
Y = Jarak vertikal (sumbu koordinat)
Hd = tinggi tekan rencana
k = Parameter tergantung Slope bagian depan
n = Parameter tergantung Slope bagian depan
R=0.2 Hd
R=0.5 Hd Y
Tabel perhitungan
Titik X (m) Y (m)
1 0.5 0.085
2 1.0 0.306
3 1.5 0.648
4 2.0 1.104
5 2.5 1.668
6 3.0 2.337
7 3.5 3.108
8 4.0 3.979
9 4.5 4.948
10 5.0 6.013
Untuk mementukan lengkung akhir, harus memenihu syarat Dy / Dx = 1 merupakan kemiringan dibawah
ambang rencana.1 : 1, maka
450.000
L'=B '− b − Σt
4.3. Desain Kolam Olak
Type Kolam Olak berdasarkan bilangan Froude (KP. 04, hal 99)
1. Untuk Fr < 1.7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah, bagian hilir harus dilindungi
dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan lindungan khusus.
2. Bila 1.7 < Fr < 2.5, maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Pada
umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan
muka air DZ < 1.5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2.4 Fr < 4.5, maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih kolam olak yang
tepat. Loncatan air tidak terbentuk dengan baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak
yang jauh disaluran. Digunakan blok yang berkururan besar (Tipe IV)
4. Kalau Fr > 4.5 ini merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam olak ini
pendek, termasuk kolam olak tipe IIIyang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.
Data - data :
P = 5.900 m
He = 1.8881 m
Q = 350.000 m3/dtk
L = 21,75 - 0,24 He
= 21.29685 m
v 21
P + He= y u +
2g
dimana :
P = Tinggi bendung
He = Ketinggian air diatas mercu
y1 = Kedalaman air pada kaki pelimpah
v1 = Kecepatan aliran rata - rata pada kaki belakang pelimpah pada saat Q100
V1 = Q
L x y1
= 350.00
21.297 y1
= 16.434
y1
Dari persamaan energi
P + He = y1 + v1 / 2g
2
Untuk beton bertulang, jari - jari mercu bendung berkisar dari 0.3 sampai 0.7 Hmax (He)
(KP. 02 Hal. 42) diambil 0.5
R= 0.5 x 1.8881
= 0.944 m
Maka nilai Hd :
Hd = He - v0 2 = 1.8881 - 0.108
2g
= 1.7806 m
~ Blok Muka
> Jumlah = L.e.b / Y1 = 7 buah
> Jarak = Y1 = 1.48 m
> Tinggi = Y1 = 1.48 m
~ Blok Halang
> Jumlah = (L.e.b-(0,375 x n3)) / ((0,75 x n3) /2) = 5 buah
> Jarak = 0,75 x n3 = 1.93 m
> Tinggi = n3 = 2.578 m
~ Ambang Ujung
> Tinggi = n = 2.0088 m
2
v0
= 0.108 m
2g He = 1.8881 m DHf
Hd = 1.7806 m, Elv = 25.90
2
P = 5.900 m v 21 v2
R V1 = 11.122 m/dtk
2g 2g
Vo = 2.110 m/dtk
Y2 = 3.075 m
Elv=20,00 Y1 = 1.478 m , V2 = 5.344 m/dtk
Elv = 18.41
2.5 m
L = 2,7 x Y2 = 8.500 m
### m/dtk
2.17778
2.177843
0.966878
20.32997
2.52
8.30
4.4 Desain Apron
data - data :
- Elv air dihulu pada saat banjir = Elv.Bendung + He = 27.788 m
- Elv dihilir pada saat banjir = Elv.Dasar Sungai + y2 + V²/2g = 24.531 m
- DH banjir = Elv.dihulu - Elv.dihilir = 3.257 m
- Elevasi air normal dihul = Elv.Bendung = 25.900 m
- Elevasi lantai dasar = Elv.Dasar Sungai = 20.000 m
- DH normal = Elv.Bendung-Elv.Dasar Sungai = 5.900 m
Lv = 4+2,5+3,0+2,0+0,5+1,5+2,0+0,5+0,5+0,5+0,5+2,0+3,41
= 22.91 m
Lh = 3,5+4,5+2,5+1,5+2,0+2,5+2,0+1,5+1+1+1,5+1,5
= 25.00 m
Harga minimum angka rembesan Lane (CL) unuk berbagai kondisi tanah.
Harga CL untuk Pasir kasar = 5.00
Z merupakan perbedaan muka air dihulu dan hilir bendung = 3.257 m
1.4777 x ( 4 + 6.469314 )
y ( 4+ Fr ) = 6
n2 = 1
6 = 2.578 m
Gambar kolam olak keseluruhan
2
v0
= 0.108 m
2g He = 1.8886 m DHf
Hd = 1.7806 m, Elv = 25.90
2
P = 5.900 m v 21 v2
R V1 = 11.122 m/dtk
2g 2g
Vo = 20.000 m/dtk
Y2 = 3.075 m
Elv=20,00 Y1 = #REF! m , V2 = 5.344 m/dtk
Elv = 18.41
2.5 m
L = 2,7 x Y2 = 8.500 m
4.5 Desain Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan pada bangunan pelimpah / bendung direncanakan untuk menghindari adanya
limpasan ombak, maupun benda - benda padat yang terapung pada aliran.
Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari muka air sampai keujung dinding.
Perhitungan untuk memperoleh tinggi jagaan digunakan rumus :
Pintu pengambilan adalah pintu tempat masuknya air untuk dialirkan kesaluran primer. Ukuran
dari pintu harus sesuai dengan debit rencana untuk saluran irigasi
Q= A . v
=μ . b . a √2 . g . z
dimana
Q = Debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi
m = Koefisien debit (diambil 0,8)
b = Lebar bukaan
a = Tinggi bukaan
g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/dtk2
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan diambil 0,2 m
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0.2 m diatas muka kantong dalam
keadaan penuh guna mencegah pengendapan partikel sedimen didasar pengambilan
itu sendiri( Petunjuk Teknis Perencanaan Irigasi, Hal.77)
data - data
- Kebutuhan air tanam = 1.2 lt/dtk/Ha
- Luas daerah irigasi = 750 Ha
- Debit yang dibutuhkan seluruhnya = q . A . 120 %
Kapasitas pengambilan sekurang- kurangnya
120 % dari kebutuhan pengambilan guna me-
nambah fleksibilitas agar dpt memenuhi kebu-
tuhan yg lbh tinggi selama umur proyek.
(KP. 02, hal 84)
= 1080 l/dtk
= 1.08 m3/dtk
-m = 0.8
- Tinggi bersih bukaan pintu direncanakan = 0.8 m
- Lebar bersih bukaan pintu direncanakan = 1 m
Maka :
Q=μ . b a √ 2 g z
Q = 0.8 . 1 . 0.8 (2 . 9.8 . 0.2)1/2
= 1.267 m3/dtk
Sedang debit yang dibutuhkan 1,08 m3/dtk < 1.267 m3/dtk jadi perencanaan memenuhi
Berdasarkan data perencanaan yang ada maka kapasitas bangunan pengambilan direncanakan
melebihi Qrencana yaitu direncanakan 1.267 m3/dtk
Tinggi bersih bukaan = 0.8 m
Bila direncanakan untuk 2 bukaan pintu, maka masing - masing tingginya = 0.4 m, dengan lebar
bukaan masing - masing 1,0 m. Karena dibuat dua pintu bukaan maka harus ada pilar pemisah
ditengahnya dan direncanakan tebal pilar = 1.00 m
Jadi lebar total pintu pengambilan =( 1 x 2) + 1.00
= 3.00 m
4.7 Desain Pintu Pembilas
Air yang mengalir pada sungai yang akan dibangun bendung banyak mengandung / membawa
sedimen. Agar sedimen - sedimen ini tidak memasuki intake maka perlu diadakan pembilasan /.
penggelontoran.
Dalam penggelontoran ini sedimen yang mengendap dibuang ke sungai utama.
Untuk melaksanakan pembilasan ini diperlukan bangunan pembilas.
v=1,5.5. √ 50 x10−6
v = 0.053033 m/dtk
Kecepatan recana yang diperlukan selama pembilasan dapat diambil 0.053033 m/dtk
dan besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan superkritis
akan mengurangi efektivitas proses pembilasan. (KP. 02, hal.148)
Kedalaman kritis Kecepatan kritis Debit rencana tiap meter lebar (q)
Q
hc=
g√
q2
3 Vc= √ g . hc q=
L
dimana :
q = Debit rencana permeter lebar (m3/dtk/m')
L = Lebar pintu penguras = 2.5 m
q= 0.432 m3/dtk/m'
hc = 0.267 m
Vc = 1.618 m/dt > 0.006 m/dtk
Karena kecepatan kritis melebihi kecepatan pembilas maka kecepatan kritis telah memenuhi
Untuk mempertahankan agar Vkritis tetap mempunyai nilai sebesar 3.11 m/dtk, maka kemiringan
lantai penguras harus dihitung.
dimana :
V = Kecepatan pada saat pembilasan (m/dtk)
n = Koefisien kekasaran = 0.023
R = Jari - jari hidrolis (m) = 0.267 m
S = Kemiringan dasar saluran = 0.00009
= 0.0080
4.8 Desain Kantong Lumpur
Pengertian kantong lumpur adalah suatu bangunan pelengkap yang mempunya i fungsi untuk
mengendapkan lumpur yang masuk ke saluran
Kantong lumpur ditempatkan dibelakang pintu intake kemudian hasil pembilasan lumpur dibuang
melalui saluran buang.
B = 5.809 m
@ 6 m
L (5) = 270
L= 45 m
3. Penentuan Sn
Kecepatan aliran yang tidak menimbulkan adanya endapan tetapi tumbuhan air tidak bisa
tumbuh, besarnya sekitar 0.4 m/dtk.
bn2 = 6.5
hn = 0.45
hs = 0.29
bn1 = 5.5
Sehingga :
Vn = K . R2/3 . Sn 1/2
2
Sn= 2
[Vn
K . R 2/ 3 ] Sn = 0.00027
Penentuan Ss (pada saat pengambilan, kantong lumpur dalam keadaan kosong kecepatan aliran
pada saat pembilasan "(Vs) direncanakan sebesar 0.8 m/dtk
Maka debit untuk pembilasan Qs Penampang basah pada saat pembilasan As
Qs = 1.2 Qn As = Qs/Vs
= 1.296 m /dtk3
= 1.62 m2
Lbr dsr (bs) = bn1 = 5.50 m Keliling penampang basah pd saat pembilasan(Ps)
As = bs . hs Ps = bn1 + 2 hs
hs = As/bs = 6.09 m
= 0.295 m
Untuk pembilasan, koefisien kekasaran diambil 40 m1/2/dtk, maka besarnya kemiringan saluran
pada saat pembilasan
Ss = Vs 2
Ks . Rs2/3
= 0.008
Pada saat pembilasan harus diusahakan kecepatan alirannya dalam sub kritis (Fr < 1), hal ini untuk
menghindari terangkutnya saluran akibat kecepatan aliran.
Vs
Fr= = 0.883 < 1.00 OK !
√ g . hs
Panjang Sand Trap
Volume sand trap yang diperlukan
V = 326.59 m3
hn = 0.45
hs = 0.29 Sn = 0.00027
Ss = 0.008 h = (Ss . L - Sn . L)
L= 70.00 m
pur dibuang
69.851
326.6621
BAB V
STABILILTAS BENDUNG
U/ mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa stabilitas
bendung dilakukan kontrol terhadap :
- Guling
- Geser
- Daya dukung tanah
Bila :
ΣM L L
e=| − |<
ΣY 2 6
Maka :
2 ΣV
σ max = <σ
3[L
2
−e B ]
dimana :
e = Eksentrisitas akibat beban yang bekerja
SM = SMt - SMg (ton)
SV = Jumlah gaya - gaya vertikal
B = Lebar dasar pondasi (m)
A = Luas dasar pondasi (m2)
s = Daya dukung yang diijinkan (t/m2)
Pd Ps Pw
dimana :
W = Berat air (ton)
gw = Berat jenis air (ton/m3)
V = Volume air
d. Berat sedimen
1
Ps= [ ∂ sat − 1 ] Cs . H 2
2
dimana :
Ps = Tekanan sedimen
Cs = Koefisien tekanan tanah
H= Tinggi sedimen
gsat = Berat jenis tanah jenuh air (ton/m3)
W3
W6
Wt = W1 + W2 + W3 +W4 W5 +W6 +W7 + Wn
W4
Wn = gb x V W5
W5
W1 W7
3. Tekanan tanah
W
H
Pa
4. Tekanan UP Lipt
1
Pu= . μ . H . A
2
dimana :
Pu = Tekanan Up Lipt
m = Koefisien
H = Tinggi air
A = Luas penampang permeter lebar
dimana :
We = Berat akibat gempa (ton)
W = Berat bahan (ton)
b. Tekanan tanah
Pa' = 1/2 . H . gt . Ka'
dimana :
Pa' = Tekanan tanah akibat gempa (ton)
H= Tinggi tanah (m)
gt = Berat isi tanah (ton/m3)
Ka' = Koefisien tanah pada kedalaman gempa
dimana :
a = Sudut inklinasi material
q = tg-1 K
K = Ch/(1 - CV)
CV = Koefisien gempa arah vertikal = 0
Ch = Koefisien gempa arah horizontal = 0.15
f = Sudut geser dalam tanah
Selama terjadi banjir rencana (Q100) = 350 m3/dtk, maka air dihulu bendung elevasinya 25,90
Perhitungan :
σ max =
ΣV
A [ 1−
L]
6e
<σ
~. Momen Guling
SMT > 1.5 402.910 > 1.1
SMG 316.930
= 1.271 > 1.1 (OK !)
~. Geser
Sf =¦. ΣV > 1,1
ΣH
= 0,4 . 79.604 > 1,1
21.420
= 1.487 > 1,1
~. Terhadap Ekssntrisitas (e)
ΣM L L
e=| − |>
ΣV 2 6
= 85.981 - 8.5 > 1.333333333
79.604 2.000
= 1.080 - 4.25
= 3.170 > 1.333333
σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]<σ
2.5
2
0 0
1.5
5.56785 0.25
17.65698 0.5 1
36.35891 0.75
0.5
56.2408 1
84.31553 1.25 0
110.8175 1.5 0 50 100 150 200 250
143.489 1.75 DEBIT (Q) m3/s
179.6368 2
218.8838 2.25
239.9729 2.376
2. Gaya Horiotal yang bekerja pada bendung
3.Tekanan Horizontal
Rumus yang digunakan adalah :
Pw1 = ½gW×Һ×H
Pw2 = ½gW×Һ×H
Ps = ½gsat-g×Cs×H²
Pd = ½gw×H²×Kh
Pa = ½gw×H²×Ka
Pp = ½gw×H²×Kp
> Daya dukung tanah
s pasir = 3 t/m2
ΣM L L
e=| − |<
ΣV 2 6
= #REF! < 1.283333
SHge = 26.019 tm
SMGe = 105.779 tm
SH = SGGe + SH
= 26.019 + #REF!
= #REF! tm
SMG(total) = SMGe + SMG
= 105.779 + #REF!
= #REF! tm
SV = #REF! tm
SH = 11.971 tm
SMT = SMV (-)
= 394.197 tm
SMG = SMV (+) + SMH
SMS = SMT - SMG
= 394.197 - #REF! = #REF! tm
#REF!
σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]
<σ
Ge2 7.590 0.15 1.139 8.267 9.412
Ge3 25.300 0.15 3.795 5.000 18.975
Ge4 33.000 0.15 4.950 5.000 24.750
Ge5 57.200 0.15 8.580 4.167 35.753
Ge7 4.400 0.15 0.660 2.000 1.320
Ge9 8.800 0.15 1.320 1.500 1.980
Ge10 11.000 0.15 1.650 1.250 2.063
22.094 94.252
SHge = 22.094 tm
SMGe = 94.252 tm
SH = SGGe + SH
= 22.094 + 11.971
= 34.065 tm
Panjang Rembesan lw
ΔH =
TITIK GARIS Vertikal Horizontal 1/3 H lw cw H Px = H - DH
(m) (m) (m) (m) ( kN/m2 ) ( kN/m2 ) ( kN/m2 )
A 0.000 0.000 5.900 5.900
A- B 4.000
B 4.000 0.431 9.900 9.469
B-C 4.000 1.333
C 5.333 0.574 9.900 9.326
C-D 2.500
D 7.833 0.843 7.400 6.557
D-E 5.000 1.667
E 9.500 1.023 7.400 6.377
E-F 3.000
F 12.500 1.346 10.400 9.054
F-G 3.000 1.000
G 13.500 1.453 10.400 8.947
G-H 2.000
H 15.500 1.668 8.400 6.732
H-I 2.000 0.667
I 16.167 1.740 8.400 6.660
I-J 0.500
J 16.667 1.794 8.900 7.106
J-K 3.000 1.000
K 17.667 4.530 8.900 4.370
K-L 1.500
L 19.167 4.915 7.400 2.485
L-M 3.000 1.000
M 20.167 5.171 7.400 2.229
M-N 2.000
N 22.167 5.684 9.400 3.716
N-O 3.000 1.000
O 23.167 5.940 9.400 3.460
O-P 0.500
P 23.667 6.068 8.900 2.832
P-Q 2.500 0.833
Q 24.500 6.282 8.900 2.618
Q-R 0.500
R 25.000 6.410 9.400 2.990
R-S 2.000 0.667
S 25.667 6.581 9.400 2.819
S-T 0.500
T 26.167 6.709 9.900 3.191
T-U 1.500 0.500
U 26.667 6.838 9.900 3.062
U-V 0.500
V 27.167 6.966 9.400 2.434
V-W 2.000 0.667 .
W 27.833 7.137 9.400 2.263
W-X 2.000
X 29.833 7.650 11.400 3.750
X-Y 2.000 0.667
Y 30.500 7.821 11.400 3.579
Y-Z 3.410
Z 33.910 8.695 7.990 -0.705
Panjang Rembesan
lw
TITIK GARIS Vertikal Horizontal 1/3 H lw ΔH = H Px = H - DH
cw
(m) (m) (m) (m) ( kN/m )2
( kN/m )
2
( kN/m2 )
A 0.000 0.000 7.681 7.681
A- B 4.000
B 4.000 1.026 11.681 10.655
B-C 3.500 1.167
C 5.167 1.325 11.681 10.356
C-D 2.500
D 7.667 1.966 9.181 7.215
D-E 4.500 1.500
E 9.167 2.350 9.181 6.831
E-F 3.000
F 12.167 3.120 12.181 9.061
F-G 2.500 0.833
G 13.000 3.333 12.181 8.848
G-H 2.000
H 15.000 3.846 10.181 6.335
H-I 1.500 0.500
I 15.500 3.974 10.181 6.207
I-J 0.500
J 16.000 4.103 10.681 6.578
J-K 2.000 0.667
K 16.667 4.274 10.681 6.407
K-L 1.500
L 18.167 4.658 9.181 4.523
L-M 2.500 0.833
M 19.000 4.872 9.181 4.309
M-N 2.000
N 21.000 5.385 11.181 5.796
N-O 2.000 0.667
O 21.667 5.556 11.181 5.625
O-P 0.500
P 22.167 5.684 10.681 4.997
P-Q 1.500 0.500
Q 22.667 5.812 10.681 4.869
Q-R 0.500
R 23.167 5.940 11.181 5.241
R-S 1.000 0.333
S 23.500 6.026 11.181 5.155
S-T 0.500
T 24.000 6.154 11.681 5.527
T-U 1.000 0.333
U 24.333 6.239 11.681 5.442
U-V 0.500
V 24.833 6.368 11.181 4.813
V-W 1.500 0.500 .
W 25.333 6.496 11.181 4.685
W-X 2.000
X 27.333 7.009 13.181 6.172
X-Y 1.500 0.500
Y 27.833 7.137 13.181 6.044
Y-Z 3.410
Z 31.243 8.011 9.771 1.760
Rumus : (KP. 02, hal 116)
Titik Hx Lx L DH Px
(m) (m) (m) (m) (t/m2)
1.000 5.900 0.000 14.000 5.920 5.900
2.000 9.900 2.500 14.000 5.920 8.843
3.000 9.900 5.000 14.000 5.920 7.786
4.000 7.400 6.500 14.000 5.920 4.651
5.000 7.400 8.500 14.000 5.920 3.806
6.000 10.400 9.000 14.000 5.920 6.594
7.000 10.400 11.000 14.000 5.920 5.749
8.000 8.150 11.500 14.000 5.920 3.287
9.000 8.150 13.500 14.000 5.920 2.441
10.000 8.650 14.000 14.000 5.920 2.730
11.000 8.650 16.000 14.000 5.920 1.884
12.000 9.650 17.500 14.000 5.920 2.250
13.000 9.650 18.500 14.000 5.920 1.827
14.000 7.150
7.681
ntak bendung dan tanah bawah (m)
kontak dari hulu sampai x (m)
5.1 Perhitungan Stabilitas Bendung
Untuk mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa sta -
bilitas bendung dilakukan kontrol terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah.
Selama terjadi banjir rencana (Q100) = 40.00 m3/dtk, maka air dihulu bendung elevasinya 83.127
Perhitungan :
Ka = 1 - sin q = 1 - sin 30 = 0.333
1 + sin q 1 + sin 30
Kp = 1 + sin q = 1 + sin 30 = 3.000
1 - sin q 1 - sin 30
gt = 1.9 t/m3 g pasangan batu kali = 2.2 t/m3
gL = gt - gw
= 0.9
SV = 55.123 tm
SH = 11.971 tm
SMT = SMV (-)
= 397.218 tm
SMG = SMV (+) + SMH
= 142.938 + 11.971 = 154.910 tm
SMS = SMT - SMG
= 397.218 - 154.910 = 254.280 tm
ΣM L L
e=| − |<
ΣV 2 6
= 0.763 < 1.283333
σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]
<σ
SHge = 26.019 tm
SMGe = 105.779 tm
SH = SGGe + SH
= 26.019 + 11.971
= 37.990 tm