You are on page 1of 70

TUGAS IRIGASI II

PERENCANAAN BENDUNG

I. Data-data perencanaan
A. Karakteristik sungai
1. Lebar dasar sungai (b) = 25 m
2. Kemiringan dasar sungai (l) = 0.00009 =9 10-5
3. Koefisien kekasaran Manning (n) = 0.023 =2.3.10-2
4. Debit banjir rencana (Q100) = 350 m3/dtk
5. Bentuk tebing sungai

60

B. Karakteristik Bendung
1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung = 20.00
2. Elevasi sawah tertinggi = 24.00
3. Tinggi genangan = 0.10 m
4. Kehilangan tekanan
- Dari saluran tersier kesawah
- Dari saluran induk tersier
- Sepanjang saluran 1.8 m
- Pada bangunan ukur
- Pada bangunan pengambilan
- Untuk eksploitasi
( kehilangan tekanan yang lain sangat kecil / tidak diperhitungkan )
5. Jenis tanah pada lokasi bendung : pasir kasar
6. Bahan pembentuk tubuh bendung : Beton bertulang
7. Berat jenis bahan
- Batu kali = 2200 kg/m3
- Beton massa = 2300 kg/m3
- Beton bertulang = 2400 kg/m3
8. Luas daerah irigasi = 750 Ha
9. Kebutuhan air tanaman = 1.2 l/dtk/Ha
10.Diameter partikl sedimen = 50 . 10 -6

C. Lain - lain
Data - data dan hal - hal lain yang diperlukan dapat dilengkapi dan ditentukan sendiri dgn
persetujuan asisten tugas.

II. Lingkup Tugas


Dalam penyelesaian tugas Irigasi II ( Perencanaan Bendung ) langkah - langkah yang harus
dikerjakan adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan lengkung debit sungai
2. Perhitungan elevasi mercu
3. Perhitungan lebar sungai
4. Perhitungan tinggi air maksimum diatas mercu, Koefisien debit, dan lebar efektif bendung
5. Perhitungan kolam olak ( peredam energi )
6. Perhitungan tebal dan panjang apron
7. Perhitungan bangunan - bangunan pelengkap
8. Perhitungan stabilitas
9. Gambar perencanaan denah, potongan ( minimal 3 potongan ), Detail ( mercu bendung,
peredam energi, pintu pengambilan, pintu pembilas, dan lain - lain )

III. Teori
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Latar Belakang
1.3. Tujuan Perencanaan
BAB II BENDUNG
2.1. Umum
2.2. Klasifikasi Bendung
2.3. Bagian - Bagian Bendung
2.4. Penelitian dan Pemilihan Tempat Kedudukan Bendung
BAB III DATA DAN ANALISA HIDROLOGI
BAB IV PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1. Tinggi Air Diatas Mercu Bendung
4.2. Desain Mercu Bendung
4.3. Desain Kolam Olak ( Peredam Energi )
4.4. Desain Apron
4.5. Desain Tinggi Jagaan
4.6. Desain Pintu Pembilas
4.7. Desain Pintu Pengambilan
4.8. Desain Bangunan - Bangunan Pelengkap lainnya
BAB V STABILITAS BENDUNG
BAB VI KESIMPULAN
Lampiran - lampiran ( Gambar, grafik, tabel, dll. )
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1 RATING CURVE SUNGAI SBELUM ADA BENDUNG

4.1.1.Kemiringan Sungai 1 : 1
Untuk H ≤ 2m,diambil h1=1.25 m
Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis
A 1=( B 1+m . h1 ) h1 A
R=
= (25 + 1 . 1.25 ) 1.25 P
= 26.563 m2
Mencari keliling penampang basah Kecepatan (v)
2 1
P=( B 1 + 2 h1 √ m2 + 1 ) 1
.I 2
v= . R 3
= 25 + 2 . 1.25 (12 +1)1/2 n
= 28.536 m
4.1.2.Kemiringan Sungai 1 : 2
Untuk H ≥ 2m,diambil H=2.50 yaitu h1=1.25 dan h2=1.25 m
Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis
B 2=( B 1+2 m 1 . h1 )
A
= (25 + (2.1. 1.25) R= = 64.063
P
= 27.500 39.126
= 1.637 m
A  A1   B2  m2 . h2  h2

= 26,563 + (27.50 + 2 . 1.25 ) 1.25)


= 64.063 m2
Mencari keliling penampang basah
Kecepatan (v)
P=P 1+2.m 1.h1+2h2 √ 1+m22 1
2 1
3 2
v= .R .I
= 63.54 + 2 .2 . 1.25+2.1.25(1 + 2²) 1/2 n
= 39.126 m = (1/0.023) . 1.637^2/3 . 0.00009^1/2
= 0.573 m/dtk
Mencari debit sungai
Q= A . v = 36.696 m3/dtk
Selanjutnya hasil perhitungan dapat ditabelkan
Kemiringan dasar sungai rata - rata ( i ) = 0.00009
Jenis tanah pada lokasi bendung = Pasir Kasar
Koefisien kekasaran Manning ( n ) = 0.023
h2
H

h1

m2h2 m2h2
m1h1 B m1h1

Tabel perhitungan lengkung debit sungai


Elevasi h A P R V Q
m m2 m m m/dtk m3/dtk
20.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
20.250 0.250 31.563 27.825 1.134 0.449 14.160
20.500 0.500 38.750 30.650 1.264 0.482 18.688
20.750 0.750 46.563 33.475 1.391 0.514 23.932
21.000 1.000 55.000 36.301 1.515 0.544 29.927
21.250 1.250 64.063 39.126 1.637 0.573 36.708
21.500 1.500 73.750 41.951 1.758 0.601 44.311
21.750 1.750 84.063 44.776 1.877 0.628 52.769
22.000 2.000 95.000 47.601 1.996 0.654 62.115
22.250 2.250 106.563 50.426 2.113 0.679 72.384
22.500 2.500 118.750 53.251 2.230 0.704 83.607
22.750 2.750 131.563 56.077 2.346 0.728 95.816
23.000 3.000 145.000 58.902 2.462 0.752 109.044
23.250 3.250 159.063 61.727 2.577 0.775 123.321
23.500 3.500 173.750 64.552 2.692 0.798 138.679
23.750 3.750 189.063 67.377 2.806 0.821 155.147
24.000 4.000 205.000 70.202 2.920 0.843 172.755
24.250 4.250 221.563 73.027 3.034 0.864 191.534
24.500 4.500 238.750 75.853 3.148 0.886 211.512
24.750 4.750 256.563 78.678 3.261 0.907 232.719
25.000 5.000 275.000 81.503 3.374 0.928 255.182
25.250 5.250 294.063 84.328 3.487 0.949 278.931
25.500 5.500 313.750 87.153 3.600 0.969 303.993
25.750 5.750 334.063 89.978 3.713 0.989 330.395
26.000 6.000 355.000 92.803 3.825 1.009 358.166
26.250 6.250 376.563 95.629 3.938 1.029 387.332

GRAFIK RATING CURVE SEBELUM ADA BENDUNG


7.000
m
GRAFIK RATING CURVE SEBELUM ADA BENDUNG
7.000
TINGGI (h) m
6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.000 50.000 100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000
DEBIT (Q) m3/dtk

Dengan interpolasi didapatkan nilai H pada saat Q100 = 350.00 m3/dtk


H= 5.926 m
( 350 − 317 . 179 )
H=2 . 25 + ( 2. 5 − 2 . 25 )
( 361. 076−317 . 179
=2. 437 m

G
G

0450.000
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1 RATING CURVE SUNGAI SBELUM ADA BENDUNG

4.1.1.Kemiringan Sungai 1 : 1
Untuk H ≤ 2m, diambil h1=1.25 m

Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis


A 1=( B 1+m . h1 ) h1 A
R=
= (24 + 1 . 1.25 ) 1.25 P
= 26.563 m2
Mencari keliling penampang basah Kecepatan (v)
2 1
P=( B 1 + 2 h1 √ m2 + 1 ) 1
v= . R 3
.I 2
= 25 + 2 . 1.25 (12 +1)1/2 n
= 28.536 m
4.1.2.Kemiringan Sungai 1 : 2
Untuk H ≥ 2m,diambil H=2.50 yaitu h1=1.25 dan h2=1.25 m

Mencari luas penampang basah Mencari jari - jari hidrolis


B 2=( B 1+2 m 1 . h1 )
= (25 + (2.1. 1.25) A = 64.063
R=
= 27.500 P 39.126
= 1.637 m
A  A1   B2  m2 . h2  h2
= 26,563 + (27.50 + 2 . 1.25 ) 1.25)
= 64.063 m2

Mencari keliling penampang basah


Kecepatan (v)
2
P=P 1+2.m 1.h1+2h2 √ 1+m2 1
2 1
v= . R 3 . I 2
= 63.54 + 2 .2 . 1.25+2.1.25(1 + 2²)1/2 n
= 39.126 m = (1/0.023) . 1.637^2/3 . 0.00009^1/2
= 0.573 m/dtk
Mencari debit sungai
Q= A . v = 36.696 m3/dtk

Selanjutnya hasil perhitungan dapat ditabelkan


Kemiringan dasar sungai rata - rata ( i ) = 0.00009
Jenis tanah pada lokasi bendung = Pasir Kasar
Koefisien kekasaran Manning ( n ) = 0.023

h2
H
h1

m2h2 m2h2
m1h1 B m1h1

Gambara penampang sungai


Tabel perhitungan lengkung debit sungai

Elevasi h A P R V Q
m m2 m m m/dtk m3/dtk
400.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
400.500 0.500 15.250 31.414 0.485 0.234 3.574
401.000 1.000 31.000 31.414 0.987 0.376 11.660
401.500 1.500 47.250 32.828 1.439 0.484 22.857
402.000 2.000 47.250 47.601 0.993 0.378 17.842
402.500 2.500 104.750 53.251 1.967 0.596 62.406
403.000 3.000 129.000 58.902 2.190 0.640 82.558
403.500 3.500 173.750 64.552 2.692 0.798 138.679
404.000 4.000 205.000 70.202 2.920 0.843 172.755
404.500 4.500 238.750 75.853 3.148 0.886 211.512
405.000

GRAFIK RATING CURVE SEBELUM ADA BENDUNG


7.000
TINGGI (h) m

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
0.000 50.000 100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000
DEBIT (Q) m3/dtk

Dengan interpolasi didapatkan nilai H pada saat Q100 = 350.00 m3/dtk


H= #DIV/0! m
4.2 Desain Mercu Bendung
4.2.2.Elevasi Mercu Bendung
Elevasi mercu bendung ditentukan oleh beberapa faktor antara lain elevasi sawah tertinggi yang akan
diairi, tinggi genangan, kehilangan tekanan pada bangunan, saluran tersier maupun induk serta
eksploitasi
Elevasi sawah tertinggi = 24.00 m
Kehilangan tekanan :
Dari saluran tersier ke sawah = m
Dari saluran induk ke tersier = m
Sepanjang saluran = m
Pada bangunan ukur = m
Pada bangunan pelimpah = m
Untuk eksploitasi = 1.80 m
Tinggi genangan = 0.10 m
S 1.90 m
Elevasi dasar di tempat bendung = 20.00 m

Sehingga elevasi bendung = 24.00 + 1.90


= 25.90 m
Jadi ketinggian mercu bendung = 25.90 - 20.00
= 5.90 m
Mercu bulat

He
+ 25.90

+ 20.00

4.2.2 Lebar Bendung

Pengertian Lebar Bendung adalah jara tembok pangkal satu dengan tembok sisi lainnya, lebar
bendung sebenarnya adalah lebar bendung total yang telah dikurangi oleh tebal pilar dan pintu
penguras. Lebar efektif adalah lebar sebenarnya yang telah diperhitungkan dengan koefisien pilar
dan koefisien kontraksi.
Rumus :

L=L ' − 2 ( N Kp + Ka ) H L'=B −b − Σt


dimana : L = Lebar bendung (m)
L' = Lebar bendung sebenarnya (m)
N = Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pilar
Ka = Koefisien kontraksi dinding samping
H = Tinggi tekanan total diatas mercu bendung

Pada setiap bendung terdapat bangunan penguras yang berfungsi mengurangi banyaknya bahan
padat yang masuk ke pintu pengambilan (Intake)
Bangunan penguras biasanya diletakan pada sisi tegak lurus as bendung, dengan maksud supaya
air yang mengalir melewati bangunan penguras sejajar dengan mercu bendung, sehingga :

Lebar bendung = 25 m
Jumlah pilar = 2 pilar
Lebar pintu penguras = 2,5 m (1/10 x lebar bendung)
direncanakan menggunakan 2.5 m
Kp = 0.01 Untuk pilar ujung bulat
Ka = 0.10 Untuk pangkal tembok segiempat dg. Tembok
hulu pada 90o kearah aliran
(KP.02, hal.40)

Lebar bendung sebenarnya :


dimana : L' = Lebar bendung sebenarnya
B' = Lebar bendung rata-rata
b = Lebar pintu penguras
St  Jumlah tebal pilar penguras
Sehingga dengan data diatas didapatkan :
B' = (B1 + B2) = 26.25 m
L' = ( 26.25 - 2.5 )- 2 x 1
= 21.75 m
Lebar bendung efektif
L=L ' − 2 ( N Kp + Ka ) He
= 21,75 - 2 (2 . 0.01 + 0.10) He
= 21,75 - 0.24 He

4.2.3 Perhitungan Lebar Pintu Penguras

Kapasitas bangunan penguras tergantung pada banyaknya bahan padat yang dibawa air. Ukuran
minimal dari bangunan penguras minimal sebaliknya ditentukan di laboratorium Hidrolika untuk
mendapatkan hasil yang optimal optimal.
Namun yang dipakai pedoman dari lebar bendung penguras adalah :

1
1. b= x lebar bangunanutama
2
2. b=1,5 m ( minimum )
1
3 . b= x lebar bendung
10

Pada perencanaan ini dipilih alternatif 3 sebagai dasar perencanaan. Jadi lebar pintu penguras :
Bpg = 1/10 x 25
= 2.5 m digunakan 2,5 m

4.2.4 Perhitungan Lebar Pintu Pembilas.


Lebar pintu pembilas diambil 60 % lebar pintu penguras
Bpb = 60% x 2.5
= 1.5 m
maka tebal pilar adalah :
Tp = Bpg - Bpb
= 2.5 - 1.5 = 1.00 m
4.2.5 Perhitungan Tinggi Air diatas Mercu
Bangunan ini direncanakan memakai type bulat, sehingga debit yang melimpah diatas mercu :
Q=Cd
2
√ 3
2
3
g Be . He 1. 5
Rumus ini digunakan untuk menghitung debit yang melalui bendung tanpa memperhatikan dasar
aliran airnya.
Dimana : Q = Debit rencana yang melewati bendung (m3/detik)
Cd = Koefisien pengaliran
Be = Lebar efektif bendung (m)
He = Total energi diatas mercu (m)

Penentuan besarnya Cd
Harga Cd dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
1. Kedalaman air disaluran bagian hulu
2. Tinggi puncak bendung dari dasar sungai
3. Tinggi air diatas mercu bendung

4. Kemiringan permukaan bendung dibagian hulu


5. Tinggi muka air dibagian hilir
6. Bentuk mercu bendung

Q = 350.000 m3/dt Be = 21.75 - 0.24 He


Cd = 1.20 ( asumsi awal ) g= 9.8 m/dtk2
Nilai - nilai diatas dimasukan ke rumus debit pelimpah
350.000 . = 1,20. (2/3) (√(2/3.9,8)) . (21,75 - 0,24 He) He1,5
350 = 6.36937 x (21,75 - 0,24 He) He1,5
54.950493 .= (21,75-0,24 He) He1,5
Setelah dengan trial and error didapatkan nilai total energi diatas mercu adalah
He = 1.88812 m
Pengecekan Cd, dengan mencari koefisien C0, C1, C2. Dimana Cd = C0 . C1 . C2
C0, Didapatkan dari grafik hal. 44, Kp.02 grafik hubungan He/r dengan C0.
Nilai r untuk pasangan batu kali r = 0.3 - 0.7.He
r= 0.5 He
= 0.944 m
p = tinggi tekanan sampai puncak mercu
= tinggi mercu bendung dibagi dua
= 2.95 m
Pada Kp.02, hal.43 pada perencanaan pdapat diambil setengah dari jarak dari mercu sampai
ke dasar rata-rata sungai (elevasi dasar sungai).
He/r = 2.000
p/ H = 1.562 > 1.5 nilai C0 perlu dikoreksi dengan grafik koefisien C1
Dari grafik gambar 45, KP.02, hal 44 didapatkan C0 = 1.26
Dari grafik gambar 46, KP.02, hal 44 didapatkan C1 = 0.98
Dari grafik gambar 47, KP.02, hal 45 dengan kemiringan 1 : 1, p/He = 0,56 didapatkan C2 =
0.98
Cd = C0 . C1 . C2
= 1.26 x 0.98 x 0.98
= 1.210
Maka lebar efektif bendung
L = L' - 2 (N . Kp + Ka) He
= 21,75 - 2 ( 2 . 0,01 + 0,10) He
L = 21,75 - 0,24 He
= 21.297 m

4.2.5.Perhitungan Aliran Balik

Aliran balik adalah suatu aliran yang arahnya kehulu diakibatkan adanya bendung dibadan sungai.
Aliran balik ini,dapat dihtung panjangnya mulai dari tubuh bendungan sampai kehulu.
Data - data :
I= 0.00009 =
Kedalaman air sebelum dibendung ( h2 ) = 5.9000 m
Elevasi = 25.9000 m
Tinggi air mak.100 thn sth pembendungan ( He ) = 1.8881 m

h = tinggi air max. mercu + elevasi mercu - elevasi air banjir dihulu sebelum dibendung
= 1.8881 + 25.9000 - 25.9000
= 1.8881 m

Persamanaan panjang aliran balik


2 2
X I
− X ( I ) + h − z=0
4h
Untuk panjang aliran balik, z = 0
Diperoleh persamaan sebagai berikut :
(9.10-5)² X2 - 0.00009 X + 1,8881 - 0 = 0
7.55
1.072E-09 X² - 0.00009 X + 1.8881 .= 0
X = 42000.00 m

+ 25.90

P= 5.90 m

+ 20.00

42000.00 m
4.2.6.Desain Penampang Lintang/Lengkung Bendung
Bentuk bendung ini direncanakan dengan type bulat dengan kemiringan bagian muka 0 atau tegak.
Bagian lereng dari mercu bendung dibrikan persamaan sebagai berikut :

Xn = k . Hdn-1. Y
dimana :
X = Jarak Horizontal (sumbu koordinat)
Y = Jarak vertikal (sumbu koordinat)
Hd = tinggi tekan rencana
k = Parameter tergantung Slope bagian depan
n = Parameter tergantung Slope bagian depan

Slope bagian Up Stream k n


Vertikal 2 1.85
3. : 1 1.936 1.836
3. : 2 1.936 1.810
3. : 3 1.873 1.776

sehingga persamaan lengkungnya :

0.282 Hd X 1.85 = 2 Hd 0.85 . Y


He Hd
0.175 Hd x

R=0.2 Hd
R=0.5 Hd Y

Persamaan kemiringan bendung


X1.85 = 2 Hd0.85 . Y
X1.85 = 2 . (1,7806)0.85 . Y
Y= X1.85
3.266

Tabel perhitungan
Titik X (m) Y (m)
1 0.5 0.085
2 1.0 0.306
3 1.5 0.648
4 2.0 1.104
5 2.5 1.668
6 3.0 2.337
7 3.5 3.108
8 4.0 3.979
9 4.5 4.948
10 5.0 6.013

Lebar tubuh bendung ( L ) adalah :


L = X + 0,282 Hd
Sehingga : pada saat tinggi mercu (y) = 5,9 m,dengan cara interpolasi diperoleh :
X = 4.447 m
maka : L = X + 0,282 Hd = 4.949 m

Penampang Lintang Bagian Muka


Ketentuan sebagai berikut :
R= 0.5 Hd = 0.890 m
r= 0.2 Hd = 0.356 m
X1 = 0.175 Hd = 0.312 m
X2 = 0.282 Hd = 0.502 m

Penampang lintang bagian belakang


Bagian belakang titik - titiknya (koordinat) telah dihitung dengan persamaan :

Untuk mementukan lengkung akhir, harus memenihu syarat Dy / Dx = 1 merupakan kemiringan dibawah
ambang rencana.1 : 1, maka

dy/dx = 1.85 . 0.156 X0.85 = 1


X0.85 = 3.465
X= 2.877
Y= 1.102 1.1019537
Jadi batas akhir lengkung belakang adalah : (2.877 : 1.102)
Elevasi h A P R V Q
m m2 m m m/dtk m3/dtk
13.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
14.000 0.500 32.750 30.650 1.069 0.397 12.989
14.500 1.000 47.000 36.301 1.295 0.451 21.187
15.000 1.500 63.750 41.951 1.520 0.502 31.976
15.500 2.000 83.000 47.601 1.744 0.550 45.629
16.000 2.500 104.750 53.251 1.967 0.596 62.406

450.000
L'=B '− b − Σt
4.3. Desain Kolam Olak

Type Kolam Olak berdasarkan bilangan Froude (KP. 04, hal 99)
1. Untuk Fr < 1.7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah, bagian hilir harus dilindungi
dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan lindungan khusus.
2. Bila 1.7 < Fr < 2.5, maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Pada
umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan
muka air DZ < 1.5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2.4 Fr < 4.5, maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih kolam olak yang
tepat. Loncatan air tidak terbentuk dengan baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak
yang jauh disaluran. Digunakan blok yang berkururan besar (Tipe IV)
4. Kalau Fr > 4.5 ini merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam olak ini
pendek, termasuk kolam olak tipe IIIyang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.

Data - data :
P = 5.900 m
He = 1.8881 m
Q = 350.000 m3/dtk
L = 21,75 - 0,24 He
= 21.29685 m

Rumus Angka Froude


v
Fr=
dimana :
√ g y1
Fr = Angka Froude
V = Kecepatan aliran
g = Percepatan gravitasi
Data :
He = 1.8881 m
P = 5.900 m
Persamaan energi :

v 21
P + He= y u +
2g
dimana :
P = Tinggi bendung
He = Ketinggian air diatas mercu
y1 = Kedalaman air pada kaki pelimpah
v1 = Kecepatan aliran rata - rata pada kaki belakang pelimpah pada saat Q100

Kecepatan air dihulu bendung


Q A = L . (P + He)
Vo = A = 21.297 x ( 5.900 + 1.8881 )
= 165.8624 m2
= 350.00
165.8624
= 2.110 m/dtk

Besarnya kecepatan aliran

V1 = Q
L x y1
= 350.00
21.297 y1
= 16.434
y1
Dari persamaan energi
P + He = y1 + v1 / 2g
2

5.900 + 1.8881 .= yu + 16.434 .²


y1 19.6
7.7881 = yu + 13.78
yu²
y13- 7.7881 y12 + 13.78 = 0
Dengan trial & error didapat
y1 = 1.4777 m
Kecepatan air pada penampang 1 (V1)
V1 = 16.434
1.4777
= 11.122 m/dtk 0.566849
Mencari Angka Froude
V1
Fr=
√g . y 1
Fr = 6.469314 > 4.5 menggunakan Type III

Tinggi loncatan air (y2)


Persamaan untuk menghitung tinggi loncatan air dapat dihitung dengan rumus :
y2 1
= [ √1 + 8 Fr 2 − 1 ]
y1 2 (KP. 02, Hal 56)

y2 = 0.5 [√( 1 .+ 8 6.46931414 .² ) - 1 ]


1.4777
y2 = 0.5 x 4.162366
y2 = 2.081183 x 1.4777
y2 = 3.075 m

Tinggi loncatan air tersebut ( y2 ) = 3.075 m


Kecepatan penampang 2 (V2)
V2 = 16.434
3.075364
= 5.344 m/dtk
Maka : V22 = 5.344 .2
2g 19.62
= 1.455504 m
Persamaan energi : 2
v
P + He = y2 + 2 + ΔH f
2g
5.900 + 1.8881 = 3.075 + 1.456 + DHf
7.788 = 4.531 DHf
DHf = 1.719 m
Elevasi dasar kolam olakan
elevasi dasar kolam = elevasi mercu + He - v12 - y2
2 g
= 25.900 + 1.8881 - 6.3043 - 3.075
= 27.7881 - 9.3796
= 18.41 m
Untuk mendapatkan panjang kolam olakan
L= 2.7 x y2 n = y1 (18 + Fr)
= 2.7 x 3.075 18
= 8.303 m = 1,477(18 +6,4693)
= 8.500 m 18
= 2.0088 m (KP. 04 Hal. 105)
Jadi panjang kolam olakan = 8.500 m
Desain Lengkung Bendung

Untuk beton bertulang, jari - jari mercu bendung berkisar dari 0.3 sampai 0.7 Hmax (He)
(KP. 02 Hal. 42) diambil 0.5
R= 0.5 x 1.8881
= 0.944 m

Perbandingan bangunan peluncur = 1 : 1


Tinggi mercu = 5.900 m (Gb. Di KP. 04, Hal 105))

n3 = y1(4 + Fr) (KP. 04. Hal 105)


6
= 2.578 m
Mencari nilai Hd
Hd = He - v0 2 v0 = Q /A
2g A = L ( P + Hd )
v0 = Q
L ( P + He - v02 / 2 g )
= 350.000
21.297 x ( 5.900 + 1.8881 - v02 19.6 )

Dengan cara trial and error di dapat


v0 = 2.110 m/dtk
Sehingga : = Vo² = 2.110
2g 19.62
= 0.108

Maka nilai Hd :
Hd = He - v0 2 = 1.8881 - 0.108
2g
= 1.7806 m

~ Lebar kolam olak (L.o.k)


> L.o.k = Lebar efektif bendung - 0,5 Y = 20.56 m

~ Blok Muka
> Jumlah = L.e.b / Y1 = 7 buah
> Jarak = Y1 = 1.48 m
> Tinggi = Y1 = 1.48 m

~ Blok Halang
> Jumlah = (L.e.b-(0,375 x n3)) / ((0,75 x n3) /2) = 5 buah
> Jarak = 0,75 x n3 = 1.93 m
> Tinggi = n3 = 2.578 m

~ Jarak datar pd blok = 0,2 x n3 = 0.52 m

~ Ambang Ujung
> Tinggi = n = 2.0088 m

~ Jarak blok muka dan halang 0.8 x y2 = 2.5 m


Gambar kolam olak keseluruhan

2
v0
= 0.108 m
2g He = 1.8881 m DHf
Hd = 1.7806 m, Elv = 25.90

2
P = 5.900 m v 21 v2
R V1 = 11.122 m/dtk
2g 2g

Vo = 2.110 m/dtk
Y2 = 3.075 m
Elv=20,00 Y1 = 1.478 m , V2 = 5.344 m/dtk
Elv = 18.41

2.5 m
L = 2,7 x Y2 = 8.500 m
### m/dtk
2.17778
2.177843
0.966878

20.32997

2.52
8.30
4.4 Desain Apron

data - data :
- Elv air dihulu pada saat banjir = Elv.Bendung + He = 27.788 m
- Elv dihilir pada saat banjir = Elv.Dasar Sungai + y2 + V²/2g = 24.531 m
- DH banjir = Elv.dihulu - Elv.dihilir = 3.257 m
- Elevasi air normal dihul = Elv.Bendung = 25.900 m
- Elevasi lantai dasar = Elv.Dasar Sungai = 20.000 m
- DH normal = Elv.Bendung-Elv.Dasar Sungai = 5.900 m

Panjang Creep Line

Lv = 4+2,5+3,0+2,0+0,5+1,5+2,0+0,5+0,5+0,5+0,5+2,0+3,41
= 22.91 m

Lh = 3,5+4,5+2,5+1,5+2,0+2,5+2,0+1,5+1+1+1,5+1,5
= 25.00 m

Harga minimum angka rembesan Lane (CL) unuk berbagai kondisi tanah.
Harga CL untuk Pasir kasar = 5.00
Z merupakan perbedaan muka air dihulu dan hilir bendung = 3.257 m

Maka harga Creep Line


CL = LV + (1/3 . LH)
Z
= 9.592 > 5.00 (OK !)
Dimana :
CL = angka rembesan lane
LV = Jumlah panjang vertikal (m)
LH = Jumlah panjang horizontal (m)
Z = Beda tinggi muka air (m)

4.3.1 Perhitungan Blok Muka Dan Belakang

Sumber : KP dan Perencanaan Hidraulis ( Hal 59 )


Diketahui : Panjang Kolam olak = 8.500 m
2,7 x = 8.5
x = 3.148 ~ y2

Jarak blok penghalang dari blok muka :


0,82 x = 0.82 x 3.148
0,82 x = 2.581 m

Jarak blok penghalang dari ambang ujung


8.5 - 2.581 = 5.919 m

Dari perhitungan Fr = 6.469314 > 4,5 USBR type III )

Dari perhitungan sebelumnya didaapat nilai n = 2.0088 m

1.4777 x ( 4 + 6.469314 )
y ( 4+ Fr ) = 6
n2 = 1
6 = 2.578 m
Gambar kolam olak keseluruhan

2
v0
= 0.108 m
2g He = 1.8886 m DHf
Hd = 1.7806 m, Elv = 25.90

2
P = 5.900 m v 21 v2
R V1 = 11.122 m/dtk
2g 2g

Vo = 20.000 m/dtk
Y2 = 3.075 m
Elv=20,00 Y1 = #REF! m , V2 = 5.344 m/dtk
Elv = 18.41

2.5 m
L = 2,7 x Y2 = 8.500 m
4.5 Desain Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan pada bangunan pelimpah / bendung direncanakan untuk menghindari adanya
limpasan ombak, maupun benda - benda padat yang terapung pada aliran.

Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari muka air sampai keujung dinding.
Perhitungan untuk memperoleh tinggi jagaan digunakan rumus :

Fb = 0.6 + 0.0037 . V . d1/3


dimana :
Fb = Tinggi jagaan (m)
v = Kecepatan aliran (m/dtk)
d = Kedalaman air (m)

Desain Jagaan Pada Kolam Olakan

Kecepatan aliran pada kolam olak (v2)


v2 = 5.344 m/dtk
d2 = 3.075 m

Fb = 0.6 . + ( 0.0037 x 5.344 x 3.075 .1/3 )


= 0.63 m

Tinggi Jagaan pada Chute

Kecepatan aliran pada chute (penampang 1)


v1 = 11.122 m/dtk
d1 = 1.4777 m

Fb = 0.6 . + ( 0.0037 x 11.122 x 1.478 .1/3 )


= 0.65 m

Tinggi Jagaan pada Upstream Bendung

Kecepatan aliran pada upstream (vo)


vo = 2.110 m/dtk
Hd = 1.781 m
Fb = 0.6 . + ( 0.0037 x 2.110 x 1.781 .1/3 )
= 0.609 m = 0.60 m
4.6 Desain Pintu Pengambilan

Pintu pengambilan adalah pintu tempat masuknya air untuk dialirkan kesaluran primer. Ukuran
dari pintu harus sesuai dengan debit rencana untuk saluran irigasi

Dimensi pintu Pengambilan

Q= A . v
=μ . b . a √2 . g . z
dimana
Q = Debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi
m = Koefisien debit (diambil 0,8)
b = Lebar bukaan
a = Tinggi bukaan
g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/dtk2
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan diambil 0,2 m
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0.2 m diatas muka kantong dalam
keadaan penuh guna mencegah pengendapan partikel sedimen didasar pengambilan
itu sendiri( Petunjuk Teknis Perencanaan Irigasi, Hal.77)

data - data
- Kebutuhan air tanam = 1.2 lt/dtk/Ha
- Luas daerah irigasi = 750 Ha
- Debit yang dibutuhkan seluruhnya = q . A . 120 %
Kapasitas pengambilan sekurang- kurangnya
120 % dari kebutuhan pengambilan guna me-
nambah fleksibilitas agar dpt memenuhi kebu-
tuhan yg lbh tinggi selama umur proyek.
(KP. 02, hal 84)
= 1080 l/dtk
= 1.08 m3/dtk
-m = 0.8
- Tinggi bersih bukaan pintu direncanakan = 0.8 m
- Lebar bersih bukaan pintu direncanakan = 1 m

Maka :

Q=μ . b a √ 2 g z
Q = 0.8 . 1 . 0.8 (2 . 9.8 . 0.2)1/2
= 1.267 m3/dtk

Sedang debit yang dibutuhkan 1,08 m3/dtk < 1.267 m3/dtk jadi perencanaan memenuhi

4.5.1 Kapasitas bangunan pengambil

Berdasarkan data perencanaan yang ada maka kapasitas bangunan pengambilan direncanakan
melebihi Qrencana yaitu direncanakan 1.267 m3/dtk
Tinggi bersih bukaan = 0.8 m
Bila direncanakan untuk 2 bukaan pintu, maka masing - masing tingginya = 0.4 m, dengan lebar
bukaan masing - masing 1,0 m. Karena dibuat dua pintu bukaan maka harus ada pilar pemisah
ditengahnya dan direncanakan tebal pilar = 1.00 m
Jadi lebar total pintu pengambilan =( 1 x 2) + 1.00
= 3.00 m
4.7 Desain Pintu Pembilas

Air yang mengalir pada sungai yang akan dibangun bendung banyak mengandung / membawa
sedimen. Agar sedimen - sedimen ini tidak memasuki intake maka perlu diadakan pembilasan /.
penggelontoran.
Dalam penggelontoran ini sedimen yang mengendap dibuang ke sungai utama.
Untuk melaksanakan pembilasan ini diperlukan bangunan pembilas.

Kecepatan pintu pembilas


dimana :

v=1,5 .c d
c = koefisien, harga tergantung jenis sedimen. Untuk pasir kasar = 5
d = diameter maksimum sedimen untuk pasir kasar
= 50x10-6 m ~ 0.00005

v=1,5.5. √ 50 x10−6
v = 0.053033 m/dtk
Kecepatan recana yang diperlukan selama pembilasan dapat diambil 0.053033 m/dtk
dan besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan superkritis
akan mengurangi efektivitas proses pembilasan. (KP. 02, hal.148)

Kedalaman kritis Kecepatan kritis Debit rencana tiap meter lebar (q)
Q
hc=
g√
q2
3 Vc= √ g . hc q=
L

dimana :
q = Debit rencana permeter lebar (m3/dtk/m')
L = Lebar pintu penguras = 2.5 m

q= 0.432 m3/dtk/m'
hc = 0.267 m
Vc = 1.618 m/dt > 0.006 m/dtk

Karena kecepatan kritis melebihi kecepatan pembilas maka kecepatan kritis telah memenuhi

4.7.1 Kemiringan Lantai Penguras

Untuk mempertahankan agar Vkritis tetap mempunyai nilai sebesar 3.11 m/dtk, maka kemiringan
lantai penguras harus dihitung.

Perhitungan menggunakan rumus Manning


V = 1/n . R1/3 . S1/2

dimana :
V = Kecepatan pada saat pembilasan (m/dtk)
n = Koefisien kekasaran = 0.023
R = Jari - jari hidrolis (m) = 0.267 m
S = Kemiringan dasar saluran = 0.00009

Pada saat R = hc, maka V = Vc


Vc = Vg . hc
V = 1/n . R1/3 . S1/2 S= 9.8 x 0.023 ²
0.267 1/3

= 0.0080
4.8 Desain Kantong Lumpur

Pengertian kantong lumpur adalah suatu bangunan pelengkap yang mempunya i fungsi untuk
mengendapkan lumpur yang masuk ke saluran
Kantong lumpur ditempatkan dibelakang pintu intake kemudian hasil pembilasan lumpur dibuang
melalui saluran buang.

Langkah - langkah perencanaan

1. Menentukan ukuran partikel


2. Menentukan volume kantong lumpur yang diperlukan
3. Membuat perkiraan awal luas rata - rata permukaan kantong lumpur dengan rumus :
LB = Q/W
dimana :
L = Panjang kantong (m)
B = Lebar rata - rata profil pembawa (m)
Q = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
W = Kecepatan endap partikel rencana (m/dtk)
4. Menentukan kemiringan energi dikantong lumpur selama eksploitasi normal.
Vn = Ks . Kn2/3 . Sn1/2
Qn = Vn . An
dimana :
Vn = Kecepatan rata - rata selama eksploitasi (m/dtk)
Ks = Koefisien kekasaran
Rn = Jari - jari hidrolis
Sn = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah
5. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan dengan kolam dalam keadaan kosong
dengan rumus Strikler.
Vs = Ks . Rs2/3 . Ss1/2
Qs = Vs . As
dimana :
Vs = Kecepatan rata - rata selama pembilasan (m/dtk)
Ks = Koefisien kekasaran
Rs = Jari - jari hidrolis
Ss = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah
Qs = Debit untuk membilas
As = Luas penampang basah
6. Menentukan dimensi dan elevasi kantong lumpur
7. Pengecekan apakah pembilasan memungkinkan dilaksanakan pd saat debit banjir disungai
sebesar Q 1/5
8. Bila nomor 7 memenuhi, maka efisiensi pengendapan pertikel sedimen dicek dengan
menggunakan diagram dramp
Perencanaan sebagai berikut :

1. Ukuran partikel rencana


Dimisalkan sample yang diambil pada kali sedimen rata - rata berukuran 70 mm = 7 . 10-5 m
Sedimen itu terangkut oleh aliran sungai sebagai sedimen layang.
2. Diasumsikan bahwa air yang dielakan mengandung 0,05 sedimen yang harus diendapkan dalam
kantong lumpur.
Volume kantong lumpur V bergantung pada jarak waktu pembilasan.
V = 0.0005 . Qn . T
Bila pembilasan dilakukan seminggu sekali, sedang debit pengambilan rencana = 1,08 m3/dtk,
maka volume kantong lumpur.
V = 0,0005 . 1,08 . 7 . 24 . 3600
= 326.59 m3
dari grafik hubungan antara kecepatan W dgn diameter butir partikel d, kecepatan endap bisa
diketahui :

- diameter partikel (d) = 7 mm = 0.07 mm


- partikel berupa lempung
Fb = C (a . b)1/2
a,b,c = Tiga sumbu butir yang saling tegak lurus
a = besar b = sedang c = kecil
- unsur lempung Fb = (Faktor bentuk) = 0.07 mm
- berdasarkan data tersebut maka dari grafik 3.5 Petunjuk Teknis, hal. 64 didapat kecepatan
endap partikel.
W= 4 m/dtk = 0.004
maka :
LB = Qn/W
= 270
Karena L/B > 8, maka L/B = 8 L = 8 B
L.B= 270
8 B.B = 270
B = 33.750
2

B = 5.809 m
@ 6 m
L (5) = 270
L= 45 m
3. Penentuan Sn
Kecepatan aliran yang tidak menimbulkan adanya endapan tetapi tumbuhan air tidak bisa
tumbuh, besarnya sekitar 0.4 m/dtk.

Luas penampang basah (An)


An = 1.08
0.4
= 2.700 m2

Dengan harga B = 6,00 m, maka kedalaman air hn adalah :


hn = An = 2.700
B 6
= 0.45 m
4. Kemiringan talud direncanakan 1 : 1, maka lebar dasar saluran b dapat dihitung :
bn1 = B - 2 (hn/2) bn2 = B + 2 (hn/2)
= 6- 2 (0.45 / 2) = 6 + 2 (0.45 / 2)
= 5.55 m = 6.45 m
@ 5.5 m = 6.5 m

Penampang melintang kantong lumpur pada saat penuh

bn2 = 6.5

hn = 0.45

hs = 0.29

bn1 = 5.5

Keliling basah (Pn) Jari - jari hidrolis (Rn)


Pn = b + 2 h (2)1/2 Rn = An / Pn
= 5,5 + 2 . 0.45 (2)1/2 = 2.700
= 6.773 m 6.773
= 0.399 m

Sehingga :
Vn = K . R2/3 . Sn 1/2
2
Sn= 2
[Vn
K . R 2/ 3 ] Sn = 0.00027

Penentuan Ss (pada saat pengambilan, kantong lumpur dalam keadaan kosong kecepatan aliran
pada saat pembilasan "(Vs) direncanakan sebesar 0.8 m/dtk
Maka debit untuk pembilasan Qs Penampang basah pada saat pembilasan As
Qs = 1.2 Qn As = Qs/Vs
= 1.296 m /dtk3
= 1.62 m2

Lbr dsr (bs) = bn1 = 5.50 m Keliling penampang basah pd saat pembilasan(Ps)

As = bs . hs Ps = bn1 + 2 hs
hs = As/bs = 6.09 m
= 0.295 m

Jari - jari hidrolis


Rs = As/Ps
= 0.266 m

Untuk pembilasan, koefisien kekasaran diambil 40 m1/2/dtk, maka besarnya kemiringan saluran
pada saat pembilasan

Ss = Vs 2

Ks . Rs2/3
= 0.008

Pada saat pembilasan harus diusahakan kecepatan alirannya dalam sub kritis (Fr < 1), hal ini untuk
menghindari terangkutnya saluran akibat kecepatan aliran.
Vs
Fr= = 0.883 < 1.00 OK !
√ g . hs
Panjang Sand Trap
Volume sand trap yang diperlukan
V = 326.59 m3

Rumus volume sand trap


V = (hs . b . L) + 1/2 . (L . Ss - L . Sn) . b . L
326.59 = (0,295 . 5,5 . L) + 1/2 (0,008 L - 0,00027 L) . 5,5 . L
326.59 = 1.62 L + 0.04376 L²
L = 69.851 m
@ 70.000 m

hn = 0.45

hs = 0.29 Sn = 0.00027
Ss = 0.008 h = (Ss . L - Sn . L)

L= 70.00 m
pur dibuang
69.851
326.6621
BAB V
STABILILTAS BENDUNG
U/ mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa stabilitas
bendung dilakukan kontrol terhadap :
- Guling
- Geser
- Daya dukung tanah

Dalam perhitungan ditinjau duan keadaan


- Keadaan normal
- Keadaan gempa

Rumus - rumus analisa stabilitas

1. Stabilitas terhadap guling (KP. 02, hal 123)


- Keadaan normal
Σ MT
SF= > 1 .5
Σ Mg
- Keadaan gempa/ekstrem
Σ MT
SF= > 1.25
Σ Mg
dimana :
SF = Angka keamanan
S MT = Jumlah momen penahan
S Mg = Jumlah momen guling

2. Stabilitas terhadap geser (KP. 02, hal. 122)


f . Σv + CA
SF=
ΣH

- Keadaan normal : SF > 2.00


- Keadaan gempa : SF > 1.25
dimana :
SF = Angka keamanan
f= Koefisien geser : tg f
SV = Jumlah gaya vertikal
C= Kohesi tubuh bendung = 0 (ton/m2)
f= Sudut geser dalam tanah ( o )

3. Stabilitas terhadap gaya dukung tanah


Bila : ΣM L L
e=| − |>
ΣV 2 6
Maka :
σ max =
min
ΣV
A [ 1±
6e
L ]
< σ

Bila :
ΣM L L
e=| − |<
ΣY 2 6
Maka :
2 ΣV
σ max = <σ
3[L
2
−e B ]
dimana :
e = Eksentrisitas akibat beban yang bekerja
SM = SMt - SMg (ton)
SV = Jumlah gaya - gaya vertikal
B = Lebar dasar pondasi (m)
A = Luas dasar pondasi (m2)
s = Daya dukung yang diijinkan (t/m2)

Dasar perhitungan pembebanan dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Tekanan air

Pd Ps Pw

a. Tekanan air statis


1 1
Pw= γw . H2 Y= H
2 3
dimana :
Pw = Tekanan air statis (ton)
gw = Berat jenis air (ton/m3)
H= Kedalaman air (m)
Y= Jarak tekanan (Pw) dari dasar dalam (m)

b. Tekanan air dinamis


1 2
Pd= . γ w . H 2 . Kh Y= H
2 5
dimana :
Pd = Tekanan air dinamis (ton)
gw = Berat jenis air (ton/m3)
Kh = Koefisien gempa horizontal (0.15)
H= Kedalaman air (m)
Y= Jarak tekanan (Pd) dari dasar (m)

c. Berat air sendiri


W=γ w . V

dimana :
W = Berat air (ton)
gw = Berat jenis air (ton/m3)
V = Volume air

d. Berat sedimen
1
Ps= [ ∂ sat − 1 ] Cs . H 2
2
dimana :
Ps = Tekanan sedimen
Cs = Koefisien tekanan tanah
H= Tinggi sedimen
gsat = Berat jenis tanah jenuh air (ton/m3)
W3

2. Berat sendiri bangunan


W2

W6
Wt = W1 + W2 + W3 +W4 W5 +W6 +W7 + Wn
W4

Wn = gb x V W5
W5

W1 W7

3. Tekanan tanah

W
H

Pa

Sketsa tekanan tanah


1
Pa= . γt 2 . H . Ka
2
dimana :
Pa = Tekanan tanah (ton)
H= Tinggi tanah (m)
gt = Berat jenis tanah (ton/m3)
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif = (1-sin f / (1+sin f
f= Sudut geser dalam tanah

4. Tekanan UP Lipt
1
Pu= . μ . H . A
2
dimana :
Pu = Tekanan Up Lipt
m = Koefisien
H = Tinggi air
A = Luas penampang permeter lebar

5. Gaya akibat pengaruh gempa


a. Berat sendiri
We= W . C

dimana :
We = Berat akibat gempa (ton)
W = Berat bahan (ton)

b. Tekanan tanah
Pa' = 1/2 . H . gt . Ka'

dimana :
Pa' = Tekanan tanah akibat gempa (ton)
H= Tinggi tanah (m)
gt = Berat isi tanah (ton/m3)
Ka' = Koefisien tanah pada kedalaman gempa

Cos ( θ + α ) Cos ( θ + α ) − √Cos 2 (θ + α ) − Cos φ


Ka'=
Cos 3 θ Cos ( θ + α ) + √Cos 2 ( θ + α ) − Cos φ

dimana :
a = Sudut inklinasi material
q = tg-1 K
K = Ch/(1 - CV)
CV = Koefisien gempa arah vertikal = 0
Ch = Koefisien gempa arah horizontal = 0.15
f = Sudut geser dalam tanah

5.1 Perhitungan Stabilitas Bendung


Untuk mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa sta -
bilitas bendung dilakukan kontrol terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah.

Dengan data - data sebagai berikut :


- CL untuk Pasir Kasar = 5.0
- berat volume tanah jenuh (gsat) = 1.9 t/m³
- berat volume tanah (gt) = 1 t/m³
- sudut geser dalam (f) = 30o (KP. 02, hal 110)
- koefesien geser (f) = 0.4
- g Beton Bertulang = 2.4 t/m³
- Berat Volum Air (gw) = 1 t/m³
Gaya - gaya yang bekerja pada tubuh bendung adalah :
- Tekanan air (w)
- Beban mati (G)
- Tekanan pasir (sedimen) Ps
- Tekanan tanah (P)
- Tekanan Up Lift (U)

Selama terjadi banjir rencana (Q100) = 350 m3/dtk, maka air dihulu bendung elevasinya 25,90
Perhitungan :

gt = 1.9 t/m³ g pasangan beton bertulang = 2.40 t/m3


gL = gt - gw
= 0.9

Perhitungan gaya -gaya yang bekerja pada bendung

Kondisi Banjir ,sedimen Penuh ,kondisi Gempa


1. Gaya Vertikal dan Momen Tahanan

Notasi Uraian Gaya Lengan Momen thd


ttk O ( tm )
G1 9,2 x 2,5 x 2,4 55.200 7.250 400.200
G2 1/2 x 6,35 x 6 x 2,4 45.720 4.000 182.880
G3 1,5 x 6 x 2,4 21.600 3.000 64.800
G4 0,5 x 2 x 2,4 2.400 3.500 8.400
G5 1,5 x 2,5 x 2,4 9 1.250 11.250
G6 1/4 x 3,14 x 0,944² x 2.4 1.68 7.250 12.172
W1 9,20 x 2,5 x 2,4 x 1 55.200 7.250 400.200
W2 1/2 x 6,35 x 6 x 2,4 x 1 45.720 4.000 182.880
W3 1,5 x 6 x 2,4 x 1 28.800 3.000 86.400
W4 0,5 x 2 x2,4 x 1 2.400 3.500 8.400
W5 1,5 x 2,5 x 2,4 x 1 9.000 1.250 11.250
W6 (2,572 - 0,349) x 2,4 x 1 5.336 7.250 38.683
W7 1/2 x 1,7806 x 1,70 x 2,4 x 1 3.632 7.333 26.637
W8 1,50 x 4,10 x 2,4 x 1 14.760 5.250 77.490
W9 1,50 x 4,20 x 2,4 x 1 15.120 2.300 34.776
W10 1/2 x 1,478 x 1,5 x 2,4 x 1 2.660 3.000 7.981
W11 1/4 x 3,14 x 0,944² x 2.4 1.679 0.500 0.839
Pu1 0,6 x 8,5 x 7,681 x 1 39.173 4.250 166.486
Pu2 1/2 x 0,6 x (7,681 - 1,478) x 5,9 x 1 10.979 5.667 62.216
2.Gaya Horizontal dan Momen Tahanan

Notasi Berat Koef. Gaya Lengan Momen thd


Gempa ttk O ( tm )
W1 55.200 0.15 8.280 7.250 60.030
W2 45.720 0.15 6.858 4.000 27.432
W3 28.800 0.15 4.320 3.000 12.960
W4 2.400 0.15 0.360 3.500 1.260
W5 9.000 0.15 1.350 1.250 1.688
W11 1.679 0.15 0.252 0.500 0.126

3.Tekanan Horizontal dan Momen Tahanan


Pw1 1/2 x 1 x7,681² 29.499 6.652 196.227
Ps 1/2 x ( 1.9 - 1 ) x 0.4 x 7,681² 10.620 6.652 70.642
Pd 1/2 x 1 x 7,681² x 0,15 4.425 6.982 30.896
Pw2 1/2 x 1 x1,478² 1.092 5.906 6.451
Pa1 1/2 x 3 x 0,9² x 0.333 0.405 1.000 0.405
Pa2 1/2 x 0,5 x 0,9² x 0.333 0.067 2.333 0.157
Pa3 1/2 x 1,5 x0,9² x 0.333 0.202 0.667 0.135
Pp1 1/2 x 1,9 x 2² x 3 11.400 1.000 11.400
Pp2 1/2 x 1.9 x 1,5² x 3 6.413 1.000 6.413

SV(-) = 319.906 SMV(-) = 1555.238


SV(+) = 50.152 SMV(+) = 228.702
SV = 269.754 SMV = 1326.536
2 Kontrol Stabilitas Untuk Kondisi Banjir
ΣV = 319.906 - 50.152
= 269.754 ton
ΣH = 64.122 ton
=
ΣMt = 1579.501 tm
=
ΣMg = 1326.536 - 64.122
= 1262.414 tm
ΣMs = 1579.501 - 1262.414
= 317.088 tm
~ Momen Guling
SMT > 1.5 1579.501 > 1.1
SMG 1262.414
= 1.251 > 1.1 (OK !)
~. Geser
Sf =¦. ΣV > 1,1
ΣH
= 0,4 . 269.754 > 1,1
64.122
= 1.683 > 1,1

~. Terhadap Ekssntrisitas (e)


ΣM L L
e=| − |>
ΣV 2 6
= 317.088 - 8.5 > 1.333333333
269.754 2.000
= 1.175 - 4.25
= 3.075 > 1.333333
4. Terhadap tegangan yang terjadi
sijin pasir = 3 t/m2

σ max =
ΣV
A [ 1−
L]
6e

= 269.754 1.000 - 18.447173 <3


212.500 8.500
= 1.26942953 x -1.17026
= -1.486

Kondisi Normal,Sedimen Penuh,Kondisi Gempa


1 .Gaya Vertikal
Notasi Uraian Gaya Lengan Momen thd
ttk A ( tm )
W1 9,20 x 2,5 x 2,4 x 1 55.200 7.250 400.200
W2 1/2 x 6,35 x 6 x 2,4 x 1 45.720 4.000 182.880
W3 1,5 x 6 x 2,4 x 1 28.800 3.000 86.400
W4 0,5 x 2 x2,4 x 1 2.400 3.500 8.400
W5 1,5 x 2,5 x 2,4 x 1 9.000 1.250 11.250
W11 1/4 x 3,14 x 0,944² x 2.4 1.679 0.500 0.839
Total 142.799 689.969
Pu1 8,5 x 5,9 x 1 50.150 4.250 213.138
Pu2 1/2 x (5,9 - 1,478) x 5,9 x 1 13.045 5.667 73.922
Total 63.195 287.059
ΣV = 79.604 ΣMV = 402.910
2. Gaya Horizontal

Notasi Berat Koef. Gaya Lengan Momen thd


Gempa ttk O ( tm )
W1 55.200 0.15 8.280 7.250 60.030
W2 45.720 0.15 6.858 4.000 27.432
W3 28.800 0.15 4.320 3.000 12.960
W4 2.400 0.15 0.360 3.500 1.260
W11 1.679 0.15 0.252 0.500 0.126
ΣH = 21.420 ΣMH = 103.495

3.Tekanan Horizontal dan Momen Tahanan


Pw1 1/2 x 1 x 5,9² 17.405 6.652 115.778
Ps 1/2 x ( 1.9 - 1 ) x 0.4 x 5,9² 6.266 6.652 41.680
Pd 1/2 x 1 x 5,9² x 0,15 2.611 6.982 18.229
Pa1 1/2 x 3 x 0,9² x 0.333 0.405 1.000 0.405
Pa2 1/2 x 0,5 x 0,9² x 0.333 0.067 2.333 0.157
Pa3 1/2 x 1,5 x0,9² x 0.333 0.202 0.667 0.135
Pp1 1/2 x 1,9 x 2² x 3 25.650 1.000 25.650
Pp2 1/2 x 1.9 x 2² x 3 11.400 1.000 11.400
64.006 213.434

2 Kontrol Stabilitas Untuk Kondisi Banjir


ΣV = 79.604
= 79.604 ton
ΣH = 21.420 ton
ΣMt = 402.910 tm
ΣMg = 103.495 + 213.434
= 316.930 tm
ΣMs = 402.910 - 316.930
= 85.981 tm

~. Momen Guling
SMT > 1.5 402.910 > 1.1
SMG 316.930
= 1.271 > 1.1 (OK !)

~. Geser
Sf =¦. ΣV > 1,1
ΣH
= 0,4 . 79.604 > 1,1
21.420
= 1.487 > 1,1
~. Terhadap Ekssntrisitas (e)
ΣM L L
e=| − |>
ΣV 2 6
= 85.981 - 8.5 > 1.333333333
79.604 2.000
= 1.080 - 4.25
= 3.170 > 1.333333

~. Terhadap tegangan yang terjadi


sijin pasir = 3 t/m2

σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]<σ

= 79.604 1.000 - 19.019363 <3


212.500 8.500
= 0.37460706 x -3.23757
= -1.213
Elevasi h(m) A(m2) P(m) R(m) V(m/s) Q(m3/s)
15 0 0.000 0 0 0 0
15.25 0.25 10.094 40,902 0.000 0.5516 5.5678504
15.5 0.5 20.375 41,803 0.000 0.8666 17.656975
15.75 0.75 30.844 42,705 0.001 1.1788 36.3589072
16 1 41.500 43,606 0.952 1.3552 56.2408
16.25 1.25 53.344 44,508 0.001 1.5806 84.3155264
16.5 1.5 63.375 45,409 0.001 1.7486 110.817525
16.75 1.75 74.594 46,311 0.002 1.9236 143.4890184
17 2 86.000 47,212 1.822 2.0888 179.6368
17.25 2.25 97.594 48,114 0.002 2.2428 218.8838232
17,376 2.376 103.508 48,568 0.002 2.3184 239.9729472

GRAFIK RATING CURVE SEBELUM A


TINGGI (h) m

2.5

2
0 0
1.5
5.56785 0.25
17.65698 0.5 1
36.35891 0.75
0.5
56.2408 1
84.31553 1.25 0
110.8175 1.5 0 50 100 150 200 250
143.489 1.75 DEBIT (Q) m3/s

179.6368 2
218.8838 2.25
239.9729 2.376
2. Gaya Horiotal yang bekerja pada bendung

Ka = 1 - sin q = 1 - sin 30 = 0.333


1 + sin q 1 + sin 30

Kp = 1 + sin q = 1 + sin 30 = 3.000


1 - sin q 1 - sin 30

Berat Koef. Gaya Jarak Momen


(Ton) Gempa (Ton) (m) (t.m)

We1 56.879 0.150 8.532 5.450 46.499


We2 45.720 0.150 6.858 6.652 45.619
We3 28.800 0.150 4.320 4.000 17.280
We4 2.400 0.150 0.360 2.500 0.900
We5 9.000 0.150 1.350 1.000 1.350
21.420 111.648

3.Tekanan Horizontal
Rumus yang digunakan adalah :
Pw1 = ½gW×Һ×H
Pw2 = ½gW×Һ×H
Ps = ½gsat-g×Cs×H²
Pd = ½gw×H²×Kh
Pa = ½gw×H²×Ka
Pp = ½gw×H²×Kp
> Daya dukung tanah
s pasir = 3 t/m2

ΣM L L
e=| − |<
ΣV 2 6
= #REF! < 1.283333

= #REF! t/m2 < 3 t/m2


Gaya Horizontal dan Momen Guling dari tubuh Bendung
Notasi Berat Koefisien gaya Lengan Momen
gempa guling
Ge1 5.819 0.15 0.873 8.267 7.216
Ge2 7.590 0.15 1.139 8.267 9.412
Ge3 25.300 0.15 3.795 5.000 18.975
Ge4 33.000 0.15 4.950 5.000 24.750
Ge5 57.200 0.15 8.580 4.167 35.753
Ge6 13.750 0.15 2.063 1.250 2.578
Ge7 4.400 0.15 0.660 2.000 1.320
Ge8 6.600 0.15 0.990 1.750 1.733
Ge9 8.800 0.15 1.320 1.500 1.980
Ge10 11.000 0.15 1.650 1.250 2.063
26.019 105.779

SHge = 26.019 tm
SMGe = 105.779 tm

SH = SGGe + SH
= 26.019 + #REF!
= #REF! tm
SMG(total) = SMGe + SMG
= 105.779 + #REF!
= #REF! tm

5.3 Kontrol Stabilitas terhadap gempa


> Momen Guling > Momen geser
SF = SMT > 1.25 SF = SV > 1.25
SMG(total) SHge
SF = #REF! > 1.25 SF = #REF! > 1.25
#REF! #REF!
SF = #REF! > 1.25 (OK) SF = #REF! > 1.25
am analisa stabilitas
W6
W7
Dalam analisa sta -
Perhitungan gaya -gaya yang bekerja pada bendung
Notasi Uraian Gaya Lengan Momen thd
ttk O ( tm )
G2 1/2 x 0.3416^2 x 2.2 0.128 7.573 0.972
G3 1/2 x 0.3416 ^2 x2.2 0.128 7.117 0.914
G4 6.662 x 2 x 0.3416 x 2.2 10.013 7.345 73.547
G5 1/2 x ( 6.662 + 0.3416 )^2 x 2.2 36.20 4.671 169.092
G6 2 x 3 x 2.2 13.200 6.700 88.440
G7 0.5 x 1.7 x 2.2 1.870 4.850 9.070
G8 1.5 x 2 x 2.2 6.600 3.000 19.800
G9 2 x 3x 2.2 13.200 1.000 6.000
W1 0.9767 x 0.3416 0.334 7.345 2.451
W2 1/2 x 0.9767 x 0.158 0.077 7.292 0.563
W3 0.111 x 9.906 1.100 3.581 3.937
Pw1 1/2 x 1 x 7.15^2 25.561 5.381 137.544
Ps 1/2 x ( 1.9 - 1 ) x 0.4 x 7.15 ^2 9.202 5.381 49.516

Pd 1/2 x 1 x 7.15^2 x 0.9 23.005 4.430 101.913


Pw2 1/2 x 1 x 2.1642^2 2.342 3.721 8.713
Pa1 1/2 x 1.9 x 2^2 x 0.333 1.265 0.660 0.835
Pa2 1/2 x 1.9 x 1^2 x 0.333 0.316 0.830 0.263
Pa3 1/2 x 1.9 x 0.5^2 x 0.333 0.079 0.165 0.013
Pp1 1/2 x 1.9 x 1.5^2 x 3 6.413 0.495 3.174
Pp2 1/2 x 1.9 x 2^2 x 3 11.400 0.660 7.524
U2 1/2 x 1 x ( 7.15 - 0.158 ) x 7.7 26.919 5.136 138.254
SV(-) = 82.848 SMV(-) = 374.785
SV(+) = #REF! SMV(+) = #REF!
SV = #REF! SMV = #REF!

SV = #REF! tm
SH = 11.971 tm
SMT = SMV (-)
= 394.197 tm
SMG = SMV (+) + SMH
SMS = SMT - SMG
= 394.197 - #REF! = #REF! tm

5.2 Kontrol Stabilitas Untuk Kondisi Banjir

> Momen Guling


SMT > 1.5
SMG

394.197 > 1.5

#REF!

#REF! > 1.5 (OK !)

> Momen geser


SH

#REF! > 2.0 (OK !)

> Daya dukung tanah


s pasir = 3 t/m2 ΣM L L
e=| − |<
ΣV 2 6
= #REF! < 1.283333

σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]

Ge2 7.590 0.15 1.139 8.267 9.412
Ge3 25.300 0.15 3.795 5.000 18.975
Ge4 33.000 0.15 4.950 5.000 24.750
Ge5 57.200 0.15 8.580 4.167 35.753
Ge7 4.400 0.15 0.660 2.000 1.320
Ge9 8.800 0.15 1.320 1.500 1.980
Ge10 11.000 0.15 1.650 1.250 2.063
22.094 94.252

SHge = 22.094 tm
SMGe = 94.252 tm

SH = SGGe + SH
= 22.094 + 11.971
= 34.065 tm

SMG(total) = SMGe + SMG


= 94.252 + #REF!
= #REF! tm

5.3 Kontrol Stabilitas terhadap gempa


> Momen Guling > Momen geser
SF = SMT > 1.25 SF = SV > 1.25
SMG(total) SHge
SF = 394.197 > 1.25 SF = #REF! > 1.25
#REF! 11.971
SF = #REF! > 1.25 (OK) SF = #REF! > 1.25
0.02 70
0.02 70 0.394
0.02 70 0.619
0.02 70 0.842
0.02 70 0.968
0.02 70 1.129
0.02 70 1.249
0.02 70 1.374
0.02 70 1.492
0.02 70 1.602
0.02 70 1.656

TING CURVE SEBELUM ADA BENDUNG

0 150 200 250 300


DEBIT (Q) m3/s
(OK)
Momen thd
ttk O ( tm )
(OK)
Konstruksi bendung pada waktu air normal

Panjang Rembesan lw
ΔH =
TITIK GARIS Vertikal Horizontal 1/3 H lw cw H Px = H - DH
(m) (m) (m) (m) ( kN/m2 ) ( kN/m2 ) ( kN/m2 )
A 0.000 0.000 5.900 5.900
A- B 4.000
B 4.000 0.431 9.900 9.469
B-C 4.000 1.333
C 5.333 0.574 9.900 9.326
C-D 2.500
D 7.833 0.843 7.400 6.557
D-E 5.000 1.667
E 9.500 1.023 7.400 6.377
E-F 3.000
F 12.500 1.346 10.400 9.054
F-G 3.000 1.000
G 13.500 1.453 10.400 8.947
G-H 2.000
H 15.500 1.668 8.400 6.732
H-I 2.000 0.667
I 16.167 1.740 8.400 6.660
I-J 0.500
J 16.667 1.794 8.900 7.106
J-K 3.000 1.000
K 17.667 4.530 8.900 4.370
K-L 1.500
L 19.167 4.915 7.400 2.485
L-M 3.000 1.000
M 20.167 5.171 7.400 2.229
M-N 2.000
N 22.167 5.684 9.400 3.716
N-O 3.000 1.000
O 23.167 5.940 9.400 3.460
O-P 0.500
P 23.667 6.068 8.900 2.832
P-Q 2.500 0.833
Q 24.500 6.282 8.900 2.618
Q-R 0.500
R 25.000 6.410 9.400 2.990
R-S 2.000 0.667
S 25.667 6.581 9.400 2.819
S-T 0.500
T 26.167 6.709 9.900 3.191
T-U 1.500 0.500
U 26.667 6.838 9.900 3.062
U-V 0.500
V 27.167 6.966 9.400 2.434
V-W 2.000 0.667 .
W 27.833 7.137 9.400 2.263
W-X 2.000
X 29.833 7.650 11.400 3.750
X-Y 2.000 0.667
Y 30.500 7.821 11.400 3.579
Y-Z 3.410
Z 33.910 8.695 7.990 -0.705

Panjang Rembesan
lw
TITIK GARIS Vertikal Horizontal 1/3 H lw ΔH = H Px = H - DH
cw
(m) (m) (m) (m) ( kN/m )2
( kN/m )
2
( kN/m2 )
A 0.000 0.000 7.681 7.681
A- B 4.000
B 4.000 1.026 11.681 10.655
B-C 3.500 1.167
C 5.167 1.325 11.681 10.356
C-D 2.500
D 7.667 1.966 9.181 7.215
D-E 4.500 1.500
E 9.167 2.350 9.181 6.831
E-F 3.000
F 12.167 3.120 12.181 9.061
F-G 2.500 0.833
G 13.000 3.333 12.181 8.848
G-H 2.000
H 15.000 3.846 10.181 6.335
H-I 1.500 0.500
I 15.500 3.974 10.181 6.207
I-J 0.500
J 16.000 4.103 10.681 6.578
J-K 2.000 0.667
K 16.667 4.274 10.681 6.407
K-L 1.500
L 18.167 4.658 9.181 4.523
L-M 2.500 0.833
M 19.000 4.872 9.181 4.309
M-N 2.000
N 21.000 5.385 11.181 5.796
N-O 2.000 0.667
O 21.667 5.556 11.181 5.625
O-P 0.500
P 22.167 5.684 10.681 4.997
P-Q 1.500 0.500
Q 22.667 5.812 10.681 4.869
Q-R 0.500
R 23.167 5.940 11.181 5.241
R-S 1.000 0.333
S 23.500 6.026 11.181 5.155
S-T 0.500
T 24.000 6.154 11.681 5.527
T-U 1.000 0.333
U 24.333 6.239 11.681 5.442
U-V 0.500
V 24.833 6.368 11.181 4.813
V-W 1.500 0.500 .
W 25.333 6.496 11.181 4.685
W-X 2.000
X 27.333 7.009 13.181 6.172
X-Y 1.500 0.500
Y 27.833 7.137 13.181 6.044
Y-Z 3.410
Z 31.243 8.011 9.771 1.760
Rumus : (KP. 02, hal 116)

Lx L = Panjang total bidang kontak bendung dan tanah bawah (m


(
Px= Hx −
gw = 1 t/m3 L )
. ΔH γ w
Lx = Jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x (m)
DH = Beda tinggi energi (m)
Hx = Tinggi energi dihulu bendung (m)

Titik Hx Lx L DH Px
(m) (m) (m) (m) (t/m2)
1.000 5.900 0.000 14.000 5.920 5.900
2.000 9.900 2.500 14.000 5.920 8.843
3.000 9.900 5.000 14.000 5.920 7.786
4.000 7.400 6.500 14.000 5.920 4.651
5.000 7.400 8.500 14.000 5.920 3.806
6.000 10.400 9.000 14.000 5.920 6.594
7.000 10.400 11.000 14.000 5.920 5.749
8.000 8.150 11.500 14.000 5.920 3.287
9.000 8.150 13.500 14.000 5.920 2.441
10.000 8.650 14.000 14.000 5.920 2.730
11.000 8.650 16.000 14.000 5.920 1.884
12.000 9.650 17.500 14.000 5.920 2.250
13.000 9.650 18.500 14.000 5.920 1.827
14.000 7.150

cw= 2.750 11.219

7.681
ntak bendung dan tanah bawah (m)
kontak dari hulu sampai x (m)
5.1 Perhitungan Stabilitas Bendung

Untuk mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa sta -
bilitas bendung dilakukan kontrol terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah.

Dengan data - data sebagai berikut :


- CL untuk pasir kasar = 5.0
- berat volume tanah = 1.9
- sudut geser dalam (f) = 30o (KP. 02, hal 110)

Gaya - gaya yang bekerja pada tubuh bendung adalah :


- Tekanan air (w)
- Beban mati (G)
- Tekanan lumpur (sedimen) Ps
- Tekanan tanah (P)
- Tekanan Up Lift (U)

Selama terjadi banjir rencana (Q100) = 40.00 m3/dtk, maka air dihulu bendung elevasinya 83.127
Perhitungan :
Ka = 1 - sin q = 1 - sin 30 = 0.333
1 + sin q 1 + sin 30
Kp = 1 + sin q = 1 + sin 30 = 3.000
1 - sin q 1 - sin 30
gt = 1.9 t/m3 g pasangan batu kali = 2.2 t/m3
gL = gt - gw
= 0.9

Perhitungan gaya -gaya yang bekerja pada bendung


Notasi Uraian Gaya Lengan Momen thd
ttk O ( tm )
G1 1/4 x 3.14 x 0.488 ^2 x2.2 0.411 7.345 3.021
G2 1/2 x 0.3416^2 x 2.2 0.128 7.573 0.972
G3 1/2 x 0.3416 ^2 x2.2 0.128 7.117 0.914
G4 6.662 x 2 x 0.3416 x 2.2 10.013 7.345 73.547
G5 1/2 x ( 6.662 + 0.3416 )^2 x 2.2 36.20 4.671 169.092
G6 2 x 3 x 2.2 13.200 6.700 88.440
G7 0.5 x 1.7 x 2.2 1.870 4.850 9.070
G8 1.5 x 2 x 2.2 6.600 3.000 19.800
G9 2 x 3x 2.2 13.200 1.000 6.000
W1 0.9767 x 0.3416 0.334 7.345 2.451
W2 1/2 x 0.9767 x 0.158 0.077 7.292 0.563
W3 0.111 x 9.906 1.100 3.581 3.937
Pw1 1/2 x 1 x 7.15^2 25.561 5.381 137.544
Ps 1/2 x ( 1.9 - 1 ) x 0.4 x 7.15 ^2 9.202 5.381 49.516
Pd 1/2 x 1 x 7.15^2 x 0.9 23.005 4.430 101.913
Pw2 1/2 x 1 x 2.1642^2 2.342 3.721 8.713
Pa1 1/2 x 1.9 x 2^2 x 0.333 1.265 0.660 0.835
Pa2 1/2 x 1.9 x 1^2 x 0.333 0.316 0.830 0.263
Pa3 1/2 x 1.9 x 0.5^2 x 0.333 0.079 0.165 0.013
Pp1 1/2 x 1.9 x 1.5^2 x 3 6.413 0.495 3.174
Pp2 1/2 x 1.9 x 2^2 x 3 11.400 0.660 7.524
U1 7.7 x 0.158 x 1 1.217 3.850 4.684
U2 1/2 x 1 x ( 7.15 - 0.158 ) x 7.7 26.919 5.136 138.254
SV(-) = 83.259 SMV(-) = 377.806
SV(+) = 28.136 SMV(+) = 142.938
SV = 55.123 SMV = 234.868

SV = 55.123 tm
SH = 11.971 tm
SMT = SMV (-)
= 397.218 tm
SMG = SMV (+) + SMH
= 142.938 + 11.971 = 154.910 tm
SMS = SMT - SMG
= 397.218 - 154.910 = 254.280 tm

5.2 Kontrol Stabilitas Untuk Kondisi Banjir

> Momen Guling


SMT > 1.5
SMG
397.218 > 1.5
154.910
2.564 > 1.5 (OK !)

> Momen geser


SV. F > 2.0 Nilai f untuk lempung = 0.5 (KP.02, hal. 121)
SH

2.302 > 2.0 (OK !)

> Daya dukung tanah


s pasir = 3 t/m2

ΣM L L
e=| − |<
ΣV 2 6
= 0.763 < 1.283333

σ max =
ΣV
A [ 1−
6e
L ]

= 2.813 t/m2 < 3 t/m2

Gaya Horizontal dan Momen Guling dari tubuh Bendung

Notasi Berat Koefisien gaya Lengan Momen


gempa guling
Ge1 5.819 0.15 0.873 8.267 7.216
Ge2 7.590 0.15 1.139 8.267 9.412
Ge3 25.300 0.15 3.795 5.000 18.975
Ge4 33.000 0.15 4.950 5.000 24.750
Ge5 57.200 0.15 8.580 4.167 35.753
Ge6 13.750 0.15 2.063 1.250 2.578
Ge7 4.400 0.15 0.660 2.000 1.320
Ge8 6.600 0.15 0.990 1.750 1.733
Ge9 8.800 0.15 1.320 1.500 1.980
Ge10 11.000 0.15 1.650 1.250 2.063
26.019 105.779

SHge = 26.019 tm
SMGe = 105.779 tm

SH = SGGe + SH
= 26.019 + 11.971
= 37.990 tm

SMG(total) = SMGe + SMG


= 105.779 + 154.910
= 260.688 tm

5.3 Kontrol Stabilitas terhadap gempa


> Momen Guling > Momen geser
SF = SMT > 1.25 SF = SV > 1.25
SMG(total) SHge
SF = 397.218 > 1.25 SF = 55.123 > 1.25
260.688 11.971
SF = 1.524 > 1.25 (OK) SF = 4.605 > 1.25 (OK)

You might also like