You are on page 1of 16

Mata Kuliah:Maternitas

MODUL BAHAN AJAR

Asuhan Keperawatan
Ibu dengan Gangguan Infeksi pada
Sistem Reproduksi

Tim Penyusun :

1. Tryas Novelina P (P1337420316005)


2. Yolanda Eka P (P1337420316013)
3. Bardan Maula Faza P (P1337420316031)
4. Animatur Rosyi (P1337420316032)
5. Syahliya Fitriyani (P1337420316038)
6. Nur Rahmawati (P1337420316039)
7. Uswatun Chasanah (P1337420316046)
8. Nur Susiyamtiningsih (P1337420316048)
9. Riski Dian C (P1337420316049)
10. Reno Fandany (P1337420316050)

2 Reguler A

1
Mata Kuliah:Maternitas

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa, Modul Pembelajaran Maternitas telah dapat diselesaikan.
Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi pebelajar dalam membantu
dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal
untuk belajar secara mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara
mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-
soal latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus ber-feedback langsung
terhadap kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mampu mengoreksi secara
cepat berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit
materi tertentu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara
optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekalongan, 9 Oktober 2017

2
Mata Kuliah:Maternitas

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................. 2


Daftar Isi .................................................................... 3
KB I:KEPERAWATAN MATERNITAS ............................. 4
Pendahuluan ................................................................ 5
Tujuan/KD ................................................................... 5
Sub pokok Bahasan:
Indikator.................................................................. 6
Uraian Materi ........................................................... 6
1. Pengertian Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi ........... 6
2. Pengkajian pada Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi.. 10
3. Diagnosa pada Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi .... 11
4. Intervensi pada kehamilan Ibu dengan gangguan infeksi pada system
Reproduksi ................................................................................................. 11
5. Implementasi pada kehamilan Ibu dengan gangguan infeksi pada system
Reproduksi ................................................................................................. 12
6. Evaluasi pada Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi...... 12

Latihan ....................................................................... 13
Tes Fomatif ................................................................. 14
Rangkuman .................................................................. 15
Daftar Pustaka ............................................................. 16

3
Mata Kuliah:Maternitas

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petunjuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami


Asuhan Keperawatan Gangguan Reproduksi Vulvilitis

RELEVANSI

Materi dalam modul Asuhan Keperawatan Ibu dengan gangguan


infeksi pada sistem Reproduksi ini di berikan pada semester 3
berkaitan dengan Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa


mampu memahami Asuhan Keperawatan Ibu dengan gangguan infeksi
pada sistem Reproduksi.

PETUJUK BELAJAR

Modul Asuhan Keperawatan Ibu dengan gangguan infeksi pada


system Reproduksi ini terdiri dari 1 modul yang berisi materi
beserta latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk
bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

4
Mata Kuliah:Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN GANGGUAN


INFEKSI PADA SYSTEM

PENDAHULUAN

Apakah anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk Asuhan Keperawatan


Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang infeksi pada system Reproduksi,
Pengkajian pada ibu hamil dalam gangguan infeksi pada system Reproduksi,
Diagnosa pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi, Intervensi
pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi, Evaluasi pada ibu
dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami
Asuhan Keperawatan ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi
SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian Ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi


2. Pengkajian pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi
3. Diagnosa pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi
4. Intervensi pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi
5. Evaluasi pada ibu dengan gangguan infeksi pada system Reproduksi

5
Mata Kuliah:Maternitas

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana Pengertian ibu dengan


gangguan infeksi pada system Reproduksi
2. Mahasiswa mampu mengkaji pada ibu dengan gangguan infeksi pada
system Reproduksi
3. Mahasiswa mampu mendiagnosa pada ibu dengan gangguan infeksi
pada system Reproduksi
4. Mahasiswa mampu mengintervensi pada ibu dengan gangguan infeksi
pada system Reproduksi
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada ibu dengan gangguan infeksi
pada system Reproduksi

URAIAN MATERI

ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN GANGGUAN


INFEKSI REPRODUKSI (VULVITIS)

A. Definisi
Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak
merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai gatal, dan juga terasa panas.
Vulvitis ini biasanya terdapat pada daerah vulva, khususnya pada kelompok
bartolini pada labia mayora dan minora.
Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas
Padjadjaran 1981). Vulvitis adalah inflamasi vulva akut
(sinklair,Webb.1992).
Vulvitis adalah infeksi pada vulva sebagian besar dengan gejala
keputihan atau leukora dan tanpa infeksi lokal (Manuaba.2001)
6
Mata Kuliah:Maternitas

B. Etiologi
Penyebab Vulvitis adalah sebaagai berikut:
1. Penyakit kelamin gonore akibat bakteri streptokokus
2. Herpes genitalis, yang disebabkan oleh herpes labialis.
3. Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita diabetes mellitus.

C. Klasifikasi
Vulvitis umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan :
1. Bersifat lokal.
2. Timbul bersama-sama atau sebagai akibat vaginitis.
3. Merupakan permulaan atau manifestasi dari penyakit umum.
Infeksi yang termasuk vulvitis lokal adalah :
1. Infeksi pada kulit, termasuk rambut kelenjar- kelenjar keringat. Infeksi ini
timbul karena trauma atau sebab lain.
2. Infeksi pada orifisium uretra eksternum, glandula parauretralis. Infeksi ini
biasanya disebabkan gonore.
3. Infeksi pada glandula bartolini.

D. Patofisiologi
Penyakit Gonore Streptokokus Basil Colli, Herpes Genitalis, serta
Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita DM, Merangsang
terjadinya peradangan didaerah vulva yang pada kelenjar Bartholini
menyebabkan Peradangan berupa pembesaran kelenjar Bartholini merah nyeri
dan panas, kemudian masuk ke duktus dan tersumbat serta terasa mengganjal
ketika koitus maka terjadi gangguan fungsi seksual. Pada Labia minora, Labia
mayora dan preputium menyebabkan panas gatal didaerah tersebut. Pada
daerah vulva secara umum menyebabkan nyeri gatal dan terjadi kerusakan
integritas jaringan nyeri gangguan rasa nyaman.

7
Mata Kuliah:Maternitas

E. Pathway Keperawatan

Penyakit Gonore Adanya jaringan


Streptokokus Basil Herpes Genitalis yang banyak
Colli glukosa pada
penderita DM

Merangsang terjadinya
peradangan didaerah MK :
Demam
vulva Hipertensi

Pada kelenjar Labia minora Daerah vulva


Bartholini Labia mayora secara umum
dan preputium

Nyeri gatal
Peradangan Panas gatal
berupa didaerah
pembesaran tersebut
kelenjar MK : kerusakan integritas
Bartholini merah jaringan nyeri gangguan
nyeri dan panas rasa nyaman

Masuk ke duktus
dan tersumbat

Terasa mengganjal ketika koitus MK : Gangguan fungsi seksual

8
Mata Kuliah:Maternitas

F. Manifestasi Klinis
Menurut Universitas Padjajaran (1981) manifestasi klinis Vulvitis yaitu :
1. Perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing
2. Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh
gerakan
3. Gangguan koitus
4. Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret

G. Penatalaksanaan
1. Infeksi bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7-10hari
Ikonazol : 7gram 1-2kali per hari selama 3,5-7hari
Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5
– 7 hari
Asam borat : 600mg 2 kali perhari selama 7 hari
2. Infeksi dengan trichomonas
Metronidazole : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual
laki – lakinya (tahap I)
Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari terapi seksual
pasangan laki9 – lakinya (tahap rekurens)
3. Infeksi dengan jamur
Diberi nystatin biasanya diberi dalam bentuk ovula
4. Kolpitis senilis
Selain dari antibiotika atau antibiotika diberi salep yang mengandup
estrogen selama 20 hari.

Selain obat – obatan sebaiknya juga penderita memakai pakaian


dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringan sehingga sirkulasi
udara tetap terjaga, misalnya teruat dari katun serta menjaga kebersihan
vulva sebaiknya gunakan sabun gliserin. Untuk mengurangi nyeri dan
gatal – gatal bisa dibanti dengan kompres dingin pada vulva atau
berendam dalam air dingin.Untuk mengurangi gatal – gatal yang bukan
disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep kortikosteroid dan
antihistamin per oral (tablet) Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk
mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

9
Mata Kuliah:Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktifitas dan istirahat
Gejala: malaise
2. Sirkulsi
Tanda:
a. Tekanan darah normal atau sedikit dibawah jangkauan normal (selama
hasil curah jantung tetap meningkat).
b. Denyut jantung perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamika) lemah,
lembut, mudah hilang, takikardi ekstrim syok.
c. Suara jantung: distrimia dan dapat mengakibatkan disfungsi miokard,
efek dari asidosis atau ketidakseimbangan eleltrolit.
d. Kulit hangat kering bercahaya (vasodilatasi) pucat, lembab, dan buram
(vasokonstriksi).
3. Eliminasi
Gejala : diare, penurunan keluaran, konsentrasi urine meningkat,
perkembangan k arah oliguria dan anuria.
4. Pencernaan
Tanda: penurunan BB, penurunan lemak subkutan atau massa otot
(malnutrisi).
5. Neurosensori
Gejala sakit kepala: pusing, pingsan.
Tanda :urtikaria atau pruritus umum.
6. Nyeri, ketidaknyamanan
Gejala :kejang abdominal, lokalisasi, sakit, atau ketidaknyamann.
Tanda :urtikaria atau pruritusumum.
7. Pernapasan
Gejala: takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan penggunaan
infeksi baru, penyakit virus.
Tanda :
a. Suhu umumnya meningkat (37,9°C atau lebih), tetapi mungkin normal
pada lansia, kadang suhu subnormal (dibawah 36,6°C).
b. Menggigil.
c. Luka lama yang sulit sembuh, drainase purulen, lokalisasi eritema
ruam, dan eritema makular.
8. Seksualitas
Gejala : pruritus perineum, baru saja menjalani kelahiran atau absorbs.
Tanda : laserasi vulva, pengeringan bagian purulen.
10
Mata Kuliah:Maternitas

9. Penyuluhan dan pembelajaran


Gejala : masalah kesehatan kronis atau melemahkan, misalnya penyakit
hati, ginjal, sakit jantung, kanker, DM, dan kecanduan alkohol.
10. Riwayat splenektomi
Baru saja menjalani operasi prosedur invasive, luka traumatik, penggunaan
antibiotik baru saja atau jangka panjang.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk
mengatasi infeksi.
2. Hipertermia yang berhubungan dengan proses penyakit dan efek langsung
dari sirkulasi endoksin pada hiothalamus serta perubahan pada regulasi
temperature.

C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk
mengatasi infeksi.
Intervensi Rasional
Mandiri
Cuci tangan sebelum dan sesudah Megurangi kontaminasi silang.
melakukan aktivitas atau Mengurangi jumlah lokasi yang dapat
tindakan. menjadi tempat masuknya organism.
Mencatat tanda inflamasi: infeksi
lokal perubahan pada karakter
drainase luka atau sputum dari urine.

Batasi penggunaan alat/ prosedur Dapat mengidentifikasikan secara dini


invasive, jika memungkinkan gejala infeksi sekunder.
lakukan inspeksi terhadap luka/
sisi alat invasive setiap hari.

Gunakan teknik steril pada waktu Mencegah masuknya bakteri ,


penggantian balutan, pengisapan, mengurangi risiko infeksi nosokomial.
berikan lokasi perawatan. Demam (30,5-40°C) disebabkan oleh
efek endotoksin pada hipotalamus dan
endofin yang melepaskan pirogen
hipotermia.

11
Mata Kuliah:Maternitas

2. Diagnosis 2: hipertermia yang berhubungan dengan proses penyakit dan


efek langsung dari sirkulasi endoksin pada hiothalamus serta perubahan
pada regulasi temperature.
Intervensi Rasional
Mandiri
Pantau suhu ibu (derajat dan Suhu 38,9-41,1°C menunjukkan proses
pola), perhatikan adanya penyakit infeksius akut.
menggigil diaphoresis.

Pantau suhu lingkungan, Suhu ruangan/ jumlah selimut harus


batasi/ tambahkan linen tempat diubh untuk mempertahankan suhu
tidur sesuai dengan indikasi. mendekati normal, sehingga dapat
membantu mengurangi demam.

Berikan kompres mandi Digunakan untuk mengurangi demam


hangat, hindari penggunaan dengan aksi sentralnya pada hipotalamus,
alcohol. meskipun demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi pertumbuhan
organism dan meningkatkan reproduksi
Kolaborasi dari sel-sel yang terinfeksi
Berikan antiseptic, misalnya
ASA (aspirin, asitominoven,
tylenol). Digunakan untuk mengurangi demam,
umumnya lebih besar dari 39,5-40°C
Berikan selimut pendingin. pada waktu terjadi kerusakan.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencangkup tindakan, mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dan kesimpulan perawat, bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan
oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada
hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

12
Mata Kuliah:Maternitas

LATIHAN

ESSAY
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan vulvitis!
2. Sebut dan jelaskan penyebab dari vulvitis!
3. Sebutkan diagnosa yang mungkin muncul pada penyakit vulvitis!

JAWABAN
1. Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak
merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai gatal, dan juga terasa panas.
Vulvitis ini biasanya terdapat pada daerah vulva, khususnya pada
kelompok bartolini pada labia mayora dan minora.

2. Penyebab Vulvilitis adalah sebagai berikut :


Penyakit kelamin gonore akibat bakteri streptokokus
Herpes genitalis, yang disebabkan oleh herpes labialis.
Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita diabetes mellitus.

3. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah :


1) Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk
mengatasi infeksi.
2) Hipertermia yang berhubungan dengan proses penyakit dan efek
langsung dari sirkulasi endoksin pada hiothalamus serta perubahan pada
regulasi temperature.

13
Mata Kuliah:Maternitas

TES FORMATIF
Soal soal !
Pilihan Ganda

Kasus 1
Ny. T, seorang ibu rumah tangga datang ke poli kandungan dengan keluhan
ada bengkak di daerah kemaluan bagian bawah, ada leukore, panas dan nyeri
waktu kencing, dari hasil anamnesa suami bekerja sebagai driver bus antar
provinsi dan pulangnya satu minggu sekali.
1. Sesuai data kasus diatas Ny. T menderita penyakit .......
a. Vulvitis
b. Vaginitis
c. Cervixitis
d. Bartholinitis
e. Endometriosis

2. Komplikasi yang mungkin muncul pada penyakit Ny. T adalah ........


a. Vaginitis
b. Miometritis
c. Bartholinitis
d. Endometriosis
e. Cervixitis

3. Tindakan yang sesuai dengan kewenangan bidan atau perawat dalam


menangani kasus yang dialami Ny. T adalah ..........
a. Kompres betadine
b. Memberikan albothyl
c. Memberikan AgNO3 10 %
d. Memberikan antibiotik
e. Bilas vagina

14
Mata Kuliah:Maternitas

RANGKUMAN

Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak


merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai gatal, dan juga terasa panas.
Vulvitis ini biasanya terdapat pada daerah vulva, khususnya pada kelompok
bartolini pada labia mayora dan minora. Penyebab dari vulvitis itu sendiri
adalah penyakit kelamin gonore akibat bakteri streptokokus, herpes genitalis,
yang disebabkan oleh herpes labialis, adanya jaringan yang banyak glukosa
pada penderita diabetes mellitus.
Penyakit Gonore Streptokokus Basil Colli, Herpes Genitalis, serta
Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita DM, Merangsang
terjadinya peradangan didaerah vulva yang pada kelenjar Bartholini
menyebabkan Peradangan berupa pembesaran kelenjar Bartholini merah nyeri
dan panas, kemudian masuk ke duktus dan tersumbat serta terasa mengganjal
ketika koitus maka terjadi gangguan fungsi seksual. Pada Labia minora, Labia
mayora dan preputium menyebabkan panas gatal didaerah tersebut. Pada
daerah vulva secara umum menyebabkan nyeri gatal dan terjadi kerusakan
integritas jaringan nyeri gangguan rasa nyaman.

15
Mata Kuliah:Maternitas

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani, S.ST., M.Biomed., Asuhan Keperawatan Maternitas., Salemba


Medika : Jakarta 2011
http://irmawijiastuti.blogspot.co.id/2012/09/askeb-nifas-vulvitis-dan-
vaginitis.html. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 pukul
21.00 WIB

16

You might also like