Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan
Ibu dengan Gangguan Infeksi pada
Sistem Reproduksi
Tim Penyusun :
2 Reguler A
1
Mata Kuliah:Maternitas
KATA PENGANTAR
2
Mata Kuliah:Maternitas
DAFTAR ISI
Latihan ....................................................................... 13
Tes Fomatif ................................................................. 14
Rangkuman .................................................................. 15
Daftar Pustaka ............................................................. 16
3
Mata Kuliah:Maternitas
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petunjuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
RELEVANSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUJUK BELAJAR
4
Mata Kuliah:Maternitas
PENDAHULUAN
TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami
Asuhan Keperawatan ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi
SUB POKOK BAHASAN
5
Mata Kuliah:Maternitas
INDIKATOR PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
A. Definisi
Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak
merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai gatal, dan juga terasa panas.
Vulvitis ini biasanya terdapat pada daerah vulva, khususnya pada kelompok
bartolini pada labia mayora dan minora.
Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas
Padjadjaran 1981). Vulvitis adalah inflamasi vulva akut
(sinklair,Webb.1992).
Vulvitis adalah infeksi pada vulva sebagian besar dengan gejala
keputihan atau leukora dan tanpa infeksi lokal (Manuaba.2001)
6
Mata Kuliah:Maternitas
B. Etiologi
Penyebab Vulvitis adalah sebaagai berikut:
1. Penyakit kelamin gonore akibat bakteri streptokokus
2. Herpes genitalis, yang disebabkan oleh herpes labialis.
3. Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita diabetes mellitus.
C. Klasifikasi
Vulvitis umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan :
1. Bersifat lokal.
2. Timbul bersama-sama atau sebagai akibat vaginitis.
3. Merupakan permulaan atau manifestasi dari penyakit umum.
Infeksi yang termasuk vulvitis lokal adalah :
1. Infeksi pada kulit, termasuk rambut kelenjar- kelenjar keringat. Infeksi ini
timbul karena trauma atau sebab lain.
2. Infeksi pada orifisium uretra eksternum, glandula parauretralis. Infeksi ini
biasanya disebabkan gonore.
3. Infeksi pada glandula bartolini.
D. Patofisiologi
Penyakit Gonore Streptokokus Basil Colli, Herpes Genitalis, serta
Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita DM, Merangsang
terjadinya peradangan didaerah vulva yang pada kelenjar Bartholini
menyebabkan Peradangan berupa pembesaran kelenjar Bartholini merah nyeri
dan panas, kemudian masuk ke duktus dan tersumbat serta terasa mengganjal
ketika koitus maka terjadi gangguan fungsi seksual. Pada Labia minora, Labia
mayora dan preputium menyebabkan panas gatal didaerah tersebut. Pada
daerah vulva secara umum menyebabkan nyeri gatal dan terjadi kerusakan
integritas jaringan nyeri gangguan rasa nyaman.
7
Mata Kuliah:Maternitas
E. Pathway Keperawatan
Merangsang terjadinya
peradangan didaerah MK :
Demam
vulva Hipertensi
Nyeri gatal
Peradangan Panas gatal
berupa didaerah
pembesaran tersebut
kelenjar MK : kerusakan integritas
Bartholini merah jaringan nyeri gangguan
nyeri dan panas rasa nyaman
Masuk ke duktus
dan tersumbat
8
Mata Kuliah:Maternitas
F. Manifestasi Klinis
Menurut Universitas Padjajaran (1981) manifestasi klinis Vulvitis yaitu :
1. Perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing
2. Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh
gerakan
3. Gangguan koitus
4. Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret
G. Penatalaksanaan
1. Infeksi bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7-10hari
Ikonazol : 7gram 1-2kali per hari selama 3,5-7hari
Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5
– 7 hari
Asam borat : 600mg 2 kali perhari selama 7 hari
2. Infeksi dengan trichomonas
Metronidazole : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual
laki – lakinya (tahap I)
Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari terapi seksual
pasangan laki9 – lakinya (tahap rekurens)
3. Infeksi dengan jamur
Diberi nystatin biasanya diberi dalam bentuk ovula
4. Kolpitis senilis
Selain dari antibiotika atau antibiotika diberi salep yang mengandup
estrogen selama 20 hari.
9
Mata Kuliah:Maternitas
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktifitas dan istirahat
Gejala: malaise
2. Sirkulsi
Tanda:
a. Tekanan darah normal atau sedikit dibawah jangkauan normal (selama
hasil curah jantung tetap meningkat).
b. Denyut jantung perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamika) lemah,
lembut, mudah hilang, takikardi ekstrim syok.
c. Suara jantung: distrimia dan dapat mengakibatkan disfungsi miokard,
efek dari asidosis atau ketidakseimbangan eleltrolit.
d. Kulit hangat kering bercahaya (vasodilatasi) pucat, lembab, dan buram
(vasokonstriksi).
3. Eliminasi
Gejala : diare, penurunan keluaran, konsentrasi urine meningkat,
perkembangan k arah oliguria dan anuria.
4. Pencernaan
Tanda: penurunan BB, penurunan lemak subkutan atau massa otot
(malnutrisi).
5. Neurosensori
Gejala sakit kepala: pusing, pingsan.
Tanda :urtikaria atau pruritus umum.
6. Nyeri, ketidaknyamanan
Gejala :kejang abdominal, lokalisasi, sakit, atau ketidaknyamann.
Tanda :urtikaria atau pruritusumum.
7. Pernapasan
Gejala: takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan penggunaan
infeksi baru, penyakit virus.
Tanda :
a. Suhu umumnya meningkat (37,9°C atau lebih), tetapi mungkin normal
pada lansia, kadang suhu subnormal (dibawah 36,6°C).
b. Menggigil.
c. Luka lama yang sulit sembuh, drainase purulen, lokalisasi eritema
ruam, dan eritema makular.
8. Seksualitas
Gejala : pruritus perineum, baru saja menjalani kelahiran atau absorbs.
Tanda : laserasi vulva, pengeringan bagian purulen.
10
Mata Kuliah:Maternitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk
mengatasi infeksi.
2. Hipertermia yang berhubungan dengan proses penyakit dan efek langsung
dari sirkulasi endoksin pada hiothalamus serta perubahan pada regulasi
temperature.
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk
mengatasi infeksi.
Intervensi Rasional
Mandiri
Cuci tangan sebelum dan sesudah Megurangi kontaminasi silang.
melakukan aktivitas atau Mengurangi jumlah lokasi yang dapat
tindakan. menjadi tempat masuknya organism.
Mencatat tanda inflamasi: infeksi
lokal perubahan pada karakter
drainase luka atau sputum dari urine.
11
Mata Kuliah:Maternitas
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencangkup tindakan, mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dan kesimpulan perawat, bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan
oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
E. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada
hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
12
Mata Kuliah:Maternitas
LATIHAN
ESSAY
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan vulvitis!
2. Sebut dan jelaskan penyebab dari vulvitis!
3. Sebutkan diagnosa yang mungkin muncul pada penyakit vulvitis!
JAWABAN
1. Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak
merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai gatal, dan juga terasa panas.
Vulvitis ini biasanya terdapat pada daerah vulva, khususnya pada
kelompok bartolini pada labia mayora dan minora.
13
Mata Kuliah:Maternitas
TES FORMATIF
Soal soal !
Pilihan Ganda
Kasus 1
Ny. T, seorang ibu rumah tangga datang ke poli kandungan dengan keluhan
ada bengkak di daerah kemaluan bagian bawah, ada leukore, panas dan nyeri
waktu kencing, dari hasil anamnesa suami bekerja sebagai driver bus antar
provinsi dan pulangnya satu minggu sekali.
1. Sesuai data kasus diatas Ny. T menderita penyakit .......
a. Vulvitis
b. Vaginitis
c. Cervixitis
d. Bartholinitis
e. Endometriosis
14
Mata Kuliah:Maternitas
RANGKUMAN
15
Mata Kuliah:Maternitas
DAFTAR PUSTAKA
16